Abstrak
Tujuan dalam riset ini bertujuan untuk meneliti akibat Covid- 19 pada perekonomian
masyarakat serta pembangunan di desa. Desa senantiasa memperoleh dorongan, sehingga
menuju pada kondisi terkikis identitasnya yang dibuktikan dengan taatnya masyarakat hanya
ketika mendapat balasan materi dari pemerintah. Demokrasi dalam hal ini membawa
pengaruh dalam penanggulangan Covid- 19. Riset dimaksudkan guna memahami akibat
wabah pada perekonomian serta pembangunan desa. Pemikiran masyarakat desa tengah
menghadapi krisis keyakinan, akibat kedudukan yang dilaksanakan pemerintah pusat serta
daerah karena kurang mencermati desa selaku pemerintahan mandiri yang mulai kehabisan
identitasnya. Maka Demi terwujudnya demokrasi desa dalam sektor ekonomi serta
pembangunan, sebaiknya membangun kepribadian warga yang leluasa dari ketergantungan.
Kata Kunci: Covid-19, Perekonomian, Pembangunan, dan Demokrasi.
Abstract
This research aims to examine the impact of Covid-19 on the community's economy and
development in villages. The village always gets encouragement, so that it leads to a
condition of eroding its identity as evidenced by the obedience of the community only when
it receives material replies from the government. Democracy in this case has an influence in
overcoming Covid-19. The research is intended to understand the impact of the epidemic on
the economy and village development. The thinking of the village community is facing a
crisis of confidence, due to the position carried out by the central and regional governments
for not paying close attention to the village as an independent government which is starting to
run out of identity. For the sake of realizing village democracy in the economic and
development sectors, it is better to build the personality of the citizens who are free from
dependence.
Keywords: Covid-19, Economy, Development, and Democracy.
1
PENDAHULUAN
Lahirnya Covid-19 benar-benar telah membawa perubahan pada perekonomian dunia,
tidak terkecuali Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan terdapatnya beberapa pengalihan-
pengalihan terhadap anggaran guna penanganannya, termasuk didalamnya adalah untuk di
tiap desa. Penamaan dari virus 2019- nCoV diberikan oleh WHO buat coronavirus disease
yang muncul pada 2019, bertepatan pada 11 Februari 2020, menggunakan istilah Covid-19.
Memiliki akibat yang amat besar di seluruh penjuru dunia termasuk pula di desa-desa yang
terdapat di Indonesia. Kawasan pedesaan ikut mendapat dampak terutama dalam sektor
ekonomi serta pembangunan yang sepanjang ini masih mengandalkan bantuan dan dorongan
dari pusat.
2
Tinjauan Literatur
Pengertian Covid-19
Virus Corona dapat menimbulkan penyakit dari flu biasa hingga penyakit dengan
tingkatan yang lebih parah seperti penyakit MERS-CoV serta Sindrom dari Pernafasan
Kronis Parah atau SARS- CoV. Covid-19 sendiri merupakan zoonotic yang berarti dapat
ditularkan antara hewan serta manusia. Bersumber pada Departemen Kesehatan Indonesia,
pertumbuhan permasalahan virus Corona yang ada di Wuhan bermula bertepatan pada 30
Desember 2019, saat dikeluarkannya pernyataan dari Pihak Wuhan Muuniccippel Heal
Commite "pembertitahuan penting dari pencegahan penyakit baru yang tidak diketahui".
(Hanoatubun, 2020). Lajunya Penyebaran virus Corona ini merambat sangat cepat bahkan
lintas negeri. Hingga saat ini ada 188 negera yang mengkorfirmasi terserang virus Corona..
Merambatnya Penyebaran dari virus Corona meluas ke bermacam belahan dunia berakibat
bahkan ke perekonomian negara Indonesia.
Pengertian Ekonomi dan Pembangunan Desa
Ekonomi merupakan salah satu aspek berarti dalam Sebuah kehidupan dari manusia.
