Pendahuluan
50.
2
Mengenai definisi dari organisasi internasional itu sendi belum terdapat kesepakatan. 2
Pada umumnya jika bicara tentar organisasi internasional, maka yang dimaksudkan adalah
organisa
'Nussbaum, Arthur, A C.oncise History of the Law ofNations, Revised Editic (New York:
The Macmillan Company), hlm. 198. D.W. Bowett, The Law International Institution (London:
Stevens & Sons, 1963), hlm. 98.
2
Henry G. Schermers, International Institutionat Law (The Netherland; Rockville,
Marvland, USA: Sijthooff& Noordhoff, Alphen aan den Rijn, 1980 hlm. 5.
internasional yang dibentuk antarpemerintah (intergovernmental organization). Walaupun
hams diakui bahwa di samping organisasi antarpemerintah, masiji_dikena l organisasi
nonpemerintah (non governmental organization atau disingkat dengan NGO). Kita
mejribatasLbahwa yang dimaksudkan dengan organisasij nten nasional adalahorganisasi
antar negara-organisasi internasional (public international organization), namun demikian
masih sukar untuk memberikan definisi apakah yang dimaksud dengan organisasi
internasional yang dapat diterima secara universal.
Bila organisasi internasional diartikan sebagai wadah dari" negara-negara untuk
menyelesaikan suatu masalah tertentu secara bersama, dalam hal ini maka pengertian
organisasi internasional dipakai dalam arti sempit. Jika diartikan sebagai wadah dari negara-
negara untuk mengadakan kerjasama, di mana wadah tersebut mempunyai wewenang atas
negara anggota, maka di sini pengertian organisasi internasional agak lebih luas.
Organisasi internasional merupakan wadah negara-negara dalam menjalankan tugas
bersama, baik dalam bentuk keijasama yang sifatnya koordinatif maupun subordinatif. Oleh
karena sulitnya memberikan definisi dari organisasi internasional, maka jalan yang dapat
diberikan adalah memberikan ciri-ciri dari organisasi internasional.
Bila dilihat dari ciri-ciri organisasi internasional, seperti yang dikemukakan oleh Leroy
Bennet,1 organisasi internasional mempunyai ciri sebagai berikut:
1. A permanent organization to carry on a continuing set of functions.
2. Voluntary membership of eligible parties.
3. Basic instrument stating goals, structure and methods operation.
4. A broadly representative consultative conference orga
5. Permanent secretariat to carry on continuous administr live, research and information
functions.
D.W. Bowett memberikan definisi sebagai berikut:4
....they were permanent association of governments,
administration (ie. postal or railway administration), bas< upon a treaty of a multilateral
rather than a bilateral tyj and with some definite criterion of purpose.
Sedangkan perkembangan organisasi internasional itu send menurut Inis L. Claude Jr.
yang dikutip oleh S. Jr. Bilgrami5ac 4 prasyarat:
The world must be divided into a number of states c independent political units.
A substantial measure of contact must exist between sul devision.
1A. Leroy Bennet, InternationaI Organization (New Jersey: Prentice-Hall, Inc. 1979), him. 3.
4
The states must develop an awareness of the problei which arise out of their
coexistence. On this basis they must recognize the need for creation c institutional
devices and systematic methods for regulatin their relation each other.
Dari uraian di atas maka dapatlah kita simpulkan bahwa de finisi organisasi
internasional tergantung bagaimana memandan organisasi internasional tersebut. Namun
harus diakui organisas
4
D.W. Bowett, The Law of International Institution (London: Steven i Sons, 1982), him.
6. 5
S. Jr. Bilgrami, International Organization (Vikers Publishing House PV1 LTD), him. 2.
internasional sebagai wadah dari negara-negara untuk mencapai tujuan tertentu sangat
dibutuhkan. Organisasi internasional dalam menjalankan tugasnya tidak boleh bertentangan
dengan asas-asas yang ada dalam hukum internasional.
Sebagaimana kita ketahui bahwa hukum internasional adalah sebagai tatanan hukum
yang mengatur hubungan antara masyarakat internasional. Organisasi internasional adalah
sebagai salah satu anggota dari masyarakat internasional. Berbicara mengenai hubungan
antara hukum internasional dan organisasi internasional, maka kita berbicara mengenai
status organisasi internasional dalam hukum internasional.
Status organisasi internasional dalam hukum internasional adalah;.
a. Sebagai subjek hukum internasional.
b. Membantu pembentukan hukum internasional.
c. Sebagai forum untuk membicarakan, mencari jalan yang dihadapi oleh anggotanya.
d. Sebagai alat untuk memaksakan agar kaidah hukum internasional ditaati.
Subjek hukum adalah pemegang hak dan kewajiban menurut hukum dan pemegang
halc dan kewajiban hukum itu adalah kemampuan untuk mengadakan hubungan-hubungan
hukum dengan sesama pemegang hak dan ke wajiban hukum. Jadi organisasi internasional
sebagai pemegang hak dan kewajiban menurut hukum internasional.
Kedudukan organisasi internasional sebagai subjek huku internasional tidak
diragukan lagi, walaupun pada mulanya belu: ada kepastian tentang hal tersebut. 6
Sebagai subjek hukui internasional, maka organisasi internasional itu personalitas
hukui (legalpersonality) di dalam hukum internasional.
janji an antara PBB dengan Pemerintah Amerika Serikat tent kedudukan markas besar PBB
di New York8 pada Pasal 5 i
1 5 butir 4 menentukan: ....... be entitled in the territory
the United to same privileges and immunities, subject corresponding conditions and
obligations, as it accords diplomatic envoys accredited to it.
Contoh lain dapat dibaca dalam Agreement on 1 Establishment of The Asean
Secretariat, pada Pasal V terdapat ketentuan tentang hak-hak istimewa dan kekebal
sebagai berikut: The Host Country shall grant to the Secretari The secretary General and
the Staff such privileges a immunities as may be necessary for the performance of the
duties and functions.
