Anda di halaman 1dari 8

Learning Module

Subject : Civic Education


Class : XI grade
Material : Hakikat Sistem Hukum dan Peradilan Internasional

 DESKRIPSI

Kompetensi Dasar
3.17 Menganalisis sistem hukum dan peradilan internasional

4.17 Menyaji hasil analisis tentang sistem hukum dan peradilan internasional.

 PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL


1. Siswa membaca materi pembelajaran dengan seksama.
2. Setelah membaca materi pembelajaran Siswa melakukan refleksi disesuaikan dengan
fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar.
3. Siswa mengerjakan tugas yang terdapat pada Modul di bagian akhir materi.

 RANGKUMAN MATERI

BAB 6
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN INTERNASIONAL

A. Hakikat Sistem Hukum dan Peradilan Internasional

1. Pengertian Hukum Internasional

Hukum internasional adalah hukum bangsa-bangsa, hukum antarbangsa, atau


hukum antarnegara. Hukum bangsa-bangsa dipergunakan untuk menunjukkan pada
kebiasaan dan aturan hukum yang berlaku dalam hubungan antara raja-raja zaman dahulu.
Hukum antarbangsa atau antarnegara menunjukkan pada kompleks kaidah dan asas yang
mengatur hubungan antara anggota masyarakat bangsa-bangsa atau negara.

Menurut subjeknya, hukum internasional dibedakan menjadi hukum perdata


internasional dan hukum publik internasional.

a. Hukum perdata internasional, yaitu keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas hukum


yang mengatur hukum perdata pelaku-pelaku hukum yang masing-masing tunduk pada
hukum perdata (nasional) yang berbeda.

PPKn || Kelas XI Semester 2


b. Hukum publik internasional, yaitu keseluruhan kaidah hukum yang mengatur hubungan
negara satu dengan negara lain dalam hubungan internasional.

Dalam menjalin hubungan antarbangsa, setiap negara harus memperhatikan


asasasas hukum internasional sebagai berikut.

a. Asas teritorial. Menurut asas ini, negara melaksanakan hukum bagi semua orang dan
semua barang yang ada di wilayahnya dan terhadap semua barang atau orang yang berada
di wilayahnya tersebut berlaku hukum asing (internasional) sepenuhnya.

b. Asas kebangsaan. Asas ini berdasarkan pada kekuasaan negara untuk warga negaranya.
Menurut asas ini, setiap negara di mana pun juga dia berada tetap mendapatkan perlakuan
hukum dari negaranya. Asas ini mempunyai kekuatan eksteritorial, artinya hukum negara
tersebut tetap berlaku juga bagi warga negaranya, walaupun ia berada di negara asing.

c. Asas kepentingan umum. Asas ini didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi
dan mengatur kepentingan dalam kehidupan masyarakat. Dalam hal ini negara dapat
menyesuaikan diri dengan semua keadaan dan peristiwa yang berkaitan dengan
kepentingan umum, jadi hukum tidak terikat pada batas-batas wilayah suatu negara.

Dengan demikian, sistem hukum internasional adalah satu kesatuan hukum yang
berlaku untuk komunitas internasional (semua negara-negara di dunia) yang harus dipatuhi
dan ditaati oleh setiap negara. Sistem hukum internasional juga merupakan aturan-aturan
yang telah diciptakan bersama oleh negara-negara anggota yang melintasi batas-batas
negara.

2. Subjek Hukum Internasional

Subjek hukum internasional adalah orang, negara, atau badan/organisasi tertentu


yang dapat melakukan tindakan-tindakan untuk dan atas nama sendiri atau pihak-pihak lain
yang dapat menimbulkan hak dan kewajiban dalam bidang internasional. Pihak-pihak yang
dapat disebut sebagai subjek hukum internasional sebagai berikut.

a. Negara

b. Takhta Suci/Vatikan

c. Palang Merah Internasional

d. Organisasi internasional

PPKn || Kelas XI Semester 2


e. Orang perorangan/Individu

f. Pemberontak dan pihak dalam sengketa

3. Peradilan Internasional

Peradilan internasional adalah penyelesaian masalah dengan menerapkan ketentuan hukum


oleh badan peradilan internasional yang dibentuk secara teratur. Peradilan internasional
memutuskan masalah yang diajukan kepada lembaga dan prinsipnya hanya berdasarkan
ketentuan hukum. Adapun lembaga-lembaga peradilan internasional sebagai berikut.

a. Mahkamah Internasional

Mahkamah Internasional adalah lembaga kehakiman PBB yang berkedudukan di Den


Haag, Belanda. Mahkamah Internasional terdiri atas 15 hakim, dua merangkap ketua dan
wakil ketua dengan masa jabatan sembilan tahun. Anggotanya direkrut dari warga negara
anggota yang dinilai cakap di bidang hukum internasional.

