Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/352272876

Penerapan Dalam Hukum Internasional Terhadap Organisasi Internasional

Conference Paper · June 2021

CITATIONS READS

0 487

1 author:

Fathia Firli Rahma


Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
3 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Fathia Firli Rahma on 10 June 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Penerapan Dalam Hukum Internasional Terhadap Organisasi
Internasional

Fathia Firli Rahma

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta


fathia.firli.law19@mail.umy.ac.id
20190610035

I. Pendahuluan
A. Latar Belakang

Saat ini Hukum Internasional berkembang sangat pesat yang ditandai


adanya aliran dalam Ilmu Hukum. Awal mula Hukum Internasional sering
diartikan hubungan antar dua negara atau lebih. Tetapi seiring perkembangan
zaman Hukum Internasional tidak hanya hubungan antar negara, melainkan
mengurus struktur maupun perilaku Organisasi Internasional.
Seseungguhnya hukum Internasinal menangani persoalan hubungan timbal
balik antar negara yang saling bertukar gagasan dengan sewajarnya. Selain
itu, Hukum Internasional juga bertugas menjaga keamanan dan perdamaian
suatu negara. Dimana di satu negara harus ada aturan-aturan yang memuat
negara tersebut agar tidak terjadi perang antar negara.1

Hukum Internasional bersumber dari adanya perjanjian internasional,


hukum kebiasaan internasional, prinsip hukum umum, doktrin, dan
yurisprudensi. Dimana subyek Hukum Internasional bukan hanya negara
antar negara, melainkan Organisasi internasional. Organisasi Internasional
dibentuk untuk kepentingan negara dengan tujuan semua kepentingan negara
teratasi.2

Organisasi Internasional dapat diartikan sebagai tempat penyelesaian


masalah suatu negara maupun tempat kerjasama antar negara yang
mempunyai wewenang atas negara. Organisasi Internasional yang terbentuk

1
Mahendra Putra Kurnia, Hukum Internasional, Fakultas Hukum, Jurnal Hukum, Vol.4 No.2 (2008)
2
Rivaldo Ganti Diolan Siahaan, Kedudukan Rezim Internasional Dalam Hukum Internasional dalam Hukum Internasional
Kontemporer. Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Jurnal Hukum, Vol.2 No.1(2021)
memiliki banyak kesamaan yang dipengaruhi oleh faktor politik dalam
hubungan internasional yang berhubungan dengan perkembangan Organisasi
Internasional yang berpengaruh satu sama lain. Hukum Organisasi
Internasional Mochtar Kusumaatmadja, Organisasi Internasional diatur oleh
hukum organisasi internasional. Yang dimana semua perilaku yang terdapat
dalam Organisasi Internasional diatur dalam Hukum Organisasi
Internasional tersebut.3

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan hukum internasional dengan organisasi
internasional?
2. Bagaimana peran negara terhadap keanggotaan dan kegiatan yang
dilakukan terhadap organisasi internasional?
II. Pembahasan
1. Hubungan Hukum Internasional dengan Organisasi Internasional

Hukum internasional berarti tatanan hukum yang mengatur masyarakat


internasional, sedangkan organisasi internasional berarti anggota dari
masyarakat internasional. Dalam uraian tersebut dapat dianalisis bahwa
terdapat status antara hukum internasional dengan organisasi internasional.

Status organisasi internasional terhadap hukum internasional yaitu :

a. Organisasi internasional sebagai subyek hukum internasional.


