Anda di halaman 1dari 12

Lex Crimen Vol. X/No.

2/Mar/EK/2021

KEWENANGAN MAHKAMAH PIDANA berdasarkan asas universal sebagaimana


INTERNASIONAL DALAM MENGADILI doktrin hukum internasional.
KEJAHATAN INTERNASIONAL BAGI NEGARA Kata kunci: mahkamah pidana internasional;
NON PESERTA STATUTA ROMA 1998 non peserta statuta roma;
BERDASARKAN HUKUM INTERNASIONAL1
Oleh : Charles Frera Sumilat2 PENDAHULUAN
Hendrik B. Sompotan3 A. Latar Belakang
Dr. Natalia L. Lengkong Mahkamah Pidana Internasional
(Intenational Criminal Court) didirikan untuk
ABSTRAK mengadili pelaku kejahatan perang. Seiring
Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk dengan perjalannya dalam mengadili pelaku
mengetahui bagaimanakah kejahatan paling serius dalam dunia
KewenanganMahkamah Pidana Internasional internasional yang dilakukan secara individu.
berdasarkan hukum internasional dan International Criminal Court (ICC) atau
bagaimanakah yuridiksiMahkamah Pidana Mahkamah Pidana Intenasional didirikan
Internasional terhadap warga Negara non berdasarkan pada statuta Roma 1998 yang
peserta Statuta Roma 1998 yang dengan subjek hukumnya adalah individu atau
metode penelitian hukum normatif perorangan. Hal ini dimaksukan agar pelaku
disimpulkan: 1. Mahkamah Pidana tindak kejahatan atau tindak pidana
Internasional memiliki yuridiksi yang terbagi ke internasional dapat dihukum sesuai dengan
dalam empat kategori yaitu, crimes against kejahatan yang telah dilakukannnya. Hal ini
genocide humanity, war crimes dan aggression. juga diperlukan kerjasama dengan pihak
Parameter kewenangan Mahkamah Pidana Negara dimana pelaku atau tindak pidana itu
Internasional dapat dilihat dari yurisdiksi yang terjadi.4
berkaitan dengan pokok perkara (ratione Asas pacta sunt servanda telah diakui secara
materiae), yurisdiksi yang berkaitan dengan universal. Sehingga dalam prinsip perjanjian
waktu (ratione temporis) dan yurisdiksi internasional menegaskan bahwa Negara tidak
personal/individual (ratione personae) juga dapat dipaksa untuk terikat dalam perjanjian
Mahkamah Pidana Internasional bersifat internasional.Oleh karena hal tersebut, ini yang
pelengkap terhadap yurisdiksi pengadilan menjadi landasan Negara-negara yang tidak
nasional dalam hal penyelesaian perkara mendukung yuridiksi Mahkamah Pidana
kejahatan internasional. 2. Berdasarkan Statuta Internasional dapat menjangkau Negara non
Roma 1998 Mahkamah Pidana Internasional peserta Statuta Roma.
memiliki yurisdiksi terhadap warga negara yang
berasal dari non state parties dalam kondisi- B. Perumusan Masalah
kondisi bahwa kasus diserahkan oleh Dewan 1. Bagaimanakah KewenanganMahkamah
Keamanan PBB kepada Mahkamah Pidana Pidana Internasional berdasarkan hukum
Internasional,kasus warga negara dari non state internasional ?
parties melakukan kejahatan di wilayah atau 2. Bagaimanakah yuridiksiMahkamah
territorial negara anggota Statuta Roma atau Pidana Internasional terhadap warga
Negara yang sudah menerima yurisdiksi Negara non peserta Statuta Roma 1998 ?
Mahkamah Pidana Internasional berkaitan
dengan kejahatan tersebut, serta dalam kasus C. Metode Penelitian
negara non state parties sudah menyetujui Metode penelitian yang digunakan dalam
untuk melaksanakan yurisdiksi berkaitan penulisan skripsi ini adalah metode pendekatan
dengan kejahatan-kejahatan tertentu. Yurisdiksi yuridis normative.
Mahkamah Pidana Internasional terhadap
warga dari non state party didukung PEMBAHASAN

1
Artikel Skripsi
2
Mahasiswa pad Fakultas Hukum Unsrat, NIM.
17071101163 4 Arie Siswanto, 2005 “Yurisdiksi Material Mahkamah
3
Fakultas Hukum Unsrat, Kejahatan Internasional”,Bogor: Ghalia Indonesia,Hlm. 4.

74
Lex Crimen Vol. X/No. 2/Mar/EK/2021

A. Kewenangan Mahkamah Pidana hal ini adalah dalam pengertian luas, meliputi,
Internasional Berdasarkan Hukum internasional umum atau global, regional
Internasional. ataupun bilateral atau multilateral. Dengan
Mahkamah Pidana Internasional memiliki kata lain yang menyangkut kepentingan seluruh
yuridiksi dalam menyelesaikan perkara atau sebagian besar Negara di dunia, bahkan
terhadap kejahahatan internasional yang kepentingan seluruh umat manusia, dapat pula
terjadi di suatu Negara. Definisi dari kejahatan hanya kepentingan Negara satu kawasan, atau
internasional atau international crimes itu hanya menyangkut kepentingan dari dua atau
sendiri belum memiliki definisi yang baku lebih Negara saja.7
disebabkan oleh adanya perbedaan pendapat Mahkamah Pidana Internasional memiliki
mengenai jenis kejahatan maupun batasan yuridiksi yang terbagi ke dalam empat kategori
kejahatan tersebut dianggap sebagai sebuah yaitu genocide, crimes against humanity, war
kejahatan internasional. crimes dan aggression.
Kejahatan international menurut Bassiouni a. Kejahatan Genosida (Genocide)
adalah setiap tindakan yang ditetapkan di Kejahatan genosida dijelaskan di dalam
dalam konvensikonvensi multilateral dan diikuti Statuta Roma pasal 6 bahwa genosida
oleh sejumlah Negara dan di dalamnya merupakan suatu perbuatan yang dilakukan
terdapat salah satu dari kesepuluh karakteristik dengan niat untuk menghancurkan, baik secara
tindak pidana.5 Kesepuluh karakteristik keseluruhan ataupun sebagian suatu Negara,
tersebut terdiri dari: suku, ras ataupun suatu kelompok agama yang
a. Pengakuan secara eksplisit tindakan- dilakukan dengan bentuk-bentuk seperti:
tindakan yang dipandang sebagai 1) Membunuh anggota kelompok
kejahatan hukum internasional; 2) Menyebabkan luka parah atau atau
b. Pengakuan secara implisit sifat-sifat merusak mental kelompok
pidana dari tindakan-tindakan tertentu 3) Dengan sengaja melukai jiwa anggota
dengan menetapkan suatu kewajiban kelompok yang menyebabkan luka fisik
untuk menghukum, mencegah, sebagian ataupun keseluruhan
menuntut, menjatuhi hukuman atau 4) Melakukan upaya-upaya pemaksaan
pidananya; untuk mencegah kelahiran anak suatu
c. Kriminalis dalam tindakan-tindakan kelompok
tertentu; 5) Memindahkan anak secara paksa dari
d. Kewajiban atau hak untuk menuntut; suatu kelompok ke kelompok lainnya.8
e. Kewajiban atau hak untuk mempidana Secara umum kejahatan genosida
tindakan tertentu; merupakan tindakan terencana yang ditujukan
f. Kewajiban atau hak mengekstradiksi; untuk mengancurkan eksistensi dasar dari
g. Kewajiban atau hak untuk bekerjasama di bangsa atau kelompok sebuah entitas, yang
dalam penuntutan, pemidanaan diarahkan pada individu-individu yang menjadi
termasuk bantuan yudisial di dalam anggota kelompok bersangkutan.9 Kejahatan
proses pemidanaan; genosida merupakan tindakan pidana serius
h. Penetapan suatu dasar-dasar yuridiksi yang harus ditangani dan harus dihentikan
kriminal; mengingat terjadinya genosida dapat
i. Referensi suatu pembentukan suatu memusnahkan eksistensi suatu Negara,
pengadilan pidana internasional; kelompok etnis atau suatu kelompok agama
j. Penghapusan alasan-alasan perintah baik di Negara tersebut atau terhadap
atasan.6 masyarakat internasional.
Sedangkan Wayan Parthiana mengatakan Dokumen tentang kejahatan yang menjadi
bahwa kejahatan internasional menunjukan yuridiksi ICC mensyaratkan bahwa perbuatan
adanya suatu peristiwa kejahatan yang bersifat genosida terjadi dalam konteks sebuah bentuk
internasional. Pengertian internasional dalam
7 I Wayan Parthiana,2015”Hukum Pidana
5 M. Cherif Bassiouni, International Criminal Law, Dobbs Internasional”,Bandung: Yrama Widya, Hlm 44-45.
Ferry, New York: Transnational, 1986, hlm 2. 8 Pasal 6 Statuta Roma 1998.
6Ibid, Hlm.3. 9 Anis Widyawati,”Hukum Pidana Inter……” Op.cit, Hlm.59

75
Lex Crimen Vol. X/No. 2/Mar/EK/2021

nyata atau manifest pattern dari perbuatan terhadap tubuh atau mental atau
yang serupa ditujukan terhadap kelompok atau kesehatan fisik
merupakan. perbuatan yang dapat c. Kejahatan Perang (War Crimes)
mengakibatkan pemusnahan. Kesengajaan Pengertian kejahatan perang di dalam
untuk membunuh hanya sedikit anggota Statuta Roma Pasal 8 merujuk kepada Konvensi
kelompok bukan merupakan genosida. Namun Jenewa tanggal 12 Agustus 1949 bahwa yang
yang menjadi catatan adalah bukan jumlah dari termasuk ke dalam kategori kejahatan perang
banyaknya korban tetapi kesengajaan dari adalah dengan melakukan tindakan-tindakan
pelaku untuk memusnahkan sejumlah besar sebagai berikut:
anggota kelompok.10 1) Pembunuhan dengan sengaja;
b. Kejahatan Kemanusiaan (Crimes Against 2) Penyiksaan dan perlakuan tidak
Humanity) manusiawi, termasuk percobaan biologi;
Kejahatan Kemanusiaan menurut Statuta 3) Perbuatan yang sengaja dilakukan untuk
Roma Pasal 7 adalah beberapa perbuatan yang mengakibatkan penderitaan yang dalam
dilakukan sebagai bagian dari upaya atau luka fisik maupun kesehatan yang
penyebarluasan atau penyerangan langsung serius;
yang ditujukan terhadap penduduk sipil yang 4) Perusakan secara luas dan perampasan
dilakukan secara tersusun dan sistematis. milik seseorang, tidak berdasarkan
Perbuatan tersebut berupa: keperluan militer dan dilakukan dengan
1) Pembunuhan; cara melawan hukum dan tidak
2) Pemusnahan; beraturan;
3) Perbudakan; 5) Pemaksaan terhadap tawanan perang
4) Pengusiran atau pemindahan penduduk atau orang yang dilindungi lainnya untuk
secara paksa; - melayani dibawah ancaman kekuasaan
5) Perampasan kemerdekaan atau musuh;
perampasan kebebasan fisik lain secara 6) Upaya untuk menghalang-halangi yang
sewenang-wenang yang melanggar asas- dilakukan dengan sengaja terhadap
asas ketentuan pokok hukum tawanan perang atau orang yang
internasional; dilindungi dimana mereka memiliki hak
6) Penyiksaan; untuk mendapatkan keadilan yang
7) Perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran sewajarnya;
secara paksa, pemaksaan kehamilan, 7) Deportasi dengan cara belawanan
pemandulan atau sterilisasi secara paksa dengan hukum atau pemindahan
atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain penahanan dengan melawan hukum
yang setara; 8) Penyanderaan
8) Penganiayaan terhadap suatu kelompok d. Kejahatan Agresi (Aggression)
tertentu atau perkumpulannya yang Kejahatan agresi merupakan salah satu
didasari persamaan politik, ras, bagian dari wilayah yuridiksi ICC. Namun di
kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis dalam Statuta tidak ada penjelasan secara rinci
kelamin atau alasan lain yang telah diakui mengenai pengertian kejahatan agresi itu
secara universal sebagai hal yang dilarang sendiri. Boer Mauna mengatakan:
menurut hukum internasional; Sepanjang menyangkut kejahatan agresi,
9) Penghilangan orang secara paksa; belum ada kesepakatan mengenai definisinya
10) Kejahatan apartheid; atau tindakan-tindakan pidana apa saja yang
11) Tindakan-tindakan lain yang tidak dapat dikategorikan sebagai agresi mengingat
berperikemanusiaan, dilakukan dengan tidak cukupnya waktu untuk membahas selama
sengaja menyebabkan penderitaan berlangsungnya Konferensi di Roma. Lagi pula
tidak mudah dari segi hukum internasional
untuk mendefinisikan tindakan apa sebenarnya
10 Muladi, 2011 “Statuta Roma Tahun 1998 Tentang
yang termasuk dalam definisi agresi tersebut.
Mahkamah Pidana Internasional dalam Kerangka Hukum
Pidana Internasional dan Implikasinya Terhadap Hukum
Pidana Nasional”,Bandung: P.T. Alumni, Hlm 175.

76
Lex Crimen Vol. X/No. 2/Mar/EK/2021

Sungguh sulit untuk membuat definisi tentang PBB dan juga kasus pertama ICC melakukan
agresi yang dapat diterima oleh semua pihak.11 pengadilan terhadap Negara bukan anggota
Selain empat kejahatan internasional yang Statuta Roma. Disamping itu, konflik yang
paling serius yang menjadi perhatian terjadi di Darfur juga merupakan konflik
masyarakat internasional diatas, Bassiouni juga pertama ICC yang menangani kasus kejahatan
telah menyebutkan terdapat 22 jenis kejahatan genosida.
internasional yang dipandang memenuhi salah Pemerintah Sudan dituduh memobilisir
satu atau semua unsur kejahatan internasional. milisi Arab untuk menyerang penduduk sipil
22 jenis kejahatan internasional tersebut Afrika di Darfur, sejak pemberontak
adalah Aggression, War crimes, Unlawful use of mengangkat senjata di tahun 2003.14 Presiden
weapons, Crimes against humanity, Genocide, Sudan, Omar Al-Bashir dituduh bertanggung
Racial discrimination and apartheid, Slavery jawab telah melakukan genosida, kejahatan
and related crimes, Torture, Unlawful human kemanusiaan dan kejahatan perang yang terjadi
experimentation, Piracy, Aircraft hijacking, di Darfur. PBB memperkirakan ada sekitar 300
Threat and use of force against internationally ribu orang meninggal dan dua juta orang
protected person, Taking of civilian hostages, meninggalkan rumah mereka akibat konflik
Drug offenses, International traffic in obscene yang terjadi di Darfur sejak tahun 2003. Atas
publication, Destruction and/or theft of dugaan tersebut, ICC mengeluarkan surat
national treasures, Environmental protection, permintaan penangkapan terhadap Presiden
Theft of nuclear materials, Unlawful use of the Sudan pada 4 Maret 2009 dan sekaligus untuk
mails, Interference of the submarine cables, pertama kalinya ICC melakukan penangkapan
Falsification and counterfeiting, Bribery of kepada kepala Negara. Hal tersebut
foreign public officials.12 membuktikan bahwa ICC sesuai dengan
Adapun kasus-kasus yang pernah ditangani tujuannya yaitu menghilangkan impunitas bagi
ICC yakni dugaan adanya kejahatan genosida, kepala Negara untuk tidak bisa terlepas dari
kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan tanggung jawab atas tindakan kejahatan yang
di Darfur membuat PBB mengambil tindakan dilakukan.
tegas dengan membawa kasus ini kepada ICC Yurisdiksi merupakan parameter hukum
pada bulan Maret 2005. ICC mulai melakukan (legal parameters) yang berkaitan dengan
investigasi terkait adanya dugaan kejahatan berbagai yang berkaitan dengan dilakukannya
tersebut pada bulan Juni tahun 2005.13 kejahatan dan dapat dijadikan pedoman bagi
Darfur bukan merupakan anggota Negara bekerjanya pengadilan. Parameter itu adalah :15
yang turut menandatangani Statuta Roma, 1. Yurisdiksi yang berkaitan dengan pokok
tetapi ICC masih dapat melakukan pengadilan perkara (ratione materiae): Yang
terhadap Darfur atas usulan permintaan PBB menunjuk kepada berbagai kejahatan
kepada ICC untuk memperkarakan kasus sangat berat (the most serious crimes)
tersebut. seperti genosida (the crimes of genocide),
Adapun orang-orang yang dianggap kejahatan terhadap kemanusian (crimes
bertanggung jawab terhadap kejahatan againts humanity), kejahatan perang
kemanusiaan yang terjadi di Darfur adalah (war crimes), dan agresi (the crime of
Ahmad Muhammad Harun, Ali Muhammad Ali agression).
Abd-Al-Rahman yang ditangkap pada 27 April 2. Yurisdiksi yang berkaitan dengan waktu
2007, Omar Hassan Ahmad Al Bashir yang (ratione temporis): ICC secara tegas
ditangkap pada 4 Maret 2009 dan 12 Juli 2010, menerapkan asas legalitas yang tidak
Bahr Idriss Abu Garda, Abdallah Banda Abakaer memungkinkan penerapan peraturan
Nourain, Abdel Raheem Muhammad Hussein. berlaku surut/retro aktif (nullum crimen
Kasus Darfur merupakan kasus pertama nulla poena sine lege).
yang ditangani oleh ICC atas permintaan dari
14 Diakses Dari,
11Boer Maona, op. Cit. Hlm 296. http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2008/07/0
12Romli Atmasasmita,Op.Cit., Hlm. 42-43. 80714_icc.shtml, Pada Tanggal 5 Oktober, Pkl 12:20 WITA.
13 Diakses Dari, https://www.icc-cpi.int/darfur, Pada 15 Muladi, “Yurisdiksi dan Admissibility….., Op.Cit,
Tanggal 5 Oktober 2020, Pkl 12:11 WITA. Hlm.356.

77
Lex Crimen Vol. X/No. 2/Mar/EK/2021

3. Yurisdiksi personal/individual (ratione Berbeda dengan alasan-alasan yang


personae): ICC mempunyai yurisdiksi dikemukakan pendukung ICC, Indonesia dan
terhadap WN negara peserta yang Negara-negara yang belum mau meratifikasi
dituntut atas suatu kejahatan (the State Statuta Roma 1998 memiliki kekawatiran
of which the person accused of the crime bahwa ICC akan dapat melakukan intervensi
is a national). terhadap kedaulatan negara. Kendati dalam
mekanismenya, ICC memberikan kesempatan
B. Yurisdiksi Mahkamah Pidana Internasional kepada peradilan nasional untuk mengadili
Terhadap Warga Negara Non Peserta pelaku. Dengan tidak meratifikasi berarti
Statuta Roma 1998. mereka bukan negara pihak dalam Statuta
Kehadiran International Criminal Court (ICC) Roma 1998 sehingga dalam pandangan mereka,
melalui Statuta Roma 1998 seakan menjadi warga mereka tidak akan dapat disentuh ICC
penyegar dahaga kurangnya lembaga penegak seandainya melakukan pelanggaran kejahatan
hukum bagi masyarakan internasional. internasional yang menjadi yurisdiski ICC adalah
Kehadiran ICC merupakan missing link setelah bertentangan dengan hukum international
terbentuknya International Court of Justice (ICJ) menurut beberapa negara penentang ICC
yang hanya memiliki kewenangan terhadap khususnya Amerika Serikat, bilamana yurisdiksi
perkara dengan negara sebagai subyeknya. ICC menjangkau negara yang bukan peserta
Bahwa masyarakat internasional menyambut Statuta roma 1998.
positif kehadiran lembaga ini terbukti dari Anggapan ini sah-sah saja dan sangat bisa
relatif singkatnya waktu (4 tahun) untuk dipahami mengingat dalam hukum perjanjian
terpenuhinya syarat 60 piagam ratifikasi. Saat internasional dikenal suatu prinsip yang
ini sudah lebih dari 100 negara menyatakan diri menyatakan "Pacta Teriis nec Nocunt Nec
terikat pada instrumen hukum internasional prosunt"17 yang berarti bahwa perjanjian tidak
tersebut. Hal ini juga dapat diartikan bahwa memberikan hak dan kewajiban pada pihak
sesungguhnya masyarakat internasional ketiga tanpa persetujuannya. Namun demikian
menaruh harapan besar akan lebih baiknya bagi para pendukung ICC dalam kondisi-kondisi
penegakan hukum terhadap pelaku kejahatan tertentu tidaklah melanggar hukum
internasional dengan kehadiran ICC.16 internasional bilamana yurisdiksi ICC juga dapat
Sangat menarik alasan yang dikemukakan menyentuh pelaku kejahatan internasional
Inggris, Prancis, Kanada dan Italia dan sebagian yang berasal dari non state party.
besar negara anggota NATO dalam mendukung Pengadilan internasional yang
kehadiran ICC. Menurut mereka keberadaan berkedudukan di Den Haag-Belanda ini
ICC dapat mencegah tentara-tentara mereka dibentuk melalui Statuta Roma (Rome Statute)
yang sedang bertugas di luar negeri untuk 1998. Meskipun samasama berkedudukan di
melakukan pelanggaran. Alasan ini sangat Den Haag namun institusi ini tidak ada
bertolak belakang dengan kekhawatiran kaitannya dengan lembaga pengadilan
Amerika pada yurisdiksi ICC mengingat lebih internasional lain yang merupakan salah satu
dari 200 ribu pasukannya berada di luar negeri organ utama PBB yaitu International Court of
untuk melaksanakan tugas negara atau sebagai Justice (ICJ) atau yang lebih kita kenal dengan
bagian dari pasukan penjaga perdamaian Mahkamah Internasional. ICJ dibentuk
Kekhawatiran ini berujung pada penolakan bersamaan dengan dibentuknya PBB pada
negara ini untuk mertaifikasi Statuta roma tahun 1945, statutanya pun melekat pada
1998. Di samping itu kehadiran lembaga ini piagam PBB (The Charter of United Nations) dan
menurut mereka juga untuk memberi anggarannya berdasarkan anggaran PBB.
peringatan kepada penguasa tiran bahwa
tindak kejahatan yang mereka lakukan di
negaranya tidak kebal dari tuntutan hukum
17 Stephanie Maarty Satyarini dkk, “Pengaturan Asas
internasional.
Rebus Sic Stantibus Dan Asas Pacta Tertiis Nec Nocent Nec
Prosunt Terkait Penyelesaian Sengketa Celah Di Timor
Antara, Australia Dan Timor Leste” Jurnal Program
16 Iman Santoso, 2007 “Hukum Pidana Kekhususan Hukum Internasional dan Hukum Bisnis
Internasional”,Bandung: Pustaka Reka Cipta, Hlm.96. Internasional Fakultas Hukum Universitas Udayana, Hlm 3.

78
Lex Crimen Vol. X/No. 2/Mar/EK/2021

Mahkamah Pidana Internasional adalah individually responsible and liable for


independent institution,18 memiliki struktur punishment in accordance with this
organisasi sendiri terlepas dari PBB demikian Statute.
halnya dengan anggaran operasionalnya yang 3) In accordance with this Statute, a
didasarkan atas kontribusi negara-negara person shall be criminally responsible
peserta dalam Statuta roma 1998. Dengan kata and liable for punishment for a crime
lain dapat dikatakan bahwa ICC adalah subyek within the jurisdiction of the Court if
hukum internasional yang memiliki that person:
international personality.Dengan demikian ICC a) Commits such a crime, whether
dapat melakukan berbagai international legal as an individual, jointly with
capacity dalam rangka pelaksanaan fungsinya.19 another or through another
ICC dapat melaksanakan fungsi dan person, regardless of whether
kewenangannya di wilayah Negara anggota that other person is criminally
juga dengan perjanjian khusus di wilayah responsible;
Negara lain.20 Meskipun berkedudukan di Den b) Orders, solicits or induces the
Haag Belanda, ICC dapat menyelenggarakan commission of such a crime
sidang-sidangnya di negara-negara lain sesuai which in fact occurs or is
kebutuhan. attempted;
Berkaitan dengan yurisdiksi atau c) For the purpose of facilitating
kewenangan mengadili, maka ICC dibatasi oleh the commission of such a crime,
beberapa hal: aids, abets or otherwise assists
Pertama, berdasarkan subjek hukum yang in its commission or its
dapat diadili atau personal jurisdiction (rationae attempted commission,
personae), ICC hanya dapat mengadili individu including providing the means
(natural person). Pelaku kejahatan dalam for its commission;
yurisiksi ICC harus mempertanggungjawabkan d) In any other way contributes to
perbuatannya secara individu (individual the commission or attempted
responsibility), termasuk pejabat commission of such a crime by a
pemerintahan, komandan baik militer muapun group of persons acting with a
sipil.21 common purpose. Such
Berdasarkan Statuta Roma 1998 menganut contribution shall be intentional
prinsip tanggung jawab individu agar siapapun and shall either:
pelakunya, baik itu kepala negara maupun i. Be made with the aim
pejabat, dapat diadili dan dihukum atas of furthering the
kejahatan internasional yang menjadi yurisdiksi criminal activity or
ICC yang dilakukan individu tersebut. criminal purpose of the
Pengaturan tanggung jawab individu dalam group, where such
Statuta Roma 1998 dapat kita lihat pada Pasal activity or urpose
25 Statuta Roma 1998. Pasal 25 Statuta Roma involves the commission
1998 menyebutkan bahwa, Individual criminal of a crime within the
responsibility: jurisdiction of the Court;
1) The Court shall have jurisdiction over or
natural persons pursuant to this ii. Be made in the
Statute. knowledge of the
2) A person who commits a crime within intention of the group
the jurisdiction of the Court shall be to commit the crime;
e) In respect of the crime of
genocide, directly and publicly
18 Made Pasek Diantha, 2014, “Hukum Pidana incites others to commit
Internasional,” Bandung: Prenadamedia Group, Hlm. 56.
19 Pasal 4 Ayat (1) Statuta Roma 1998 genocide;
20 Pasal 4 Ayat (2) Statuta Roma 1998 f) Attempts to commit such a
21Makalah ELSAM, “Urgensi Rtaifikais Statuta Roma oleh crime by taking action that
Pemerintah Indoensia”.

79
Lex Crimen Vol. X/No. 2/Mar/EK/2021

commences its execution by Ketiga, berdasarkan waktunya atau


means of a substantial step, but temporal jurisdiction (ratione temporis), ICC
the crime does not occur hanya memiliki yurisdiksi terhadap kejahatan
because of circumstances yang dilakukan setelah berlakunya Statuta
independent of the person's Roma, yaitu 1 Juli 2002.23 Bilamana suatu
intentions. However, a person negara menjadi pihak setelah berlakunya
who abandons the effort to Statuta, maka ICC hanya memiliki yurisdiksi
commit the crime or otherwise terhadap kejahatan yang dilakukan setelah
prevents the completion of the Statuta berlaku terhadap negara tersebut.
crime shall not be liable for kecuali jika negara tersebut membuat deklarasi
punishment under this Statute sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 12
for the attempt to commit that paragraf 3 Statuta.
crime if that person completely Keempat, berdasarkan wilayah tempat
and voluntarily gave up the dilakukannya kejahatan atau territorial
criminal purpose. jurisdiction (rationae loci), maka ICC dapat
4) No provision in this Statute relating to mengadili kasus-kasus yang diserahkan oleh
individual criminal responsibility shall negara peserta yang wilayahnya menjadi
affect the responsibility of States under tempat dilakukannya kejahatan internasional.
international law. Termasuk dalam pengertian ini adalah negara
Berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat dimana kapal atau pesawat didaftarkan jika
disimpulkan bahwa pengaturan tanggung jawab kejahatan dilakukan di atas kapal atau pesawat
individu dalam Statuta Roma 1998 dapat kita negara peserta. Di samping itu yurisdiksi ICC
temukan dalam Pasal 25 Statuta Roma 1998 juga berlaku dalam wilayah bukan negara pihak
yang pada intinya menyatakan bahwa siapapun yang mengakui yurisdiksi ICC berdasarkan
yang dengan salah satu atau lebih dari cara- deklarasi ad hoc.24
cara berikut: melakukan; memerintahkan; Dari pasal di atas dapat disimpulkan bahwa
membantu; bekerja sama; memberikan fasilitas meskipun suatu negara bukan negara peserta
dan atau menghasut; baik secara pribadi Statuta Roma namun ICC dapat memiliki
maupun berkelompok; pada kejahatan yurisdiksi terhadap pelaku kejahatan yang
internasional yang menjadi yurisdiksi berasal dari negara tersebut bilamana
Mahkamah Pidana Internasional yaitu kejahatan dilakukan di wilayah negara peserta
kejahatan genosida, kejahatan terhadap Statuta dan negara tersebut menyerahkan
kemanusiaan, kejahatan perang dan kejahatan kasus itu pada ICC.
agresi, dapat dikenakan tanggung jawab Penegakan hukum atas kejahatan
individu dan dihukum berdasarkan Statuta internasional yang dilaksanakan oleh suatu
Roma 1998. negara, ada kalanya negara dianggap tidak mau
Kedua, berdasarkan jenis kejahatan yang (unwilling), bahkan tidak mampu (unable),
menjadi ruang lingkupnya atau material padahal dalam penegakan hukum atas
jurisdiction (rationae materiae) maka yurisdiksi kejahatan ini haruslah akuntabel. International
ICC adalah pada kejahatan-kejahatan yang Criminal Court merupakan suatu mahkamah
merupakan kejahatan paling serius (the most yang memiliki yurisdiksi terhadap kejahatan
serious crime) dalam pandangan masyarakat internasional tetap menjadi perhatian dan
internasional yang diatur dalam Pasla 5-8 pengharapan masyarakat internasional, ketika
Statuta Roma 1998. Kejahatan-kejahatan suatu negara mengalami keadaan negara
dimaksud adalah sebagai berikut:22 dianggap tidak mau (unwilling) atau tidak
a. the crime of genocide mampu (unable).
b. crimes against humanity Negara yang dianggap melakukan unwilling
c. war crimes dan unable pada prinsipnya hanya berlaku bagi
d. the crime of aggression negara peserta yang telah melakukan ratifikasi
terhadap statuta roma akan tetapi makna bisa

23 Pasal 11 Statuta Roma 1998


22 Pasal 4 Statuta Roma 1998 24 Pasal 12 Statuta Roma 1998

80
Lex Crimen Vol. X/No. 2/Mar/EK/2021

diperluas dengan dasar ICC memiliki serta mempunyai fasilitas terbesar untuk
kewenangan untuk mengadili kejahatan yang mencapai kebenaran.26
paling serius (the most serious crimes) yakni Kedudukan ICC hanya sebagai institusi
kejahatan terhadap kemanusiaan, genosida, pelengkap bagi peradilan domestik yang dimiliki
kejahatan perang, dan agresi. Pada Pasal 12 oleh masing-masing negara. Hal ini ditegaskan
ayat (2) Statuta Roma dinyatakan bahwa ICC dalam Preambule paragraf 10 statuta yang
memiliki kewenangan untuk mengadili individu menyatakan bahwa emphasizing that the ICC
yang melakukan kejahatan di wilayah teritorial establishment under this statute shall be
negara pihak dari ICC atau individu yang berasal complementary to national criminal jurisdiction.
dari negara yang sudah menjadi pihak dari ICC. Hal yang sama juga ditetapkan dalam Pasal 1
Pasal tersebut mengartikan bahwa ICC tidak Statuta.27
hanya dapat mengadili individu yang berasal Prinsip komplementaritas (complementarity
dari negara yang sudah mengakui yurisdiksi ICC principle) dalam Preambul maupun dalam Pasal
atau menjadi pihak Statuta Roma. 1 Statuta sebenarnya adalah untuk
Terkait yuridiksi antara pengadilan nasional mengakomodasi pendapat-pendapat bahwa
dan ICC, dalam hukum internasional mengenal keberadaaan ICC akan bertentangan atau
Istilah “Ekstradisi” yang artiannya menunjuk mengganggu prinsip-prinsip kedaulatan yang
kepada proses di mana berdasarkan traktat sangat dihormati dalam hukum
atau atas dasar resiprositas suatu negara internasional.Dengan kedudukan sebagai
menyerahkan kepada negara lain atas institusi komplementer atau sekunder
permintaannya seseorang yang dituduh atau sebagaimana ditetapkan di atas, jurisdiksi
dihukum karena melakukan tindak kejahatan utama adalah tetap di tangan institusi nasional.
yang dilakukan terhadap hukum negara yang Hukum nasional didahulukan untuk diterapkan
mengajukan permintaan, negara yang meminta terhadap kejahatan-kejahatan internasional
ekstradisi memiliki kompetensi untuk mengadili yang terjadi di wilayah negara yang
tertuduh pelaku tindak pidana tersebut.25 bersangkutan. ICC hanya dapat mengadili suatu
Maksud dan tujuan ekstradisi ialah untuk praktek kejahatan kemanusiaan, kejahatan
menjamin agar pelaku kejahatan berat tidak perang, kejahatan agresi dan genocide
dapat menghindarkan diri dari penuntutan atau sepanjang pengadilan domestik tidak mau atau
pemidanaan, karena sering kali suatu negara tidak mampu melaksanakan fungsinya.
yang wilayahnya dijadikan tempat berlindung Pasal 17 tentang issues of admissibility
oleh seorang penjahat tidak dapat menuntut menyatakan bahwa suatu kasus tidak dapat
atau menjatuhkan pidana kepadanya semata- diterima (inadmissible) oleh ICC bilamana:
mata disebabkan oleh beberapa aturan teknis a. Kasusnya sedang diselidiki atau dituntut
hukum pidana atau karena tidak adanya oleh suatu negara yang mempunyai
yurisdiksi atas penjahat tersebut. Karena itu yurisdiksi atas kasus tersebut, kecuali kalau
patut dan tepatlah penjahat tersebut negara tersebut tidak bersedia atau benar-
diserahkan untuk diperiksa dan diadili oleh benar tidak dapat melakukan penyelidikan
negara yang mempunyai yurisdiksi atas atau penuntutan.
penjahat tersebut. b. Kasusnya telah diselidiki oleh suatu negara
Penjahat harus dipidana oleh negara tempat yang yang mempunyai yurisdiksi atas kasus
ia berlindung atau diserahkan kepada negara tersebut,dan negara itu telah memutuskan
yang dapat dan mau memidananya (aut punier untuk tidak menuntut orang yang
aut dedere). Kecuali dari itu negara yang bersangkutan, kecuali kalau keputusan itu
wilayahnya merupakan tempat dilakukannya timbul dari ketidaksediaan atau
kejahatan adalah yang termampu mengadili ketidakmampuan negara tersebut untuk
penjahat karena di tempat tersebut bukti-bukti benar-benar melakukan penuntutan.
dapat diperoleh dengan lebih bebas, dan c. Orang yang bersangkutan telah diadili atas
negara tersebut mempunyai kepentingan suatu perbuatan yang merupakan pokok
terbesar dalam memidana penjahat tersebut pengaduan itu dan suatu sidang oleh

25J.G.
Starke, “An Introduction to International Law”, 26Ibid, Hlm.261.
London:Butterwordhs, 10th edition, Hlm.469. 27 Pasal 1 Statuta Roma 1998

81
Lex Crimen Vol. X/No. 2/Mar/EK/2021

mahkamah tidak diperkenankan Terdapat juga dasar hukum dalam Statuta


berdasarkan Pasal 20 Ayat (3) Roma 1998 untuk mendukung yurisdiki ICC atas
d. Kasusnya tidak cukup gawat untuk warga non state party adalah bahwa Pasal 27
membenarkan tindakan lebih lanjut oleh Statuta Roma 1998 mengatur tentang tidak
Mahkamah. relevannya jabatan resmi menetapkan sebagai
Dalam upaya menetapkan adanya berikut:
unwillingness suatu negara, ICC harus a. Statuta berlaku sama terhadap
memperhatikan prinsip due process yang diakui semua orang tanpa suatu
oleh Hukum Internasional sebagai berikut: perbedaan atas dasar jabatan
a. proses pengadilan diambil atau putusan resmi. Secara khusus, jabatan
dibuat dengan maksud untuk melindungi resmi sebagai seorang kepala
orang yang seharusnya bertanggung jawab negara atau pemerintahan
terhadap kejahatan-kejahatan yang anggota suatu pemerintahan
menjadi yurisdiksi ICC. atau parlemen, wakil terpilih
b. ada penundaan yang tidak dibenarkan atau pejabat pemerintah
dalam proses peradilan, yang tidak dalam hal apapun tidak
konsisten dengan tujuan untuk memberi mengecualikan seseorang dari
keadilan pada tertuduh. tanggung jawab pidana di
c. proses peradilan tidak dilaksanakan bawah statuta. Demikian pula
dengan bebas atau memihak. dan dalam hal mengenai dirinya
dilaksanakan dengan cara dan dalam sendiri tidak merupakan suatu
situasi tertentu, yang tidak sesuai dengan alasan untuk mengurangi
tujuan untuk membawa orang yang hukuman.
dituduh pada keadilan. b. Kekebalan atau peraturan
Untuk menetapkan ketidakmampuan procedural khusus yang
(inability) negara, ICC harus mungkin terkait dengan
mempertimbangkan apakah ada kegagalan jabatan resmi dari seseorang
keseluruhan atau pada substansi-subastansi baik di bawah hukum nasional
tertentu ataukah tidak tersedianya sistem atau internasional tidak
peradilan nasional, negara tidak dapat menghalangi mahkamah untuk
menangkap tertuduh, tidak dapat memperoleh melaksanakan yurisdiksinya
bukti-bukti dan kesaksian penting, atau atas orang tersebut,
ketidakmampuan yang lain untuk Di samping Pasal 27 pasal yang juga erat
melaksanakan sendiri proses peradilan.28 kaitannya dengan masalah ini adalah Pasal 28
Berdasarkan Statuta Roma 1998 ICC yang secara rinci menetapkan bahwa seorang
memiliki yurisdiksi terhadap warga negara yang atasan baik militer maupun sipil harus
berasal dari non state parties dalam kondisi- bertanggungjawab secara pidana ketika terjadi
kondisi bahwa kasus diserahkan oleh Dewan kejahatan dalam yurisdiksi ICC yang dilakukan
Keamanan PBB kepada ICC,29kasus warga anak buahnya. Pasal ini bertujuan untuk dapat
negara dari non state parties melakukan menghukum the most responsible person,
kejahatan di wilayah atau territorial negara walaupun orang tersebut memiliki posisi
anggota Statuta Roma atau Negara yang sudah sebagai pemegang kekuasaan yang seringkali
menerima yurisdiksi ICC berkaitan dengan sulit terjangkau hukum. Dengan demikian Pasal
kejahatan tersebut,30 serta dalam kasus negara 27 juga 28 Statuta Roma 1998 memperkuat
non state parties sudah menyetujui untuk dukungan yurisdiksi ICC terhadap warga dari
melaksanakan yurisdiksi berkaitan dengan non state party karena terhadap kejahatan
kejahatan-kejahatan tertentu. internasional yang menjadi yurisdiksi ICC
tersebut berlakulah yurisdiksi universal.

28 Pasal 17 Ayat (3) Statuta Roma 1998


PENUTUP
29 Pasal 13 Statuta Roma 1998 A. Kesimpulan
30 Pasal 12 Ayat (2) Huruf a dan Ayat (3) Statuta Roma

1998

82
Lex Crimen Vol. X/No. 2/Mar/EK/2021

1. Mahkamah Pidana Internasional memiliki Hanya Berwenang Mengadili 4 (empat)


yuridiksi yang terbagi ke dalam empat Jenis kejahatan Internasional, sehingga
kategori yaitu, crimes against genocide perlu adanya perluasan objek perkara
humanity, war crimes dan aggression. yang dapat diadili oleh Mahkamah
Parameter kewenangan Mahkamah Pidana Internasional dalam rangka
Pidana Internasional dapat dilihat dari mengikuti perkembangan dunia
yurisdiksi yang berkaitan dengan pokok internasional.
perkara (ratione materiae), yurisdiksi 2. Dalam melaksanakan kewenangannya
yang berkaitan dengan waktu (ratione terhadap warga Negara non peserta
temporis) dan yurisdiksi Statuta Roma 1998, Mahkamah Pidana
personal/individual (ratione personae) Internasional harus menghormati dan
juga Mahkamah Pidana Internasional menjunjung tinggi kedaulatan hukum
bersifat pelengkap terhadap yurisdiksi nasional suatu Negara dan proses
pengadilan nasional dalam hal penyelesaian sengketanya harus sesuai
penyelesaian perkara kejahatan dengan prinsip-prinsip hukum
internasional. internasional untuk tercipatanya keadilan
2. Berdasarkan Statuta Roma 1998 dan perdamaian bagi dunia Internasional.
Mahkamah Pidana Internasional memiliki
yurisdiksi terhadap warga negara yang DAFTAR PUSTAKA
berasal dari non state parties dalam BUKU
kondisi-kondisi bahwa kasus diserahkan Arie Siswanto, 2005 “Yurisdiksi Material
oleh Dewan Keamanan PBB kepada Mahkamah Kejahatan
Mahkamah Pidana Internasional,kasus Internasional”,Bogor: Ghalia Indonesia.
warga negara dari non state parties Anis Widyawati, 2014, “Hukum Pidana
melakukan kejahatan di wilayah atau Internasional”, Jakarta: Sinar Grafika.
territorial negara anggota Statuta Roma Boer Mauna,2005 “Hukum Internasional:
atau Negara yang sudah menerima Pengertian, Peranan Dan Fungsi Dalam
yurisdiksi Mahkamah Pidana Era Dinamika Global, Bandung: Edisi
Internasional berkaitan dengan Ke-2 Alumni.
kejahatan tersebut, serta dalam kasus Iman Santoso, 2007 “Hukum Pidana
negara non state parties sudah Internasional”,Bandung: Pustaka Reka
menyetujui untuk melaksanakan Cipta.
yurisdiksi berkaitan dengan kejahatan- I Wayan Parthiana,2015”Hukum Pidana
kejahatan tertentu. Yurisdiksi Mahkamah Internasional”,Bandung: Yrama Widya.
Pidana Internasional terhadap warga dari Mochtar Kusumaatmadja, 2003, “Pengatar
non state party didukung berdasarkan Hukum Internasional”, Bandung:
asas universal sebagaimana doktrin Alumni.
hukum internasional. Muladi, 2011 “Statuta Roma Tahun 1998
Tentang Mahkamah Pidana
B. Saran Internasional dalam Kerangka Hukum
Berdasarkan uraian materi-materi dan Pidana Internasional dan Implikasinya
uraian kesimpulan yang telah penulis jabarkan, Terhadap Hukum Pidana
maka penulis akan mengajukan beberapa saran Nasional”,Bandung: P.T. Alumni.
yang sekiranya dapat berguna bagi konstruksi Made Pasek Diantha, 2014, “Hukum Pidana
hukum hukum internasional kedepan, sebagai Internasional,” Bandung: Prenadamedia
berikut: Group.
1. Yurisdiksi atau kewenangan yang dimiliki Romli Atmasasmita,2010 “Hukum Pidana
oleh Mahkamah Pidana Internasional Internasional: Dalam Kerangka
dalam menegakan aturan hukum Perdamaian Dan Keamanan
internasional masih terbatas dalam hal Internasional” Jakarta: PT. FIKAHATI
ini objek perkara kejahatan internasional ANESKA.
dimana Mahkamah Pidana Internasional

83
Lex Crimen Vol. X/No. 2/Mar/EK/2021

Suratman, H.Philips Dillah, “Metode Penelitian e-Journal Komunitas Yustisia


Hukum”, Bandung:Alfabeta, Universitas Pendidikan Ganesha
Hlm.32,;terkutip;Peter Mahmud Jurusan Ilmu Hukum, Volume 2 Nomor
Marzuki, 2008, ”Penelitian Hukum”, 3 Tahun 2019.
Kencana Prenada Media Group,Jakarta. International Law Making, “Responsilibilty Of
Soerjono Soekanto Dan Sri Mamudji, States For Internationally Wrong
“Penelitian Hukum Normatif Suatu Act”,Volume 5 Nomor 1 Oktober 2017.
Tinjauan Singkat”, Jakarta,Raja Lilik Mulyadi,2009 “Fungsi Hukum Pidana
Grafindo Persada. Internasional Dihubungkan dengan
Kejahatan Transnasional Khususnya
JURNAL/KARYA ILMIAH terhadap Tindak Pidana Korupsi”.
Agung Yudhawiranata, “Analisa Kritis Terhadap M. Cherif Bassiouni, International Criminal Law,
Pengadilan HAM Internasional”, Dobbs Ferry, New York: Transnational,
Makalah Hukum. 1986.
Diajeng Wulan Christianti, “Yuridiksi Muladi, “Yurisdiksi dan Admissibility Pengadilan
International Criminal Court terhadap Pidana Internasional”, Jurnal Hukum
warga negara non pihak statuta Roma Dan Pembangunan, Nomor 4 Tahun
1998 dan dampaknya terhadap 2001
Indonesia” Padjadjaran Jurnal Hukum , Mahmoud Cherif Bassiouni,1986 “International
Volume 2, Nomor 1, 2015. Criminal Law” Volume I, New York:
Didi Prasatya, “Eksistensi Mahkamah Pidana Transnational Publisher.
Internasional Dalam Penyelesaian Makalah ELSAM, “Urgensi Rtaifikais Statuta
Kasus Tindak Pidana Terorisme”Jurnal Roma oleh Pemerintah Indoensia”.
Ilmu Hukum Legal Opinion, Volume 1, Stephanie Maarty Satyarini dkk, “Pengaturan
Edisi 2, April 2013. Asas Rebus Sic Stantibus Dan Asas
Desia Banjarani Dkk,Studi Perbandingan Dan Pacta Tertiis Nec Nocent Nec Prosunt
Kelembagaan Yurisdiksi International Terkait Penyelesaian Sengketa Celah Di
Criminal Tribunal For The Former Timor Antara, Australia Dan Timor
Yugoslavia (ICTY) Dan The International Leste” Jurnal Program Kekhususan
Criminal Tribunal For Rwanda (ICTR) Hukum Internasional dan Hukum Bisnis
Dengan International Criminal Court Internasional Fakultas Hukum
(ICC), Jurnal Cepalo Volume 1 Nomor 1 Universitas Udayana.
Juli-Desember 2017. Sefriani, “Yuridiksi ICC terhadap negara non
D. P. O’Connel, International Law, Volume One, anggota statute Roma 1998”Jurnal
(Steven & Sons Limited, London, 1965). Hukum , Volume 14, Nomor 2, April
Erdian, “International Military Tribunal 2007.
(Nuremberg Tribunal), Milestone Sri Setianingsih Suwardi, “Beberapa Catatan
Pertama Pengadilan Militer Mahkamah Pidana Internasional
Internasional di Dunia”, Kantor (International Criminal Court) Dalam
Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Kaitannya Dengan Perserikatan
Jawa Barat. Bangsa-Bangsa (PBB)”, Jurnal Hukum
Ginanjar Setia Mulyana, “Kaisar Amerika Di Dan Pembangunan, Volume 33 Nomor
Negeri Sakura: Peranan Dauglas 4 Tahun 2003.
MacArthur Dalam Rekonstruksi Jepang J.G. Starke, “An Introduction to International
Pasca Perang Dua Kedua”,Jurnal Law”, London:Butterwordhs, 10th
Factum, Volume 6 Nomor 2 April 2017. edition, Hlm.469
Ida Ayu Kade Ngurah Anggreni dkk, “Analisis Yogie Kurniawan dkk, “Yurisdiksi The
Yuridis Pertanggungjawaban Pemimpin Mechanism For Interntional Criminal
Negara Terkait Dengan Kejahatan Tribunals (MICT) Terhadap Kejahatan
Perang Dan Upaya Mengadili Oleh HAM Berat Yang Dilakukan Ratjo
Mahkamah Pidana Internasional (Studi Mladik Pada Saat Konflik Bersenjata Di
Kasus Omar Al-Bashir Presiden Sudan)”,

84
Lex Crimen Vol. X/No. 2/Mar/EK/2021

Bosnia-Herzegovina”, Belli ac Pacis,


Volume. 2 Nomor. 2 Desember 2016.
Widiada Gunakaya, “Peranan Dan Prospek
Internasional Criminal Court Sebagai
International Criminal Policy Dalam
Menanggulangi International Crimes”,
Jurnal Wawasan Hukum, Volume 29
Nomor 02 September 2013.

85

Anda mungkin juga menyukai