Anda di halaman 1dari 7

Nama : Mohammad Monoarfa

Nim : 1011418223

Kelas :G

Mata kuliah : KEPEMIMPINAN

PENGERTIAN KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan adalah karakter khas, khususnya, mengambil situasi tertentu. Karena kelompok
melakukan kegiatan tertentu dan memiliki tujuan dan berbagai peralatan khusus. Pemimpin
kelompok dengan fitur karakteristik adalah fungsi dari situasi tertentu.

TUJUAN KEPEMIMPINAN

1. Sarana untuk Mencapai Tujuan

Kepemimpinan ialah sarana penting guna mencapai tujuan. Dengan melihat apakah tujuan
tergapai atau tidaknya dengan cara mencapai tujuan itu, maka dari itu kita dapat mengetahui jiwa
kepemimpinan terhadap orang tersebut.

2. Memotivasi Orang Lain

Tujuan kepemimpinan adalah guna membantu orang lain menjadi termotivasi, mempertahankan
serta meningkatkan motivasi di dalam diri mereka. Dengan kata lain, pemimpin yang baik ialah
pemimpin yang dapat memotivasi pengikut atau bawahan guna mencapai tujuan yang
dibutuhkan.

FUNGSI KEPEMIMPINAN

Dalam upaya mewujudkan tujuan organisasi, maka dibutuhkan seorang pemimpin yang
mampu menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan baik. Tak hanya sebagai penentu
kebijakan, namun pemimpin juga dituntut untuk selalu memperhatikan kinerja individu dalam
sebuah organisasi. Adapun fungsi kepemimpinan yang paling umum di antaranya sebagai
berikut:
1. Fungsi Instruktif
Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan semua aspek di dalam ruang lingkup
sebuah organisasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam fungsi instruktif seperti cara
mengerjakan perintah, melaksanakan dan melaporkan hasil, dan tempat mengerjakan perintah.
Sehingga, setiap keputusan dapat diwujudkan secara efektif.

2. Fungsi Konsultatif
Pemimpin bisa menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua arah. Bentuk
komunikasi ini dibutuhkan saat pemimpin dalam usaha menetapkan kebijakan atau keputusan
memerlukan bahan pertimbangan dari kelompok yang dipimpinnya. Dengan begitu, seorang
pemimpin dapat mengambil keputusan secara efektif dan maksimal.

3. Fungsi Partisipasi
Fungsi kepemimpinan berikutnya melibatkan anggota untuk terut serta dalam setiap pengambilan
kebijakan. Hal tersebut perlu dilakukan seorang pemimpin agar orang yang dipimpinnya
memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang akan dilakukan.
Selain itu, fungsi partisipasi harus dijalankan supaya anggota dapat secara aktif mengikuti setiap
proses yang sedang dijalankan organisasi.

4. Fungsi Delegasi

Dalam fungsi delegasi, pemimpin mampu untuk mendelegasikan suatu wewenang kepada orang
lain yang memang sesuai dengan tugas tersebut.
Bukan hanya mampu memerintah, ia juga harus mampu untuk mengetahui tugas-tugas yang
cocok didelegasikan kepada bawahannya.

5. Fungsi Pengendalian

Fungsi pengendalian berarti pemimpin mampu untuk mengendalikan segala aktivitas


bawahannya agar efektif bertugas untuk mencapai tujuan dan tidak keluar jalur.Dalam
menjalankan fungsi ini, dibutuhkan pemimpin yang tegas dan juga pemimpin yang teliti dalam
mengamati bawahannya.
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
1. Teori Great Man
Anda mungkin pernah mendengar bahwa ada orang-orang tertentu yang memang "dilahirkan
untuk memimpin". Menurut teori ini, seorang pemimpin besar dilahirkan dengan karakteristik
tertentu seperti karisma, keyakinan, kecerdasan dan keterampilan sosial yang membuatnya
terlahir sebagai pemimpin alami. Teori great man mengasumsikan bahwa kapasitas untuk
memimpin adalah sesuatu yang melekat, pemimpin besar dilahirkan bukan dibuat. Teori ini
menggambarkan seorang pemimpin yang heroik dan ditakdirkan untuk menjadi pemimpin
karena kondisi sudah membutuhkannya. 
2. Teori Sifat
Teori sifat berasumsi bahwa orang mewarisi sifat dan ciri-ciri tertentu yang membuat mereka
lebih cocok untuk menjadi pemimpin. Teori sifat mengidentifikasi kepribadian tertentu atau
karakteristik perilaku yang sama pada umumnya pemimpin. Sebagai contoh, ciri-ciri seperti
ekstraversi, kepercayaan diri dan keberanian, semuanya adalah sifat potensial yang bisa
dikaitkan dengan pemimpin besar. Jika ciri-ciri khusus adalah fitur kunci dari kepemimpinan,
maka bagaimana menjelaskan orang-orang yang memiliki kualitas-kualitas tetapi bukan
pemimpin? Pertanyaan ini adalah salah satu kesulitan dalam menggunakan teori sifat untuk
menjelaskan kepemimpinan. Ada banyak orang yang memiliki ciri-ciri kepribadian yang terkait
dengan kepemimpinan namun tidak pernah mencari posisi kepemimpinan.
3. Teori kontingensi 
Teori kontingensi fokus pada variabel yang berkaitan dengan lingkungan yang mungkin
menentukan gaya kepemimpinan tertentu yang paling cocok. Menurut teori ini, tidak ada gaya
kepemimpinan yang terbaik dalam segala situasi. Kesuksesan tergantung pada sejumlah variabel,
termasuk gaya kepemimpinan, kualitas para pengikut dan aspek situasi.
4. Teori Situasional
Teori Situasional mengusulkan bahwa pemimpin memilih tindakan terbaik berdasarkan variabel
situasional. Gaya kepemimpinan yang berbeda mungkin lebih tepat untuk jenis tertentu dalam
pengambilan keputusan tertentu. Misalnya, seorang pemimpin berada dalam kelompok yang
anggotanya berpengetahuan dan berpengalaman, gaya otoriter mungkin paling tepat. Dalam
kasus lain di mana anggota kelompok adalah ahli yang terampil, gaya demokratis akan lebih
efektif.
5. Teori Perilaku 
Teori perilaku kepemimpinan didasarkan pada keyakinan bahwa pemimpin besar dibuat
bukan dilahirkan. Teori kepemimpinan ini berfokus pada tindakan para pemimpin bukan pada
kualitas mental. Menurut teori ini, orang dapat belajar untuk menjadi pemimpin melalui
pengajaran dan observasi. 
6. Teori Partisipatif 
Teori kepemimpinan partisipatif menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang ideal adalah
mengambil masukan dari orang lain. Para pemimpin mendorong partisipasi dan kontribusi dari
anggota kelompok dan membantu anggota kelompok merasa lebih berkomitmen terhadap proses
pengambilan keputusan. Dalam teori partisipatif, bagaimanapun, pemimpin berhak untuk
memungkinkan masukan pendapat dari orang lain. 
7. Teori Manajemen 
Teori manajemen juga dikenal sebagai teori transaksional, fokus pada peran pengawasan kinerja,
organisasi dan kelompok. Teori ini berdasarkan pada sistem imbalan dan hukuman. Teori
manajemen sering digunakan dalam bisnis, ketika karyawan berhasil mereka dihargai, ketika
mereka gagal mereka ditegur atau dihukum. 
8. Teori Hubungan 
Teori hubungan juga dikenal sebagai teori transformasi, fokus pada hubungan yang terbentuk
antara pemimpin dan pengikut. Pemimpin transformasional memotivasi dan menginspirasi
dengan membantu anggota kelompok melihat penting dan baiknya suatu tugas. Pemimpin fokus
pada kinerja anggota kelompok dan juga ingin setiap orang untuk memaksimalkan potensinya.
Pemimpin dengan gaya ini sering memiliki standar etika dan moral yang tinggi.

Tipe – tipe kepemimpinan 

a. Otoriter
Tipe pemimpin ini umumnya terpusat pada bos yang menjadi pemegang kekuasaan tertinggi.
Mulai dari peraturan, prosedur, maupun membuat keputusan akan didominasi oleh pihak
tertentu. Sehingga orang yang bekerja dalam naungannya, harus mengikuti dan menjalankan
perintah. Meskipun bersifat satu arah pemimpin dengan tipe kepemimpinan otoriter memiliki
kelebihan dan kekurangan, seperti ulasan di bawah ini:

Kelebihan kepemimpinan otoriter:


 Dapat mengambil keputusan dengan cepat, karena bersifat satu arah saja.  
 Memliki sifat tegas, dan tidak segan menegur karyawan jika melakukan kesalahan yang
terjadi. 
 Lebih mudah melakukan pengawan dalam lapangan kerja. 
 Memberikan dorongan motivasi dalam produktivitas secara spesifik. 
 Menghasilkan hasil yang konsisten. 
 Adanya rantai komando yang jelas.
Kekurangan kepemimpinan otoriter: 
 Menghadirkan suasana yang kaku karena adanya sifat keras dari pemimpin. 
 Besarnya peluang untuk terjadi keluhan, dan pengunduran diri karena rasa tidak nyaman.
 Adanya peluang untuk merasa tertekan jika adanya perbedaan antara pemimpin dan
karyawan.
 Minimnya kreativitas yang terbatas dari karyawan.
 Menimbulkan keluhan, permusuhan dan adanya peluang terjadi perpindahan kerja karena
bawahan tidak merasa nyaman
 Dominasi yang berlebihan membuat munculnya oposisi.
 Disiplin yang terjadi bisa saja karena adanya rasa ketakutan.
 
b. Demokratis
Jenis tipe kepemimpinan yang disukai banyak karyawan, karena memberikan kebebasan untuk
berpendapat, mengembangkan bakat, dan peluang untuk menjadi lebih baik. Meskipun terlihat
positif, ada juga kelebihan serta kekurangan yang perlu Anda tahu.

Kelebihan kepemimpinan demokratis:


 Ada hubungan yang baik antara pemimpin dan karyawan.
 Memberiksan rasa penghargaan yang cukup kepada karyawan, karena adanya diskusi
sebelum mengambil keputusan.
 Peluang untuk berkreativitas yang lebih besar.
 Memberikan rasa aman dan percaya kepada karyawan.
 Lahirnya semangat karena didukung motivasi yang benar. 
Kekurangan kepemimpinan demokratis:
 Proses pengambilan keputusan yang memakan waktu lebih lama.
 Dapat memicu konflik jika anggota memiliki ego yang tinggi.
 Sulit menemukan kata setuju.

c. Delegatif
Pemimpin yang memberikan wewenang bagi anggotanya untuk mengambil keputusan, dan
hanya bisa dijalankan oleh irang-orang tertentu. Dianggap memiliki banyak kelemahan, namun
hal ini tentu tidak mutlak karena tentunya kembali kepada individu itu sendiri. 

Kelebihan kepemimpinan delegatif: 


 Cocok memimpin grup atau individu dengan motivasi tinggi.
 Memberikan rasa kepercayaan yang tinggi kepada karyawan 
 Membuat rasa nyaman kepada karyawan
Kekurangan kepemimpinan delgatif: 
 Tidak ada arahan langsung
 Sulit dipraktekan bagi mereka yang kurang bertanggung jawab. 
 Kurangnya motivasi dan kepatuhan bagi pihak tertentu.
d. Transformasional
Berfokus pada perubahan yang terjadi pada organisasi, dan unsur unsur penting yang ada di
dalamnya. Para pemimpin ini cenderung enerjik, cerdas, dan penuh semangat, sehingga mampu
memotivasi kelompok dan perubahan yang lebih baik.

Kelebihan kepemimpinan transformasional: 


 Adanya komitmen yang terikat secara emosional
 Mampu memberdayakan potensi karyawan
 Tidak membutuhkan biaya besar
 Meningkatakan hubungan profesional
Kekurangan kepemimpinan transformasional: 
 Kurangnya visi dan misi yang jelas.
 Sangat disarankan untuk menjalin komunikasi terus menerus yang berguna sebagai
pengingat.
 Membutuhkan umpan balik yang konsisten.

Analisis video

Video ini membelajarkan kita menjadi seorang pemimpin yang ideal dengan ciri-ciri seperti
mampu membaca situasi, memperhatikan anggota dan unggul dalam berpikir. Hal ini sejalan
dengan teori kepemimpinan situasional yakni pepmimpin yang baik adalah seorang yan mampu
mengobservasi dan menganilisis kemungkinan dan situasi sehingga dapat mengambil keputusan
dengan tepat. Gaya kepemimpinan yang digambarkan adalah gaya kepemimpinan demokratis
dan transformasional dimana terdapat hubungan emosionan dan kepercayaan antara anggota dan
pemimpin sehingga ketika diberi keputusan anggota dapat percaya dan mengikuti keputusan
tersebut secara sukarela. Kadang kepemimpinan demokratis kurang efektif dalam pengambilan
keputusan cepat karena harus mempertingkan banyak masukan dari anggota sehingganya
kepemimpinan transformasional lebih cocok.

Anda mungkin juga menyukai