Anda di halaman 1dari 8

Sistem Hukum dan Peradilan Internasional

SISTEM HUKUM DAN PERADILAN INTERNASIONAL

Hukum internasional adalah bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas berskala internasional.
Pada awalnya, Hukum Internasional hanya diartikan sebagai perilaku dan hubungan antarnegara
namun dalam perkembangan pola hubungan internasional yang semakin kompleks pengertian ini
kemudian meluas sehingga hukum internasional juga mengurusi struktur dan perilaku organisasi
internasional dan pada batas tertentu, perusahaan multinasional dan individu.
Hukum internasional adalah hukum bangsa-bangsa, hukum antarbangsa atau hukum antarnegara.
Hukum bangsa-bangsa dipergunakan untuk menunjukkan pada kebiasaan dan aturan hukum yang
berlaku dalam hubungan antara raja-raja zaman dahulu. Hukum antarbangsa atau hukum
antarnegara menunjukkan pada kompleks kaedah dan asas yang mengatur hubungan antara
anggota masyarakat bangsa-bangsa atau negara.
Hukum Internasional merupakan keseluruhan kaedah dan asas yang mengatur hubungan atau
persoalan yang melintasi batas negara antara:
(i) Negara dengan negara
(ii) Negara dengan subyek hukum lain bukan negara atau subyek hukum bukan negara satu sama
lain.

PERSAMAAN dan PERBEDAAN HUKUM INTERNASIONAL PUBLIK dan PERDATA


Hukum Internasional publik berbeda dengan Hukum Perdata Internasional. Hukum Perdata
Internasional ialah keseluruhan kaedah dan asas hukum yang mengatur hubungan perdata yang
melintasi batas negara atau hukum yang mengatur hubungan hukum perdata antara para pelaku
hukum yang masing-masing tunduk pada hukum perdata (nasional) yang berlainan. Sedangkan
Hukum Internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan atau
persoalan yang melintasi batas negara (hubungan internasional) yang bukan bersifat perdata.
Persamaannya adalah bahwa keduanya mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas
negara(internasional). Perbedaannya adalah sifat hukum atau persoalan yang diaturnya
(obyeknya).
BENTUK HUKUM INTERNASIONAL
Hukum Internasional terdapat beberapa bentuk perwujudan atau pola perkembangan yang khusus
berlaku di suatu bagian dunia (region) tertentu :
a. Hukum Internasional yang berlaku/terbatas daerah lingkungan berlakunya, seperti Hukum
Internasional Amerika / Amerika Latin, seperti konsep landasan kontinen (Continental Shelf)
dan konsep perlindungan kekayaan hayati laut (conservation of the living resources of the sea)
yang mula-mula tumbuh di Benua Amerika sehingga menjadi hukum Internasional Umum.
b. Hukum Internasional Khusus
Hukum Internasional dalam bentuk kaedah yang khusus berlaku bagi negara-negara tertentu
seperti Konvensi Eropa mengenai HAM sebagai cerminan keadaan, kebutuhan, taraf
perkembangan dan tingkat integritas yang berbeda-beda dari bagian masyarakat yang
berlainan. Berbeda dengan regional yang tumbuh melalui proses hukum kebiasaan.

ASAS-ASAS HUKUM INTERNASIONAL


Asas – asas hukum Internasional adalah:
 Asas Teritorial
Menurut asas ini, negara melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang yang
ada di wilayahnya dan terhadap semua barang atau orang yang berada di wilayahnya
tersebut berlaku hukum asing (internasional) sepenuhnya.

 Asas Kebangsaan
Asas ini berdasarkan pada kekuasaan negara untuk warga negaranya. Menurut asas ini,
setiap negara di manapun juga dia berada tetap mendapatkan perlakuan hukum dari
negaranya. Asas ini mempunyai kekuatan ekstritorial, artinya hukum negara tersebut tetap
berlaku juga bagi warga negaranya, walaupun ia berada di negara asing.
 Asas Kepentingan Umum
Asas ini didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan
dalam kehidupan masyarakat, dalam hal ini negara dapat menyesuaikan diri dengan semua
keadaan dan peristiwa yang berkaitan dengan kepentingan umum, jadi hukum tidak terikat
pada batas-batas wilayah suatu negara.

SUBJEK HUKUM INTERNASIONAL


 Negara
Sejak lahirnya hukum Internasional, negara sudah diakui sebagai subjek hukum
Internasional. Bahkan, hingga sekarang pun masih ada anggapan bahwa hukum
Internasional pada hakikatnya adalah hukum antar negara.

 Takhta Suci
Vatikan sebagai tahta suci di samping negara, sejak dulu Takhta Suci (Vatikan) merupakan
subjek hukum Internasional. Hal ini merupakan peninggalan sejarah masa lalu. Ketika itu,
Paus bukan hanya merupakan kepala Gereja Roma, tetapi memiliki pula kekuasaan
duniawi. Hingga sekarang, Takhta Suci mempunyai perwakilan diplomatik di banyak ibukota.

 Palang Merah Internasional

Lambang Palam Merah Internasional

 Palang Merah Internasional yang berkedudukan di Jenewa mempunyai tempat tersendiri


dalam sejarah hukum Internasional. Kedudukan PMI sebagai subjek hukum Internasional
lahir karena sejarah masa lalu. Pada umumnya, PMI merupakan subjek hukum Internasional
dengan ruang lingkup yang terbatas dan tak penuh.
 Organisasi Internasional

 Kantor Pusat PBB di New York City

Kedudukan Organisasi Internasional sebagai subjek hukum Internasional pada jaman


sekarang sudah tak diragukan lagi. Organisasi Internasional seperti PBB, ILO, dan lainnya
mempunyai hak dan kewajiban yang ditetapkan dalam konvensi-konvensi Internasional.
Dengan demikian, PBB dan organisasi Internasional semacam itu merupakan subjek hukum
Internasional.
 Orang Perseorangan (Individu)
Orang perseorangan juga dapat dianggap sebagai subjek hukum Internasional, meskipun
dalam arti yang terbatas. Dalam perjanjian Versailles misalnya, yang mengakhiri Perang
Dunia 1 antara Jerman dengan Inggris dan Perancis. Di dalamnya terdapat pasal-pasal
yang memungkinkan orang perseorangan mengajukan perkara ke hadapan Mahkamah
Arbitrase Internasional.
 Pemberontak dan Pihak Dalam Sengketa (Belligerent)
Menurut hukum perang, dalam beberapa keadaan tertentu pemberontak dapat memperoleh
kedudukan dan hak sebagai pihak yang bersengketa. Akhir-akhir ini muncul perkembangan
baru yang mirip dengan pengakuan terhadap status pihak yang bersengketa dalam perang.
Contohnya Gerakan Pembebasan Palestina (PLO).

SUMBER HUKUM INTERNASIONAL


Istilah sumber hukum Internasional memiliki makna materiil dan formil.
Dalam sumber hukum formal tersebut, ada 4 sumber hukum Internasional yang digunakan oleh
Mahkamah Internasional untuk mengadili perkara yang diajukan kepadanya, yaitu