Sebagai pelaksanaan dari ketentuan di atas, maka diadaki persetujuan antara
Pemerintah Republik Indonesia dan ASEA tentang kekebalan dan hak-hak istimewa
Sekretariat Bersan Asean yang ditandatangani pada tanggal 20 Januari 1979 da disahkan
dengan Keppres No. 9 Tahun 1979 (L.N. No. 7 Tahu 1979). Berdasarkan perjanjian
tersebut, maka Sekretariat Asea serta Sekretaris Jenderal dan Stafnya memiliki hak-hak
istimew dan kekebalan. Kekebalan yang dimiliki itu berupa kebal terhadaj setiap penyidikan,
penuntutan, penyitaan dan campur tangan dai tindakan gangguan yang meliputi gedung
dan arsip sekretariat
'Perjanjian tersebul ditandatangani di Lake Success pada tanggal 26 Juni 194', dan
disetujui oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 31 Oktober 1947 dan berlaki setelah
pertukaran nota (Exchange of Note) pada tanggal 21 November 1947.
serta harta milik sekretariat. Sedangkan hak-hak istimewa yang dipunyai berupa
pembebasan pajak langsung (direct taxation), bebas bea dan cukai serta pungutan
lainnya (lihat pada Pasal 3,4,5, Agreement).
Suatu organisasi internasional yang dalam Anggaran Dasar- ' nya tidak
mencantumkan statusnya sebagai subjek hukum inter-f nasional, organisasi internasional
itu tidak perlu kehilangan status j sebagai subjek hukum internasional. J
Sebagai contoh Liga Bangsa-Bangsa (LBB) dalam co- venant-nya tidak secara
khusus mencantumkan status sebagai subjek hukum internasional, namun kemudian
dalam perjanjian yang dibuat antara Swiss dan LBB yang berupa Modus Vivendi tahun
1921, di dalam Pasal 1 menentukan: The Swiss Federal government recognizes that
league of nations, which possess international personality and legal capacity, cannot in
principle, according to the rules of international Law, be sued before the Swiss Court
without its express consent.9
Dalam Piagam PBB sendiri tidak secara tegas mencantumkan status PBB sebagai
subjek hukum internasional, kecuali dalam Pasal 104 ditentukan: The Organization shall
enjoy in the territory of its members such legal capacity as be necessary for the exercise
of its functions and the fulfilment of its purposes.
Jadi menurut ketentuan tersebut, maka PBB di wilayah negara anggotanya dalam
menjalankan tugasnya dan untuk memenuhi tujuan PBB, akan memiliki kapasitas
Pendahuluan J \
hukum.
Dalam Konvensi tentang Hak-Hak Istimewa dan Kekebalan
Mahkamah Internasional dalam perkara perikanan antara Norwegia dan Inggris tahun
1951.15 Mahkamah dalam perkara tersebut telah membenarkan cara penarikan garis
pangkal lurus (straight base line). Keputusan ini telah diterima oleh anggota masyarakat
internasional, terbukti dengan diterimanya ketentuan tentang garis pangkal lurus dalam
konvensi hukum laut tahun 1958. Dalam Pasal 4 Konvensi I (Territorial Sea and Contiguous
Zone), kemudian ketentuan tersebut juga diterima di Konvensi Hukum Laut 1982, Pasal 7.
Contoh lain, Resolusi Majelis Umum PBB yang penting dalam perkembangan hukum
internasional adalah Universal De^laration_of_Jhnnan Rjghis yang dicetuskan tanggal 10
Desember 1948. Demikian juga resolusi mengenai Kedaulatan Negara atas kekayaan alam
(Resolusi Majelis Umum No. 1803 (XVII) Tahun 1962). Deklarasi mengenai Hak dan
Kewajiban Ekonomi (The Charter of Economic Rights and Duties) Tahun 1974.
baru diambil tindakan berdasarkan Pasal 42, yaitu tindakan dengan kekerasan.
Dalam menjalankan tugas sebagai penjaga keamanan internasional PBB telah
bertindak sebagai "polisi" dalam bentuk "peace keeping forces,"17 seperti untuk Timur
Tengah (1965), Kongo (1960) dan Cyprus (1964).
Selama PBB berdiri belum pernah dijatuhkan sanksi militer, namun ketika Irak
melakukan aneksasi terhadap Kuwait, PBB menjatuhkan sanksi militer pada 29 November
1990.18 Pelaksanaan keputusan Dewan Keamanan untuk perdamaian dan keamanan ini
mengikat juga bagi negara yang bukan anggota PBB (Pasal 2[6]). Piagam PBB, yang
menentukan: The Organization sha/l ensure (hat states which are not members of the
United Nations act in aceordance with these Principles so far as may be necessary for the
maintenance of international peace and security.
Klasifikasi
politiknya, politik dalam negerinya masih bersifat neg komunis, tidak menjadi anggota
organisasi Badan Khusus P (Specialized Agencies). Namun demikian klasifikasi tetap da
diadakan.
Sebagai Sekretariat
.Alat Perlengkapan yang mempunyai tugas dalam bidang kesekretariatan.
14
Sekretariat adalah alat perlengkapan yang mempunyai tugas untuk menjalankan tugas-
tugas kesekretariatan suatu organisasi internasional.
Lokasi dari sekretariat tetap suatu organisasi internasional biasanya di salah satu
negara anggota. Misalnya PBB di New York, Sekretariat Asean di Jakarta (Indonesia).
Namun ada kemungkinan berdasarkan kesepakatan dapat pula ditentukan sekretariat
bukan di negara anggota. Sebagai contoh, PBB mempunyai markas besar di Jenewa,
walaupun Swiss bukan anggota
] 2 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
3. Didirikan berdasarkan pada anggaran dasar dan harus mempunyai markas besar
(headquarters) demi kelangsungan usaha.
4. Pejabat/pegawai yang mempunyai tugas menjalankan pekerjaan organisasi harus
terdiri dari berbagai negara/bangsa.