Subyek hukum berarti pemegang hak dan kewajiban,
sehingga organisasi internasional sebagai pemegang hak dan
kewajban menurut hukum internasional. Hak dan kewajiban
tersebut mempunyai wewenang untuk menuntut dimuka
pengadilan dan membuat perjanjian internasional. Hak dan
kewajiban organisasi internasional bukan hak dan kewajiban para
anggota organisasi internasional secara individual.
Organisasi internasional sebagai subyek hukum juga
terdapat akibat hukum. Dimana organisasi internasional

3
Ade Tiara Puteri Cornelesz, Kedudukan Organisasi Internasional Sebagai Wadah Kerjasama Antar Negara Menurut Kajian Hukum
Internasional, Jurnal Hukum, Vol.VI No.6 (2018)
mempunyai hak-hak istimewa dan kekebalan bagi para pejabat
organisasi internasional, serta pajak dan bea cukai unutuk
kekayaan pejabat dari hukum nasional, arsip, dokumen, serta
kekayaan organisasi internasional.Hak-hak istimewa dan
kekebalan tersebut dapat dilihat melalui anggaran dasar atau
perjanjian antar organisasi internasional.
Diadakanya persetujuan antara Pemerintah Republik
Indonesia dengan ASEAN mengenai hak-hak istimewa dan
kekebalan dengan adanya Keppres No. 9 Tahun 1979 yang
ditandatangani Sekretariat Asean serta Sekretariat Jenderal yang
mempunyai hak-hak istimewa dan kekebalan. Kekebalan yang
dimaksud yakni kebal terhadap penyidikan, penuntutan,
penyitaan, maupun campur tangan yang melibatkan gedung dan
arsip sekretariat, serta hak milik sekretariat. Adapun hak-hak
istimewa yang dimaksud adalah pembebasan pajak langsung,
bebas bea dan cukai, serta pungutan yang lainnya.
b. Organisasi internasional membatu dalam pembentukan hukum
internasional.

Pembentukan hukum internasional berbeda dengan


pembentukan hukum nasional. Dimana hukum organisasi
internasional dibentuk agar hukum tersebut mengikat para
anggotanya, sehingga tidak sewenang-wenang dalam mengikuti
organisasi internasional. Pembentukan hukum internasional
dibaut secara implisit dan eksplisit.

c. Organisasi internasional termasuk sebagai forum untuk


membicarakan dan mencari jalan keluar atas masalah yang sedang
dihadapi oleh anggota organisasi internasional.
Organisasi internasional digunakan sebagai forum karena untuk
menyelesaikan suatu masalah ataupun masalah-masalah yang
dihadapi bersama maupun seorangan dari salah satu anggota
organisasi internasional tersebut.
d. Organisasi internasional sebagai alat ataupun penyalur agar kaidah
hukum internasional ditaati.
Hal ini dapat merujuk pada Piagam PBB. Dimana dalam piagam
tersebut Dewan Keamanan PBB bertugas menentukan dan
mengambil tindakan-tindakan bila suatu saat terjadi pelanggaran
terhadap keamanan internasional.4

Hukum internasional sebagai pertanggung jawaban setiap anggota


Organisasi Internasional berdasarkan tugas masing-masing anggota. Kedudukan
Hukum Internasional sama halnya dengan kedudukan hukum-hukum lainnya.
Yakni kekuasaan internasional yang dimiliki Organisasi Internasional menurut
konstitusi internasional. Setiap Organisasi Internasional secara hukum tidak
dapat menyaingi kekuasaan-kekuasaan konstitusinya.5

Personalitas Hukum Internasional dalam Organisasi Internasional


berfungsi dalam hubungan internasional seperti membuat kontrak, membuat
perjanjian dengan suatu negara atau mengajukan tuntutan kepada negara lain.
Tindakan yang dilakukan organisasi internasional tersebut merupakan hak
sebagimana yang dijamin dalam hukum internasional.

Sebelum terbentuknya PBB masalah hukum dalam organisasi internasional


sering menimbulkan pertentangan tersendiri di kalangan ahli hukum
internasional. Sekretariat Jendral PBB menganggap personalitas hukum tidak
dirinci. Akan tetapi, organisasi internasional memiliki kapasitas untuk
melaksanakan prestasi hukum sesuai prinsip-prinsip dan aturan hukum
internasional.