SISTEM PERADILAN INTERNASIONAL

Markas Mahkamah Internasional

Mahkamah Internasional (bahasa Inggris: International Court of Justice atau ICJ) berkedudukan
di Den Haag, Belanda . Mahkamah merupakan badan kehakiman yang terpenting dalam PBB .
Dewan keamanan dapat menyerahkan suatu sengketa hukum kepada mahkamah, majelis umum
dan dewan keamanan dapat memohon kepada mahkamah nasihat atas persoalan hukum apa saja
dan organ-organ lain dari PBB serta badan-badan khusus apabila pendapat wewenang dari majelis
umum dapat meminta nasihat mengenai persoalan-persoalan hukum dalam ruang lingkup kegiatan
mereka. Majelis umum telah memberikan wewenang ini kepada dewan ekonomi dan sosial, dewan
perwakilan, panitia interim dari majelis umum , dan beberapa badan-badan antar pemerintah.
Sumber-Sumber Hukum & Keanggotaan Dalam Mahkamah Internasional
Sumber-sumber hukum yang digunakan apabila membuat suatu keputusan ialah :
Konvensi-konvensi internasional untuk menetapkan perkara-perkara yang diakui oleh negara-
negara yang sedang berselisih
Kebiasaan internasional sebagai bukti dari suatu praktik umum yang diterima sebagai hukum
Azas-azas umum yang diakui oleh negara-negara yang mempunyai peradaban
Keputusan-keputusan kehakiman dan pendidikan dari publisis-publisis yang paling cakap dari
berbagai negara, sebagai cara tambahan untuk menentukan peraturan-peraturan hukum
Mahkamah dapat membuat keputusan “ex aequo et bono” (artinya : sesuai dengan apa
yang dianggap adil) apabila pihak-pihak yang bersangkutan setuju… )
Mahkamah terdiri dari lima belas hakim, yang dikenal sebagai ”anggota” mahkamah. Mereka dipilih
oleh majelis umum dan dewan keamanan yang mengadakan pemungutan suara secara terpisah.
Hakim-hakim dipilih atas dasar kecakapan mereka, bukan atas dasar kebangsaan akan tetapi
diusahakan untuk menjamin bahwa sistem-sistem hukum yang terpenting didunia diwakili oleh
mahkamah. Tidak ada dua hakim yang menjadi warga negara dari negara yang sama.
Hakim-hakim memegang jabatan selama waktu sembilan tahun dan dapat dipilih kembali
mereka tidak dapat menduduki jabatan lain selama masa jabatan mereka. Semua persoalan-
persoalan diputuskan menurut suatu kelebihan dari hakim-hakim yang hadir, dan jumlah sembilan
merupakan quorumnya. Apabla terjadi seri, maka ketua mahkamah mempunyai suara yang
menentukan .Hakim mahkamah Internasional berjumlah 15 orang
Mahkamah Internasional sendiri memiliki tugas untuk menyelesaikan kasus sengketa negara yang
berada di wilayah naungannya maupun yang bukan wilayah naungannya namun dengan syarat
mendeklarasikan tunduk dengan keputusan mahkamah internasional dan piagam PBB. Wilayah
naungan Mahkamah internasional meliputi seluruh anggota PBB. Mahkamah Internasional hanya
mengurusi kasus seputar negara, jadi kasus individu maupun kelompok internasional tidak dapat
diajukan kepada mahkamah internasional. Untuk menunjang fungsinya sebagai badan yang
menyelesaikan masalah sengketa negara, maka mahkamah internasional memiliki beberapa
kewenangan. Kewenangan – kewenangan mahkamah internasional antara lain :

 Memutuskan perkara – perkara yang menjadi perdebatan


 Member opini dan nasihat untuk masalah kenegaraan
 Memeriksa perselisihan dan persengketaan antara negara anggota PBB yang sudah
diserahkan pada Mahkamah internasional

