Anda di halaman 1dari 15

2020

ILMU NEGARA

MODUL 4
KEGIATAN BELAJAR 4

0
KEGIATAN BELAJAR 4
UNSUR-UNSUR NEGARA

A. Deskripsi Singkat
Deskripsi Pada kegiatan belajar 4 ini, peserta kuliah akan
mempelajari mengenai Unsur-Unsur Negara. Di kegiatan
belajar 4 ini,akan dijelaskan tentang Penghuni, Wilayah,
Pemerintah yang Berdaulat, Kesanggupan berhubungan dengan
negara-negara lainnya dan Pengakuan.
B. Relevansi
Materi dalam kegiatan belajar ini berkaitan dengan Unsur-
Unsur Negara. Diharapkan bagi peserta mata kuliah dapat
menguraikan Unsur-Unsur Negara.
C. Capaian Pembelajaran
1. Uraian
a. Penghuni
Penghuni atau rakyat dari suatu negata terdiri atas:
1) Penduduk
Ialah mereka yang bertempat tinggal atau berdomisili
di dalam wilayah suatu negara. Penduduk terdiri dari:
a) Warga Negara
yaitu setiap orang yang memiliki ikatan hukum
dengan pemerintah suatu negara.Atau dengan kata
lainwarga negara adalah mereka yang berdasarkan
hukum merupakan anggota dari suatu negara.

