Anda di halaman 1dari 3

Resume PPKN Bab 2

Sistem Hukum dan Peradilan Internasional

Berikut adalah resume dari materi yang saya pelajari terkait KD 3.17 yaitu
Sistem Hukum dan Peradilan Internasional.

Terdapat beberapa pengertian mengenai Hukum Internasional yang


dikemukakan oleh ahli seperti Mochtar Kusumaatmadja, J.G Strke, dan Ivan.
A. Shearer. Dari pendapat-pendapat mereka dapat diambil kesimpulan
pengertian dari Hukum Internasional adalah hukum yang mengatur hubungan
hukum antara negara dan negara,negara dan subjek hukum lain bukan negara,
atau subjek hukum bukan negara satu sama lain.

Asal muasal adanya Hukum Internasional ialah:

-Bangsa Romawi mengenal hukum internasiona sejak tahun 89 SM yang mana


dikenal dengan nama ius civile (hukum sipil) yang diterapkan kepada warga
Romawi dan ius gentium (hukum antar bangsa) yang diterapkan kepada orang
non-Romawi.

-Hukum tersebu kemudian berkembang menjadi volkernrecht, droit des gens,


dan law of nations atau international law.

-Dalam perkembangan berikutnya, pemahaman tentang hukum internasional


dapat dibedakan menjadi 2 hal, yaitu

a. Hukum Perdata Internasional, yakni hukum yang mengatur hubungan hukum


antar warga negara baik di dalam maupun dengan warga negara lain.

b. Hukum Publik Internasional, yakni hukum yang mengatur hubungan


internasional antara satu negara dengan negara lain.

Asas-Asas Hukum International antara lain:

-Asas Teritorial

-Asas Kebangsaan

-Asas Kepentingan Umum

-Asas Persamaan Derajat


-Asas Keterbukaan

Menurut Mochtar Kusumaatmadja, sumber hukum internasional dibedakan atas


sumber hukum dalam arti materia dan formal.

-Sumber Hukum Material


1. Aliran Naturalis yang bersandar pada Hak Asasi dan bersumber pada
hukum Tuhan.
2. Aliran Positifvisme dimana berlakunya hukum internasional didasarkan
pada persetujuan bersama negara negara di dunia.

-Sumber Hukum Formal


Sumber Hukum Formal merupakan sumber Hukum Internasional yang paling
utama dan memiliki otoritas tertinggi serta otentik yang dapat dipergunakan
oleh Mahkamah Internasional di dalam memutuskan suatu sengketa
internasional

Bagian-bagian dari sumber umum hukum internasional adalah:


a. Perjanjian Internasional (Traktat)
Traktat atau Treaty ialah suatu ikatan hukum yang terjadi berdasarkan kata
sepakat antar negara-negara sebagai anggota Organisasi bangsa-bangsa dengan
tujuan melaksanakan hukum tertentu yang mempunyai akibat hukum tertentu,
dan dapat berbentuk konvensi Bilateral dan Multilateral. Contohnya ialah
Konvensi Den Haag, Piagam PBB, serta Konvensi PBB tentang hukum laut.
b. Kebiasaan Internasional
c. Doktrin dari para ahli terkemuka
d. Yuris Prudensi dimana keputusan hakim terdahulu yang dijadikan sebagai
dasar Hukum Pengambilan Keputusan Hakim.

Subjek-subjek dalam Hukum Internasional ialah:


a. Negara berdaulat
b. Tahta Suci (Vatikan)
c. Palang Merah Internasional
d. Organisasi Internasional
e. Orang perseorangan (individu)
f. Pemberontak dan pihak dalam sengketa
Membahas tentang Hukum Internasional maka akan memunculkan istilah
Sengketa Internasional. Sengketa Internasional adalah sengketa atau
perselisihan yang terjadi antar negara baik yang berupa masalah wilayah, warga
negara, HAM, terorisme, dll.

Beberapa faktor penyebab timbulnya sengketa internasional antara lain:


1. Segi Politis
2. Hak atas suatu wilayah teritorial
3. Pengembangan senjata nuklir/biologi
4. Permasalahan terorisme
5. Ketidakpuasan terhadap rezim yang berkuasa
6. Adanya hegemoni (pengaruh kekuatan) dari negara adidaya seperti Amerika
Serikat.

Berikut gambaran sederhana dari alur penyelesaian sengketa internasional


melalui Mahkamah Internasional
1.) Telah terjadi pelanggaran HAM atau kejahatan humaniter (kemanusiaan) di
suatu negara terhadap negara lain atau rakyat negara lain.
2.) Adanya pengaduan dari korban (rakyat) dan pemerintahan yang menjadi
korban terhadap pemerintahan dari negara yang bersangkutan karena didakwa
telah melakukan pelanggaran HAM atau kejahatan humaniter lainnya.
3.) Pengaduan disampaikan ke Komisi Tinggi HAM PBB atau melalui lembaga-
lembaga HAM internasional lainnya.
4.) Pengaduan ditindaklanjuti dengan penyelidikan, pemeriksaan, dan
penyidikan. Jika ditemui bukti-bukti kuat terjadinya pelanggaran HAM atau
kejahatan kemanusiaan lainnya, maka pemerintahan dari negara yang didakwa
melakukan kejahatan humaniter dapat diajukan ke Mahkamah Internasional.
5.) Dimulailah proses peradilan sampai dijatuhkan sanksi. Sanksi dapat
dijatuhkan apabila terbukti bahwa pemerintahan atau individu yang
bersangkutan telah melakukan pelanggaran terhadap konvensi-konvensi
internasional berkaitan dengan pelanggaran HAM atau kejahatan humaniter;
mempunyai wewenang untuk mencegah terjadinya pelanggaran itu, tetapi tidak
dilakukan; dan tidak melakukan apa-apa untuk mencegah terjadinya perbuatan
itu.

Anda mungkin juga menyukai