Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mohammad Monoarfa (1011418223)

Kelas G

MK: Praktek Peradilan Perdata

Contoh Kasus Voeging
 
Agar pihak ketiga dapat diterima sebagai pihak melalui intervensi secara voeging, maka
setidaknya harus memenuhi syarat berikut
1. Permintaan masuk sebagai pihak berisi tuntutan hak tertentu;
2. Adanya kepentingan hukum langsung dari pihak ketiga yang ingin dilindungi dengan
mendukung salah satu pihak berperkara;
3. Kepentingan tersebut harus memiliki keterkaitan dengan pokok perkara yang sedang
diperiksa.
 
Sebagai contoh, dalam Putusan Pengadilan Negeri Yogyakarta Nomor
100/Pdt.G/2014/PN.Yyk, diterangkan bahwa Pengadilan, setelah memperhatikan
permohonan Penggugat Intervensi dan tanggapan para Penggugat dan Tergugat terhadap
permohonan itu, menerima permohonan dari pemohon gugatan intervensi untuk
menggabungkan diri pada perkara tersebut sebagai Penggugat Intervensi 
 
Dalam kasus tersebut, Penggugat Intervensi adalah kuasa hukum dari Tergugat, sama seperti
para Penggugat asal. Mereka bersengketa dengan Tergugat mengenai pelunasan fee atas jasa
para Penggugat asal dan Penggugat Intervensi, sebagai kuasa hukum Tergugat dalam suatu
perkara. Fee ini belum dibayar Tergugat
 
Dalam tanggapannya, para Penggugat dan Tergugat membenarkan status Penggugat
Intervensi sebagai salah satu kuasa hukum yang dimaksud. Perjanjian pemberian fee itu pun
memang melibatkan Penggugat Intervensi 
Dalam putusannya, Pengadilan menyatakan para Penggugat dan Penggugat Intervensi berhak
atas pemberian fee sebesar Rp6 miliar
 
Pengadilan juga menyatakan para Penggugat dan Penggugat Intervensi menderita kerugian
berupa keuntungan yang hilang sebesar Rp4,32 miliar 
Maka, Pengadilan menghukum Tergugat untuk membayar kepada Penggugat dan Penggugat
Intervensi sebesar Rp10,32 miliar
 
Contoh Kasus Tussenkomst
Menurut Mukti Arto yang dikutip Caroline dan Harjono, pihak ketiga yang ingin masuk
sebagai pihak dalam perkara yang sedang berlangsung harus memiliki hubungan yang
erat dengan pokok perkara
 
Hubungan langsung di sini diartikan dalam konteks adanya hubungan hukum antara pihak
ketiga dengan para pihak berperkara, atau karena objek perkara memiliki kaitan langsung
dengan kepentingan hukumnya yang perlu dilindungi 
Sebagai contoh, dalam Putusan Pengadilan Negeri Tabanan Nomor 47/Pdt.G/2018/PN
Tab, tergambar bahwa Pengadilan telah mengabulkan permohonan gugatan intervensi untuk
masuk dalam perkara tersebut sebagai pihak intervensi, karena gugatan intervensi
berhubungan erat dengan gugatan dalam perkara pokok 
Para Penggugat Intervensi membela kepentingannya sendiri, berupa hak untuk menempati
villa-villa yang menjadi objek sengketa
 
Dalam berkas putusan, Penggugat asal diterangkan melawan Tergugat. Para Penggugat
Intervensi kemudian melawan Penggugat asal (Tergugat Intervensi I) dan Tergugat (Tergugat
Intervensi II)
 
Menurut saya, perkara tussenkomst memang terdiri dari tiga pihak berbeda. Penggugat
intervensi menjadikan semua pihak asal (baik penggugat atau tergugat) sebagai pihak
tergugat dalam perkara intervensinya.
 
Contoh Kasus Vrijwaring
 
Tergugat dalam jawaban atau dupliknya dapat mengajukan permohonan kepada majelis
hakim agar pihak ketiga ditarik sebagai pihak dalam pemeriksaan pokok perkara.
Karakteristik vrijwaring sebagai berikut
1. Esensinya merupakan penggabungan tuntutan;
2. Salah satu pihak yang bersengketa, dalam hal ini tergugat, menarik pihak ketiga ke
dalam sengketa yang sedang dihadapi;
3. Keikutsertaan pihak ketiga timbul karena paksaan, bukan karena inisiatifnya sendiri.
 
Dalam Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Nomor 453/PDT/2019/PT DKI,
tergambar bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengabulkan
permohonan vrijwaring Tergugat dan menetapkan PT Asuransi ASEI Indonesia sebagai
Tergugat Vrijwaring  
Tergugat menarik Tergugat Vrijwaring dan menyatakan Tergugat Vrijwaring wajib
menjamin pembayaran kepada Tergugat atas pencairan garansi bank
 
Kesimpulan
Jika ada pihak ketiga yang merasa haknya harus dipertahankan pada sengketa tanah antar
pihak lain, maka pihak ketiga itu dapat mengintervensi dengan dasar tussenkomst untuk
membela kepentingannya sendiri selaku pemilik tanah.
 
Intervensi juga dapat berlaku dalam kasus pengusaha lalai atau tidak dapat melaksanakan
kewajibannya kepada konsumen, karena kelalaian supplier bahan mentah. Pengusaha tersebut
dapat menarik supplier dengan dasar vrijwaring pada perkara perdata antara pengusaha
dengan konsumen, agar dapat turut bertanggung jawab atas kelalaian pengusaha.
 

Anda mungkin juga menyukai