ANALISA YURIDIS
Majelis Hakim yang terhormat
Tim penasihat Hukum yang terhormat
Bahwa setalah kami menguraikan fakta-fakta yang terungkap
dipersidangan baik berupa keterangan saksi, keterangan ahli, Surat,
Petunjuk, keterangan Terdakwa dan barang bukti kemudian setelah kami
menganalisa fakta-fakta hukum tersebut, maka secara yuridis perbuatan
Terdakwa telah nampak dengan jelas menyalahgunakan kewenangan
yang ada pada dirinya, selanjutnya sekarang kami akan melangkah pada
uraian berikutnya yaitu memberikan analisa hukum dengan memasukkan
fakta hukum dalam unsur-unsur (bestamedeal) dari pasal- pasal tindak
pidana yang didakwakan kepada terdakwa.
Bahwa oleh karena Surat dakwaan merupakan dasar pemeriksaan
dipersidangan, maka kami Penuntut Umum menyampaikan atau
mengingatkam kembali bahwa dalam surat dakwaan Nomor Reg.
Perkara : PDM-.................
Berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh dalam persidangan, maka
sampailah pada pembuktian mengenai unsur-unsur tindak pidana yang
didakwakan yaitu :
KESATU :
PRIMAIR
Pasal 114 ayat (2) Jo pasal 130 Undang-undang Republik Indonesia
No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.
SUBSIDAIR :
Pasal 113 ayat (2) Jo pasal 130 Undang-undang Republik Indonesia
No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, ATAU
KEDUA :
Pasal 129 butir (b) Undang-undang Republik Indonesia No 35 tahun
2009 Tentang Narkotika.
Oleh karna dakwaan kami dalam bentuk Kombinasi Alternative
Subsidair Tunggal maka kami akan membuktikan dakwaan Kesatu primair
terlebih dahulu, bahwa dakwaan Kesatu primair yaitu :
Pasal 114 ayat (2) Jo pasal 130 Undang-undang Republik Indonesia
No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, dengan unsur-unsur sebagai
berikut:
1. Setiap Orang
2. Tanpa Hak atau Melawan Hukum
3. Menjual Narkotika Golongan I Bukan Tanaman Beratnya 5
(Lima) Gram
Bahwa adapun uraian terkait dengan pembuktian unsur-unsur diatas
adalah sebagai berikut:
1. Unsur “setiap orang”
- Bahwa setiap orang adalah siapa saja subjek hukum yang mampu
melakukan perbuatan hukum dan kepadanya dapat
dipertanggungjawabkan terhadap apa yang diperbuatnya.
- Bahwa setiap orang sebagaimana telah dijelaskan dalam
pembahasan terhadap Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2007, setiap orang merupakan subjek atau pelaku tindak
pidana yang mencakup orang perseorangan dan korporasi
- Bahwa berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahwa
pengertian badan hukum merupakan sebuah kumpulan orang yang
memiliki aktivitas dan bergerak di bidang usaha atau perdagangan
yang memiliki tujuan mencari keuntungan ekonomi.
- Bahwa yang dimaksud agar mampu mempertanggungjawabkan
atas perbuatan yang didakwaan yakni setiap orang subjek hukum
yang Cakap Hukum. Yang dimaksud dengan Cakap Hukum adalah
seseorang yang dianggap oleh hukum mampu untuk bertindak
sendiri dalam melaksanakan hak dan kewajibannya serta dapat
mempertanggungjawabkan perbuatannya dan tidak digantungkan
pada kualitas atau kedudukan tertentu.
- Bahwa yang dimaksud dengan Cakap Hukum haruslah memenuhi
salah satu dari 3 unsur, yaitu Cukup Umur, tidak dalam keadaan
terganggu jiwanya atau tidak sehat akal pikirannya.
- Bahwa dalam Hukum Pidana Indonesia terdapat beberapa
pendapat mengenai apa yang dimaksud Cukup Umur Menurut
KUHPidana.Cukup Umur dimaksudkan kepada seseorang yang
belum mencapai umur 21 Tahun dan belum pernah kawin
sebelumnya Bahwa menurut Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang
Nomor 3 Tahun Tahun 1997, dijelaskan bahwa anak adalah orang
yang telah mencapai umur 8 tahun tetapi belum mencapai umur 18
Tahun. Sehingga menurut pasal ini, seseorang dianggap cukup
umur ketika telah mencapai usia 18 tahun karena diusia seperti itu
manusia sudah mampu bertanggungjawab.
- Dinamakan badan hukum itu sebenarnya adalah ciptaan hukum,
yaitu dengan menunjuk kepada adanya suatu badan yang diberi
status sebagai subjek hukum disamping subjek hukum berwujud
manusia alamiah
(natuurlijke person).
Badan hukum dapat diperlakukan sebagai pelaku tindak
pidana apabila perbuatan yang terlarang untuk
dipertanggungjawabkan dibebankan atas badan hukum.
Hal tersebut dilakukan dalam rangka pelaksanaan tugas
dan/atau pencapaian tujuan dari badan hukum tersebut.
Badan hukum baaru dapat diberlakukan sebagai pelaku
tindak pidana apabila badan tersebut berwenang untuk
melakukannya, terlepas telah terjadi atau tidak terjadinya
tindakan. Dalam hal tersebut tindakan yang dilakukan
atau terjadi dalam operasi usaha pada umumnya dan
diterima atau biasanya diterima secara demikian oleh
badan hukum.
- Menurut Molengraaff (dalam Jimly A, 2006) Badan hukum pada
hakikatnya adalah hak dan kewajiban dari para anggotanya secara
bersama-sama, dan di dalamnya terdapat harta kekayaan bersama
yang tidak dapat dibagi-bagi. Setiap anggota adalah pemilik harta
kekayaan yang terorganisasikan dalam badan hukum.
- Menurut E. Utrecht (dalam Neni S, 2009) Adalah badan yang
menurut hukum berkuasa (berwenang) menjadi pendukung hak
yang tidak berjiwa atau bukan manusia.
- Menurut Sri Soedewi Masjchoen (dalam Salim HS, 2008) adalah
kumpulan orang-orang yang bersama-sama bertujuan untuk
mendirikan suatu badan, yaitu berwujud himpunan dan harta
kekayaan yang disendirikan untuk tujuan tertentu dan dikenal
dengan yayasan.
1. Unsur “Menginmpor”
1. Mengimpor
2. Prekursor Narkotika
1. Unsur “Mengimpor”