Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/352281988

Organisasi Internasional Sebagai Subjek Hukum Internasional Ad Mulya


Yudha Asmanto (20190610034)

Article · June 2021

CITATIONS READS

0 7,107

2 authors, including:

Ad Mulya Yudha Asmanto


Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Ad Mulya Yudha Asmanto on 10 June 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Organisasi Internasional Sebagai Subjek Hukum Internasional
Ad Mulya Yudha Asmanto
(20190610034)

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Organisasi internasional yang dibentuk melalui kesepakatan bersama antar Negara
melalui suatu instrument pokok, apakah itu berbentuk Kovenan, Piagam, Statuta,
Akord atau instrument pokok lainnya, telah memberikan ketentuan-ketentuan dasar
yang penting yang mengatur tentang prinsip dan tujuan, tugas dan fungsi, hukumnya,
badan-badannya, hak dan kewajiban para anggota serta masalah-masalah penting
lainnya dari organisasi tersebut. Dengan adanya instrumen pokok semacam itu
organisasi internasional akan berjalan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
mengatur mekanisme serta cara beroperasinya yang pada hakekatnya telah menjadi
bagian integral dari bangunan hukum internasional.

Dalam suatu organisasi internsional pasti adanya landasan hukum yang dipakai
dan adanya keterikatan Organisasi Internasional terhadap hukum internasional.
Hukum internasional mengikat suatu organisasi internasional, dikarenakan subjek
hukum internsaional adalaj masyarakat internasional

Organisasi internasional sebagai produk Hukum internasional pastinya memilki


beberapa keterikatan dan sebagai wadah bagi wadah yang menghimpun beberapa
negara di kancah internasional. 1Dengan adanya Organisasi internasional maka akan
terjadi kerjasama internasional dan membuat Organisasi internasional dapat
memberikan beberapa kontribusi dalam taraf internasional dan mensejahterkan secara
internasional.

1 Anak Agung banyu Perwita, 2011 pengantar ilmu Hubungan Internasional, Bandung, rosdakarya, hal 34.
Dengan begitu organisai internasional perlu diatur/diikat oleh suatu hukum,
dikarenakan organisai internasional menitik beratkan kepada taraf internasional maka
harus

hukum yang mengikat adalah hukum internasional sebagai salah satu hukum yang di
buat dan di percaya oleh masyarkat internasional.

Hukum internsaional sebagai suatu hukum yang mengikat/dan yang mengatur


organisai internasional, maka suatu organisasi internasional harus tunduk dan patuh
terhadap hukum internasional. Dengan cara tidak menlanggar ketentuan ketentuan
yang di atur dalam hukum internasional.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah itu organisasi internasional sebagai subjek Hukum Internasional
2. Fungsi organasisai internasional menjadi subjek Hukum internasional
3. Keterikatan Organisasi internasional sebagai salah satu subjek Hukum
internasional.

Pembahasan

1. Pengertian dan Organisasi internasional sebagai subjek Hukum Internasional


Suatu organisai internasional yang dibentuk melalui suatu perjanjian dengan bentuk
instrumen pokok apapun namanya akan mempunyai suatu kepribadian hukum di
dalam hukum internsional. Kepribadian hukum ini mutlak penting guna
memungkinkan organisasiinternasional itu dapat berfungsi dalam hubungan
internasional.

Perwujudan atau realisasi hubungangan-hubungan internasional dalam bentuk


perjanjian

Hukum organisai internasional itu sendiri, kompeten untuk menyelenggarakan


keputusan-keputusan yang menurut hukum internasional tradiosional yang hanya
dapat dilakukan oleh negara.
Penerimaan hukum internasional sangat penting untuk melakukan suatu doktrin.
Dalam sejarahnya, pertanyaan mengenai Hukum Organisasi internasional sebagai
suatu objek hukum muncul pada saat kasus, The reparation For injuries suffered in
the serviceof the united nations 2 . dalam kasus ini Hukum Organisasi internasional
sebagai keprbadian hukum di bawa ke Mahkamah international.

