Menurut mochtar kusumaatmadja, hukum internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas
yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas negara
Menurut ivan A. Shearer, hukum internasional adalah sekumpulan peraturan hukum yang
sebagian besar mengatur prinsip-prinsip dan aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh negara-negara
dan hubungannya satu sama lain, yang meliputi:
a. Hukum Publik Internasional adalah kumpulan peraturan hukum yang mengatur hubungan
antarnegara merdeka dan berdaulat.
b. Hukum Privat(Perdata) Internasional adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur hubungan
hukum antara seseorang dan orang lain yang berlinn warga negaranya dalam sebuah negara
yang berkenaaan dengan keperdatan.
a. Aliran Naturalis
b. Aliran positivisme.
a. Mahkamah Internasional
Merupakan pengadilan tertinggi dalam kehidupan bernegara di dunia ini. Sebagai alat
perlengkapan PBB, mahkamah internasional beranggotakan 15 orang hakim yang di pillih
oleh majelis um um dan keamanan.masa jabatan para MI adlah 9 tahun dengan ketentuan
dapat di pilih kembali.
b. Pengadilan Internasional
Dalam penyelenggaraan pengadilan internasional, setiap negara anggota PBB tidak di
wajibkan membawa masalah perselisihan yang mereka hadapi ke pengadilan kecuali bagi
negara-negara yang telah menandatangani optional clause.
B. SENGKETA INTERNASIONAL
1. Sebab-Sebab Sengketa Internasional
Perang di sebabkan oleh perbedaan kepentingan yang bermuara pada kepentingan
politik. Dewasa ini, kita dapat menyaksikan perang yang di sebut-sebut sebagai pertahanan
atau perlawanan terhadap”ancaman terorisme”, meskipun penyebab sesungguhnya adalah
perbedaan ideologi.
Mochtar kusumaatmadja mambagi hukum perang atas jus ad bellum (hukum tentang perang)
yang mengatur justifikasi penggunaan kekerasan senjata oleh negara dan jus in bello (hukum
yang berlaku dalam perang) yang dapat di bedakan atas cara melakukan perang dan
perlindungan orang-orang yang menjadi korban perang. Hukum perang di buat dengan tujuan
agar pihak-pihak yang bertikai memberi perlindungan kepada penduduk sipil dan tawanan
perang.
b. Sengketa
Berdirinya Liga Bangsa-Bangsa tahun 1919 di harapkan mampu menjadi organisasi yang
netral untuk menyelesaikan sengketa dengancara damai dan legal, serta untuk menghindari
perang. Organisasi ini kemudian di gantikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) setelah
perang dunia II.
Alat-alat penyelesaian damai yang di maksud dalam pasal 33 tersebut adalah piagam PBB
sebagai upaya mencari jalan keluar dengan negosiasi,mediasi, konsiliasi, arbitrasi, penyelesaian
pengadilan, penyelesaian melalui agen-agen regional, atau cara-cara menurut pilihan negara masing-
masing.
Sengketa batas negara muncul ketika suatu negara mengklaim daerah yang berdekatan dengan
negara lain karena hal-hal tertentu yang dimiliki oleh daerah tersebut. Sengketa tidak akan terjadi
sebelum konflik militer atau upaya diplomatik terjadi, meskipun klaim informal oleh suatu negara
juga dapat menimbulkan ketegangan.
Ada empat jenis sengketa batas negara, yaitu sengketa posisi, sengketa teritorial,, sengketa
sumber daya, dan sengketa budaya. Dalam sengketa posisi, lokasi batas di sengketakan oleh satu
kelompok atau lebih. Sengketa teritorial terjadi jika suatu negara mengklaim sebuah wilayah yang
berada di wilayah negara lain atu ketika batasnya di persengketakan. Sengketa sumber daya sangat
lazim terjadi akhir-akhir ini. Sengketa budaya terjadi ketika kelompok yang berbeda secara budaya
memilih untuk memisahkan diri dari kelompok lain di wilayah mereka, bila perlu dengan
menggunakan kekuatan bersenjata. Banyak sengketa internasional dewasa ini memiliki aspek budaya,
khusnya agama dan politik.
Sengketa tidak selalu terjadi antar negara yang berdaulat. Sengketa sering terjadi di dalam
sebuah negara karena pembagian administratif dan internasional, seperti provinsi atau negara bagian,
atau karena kelompok berbudaya beda inginmemerdekakan diri dari negaranya.
a. Metode-Metode diplomatik
(1) Negosiasi, merupakan metode penyelesaian sengketa yang paling tradisional dan sederhana.
Dalam metode ini penyelesaian sengketa tidak melibatkan pihak ketiga.
(2) Mediasi, merupakan bentuk lain negosiasi. Perbedaannya, mediasi melibatkan pihak ketiga
yang bertindak sebagai pelaku mediasi (mediator).