5. Organisasi harus dibiayai oleh anggota yang berasal dari berbagai negara/bangsa.
Organisasi harus berdiri sendiri (independent) dan harus masih aktif. Organisasi yang
tidak aktif lebih dari lima tahun tidak diakui lagi.
Klasifikasi ini didasarkan pada sistem keanggotaannya. Untuk. itu dibedakan antara
organisasi yang bersifat universal dan organisasi internasional yang terbatas. Organisasi
internasional yang universal atau disebut juga organisasi internasional global, yaitu
] 2 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
"
Klasifikasi 29
1. Universal (universality)
2. Adanya kepentingan pokok (ultimate necessity)
3. Heterogen (heterogenity).
Universal
Sifat universal ini memang sukar dicapai. PBB bersifat universal namun ada negara
yang tidak menjadi anggota PBB, seperti Swiss (sebelum tahun 2002). Organisasi yang
universal adalah organisasi yang operasinya meliputi seluruh dunia. 23 Jika bisa
terbentuk organisasi internasional yang universal sifatnya, maka tahap pertama adalah
terbentuknya administrasi yang tarafnya di atas negara nasional negara anggotanya.
Peraturan yang dibuat oleh organisasi internasional yang universal adalah benar-
benar suatu peraturan dari hukum dunia (world law). Partisipasi dari negara-negara
secara skala dunia menyebabkan kecilnya kemungkinan bagi negara-negara
nonanggota untuk merintangi tujuan dari organisasi tersebut.
Heterogenitas
Organisasi yang universal yang dibentuk berdasarkan keing agar anggotanya
meliputi negara-negara di dunia ini, maka ang dari organisasi internasional yang
universal terdiri dari berb negara yang berbeda pandangan politik, ekonomi, kebudayaan
tingkat perkembangannya. Spirit yang mendasari organ: internasional yang universal itu
adalah adanya kekuatan organisasi internasional itu yang dapat menyelesaikan
permasal; bersama. Walaupun harus diakui bahwa negara-negara 1 mempunyai hak
yang sama dengan negara-negara besar, nai dalam organisasi yang universal itu tidak
dapat dihindari ad; pengaruh negara-negara besar dalam setiap keputusan penl Sebagai
contoh, organisasi internasional yang universal adalah P Di Majelis Umum PBB semua
negara besar dan kecil menipu suara yang sama, namun di Dewan Keamanan negara-
negara sej Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris, Prancis dan Cina mempu hak veto.
Organisasi regional
Di dalam organisasi regional ini pada kenyataannya tidak semata-mata didasarkan
pada letak geografis dari anggotanya, tetapi regional di sini lebih ditekankan kepada
3H.G. Schermers, loc.cit.
] 2 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
kepentingan politik daripada letak geografis. 4 PBB sebagai suatu organisasi yang
universal memberi tempat pada regionalisme. Pada saat pembicaraan perumusan
Piagam PBB, masalah regionalisme dibicarakan panjang lebar. Pada pokoknya
perumusan Piagam PBB akan menampung organisasi regionalisme dalam sistem PBB,
karena disadari oleh pembuat piagam bahwa dalam rangka universalisme masih
diperlukan adanya regionalisme. Pada mulanya yang dipikirkan adalah regionalisme
dalam rangka pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional. Masalah tersebut
kemudian dirumuskan menjadi Bab VIII Piagam PBB. Dalam praktiknya keijasama
regional telah dimanfaatkan seluas-luasnya terutama dalam bidang ekonomi dan sosial.
Piagam PBB tidak jelas melarang, malah PBB dalam rangka kerja Dewan Ekonomi dan
Sosial (ECOSOC) tel membentuk komisi-komisi PBB untuk kepentingan regional. Seba«
contoh:
— Economic Commission for Europe (ECE), didirikan tahun 19'
— Economic Commission for Latin America (ECLA) didirik tahun 1948.
— Economic Commission for Western Asia (ECWA) didirik tahun 1974.
— Economic Commission for Africa (EC A) didirikan tahun 19i
— Economic Commission for Asia and Pacific (ESC AP) didirik tahun 1947.
Sebagaimana organisasi universal, maka organisasi regioi dapat digolongkan
menurut sifat cara kerjanya atau keangj taannya.
Penggolongannya adalah sebagai berikut:
1. Organisasi yang bertujuan kerjasama dalam semua bidai baik bidang ekonomi, politik,
sosial, pertahanan, kebudaya dan lain-lain organisasi regional yang serba guna
(multipurpi organizations). Misalnya:
Organisasi Negara-negara Amerika (Organization American States, OAS) yang
didirikan tahun 194? • Liga Arab (League of Arab States) didirikan tahun 19'
Organisasi Negara-negara Afrika (Organization for Afric Unity, O AU) didirikan
tahun 1963; dan Organisasi Negara-negara Amerika Tengah (Organizati of
Central American States, OCAS) didirikan tah 1952.
2. Organisasi pertahanan (alliance type organizations). Misalnya:
Dalam organisasi internasional yang bersifat supranasio negara anggota tidak akan
mempunyai kewenangan secara iektif untuk membubarkan organisasi atau mengadakan
amandei tanpa kerjasama dengan organisasi internasional yang su| nasional.
Namun demikian organisasi internasional yang bersifat su nasional yang memenuhi
syarat-syarat sebagaimana dikemukr di atas hampir tidak ada. Sifat dari organisasi makin
mende sifat supranasional jika organisasi memenuhi banyak persyar yang dikemukakan
di atas. Sebagai contoh, organisasi internasi yang mendekati persyaratan di atas adalah
Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) yang didirikan berdasarkan perjanjian Roma tanggal
25 Maret 1957. Keputusan MEE masih didasarkan pada kompromi antara negara-negara
peserta. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam kenyataannya pengertian
"Supranasional" itu sangat relatif
didirikan berdasarkan Konvensi Den Haag tahun 1989 dan 1907. Dalam kenyataannya
PCA bukan merupakan suatu institusi yang permanen ataupun suatu Mahkamah
(Court), namun hanya suatu "panel" dari arbitrator.6
6Baca lebih lanjut pada buku Arthur Nussbaum, A Concise Hi of the Law of Nations, revised edition (New York: The Macmillan Com]
1961), him. 221 dan seterusnya. D.W. Bowett, op.cit., him. 260-264
] 2 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
Substantive ■ I— Global
Degree of Regional 1—
Integration Temporal - Local
Non
Comprehensive General Limited
C I Limited '—
Multi purpose
Single purpose Unlimited
Penggolongan Keanggotaan
Keanggotaan suatu organisasi internasional dapat dibedakan antara: (a)
Keanggotaan penuh (full members), (b) Keanggotaan luar biasa (associate members), (c)
Keanggotaan sebagian (partial members), dan (d) Keanggotaan afiliasi (affiliate
members).