Organisasi PBB memiliki personalitas dalam hukum internasional yakni


kapasitas hukum dari PBB yang ditegaskan dalam Pasal 104 Piagam PBB yang
menjelaskan ciri-ciri Organisasi PBB dalam menjalankan fungsi untuk mencapai
tujuan serta memiliki hak dan kewajiban di wilayah teritori anggotanya sesuai
dengan kapasitas di hukum internasional. PBB dianggap memiliki kapasitas

4
Sri Setianingsih Suwardi, 2004, Pengantar Hukum Organisasi Internasional, Universitas Indonesia, Jakarta, hlm.7
5
Sefriani, Ketaatan Masyarakat Internasional terhadap Hukum Internasional dalam Perspekti Filsafat Hukum, Jurnal Hukum,
Vol.18 No.3 (2011)
untuk mempertahankan hak yang dibawa ke pengadilan internasional.6
Meskipun organisasi internasional tidak dapat berperkara di Mahkamah
Internasional, namun organisasi internasional dapat mengajukan pendapat
terhadap Mahkamah Internasional dalam kasus tertentu yang bertujuan untuk
memberikan penjelasan kepada lembaga yang memberikan pertanyaan ke
Mahkamah Internasional.7

Organisasi Internasional memiliki hak dan kewajiban yang bersangkutan


dengan hukum internasional. Adapun hak yang diberikan organisasi
internasional kepada hukum internasional, yakni :

1) Kekuasaan untuk membuat perjanjian


2) Keistimewaan dan kekebalan
3) Hak untuk melakukan klaim internasional
4) Hak untuk perlindungan bagi agen perwakilan dalam kapasitas anggota.8
2. Peran Negara Terhadap Keanggotaan dan Kegiatan dalam
Organisasi Internasional

Negara berperan dalam kegiatan-kegiatan organisasi internasional sebagai


anggota perdebatan dam pembicaraan, tetapi tidak selalu ikut berpartisipasi
memberikan suara dalam pemungutan suara. Yang dimaksud tidak ikut
berpartisipasi memberikan suara disini yakni dimisalkan suatu negara yang
menjadi anggota PBB tidak diperbolehkan untuk bersuara saat persidangan
Majelis Umum PBB karena telah menunggak pembayaran kontribusi selama dua
tahun.9 Negara anggota PBB yang tidak termasuk anggota Dewan Keamanan
tidak perlu menjadi pihak yang berselisih akan tetapi dapat iku berpartisipasi
tanpa ikut serta dalam pemungutan suara dalam persidangan di dewan
Keamanan. Hal tersebut terdapat dalam Pasal 31 piagam PBB. Selain itu, negara
anggota PBB yang bukan anggota Dewan Keamanan dapat juga berpartisipasi
tanpa hak suara dalam memajukan suatu masalah untuk menjadi Dewan
Keamanan yang dituangkan dalam Pasal 35 ayat 1 Piagam, yang dijelaskan

6
Sumaryo Suryokusumo, 1990, Hukum Organisasi Internasional, Universitas Indonesia, Jakarta, hlm.110-113
7
Vici Fitriati, Kedudukan Organisasi Internasional Dalam Mahkamah Internasional, Universitas Adayana, Jurnal Hukum Vol.4
No.2
8
Yordan Gunawan, 2021, Hukum Internasional : Sebuah Pendekatan Modern, Yogyakarta: LP3 UMY, hlm.69
9
Sumaryo Suryokusumo, 1987, Organisasi Internasional, UI-Press, Jakartan, hlm.197
bahwa masalah tersebut dapat mengakibatkan suatu ketegangan internasional
yang dapat menimbulkan pertikaian.

