Anda di halaman 1dari 5

Fahmi Maulana Rambah

20220510197 / Kelas D

Subjek Hukum Internasional

Subjek hukum internasional adalah entitas atau aktor yang diakui oleh hukum
internasional dan memiliki hak dan kewajiban yang diatur oleh hukum internasional. Subjek
hukum internasional dapat berupa negara, organisasi internasional, palang merah internasional,
tahta suci Vatikan, individu, kaum pemberontak (belligerent).

1. Negara:

Negara merupakan subjek utama dalam hukum internasional. Negara merupakan


subjek hukum internasional yang pertama muncul sebagai subjek hukum internasional dan
setelah itu baru bermunculan subjek hukum internasional lainnya. Negara adalah subjek hukum
internasional dalam arti yang klasik, bahkan sampai saat ini masih terdapat anggapan bahwa
hukum internasional itu merupakan hukum antar negara.

Negara dalam artiannya di sini ialah yang memiliki syarat yang cukup untuk dipenuhi
sebagai subjek internasional, yaitu :

1. Penduduk yang tetap atau permanen


2. Wilayah yang pasti
3. Pemerintahan
4. Kemampuan untuk melakukan hubungan dengan negara lain

Contoh dari negara yaitu seperti Indonesia, Singapore, Malaysia, dan negara lainnya.

2. Organisasi Internasional

Organisasi internasional juga merupakan subjek hukum internasional yang diakui oleh
hukum internasional dan memiliki hak dan kewajiban yang diatur oleh hukum internasional,
termasuk hak untuk membuat perjanjian internasional dan memperoleh keanggotaan dari
negara-negara anggota.

Contohnya adalah PBB, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), dan UNESCO.

3. Palang Merah Internasional


Palang Merah Internasional atau International Comittee of The Red Cross (ICRC)
merupakan subjek hukum internasional yang lahir karena sejarah. ICRC memiliki fungsi dalam
bidang kemanusiaan yang lama-lama mendapat dukungan dan sambutan positif oleh
masyarakat internasional.

ICRC awalnya terbentuk dan berkedudukan di Jenewa, Swiss. Hingga sekarang ICRC
meluas ke berbagai negara yang dibentuk sebagai Palang Merah Nasional di masing-masing
negara yang bersangkutan. Palang Merah Nasional di berbagai negara tersebut menghimpun
diri menjadi Palang Merah Internasional. Jadi, Palang Merah Internasional merupakan
himpunan yang bukan berisi negara-negara melainkan Palang Merah Nasional dari negara-
negara yang bersangkutan. Dengan demikian, Palang Merah Internasional bisa dikatakan
sebagai organisasi internasional non-pemerintah.

Contoh dari anggota Palang Merah Internasional yaitu PMI dan palang merah nasional negara
lainnya. Mereka terlibat di berbagai penanganan korban perang dan lain-lain.

4. Tahta Suci Vatikan

Tahta Suci Vatikan sudah ada sejak dulu. Vatikan merupakan negara kecil dengan Paus
sebagai pemimpinnya. Vatikan merupakan pusat dari agama Katolik di dunia. Sejak zaman
dahulu Paus bukan hanya merupakan kepala gereja Roma, tetapi juga memiliki kekuasaan
duniawi. Tahta suci Vatikan juga hingga sekarang mempunyai perwakilan diplomatik di
banyak ibu kota terpenting di dunia yang kedudukannya sejajar dengan perwakilan diplomatik
negara lain.

Vatikan merupakan wilayah hasil penyerahan dari pemerintah Italia di Roma sebagai
temapat kedudukan tahta suci. Hal ini didasari oleh Traktat dan Perjanjian Lateran (the Lateran
Treaty) 11 Februari 1929 antara Italia dan Tahta Suci. Perjanjian Lateran itu berisi tentang
pengakuan atas eksistensi Tahta Suci Vatikan sebagai pribadi hukum internasional yag berdiri
sendiri.

Tidak seperti negara, tugas dan kewenangan Tahta Suci Vatikan terbatas pada bidang
kerohanian dan kemanusiaan yang hanya memiliki kekuatan moral saja. Namun, pengaruh dan
wibawa dari Paus sebagai pimpinan tertinggi sudah diakui secara luas di dunia. Negara-negara
memperlakukan Paus sesuai dengan norma-norma yang ada pada hukum internasional sama
seperti kepala negara dan pemerintahan pada umumnya.

5. Pemberontak atau Belligerent


Hukum yang harus diberlakukan oleh suatu peristiwa pemberontakan di suatu negara
adalah hukum nasional negara tersebut. Pada hakikatnya hukum internasional tidak mengatur
masalah dalam negeri di suatu negara, kecuali melarang negara lain untuk ikut serta
mencampurinya tanpa ada persetujuan dari negara yang terjadi pemberontakan.

Menurut Oppenheim Lauterpatch suatu kelompok pemberontakan memiliki kedudukan


dalam hukum internasional apabila memenuhi 4 syarat, yaitu:

a. Adanya perang saudara yang disertai pernyataan hubungan permusuhan antara negara
yang bersangkutan dengan kaum pemberontak tersebut.
b. Kaum pemberontak harus menguasai sebagian wilayah negara tersebut.
c. Adanya penghormatan atas peraturan-peraturan hukum perang oleh kedua pihak yakni
negara yang bersangkutan dan pemberontak.
d. Adanya kebutuhan praktis bagi pihak atau negara ketiga untuk menentukan sikapnya
terhadap perang saudara tersebut.

6. Individu

Individu dapat dianggap sebagai subjek hukum internasional dalam kapasitas tertentu
seperti kepala negara, perwakilan diplomatik, dan prajurit dalam operasi perdamaian PBB.
Perkembangan kaidah hukum internasional memberikan hak dan kewajiban kepada setiap
individu. Lahirnya konvensi hak asasi manusia di berbagai kawasan negara seperti Eropa,
Afrika, Amerika yang diikuti deklarasi berbagai bentuk kaidah hukum yang bersifat sektoral
semakin mengukuhkan keberadaan individu sebagai subjek hukum internasional yang mandiri.

Contohnya, sebagai kepala negara, Presiden Indonesia memiliki hak dan kewajiban
yang diatur oleh hukum internasional, termasuk hak untuk melakukan hubungan diplomatik
dengan negara lain dan untuk menandatangani perjanjian internasional atas nama negara.

Sumber Hukum Internasional

Sumber hukum internasional adalah sumber yang digunakan untuk menciptakan,


menginterpretasikan, dan menerapkan hukum internasional. Menurut Kompas.com sumber
hukum bisa diartikan sebagai kekuatan atau faktor yang membantu dalam pembentukan hukum
sebagai bentuk perwujudan atau gejala sosial dalam kehidupan masyarakat. Sumber-sumber
hukum internasional, yaitu:
1. Konvensi atau Perjanjian Internasional

Konvensi atau perjanjian internasional adalah perjanjian yang dibuat oleh dua atau lebih
negara atau organisasi internasional. Contohnya adalah Konvensi Jenewa tentang Perlindungan
Korban Perang dan Konvensi tentang Hak Anak-anak.

2. Kebiasaan Internasional

Kebiasaan internasional terbentuk ketika negara-negara secara konsisten berperilaku


dalam cara tertentu, yang dianggap sebagai suatu kewajiban hukum. Contoh dari kebiasaan
internasional yang diterima secara universal adalah larangan penggunaan senjata nuklir.

3. Prinsip Hukum Umum

Prinsip hukum umum adalah prinsip-prinsip dasar yang dianggap sebagai bagian dari
hukum internasional, seperti prinsip kedaulatan negara dan larangan penggunaan kekuatan oleh
negara dalam hubungan internasional.

4. Putusan Pengadilan Internasional

Putusan pengadilan internasional, seperti Mahkamah Internasional, digunakan sebagai


sumber hukum internasional dalam menentukan hak dan kewajiban negara-negara atau
organisasi internasional.

5. Doktrin Hukum Internasional

Doktrin hukum internasional merupakan pandangan atau penjelasan ahli hukum


internasional mengenai hukum internasional. Contohnya doktrin hukum internasional tentang
tanggung jawab negara dan perlindungan hak asasi manusia.

Kategori Wilayah, Sengketa, dan Mekanisme Penyelesaian Sengketa Dalam Hukum


Internasional

Dalam hukum internasional, wilayah adalah area geografis yang dianggap sebagai
milik suatu negara atau wilayah di luar batas negara tertentu yang dianggap memiliki status
khusus. Berikut adalah tiga kategori wilayah dalam hukum internasional:

1. Wilayah Daratan : Wilayah daratan adalah area geografis yang berada di bawah kendali
suatu negara dan dianggap sebagai bagian dari kedaulatan negara tersebut. Wilayah
daratan ini meliputi pulau-pulau dan daratan yang berbatasan langsung dengan laut.
2. Wilayah Perairan : Perairan mencakup laut teritorial, zona ekonomi eksklusif, dan zona
kontinental. Laut teritorial adalah wilayah laut di sekitar negara yang berada di bawah
kendali negara tersebut, sedangkan zona ekonomi eksklusif adalah wilayah laut di luar
laut teritorial negara yang dikelola oleh negara yang bersangkutan. Zona kontinental
adalah wilayah laut yang terletak di bawah laut teritorial dan dapat dieksploitasi oleh
negara yang bersangkutan.
3. Wilayah Udara : Wilayah udara mencakup ruang udara di atas wilayah daratan dan
perairan negara. Wilayah udara ini berada di bawah kendali negara dan negara memiliki
kewenangan untuk mengatur aktivitas yang berlangsung di wilayah udara tersebut.

Sengketa wilayah antar negara dapat terjadi karena berbagai alasan, seperti perbedaan
interpretasi mengenai batas wilayah, kepentingan ekonomi atau politik, dan masalah sejarah
atau budaya. Selain itu, masalah sengketa wilayah juga dapat menjadi akar dari konflik
bersenjata antar negara.

Mekanisme penyelesaian sengketa wilayah :

1. Mahkamah Internasional : Negara-negara dapat mengajukan sengketa wilayah mereka


ke Mahkamah Internasional untuk memperoleh keputusan yang dapat
dipertanggungjawabkan dan mengikat.
2. Mediasi : PBB dapat memfasilitasi proses mediasi antara negara-negara yang terlibat
dalam sengketa wilayah. Mediasi dapat membantu menemukan solusi damai untuk
sengketa yang terjadi.
3. Negosiasi : Negara-negara yang terlibat dalam sengketa wilayah dapat mengadakan
negosiasi bilateral atau multilateral untuk menyelesaikan sengketa tersebut.
4. Penyelesaian Sengketa melalui Konsultasi dan Persetujuan : Negara-negara dapat
menggunakan pendekatan ini untuk menyelesaikan sengketa wilayah mereka melalui
proses konsultasi dan persetujuan yang bersifat sukarela.

Anda mungkin juga menyukai