Dalam keanggotaan penuh (Juli members) maka anggota akan ikut serta dalam
semua keanggotaan organisasi dengan segala hak-haknya. Sedangkan dalam
keanggotaan luar biasa (associate members), anggota dapat berpartisipasi namun tidak
mempunyai hak suara di alat perlengkapan utama organisasi internasional.
Sedangkan dalam keanggotaan sebagian (partial members), dalan hal ini anggota hanya
ikut berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan tertentu Selain penggolongan tersebut di atas
masih dimungkinkai penggolongan sebagai berikut: (a) Anggota asli (original members
dan (b) Anggota lainnya (admitted members). Anggota asli adalal anggota yang diundang
pada saat konferensi-konferensi yan; membicarakan rancangan anggaran dasar. 31
Biasanya dalam praktil negara anggota asli dicantumkan dalam annex anggaran dasai
organisasi internasional. Sedangkan anggota lainnya (admitte» members) adalah
39
anggota yang masuk dalam organisasi internasioric setelah organisasi internasional
] 2 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
berdiri sesuai dengan ketentua tentang keanggotaan yang terdapat dalam anggaran
dasar organisasi
Negara
Masalah yang penting dalam keanggotaan suatu organisas internasional adalah
negara. Dalam anggaran dasar suatu organisas internasional ditentukan tentang
persyaratan negara sebagai anggot dari suatu organisasi internasional. Pengertian
negara ini adalaj pengertian negara dalam hukum pada umumnya. Masalah yani timbul
adalah berkenaan dengan masalah negara kecil ("micr states1' atau "mini stales").
Permasalahan timbul sehubungan dengai hak suara yang sama, misalnya di Majelis
Umum PBB setia anggota PBB mempunyai satu suara (Pasal 18[ 1 ] Piagam PBB Hal ini
bila negara "kecil" mempunyai suara sama dengan negar besar dianggap tidak adil.
Untuk masalah apakah suatu negar
Majelis Umum, Dewan Ekonomi Sosial, dan Dewan Perwalian di PBB hanya dengan
nasihat dan konsen Senat. Contoh adanya keijasama dengan badan yudikatif terhadap
putusan dalam suatu organisasi internasional adalah di Itali, di mana Menteri Pertanian
dan Kehutanan akan meminta pendapat Pengadilan Konstitusi (Constitutioml Court) bila
ada kemungkinan konflik antara draft peraturan EEC dan konstitusi Itali, sebelum menteri
tersebut memberikan suaranya tentang draft tersebut. 33
Dalam organisasi internasional yang sifatnya "supranasional"
Organisasi Internasional
Di atas telah disebutkan tentang kemungkinan keanggotaan yang terdiri dari grup
negara-negara. Keanggotaan yang terdiri dari grup negara itu ada kemungkinan mereka
membentuk organisasi internasional. Organisasi internasional inilah yang menjadi
anggota dari organisasi internasional. Suatu organisasi internasional ada kemungkinan
membuka keanggotaannya bagi suatu organisasi internasional. Berbeda dengan
keanggotaan] 2negara,
Pengantar Hukum Organisasi Internasional
keanggotaanorganisasi internasional jarang mempunyai kedudukan
sebi anggota penuh. Sebagai contoh, keanggotaan Badan Khi (Specialized Agencies)
PBB dalam alat perlengkapan Ut; PBB hanya sebagai penasihat. Namun dalam suatu
organi internasional, hubungan antara anggota sangat dekat, contohi Masyarakat
Ekonomi Eropa (European Economic Communit) EEC) yang mempunyai satu politik luar
negeri, menjadi anggota ( GATT di samping keanggotaan dari masing-masing anggota El
Contoh lain, Badan Tenaga Atom Internasional (The Inter. tional Atomic Energy
Agency) menjadi anggota penuh dari Pu Radioisotop untuk Wilayah Timur Tengah (Middle
Eastern Regio, Radioisotop Centre) untuk negara-negara Arab. Haknya sama den)
anggota lainnya termasuk hak untuk memberikan suara dan pemilil ketua.
Prinsip-Prinsip Keanggotaan
Di dalam praktik, prinsip keanggotaan suatu organisasi int nasional tergantung pada
maksud dan tujuan organisasi, fun yang akan dilaksanakan dan perkembangan apakah
yang dihar; kan dari organisasi internasional tersebut.
Prinsip keanggotaan dapat dibedakan antara prinsip univi salitas dan terbatas
(selective).34 Prinsip keanggotaan universalil tidak membedakan sistem pemerintahan,
ekonomi ataup politik yang dianut oleh negara anggota. Sedangkan dak prinsip terbatas
(selective) menekankan syarat-syarat tertentu b; keanggotaan. Syarat tersebut adalah
sebagai berikut:
Persyaratan Keanggotaan
Siapakah yang dapat menjadi anggota dari suatu organisasi internasional? Lihatlah
pada uraian sebelumnya bahwa yang dapat menjadi anggota organisasi internasional
(dalam pengertian hukum organisasi internasional) adalah negara. Sebagaimana
diketahui
"
ternyata tidak mudah untuk memberikan definisi tentang negara. Dalam Pasal 4(1)
Piagam PBB, menentukan bahwa yang dapat menjadi anggota PBB adalah negara cinta
damai. Dalam penerapan Pasal 4(1) ternyata pada waktu PBB menetapkan negara
mana yang akan menjadi anggota asli, PBB menetapkan 51 negara. Dalam 51 negara
7Lihat pada hlm. 44-45.
