2/Mar/EK/2021
1
Artikel Skripsi
2
Mahasiswa pad Fakultas Hukum Unsrat, NIM.
17071101163 4 Arie Siswanto, 2005 “Yurisdiksi Material Mahkamah
3
Fakultas Hukum Unsrat, Kejahatan Internasional”,Bogor: Ghalia Indonesia,Hlm. 4.
74
Lex Crimen Vol. X/No. 2/Mar/EK/2021
A. Kewenangan Mahkamah Pidana hal ini adalah dalam pengertian luas, meliputi,
Internasional Berdasarkan Hukum internasional umum atau global, regional
Internasional. ataupun bilateral atau multilateral. Dengan
Mahkamah Pidana Internasional memiliki kata lain yang menyangkut kepentingan seluruh
yuridiksi dalam menyelesaikan perkara atau sebagian besar Negara di dunia, bahkan
terhadap kejahahatan internasional yang kepentingan seluruh umat manusia, dapat pula
terjadi di suatu Negara. Definisi dari kejahatan hanya kepentingan Negara satu kawasan, atau
internasional atau international crimes itu hanya menyangkut kepentingan dari dua atau
sendiri belum memiliki definisi yang baku lebih Negara saja.7
disebabkan oleh adanya perbedaan pendapat Mahkamah Pidana Internasional memiliki
mengenai jenis kejahatan maupun batasan yuridiksi yang terbagi ke dalam empat kategori
kejahatan tersebut dianggap sebagai sebuah yaitu genocide, crimes against humanity, war
kejahatan internasional. crimes dan aggression.
Kejahatan international menurut Bassiouni a. Kejahatan Genosida (Genocide)
adalah setiap tindakan yang ditetapkan di Kejahatan genosida dijelaskan di dalam
dalam konvensikonvensi multilateral dan diikuti Statuta Roma pasal 6 bahwa genosida
oleh sejumlah Negara dan di dalamnya merupakan suatu perbuatan yang dilakukan
terdapat salah satu dari kesepuluh karakteristik dengan niat untuk menghancurkan, baik secara
tindak pidana.5 Kesepuluh karakteristik keseluruhan ataupun sebagian suatu Negara,
tersebut terdiri dari: suku, ras ataupun suatu kelompok agama yang
a. Pengakuan secara eksplisit tindakan- dilakukan dengan bentuk-bentuk seperti:
tindakan yang dipandang sebagai 1) Membunuh anggota kelompok
kejahatan hukum internasional; 2) Menyebabkan luka parah atau atau
b. Pengakuan secara implisit sifat-sifat merusak mental kelompok
pidana dari tindakan-tindakan tertentu 3) Dengan sengaja melukai jiwa anggota
dengan menetapkan suatu kewajiban kelompok yang menyebabkan luka fisik
untuk menghukum, mencegah, sebagian ataupun keseluruhan
menuntut, menjatuhi hukuman atau 4) Melakukan upaya-upaya pemaksaan
pidananya; untuk mencegah kelahiran anak suatu
c. Kriminalis dalam tindakan-tindakan kelompok
tertentu; 5) Memindahkan anak secara paksa dari
d. Kewajiban atau hak untuk menuntut; suatu kelompok ke kelompok lainnya.8
e. Kewajiban atau hak untuk mempidana Secara umum kejahatan genosida
tindakan tertentu; merupakan tindakan terencana yang ditujukan
f. Kewajiban atau hak mengekstradiksi; untuk mengancurkan eksistensi dasar dari
g. Kewajiban atau hak untuk bekerjasama di bangsa atau kelompok sebuah entitas, yang
dalam penuntutan, pemidanaan diarahkan pada individu-individu yang menjadi
termasuk bantuan yudisial di dalam anggota kelompok bersangkutan.9 Kejahatan
proses pemidanaan; genosida merupakan tindakan pidana serius
h. Penetapan suatu dasar-dasar yuridiksi yang harus ditangani dan harus dihentikan
kriminal; mengingat terjadinya genosida dapat
i. Referensi suatu pembentukan suatu memusnahkan eksistensi suatu Negara,
pengadilan pidana internasional; kelompok etnis atau suatu kelompok agama
j. Penghapusan alasan-alasan perintah baik di Negara tersebut atau terhadap
atasan.6 masyarakat internasional.
