Anda di halaman 1dari 5

Dosen : Irwandi Syahputra, S.H.,M.

H
Program Studi : Ilmu Hukum
Hari dan Tanggal : Senin,07 November2021
Mata Ujian : Hukum Pidana Internasional
Nama : Agung Wicaksono
NIM : 190574201132

Soal:
1. Hukum Pidana Internasional adalah suatu hasil pertemuan pemikiran dua disiplin hukum yang telah
muncul dan berkembang secara berbeda guna saling melengkapi dan mengisi
a. Saudara/I Jelaskan subjek hukum pidana internasional?
b. Saudara/I Jelaskan karakteristik tindak pidana internasional?
c. Saudara/I Jelaskan fungsi hukum pidana internasional?

2. Ada satu unsur pokok yang membedakan suatu perbuatan sebagai tindak pidana internasional atau
bukan, yaitu bahwa tindakan tersebut harus megandung unsure transnasional atau internasional yang salah
satunya adalah lintas batas teritorial disamping juga unsur kebutuhan kerjasama antar negara
a. Saudara/I Jelaskan dasar hukum penentuan perbuatan sebagai tindak pidana internasional?
b. Saudara/I Jelaskan perbedaan antara tindak pidana internasional dan transnasional?
c. Saudara/I Jelaskan apakah penghilangan orang secara paksa yang terjadi di Indonesia dikaitkan dengan
kejahatan terhadap kemanusiaan sebagai salah satu kejahatan internasional?

3. Tindak pidana internasional bersifat mengancam , baik langsung maupun tidak langsung menganggu
atas perdamaian dan keamanan dunia maupun penggoyahan perasaan kemanusiaan
a. Saudara/I Jelaskan sumber dan Asas-asas hukum pidana internasional?
b. Saudara/I Jelaskan kelemahan-kelemahan dalam hukum pidana internasional?
c. Saudara/I Jelaskan sistem penegakan hukum dalam hukum pidana internasional?

Nog niet uit gestudeert !


(Teruslah belajar tanpa mengenal batas waktu ! )
Jawaban :

1. a. Subjek hukum pidana internasional


Dalam perkembangan hukum internasional, Negara bukan lagi merupakan satu-satu nya
subyek hukum internasional yang utama, dikarenakan telah terjadi Berbagai perubahan
dalam masyarakat internasional dari waktu ke waktu, sehingga subjek hukum
internasional sekarang lebih beragam, subjek hukum Internasional tersebut adalah:
1.Negara.
2.Tahta Suci (Vatican)
3.Palang Merah Internasional
4.Pemberontakan dan pihak dalam sengketa (belligerent)
5.Organisasi Internasional
6.Orang perorangan (individu)

b. Terdapat setidaknya 10 karakteristik tindak pidana internasional,karakteristik tersebut


ialah:
1.Terdapat pengakuan secara eksplisit bahwa suatu tindakan merupakan tindakan pidana,
tindak pidana internasional, tindak pidana dibawah hukum internasional.
2.Diakui memilki sifat pidana dengan menetapkan kewajiban untuk Melarang dilakukan,
mencegah, menuntut, memidana, dan sebagainya
3.Memberikan sifat pidana pada suatu tindakan.
4.Terdapat kewajiban atau hak untuk menuntut
5.Terdapat kewajiban atau hak untuk memidana
6.Terdapat kewajiban atau hak untuk mengekstradisikan
7.Memiliki kewajiban atau hak untuk bekerjasama dalam hal penuntutan dan Pemidanaan
(termasuk memberikan bantuan hukum dalam acara pidana)
8.Menetapkan dasar-dasar yurisdiksi criminal (teori prioritas)
9.Mendukung atau menunjang ditetapkannya pengadilan atau international tribunal
10.Menghindarkan pembelaan dengan alasan perintah atasan.

c. Terdapat setidaknya 5 fungsi, dalam Hukum pidana internasional ini, diantaranya


yakni:
1.Hukum Pidana Internasional berfungsi untuk memberikan balasan dan Penderitaan
yang setimpal bagi pelaku tindak pidana berdasarkan prinsip An eye for an eye.
2.Hukum Pidana Internasional berfungsi untuk mencegah orang lain atau Pelaku untuk
melakukan (lagi) tindak pidana
3.Hukum Pidana Internasional berfungsi sebagai penegasan bahwa tindak Pidana yang
telah dilakukan oleh pelakunya adalah tindakan salah.
4.Hukum Pidana Internasional berfungsi untuk menjaga (melalui lembaga penahanan)
supaya pelaku tidak mampu lagi melakukan tindak pidana.
5.Hukum Pidana Internasional berfungsi untuk memperbaiki pelaku tindak Pidana agar
tindak lagi melakukan tindak pidana.