Konveksi pasal 1 (1) tentang kekebalan PBB sebagai suatu organisasi


internasional dari Perserikatan Bangsa-Bangsa . Dalam kasus seperti ini 1946
menyatakan bahwa:

“PBB akan memiliki personalitas yuridis yang akan memungkinkan kapasitas


untuk membuat perjanjian, untuk memperoleh dan mengesampingkan harta benda
baik yang bergerak maupun tidak bergerak, dan termasuk kapasitas dalam
melaksanakan proses Hukum”

Selain itu PBB Juga mengakui adnya hak untuk menilai dari organ orga utama
Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dalam setiap kasus, bukti yang paling penting adalah
untuk mengetahui Personality Internationals” tratry marking Powers” Personalitas
dari Perserikata Bangsa-Bangsa adalah opini dari penasehat terkenal pengadilan
internasional dalam kasus Reparations

Pengadilan menilai fungsi hak yang di beriokan PBB kepada melalui


konstitusinya memberikan salah satu kepribadian Hukum kepada Hukum Organisasi
tersebut.3

Dengan diterima suatu Organisai Internasional sebagai subjek hukum maka,


berarti organisasi ini memiliki hak dan kewajiban menurut hukum internasional.setiap
subjek memiliki tingkatan hak dan kewajiban yang berbeda-beda . uuntuk
menentukan hak dan kewajiban dapat dilihat dalam indikator sebagai berikut;

2 Reparation of injuries suffered in the service of united nations (Advisory Opinion), 1949 ICJ
Report 175, hal5;
3 Reparation case,, ibid, hal-12
1. Suatu subjek dapat dan memiliki hak untuk membuat suatu perjanjian
internasional.
2. Suatu subjek memiliki hak mengirim atau menerima suatu perwakilan.
3. Subjek yang bersangkutan dapat mengajukan dan menerima tuntutan
internasional.

Jika salah satu indikator diatas terpenuhi maka subjek hukum internasional
tersebut dapat dianggap subjrk hukum internasional.untuk mengetahui subjek Hukum
Internasional memiliki status sebagai subjek Hukum Internasional , maka harus dilihat

dari anggaran dasar organisasi internasional juga diketahui apakah organisasi


tersebut memilik organ/alat perlengkap yang memiliki wewenang menurut Hukum
Internasional.

Dalam hal ini masih banyak perntanyaan apakah pbb masih sangat bisa dalam
mengatur anggran dasar organisai Internasional tersebut.

Kedaulatan Organisasi Internasional mengenai kedudukan organisasi internasional


sebagai subjek hukum nasional, tentang ini terdapat beberapa pendapat yang telah
berkembang hingga saat ini. Namun yang terpenting untuk diketahui adalah bahwa
telah ada anggaapan umum (communis opinion) diantara cerdik pandai, bahwa suatu
organisasi internasional yang jelas adalah subjek hukum nasional. Artinya memiliki
kepribadian hukum di tingkat nasional.

2. Fungsi Hukum Organisasi Internasional


Kedudukan suatu hukum internasional mesti ada hubungannya dengan fungsi-
fungai hukum legal atau fungsi fungsi konstituonalyang memberikan kepada
organisasi internasional yang bersangkutan kedudukan sebagai legal personbaik
dalam lapangan hukum nasional maupun Hukum Internasional menurut J.G Starke
1972, masing masing organisasi internasional dibatasi berdassarkan fungsi-fungsi dan
tanggung jawab .
Masing masing memilik lapangannya kegiatan sendiri-sendiri yang memiliki
batasan. Oleh karena itu didalam konstitusi-konstitusinya biasanya diatur klausal-
klausal khusus mengenai purpose, objeck and powers yang memiliki pertalian yang
erat satu sama lain. Misalnya piagam PBB memutuskan tujuan-tujuan (purpose) yang
terdiri akan empat (4) hal pokok sesuai dengan pasal 1 sebagai berikut;4

Ayat 1: Mempertahankan perdamaian dan keamanan intenasional secara usaha


bersama-sama dalam menghadapi perselisihan-perselisihan yang mungkin
membahayakan perdamaian dunia.
Ayat 2 : Mempererat pertaloan persahabatan antar Bangsa-Bangsa yang didasari
pada hal-hal yang sama dan hak setiap Bangsa untuk menetukan nasibnya sendiri
(Berdikari).
Ayat 3 : Mencapai Kerjasama dalam menyelesaikan masalah-masalah
internasional dilapangan ekonomi, kebudayaan, kemanusiaan dan
menyempurnakan pengharapan atas hak-hak manusia kebebasan-kebebasan asasi
dengan tidak membedakan jenis kelamin, ras/suku, Bahasa dan Agama.