Bisa ditentukan dalam keseharian kehidupan manusia senantiasa berhubungan langsung
dengan ekonomi itu sendiri. Keberadaan dari ekonomi bisa membagikan peluang untuk
manusia buat penuhi kebutuhan hidupnya entah itu makanan dan minuman, pakaian, tempat
tinggal, serta lain sebagainya. Berartinya ekonomi bagi kehidupan manusia inilah yang
memberi tuntutan kepada negera guna mengendalikan berbagai kebijakan mengenai
perekonomian serta menjamin perekonomian masyarakat suatu negara termasuk Indonesia
yang memproklamirkan dirinya selaku negara kesejahteraan. Dalam sebuah konsep negara
yang sejahtera, negera tersebut berhak turut campur dalam seluruh aspek kehidupan
masyarakat negaranya termasuk mengenai bidang ekonomi. Tidak hanya hal tersebut,
perkembangan ekonomi pula adalah aspek yang menunjang pembangunan skala nasional
dalam suatu negara. Perkembangan ekonomi yang lancar dan berjalan optimal bisa memberi
peningkatan dalam pembangunan nasional.
3
serta dihormati dalam tatanan sistem pemerintahan NKRI. Guna memperoleh sokongan serta
partisipasi yang kokoh dari warga guna pembangunan desa, oleh karenanya warga wajib
dilibatkan dalam setiap proses pengambilan kebijakan ataupun keputusan dala tiap tahapan
mulai dari perencanaan hingga pembangunan desa. Dengan begitu diharapkan tiap warga
akan memiliki rasa tanggung jawab akan konidisi dari desanya sendiri
METODE PENELITIAN
Metode pengumpulan data dan informasi yang dipakai penulis yaitu mengidentifikasi
tema ataupun wacana dari berbagai buku, makalah ataupun postingan, majalah, harian dari
hasil riset terdahulu, website( internet), ataupun pula informasi yang diperoleh dari data yang
lain yang berkaitan dengan tema riset ini guna mecari berbagai hal ataupun variable yang
berbentuk catatan, transkip, novel, pesan berita serta sebagainya yang berhubungan dengan
fokus dalam riset. Ada pula langkah riset yaitu: mengumpulkan informasi dan data yang
didapat serta menganalisis berbagai data lewat buku bacaan, dokumen lain, serta sebagainya.
4
Sehabis memperoleh sebagian informasi, dilakukanlah analisis guna memperoleh
kesimpulan. Metode Analisis yang dipakai adalah analisisis Deskriptif.
Peran Demokrasi Desa Pada Perekonomian dan Pembangunan di Desa Motilango pada
Era Covid-19
Pada dasarnya, mengenai keberadaan dari suatu organisasi desa, terbentuk dan
berjalan seiring dengan kondisi dari pemerintahan pusat itu sendiri. Berbicara mengenai
peranan serta jalinan demokrasi antara pemerintah desa dengan pemerintah pusat pada
dasarnya ditetapkan dari partai politik yang memegang tonggak kekuasaan itu sendiri.
Perihal ini memunculkan langkah yang efisien bagai pemerintah pusat ataupun wilayah guna
menjalankan kedudukan dalam ranah demokrasi desa, dengan tujuan terbesarnya adalah
memperoleh simpati dari warga desa. hal demikian dilaksanakan kerena terdapatnya
pemikiran publik pada akibat krisisi kepercayaan yang melanda akibat adanya pendemi.
Krisis keyakinan ini timbul diakibatkan dari peranan dari pemerintah pusat ataupun wilayah
yang kurang mencermati dan memperhatikan desa selaku pemerintahan mandiri.
