Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah


Hukum Pidana Internasional atau Internationale Strafprocessrecht semula
diperkenalkan dan dikembangkan oleh pakar-pakar hukum internasional dari Eropa daratan
seperti: Friederich Meili pada tahun 1910 (Swiss) Georg Schwarzenberger pada tahun 1950
(Jerman); Gerhard Mueller pada tahun 1965 (Jerman); J.P. Francois pada tahun 1967; Rolling
pada tahun 1979 (Belanda); Van Bemmelen pada tahun 1979 (Belanda), kemudian diikuti
oleh para pakar hukum dari Amaerika Serikat seperti: Edmund Wise pada tahun 1965 dan
Cherif Bassiouni pada tahun 1986 (Amerika Serikat). Hukum pidana internasional
merupakan bagian dari aturan internasional yang dirancang untuk melarangan kategori
kejahatan tertentu. Hukum pidana internasional juda dapat dikatakan sebagai hukum pidana
nasional yang memiliki aspek internasional. Hukum pidana internasional pada hakikatnya
diberlakukan pada hukum antar bangsa tanpa mengkesampingkan prinsip-prinsip
internasional.
Tuntutan internasional perihal kejahatan perang menutut antar bangsa
memberlakukan hukum yang mengatur seperangkat aturan tentang larangan-larangan
kategori kejahatan tertentu. Hukum pidana internasional diberlakukan karena adanya banyak
kejahatan perang yang dikejam oleh negara internasional salah satunya kejahatan genosida
pada tahun 1981 terhadap pimpinan Jerman dan Turki yang melakukan pembersihan etnis
minoritas Armenia, pembantaian Suku Kurdi di Turki, pembantaian oleh nazi Jerman.
Melihat banyaknya pelanggaran-pelanggar berat tersebut membuat antar negara membentuk
hukum internasional. Hukum internasional semakin sempurna setelah ditandatanganinya
statuta Roma untuk membentuk mahkamah pidana internasional yaitu sebuah pengadilan
terhadap tindak kejahatan paling berat seperti agresi genosida yaitu kejatahatan terhadap
kemanusiaan serta berbagai bentuk kejahatan perang lainnya yang dikategorikan sebagai
pelanggaran berat.
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian Hukum Pidana Internasional dan pengertian Hukum Pidana Internaisonal
menurut para Ahli.
2. Ruang lingkup Hukum Pidana Internasional.

BAB II
3

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hukum Pidana Internasional


A. Pengertian Hukum Pidana Internasional.
Hukum pidana internasional dapat didefinisikan sebagai sekumpulan kaidah-
kaidah asas-asas hukum yang mengatur tentang kejahatan internasional. Definisi ini
terkandung dua eksplisit yakni pertama, hukum pidana internasional itu
adalah sekumpulan kaidah dan asas-asas hukum. Kedua, obyek yang diaturnya
yaitu tentang kejahatan atau tindak pidana internasional. Secara implisit terkandung hal
yang sudah biasa di dalam dunia ilmu hukum, tetapi tidak dimunculkan di dalamnya,
yakni subyek-subyek hukumnya dan tujuan yang hendak dicapai. Atas dasar itu maka
bisa dirumuskan definisi hukum pidana internsional yakni sekumpulan kaidah-kaidah
dan asas-asas hukum yang mengatur tentang kejahatan internasional yang dilakukan
oleh subyek-subyek hukumnya untuk mencapai tujuan tertentu.
B. Pengertian Hukum Pidana Internasional menurut para Ahli
Menurut Rolling yang dikutip Romli Atmasasmita adalah sebagai hukum pidana
nasional yang akan diterapkan terhadap kejahatan-kejahatan yang nyata dilakukan
jika terdapat unsur-unsur internasional didalamnya.
Pengertian Hukum Pidana Internasional menurut Antonio Cassese dalam bukunya
International Criminal Law adalah sebagai bagian dari aturan-aturan internasional
mengenai larangan-larangan kejahatan internasional dan kewajiban negara melakukan
penuntutan dan hukuman beberapa kejahatan.
Pengertian Hukum Pidana Internasional menurut Shinta Agustina dalam arti luas
meliputi tiga hal yaitu :
a. Kekuasaan mengadili dari pengadilan negara tertentu terhadap kasus-kasus
yang melibatkan unsur asing. Hal ini terkait dengan yurisdiksi tindak pidana
internasional, pengakuan putusan pengadilan asing, dan kerjasama antar negara
dalam menanggulangi tindak pidana internasional.
b. Prinsip-prinsip hukum publik internasional yang menetapkan kewajiban kepada
negara-negara dalam hukum pidana atau hukum acara pidana nasional negara
yang bersangkutan. Kewajiban tersebut antara lain adalah kewajiban untuk
menghormati hak asasi seorang tersangka atau hak untuk menuntut dan menjatuhi
pidana terhadap pelaku tindak pidana internasional.
4

c. Mengandung arti sesungguhnya dan keutuhan pengertian hukum pidana


internasional termasuk instrumen penegakan hukumnya. Tercakup dalam hal ini
adalah pembentukan Mahkamah Pidana Internasional. (International Criminal
Court).
Pengertian Hukum Pidana Internasional menurut I Wayan Parthiana adalah
sekumpulan kaidah-kaidah dan asas-asas hukum yang mengatur tentang kejahatan
internasional yang dilakukan oleh subjek-subjek hukumnya, untuk mencapai
tujuan tertentu.
Definisi Basiouni tentang hukum pidana internasional menyebutkan bahwa
hukum pidana internasional ialah suatu hasil pertemuan pemildran dua disiplin
hukum dua disiplin hukum yang sudah muncul dan berkembang secara berbeda
serta saling melengkapi dan mengisi. Kedua disiplin hukum ini ialah aspek-aspek
hukum pidana dari hukum internasional dan aspek-aspek internasional dari
hukum pidana.

2.2 Ruang Lingkup Hukum Pidana Internasional

Ruang lingkup dan dimensi dari Hukum Pidana Internasional teramat luas dan
bahkan mempunyai 6 (enam) pengertian. Romli Atmasasmita lebih lanjut menyebutkan
keenam pengertian Hukum Pidana Internasional tersebut mencakup aspek-aspek sebagai
berikut:

Hukum Pidana Internasional dalam arti lingkup teritorial hukum pidana nasional ialah
Hukum Pidana internasioanl memiliki lingkup kejahatan-kejahatan yang melanggar
kepentingan masyarakat internasional, akan tetapi mengenai kewenangan melaksanakan
penangkapan, penahanan dan peradilam atas pelaku-pelakunya diserahkan kepada
yurisdiksi kriminil negara yang berkepentingan dalam batas-batas teritorial negara
tersebut.
Hukum Pidana Internasional dalam arti aspek internasional yang ditetapkan sebagai
ketentuan dalam hukum pidana nasional yaitu menyangkut kejadian-kejadian dimana
suatu negara yang terikat pada hukum internasional berkewajiban memperhatikan sanksi-
sanksi atas tindakan perorangan sebagaimana ditetapkan di dalam hukum pidana
nasionalnya. Kewajiban-kewajiban itu dapat terjadi dan berasal dari perjanjian-perjanjian
5

internasional (treaties) atau dari kewajiban-kewajiban negara-negara yang diatur di dalam


hukum kebiasaan internasional.

Hukum Pidana Internasional dalam arti kewenangan internasional yang terdapat di


dalam hukum pidana nasional adalah ketentuan-ketentuan di dalam hukum
internasional yang memberikan kewenangan atas negara nasional untuk mengambil
tindakan atas tindak pidana tertentu dalam batas yurisdiksi kriminilnya dan memberikan
kewenangan pula kepada negara nasional untuk menerapkan yurisdiksi kriminil di luar
batas teritorialnya terhadap tindak pidana tertentu, sesuai dengan ketentuan peraturan di
dalam hukum internasional.

Hukum Pidana Internasional dalam arti ketentuan hukum pidana nasional yang diakui
sebagai hukum yang patut dalam kehidupan masyarakat bangsa yang beradab ialah
ketentuan-ketentuan di dalam hukum pidana nasional yang dianggap sesuai atau sejalan
dengan tuntutan kepentingan masyarakat internasional.

Hukum Pidana Internasional dalam arti kerja sama internasional dalam mekanisme
administrasi peradilan pidana nasional yaitu semua aktivitas atau kegiatan penegakan
hukum pidana nasional yang memerlukan kerja sama antar negara, baik itu yang bersifat
bilateral maupun multilateral.

Hukum Pidana Internasional dalam arti kata materil adalah objek pembahasan dari
hukum pidana internasional yang telah ditetapkan oleh PBB sebagai kejahatan
internasional dan merupakan pelanggaran atas de iure gentium, seperti : privacy, agresi,
genocide, kejahatan perang dan lalu lintas ilegal perdagangan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

hukum pidana internasional dapat didefinbisikan sebagai berikut:


6

hukum pidana internasional adalah sekumpulan kaidah-kaidah dan asas-asas hukum yang
mengatur tentang kejahatan internasional.
Ada dua hal yang secara eksplisit dapat ditemukan dalam definisi ini.
1. hukum pidana internasional itu merupakan sekumpulan kaidah-kaidah atau asas-asas
hukum.
2. objek yang diaturnya adalah tentang kejahatan satau tindak pidana internasional.

Disamping dua hal yang eksplisit, masih ada lagi hal yang secara implisit terkandung
didalamnya yang pada umunya merupakan hal yang sudah biasa dalam suatu ilmu hukum, tetapi
tidak dimunculkan didalamnya yakni, tentang subjek-subjek hukum dan apa tujuannya. tegasnya,
siapakah yang merupakan subyek dari hukum internasional itu dan tujuan apa yang dikehendaki
atau diwujudkannya.
Definisi yang lebih lengkap tentang hukum pidana internasional, sebagai berikut:
Hukum Pidana Internasional adalah sekumpulan kaidah-kaidah dari asas-asas hukum yang
mengatur tentang kejahatan internasional yang dilakukan oleh subyek-subyek hukumnya, untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
Berdasarkan definisi ini dapatlah ditarik adanya 3 unsur yang secara terpadu atau saling kait
antara satu dengan lainnya, yaitu:
1. hukum pidana internasional itu merupakan sekumpulan kaidah-kaidah dan asas-asas
hukum,
2. hal atau objek yang diaturnya, yaitu kejahatan atau tindak pidana internasional,
3. subjek-subjek hukumnya, yaitu, pelaku-pelaku yang melakukan kejahatan atau tindak
pidana internasional.

DAFTAR PUSTAKA

1. ^ a b c d e f
Sudjidno.2006.Hukum Pidana Internasiona.Hukum Universitas
Brawijaya

2. ^ Fadli Andi Natsif.2006.Prahara Trisakti dan Semanggi.38


7

3. Antonio Cassese, 2003, Internasional Criminal Law, Oxford University Press,


London.

4. I Wayan Parthiana, 2006, Hukum Pidana Internasional, Yrama Widya, Bandung.

5. Romli Atmasasmita, 2003, Pengantar Hukum Pidana Internasional, Refika


Aditama, Bandung.

6. Shinta Agustina, 2006, Hukum Pidana Internasional, Andalas University Press,


Padang.

Anda mungkin juga menyukai