Adapun negara anggota yang tidak termasuk dalam PBB berperan dalam
organisasi internasional meskipun terbatas pada kesempatan mengemukakan dan
menjelaskan persoalan serta tidak ikut dalam pemungutan suara. Negara anggota
yang bukan PBB menurut Pasal 32 terdapat kemungkinan ikut berperan dalam
persidangan Dewan Keamanan, akan tetapi hanya negara yang terlibat dalam
perselisihan Dewan Keamanan. Sebab, Dewan Keamanan diwajibkan harus
mengundang pihak-pihak yang berselisih baik sebagai anggota PBB maupun
bukan anggota PBB.10

Selain peran anggota PBB maupun bukan anggota PBB. Organisasi


internasional juga terdapat kegiatan untuk memajukan anggotanya. Yakni
terdapat kegiatan internal dan kegiatan eksternal. Kegiatan internal berarti
hubungan organisasi internasional dengan anggotanya, sedangkan kegiatan
eksternal hubungan organisasi internasional dengan subyek hukum internasional
lainnya.11

Dalam melakukan kegiatan internal organisasi internasional melaksanakan


fungsinya, yakni :

1. Kewenangan organisasi internasional yang dibuat dengan tujuan


membuat aturan untuk organisasi.
2. Memilih alat perlengkapan ataupun yang disebut organ utama dalam
organisasi.
3. Negara ataupun individu dapat dipilih menjadi anggota melalui organ
utama organisasi.
4. Kewenangan khusus yang berupa organisasi internasional dapat
menentukan untuk penerimaan, penundaan hak-hak keanggotaan atau
mengeluarkan keanggotaan dari organisasi internasional.
5. Organisasi internasional mengesahkan dalam perihal keuangan serta
aturan keuangan organisasi.

10
Sumaryo Suryokusumo, Op.cit, hlm.33-36
11
Sri Setianingsih Suwardi, Op.cit, hlm.191
6. Organisasi internasional membuat aturan yang berhubungan dengan
keanggotaannya.
7. Organisasi dapat mengubah bidang pertanggung jawaban anggotanya.
8. Peraturan intern dibuat karena organisasi internasional juga terdapat
kewenangan untuk mengadakan hubungan dengan organisasi
internasional lainnya.12

Selain kegiatan intern, organisasi internasional juga melakukan kegiatan


ekstern yang meliputi hubungan organisasi internasional dengan organisasi
internasional lainnya ataupun dengan suatu negara. Dalam hubungan ekstern
dibedakan menjadi :

- Rekomendasi
Rekomendasi dilakukan untuk suatu usul dari organ suatu organisasi
internasional yang tidak mengikat yakni berupa pendapat atau
nasihat. Rekomendasi sering ditujukan kepada negara anggota
organisasi internasional. Akan tetapi, juga terjadi ditujukan kepada
suatu organ organisasi internasional.
- Deklarasi
Deklarasi sering digunakan untuk klarifikasi dalam menangani fakta
penerapan hukum. Misalnya, dalam PBB terdapat keadaan yang
mengganggu keamanan dan perdamaian internasional. Sehingga,
membutuhkan untuk membahas BAB 7 Piagam PBB serta Deklarasi
yang dikeluarkan berdasarkan Pasal 18 ayat 2 Piagam PBB.
Deklarasi sendiri berisi kodifikasi suatu “hukum kebiasaan
internasional”. Dimana deklarasi bisa mengikat jika terdapat asas-
asas umum hukum.
- Konvensi
Konvensi pada umumnya sering disebut suatu perjabjiab
internasional yang dibentuk atas kesepakatan perwakilan antar negara
untuk membuat perjanjian internasional yang mengikat antar negara.
Konvensi yang dibuat oleh organisasi internasional biasanya untuk

12
Henry G. Schermers, 1980, International Institutional Law, hlm. 587-588
membentuk suatu aturan dalam organisasi internasional yang
mempunyai peran dalam orde hukum dalam organisasi internasional
tersebut.
- Kaitan kepurusan organisasi internasional dengan hukum
internasional
Berdasarkan Pasal 53 Konvensi Wina mengenai Perjanjian
Internasional tahun 1969 dan Pasal 64. Perjanjian tersebut bisa saja
batal jika melanggar norma yang wajib dipatuhi. Ketentuan Hukum
Internasional harus didahulukam dari ketentuan hukum lainnya.
Ketentuan hukum internasional merupakan bagian dari sistem hukum
organisasi internasional.
- Kaitan keputusan organisasi internasional dengan asas-asas umum
hukum
Asas-asas umum hukum merupakan bagian dari hukum internasional
yang telah diakui sebagai “peremptory norm” pada Pasal 53 dan 64
Konvensi Wina mengenai Perjanjian Internasional. Contoh terdapat
pada Mahkamah Konstitusi (ICJ) dalam “Reparation for Injuries
Case” telah membuat asas-asas umum hukum dalam pembuatan
keputusan.
- Kaitan keputusan organisasi internasional dengan hukum kebiasaan
internasional
Kebiasaan dalam organisasi internasional berkembang sangat pesat,
hal ini disebabkan karena organisasi internasional mudah
mengutarakan penyelesaian.13