3. Keterikatan Organisasi Internasional Sebagai subjek hukum Internasional


Hukum Organisai intenrnasiona; sebagai subjek hukum internasional pasti banyak
keterikatan yang ada dikarenakan objek hukum Organisai internasional meliputi
negara sebagi anggota organisai internasional maupun bukan, organisasi internasional
maupun regional lainnya bahkan menurut perkembangan seperti PBB, sesudah
organisasi pergerakan kemerdekaan dapat diakui sebagi subjek hukum organisasi
Internasiona;.

Seperti hal nya South West African People, Orgaization (SWAPO), Palestine
5
Liberation Organiztation (LPO) . Negara sebagai objek Hukum Organisasi
Internasional menyangkut kedaulatan kualifikasi sebagai negara anggota serta hak-
hak dan kewajiban itu tidak saja menurut ketententuan-ketentuan yang ditetapkan

4J.G. Starke, Op-cit, Hal. 203.


5
Syahmin A.K. 2019 Masalah-masalah Aktual Hukum Organisasi Internasional, , Bandung,
Amico, hal.37
dalam instrumen pokok dari organisasi internasional itu juga sesuai dengan
keputusan-keputusan yang telah ditetapkan oleh organisasi tersebut.

Kedaulatan berarti mengadungarti bahwa negara itu memiliki kapasitas penuh


untuk bertindak dengan perkataan lain mempunyai kapasitas internasional yang
penuh. Negara bedaulat itu dapat mengambil sikap apapun yang bagi negara itu dapat
dilakukan selama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Hukum Internasional
maupun dengan ketentuan dalam instrumen pokok dari organisasi internasional yang
telah dibuat.

Tidak ada keraguan Meskipun Negara tetap Menjadi Entitas yang paling penting
dan utama dari hukum internasional, namu dalam perkembangannya bukan hanya
negara yang dianggap memiliki kapasitas sebagai subyek hukum internasional6

Penutupan

Kesimpulan

Sebagai subjek hukum internasional maka organisasi internasional memiliki


keterikatan dengan hukum internasinal sehingga tidak mungkin suatu Hukum
Organisasi Internasional tidak tunduk akan peraturan-peraturan yang telah dibuat dan
di sepakai didalam Hukum internasional.

Sebagai subjek Hukum Internasional, Organisasi Internasional perlu adanya


peraturan-peraturan yangn dibuat untuk menjaga suatu Organisasi Internasional tetap
harus dalam koridor-koridor hukum internasional sehingga tidak adanya
penyimpangan dalam Norma-norma yang diakui di kancah internasional, dan
kedaulatan negara harus ada diatas kedaulatan Organisasi Internasional, sebagaimana
yang telah diatur di dalam peraturan.

Yordan Gunawan, 2021, Hukum Internasional: Sebuah Pendekatan Modern, Yogyakarta: LP3M
6

UMY, hlm. 66
Dengan itu maka organisasi internasional pasti terikat akan peraturan perturan
yang telah dibuat dari hukum internasional sebagai landasan.
Daftar Pustaka
Gunawan Y, 2021, Hukum Internasional: Sebuah Pendekatan Modern, Yogyakarta:
LP3M UMY
Kusumaatmadja. M dan Etty R. Agus., 2003, Pengantar Hukum Internasional, Edisi
ke-2, PT. Alumni, Bandung
Starke J. G., 1990, Pengantar Hukum Internasional, Edisi Kesepuluh Terjemahan
Bambang Iriani Djajaatmadja, SH, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, Cetakan Pertama
2003, Pengantar Hukum Organisasi Internasional, PT. Tata Nusa, Jakarta,
D Tri Wahyuni, 2010, BAB IV: Kepribadian Hukum Organisasi Internasional ;
reporisity.unikom.ac.id, diakses selasa 8 juni 2021
ATP Cornelezs 2018, Kedudukan Organisasi Internasional Sebagai Wadah Kerjasama
Negara Menurut Kajian Hukum Internasional Lex Et Societatis Vol. VI/No.
6/Agust/2018 ; Ejurnal.Unstrat.ac.id

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai