net/publication/352272876
CITATIONS READS
0 487
1 author:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Fathia Firli Rahma on 10 June 2021.
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
1
Mahendra Putra Kurnia, Hukum Internasional, Fakultas Hukum, Jurnal Hukum, Vol.4 No.2 (2008)
2
Rivaldo Ganti Diolan Siahaan, Kedudukan Rezim Internasional Dalam Hukum Internasional dalam Hukum Internasional
Kontemporer. Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Jurnal Hukum, Vol.2 No.1(2021)
memiliki banyak kesamaan yang dipengaruhi oleh faktor politik dalam
hubungan internasional yang berhubungan dengan perkembangan Organisasi
Internasional yang berpengaruh satu sama lain. Hukum Organisasi
Internasional Mochtar Kusumaatmadja, Organisasi Internasional diatur oleh
hukum organisasi internasional. Yang dimana semua perilaku yang terdapat
dalam Organisasi Internasional diatur dalam Hukum Organisasi
Internasional tersebut.3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan hukum internasional dengan organisasi
internasional?
2. Bagaimana peran negara terhadap keanggotaan dan kegiatan yang
dilakukan terhadap organisasi internasional?
II. Pembahasan
1. Hubungan Hukum Internasional dengan Organisasi Internasional
3
Ade Tiara Puteri Cornelesz, Kedudukan Organisasi Internasional Sebagai Wadah Kerjasama Antar Negara Menurut Kajian Hukum
Internasional, Jurnal Hukum, Vol.VI No.6 (2018)
mempunyai hak-hak istimewa dan kekebalan bagi para pejabat
organisasi internasional, serta pajak dan bea cukai unutuk
kekayaan pejabat dari hukum nasional, arsip, dokumen, serta
kekayaan organisasi internasional.Hak-hak istimewa dan
kekebalan tersebut dapat dilihat melalui anggaran dasar atau
perjanjian antar organisasi internasional.
Diadakanya persetujuan antara Pemerintah Republik
Indonesia dengan ASEAN mengenai hak-hak istimewa dan
kekebalan dengan adanya Keppres No. 9 Tahun 1979 yang
ditandatangani Sekretariat Asean serta Sekretariat Jenderal yang
mempunyai hak-hak istimewa dan kekebalan. Kekebalan yang
dimaksud yakni kebal terhadap penyidikan, penuntutan,
penyitaan, maupun campur tangan yang melibatkan gedung dan
arsip sekretariat, serta hak milik sekretariat. Adapun hak-hak
istimewa yang dimaksud adalah pembebasan pajak langsung,
bebas bea dan cukai, serta pungutan yang lainnya.
b. Organisasi internasional membatu dalam pembentukan hukum
internasional.
4
Sri Setianingsih Suwardi, 2004, Pengantar Hukum Organisasi Internasional, Universitas Indonesia, Jakarta, hlm.7
5
Sefriani, Ketaatan Masyarakat Internasional terhadap Hukum Internasional dalam Perspekti Filsafat Hukum, Jurnal Hukum,
Vol.18 No.3 (2011)
untuk mempertahankan hak yang dibawa ke pengadilan internasional.6
Meskipun organisasi internasional tidak dapat berperkara di Mahkamah
Internasional, namun organisasi internasional dapat mengajukan pendapat
terhadap Mahkamah Internasional dalam kasus tertentu yang bertujuan untuk
memberikan penjelasan kepada lembaga yang memberikan pertanyaan ke
Mahkamah Internasional.7
6
Sumaryo Suryokusumo, 1990, Hukum Organisasi Internasional, Universitas Indonesia, Jakarta, hlm.110-113
7
Vici Fitriati, Kedudukan Organisasi Internasional Dalam Mahkamah Internasional, Universitas Adayana, Jurnal Hukum Vol.4
No.2
8
Yordan Gunawan, 2021, Hukum Internasional : Sebuah Pendekatan Modern, Yogyakarta: LP3 UMY, hlm.69
9
Sumaryo Suryokusumo, 1987, Organisasi Internasional, UI-Press, Jakartan, hlm.197
bahwa masalah tersebut dapat mengakibatkan suatu ketegangan internasional
yang dapat menimbulkan pertikaian.
Adapun negara anggota yang tidak termasuk dalam PBB berperan dalam
organisasi internasional meskipun terbatas pada kesempatan mengemukakan dan
menjelaskan persoalan serta tidak ikut dalam pemungutan suara. Negara anggota
yang bukan PBB menurut Pasal 32 terdapat kemungkinan ikut berperan dalam
persidangan Dewan Keamanan, akan tetapi hanya negara yang terlibat dalam
perselisihan Dewan Keamanan. Sebab, Dewan Keamanan diwajibkan harus
mengundang pihak-pihak yang berselisih baik sebagai anggota PBB maupun
bukan anggota PBB.10
10
Sumaryo Suryokusumo, Op.cit, hlm.33-36
11
Sri Setianingsih Suwardi, Op.cit, hlm.191
6. Organisasi internasional membuat aturan yang berhubungan dengan
keanggotaannya.
7. Organisasi dapat mengubah bidang pertanggung jawaban anggotanya.
8. Peraturan intern dibuat karena organisasi internasional juga terdapat
kewenangan untuk mengadakan hubungan dengan organisasi
internasional lainnya.12
- Rekomendasi
Rekomendasi dilakukan untuk suatu usul dari organ suatu organisasi
internasional yang tidak mengikat yakni berupa pendapat atau
nasihat. Rekomendasi sering ditujukan kepada negara anggota
organisasi internasional. Akan tetapi, juga terjadi ditujukan kepada
suatu organ organisasi internasional.
