Anda di halaman 1dari 10

ILMU NEGARA

MODUL 14
KEGIATAN BELAJAR 14

2020
KEGIATAN BELAJAR 14

ORGANISASI INTERNASIONAL DAN GABUNGAN NEGARA

A. Deskripsi Singkat

Pada kegiatan belajar 14 ini, peserta kuliah akan mempelajari


mengenai Organisasi Internasional dan Gabungan Negara. Di
kegiatan belajar 14 ini, akan dijelaskan tentang Teori Kerjasama
Antarnegara,Perserikatan Bangsa-bangsa.

B. Relevansi

Materi dalam kegiatan belajar ini berkaitan organisasi


internasional dan gabungan negara. Diharapkan bagi peserta
mata kuliah dapat mengidentifikasi organisasi internasional dan
gabungan negara serta menganalisis issue-issue kontemporer
tentang “Negara dalam Era Globalisasi”.

C. Capaian Pembelajaran
1. Uraian
1) Teori Kerjasama Antarnegara
Kerjasama antarnegara dapat ditinjau dari beberapa segi,
yang dalam uraian berikut ini akan dipaparkan 4 (empat)
segi dalam memandang kerjasama antarnegara, yaitu:
1) Bentuknya
Dari segi bentuknya, maka dapat dilihat dari 2 (dua)
segi peninjauan, yaitu:
a) Bentuk klasik
Bentuk klasik kerjasama antarnegara ini oleh
Jellinek dianalisis dalam 2 (dua) segi, yaitu:
 Kerjasama dalam arti luas
Yaitu mencakup segala macam kerjasama,
baik yang berdasarkan hukum
internasional, karena letak geografis,
maupun karena dasar (faktor) lainnya.
 Kerjasama dalam arti sempit
Yaitu apabila beberapa negara sebagai
kesatuan politik bergabung, baik republik
maupun monarki semuanya bergabung
menjadi satu kesatuan politik yang
kemudian membentuk pola-pola tertentu.
2) Paham Federalisme
Yaitu peninjauan kerjasama antarnegara tersebut,
apakah menghasilkan suatu organ tertentu atau tidak.
Oleh karena itu dapat ditemui:
a) Organisierten Verbindungen, yaitu kerjasama
antaranegara yang menimbulkan akibat
terbentuknya alat perlengkapan negara yang baru
atau alat perlengkapan negara tertentu.
b) Nicht Organisierten Verbindungen, yaitu kerjasama
antarnegara yang tidak menimbulkan alat
perlengkapan negara tertentu.
c) Scheinbare Staaten Verbindungen, yaitu kerjasama
antarnegara yang kelihatannya atau seolah-olah
sebagai penggabungan negara, tetapi kenyataannya
tidak demikian, penggabungannya hanya sebagai
kedok saja.
d) Staaten Verbindungen In Rechtssine, yaitu kerjasama
antarnegara yang berdasarkan hukum yang
sebenarnya terjadi dan betul-betul merupakan
penggabungan beberapa negara.
Dalam hal ini dapat dilihat beberapa contoh, yaitu:
- Protektorat
- Monarchaal Unie
- Perserikatan Negara
- Negara Serikat ( Padmo Wahjono, 1977:61)
3) Hukumnya
Kerjasama antarnegara yang dilihat dari segi
hukumnya ini berarti kita memasuki lapangan hukum
internasional atau hukum antarnegara.
Hukum yang berlaku tersebut, yaitu:
-Hukum antarnegara yang umum
-Hukum antarnegara yang khusus,misalnya traktat.
(Abu Daud Busroh,2001:172)

4) Politiknya
Kerjasama antarnegara yang dilihat dari segi politiknya
ini berarti kita memandangnya dari segi intenational
Relation, yang di dalamnya mencakup:
-International Politic
-International Organization (Abu Daud
Busroh,2001:172).
5) Sumbernya
Adapun sumber-sumber hukum kerjasama antarnegara
adalah:
a) Traktat
b) Kebiasaan internasional
c) Pendapat sarjana-sarjana tentang sendi-sendi
hukum
d) Keputusan-keputusan pengadilan international
(Abu Daud Busroh, 2001:172).
b. Perserikatan Bangsa-bangsa
Dalam sistem Perserikatan Bangsa-bangsa (UN System)
kita mengenal Principal Organs, Subsidiary Organs dan
Specialized Agencies. Adapun Principal Organs terdiri
dari Majelis Umum, Dewan Keamanan; Dewan Ekonomi
dan Sosial, Dewan Perwalian, Mahkamah Internasional
dan Sekretariat.
Adapun Subsidiary Organs, antara lain, adalah United
Nations Conference on Trade and Development
(UNCTAD), United Naations Children’s Fund
(UNICEF), United Nations Institute for Training and
Research (UNITAR) dan banyak lagi. Sedangkan yang
termasuk dalam Specialized Agencies diantaranya adalah
International Labour Organization (ILO), World Health
Organization (WHO), International Monetary
Fund(IMF), International Civil Aviation Organization
(ICAO) dan lain-lain (Hikmahanto Juwana, 2002: 152).

Munculnya Organisasi internasional yang bersifat


permanen dengan memiliki kepribadian internasional
yang mandiri terlepas dari negara-negara anggotanya,
semakin lama jumlahnya semakin bertambah. Suatu
organisasi internasional dibentuk dan didirikan melalui
suatu konferensi internasional yang menghasilkan
perjanjian internasional yang merupakan anggaran
dasarnya yang biasa disebut dengan piagam, covenan,
atau statuta, atau dengan istilah yang lebih umum disebut
juga dengan konstitusi dari organisasi internasional. Atas
dasar piagam atau konstitusinya itulah suatu organisasi
internasional didirikan. Di dalam piagamnya itu
ditentukan tentang asas-asas dan tujuan dari organisasi
internasional maupun organ-organ serta mekanisme
bekerjanya.
Meskipun anggota-anggotanya adalah negara-negara,
tetapi kedudukan organisasi internasional itu tidaklah
di atas negara, melainkan sejajar atau sederajat dengan
negara-negara. Justru karena kedudukannya yang
sederajat dengan negara-negara itulah, maka organisasi
internasional dapat mengadakan dan terlibat dalam
hubungan-hubungan internasional, seperti halnya negara
dan subyek hukum internasional lainnya.
Akan tetapi hak, kekuasaan, dan kewenangan suatu
organisasi internasional dalam mengadakan hubungan-
hubungan internasional atau menjadi pihak dalam suatu
perjanjian internasional, terbatas pada bidang atau ruang
lingkup kegiatannya atau apa yang menjadi maksud dan
tujuan dari organisasi internasional itu sendiri.
Seluas apapun ruang lingkup kegiatan dan tujuan dari
suatu organisasi internasional, secara yuridis teoritis hak,
kekuasaan maupun kewenangannya mengadakan
hubungan internasional maupun menjadi pihak dalam
suatu perjanjian internasional, tidaklah sama dengan
negara-negara. Hal ini disebabkan karena negara
memiliki kedaulatan sedangkan organisasi internasional
tidak memiliki kedaulatan. Tegasnya, ada bidang-bidang
yang tidak mungkin dilakukan oleh suatu organisasi
internasional, seperti mengadakan perjanjian tentang
garis batas wilayah, disebabkan karena memang
organisasi internasional tidak memiliki wilayah,
sebagaimana negara. (I Wayan Parthiana,2002:22)

2. Latihan

Dalam latihan ini, peserta kuliah diharapkan menjawab soal


berikut ini. Setelah menjawab, peserta kuliah diharapkan dapat
menelusuri jawabannya pada bagian uraian.

 Soal pertama: uraikan mengenai teori kerjasama


antarnegara.
 Soal kedua: kemukakan mengenai organisasi
internasional..

Hasil pekerjaan dapat didiskusikan dengan peserta


lainnya. Tentu saja,kolaborasi membahas jawaban dilakukan
setelah peserta kuliah menyelesaikan kedua soal ini secara
mandiri.