2. a. Terdapat 3 Dasar hukum dalam penentuan perbuatan sebagai tindak pidana


internasional, yakni:
1.Tindak pidana internasional yang berasal dari kebiasaan yang berkembang dalam
praktik hukum internasional (berdasarkan kejahatan yang tidak termasuk dalam HPI)
seperti kejahatan perang, pembajakan dilaut dan perbudakan.
2.Tindak pidana internasional yang berasal dari konvensi-konvensi internasional, baik
yang ditetapkan dalam satu konvensi internasional ataupun menjadi subjek dari beberapa
konvensi internasional.
3.Tindak pidana internasional yang lahir dan berkembang dari sejarah Perkembangan
konvensi tentang HAM, salah satunya adalah Genosida Yang ditetapkan dalam deklarasi
PBB tanggal 11 Desember 1946sebagai kejahatan menurut hukum internasional.

b. kejahatan internasional tidak selalu bersifat lintas batas negara, sepanjang


menimbulkan keresahan masyarakat internasional. Sementara, kejahatan transnasional
bersifat lintas batas negara, karena mengandung unsur-unsur yang menyangkut dua
negara atau lebih.

c. Penghilangan orang secara paksa di Indonesia, dalam Pengaturan Hum Nasional diatur
dalam Pasal 9 huruf (i) Undang-undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Penghilangan
Orang Secara Paksa. Jika dikaitkan dengan statue roma, kejahatan Penghilangan orang
secara paksa tergolong kejahatan kemanusiaan, karena tergolong kejahatan terhadap
kemanusiaan maka dapat digolongkan juga sebagai kejahatan internasional. Sehingga
dalam hal ini Indonesia harus mengadili pelaku dari kasus tersebut Sebagai perwujudan
tidak adanya unwilling dan unable di Indonesia.

3. a. Sumber dan Asas-asas dalam hukum pidana internasional


Adapun sumber-sumber hukum internasional adalah sebagai berikut:
1. Perjanjian Internasional (Treaties)
2. Hukum Kebiasaan Internasional (International Customary Law)
3. Prinsip-prinsip Hukum Umum yang diakui oleh bangsa yang beradab (General
Principles Recognized Civilized Nations)
4. Putusan Pengadilan (Yurisprudensi)
5. Karya Hukum (Writing Publicist)
6. Putusan Organisasi Internasional
Asas-asas dalam hukum pidana internasional ini,dibagi atas dua,yang Pertama bersumber
dari hukum Nasional dan yang kedua berasal dari hukum internasional.
1. Asas Pacta Sunt Servanda
Yang mengandung arti bahwa perjanjian yang dibuat mengikat para pihak Ibarat undang-
undang.
2. Asas itikad baik (good faith)
Hukum pidana internasional, harus dilaksanakan sebaik-baiknya juga Dengan tujuan
baik.
3. Asas civitas maxima sistem hukum universal yang dianut oleh semua bangsa didunia
dan Harus dihormati serta dilaksanakan.
4. Asas timbal balik
5. Legalitas
Legalitas atau legality dalam buku Pengantar Hukum Pidana Internasional karya
Eddy O.S. Hiariej masuk dalam asas hukum pidana internasional yang bersumber dari
hukum pidana nasional.

Selanjutnya, asas hukum pidana internasional yang berasal dari hukum internasional,
yakni:
1. Aut dedere aut punere
Bahwa pelaku kejahatan internasional di adili menurut hukum ditempat ia Melakukan
kejahatan. Dengan kata lain, pelaku kejahatan internasional Di adili sesuai dengan locus
delicti.
2. Aut dedere aut judicare
Asas ini berarti bahwa setiap negara berkewajiban menuntut dan Mengadili pelaku
kejahatan internasional serta berkewajiban melakukan kerjasama dengan negara lain
dalam rangka menahan,menuntut, mengadili pelaku kejahatan internasional.
3. Par in parem in hebet imperium
Bahwa kepala Negara tidak dapat dihukum dengan menggunakan hukum Negara lain.
Asas ini merupakan hak impunitas atau kekebalandari Seorang kepala Negara asing
dalam hubungan internasional.

b. Kelemahan-Kelemahan Hukum Pidana Internasional


 Tidak memiliki asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang mandiri dan terpadu.
 Tidak jelas sistem dan kerangka hukumnya.
 Sangat dipengaruhi oleh faktor politik.
 Perjanjian-perjanjian internasional mengenai kejahatan internasional tunduk pada
ratifikasi.
c. Penegakan Hukum Pidana Internasional pada dasarnya adalah diskusi berkaitan dengan
hukum pidana internasional dalam pengertian formil, yang meliputi aspek-aspek
internasional dalam hukum pidana. Secara teori penegakan hukum pidana internasional
dibagimenja didua,yakni system penegakan langsung dan system penegakan tidak
langsung. Akan tetapi dalam perkembangannya terdapat model campuran yang
mengakomodasi penegakan hukum pidana internasional melalui hukum pidana nasional
dan hukum internasional. Praktek system penegakan hukum langsung telah dilaksanakan
oleh beberapa Mahkamah Internasional adhoc, seperti NurembergTrial, TokyoTrial,
Hingga ICTY danICTR.Sementara penegakan hukum tidak langsung, dilakukan oleh
pengadilan nasionaltempat tindak pidana terjadiatau pengadilan lainyang mempunyai
yurisdiksi atas tindak pidana yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai