Anda di halaman 1dari 10

A.

Pengertian Hukum Internasional, Jenis, Asas, Subjek dan Sumber


Hukumnya

Hukum internasional memiliki dua macam yakni hukum perdata


internasional dan hukum internasional publik. Hukum perdata internasional
adalah ketentuan hukum yang berfungsi untuk menyelesaikan masalah
antarindividu pada kedua negara atau lebih yang memiliki yurispridiksi berbeda.

Sementara hukum internasional publik adalah kaidah serta asas hukum


yang mengatur persoalan batas-batas negara. Lalu apa saja yang menjadi asas-asas
hukum internasional itu sendiri? untuk mengetahui jawabannya, simak ulasannya
di bawah ini.

1. Pengertian Hukum Internasional

Hukum internasional adalah kaidah asas yang mengatur baik hubungan


maupun persoalan yang berkaitan dengan satu negara dan negara lainnya. Subjek
dari persoalan ini adalah hukumnya bukan negara.

Tujuan dari adanya hukum internasional sendiri adalah untuk menciptakan


sebuah sistem hukum yang teratur. Hukum internasional sendiri berdasarkan
dengan asas keadilan adapun contoh hukum internasional adalah “European
Convention on Human Rights”.

2. Jenis-Jenis Hukum Internasional

Ada 3 jenis hukum Internasional yang bisa dibedakan yaitu :

1. Hukum internasional umum Jenis hukum internasional ini adalah berisi


peraturan yang dilaksanakan secara global dan berlaku untuk umum bagi
negara mana saja yang terlibat.
2. Hukum internasional regional Jenis hukum ini merupakan sebuah
peraturan yang ada karena sebuah hubungan antarnegara dan berlakunya
hanya terbatas pada lingkungan tersebut.
3. Hukum internasional khusus Sesuai dengan namanya yakni khusus, maka
hukum jenis ini hanya berlaku pada negara-negara tertentu tidak terbatas
karena tumbuh melalui perjanjian internasional multilateral.

3. Asas-asas Hukum Internasional

Asas adalah sebuah prinsip hukum yang muncul dari sebuah pemikiran yang
melatarbelakangi peraturan hukum. Asas hukum juga bisa dikatakan sebagai
norma dasar yang bisa dijadikan sebagai pedoman atau petunjuk untuk
membentuk sebuah hukum.

Adapun asas atau prinsip-prinsip hukum internasional itu sendiri adalah :

1. Prinsip kesamaan derajat negara-negara Prinsip kesamaan derajat negara-


negara adalah sebuah dasar untuk mengakui bahwa setiap negara-negara di
dunia memilki derajat yang sama tidak peduli negara tersebut besar
ataupun kecil. Semua negara memiliki hak yang sama mendapat perlakuan
yang adil dalam menjalin hubungan internasional.
2. Prinsip penentuan nasib sendiri Prinsip penentuan nasib sendiri adalah
sebuah dasar yang mana setiap bangsa dari setiap negara berhak untuk
menentukan nasib bangsanya sendiri dan setiap negara menghargai hak
tersebut.
3. Prinsip non-intervensi. Prinsip nonintervensi adalah prinsip untuk tidak
ikut campur dalam urusan yang bukan negaranya sendiri.
Sementara itu ada tujuh asas utama yang harus dilaksanakan di praktik hukum
internasional. Asas-asas tersebut adalah :

1. Setiap negara tidak boleh melakukan tindakan ancaman agresi terhadap


suatu wilaya dan mengganggu kemerdekaan negara lain.
2. Setiap negara tidak melakukan propaganda perang dan menciptakan agresi
pada negara lain.
3. Setiap negara harus bisa mengupayakan masalah-masalah internasional
selesai dengan cara yang damai.
4. Setiap negara bisa memberi solusi perdamaian atas permasalahan
internasionalnya dengan cara negoisasi, mediasi, konsiliasi, arbitrasi, atau
penyelesaian yudisial.
5. Setiap negara tidak boleh melakukan intervensi pada urusan dalam negeri
yang bukan negaranya.
6. Menurut piagam PBB, setiap negara wajib untuk menjalin kerja sama
dengan negara lain.
7. Menurut piagam PBB, setiap negara harus bisa memenuhi kewajibannya
dan mampu membuat negara lain percaya bahwa negara tersebut mampu
memenuhi kewajiban.
B. Subjek  Hukum Internasional

Pihak yang dapat dibebani oleh hak dan kewajiban hukum internasional
adalah subjek dari hukum internasional itu sendiri. Adapun hak dan kewajiban
yang diatur bisa berupa material dan formal. Adapun subjek-subjek dari hukum
internasional adalah :

1. Negara

Negara adalah subjek pertama dalam hukum internasional. Agar suatu


negara bisa menjadi sebuah subjek hukum internasional, maka negara tersebut
harus memiliki penduduk yang tetap, sebuah wilayah yang jelas dan memiliki
pemerintah serta bisa menjalin sebuah hubungan internasional.

Sebagai bagian dari subjek hukum internasional, maka negara memiliki hak dan
kewajiban yang perlu dipatuhi di antaranya adalah :

1. Hak dan kewajiban negara yang berhubungan dengan kedudukannya


terhadap negara lain
2. Hak dan kewajiban negara yang berhubungan dengan wilayah dalam
internasional
3. Hak dan kewajiban negara yang berhubungan dengan orang yang ada
dalam masyarakat internasional
4. Hak dan kewajiban negara yang berhubungan dengan benda-benda dalam
masyarakat internasional
5. Hak dan kewajiban negara atas kepentingan ekonomi,
6. Hak dan kewajiban negara atas lingkungan dan yuridiksi negara
Itulah hak dan kewajiban negara yang bisa dibedakan dan harapannya bisa
dilaksanakan oleh setiap negara.

2. Tahta Suci

Subjek kedua dari hukum internasional adalah tahta suci atau Vatikan.
Vatikan adalah peninggalan sejarah masa lalu yang dipimpin oleh Paus. Sosok
seorang Paus bukan sekedar menjadi seorang Kepala Gereja Roma tapi juga
berkuasa di dunia.

Tahta Suci Vatikan sendiri mempunyai memiliki perwakilan


diplomatiknya di beberapa ibu kota yang ada di dunia. Sebagai subjek hukum
maka tahta suci juga mempunyai kedudukan sejajar sama halnya sebuah negara.

Kedudukan yang didapatkan Vatikan ada setelah terjadi perjanjian dengan


Italia pada tanggal 11 Februari 1929. Perjanjian ini terkenal dengan sebutan
perjanjian Lateran di mana isi dari perjanjian ini adalah pemerintah Italia
mengembalikan sebidang tanah yang ada di Roma kepada Tahta Suci.

Sebidang tanah yang diberikan oleh pemerintah Italia itulah yang kemudian
didirikan sebuah Negara Vatikan

3. Palang Merah

Subjek hukum internasional yang ketiga adalah Palang Merah


Internasional atau PMI. PMI ini diakui sebagai organisasi internasional yang
memiliki kedudukan yang sama sebagaimana negara dan tahta suci hanya saja
ruang lingkupnya terbatas.

Menurut beberapa warisan sejarah, Palang Merah Internasional diakui


sebagai subjek hukum internasional tidak secara penuh karena PMI ini bergerak
dalam ranah sosial. Ya, Palang Merah dahulu didirikan oleh Henry Dunant.
PMI adalah sebuah himpunan yakni anggotanya memberikan pertolongan
sukarela kepada siapa saja yang membutuhkan pertolongan.

Tidak peduli dari mana asalnya,bangsanya, golongannya ataupun


agamanya. PMI akan selalu membantu siapa saja yang membutuhkan pertolongan
dalam sebuah bencana. Latar belakang berdirinya Palang Merah adalah karena
pada tahun 1859  terjadi perang antara Prancis dan Italia melawan Austria di
Selferino (Italia Utara).

Henry Dunant yang menyaksikan perang antar negara tersebut merasa


prihatin atas jatuhnya banyak korban yang tidak mendapat pertolongan. Dari rasa
prihatinnya tersebut, maka muncul ide Henry Dunant untuk memberi pertolongan
kepada korban perang yang terluka parah.

Berdasarkan pengalamannya mengangani korban perang itulah, Henry


Dunant mulai menuliskan kesannya dalam sebuah catatan yang kemudian menjadi
sebuah buku. Pada  tahun 1962 Henry Dunant terbit ebuah buku karya Henry
Dunant dengan judul A Memory of Solferino atau Kenangan di Solferino.

Buku yang ditulis berdasarkan kisah nyata ini menuliskan tentang dampak
buruk yang dihasilkan dari peperangan. Henry Dunant mulai membentuk sebuah
kelompok tenaga sukarela yang bernaung di bawah suatu lembaga untuk
menolong siapa saja yang terluka di medan perang.

4. Organisasi Internasional

Organisasi Internasional mempunyai kedudukan sebagai badan hukum


internasional yang memiliki hak dan kewajiban sebagaimana diatur dalam hukum
internasional.

Hanya saja hak dan kewajiban organisasi internasional masih dibatasi oleh
tugas organisasi itu sendiri. Non-Government Organization (NGO) atau lembaga
non pemerintah adalah salah satu organisasi internasional.
5. Pemberontakan dan Pihak dalam Sengketa

Sebagaimana dalam hukum perang maka seorang pemberontak bisa


memperoleh kedudukan dan hak sebagai pihak yang bersengketa atau disebut
belligerent. Namun ada beberapa kasus dalam sebuah perang, kasus ini hampir
sama dengan pengakuan terhadap status pihak yang bersengketa.

Seperti pengakuan terhadap gerakan pembebasan yang dilakukan di


Palestina. The Palestine Liberation Organization (PLO) berdiri pada tanggal 28
Mei 1964 dengan tujuan untuk kemerdekaan negara Palestina.