Mahkamah Internasional dalam mengadili suatu perkara berpedoman pada


perjanjian-perjanjian internasional (traktat-traktat dan kebiasaan-kebiasaan internasional)
sebagai sumber-sumber hukum. Keputusan Mahkamah Internasional merupakan keputusan
terakhir, walaupun dapat diminta banding. Mahkamah Internasional berfungsi untuk
menyelesaikan kasus-kasus persengketaan internasional yang subjeknya adalah negara.

b. Mahkamah Pidana Internasional

Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) dibentuk pada


tahun 2002 sebagai sebuah "tribunal" permanen untuk menuntut individual karena
genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan kejahatan perang. Mahkamah Pidana
Internasional bertujuan untuk mewujudkan supremasi hukum internasional dan memastikan
pelaku kejahatan internasional. Yurisdiksi atau kewenangan yang dimiliki oleh Mahkamah
Pidana Internasional adalah memutus perkara terhadap pelaku kejahatan berat oleh warga
negara dari negara yang telah meratifikasi Statuta Mahkamah.

c. Panel Khusus dan Spesial Pidana Internasional

Panel Khusus dan Spesial Pidana Internasional adalah lembaga peradilan


internasional yang berwenang mengadili para tersangka kejahatan berat internasional yang
bersifat tidak permanen atau sementara (ad hoc) dalam arti setelah selesai mengadili maka
peradilan ini dibubarkan. Yurisdiksi atau kewenangan dari Panel Khusus dan Spesial Pidana

PPKn || Kelas XI Semester 2


Internasional adalah menyangkut tindak kejahatan perang dan genosida (pembersihan
etnis) tanpa melihat apakah negara dari si pelaku itu telah meratifikasi atau belum terhadap
Statuta Panel Khusus dan Spesial Pidana Internasional.

Panel Khusus dan Spesial Pidana Internasional berwenang mengadili para tersangka
kejahatan berat internasional yang bersifat tidak permanen, artinya setelah selesai
mengadili, peradilan dibubarkan, contoh Mahkamah Kriminal Internasional untuk bekas
Yugoslavia dan Mahkamah Kriminal untuk Rwanda.

B. Sengketa Internasional dan Cara Penyelesaiannya

1. Sengketa Internasional

Sengketa internasional (international dispute) adalah perselisihan yang terjadi antara


negara dengan negara, negara dengan individu-individu, atau negara dengan lembaga
internasional yang menjadi subjek hukum internasional. Sengketa internasional terjadi
disebabkan beberapa faktor yang menjadi latar belakang terjadinya perselisihan atau
persengketaan. Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya sengketa internasional sebagai
berikut.

a. Persoalan politik, terutama ketika ada pakta pertahanan atau pakta perdamaian.

b. Persoalan batas wilayah, terutama dalam penentuan kepemilikan laut teritorial dan batas
alam daratan.

c. Salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya dalam perjanjian internasional.

d. Perbedaan penafsiran mengenai isi perjanjian internasional.

e. Perebutan sumber-sumber ekonomi.

f. Perebutan pengaruh ekonomi, politik, atau keamanan regional dan internasional.

g. Adanya intervensi terhadap kedaulatan negara lain.

h. Penghinaan terhadap harga diri bangsa.

PPKn || Kelas XI Semester 2


2. Contoh-Contoh Sengketa Internasional

Adapun beberapa contoh sengketa internasional sebagai berikut.

a. Sengketa Internasional di Kawasan Eropa

1) Sengketa Irlandia Utara dengan Inggris.

2) Perang saudara di wilayah Balkan sebagai akibat pecahnya Yugoslavia.

3) Perselisihan antara Yunani dan Turki dalam hal kepemilikan Kepulauan Siprus.

4) Invasi Uni Soviet ke Hongaria dan Cekoslovakia dengan dalih melindungi


negaranegara sosialis dari penyerbuan negara kapitalis.

5) Pembersihan etnik di kawasan Balkan oleh Serbia.

b. Sengketa Internasional di Kawasan Afrika

1) Sengketa antara Somalia dan Kenya memperselisihkan distrik perbatasan bagian


utara.

2) Perselisihan Maroko dengan Aljazair tentang perbatasan di Gurun Sahara.

3) Pembersihan etnis Hutu dan Tutsi oleh pemerintah Rwanda.

4) Perselisihan Kongo dan Belgia yang dipicu oleh Belgia yang mengirimkan tentara
ekspedisi dengan alasan perlu melindungi dan mengungsikan warga kulit putih.

c. Sengketa Internasional di Kawasan Asia Pasifik

1) Sengketa Tiongkok dengan Taiwan.

2) Pengembangan nuklir oleh Korea Utara.

3) Pencaplokan wilayah Tibet oleh Tiongkok.

4) Perselisihan antara Jepang dan Rusia tentang kepemilikan Kepulauan Kuriil.

5) Invasi Amerika Serikat dan Vietnam Selatan ke Kamboja dengan dalih


menghancurkan sarang persembunyian kaum komunis.

PPKn || Kelas XI Semester 2


3. Cara Penyelesaian Sengketa Internasional

Secara garis besar, penyelesaian sengketa internasional dapat dilakukan melalui dua
cara, yaitu cara damai dan kekerasan. Cara-cara tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Penyelesaian Sengketa secara Damai

Penyelesaian sengketa secara damai dibedakan menjadi dua cara sebagai berikut.

1) Penyelesaian sengketa melalui pengadilan, yakni Arbitrase Internasional dan


Pengadilan Internasional.

2) Penyelesaian sengketa di luar pengadilan, yakni negosiasi, mediasi, good offices


(jasa baik), konsiliasi, enquiry (penyelidikan), fact finding (penemuan fakta),
penyelesaian regional, dan penyelesaian di bawah wibawa PBB.

b. Penyelesaian Sengketa dengan Kekerasan

Penyelesaian sengketa dengan kekerasan atau juga disebut sebagai penyelesaian sengketa
dengan cara tidak damai caranya dapat berupa tindakan bersenjata perang, tindakan
bersenjata bukan perang, retorsi, reprisal, blokade damai, embargo, dan intervensi.

C. Menghargai Putusan Mahkamah Internasional

1. Putusan Mahkamah Internasional

Putusan Mahkamah Internasional maupun lembaga peradilan internasional lainnya


bersifat mengikat, final, dan tanpa banding. Keputusan itu mengikat para pihak yang
bersengketa dan hanya untuk perkara yang disengketakan. Final dan tanpa banding artinya
telah merupakan putusan terakhir dan tidak dapat banding ke lembaga peradilan
internasional lainnya. Jadi, semua yang terkait dengan persengketaan itu wajib memenuhi
keputusan lembaga peradilan.

Pada akhir penyelesaian sengketa, apabila negara yang bersengketa tidak


menjalankan kewajibannya, negara lawan sengketa dapat mengajukan permohonan kepada
Dewan Keamanan PBB agar keputusan Mahkamah Internasional dijalankan karena
Mahkamah Internasional memang tidak dapat mengeksekusi keputusannya. Dewan
Keamanan PBB dapat merekomendasikan agar keputusan itu dilaksanakan atau menetapkan
tindakan yang akan diambil. Tindakan yang ditetapkan oleh Dewan Keamanan PBB

PPKn || Kelas XI Semester 2


sebenarnya merupakan sanksi internasional. Sanksi-sanksi internasional dapat berupa
tindakan berikut.

a. Pemutusan hubungan diplomatik.

b. Pengurangan bantuan ekonomi.

c. Embargo ekonomi.

d. Kesepakatan organisasi regional dan internasional.

e. Pemboikotan produk ekspor.

2. Contoh Menghargai Keputusan Mahkamah Internasional

Berikut beberapa contoh negara dan orang per orang yang karena ketaatannya
terhadap ketentuan hukum internasional, mau menerima proses penyelesaian sengketa
internasional sebagai wujud penghargaan terhadap keputusan Mahkamah Internasional.

a. Selama tiga bulan di tahun 1994 sekitar 500 sampai 1 juta orang etnis Hutu dan dibunuh
oleh pemerintah Rwanda. PBB menggelar pengadilan kejahatan perang di Arusha Tanzania
dan hanya menyeret 29 penjahat perangnya.

b. perang Kasus Timor-Timur diselesaikan secara internasional dengan referendum. Sejak


tahun 1999, Timor-Timur berdiri sebagai sebuah negara bernama Republik Timor Lorosae
(Timor Leste).

c. Indonesia dengan Malaysia bersengketa tentang Pulau Sipadan dan Ligitan. Mahkamah
Internasional memenangkan pihak Malaysia pada tahun 2003. Malaysia adalah pemilik
kedua pulau tersebut. Indonesia menghormati keputusan tersebut.

PPKn || Kelas XI Semester 2


Kata-Kata Penting

Embargo : penyitaan sementara terhadap kapal-kapal asing, misalnya pada waktu perang,
dengan maksud agar kapal-kapal itu tidak meninggalkan pelabuhan

Intervensi : campur tangan dalam perselisihan antara dua pihak (orang, golongan, negara,
dan sebagainya)

Retorsi : tindakan pembalasan (terhadap negara yang menyulitkan perdagangan)

Sistem hukum internasional merupakan peraturan dalam lingkup dunia yang harus ditaati
Oleh seluruh negara-negara di dunia. Setiap orang merupakan masyarakat dunia yang harus
mematuhi hukum internasional untuk mencegah terjadinya sengketa. Mematuhi hukum
internasional dapat dimulai dari patuh terhadap aturan dalam keluarga, sekolah,
masyarakat, dan negara dengan sikap disiplin.

 DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/SMK
kelas XI, 2017 Edisi Revisi 2017.
Budiarjo, Miriam. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Indahwati, Fatma. 2018. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Surakarta: Putra Nugraha.

PPKn || Kelas XI Semester 2

Anda mungkin juga menyukai