] 2 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
tersebut termasuk Byelorussia dan Ukraina, kedua anggota PBB tersebut merupakan
negara bagian Rusia. Demikian pula Filipina dan India yang pada saat itu belum menjadi
negara merdeka. Dengan demikian pengertian "negara" sehubungan dengan Pasal 4(1)
pada permulaan berdirinya PBB mengandung arti politis.
Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa keanggotaan suatu negara dalam
organisasi internasional dapat dilakukan secara sendiri-sendiri, namun juga
dimungkinkan kelompok negara menjadi anggota suatu organisasi internasional. 36
Persyaratan suatu negara untuk menjadi anggota dalam suatu organisasi internasional
ditentukan dalam Anggaran Dasar organisasi tersebut.
Sebagai contoh persyaratan keanggotaan di PBB. PBB membedakan antara anggota asli
(original member) dan anggota yang akan datang (admitted member) Pasal 3 Piagam
PBB menentukan negara mana yang dapat ditetapkan sebagai negara anggota asli
(original member). Pasal 3 tersebut berbunyi: The original Members of the United Nations
shal/ be the states which, ha\'ing participated in the United Nations Conference on
International Organization at San Francisco or having previously signed the Declaration
by United Nations of F January 1942, sign the present Charter and ratify it in accordance
with article 110.
Jadi berdasarkan Pasal 3 maka yang dapat menjadi anggota asli adalah yang
memenuhi syarat: (a) Negara yang ikut berpartisipasi dalam Konferensi PBB di San
Fransisco, tanggal 25 April 1945. (b) Atau telah menandatangani Deklarasi PBB tanggal 1
Januari 1942. Negara-negara yang termasuk dalam kategori a dan b telah
menandatangani Piagam dan meratifikasikan- nya berdasarkan Pasal 110 Piagam PBB.
Persyaratan keanggotaan baru PBB hams memenuhi syarat sebagaimana ditentukan
dalam Pasal 4(1) dan Pasal 4(2) dan Pasal 18(2) Piagam PBB.
Pasal 4(1) menentukan: Membership in the United Nations is open to all other peace
loving states which accept the obligations contained in the present Charter
and\ in the judgement of the organization, are able and willing to carry out
these obligations.
Keanggotaan 5 [
Pasal 4(2) menentukan: The admission of any such State to membership in the United
Nations will effected by a decision of the General Assembly upon the
recommendation of the Security Council. Pasal 18(2) menentukan: Decisions
of the General Assembly on important questions shall be made by two- thirds
majority of the members present and voting ..., the admission of new
members to the United Nations.
Jadi persyaratan yang ditentukan untuk penerimaan anggota baru di PBB adalah: (a)
Negara cinta damai (all other "loving state "), (b) Menerima kewajiban-kewajiban yang
ditentukan dalam Piagam (accept the obligations contained in the present Charter), (c)
Mampu dan ingin melaksanakan kewajiban-kewajiban ya ditentukan dalam Piagam
(ability and willingness to carry < Charter obligations), (d) Permohonan untuk menjadi
anggi PBB diputuskan oleh Majelis Umum atas rekomendasi Dew Keamanan (upon the
recommendation of the Security Coimc (e) Keputusan untuk menjadi anggota baru akan
diputuskan o Majelis Umum dengan dua per tiga anggota yang hadir c memberikan
suaranya.
Negara Cinta Damai
Syarat ini ditetapkan berdasarkan pemikiran pada s; piagam dibuat, yakni bahwa
PBB hanya akan menerima 1 anggotaan untuk negara yang cinta damai. Hal ini
disebabk pengalaman Perang Dunia I dan II, negara-negara musuh d negara-negara
yang membantu musuh sekutu pada masa Pera Dunia I dan II dianggap sebagai negara
yang tidak cinta dama Persyaratan ini sebenarnya ditujukan pada negara mus Perang
Dunia II Negara musuh tersebut bila akan menj; anggota harus menyatakan bahwa
mereka adalah negara ya cinta damai.
Menerima Kewajiban-Kewajiban yang Ditentukan dalam Piagt Persyaratan untuk
menerima kewajiban-kewajiban ya
''Istilah yang dipakai dalam charter untuk menunjukkan negara mu. dipakai istilah
"enemy state'' (Pasal 53| 1 ] Piagam dan Pasal 53[2j memberi] definisi apa yang
dimaksudkan dengan "enemy state": The term enemy state used in paragraph 1 of this
] 2 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
article applies to any state which during the Seci IVorld War has been an enemy of any
signatory of the present Charter Em Slate juga disebut dalam Pasal 77 (1) yang
mengatur tentang wilayah yi diletakkan di bawah sistem perwalian. Menurut Pasal 77(1)
poin b maka wila; bekas jajahan negara musuh Perang Dunia II dapat dijadikan daerah
perwalij ditentukan dalam piagam harus dinyatakan dalam pernyataan resmi secara
tertulis yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB pada waktu negara
bersangkutan mengajukan permohonan untuk menjadi anggota PBB (Pasal 134 RuJes
of Procedure of the General Assembly dan Pasal 58 Rit les of Procedure of the Security
Councif).