Desa selaku organisasi kekuasaan tingkatan lokal yang terdapat di Indonesia memiliki
wewenang tertentu sebagai bagian dari suatu pemerintahan negara. Desa kerap
diformulasikan sebagai satu kesatuan warga hukum yang memiliki kekuasaan untuk
menyelenggarakan urusan pemerintahan sendiri selaku perwujudan dari pengakuan sebuah
negara terhadap sebuah eksistensi dari desa. Dalam konteks sebuah demokrasi, desa sendiri
selaku bagian dari kesatuan warga hukum, memiliki hak mengurus otonom , serta wewenang
buat mengurus dirinya tersebut telah dimiliki semenjak kesatuan warga hukum itu ada bukan
merupakan pemberian siapapun, dan berawal dari sinilah kenapa desa dipandang sebagai
5
otonomi asli. Maksudnya hakikat desa ialah pemerintahan yang asli memiliki hak otonom
dalam memangku semua kepentingannya sendiri. Pada sisi lain, lahirnya Aturan tentang desa
serta terdapatnya Covid- 19, membuat perekonomian serta pembangunan desa selaku
pemerintahan yang tidak berdaya.
Dalam Pemilihan dari kepala desa selaku salah satu wujud demokrasi dari desa tidak
bisa dilepaskan dari campur tangun pengaruh dari pemerintah secara totalitas. Aturan
mengenai kebijakan dari demokrasi desa diawali dari sesi pencarian bakal calon dari kepala
desa, lalu menjadi calon dari kepala desa, hingga pada control kepala desa kala menang dan
terpilih menjadi kepala desa. Saat membuat kepala desa senantiasa dikendalikan serta tidak
lagi mencermati pembangunan serta harapan- harapan warga hendak munculnya pemimpin
baru. Saat Kepala desa diposisikan selaku petugas administrasi saja guna melakukan bidang
perekonomian serta pembangunan, menjadikan kepala desa tersebut senantiasa
mengharapkan dorongan pemerintah, tanpa melaksanakan penggalian terhadap kemampuan
desanya
Dalam hal ini, Desa Motilango yang merupakan fokus kajian peneliti juga
mengindikasikan hal yang sama, dimana masyarakat menjadi malas untuk bekerja dan terus-
terusan mengeluh belum endapat bantuan dan merasa bahwa hidup mereka tidak diperhatikan
pemerintah meskipun sebenarnya merekalah yang tidak mau mencari nafkah untuk keluarga
mereka sendiri dan malah memilih terus bermalas-malasan di rumah. Minset keliru ini
berimbas pada keyakinan bahwa hidup mereka merupakan tanggung jawab full dari
pemerintah. Hal ini tercermin nyata dari perilaku masyarakat seperti beberapa ibu rumah
tangga di lokasi Desa Motilango yang selalma beberapa hari pemantauan peneliti dan
dilanjutkan dengan wawancara ringan, mereka tiap paginya memilih untuk membeli makanan
siap jadi karena mulai malas bekerja dan beralasan bahwa uang yang mereka gunakan juga
adalah uang bantuan dari pemerintah untuk makan sehari-hari saat pandemi
Harapan serta tujuan dari pemerintah saat ini dalam memberikan dukungan harus
disesuikan dengan keadaan pandemi serta kebiasaan yang membuat desa seakan menjadi
peminta-minta dalam kondisi seperti saat ini. Covid- 19 saat ini memang menjadikan
perekonomian serta pembangunan desa menghadapi proses berupa pengkebirian yang dialami
langsung oleh pemerintah desa tetapi pastinya tidak untuk kalangan para petani yang telah
terbiasa mencari sendiri buat memadai kebutuhan serta membangun keluargannya sendiri.
Bantuan- bantuan dari pemerintah dalam wujud ekonomi yang disalurkan kepada warga desa.
6
inilah yang membuat warga desa menjadi terlalu bergantung pada uluran tangan pemerintah.
Banyaknya dorongan berupa bantuan yang tidak terarah dengan baik membuat desa setelah
reformasi, jadi salah satu alibi pembenaran untuk pemerintah atas kesuksesan perekonomian
tanpa mencermati akibat terhadap mental desa. Keadaan Covid- 19‘ memforsir’ pemerintah
terus gencar membagikan peringatan- peringatan mengenai bahaya Covid- 19, maka hasilnya
warga tidak menuruti anjuran pemerintah tanpa terdapatnya imbalan materi dari pemerintah.