Dalam menentukan personalitas organisasi internasional dalam hukum


organisasi internasional yang terdapat dalam Mahkamah Internasional ada
pertimbangan dasar kriteria, yakni :

1) Adanya keinginan negara anggota untuk mendirikan organisasi yang


memiliki personalitas hukum tersendiri dalam hak dan kewajibam para
anggotanya.

13
Sri Setianingsih Suwardi, Op.cit, hlm. 193-206
2) Adanya perilaku untuk melakukan fungsi dan hak-hak yang dapat
diterapkan dalam personalitas internasional.14
III. Penutup
1. Kesimpulan
- Hubungan hukum internasional dengan organisasin internasional
sangat erat. Bahwasannya semua negara anggota yang ada dalam
organisasi internasional harus tunduk terhadap apa yang ada dalam
hukum internasional.
- Peran negara anggota terhadap organisasi internasional yakni ikut
serta dalam kegiatan perdebatan maupun kasus yang ada pada
organisasi internasional tersebut dan melakukan kegiatan-kegiatan
yang berupa kegiatan internal dan eksternal.
2. Saran
Sebaiknya hukum internasional lebih ditegaskan lagi seperti halnya
hukum yang lainnya. Agar hubungan antar negara dapat berjalan dengan
lancar dengan tujuan kesejahteraan negara anggota organisasi
internasional.

14
Yordan Gunawan, Op.cit, hlm.68
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Henry G. Schermers, “ International Institutional Law”,1980, hlm. 587-588
Sri Setianingsih Suwardi, “Pengantar Hukum Organisasi Internasional”, Universitas
Indonesia, Jakarta, 2004, hlm. 193-196
Sumaryo Suryokusumo, “Organisasi Internasiona”, UI-Press, Jakartan, 1987, hlm.197
Sumaryo Suryokusumo, ” Hukum Organisasi” ,Universitas Indonesia, Jakarta, 1990,
hlm.110-113
Sumaryo Suryokusumo, “Organisasi Internasional”, UI-Press, Jakartan, 1987, hlm.197
Yordan Gunawan, “Hukum Internasional : Sebuah Pendekatan Modern”, Yogyakarta:
LP3 UMY, 2021, hlm.68-69

Jurnal
Ade Tiara Puteri Cornelesz, “Kedudukan Organisasi Internasional Sebagai Wadah
Kerjasama Antar Negara Menurut Kajian Hukum Internasional”, Jurnal Hukum,
Vol. 4 No. 6 (2018), hlm. 21
Mahendra Putra Kurnia, “Hukum Internasional”, Jurnal Hukum, Vol.4 No.2 (2008),
hlm. 77
Rivaldo Diolan Slahaan, “Kedudukan Rezim Internasional Dalam Hukum Internasional
Kontemporer”, Jurnal Hukum, Vol.2 No.1 (2021), hlm. 58
Sefriani, “Ketaatan Masyarakat Internasional terhadap Hukum Internasional dalam
Perspekti Filsafat Hukum”, Jurnal Hukum, Vol.18 No.3 (2011), hlm. 408
Vici Fitriati, “Kedudukan Organisasi Internasional Dalam Mahkamah Internasional”,
Jurnal Hukum Vol.4 No.2 (2013), hlm. 4

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai