INTISARI
Latar Belakang: Demensia merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan
kerusakan fungsi kognitif pada seseorang yang bersifat progresif dan biasanya dapat
memngganggu aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Demensia ini bila tidak ditangani bisa
menimbulkan dampak bagi penderita diantaranya terjadi perubahan perilaku pada lansia tersebut
seperti melupakan dirinya sendiri, memusuhi orang-orang disekitarnya, dan sering berkeluyuran
pada malam hari sehingga mudah hilang. Salah satu terapi non farmakologi yang dapat dilakukan
untuk memperlambat onset terjadinya demensia adalah dengan terapi puzzle.
Tujuan : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi puzzle terhadap tingkat
demensia di wilayah Krapakan Caturharjo Pandak Bantul
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasy eksperimental dengan
rancangan pre-post with control group. Sampel penelitian sebanyak 34 orang lansia dengan
menggunakan teknik total sampling. Instrument penelitian menggunakan MMSE. Analisa data
menggunakan Mann Whitney.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kenaikan skor MMSE lansia
pada kelompok intervensi. skor MMSE lansia yang mendapatkan terapi puzzle mengalami
kenaikan secara bermakna daripada lansia yang tidak mendapatkan terapi puzzle. Nilai signifikan
p sebesar 0.003 (p <0.05).
Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi puzzle terhadap tingkat demensia
lansia di wilayah Krapakan Caturharjo Pandak Bantul
kerusakan fungsi kognitif pada seseorang memiliki demensia, dengan lebih dari
yang bersifat progresif dan biasanya dapat setengah (58 %) yang tinggal di negara-
sehari-hari (Stanley and Beare, 2007). menengah. Setiap tahun, ada 7,7 juta kasus
Beberapa tanda dan gejala demensia hampir baru. Jumlah ini akan berlipat ganda pada
tidak kelihatan dan tidak jelas, namun tanda 2030 dan lebih dari tiga kali lipat pada tahun
gejala secara umum yaitu bingung, mulai 2050 (WHO, 2012). Berdasarkan data
dan sering berkeluyuran pada malam hari obat-obatan yang digunakan untuk
sehingga mudah hilang (Brooker, 2009; menangani demensia antara lain rivastigmin
demensia adalah terapi music, terapi brain lansia yang melakukan crossword puzzle
gym, dan terapi puzzle. atau pun jenis lainnya dapat digunakan
dengan kriteria inklusi dan esklusi. analisa univariat dan bivariate. Analisa
dependen pada penelitian ini adalah tingkat dengan tingkat demensia. Sedangkan analisa
penelitian ini adalah kuesioner dengan daftar tingkat demensia lansia. Pengolahan data
intervensi
Table 4.1 Karakteristik Responden
Usia dan Pekerjaan pada Kelompok Kontrol Demensia pada Kelompok Intervensi dan
ringan masing-masing sebanyak 5 lansia (29.42%) baik pada pretes maupun postes. Sedangkan
pada kelompok usia 75-90 tahun mayoritas lansia mengalami demensia sedang masing-masing
sebanyak 5 lansia (29.42%) pada saat pretes maupun postes. Jenis kelamin lansia mayoritas
adalah perempuan yaitu 5 lansia (29.42%) pada pretes dan 5 lansia (29.42%) pada postes
demensia ringan. Terdapat jumlah lansia yang sama pada saat pretes maupun postes demensia
sedang. Tingkat pendidikan lansia dengan demensia sedang paling banyak adalah SD yaitu
masing-masing 8 lansia (47.06%) pada pretes maupun postes. Selanjutnya pekerjaan sebagai ibu
terapi puzzle
lansia pada usia 60-74 tahun saat pretes kontrol menggunakan uji Mann Whitney.
sebanyak 6 lansia (35.29%) dan saat postes Tabel 4.5 Hasil Uji Statistik Wicoxon Saat
sebanyak 7 lansia (41.2%) daam rentang Pretest dan Posttest pada Kelompok
lansia (58.82%) saat postes. Pekerjaan Berdasarkan tabel diatas, pada hasil
mayoritas lansia adalah wiraswasta yaitu pretest dan posttes kelompok kontrol
masing-masing 5 lansia (29.425) pada pretes terdapat selisih mean sebanyak -0.4 poin,
Intervensi 20.76 22.18 1.41 1.944 -2.951 0.003 menderita demensia sedang.
adalah usia.
intervensi. Hal ini dapat disebabkan Berdasarkan table 4.3 dan tabel 4.4
mengalami demensia maupun sel saraf. Jika hal ini terus berlanjut,
berperan dalam fungsi belajar dan pendidikannya adalah SD. Hal ini
2011; Thompson, 2011; Henry, berat otak yang lebih dan mampu
Katrin dan Louisa, 2012; Myers, J.S, menghadapi perbaikan kognitif serta
(Rahmawati & Warih (2009), Carol Nasional untuk Klinik dan Kesehatan
dapat dilihat pada table 4.5 bahwa p kegiatan bermain puzzle secara rutin
value signifikan yaitu 0.003. Hal ini yaitu 2 jam setiap hari atau 2x dalam
tingkat kemauan lansia belajar hal kelompok kecil pada proses latihan
ini dapat dilihat dari kehadiran lansia menemukan dukungan yang mereka
melakukan terapi puzzle yaitu 100%. terbukti dapat meningkatkan hasil tes
Otak akan bekerja saat mengambil, mean pada pretest dan posttest sebanyak
gambar atau informasi yang telah kenaikan skor MMSE pada kelompok
demensia.
DAFTAR PUSTAKA Thomason, C. (2012, Nov 01). Benefits of
cognitive stimulation for people
with dementia. NursingTimes.Net,
Anonym. 2009. Active for Nursing and Tuppen, J. (2012). The benefits of groups
Residential Hospital, (online), that provide cognitive stimulation for
(http://www.active-minds.co.uk, people with dementia. Nursing Older
diakses 12 November 2014) People
WHO. (2012). Dementia : Public Health
BPOM RI. 2015. Demensia.
Priority (http://www.who.int).
(http://pionas.pom.go.id) diakses
Diakses tanggal 18 Februari 2015
tanggal 19 Februari 2015
Brooker, C. 2009. Ensiklopedia
Keperawatan. Jakarta:EGC
Carpenito, L.J. 2009. Diagnosis
Keperawatan Aplikasi pada Praktik
Klinis. Jakarta: EGC
Kang, Hee-Young,R.N., PhD., Bae, Yeong-
Suk,R.N., PhD., Kim, Eun-Hee,R.N.,
PhD., Lee, Kap-Soon,R.N., PhD.,
Chae, M., R.N., & Ju, R., R.N.
(2010). An integrated dementia
intervention for korean older
adults. Journal of Psychosocial
Nursing & Mental Health Services,
Keage H. 2010. Education, The Brain and
Dementia: Neuroprotection or
Compensation?. BRAIN.
Misbach, Muzamil. 2010. Media Puzzle,
(online), diakses 3 Desember 2014
Pillai et. al,. 2014. Association of
Crosswordpuzzle Partisipation with
Memory Decline in Person Who
Develop Dementia, (online),
(http://www.ncbi.nlm.nih.gov
diakses 20 Desember 2014)
Sihombing, H, C. 2011. Menopause pada
Lansia. Jakarta : FK UI
Stanley, M & Beare, P.G. 2007. Buku Ajar
Keperawatan Gerontik. Jakarta:
EGC