Mampu dan Ingin Melaksanakan Kewajiban-Kewajiban yang Ditentukan dalam Piagam
Syarat ini sebenarnya menimbulkan masalah bagi negara- negara netral seperti
Swiss (pada tahun 2002 telah menjadi anggota PBB), Austria Lichenstein. Bagi negara
netral, karena kenetralannya kalau mereka menjadi anggota PBB akan sangat sulit
untuk melaksanakan keputusan-keputusan Dewan Keamanan mengenai sanksi-sanksi
ekonomi dan militer. Karena alasan untuk mempertahankan kenetralannya maka negara
netral tadi mempunyai alasan kuat untuk tidak bergabung di PBB
Permohonan untuk Menjadi Anggota PBB Diputuskan oleh Majelis Umum atas
Rekomendasi Dewan Keamanan
Dalam Kovenen Liga Bangsa-Bangsa, keputusan untuk diterima sebagai anggota
baru ditetapkan oleh Majelis Umum; sedangkan dalam PBB, keputusan untuk menjadi
anggota diputuskan oleh Majelis Umum atas rekomendasi Dewan Keamanan. Majelis
Umum PBB belum akan memutuskan untuk penerimaan anggota baru sebelum
menerima rekomendasi Dewan Keamanan. Jadi kebijaksanaan Dewan Keamanan dan
Majelis Umum PBB yang menentukan apakah suatu calon anggota baru yang telah
memenuhi syarat: negara cinta damai, menerima kewajiban
yang ditetapkan dalam Piagam, mampu dan ingin menjalank; kewajiban yang ditentukan
dalam Piagam akan diterima at< ditolak menjadi anggota. Kebijaksanaan ini tidak ada
pembatasa nya dalam Piagam. Dalam praktiknya, rekomendasi Dewi Keamanan
merupakan suatu keputusan (decision) yang berdasa kan Pasal 27 (3) Piagam PBB.
Keputusan suatu negara menja anggota PBB ditetapkan di Dewan Keamanan. 38
Keanggotaan 5 [
Keputusan untuk Menjadi Anggota Baru akan Diputuskan oh Majelis Umum dengan Dua
Per Tiga (2/3) Anggota yang Haa dan Memberikan Suaranya
Setelah menerima rekomendasi positif dari Dewan Keaman; tentang calon anggota,
Majelis Umum akan mengambil keputus; berdasarkan Pasal 18 (2) Piagam PBB.
Sebagai contoh, persyaratan keanggotaan dalam World Trat Organization (WTO).
Keanggotaan WTO39 dapat dibedakan antara anggota a; (original members) dan
anggota yang masuk setelah WTO berdii Anggota asli adalah negara-negara yang
tercatat sebagai negai anggota WTO sebelum WTO resmi berdiri pada tanggal 1 Janua
1995. Negara anggota asli adalah (1) negara yang menandatanga hasil akhir Putaran
Uruguay di Marakesh pada bulan April 199- (2) Negara yang bergabung setelah April
1994, tetapi sebelui WTO resmi berdiri; dan (3) Negara yang turut berpartisipasi i
Putaran Uruguay namun tidak sempat menyelesaikan negosia
58
39
J.G. Starke, lntroduction to International Law (London: Butterwort 1984), hlm. 606.
Iqbal Darmawan. "Masalah Hukum Keanggotaan RRC di WTO," Skrips Fakultas
Hukum, Universitas Indonesia, Depok 2002.
masuknya sebagai anggota dalam GATT dan baru bergabung setelah Januari 1995.
Sedangkan negara-negara lain yang ingin menjadi anggota WTO harus mengikuti aturan-
aturan yang terdapat pada Pasal 12 ayat 1, Pasal 12 ayat 2, Pasal 16 (1) Marakesh
Agreement.
Pasal 12 (1) menentukan: Any Stale or separate customs territory possessing full
autonomy in the conduct in its external commercial relations and of the
other Matters provided for in this Agreement and the Multilateral Trade
Agreements may accede to this Agreement, on terms to be agreed
between it and the WTO. Such accession shall apply to this Agreement
and the Multilateral Trade Agreements annexed. Pasal 12 (2) menentukan:
Decisions on accession shall be taken by the Ministerial Conference. The
Ministerial Conference shall approve the agreement on terms of accession
by two thirds majority of the Members of WTO. Pasal 16 (1) menentukan \
Except as otherwise provided under this Agreement or the Multilateral
] 2 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
Trade Organization, General Council akan membentuk working party yang mempunyai
tugas untuk mempelajari permohonan calon anggota. Anggota working party terbuka
untuk negara anggota yang mempunyai kepentingan. Working Party akan mempelajari
memorandum yang telah dipersiapkan oleh calon anggota tentang aspek-aspek
perdagangan luar negerinya dan rencana kebijaksanaan perdagangan luar negerinya
untuk menyesuaikan dengan aturan-aturan yang dikehendaki WTO.
Contoh lain terdapat pada persyaratan keanggotaan dalam International Bank for
Reconstruction and Development (IBRD).
Pasal 2(1) menentukan: The original members of the Bank shall be those members of
the International Monetary Fund which accept membership in the bank before the date
specified in article 11 section 2 (e). Membership shall be open to other members of the
fund at such times and in accordance with such terms as may be prescribed by the bank.
Jadi, keanggotaan IBRD dibedakan antara anggota asli (1original members) dan
anggota yang masuk kemudian (admitted members). Persyaratan untuk menjadi anggota
adalah:
1. Anggota International Monetary Fund (IMF) Pasal 2[la] Anggaran Dasar IBRD.
2. Akan sanggup membayar saham pada IBRD (Pasal 2[3a]). Menurut Pasal 2, 1 (b)
setiap saham seharga $100.000. Bagian minimum dari saham tersebut yang harus
disetor oleh anggota asli tertera dalam skedul A. Sedangkan bagi anggota lainnya
bagian saham yang harus disetor tergantung pada putusan IBRD dengan
memperhatikan kemampuan anggota tersebut (Pasal 2.[3a]). Jika modal EBRD
bertambah, maka masing-masing anggota dapat menambah sahamnya dengan
syarat yang diten-
tukan oleh IBRD dan penambahan saham bagi angg sebanding dengan saham
pokok yang disetor.
3. Saham dari masing-masing anggota menurut (Pasal 1 ditentukan dengan ketentuan
sebagai berikut: a) 2% al dibayar dengan uang dolar Amerika Serikat, 18% al dibayar
dengan mata uang negara bersangkutan (Pasal 2[7il Sisanya 80% akan diminta bila
IBRD memerlukan.
] 2 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
4. Yang berhak memutuskan keanggotaan baru adalah Boarc Governors (Pasal 5 [2bi]).
Keputusan penerimaan keang taan ini ditentukan oleh suara mayoritas dari Board
Governors dan rapat untuk pengambilan keputusan ini ha mewakili dua per tiga
jumlah suara.
Jerman diterima menjadi anggota PBB pada tanggai 18 Septembar 1973. Sejak 3
Oktober 1990 kedua negara tersebut menjadi satu negara lagi, yaitu Negara Jerman yang
menjadi anggota PBB melanjutkan keanggotaan negara Federal Jerman dan Republik
Demokratis Jerman. Contoh lain Yaman menjadi anggota PBB tanggal 30 September
1947 dan Yaman Demokratis tanggal 14 Desember 1967. Tanggal 22 Mei 1990 kedua
negara bergabung dan sejak itu menjadi anggota PBB dengan nama "Yaman".
Dalam hal keanggotaan di Organisasi Buruh Internasional (ILO), sesuai dengan
Konvensi Perburuhan, hanya salah satu pihak yang menjadi peserta Konvensi ILO.
Republik Persatuan Tanzania mengemukakan bahwa Konvensi ILO hanya berlaku pada
wilayah di mana wilayah tersebut menjadi pihak, dengan kata lain Konvensi ILO hanya
berlaku di wilayah yang dulu merupakan wilayah Zanzibar atau Tanganyika 41
Masalah lain yang timbul adalah jika suatu negara pecah atau terbagi dalam dua
atau beberapa negara. Dalam hal ini pada umumnya diakui bahwa bagian utamalah yang
diakui sebagai pewaris negara semula. Sebagai contoh India ketika pecah menjadi India
dan Pakistan, maka India yang mewarisi hak-hak India (yang berdiri tahun 1947). Mesir
dan Syria menjadi anggota PBB tanggal 24 Oktober 1945, setelah plebisit tanggal 21
Februari 1958 Republik Persatuan Arab terbentuk dengan bersatunya Mesir dan Syria
dan menjadi anggota tunggal. Tanggal 13 Oktober Tahun 1961, Syria memisahkan diri
dari Republik Persatuan Arab, secara terpisah menjadi anggota, PBB. Tanggal 2
September 1971 Republik Persatuan Arab mengubah namanya menjadi Republik Arab
Mesir, maka Mesir mewarisi
4l
Henry G. Schermers, op.cit., hlm. 57.
Keanggotaan 5 [
"Basic Facts About the United Nations (New York: 1977), him. 109.
Republik adalah Rusia, Byelorussia dan Ukraina43 Byelorussia44 dan Ukraina telah
menjadi anggota PBB sejak tahun 1945 sebagai anggota yang lepas dari keanggotaan
Uni Soviet.
Masalah yang timbul dalam masalah keanggotaan dengan pecahnya negara Uni
Soviet adalah siapa pengganti Um Soviet di Dewan Keamanan, mengingat Uni Soviet
adalah Anggota PBB sejak 24 Oktober 1945 dan mempunyai hak tetap di Dewan
Keamanan. Dalam surat Boris Yeltsin sebagai Presiden Federasi Rusia tanggal 24
Desember 1991 yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal PBB, menyatakan bahwa
5 4 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
keanggotaan Um Soviet di Dewan Keamanan PBB akan dilanjutkan oleh Federasi Rusia
dengan dukungan 11 negara anggota Persemakmuran Negara-Negara Merdeka.
Pada tahun 1991 Yugoslavia pecah menjadi enam negara merdeka: Serbia
Montenegro, Kroatia, Slovenia, Bosnia Herzegovina, Makedonia dan Kosovo.
Bosnia-Herzegovina, Kroatia menjadi anggota PBB 22 Mei 1992. Pada 31 Desember
1992 Czechoslovakia pecah menjadi Republik Czech dan Republik Slovakia. Republik
Czech dan Republik Slovakia menggantikan keanggotaan Czechoslovakia.
Penghentian Keanggotaan
Keanggotaan suatu organisasi internasional dapat berakhir karena dua cara.
Pertama, pengunduran diri. Kedua, diberhentikan.
receipt of the ratification and shall operate only as regards the State effecting the
denunciation.
Jadi menurut Anggaran Dasar ICAO pengunduran diri efektif berlaku setelah satu
tahun pemberitahuan anggota kepada ICAO.
Contoh lain IMO Pasal 78 menentukan: .. The withdrawal shall take effect upon the
expiration of twelve months from the date on which such written notification is received by
5 4 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
the Secretary General of the United Nations.
Jadi pengunduran diri di IMO berlaku efektif dua belas bulan setelah pemberitahuan
mundur diterima oleh Sekretaris Jenderal PBB.
Contoh lain dalam Anggaran Dasar IMF Pasal 26 (1) menentukan: Any member may
withdraw from Fund at any time by tansmitting a notice in writing to the Fund at is
principal office. Withdrawal shall become effective on the date such notice is received.
Jadi menurut Anggaran Dasar IMF maka pengunduran diri efektif pada saat
pemberitahuan diterima. Di samping pengunduran diri karena kehendak anggota, IMF
juga menentukan pengunduran diri wajib (compulsory withdrawal). Berdasarkan Pasal 26
(2), penarikan diri wajib: Jika negara anggota gagal memenuhi kewajiban berdasarkan
Anggaran Dasar IMF.
Bagi organisasi internasional yang menentukan tenggang waktu tertentu antara
pemberitahuan pengunduran keluar dari organisasi internasional dan efektivitasnya itu
dibutuhkan memberi kesempatan pada organisasi internasional untuk menyesuaikan
keadaan dengan berkurangnya keanggotaan, misalnya penyesuaian (perhitungan
kembali) anggaran, proyek tertentu mungkin harus dihentikan atau ditukar, beberapa
pejabat di organisasi mungkin harus keluar dan segera harus diganti.
Negara anggota lain perlu penyesuaian sehubungan dengan negara yang keluar
karena negara tersebut memiliki keharusan memenuhi kewajiban-kewajiban tertentu.