Pengakuan adanya gerakan pembebasan adalah bagian dari subjek hukum


internasional. Belligerent merupakan perwujudan dari suatu pemikiran yang
diikuti oleh negara-negara dunia ketiga. Pemikiran itu memiliki pandangan bahwa
bangsa-bangsa mempunyai hak asasi seperti bebas memilih sistem ekonomi,
politik, dan sosialnya sendiri.

Sebuah bangsa juga memiliki hak untuk menguasai sumber kekayaan alam
di wilayah yang mereka tinggali dan mereka berhak menentukan nasib bangsanya
sendiri.

C. Sumber Hukum Internasional

Sumber hukum dalam arti materiil adalah bagaimana isi atau materi
hukum, sementara sumber hukum dalam arti formil adalah lebih kepada
membicarakan bentuk atau wadah aturan hukum.

Ketika mengadili sebuah perkara suatu Negara, mahkamah internasional


menggunakan empat sumber hukum internasional di antaranya adalah :

1. Perjanjian internasional

Perjanjian internasional merupakan kesepakatan antar bangsa-bangsa dengan


tujuan untuk menghasilkan hukum tertentu. Perjanjian internasonal ini bisa
berupa:
a. Pakta
b. Konvensi
c. Piagam
d. Charter
e. Deklarasi
f. Protokol
g. Accord
h. Modus vivendi
i. Arrangement
j. Covenant

2. Kebiasaan internasional

Kebiasaan internasional adalah sebuah kebiasaan umum yang kemudian


diterima sebagai hukum. Untuk bisa diakui sebagai kebiasaan maka syarat yang
harus dimiliki adalah :

1. Memiliki kebiasaan yang mana pola tindakan itu sifatnya umum.


2. Kebiasaan itu bisa diterima sebagai hokum

3. Prinsip hukum umum yang telah diakui oleh bangsa-bangsa yang beradab

Prinsip hukum yang diakui adalah sistem hukum yang sudah modern
dengan berdasar pada asas dan lembaga hukum negara Barat dan Romawi.

4. Keputusan pengadilan dan pendapat para sarjana cerdas yang terkemuka


dari berbagai negara.

Maksud dari pendapat para sarjana adalah adanya sumber hukum


tambahan yang mana keputusan pengadilan meminta pendapat dari para ahli yang
memiliki kredibiltas dalam ranah hukum.
D. Sejarah Hukum Internasional

Sejarah hukum internasional menguji evolusi dan perkembangan hukum


internasional publik baik dalam praktik negara maupun pemahaman konseptual.
Hukum internasional modern dikembangkan dari Eropa Renaisans dan sangat
berkaitan dengan perkembangan organisasi politik Barat pada waktu itu.

Perkembangan gagasan Eropa tentang kedaulatan dan negara-negara


bangsa mengharuskan pengembangan metode-metode untuk hubungan-hubungan
antar negara dan standar-standar perilaku. Hal itulah dapat meletakkan dasar-dasar
yang akan menjadi hukum internasional.

Namun, asal-usul sistem hukum internasional modern dapat ditelusuri


kembali 400 tahun lalu di mana pengembangan konsep dan praktik bermula dari
politik sejarah kuno. Konsep-konsep penting itu berasal dari praktik antara
negara-kota Yunani dan konsep hukum Romawi dari ius gentium.

Ius gentium adalah hal yang mengatur kontak antara warga negara
Romawi dan orang-orang non-Romawi. Namun, prinsip-prinsip ini tidak
universal. Di Asia Timur, teori politik tidak didasarkan pada persamaan negara,
tetapi lebih pada supremasi kosmologis Kaisar Cina.
SOAL HUKUM INTERNASIONAL

1. Jelaskan Apa itu Hukum intenasional?


2. Sebutkan Jenis-jenis hokum internasional?
3. Apa saja Asas Hukum Internasional?
4. Sebutkan Subjek Hukum intenasional?
5. Sebutkan Sumber Hukum Internasional?

Jawaban

1. Hukum internasional adalah kaidah asas yang mengatur baik hubungan


maupun persoalan yang berkaitan dengan satu negara dan negara lainnya.
Subjek dari persoalan ini adalah hukumnya bukan negara.

2. - Hukum internasional umum


- Hukum internasional regional
- Hukum internasional khusus

3. – Asas Prinsip kesamaan derajat negara-negara


- Asas Prinsip penentuan nasib sendiri
- Asas Prinsip non-intervensi

4. - Negara
- Takta Suci
- Palang Merah
- Organisasi Internasional
- Pemberontakan dan Pihak dalam Sengketa

5. - Perjanjian Internasional
- Kebiasaan internasional
- Prinsip hukum umum yang telah diakui oleh bangsa-bangsa yang
beradab
- Keputusan pengadilan dan pendapat para sarjana cerdas yang terkemuka
dari berbagai negara.

Anda mungkin juga menyukai