1
Ada 2 kriteria yang umum dipergunakan untuk menentukan
siapa-siapa yang menjadi warga negara suatu negara,yaitu kriteria
yang didasarkan pada:
i. Kelahiran
Kriteria kelahiran dibagi lagi ke dalam dua asas,yaitu
(Samidjo,1986:36)
 Asas ius sanguinis (keibupakan)
Kriteria yang didasarkan atas asas ius sanguinis
atau hukum dara (law of the blood) atau asas darah
atau keturunan atau asas keibubapakan adalah asas
yang menetapkan seseorang mempunyai
kewarganegaraan menurut kewarganegaraan
orangtuanya,tanpa mengindahakan dimana ia
dilahirkan. Misalnya,anak dari warga negara A
yang lahir dimanapun juga,dengan sendirinya
menjadi warga negara A pula.
 Asas ius soli (tempat kelahiran)
Kriteria yang didasarkan atas asas ius soli (hukum
tempat kelahiran, law of the soil) yaitu asas yang
menyatakan bahwa tempat kelahiran menetukan
kewarganegaraan seseorang. Misalnya,seseorang
yang lahir di negara B akan memperoleh
kewarganegaraan negara B tersebut.
Karena perbedaan dasar yang dipakai dalam
menentukan kewarganegaraan seseorang,maka hal
tersebut akan menimbulkan kemungkinan-
kemungkinan yaitu:
2
a. Bipatride (dwi kewarganegaraan), yaitu seseorang
yang mempunyai kewarganegaraan rangkap.
Hal ini terjadi pada seseorang, misalnya,menurut
syarat kewarganegaraan negara A, seseorang yang
dilahirkan di dalam wilayah negara A dianggap
sebagai warga negara A walaupun orang tuanya
bukan warga negara A.Sedangkan menurut syarat
kewarganegaraan negara B, seseorang yang
diturunkan (anak) dari warga negara B merupakan
warga negara B walaupun ia dilahirkan di luar
wilayah negara B. Dengan demikian, maka timbul
keadaan bahwa orang tersebut mempunyai dua
kewarganegaraan (dwi kewarganegaraan,
bipatrite), Atau
b. Apatride (tanpa kewarganegaraan), yaitu
seseorang tidak mempunyai kewarganegaraan.
Hal ini terjadi pada seseorang , misalnya menurut
syarat kewarganegaraan A, seseorang yang
dilahirkan di luar wilayah negara A walaupun dari
keluarga yang berkewarganegaraan negara
A,maka orang tersebut tidak termasuk sebagai
warga negara A. Sedangkan negara tempat orang
tersebut dilahirkan,negara B, mempunyai syarat
kewarganegaraan bahwa seseorang yang
diturunkan dari orangtua yang bukan warga
negara B,maka orang tersebut bukan warga negara
B.
3
Dengan demikian,timbul keadaan bahwa orang
tersebut tidak mempunyai kewarganegaraan
(tanpa kewarganegaraan, apatride).
i. Naturalisasi
Naturalisasi atau pewarganegaraan ialah proses hukum
yang menyebabkan sesorang memperoleh
kewarganegaraan suatu negara tertentu.
b) Bukan Warga negara (orang asing)
Yaitu mereka yang tidak termasuk warga negara (bukan
warga negara).
c) Bukan Penduduk
Yaitu mereka yang ada di dalam wilayah suatu negara,
tetapi tidak bermaksud bertempat tinggal di negara itu.
Oleh karena itu, warga negara dari negara A tidak selalu
menjadi penduduk negara A tersebut. Misalnya, seseorang
yang berkewarganegaraan A bekerja di negara B,maka
orang tersebut tetap sebagai warga negara A tetapi bukan
penduduk negara A.
Sebaliknya, penduduk suatu negara tidak selalu merupakan
warga negara dari negara dimana orang itu tinggal.
Misalnya, seseorang yang berkewarganegaraan A yang
menetap di negara B, maka orang tersebut merupakan
penduduk dari negara B tetapi tetap warga negara A.
b. Wilayah
Wilayah merupakan unsur mutlak (unsur konstitutif) dari
negara. Jika ‘penghuni’ merupakan dasar personil suatu
negara, maka ‘wilayah’ merupakan landasan material atau
4
landasan fisik dari suatu negara. Suatu bangsa nomaden (yang
selalu hidup mengembara, berpindah-pindah tempat) tidak
mungkin mempunyai negara, walaupun mereka mempunayai
warga dan penguasa sendiri. (Samidjo,1986:48).
Yang dimaksud dengan wilayah tertentu ialah batas wilayah
dimana kekuasaan negara itu berlaku. Tidak penting apakah
wilayah yang didiami secara tetap itu besar atau kecil, ia dapat
hanya terdiri dari suatu kota saja, sebagaimana halnya dengan
negara-negara polis di masa yunani kuno.
Unsur wilayah adalah merupakan unsur negara dengans syarat
bahwa kekuasaan negara yang bersangkutan harus secara
efektif diakui di seluruh wilayah negara yang bersangkutan.
Hal ini berarti didalam wilayah negara tersebut tidak boleh ada
kekuasaan lain selain kekuasaan negara yang bersangkutan.
Menempuh wilayah negara asing tanpa izin negara yang
bersangkutan,dianggap pelanggaran atas kedaulatan negara
itu,dan perbuatan-perbuatan itu dapat ditindak secara hukum
oleh negara. Bahkan tidak jarang,masalah batas-batas
(wilayah) negara menimbulkan peperangan.
Batas wilayah suatu negara ditentukan melalui perjanjian
dengan negara-negara lain. Dulu, penentuan batas negara
kerap kali dibuat menurut pembawaan alam,misalnya sungai,
selat, danau, dan pegunungan. Batas negara tersebut tidak
hanya meliputi daratan, tetapi juga wilayah lautan dan wilayah
udara.
Selain pandangan mengenai wilayah negara secara tradisional
tersebut di atas, ada pula pandangan yang lebih , modern yaitu
5
bahwa wilayah yang dimaksud merupakan lebensraum (ruang
hidup) suatu negara. Dari sudut hukum, maka pengertian
wilayah tersebut adalah merupakan wilayah hukum, berarti
dapat berupa:
1) Wilayah ruang;
2) Wilayah orang;
3) Wilayah soal/bidang (Max Boli Sabon,1994:18).
Jadi, yang termasuk wilayah (batas-batas) negara ialah:
a) Darat (-an)
Biasanya ditentukan dalam perjanjian perbatasan
dengan negara-negara tetangga.
b) Laut (-an)
Biasanya diukur dari pantai pada waktu surut. Wilayah
laut yang masuk ke dalam wilayah negara tertentu
disebut perairan wilayah atau laut teritorial. Di luar itu
merupakan lautan bebas atau perairan internasional.
c) Udara
Sampai tinggi yang tidak terbatas,menurut asas usque
ad coelum.(Samidjo,1986:48-49)
Selain yang telah disebutkan tersebut (darat,laut,dan udara)
maka ada sebuah wilayah pengecualian,yaitu:
4) Wilayah ekstra teritorial
Wilayah ekstra teritorial berarti bahwa walaupun tempat
itu terletak di dalam wilayah negara lain,tetapi dianggap
menjadi wilayah negara yang lain. Misalnya,di tempat
kediaman kedutaan asing yang tidak dapat diganggu gugat.
Juga suatu kapal perang bisa merupakan daerah ekstra
6
teritorial, dan juga kapal-kapal laut yang berlayar di laut
terbuka di bawah bendera suatu negara tertentu.
c. Pemerintah yang Berdaulat
Adanya suatu pemerintah yang berkuasa terhadap seluruh
wilayahnya dan segenap rakyatnya, meruapakan syarat mutlak
bagi adanya negara. Pemerintah lain, negara lain, tidak
berkuasa di wilayah dan terhadap rakyat negara itu. Kekuasaan
yang demikian itu disebut kedaulatan.
d. Kesanggupan berhubungan dengan negara-negara lain
Yaitu kesanggupan mengadakan hubungan dengan negara-
negara lain, misalnya dalam bidang ekonomi, politik,
keamanan, dan sebagainya. (Samidjo,1986:50).
e. Pengakuan
Pengakuan negara yang satu terhadap negara yang lain adalah
memungkinkan hubungan antara negara-negara itu (misalnya
hubungan diplomatik, hubungan perdagangan, hubungan
kebudayaan, dan lain-lain). Pengakuan ini bukanlah faktor
yang menentukan mengenai ada tidaknya negara. Pengakuan
ini hanyalahn menerangkan, bahwa negara yang telah ada itu
diakui oleh negara yang mengakui itu. Pengakuan bukanlah
turut mendirikan negara itu, tetapi hanyalah menerangkan saja.
Pengakuan itu tidaklah bersifat konstitutif,melainkan bersifat
deklaratif.
Pengakuan ada 2 jenis,yaitu:
o Pengakuan de facto
ialah pengakuan atas fakta adanya negara. Pengakuan itu
diberikan berdasarkan realita bahwa suatu masyarakat
7
politik itu telah memenuhi syarat utama sebagai sebuah
negara.
o Pengakuan de jure
ialah pengakuan akan sahnya suatu negara berdasarkan
pertimbangan yuridis menurut hukum. Dengan
memperoleh pengakauan de jure,suatu negara mendapat
hak-haknya di samping kewajibannya sebagai anggota
keluarga bangsa-bangsa sedunia. Hak dan kewajiban yang
dimaksud adalah hak dan kewajiban untuk bertindak dan
diperlakukan sebagai negara yang berdaulat penuh,
diantara negara-negara lain.(Max Boli Sabon,1994:22).