- Deklarasi
Deklarasi sering digunakan untuk klarifikasi dalam menangani fakta
penerapan hukum. Misalnya, dalam PBB terdapat keadaan yang
mengganggu keamanan dan perdamaian internasional. Sehingga,
membutuhkan untuk membahas BAB 7 Piagam PBB serta Deklarasi
yang dikeluarkan berdasarkan Pasal 18 ayat 2 Piagam PBB.
Deklarasi sendiri berisi kodifikasi suatu “hukum kebiasaan
internasional”. Dimana deklarasi bisa mengikat jika terdapat asas-
asas umum hukum.
- Konvensi
Konvensi pada umumnya sering disebut suatu perjabjiab
internasional yang dibentuk atas kesepakatan perwakilan antar negara
untuk membuat perjanjian internasional yang mengikat antar negara.
Konvensi yang dibuat oleh organisasi internasional biasanya untuk
12
Henry G. Schermers, 1980, International Institutional Law, hlm. 587-588
membentuk suatu aturan dalam organisasi internasional yang
mempunyai peran dalam orde hukum dalam organisasi internasional
tersebut.
- Kaitan kepurusan organisasi internasional dengan hukum
internasional
Berdasarkan Pasal 53 Konvensi Wina mengenai Perjanjian
Internasional tahun 1969 dan Pasal 64. Perjanjian tersebut bisa saja
batal jika melanggar norma yang wajib dipatuhi. Ketentuan Hukum
Internasional harus didahulukam dari ketentuan hukum lainnya.
Ketentuan hukum internasional merupakan bagian dari sistem hukum
organisasi internasional.
- Kaitan keputusan organisasi internasional dengan asas-asas umum
hukum
Asas-asas umum hukum merupakan bagian dari hukum internasional
yang telah diakui sebagai “peremptory norm” pada Pasal 53 dan 64
Konvensi Wina mengenai Perjanjian Internasional. Contoh terdapat
pada Mahkamah Konstitusi (ICJ) dalam “Reparation for Injuries
Case” telah membuat asas-asas umum hukum dalam pembuatan
keputusan.
- Kaitan keputusan organisasi internasional dengan hukum kebiasaan
internasional
Kebiasaan dalam organisasi internasional berkembang sangat pesat,
hal ini disebabkan karena organisasi internasional mudah
mengutarakan penyelesaian.13
13
Sri Setianingsih Suwardi, Op.cit, hlm. 193-206
2) Adanya perilaku untuk melakukan fungsi dan hak-hak yang dapat
diterapkan dalam personalitas internasional.14
III. Penutup
1. Kesimpulan
- Hubungan hukum internasional dengan organisasin internasional
sangat erat. Bahwasannya semua negara anggota yang ada dalam
organisasi internasional harus tunduk terhadap apa yang ada dalam
hukum internasional.
- Peran negara anggota terhadap organisasi internasional yakni ikut
serta dalam kegiatan perdebatan maupun kasus yang ada pada
organisasi internasional tersebut dan melakukan kegiatan-kegiatan
yang berupa kegiatan internal dan eksternal.
2. Saran
Sebaiknya hukum internasional lebih ditegaskan lagi seperti halnya
hukum yang lainnya. Agar hubungan antar negara dapat berjalan dengan
lancar dengan tujuan kesejahteraan negara anggota organisasi
internasional.
14
Yordan Gunawan, Op.cit, hlm.68
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Henry G. Schermers, “ International Institutional Law”,1980, hlm. 587-588
Sri Setianingsih Suwardi, “Pengantar Hukum Organisasi Internasional”, Universitas
Indonesia, Jakarta, 2004, hlm. 193-196
Sumaryo Suryokusumo, “Organisasi Internasiona”, UI-Press, Jakartan, 1987, hlm.197
Sumaryo Suryokusumo, ” Hukum Organisasi” ,Universitas Indonesia, Jakarta, 1990,
hlm.110-113
Sumaryo Suryokusumo, “Organisasi Internasional”, UI-Press, Jakartan, 1987, hlm.197
Yordan Gunawan, “Hukum Internasional : Sebuah Pendekatan Modern”, Yogyakarta:
LP3 UMY, 2021, hlm.68-69
Jurnal
Ade Tiara Puteri Cornelesz, “Kedudukan Organisasi Internasional Sebagai Wadah
Kerjasama Antar Negara Menurut Kajian Hukum Internasional”, Jurnal Hukum,
Vol. 4 No. 6 (2018), hlm. 21
Mahendra Putra Kurnia, “Hukum Internasional”, Jurnal Hukum, Vol.4 No.2 (2008),
hlm. 77
Rivaldo Diolan Slahaan, “Kedudukan Rezim Internasional Dalam Hukum Internasional
Kontemporer”, Jurnal Hukum, Vol.2 No.1 (2021), hlm. 58
Sefriani, “Ketaatan Masyarakat Internasional terhadap Hukum Internasional dalam
Perspekti Filsafat Hukum”, Jurnal Hukum, Vol.18 No.3 (2011), hlm. 408
Vici Fitriati, “Kedudukan Organisasi Internasional Dalam Mahkamah Internasional”,
Jurnal Hukum Vol.4 No.2 (2013), hlm. 4