Anda di halaman 1dari 3

Hukum Organisasi InternasionalPasal 7 (4) dan (5) Covenant LBB.

A. Pengertian Organisasi Internasional dan Definisi Hukum Organisasi Internasional.


Organisasi Internasional merupakan suatu persekutuan negara-negara yang dibentuk
dengan persetujuan antara  para anggotanya dan mempunyai suatu sistem yang ditetapkan
atau perangkat badan-badan yang tugasnya adalah untuk mencapai tujuan kepentingan
bersama dengan cara mengadakan kerjasama  antara para anggotanya. Organisasi yang
dibentuk melalui suatu perjanjian atau instrument lainnya oleh sedikitnya tiga negara atau
lebih sebagai pihak merupakan sebagai satu kesatuan  yang secara hukum dibedakan dengan
kesatuan lainnya dan terdiri dari satu atau beberapa badan. Badan didalam hal ini diartikan
sebagai gabungan dari wewenang–wewenang yang berada dibawah satu nama  Sebagai
contoh badan-badan utama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) seperti  Majelis Umum,
Dewan Keamanan, Dewan Ekonomi dan Sosial, Dewan Perwalian, Mahkamah Internasional
dan sekretariat, walaupun masing-masing mempunyai wewenang semndiri tetapi semuanya
dikelompokkan  dibawah satu nama yang disebut PBB.
B.  Sejarah Perkembangan Hukum Organisasi Internasional
            Di dalam memahami batasan Hukum Organisasi Internasional tidak dapat dipisahkan
dari sejarah pembentukan organisasi internsional itu sendiri, yang sudah lama timbul sejak
beberapa negara mengadakan hubungan internasional secara umum, dan masing-masing
negara itu mempunyai kepentingan. Hubungan internasional secara umum itu melibatkan
banyak negara (lebih dari 2 negara), berbeda dengan hubungan antar dua negara yang telah
dirintis sejak abad ke 16 melalui pertukaran utusan masing-masing atas dasar persetujuan
bersama.
  Organisasi internasional sebagai subjek dalam arti yang luas dimaksudkan tidak saja
menyangkut semua organisasi yang dibentuk oleh negara-negara (public international
organization), tetapi juga dibentuk oleh badan-badan non pemerintah (private international
organization).Sampai dengan akhir tahun 1969 jumlah organisasi internasional meliputi
kurang lebih 2.400 buah, 299 diantaranya merupakan organisasi antar pemerintah dan
organisasi non pemerintahan. Khususnya mengenai hubungan kedua jenis organisasi tersebut,
oleh Maryan Green dinyatakan sebagai berikut:
“The Economic and Social Council of the United Nations, most of the   specialized agencies
of the United Nations, and the Consultative Assembly of the Council of Europe have
established procedures for according certain non-govermental organizations ‘consultative
status’. As well as providing the organizations  a privileged status so far concern their
participations in the activities of the governmental organizations, including the faculty of
receiving information, where this is not classified, and to make known there is not classified,
and to make know their views concerning questions falling within their, recognized sphere of
competence.”1

1N. A. Maryam Green, International Law, Law of Peace,  (London: MacDonald & Evans Ltd. 1973), hlm. 53
A.  Personalitas Hukum Dari Organisasi Internasional

Suatu organisasi internasional yang diciptakan melalui suatu perjanjian


internasional dengan bentuk “instrument pokok” apapun namanya, apakah itu
berupa covenant, charter, statute, constitution, accord, declaration atau instrument hukum
lainnya, akan memiliki suatu personalitas hukum di dalam hukum internasional. Personalitas
hukum ini mutlak penting guna memungkinkan organisasi internasional tersebut dapat
berfungsi dalam hubungan internasional, khususnya kemampuan untuk melaksanakan fungsi
hukum seperti membuat kontrak, membuat perjanjian dengan negara lain. Seperti juga
dinyatakan oleh Maryan Green bahwa “pemberian suatu personalitas hukum kepada suatu
organisasi internasional itu pada hakekatnya merupakan sine qua non untuk mencapai tujuan
organisasi internasional yang telah dibentuk tersebut.2

B. Personalitas Hukum Dalam Kaitannya Dengan Hukum Nasional.


Walaupun di dalam Covenant Liga Bangsa-Bangsa (LBB) masalah personalitas
hukum tidak secara khusus dicantumkan, namun masalah keistimewaan dan kekebalan bagi
badan tersebut dan para pejabat sipil internasionalnya serta para wakil negara-negara
anggotanya secara jelas disebutkan sebagai berikut:
“Wakil dari negara-negara anggota LBB dan para pejabat LBB jika sedang melakukan tugas
LBB akan menikmati keistimewaan dan kekebalan diplomatik. Gedung-gedung dan
kepemilikan lainnya yang ditempati oleh LBB termasuk oleh pejabat dan wakil-wakil negara
anggotanya yang sedang mengikuti persidangan-persidangannya tidak boleh diganggu-
gugat.”3

2N.A. Maryan Green, hlm.56.

3Pasal 7 (4) dan (5) Covenant LBB.


Kesimpulan 1:

Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Organisasi Internasional adalah


persekutuan beberapa negara yang dibentuk oleh anggotanya yang didalamnya terdapat
sistem yang dimaksudkan dengan maksud tercapainya tujuan dan kepentingan bersama
dengan cara mengadakan kerja sama.

Di dalam memahami batasan Hukum Organisasi Internasional tidak dapat dipisahkan


dari sejarah pembentukan organisasi internsional itu sendiri, yang sudah lama timbul sejak
beberapa negara mengadakan hubungan internasional secara umum, dan masing-masing
negara itu tentunya mempunyai kepentingan.

Organisasi internasional itu sendiri sebagai subjek dalam arti yang luas dimaksudkan
tidak saja menyangkut semua organisasi yang dibentuk oleh negara-negara (public
international organization), tetapi juga dibentuk oleh badan-badan non pemerintah (private
international organization).

Kesimpulan 2:

Organisasi Internasional merupakan suatu struktur formal dan berkelanjutan yang


dibentuk atas suatu kesepakatan antar anggota-anggota pemerintah dan non pemerintah dari
dua atau lebih negara yang berdaulat dengan tujuan mengejar kepentingan bersama para
anggotanya.

Lebih lanjut suatu organisasi internasional yang diciptakan melalui suatu perjanjian
internasional dengan bentuk “instrument pokok” apapun namanya, apakah itu
berupa covenant, charter, statute, constitution, accord, declaration atau instrument hukum
lainnya, akan memiliki suatu personalitas hukum di dalam hukum internasional. Personalitas
hukum ini mutlak penting guna memungkinkan organisasi internasional tersebut dapat
berfungsi dalam hubungan internasional, khususnya kemampuan untuk melaksanakan fungsi
hukum seperti membuat kontrak, membuat perjanjian dengan negara lain.

Anda mungkin juga menyukai