(3) Inquiry, metode ini digunakan uutuk mencapai penyelesaian sebuah sengketa dengan cara
mendirikan sebuah komisi atau badn yang bersifat internasional guna mencari dan
mendengarkan bukti-bukti yang relavan dengan permasalahan.
(4) Knsiliasi, merupakan metode penyelesaian pertikaian yang bersifat internasional dalam suatu
komisi yang di bentuk oleh pihak-pihak, baik bersifat permanen atau sementara.
b. Metode-Meode Legal
Metode ini merupakan cara penyelesaian sengketa internasional secara yudisial (hukum)
dalam hukum internasional, yng tentu ssjs berbeds dengsn sistem hukum nasional.
(1) Arbitrase. Metode ini digunakan dalam hukum internasional dan nasional. Secara tradisional,
arbitrsi digunakan dalam persoalan-persoalan hukum, biasanya dalam persengketaan
mengenai perbatasan dan wilayah.
(2) Mahkamah Internasional merupakan pengadilan yang memiliki yurisdiksiatas berbagai
persolan internasioal. Mahkamah internasional berwenang untuk memutuskan suatu kasus
dengan persetujuan semua pihak yang bersengketa. Fungsi mahkamah internasional yaitu,
memutus perkara sesuai dengan hukum internasional atau berlandaskan sumber-sumber
hukum internasional. Dalam memutus perkara, mahkamah internasional harus memerhatikan
bukti-bukti yang diajukan oleh para pihak yang bersengkata.
(3) Pengadilan-pengadilan lainnya. Salah satu persoalan hukum yang acapkali timbul dalam era
globalisasi adalah persengketaan dalam perdagangan internasional. WTO sebagai sebuah
organisasi perdagangan dunia memiliki sistem peradilan tersendiri untuk menyelesaikan
sengketa. Sistem peradilan ini di bentuk tahun 1994 bersamaan dengan berdirinya
WTO.tujuannya untuk menyelesaikan hal-hal yang terkait dengan perjanjian-perjanjian
perdagangan dengan menggunakan konsultasi-konsuktasi antar pihak, mediasi, konsiliasi, dan
arbitrase.
4. Menyelesaikan Sengketa Melalui Organisasi Internasional
a. Organisasi Regional
Contoh organisasi regional adalah NATO, Uni Eropa, ASEAN dan Liga Arab. Salah satu
fungsi utama organisasi regional adalah menyediakan wadah yang terstruktur bagi pemerintah
negara untuk melakukan hubungan-hubunga diplomatik.
b. PBB
Salah satu tujuan PBB adalah mempertahankan perdamaian dan keamanan internasional.
Tujuan tersebut sangat terkait dengan upaya penyelesaian ssengketa secara damai. Sebuah
mekanisme penyelesaian sengketa merupakan hal penting demi tercapainya tujuan PBB.
Institusi PBB yang berperang penting dalam penyelesaian pertikaian secara damai
adalah dewan keamanan, majelis umum, dan sekretaris jendral.
1. Mahkamah Internasional
Mahkamah Internasional (MI) merupakan organ hukum utama PBB yangdidirikan tahun
1945berdasarkan piagam PBB sebagai kelanjutan mahkamah permanen keadilan Internasional Liga
Bangsa-Bangsa. Lembaga ini bertugas memutuskan kasus hukum antar negara dan memberikan
pendapat hukum kepada PBB dan lembaga-lembaganya tentang hukum internasional.markas besar MI
terletak di Den Haag, Belanda. Setelah permonan di ajukan, di adakanlah pemeriksaan pemeriksaan
perkara. Pemeriksaan perkara dilakukan melalui:
a. Pemeriksaan naskah dan pemeriksaan lisan untuk menjamin setiap pihak dalam
mengemukakan pendapatnya;
b. Sidang-sidang MI terbuka untuk umum, sedangkan sidang-sidang arbitrase tertutup. Rapat 2
hakim 2 MI diadakan dalam sidang tertutup.
a. Telah terjadi pelanggaran HAM atau kejahatan humaniter (kemanusiaan) di suatu negara
terhadap negara lain atau rakyat negara lain.
b. Ada pengaduan dari korban (rakyat) dan pemerintahan negara yang menjadi korban
terhadap pemerintahan dari negara yang bersangkutan karena didakwa telah melakukan
pelanggaran HAM atau kejahatan humaniter lainnya.
c. Pengaduan disampaikan kekomisi tinggi HAM PBB atau melalui lembaga-lembaga HAM
internasional lainnya.
d. Pengaduan di tindaklanjuti dengan penyelidikan, pemeriksaan dan penyidikan. Jika di
temui bukti-bukti kuat terjadinya pelanggaran HAM atau kejahatan kemanusiaan lainnya.
e. Di mulailah proses peradilan sampai di jatuhkan sanksi, sanksi dapat dijatuhkan apabila
terbukti bahwa pemerintahan atau individu yang bersangkutan telah melakukan
pelanggaran terhadap konvensi-konvensi internasional berkaitan dengan pelanggaran
HAM atau kejahatan humaniter;