Sedangkan Wayan Parthiana mengatakan Dokumen tentang kejahatan yang menjadi
bahwa kejahatan internasional menunjukan yuridiksi ICC mensyaratkan bahwa perbuatan
adanya suatu peristiwa kejahatan yang bersifat genosida terjadi dalam konteks sebuah bentuk
internasional. Pengertian internasional dalam
7 I Wayan Parthiana,2015”Hukum Pidana
5 M. Cherif Bassiouni, International Criminal Law, Dobbs Internasional”,Bandung: Yrama Widya, Hlm 44-45.
Ferry, New York: Transnational, 1986, hlm 2. 8 Pasal 6 Statuta Roma 1998.
6Ibid, Hlm.3. 9 Anis Widyawati,”Hukum Pidana Inter……” Op.cit, Hlm.59
75
Lex Crimen Vol. X/No. 2/Mar/EK/2021
nyata atau manifest pattern dari perbuatan terhadap tubuh atau mental atau
yang serupa ditujukan terhadap kelompok atau kesehatan fisik
merupakan. perbuatan yang dapat c. Kejahatan Perang (War Crimes)
mengakibatkan pemusnahan. Kesengajaan Pengertian kejahatan perang di dalam
untuk membunuh hanya sedikit anggota Statuta Roma Pasal 8 merujuk kepada Konvensi
kelompok bukan merupakan genosida. Namun Jenewa tanggal 12 Agustus 1949 bahwa yang
yang menjadi catatan adalah bukan jumlah dari termasuk ke dalam kategori kejahatan perang
banyaknya korban tetapi kesengajaan dari adalah dengan melakukan tindakan-tindakan
pelaku untuk memusnahkan sejumlah besar sebagai berikut:
anggota kelompok.10 1) Pembunuhan dengan sengaja;
b. Kejahatan Kemanusiaan (Crimes Against 2) Penyiksaan dan perlakuan tidak
Humanity) manusiawi, termasuk percobaan biologi;
Kejahatan Kemanusiaan menurut Statuta 3) Perbuatan yang sengaja dilakukan untuk
Roma Pasal 7 adalah beberapa perbuatan yang mengakibatkan penderitaan yang dalam
dilakukan sebagai bagian dari upaya atau luka fisik maupun kesehatan yang
penyebarluasan atau penyerangan langsung serius;
yang ditujukan terhadap penduduk sipil yang 4) Perusakan secara luas dan perampasan
dilakukan secara tersusun dan sistematis. milik seseorang, tidak berdasarkan
Perbuatan tersebut berupa: keperluan militer dan dilakukan dengan
1) Pembunuhan; cara melawan hukum dan tidak
2) Pemusnahan; beraturan;
3) Perbudakan; 5) Pemaksaan terhadap tawanan perang
4) Pengusiran atau pemindahan penduduk atau orang yang dilindungi lainnya untuk
secara paksa; - melayani dibawah ancaman kekuasaan
5) Perampasan kemerdekaan atau musuh;
perampasan kebebasan fisik lain secara 6) Upaya untuk menghalang-halangi yang
sewenang-wenang yang melanggar asas- dilakukan dengan sengaja terhadap
asas ketentuan pokok hukum tawanan perang atau orang yang
internasional; dilindungi dimana mereka memiliki hak
6) Penyiksaan; untuk mendapatkan keadilan yang
7) Perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran sewajarnya;
secara paksa, pemaksaan kehamilan, 7) Deportasi dengan cara belawanan
pemandulan atau sterilisasi secara paksa dengan hukum atau pemindahan
atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain penahanan dengan melawan hukum
yang setara; 8) Penyanderaan
8) Penganiayaan terhadap suatu kelompok d. Kejahatan Agresi (Aggression)
tertentu atau perkumpulannya yang Kejahatan agresi merupakan salah satu
didasari persamaan politik, ras, bagian dari wilayah yuridiksi ICC. Namun di
kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis dalam Statuta tidak ada penjelasan secara rinci
kelamin atau alasan lain yang telah diakui mengenai pengertian kejahatan agresi itu
secara universal sebagai hal yang dilarang sendiri. Boer Mauna mengatakan:
menurut hukum internasional; Sepanjang menyangkut kejahatan agresi,
9) Penghilangan orang secara paksa; belum ada kesepakatan mengenai definisinya
10) Kejahatan apartheid; atau tindakan-tindakan pidana apa saja yang
11) Tindakan-tindakan lain yang tidak dapat dikategorikan sebagai agresi mengingat
berperikemanusiaan, dilakukan dengan tidak cukupnya waktu untuk membahas selama
sengaja menyebabkan penderitaan berlangsungnya Konferensi di Roma. Lagi pula
tidak mudah dari segi hukum internasional
untuk mendefinisikan tindakan apa sebenarnya
10 Muladi, 2011 “Statuta Roma Tahun 1998 Tentang
yang termasuk dalam definisi agresi tersebut.
Mahkamah Pidana Internasional dalam Kerangka Hukum
Pidana Internasional dan Implikasinya Terhadap Hukum
Pidana Nasional”,Bandung: P.T. Alumni, Hlm 175.
76
Lex Crimen Vol. X/No. 2/Mar/EK/2021
Sungguh sulit untuk membuat definisi tentang PBB dan juga kasus pertama ICC melakukan
agresi yang dapat diterima oleh semua pihak.11 pengadilan terhadap Negara bukan anggota
Selain empat kejahatan internasional yang Statuta Roma. Disamping itu, konflik yang
paling serius yang menjadi perhatian terjadi di Darfur juga merupakan konflik
masyarakat internasional diatas, Bassiouni juga pertama ICC yang menangani kasus kejahatan
telah menyebutkan terdapat 22 jenis kejahatan genosida.
internasional yang dipandang memenuhi salah Pemerintah Sudan dituduh memobilisir
satu atau semua unsur kejahatan internasional. milisi Arab untuk menyerang penduduk sipil
22 jenis kejahatan internasional tersebut Afrika di Darfur, sejak pemberontak
adalah Aggression, War crimes, Unlawful use of mengangkat senjata di tahun 2003.14 Presiden
weapons, Crimes against humanity, Genocide, Sudan, Omar Al-Bashir dituduh bertanggung
Racial discrimination and apartheid, Slavery jawab telah melakukan genosida, kejahatan
and related crimes, Torture, Unlawful human kemanusiaan dan kejahatan perang yang terjadi
experimentation, Piracy, Aircraft hijacking, di Darfur. PBB memperkirakan ada sekitar 300
Threat and use of force against internationally ribu orang meninggal dan dua juta orang
protected person, Taking of civilian hostages, meninggalkan rumah mereka akibat konflik
Drug offenses, International traffic in obscene yang terjadi di Darfur sejak tahun 2003. Atas
publication, Destruction and/or theft of dugaan tersebut, ICC mengeluarkan surat
national treasures, Environmental protection, permintaan penangkapan terhadap Presiden
Theft of nuclear materials, Unlawful use of the Sudan pada 4 Maret 2009 dan sekaligus untuk
mails, Interference of the submarine cables, pertama kalinya ICC melakukan penangkapan
Falsification and counterfeiting, Bribery of kepada kepala Negara. Hal tersebut
foreign public officials.12 membuktikan bahwa ICC sesuai dengan
Adapun kasus-kasus yang pernah ditangani tujuannya yaitu menghilangkan impunitas bagi
ICC yakni dugaan adanya kejahatan genosida, kepala Negara untuk tidak bisa terlepas dari
kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan tanggung jawab atas tindakan kejahatan yang
di Darfur membuat PBB mengambil tindakan dilakukan.
tegas dengan membawa kasus ini kepada ICC Yurisdiksi merupakan parameter hukum
pada bulan Maret 2005. ICC mulai melakukan (legal parameters) yang berkaitan dengan
investigasi terkait adanya dugaan kejahatan berbagai yang berkaitan dengan dilakukannya
tersebut pada bulan Juni tahun 2005.13 kejahatan dan dapat dijadikan pedoman bagi
Darfur bukan merupakan anggota Negara bekerjanya pengadilan. Parameter itu adalah :15
yang turut menandatangani Statuta Roma, 1. Yurisdiksi yang berkaitan dengan pokok
tetapi ICC masih dapat melakukan pengadilan perkara (ratione materiae): Yang
terhadap Darfur atas usulan permintaan PBB menunjuk kepada berbagai kejahatan
kepada ICC untuk memperkarakan kasus sangat berat (the most serious crimes)
tersebut. seperti genosida (the crimes of genocide),
Adapun orang-orang yang dianggap kejahatan terhadap kemanusian (crimes
bertanggung jawab terhadap kejahatan againts humanity), kejahatan perang
kemanusiaan yang terjadi di Darfur adalah (war crimes), dan agresi (the crime of
Ahmad Muhammad Harun, Ali Muhammad Ali agression).
Abd-Al-Rahman yang ditangkap pada 27 April 2. Yurisdiksi yang berkaitan dengan waktu
2007, Omar Hassan Ahmad Al Bashir yang (ratione temporis): ICC secara tegas
ditangkap pada 4 Maret 2009 dan 12 Juli 2010, menerapkan asas legalitas yang tidak
Bahr Idriss Abu Garda, Abdallah Banda Abakaer memungkinkan penerapan peraturan
Nourain, Abdel Raheem Muhammad Hussein. berlaku surut/retro aktif (nullum crimen
Kasus Darfur merupakan kasus pertama nulla poena sine lege).
yang ditangani oleh ICC atas permintaan dari
14 Diakses Dari,
11Boer Maona, op. Cit. Hlm 296. http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2008/07/0
12Romli Atmasasmita,Op.Cit., Hlm. 42-43. 80714_icc.shtml, Pada Tanggal 5 Oktober, Pkl 12:20 WITA.
13 Diakses Dari, https://www.icc-cpi.int/darfur, Pada 15 Muladi, “Yurisdiksi dan Admissibility….., Op.Cit,
Tanggal 5 Oktober 2020, Pkl 12:11 WITA. Hlm.356.
77
Lex Crimen Vol. X/No. 2/Mar/EK/2021
78
Lex Crimen Vol. X/No. 2/Mar/EK/2021
79
Lex Crimen Vol. X/No. 2/Mar/EK/2021
80
Lex Crimen Vol. X/No. 2/Mar/EK/2021
diperluas dengan dasar ICC memiliki serta mempunyai fasilitas terbesar untuk
kewenangan untuk mengadili kejahatan yang mencapai kebenaran.26
paling serius (the most serious crimes) yakni Kedudukan ICC hanya sebagai institusi
kejahatan terhadap kemanusiaan, genosida, pelengkap bagi peradilan domestik yang dimiliki
kejahatan perang, dan agresi. Pada Pasal 12 oleh masing-masing negara. Hal ini ditegaskan
ayat (2) Statuta Roma dinyatakan bahwa ICC dalam Preambule paragraf 10 statuta yang
memiliki kewenangan untuk mengadili individu menyatakan bahwa emphasizing that the ICC
yang melakukan kejahatan di wilayah teritorial establishment under this statute shall be
negara pihak dari ICC atau individu yang berasal complementary to national criminal jurisdiction.
dari negara yang sudah menjadi pihak dari ICC. Hal yang sama juga ditetapkan dalam Pasal 1
Pasal tersebut mengartikan bahwa ICC tidak Statuta.27
hanya dapat mengadili individu yang berasal Prinsip komplementaritas (complementarity
dari negara yang sudah mengakui yurisdiksi ICC principle) dalam Preambul maupun dalam Pasal
atau menjadi pihak Statuta Roma. 1 Statuta sebenarnya adalah untuk
Terkait yuridiksi antara pengadilan nasional mengakomodasi pendapat-pendapat bahwa
dan ICC, dalam hukum internasional mengenal keberadaaan ICC akan bertentangan atau
Istilah “Ekstradisi” yang artiannya menunjuk mengganggu prinsip-prinsip kedaulatan yang
kepada proses di mana berdasarkan traktat sangat dihormati dalam hukum
atau atas dasar resiprositas suatu negara internasional.Dengan kedudukan sebagai
menyerahkan kepada negara lain atas institusi komplementer atau sekunder
permintaannya seseorang yang dituduh atau sebagaimana ditetapkan di atas, jurisdiksi
dihukum karena melakukan tindak kejahatan utama adalah tetap di tangan institusi nasional.
yang dilakukan terhadap hukum negara yang Hukum nasional didahulukan untuk diterapkan
mengajukan permintaan, negara yang meminta terhadap kejahatan-kejahatan internasional
ekstradisi memiliki kompetensi untuk mengadili yang terjadi di wilayah negara yang
tertuduh pelaku tindak pidana tersebut.25 bersangkutan. ICC hanya dapat mengadili suatu
Maksud dan tujuan ekstradisi ialah untuk praktek kejahatan kemanusiaan, kejahatan
menjamin agar pelaku kejahatan berat tidak perang, kejahatan agresi dan genocide
dapat menghindarkan diri dari penuntutan atau sepanjang pengadilan domestik tidak mau atau
pemidanaan, karena sering kali suatu negara tidak mampu melaksanakan fungsinya.
yang wilayahnya dijadikan tempat berlindung Pasal 17 tentang issues of admissibility
oleh seorang penjahat tidak dapat menuntut menyatakan bahwa suatu kasus tidak dapat
atau menjatuhkan pidana kepadanya semata- diterima (inadmissible) oleh ICC bilamana:
mata disebabkan oleh beberapa aturan teknis a. Kasusnya sedang diselidiki atau dituntut
hukum pidana atau karena tidak adanya oleh suatu negara yang mempunyai
yurisdiksi atas penjahat tersebut. Karena itu yurisdiksi atas kasus tersebut, kecuali kalau
patut dan tepatlah penjahat tersebut negara tersebut tidak bersedia atau benar-
diserahkan untuk diperiksa dan diadili oleh benar tidak dapat melakukan penyelidikan
negara yang mempunyai yurisdiksi atas atau penuntutan.
penjahat tersebut. b. Kasusnya telah diselidiki oleh suatu negara
Penjahat harus dipidana oleh negara tempat yang yang mempunyai yurisdiksi atas kasus
ia berlindung atau diserahkan kepada negara tersebut,dan negara itu telah memutuskan
yang dapat dan mau memidananya (aut punier untuk tidak menuntut orang yang
aut dedere). Kecuali dari itu negara yang bersangkutan, kecuali kalau keputusan itu
wilayahnya merupakan tempat dilakukannya timbul dari ketidaksediaan atau
kejahatan adalah yang termampu mengadili ketidakmampuan negara tersebut untuk
penjahat karena di tempat tersebut bukti-bukti benar-benar melakukan penuntutan.
dapat diperoleh dengan lebih bebas, dan c. Orang yang bersangkutan telah diadili atas
negara tersebut mempunyai kepentingan suatu perbuatan yang merupakan pokok
terbesar dalam memidana penjahat tersebut pengaduan itu dan suatu sidang oleh
25J.G.
Starke, “An Introduction to International Law”, 26Ibid, Hlm.261.
London:Butterwordhs, 10th edition, Hlm.469. 27 Pasal 1 Statuta Roma 1998
81
Lex Crimen Vol. X/No. 2/Mar/EK/2021
1998
82
Lex Crimen Vol. X/No. 2/Mar/EK/2021
83
Lex Crimen Vol. X/No. 2/Mar/EK/2021
84
Lex Crimen Vol. X/No. 2/Mar/EK/2021
85