Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muthahhar Asqalani Datau

Nim : 1011421172
Kelas : C
Jurusan/Prodi : Ilmu Hukum - S1
Fakultas Hukum

Mata Kuliah : Hukum Internasional


Tugas ke-2/Pertemuan ke-3

1. Jelaskan hubungan antara hukum internasional dan masyarakat internasional?


2. Apa yang dimaksud kedaulatan negara menurut pendapat anda?
3. Apa yang dimaksud dengan perjanjian Westphalia?
4. Sebutkan dan jelaskan serta dipahami secara singkat apa saja yang menjadi subyek
hukum internasional?
5. Sebutkan dan jelaskan serta dipahami secara singkat apa saja yang menjadi sumber
hukum internasional?

*Catatan:
1. Penilian saya dibagi menjadi tiga, yakni: Tugas 25%, UTS/UAS 35%. Kehadiran dan
keaktifan dikelas 40%.
2. Tugasnya dikirimkan melalui e-mail: zainal.hadju2103@gmail.com. (Tujuannya agar
anda terbiasa menggunakan e-mail, dan akan bermanfaat saat anda kerja nnti).
3. Bagi yang tidak mengirimkan tugas, tidak masalah asalkan kalian bisa menjelaskan
apa yang saya tanyakan.
4. Batas pengumpulan disesuaikan dengan jadwal kuliah, dan silahkan hubungi keting
untuk informasi selanjutnya.

Terima kasih, Selamat Mengerjakan.


Jawaban :

1. Hukum internasional tercipta karena adanya suatu masyarakat internasional, karena


masyarakatlah yang menjadi dasar pembentukan hukum internasional. Masyarakat
internasional dijadikan suatu landasan sosiologis dalam pembentukan hukum
internasional. Masyarakat internasional terdiri dari sejumlah negara-negara di dunia
yang sederajat dan merdeka yang mempunyai kepentingan-kepentingan untuk
melakukan hubungan secara tetap dan terus-menerus. Hubungan internasional timbul
karena adanya faktor saling membutuhkan antar negara dalam berbagai kepentingan,
misalnya kepentingan politik, ekonomi, budaya, ilmu pengetahuan, sosial dan masih
banyak lagi kepentingan-kepentingan dalam masyarakat internasional yang dapat
dijadikan dasar atau menimbulkan hubungan antar negara. Untuk mengatur hubungan
internasional ini diperlukan hukum guna menjamin adanya kepastian dalam
masyarakat internasional. Hukum dijadikan dasar untuk mentertibkan dan
mencipkatakan keamanan dalam melakukan hubungan-hubungan antar negara agar
tidak ada pihak-pihak yang merasa dirugikan.

2. Dikutip dari pendapat M. Iman Santoso, Kedaulatan bagi Suatu negara adalah dimana
negara tersebut memiliki penduduk yang tetap (a permanent population), wilayah
tertentu (a defined territory), adanya pemerintahan (a government) dan adanya
kemampuan melakukan hubungan dengan negara lain (a capacity to enter into
relations with other states).Maka dari itu menurut saya kedaulatan negara adalah
negara yang memiliki penduduk yang hidup didalamnya, memiliki wilayah yang
dikuasainya,adanya pemerintahan yang mengatur di dalamnya serta memiliki
kemampuan untuk melaksanakan hubungan dengan negara lain.

3. Perjanjian Westphalia atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan peace of
Westphalia adalah serangkaian perjanjian yang ditandatangani sebagai bentuk akhir
dari perang agama selama 30 tahun di eropa. Perang 30 tahun ini merupakan dampak
lanjutan dari reformasi gereja yang dilakukan oleh marthin luther di jerman pada abad
sebelumnya, dimana dia menolak ajaran katolik roma pada saat itu karena
penguasaannya yang sering kali terjadi praktik-praktik yang tidak sesuai dengan
ajaran Kristen sebelumnya, sebut saja misalnya penjualan indulgensi atau surat
pengampunan kepada orang-orang saat itu.
Perjanjian ini juga mengakhiri perang 80 tahun antara spanyol dan belanda yang
sudah dimulai sejak pemerintahan raja Philip II dimana raja Philip menginginkan agar
seluruh daerah dibawah kuasanya untuk menganut agama Katolik roma, namun
Belanda yang terlalu dekat dengan Jerman yang pada saat itu menerapkan ajaran
lutheranis menolak seruan dari raja Philip ini. Lebih lanjut, ia juga ingin menjadikan
belanda yang saat itu berada dibawah kekuasaanya untuk menerapkan permintahan
absolut namun mereka menolak dan pecahlah perang antara spanyol dan belanda.
Sebagai akibat dari perang 30 tahun, banyak kota yang hancur di eropa utamanya
jerman, disertai dengan musibah kelaparan dan wabah penyakit. Perjanjian
Westphalia ditandatangani pada 24 October dan 15 mei 1648 di dua kota yaitu
Munster dan Osnabruck. Perjanjian ini melibatkan kaisar romawi suci, Ferdinand II,
dan raja kerajaan-kerajaan yang berasal dari berbagai wilayah di eropa.
Para sejarawan menganggap perdamaian ini sebagai penanda dimulainya era modern.
Bagaimana tidak, perjanjian ini mengubah peta politik dunia di eropa dan melahirkan
sistem negara berdaulat yang lebih baik, dimana semua negara di eropa diberikan
kebebasan untuk mengatur pemerintahannya sendiri berdasarkan atas kepentingan
nasional negara masing-masing dan melepaskan diri dari penguasaan otoritas gereja
dimana bentuk negara bukan lagi sebuah kerajaan-kerajaan. Singkatnya, perdamaian
ini melahirkan negara-bangsa.
Perjanjian ini juga memberikan kemerdekaan kepada beberapa negara di eropa seperti
belanda, swiss, dan beberapa negara-negara kecil. Terakhir, perjanjian westphalia ini
menempatkan Katolik Roma, Lutheran, dan calvinist di Jerman pada posisi yang
sama. Meskipun perjanjian telah ditandatangani, namun bukan berarti kedamaian
telah terwujud di seluruh penjuru eropa. Spanyol dan perancis masih saja terus
berperang sampai ditandatanganinya perdamaian Pyrenees pada tahun 1659.