2. Latihan
Dalam latihan ini, peserta kuliah diharapkan menjawab soal
berikut ini. setelah menjawab,peserta kuliah diharapkan dapat
menelusuri jawabannya pada bagian uraian.
 Soal pertama: Uraikan mengenai unsur-unsur negara :
Penghuni, Wilayah, Pemerintah yang Berdaulat.
 Soal kedua: Kemukakan unsur-unsur negara: Kesanggupan
berhubungan dengan negara-negara lainnya dan
Pengakuan.
Hasil pekerjaan dapat didiskusikan dengan peserta lainnya.
Tentu saja, kolaborasi membahas jawaban dilakukan setelah
peserta kuliah menyelesaikan kedua soal ini secara mandiri.

8
3. Pustaka
a. Abu Daud Busroh, 2001, Ilmu Negara, PT Bumi Aksara,
Jakarta.
b. Azhary, 1995, Negara Hukum Indonesia (Analisis
Yuridis Normatif tentang Unsur-unsurnya), UI PRESS,
Jakarta.
c. C.F. Strong, 2004, Konstitusi-konstitusi Politik Modern;
Kajian tentang Sejarah dan Bentuk-bentuk Konstitusi
Dunia (terj.), Nuansa dan Nusamedia, Bandung.
d. Dahlan Thaib, dkk., 2004, Teori dan Hukum Konstitusi,
Rajawali Pers, Jakarta.
e. F. Isjwara, 1992, Pengantar Ilmu Politik, Binacipta,
Bandung.
f. Hans Kelsen, 2006, Teori Umum tentang Hukum dan
Negara, Nusamedia dan Nuansa, Bandung.\
g. Inu Kencana Syafiie, 1996, Pengantar Ilmu Hukum Tata
Negara, Pustaka Jaya, Jakarta.
h. Jimly Asshiddiqie, 1996, Pergumulan Peran Pemerintah
dan Parlemen dalam Sejarah, UI PRESS, Jakarta.
i. Jimly Asshiddiqie, 2005, Konstitusi dan
Konstitusionalisme Indonesia, Sekretariat Jenderal dan
Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, Jakarta.
j. Jimly Asshiddiqie, 2006, Pengantar Ilmu Hukum Tata
Negara (Jilid II), Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan
Mahkamah Konstitusi RI, Jakarta.

9
k. Jimly Asshiddiqie, 2006, Pengantar Ilmu Hukum Tata
Negara (Jilid I), Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan
Mahkamah Konstitusi RI, Jakarta.
l. Jujun S. Suriasumantri, 1981, Ilmu dalam Perspektif
(Sebuah Kumpulan Karangan tentang hakekat Ilmu), PT
Gramedia, Jakarta.
m. M. Solly Lubis, 1982, Asas-asas Hukum Tata Negara,
Alumni, Bandung.
n. M. Solly Lubis, 1990, Ilmu Negara, Mandar Maju,
Bandung.
o. Max Boli Sabon, 1994, Ilmu Negara (Buku Panduan
Mahasiswa), PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
p. Miriam Budiardjo, 2002, Dasar-dasar Ilmu Politik, PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
q. Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, 1983, Pusat Studi
Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas
Indonesia dan CV Sinar Bakti, Jakarta.
r. Ni’matul Huda, 2005, Negara Hukum, Demokrasi, dan
Judicial Review, UII Press, Yogyakarta.
s. Padmo Wahjono, 1986, Negara Republik Indonesia,
Rajawali Pers, Jakarta.
t. Samidjo, 1986, Ilmu Negara, Armico, Bandung.
u. Sjachran Basah, 1997, Ilmu Negara (Pengantar, Metode,
dan Sejarah Perkembangan), Citra Aditya Bakti,
Bandung.
v. Soehino, 1986, Ilmu Negara, Liberty, Yogyakarta.

10
w. Romi Librayanto,2009,Ilmu Negara Suatu
Pengantar,Refleksi,Makassar

D. Tugas dan Lembar Kerja


Pada tugas ini,peserta diharapkan membuat uraian mengenai
Unsur-Unsur Negara. Buatlah analisis, terdiri dari minimal 3
paragraf,dan setiap paragraf, minimal 10 kalimat.

E. Tes Formatif
1. Mereka yang bertempat tinggal atau berdomisili di dalam
wilayah suatu negara,disebut
a.Warga Negara
b.Penduduk
c.Bukan penduduk
d.Bukan warga negara

2. Setiap orang yang memiliki ikatan hukum dengan pemerintah


suatu negara.Atau dengan kata lain warga negara adalah
mereka yang berdasarkan hukum merupakan anggota dari
suatu negara, disebut
a.Warga Negara
b.Bukan Warga Negara
c.Penduduk
d.Non penduduk

3. Asas yang menetapkan seseorang mempunyai


kewarganegaraan menurut kewarganegaraan orang tuanya
,tanpa mengindahkan dimana ia dilahirkan, disebut asas
a.Ius Soli
b.Ius Sanguinis
c.Apatride
11
d.Bipatride

4. Sesorang yang tidak mempunyai kewrganegaraan disebut


a.ius soli
b.ius sanguinis
c.Apatride
d.Bipatride
5. Pengakuan akan sahnya suatu negara berdasarkan
pertimbangan yuridis menurut hukum, disebut pengakuan
a. konstitutif
b.ekstra teritorial
c.de facto
d.de jure

F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Bila Anda merasa telah menjawab tes formatif dengan
baik,bandingkanlah jawaban anda tersebut dengan kunci
jawaban yang disediakan. Jika hasil perhitungan menunjukkan
anda telah mencapai tingkat penguasaan sama atau lebih besar
dari 80%. Anda dipersilakan untuk meneruskan ke kegiatan
belajar berikutnya.
Untuk mengetahui persentase penguasaan materi pada kegiatan
belajar 4 ini, anda cukup menghitung menggunakan rumus
berikut:
Jumlah jawaban benar × 100 = %
Seluruh soal

12
a.Oppenheimer
b.Leon Duguit
c.Harold J.Laski
d.Voltaire

1. Tujuan manusia itu adalah untuk kembali pada cita-cita


yang absolut,dan penjelmaan dari cita-cita yang absolut
dari manusia itu adalah negara. Tindakan dari negara itu
dibenarkan karena negara adalah yang dicita-citakan oleh
manusia-manusia tersebut,merupakan teori
a.Teori Etika
b.Teori Psikologi
c.Teori Hukum Patrimonial
d.Teori Absolut

2. Teori yang bahwa mengatakan bahwa alasan pembenaran


negara itu adalah berdasrkan pada unsur psikologi
manusia,misalnya karena rasa takut da rasa kasih sayang.
Dengan demikian,tundakan negara tadi dibenarkan,yaitu
teori
a. Teori Psikologi
b.Teori Etika
c.Teori Absolut
d.Teori Hukum Patriarki

F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Bila Anda merasa telah menjawab tes formatif dengan
baik,bandingkanlah jawaban anda tersebut dengan kunci
jawaban yang disediakan. Jika hasil perhitungan
menunjukkan anda telah mencapai tinfkat penguasaan sama
13
atau lebih besar dari 80%. Anda dipersilakan untuk
meneruskan ke kegiatan belajar berikutnya.
Untuk mengetahui persentase penguasaan materi pada
kegiatan belajar 5
ini,anda cukup menghitung menggunakan rumus berikut:
Jumlah jawaban benar × 100 = %
Seluruh soal

14

Anda mungkin juga menyukai