A. Mahkamah Pidana Internasional

Markas Mahkamah Internasional


Pengadilan Kriminal Internasional (bahasa Inggris: International Criminal Court/ICC) dibentuk pada
2002 sebagai sebuah “tribunal” permanen untuk menuntut individual untuk genosida, kejahatan
terhadap kemanusiaan, dan kejahatan perang, sebagaimana didefinisikan oleh beberapa
persetujuan internasional, terutama Rome Statute of the International Criminal Court. ICC dirancang
untuk membantu sistem yudisial nasional yang telah ada, namun pengadilan ini dapat
melaksanakan yurisdiksinya bila pengadilan negara tidak mau atau tidak mampu untuk
menginvestigasi atau menuntut kejahatan seperti di atas, dan menjadi “pengadilan usaha terakhir”,
meninggalkan kewajiban utama untuk menjalankan yurisdiksi terhadapt kriminal tertuduh kepada
negara individual. International Criminal Court juga disingkat sebagai ICC untuk membedakannya
dari International Chamber of Commerce. ICC berbeda dengan Pengadilan Keadilan Internasional,
yang merupakan badan untuk menyelesaikan sengketa antarnegara, dan Hukum Kejahatan
Perang.

PENYEBAB SENGKETA INTERNASIONAL


Sengketa Internasional ( International of Dispute) adalah perselisihan yang terjadi antara
negera dengan negara, negara dengan individu-individu, atau negara degan badan-badan/lembaga
yang menjadi subjek hukum Internasional. Secara sederhana sengketa internasional dapat
didevinisikan sebagai perselisihan antara subyek hukum Internasional
Sebab terjadinya sengeketa Internasional, yaitu:
 Adanya perbedaan Ideologi antar negara
 Adanya perbedaaan kepentingan nasional diantara negara
 Adanya sengketa Terhadap Batas wiayah negara
 Adanya kaim terhadap wilayah tertentu
 Adanya perebutan sumber daya alam diantara beberapa negara
 Salah satu pihak tidak memenuhi kewajiban dalam perjanjian internasional
 Adanya perbedaan pernafsiran terhadap isi perjanjian
 Perebutan pengaruh ekonomi , social politik maupaun keamanan regional dan internasional
 Penghinaan terhadap harga diri bangsa
 Intervensi terhadap kedaulatan negara tertentu

PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL SECARA DAMAI


Penyelesaian internasional dapat dilakukan dengan metode diplomatik dan metode legal. Metode
diplomatik dapat dilakukan dengan cara
1. Negosiasi merupakan penyelesaian sengketa internasional yang dilakukan dengan cara
negosisasi dengan tidak melibatkan pihak ketiga.
2. Mediasi merupakan proses penyelesaian sengketa Internasional melalui mediasi sertaa
melibatkan pihak ketiga sebagai pelaku mediasi (Mediator)
3. Inquiry. Merupakan proses penyelesaian sengeketa internasional yang melibatkan pendirian
sebuah komisi atau badan arbitrase.
Metode penyelesaian sengketa internasional secara lgal dapat dilakukan dengan cara
1. Arbitrase merupakan penyelesaian sengketa internasional yang dilakukan diluar pengadilan
dan dilkukan dengan cara menunjuk pihak ketiga sebagai wasit
2. Mahkamah Internasional merupakan penyelesaian sengketa internasional melalui peradilan
dimana mahkamah internasional berwewenang memutus perkara perkara /kasus kasus
hukum internasional melalui persetujuan dari semua pihak yang terlibat, dengan
memperhatikan semua bukti yang ada. Keputusan Mahkamah internasional bersifat
mengikat bagi semua pihak yang bersengketa.
3. Pengadilan lain dimana PBB membentuk International Criminal court (Mahkamah kejahatan
Internasional atau Pengadilan khusus yang menangani masalah hukum laut ( International
Tribunal for the Law of the Sea (ITLOS)

PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL


SECARA PAKSA/KEKERASAN

Perang atau Tindakan Bersenjata Non-Perang


Perang dan tindakan bersenjata non-perang bertujuan untuk menaklukkan negara lawan dan untuk
membebankan syarat-syarat penyelesaian suatu sengketa internasional.
 Perang merupakan penyelesaian sengketa internasional yang terjadi sebagai akibat tidak
adanya kesepakatan antara pihak pihak yang terlibat dalam sengketa. (Metode diplomatik
sudah tidak dapat dilakukan )
Keseluruhan tujuan dari perang adalah untuk menaklukan negara lawan dan untuk
membebankan syarat-syarat penyelesaian sengketa di mana negara yang ditaklukan tersebut
tidak memiliki alternatif lain selain mematuhinya.Cara perang untuk menyelesaikan sengketa
merupakan cara yang telah diakui dan di praktikkan sejak lama. Bahkan perang telah juga
dijadikan sebagai alat atau instrumen dan kebijakan luar negeri untuk memaksakan hak-hak
dan pemahaman mereka mengenai aturan-aturan hukum internasional. Dalam
perkembangannya kemudian, seiring dengan berkembangnya teknologi senjata pemusnah
massal, masyarakat internasional menyadari besarnya bahaya dari penggunaan perang,
karenanya masyarakat internasional sekarang ini tengah berupaya untuk menghilangkan cara
penyelesaian ini atau sedikitnya dibatasi penggunaannya. | suduthukum.com
 Retorsi
Adalah pembalasan dendam oleh suatu negara terhadap tindakan-tindakan tidak pantas yang
dilkukan oleh negara lain.
Retorsi merupakan istilah untuk melakukan pembalasan oleh suatu negara terhadap tindakan-
tindakan tidak pantas dari negara lain, balas dendam tersebut dilakukan dalam bentuk tindakan-
tindakan sah yang tidak bersahabat, misalnya pemutusan hubungan diplomatik, pencabutan
hak istimewa, penghentian bantuan ekonomi dan penarikan konsesi pajak dan tarif |
suduthukum.com
 Tindakan-Tindakan Pembalasan (Repraisals)
Pembalasan adalah cara penyelesaian sengketa internasional yang digunakan oleh suatu
negara untuk mengupayakan diperolehnya ganti rugi dari negara lain.
Reprisal adalah upaya paksa untuk memperoleh jaminan ganti rugi, akan tetapi terbatas pada
penahanan orang dan benda. Pembalasan merupakan upaya yang dilakukan oleh suatu negara
terhadap negara lain dengan maksud untuk menyelesaikan sengketa yang timbul oleh karena
negara tersebut telah melakukan tindakan yang tidak dibenarkan. Perbedaan tindakan repraisal
dan retorsi adalah bahwa pembalasan adalah mencakup tindakan yang pada umumnya dapat
dikatakan sebagai tindakan ilegal, sedangkan retorsi meliputi tindakan balas dendam yang
dapat dibenarkan oleh hukum. | suduthukum.com
 Blokade Secara Damai
Adalah suatu tindakan yang dilakukan pada waktu damai.
Blokade secara damai adalah tindakan blokade yang dilakukan pada waktu damai. Tindakan ini
pada umumnya ditunjukan untuk memaksa negara yang pelabuhannya diblokade untuk
mengganti kerugian oleh negara yang melakukan blokade. Blokade secara damai dapat
dipandang sebagai suatu prosedur kolektif yang diakui untuk memperlancar penyelesaian
sengketa antara negara. Secara tegas tindakan blokade disebut dalam Pasal 42 Piagam PBB
sebagai suatu tindakan yang boleh diprakasai oleh Dewan Keamanan demi untuk memelihara
kedamaian dunia. | suduthukum.com
 Intervensi
Adalah tindakan campur tangan terhadap kemerdekaan politik negara tertentu secara sah dan
tidak melanggar hukum internasional.
Internvensi merupakan cara untuk menyelesaikan sengketa internasional dengan melakukan
tindakan campur tangan terhadap kemerdekaan politik negara tertentu. Hukum internasional
pada prinsipnya menegaskan bahwa suatu negara dilarang untuk turut campur dalam urusan
negara lain. Hal ini ditekankan dengan jelas dalam Pasal 2 ayat (4) dan ayat (7) Piagam PBB,
yang mana melarang negara anggota untuk ikut campur dalam urusan dalam negeri negara lain
dalam bentuk apapun | suduthukum.com

Anda mungkin juga menyukai