4. Subjek Hukum Internasional


a. Negara
Negara menjadi subjek utama dalam hukum internasional. Dalam konteks hukum
internasional, negara yang dimaksud adalah negara yang berdaulat dan memiliki
pemerintahannya sendiri.
b. Organisasi Internasional
Organisasi nasional bertugas untuk turut serta menyelesaikan pelanggaran hukum
internasional. Klasifikasi organisasi internasional yang menjadi subjek hukum
internasional adalah organisasi yang memiliki keanggotaan secara global dengan
tujuan yang bersifat umum (contohnya: PBB), organisasi yang memiliki
keanggotaan secara global dengan tujuan spesifik (contohnya: IMF), organisasi
dengan keanggotaan regional dengan tujuan global (contohnya: ASEAN), dan
organisasi dengan keanggotaan regional dengan tujuan spesifik (contohnya:
NAFTA).
c. Palang Merah Internasional
Palang Merah Internasional diakui sebagai subjek hukum internasional dalam
ruang lingkup terbatas. Kedudukannya diperkuat dengan adanya perjanjian dan
konvensi Palang Merah. Misi Palang Merah Internasional semata-mata hanya
untuk kemanusiaan. Oleh karena itu, organisasi ini harus independen dan tidak
boleh diintervensi oleh negara manapun.
d. Tahta Suci Vatikan
Tahta Suci Vatikan diakui sebagai subjek hukum internasional sejak
ditandatanganinya Pakta Lateran pada 1929. Pakta Lateran sendiri merupakan
perjanjian antara Kerajaan Italia dengan Tahta Suci Vatikan.
e. Pemberontak
Menurut hukum perang, kelompok pemberontak dapat menjadi subjek hukum
internasional jika telah terorganisir, menaati hukum perang, memiliki wilayah
yang dikuasai, memiliki kemampuan untuk mengadakan hubungan dengan negara
lain, dapat menentukan nasibnya sendiri, menguasai sumber daya alam di wilayah
yang dikuasainya, dan memilih sistem (ekonomi, politik, dan sosial) sendiri.
f. Individu
Diterangkan Mochtar Kusumaatmadja, dalam Perjanjian Versailles 1919, terdapat
sejumlah pasal yang memungkinkan individu untuk mengajukan perkara secara
internasional ke Mahkamah Arbitrase Internasional. Sehubungan dengan itu,
individu juga merupakan subjek hukum internasional dan bisa menjadi pihak di
hadapan suatu peradilan internasional.

5. Sumber Hukum internasional dapat dibagi menjadi dua yaitu


a. Secara formal sumber hukum mengandung pengertian sebagai sumber yang
memuat ketentuan-ketentuan hukum yang dapat diterapkan sebagai kaidah
dalam suatu perkara konkret, atau tempat ketentuan-ketentuan atau kaidah-
kaidah hukum dapat ditemukan, atau sumber yang memberikan jawaban atas
pertanyaan di mana kita dapat menemukan atau mendapatkan ketentuan-
ketentuan hukum yang dapat diterapkan sebagai kaidah di dalam suatu
persoalan yang aktual/konkret.
b. Secara material sumber hukum dapat diartikan sebagai sumber isi hukum atas
dasar berlakunya hukum, dan atau tempat kaidah-kaidah hukum itu dibentuk.
Sumber hukum dalam pengertian ini dapat pula dipahami sebagai sumber
hukum yang mempersoalkan sebab-musabab itu mengikat, dan juga
menyelidiki masalah apakah yang menjadi dasar mengikatnya hukum itu.
J. G. Starke mengemukakan sumber-sumber hukum material atau sumber
hukum formal adalah “Bahan-bahan aktual yang dipergunakan oleh para
sarjana hukum internasional untuk menetapkan hukum yang berlaku bagi hal-
hal tertentu.” Dalam kaitannya dengan hal tersebut, Starke mengemukakan
sumber-sumber hukum material sebagai berikut:
a) Kebiasaan;
b) Traktat;
c) Putusan Pengadilan atau Badan Arbitrase; dan
d) Karya-karya Yuridis.
Sementara itu, menurut Mochtar Kusumaatmadja, sumber-sumber hukum
internasional terdiri atas:
a) Perjanjian-perjanjian Internasional;
b) Kebiasaan-kebiasaan Internasional;
c) Prinsip-prinsip Hukum Umum; dan
d) Putusan Pengadilan dan ajaran sarjana-sarjana yang paling terkemuka dari
berbagai negara.

Anda mungkin juga menyukai