3. Pustaka
a. Abu Daud Busroh, 2001, Ilmu Negara, PT Bumi Aksara,
Jakarta.
b. Azhary, 1995, Negara Hukum Indonesia (Analisis
Yuridis Normatif tentang Unsur-unsurnya), UI PRESS,
Jakarta.
c. C.F. Strong, 2004, Konstitusi-konstitusi Politik Modern;
Kajian tentang Sejarah dan Bentuk-bentuk Konstitusi
Dunia (terj.), Nuansa dan Nusamedia, Bandung.
d. Dahlan Thaib, dkk., 2004, Teori dan Hukum Konstitusi,
Rajawali Pers, Jakarta.
e. F. Isjwara, 1992, Pengantar Ilmu Politik, Binacipta,
Bandung.
f. Hans Kelsen, 2006, Teori Umum tentang Hukum dan
Negara, Nusamedia dan Nuansa, Bandung.\
g. Inu Kencana Syafiie, 1996, Pengantar Ilmu Hukum Tata
Negara, Pustaka Jaya, Jakarta.
h. Jimly Asshiddiqie, 1996, Pergumulan Peran Pemerintah
dan Parlemen dalam Sejarah, UI PRESS, Jakarta.
i. Jimly Asshiddiqie, 2005, Konstitusi dan
Konstitusionalisme Indonesia, Sekretariat Jenderal dan
Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, Jakarta.
j. Jimly Asshiddiqie, 2006, Pengantar Ilmu Hukum Tata
Negara (Jilid II), Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan
Mahkamah Konstitusi RI, Jakarta.
k. Jimly Asshiddiqie, 2006, Pengantar Ilmu Hukum Tata
Negara (Jilid I), Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan
Mahkamah Konstitusi RI, Jakarta.
l. Jujun S. Suriasumantri, 1981, Ilmu dalam Perspektif
(Sebuah Kumpulan Karangan tentang hakekat Ilmu), PT
Gramedia, Jakarta.
m. M. Solly Lubis, 1982, Asas-asas Hukum Tata Negara,
Alumni, Bandung.
n. M. Solly Lubis, 1990, Ilmu Negara, Mandar Maju,
Bandung.
o. Max Boli Sabon, 1994, Ilmu Negara (Buku Panduan
Mahasiswa), PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
p. Miriam Budiardjo, 2002, Dasar-dasar Ilmu Politik, PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
q. Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, 1983, Pusat Studi
Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas
Indonesia dan CV Sinar Bakti, Jakarta.
r. Ni’matul Huda, 2005, Negara Hukum, Demokrasi, dan
Judicial Review, UII Press, Yogyakarta.
s. Padmo Wahjono, 1986, Negara Republik Indonesia,
Rajawali Pers, Jakarta.
t. Samidjo, 1986, Ilmu Negara, Armico, Bandung.
u. Sjachran Basah, 1997, Ilmu Negara (Pengantar, Metode,
dan Sejarah Perkembangan), Citra Aditya Bakti,
Bandung.
v. Soehino, 1986, Ilmu Negara, Liberty, Yogyakarta.
w. Romi Librayanto,2009,Ilmu Negara Suatu
Pengantar,Refleksi,Makassar

D. Tugas dan Lembar Kerja


Pada tugas ini,peserta diharapkan membuat uraian mengenai
Konstitusi. Buatlah analisis,terdiri dari minimal 3
paragraf,dan setiap paragraf, minimal 10 kalimat.
E. Tes Formatif

F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Bila Anda merasa telah menjawab tes formatif dengan
baik,bandingkanlah jawaban anda tersebut dengan kunci
jawaban yang disediakan. Jika hasil perhitungan
menunjukkan anda telah mencapai tingkat penguasaan sama
atau lebih besar dari 80%. Anda dipersilakan untuk
meneruskan ke kegiatan belajar berikutnya.
Untuk mengetahui persentase penguasaan materi pada
kegiatan belajar 14 ini, anda cukup menghitung
menggunakan rumus berikut:
Jumlah jawaban benar × 100 = %
Seluruh soal

Anda mungkin juga menyukai