Bagi organisasi internasional yang bergerak dalam bidang pasaran bersama, keluarnya
anggota dapat mempengaruhi seluruh sistem keija dari organisasi internasional tersebut.
Oleh karena itu, suatu organisasi internasional yang hubungan ekonomi antara para
anggotanya menjadi tujuan dari organisasi internasional tersebut dan terdapat dalam
Anggaran Dasarnya akan menentukan bahwa hubungan ekonomi antara anggota yang
berhenti keanggotaannya dan negara anggota lainnya baru dapat diputuskan setelah
jangka waktu yang cukup lama. Sebagai contoh Latin American Free Trade Area
(LAFTA); Anggaran Dasarnya menentukan bahwa pengunduran diri harus diberitahukan
satu tahun sebelummya dan setelah lima tahun baru pengunduran diri benar-benar
efektif. Tetapi IMF menentukan bahwa pengunduran diri menjadi efektif setelah
pemberitahuan, ketentuan itu dimaksudkan untuk keselamatan dari ketidaktergantungan
ekonomi dari para anggotanya.
Liga Bangsa-Bangsa (LBB) dalam Kovenennya Pasal 1(3) menentukan: Arty Member
of the League may, after two years notice of its intention so to do, withdraw from the League
5 4 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
Provided that all its international obligations under this covenant shall be fulfilled at the time of its
withdrawal.
Jadi berdasarkan Pasal 1(3) Kovenen, maka dimungkinkan anggota LBB untuk
mengundurkan diri. Karena adanya ketentuan tersebut anggota LBB banyak yang
mengundurkan diri.
Setelah PBB berdiri dalam Piagam PBB, tidak ada ketentuan tentang pengunduran
diri. Pada waktu konferensi di San Fransisco, masalah keanggotaan ini telah
diperbincangkan di Komite 1/2 (Komite tentang Keanggotaan). Ada pihak yang
menghendaki tentang ketentuan yang mengatur pengunduran diri dimuat dalam Piagam
PBB, dengan alasan mengundurkan diri dari organisasi internasional adalah hak negara
berdaulat.45
4!
Hans Kelsen, The Law of the United Nations (London: Stevens & Sons Limited,
1951), him. 125.
Namun ada juga pihak yang tidak menyetujui dicantumka nya ketentuan tentang
pengunduran diri. Alasan-alasan unti tidak mencantumkan ketentuan tentang
pengunduran diri9 adala
a) Untuk menghindari kelemahan yang pernah dialami oleh LB
b) Ketentuan pengunduran diri dapat dipakai sebagai sarana unti menghindarkan diri
dari kewajiban yang ditentukan dala Piagam.
c) Ketentuan pengunduran diri dapat dipakai sebagai sarai untuk mempertahankan
konsesi dari PBB dengan menganca akan keluar dari PBB.
Selain itu, ada pendapat lain yang menghendaki Piagam dap, memuat ketentuan
tentang pengunduran diri namun dibatas Pembatasannya ialah adanya keadaan yang
istimewa (exceptiont circumstances). Masalahnya, siapa yang menentukan keadaa
istimewa?
Menurut Hans Kelsen,10 Piagam tidak menentukan tentan alat perlengkapan mana
yang berhak menentukan "keadaan istimewa' pertama, karena PBB sudah tidak mampu
menjalankan tuga utamanya yaitu menjaga perdamaian dan keamanan internasional
Pertanyaannya siapakah yang berhak menentukan bahwa PBI tidak mampu menjalankan
tugas utamanya tersebut? Jawabny; adalah anggota PBB. Kedua, hak dan kewajiban
anggota telal diubah dengan Amandemen Piagam PBB, namun perubahan iti tidak
9Hans Kelsen, ibid., hlm. 123.
10"Hans Kelsen, ibid., hlm. 123-124.
5 4 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
pernah terjadi. Menurut Pasal 108, perubahan Piagam akar berlaku untuk semua
anggota PBB ketika telah diputuskar dengan suara dua per tiga anggota Majelis Umum
dan diratifikas sesuai dengan prosedur dalam hukum nasionalnya dan oleh du< per tiga
anggota PBB, termasuk semua anggota tetap Dewan Keamanan Perubahan Piagam
PBB tersebut tidak hanya berlaku bagi anggota yang telah ikut memberikan suaranya
dan telah meratifikasikannya, tetapi juga bagi semua negara anggota PBB. Suatu negara
dengan adanya perubahan Piagam merasa dirugikan hak dan kewajibannya, maka
negara tersebut dengan tindakan unilateral dapat menarik diri dari keanggotaannya di
PBB. Menurut Piagam PBB, kekuatan mengikat Piagam (yang belum diubah) dan
kekuatan mengikat Piagam yang telah diubah berdasarkan Pasal 108 dan 109 adalah
sama. Ketiga, keadaan lain yang dianggap "keadaan istimewa" adalah bila amandemen
yang dibuat berdasarkan Pasal 108 dan 109, ternyata gagal untuk memperoleh ratifikasi
yang diperlukan. Negara yang telah meratifikasi amandemen dan ternyata amandemen
tersebut tidak dapat berlaku karena tidak memenuhi syarat jumlah ratifikasi yang
diperlukan dapat mengundurkan diri. Namun dalam Piagam sendiri tidak ditentukan
jangka waktu tertentu kapan jumlah ratifikasi harus dipenuhi, sehingga sukar menentukan
kapan ratifikasi tidak dipenuhi.
Setelah perdebatan yang cukup sengit akhirnya Komite Keanggotaan (Komite 1/2)
menetapkan bahwa dalam Piagam tidak akan memuat ketentuan tentang pengunduran
diri dan disahkan di Konferensi San Fransisco.
Jadi dalam kenyataannya ada organisasi internasional yang Anggaran Dasarnya
memuat ketentuan tentang pengunduran diri dan ada organisasi internasional yang tidak
mengatur tentang pengunduran diri dalam Anggaran Dasarnya.
Bagi organisasi internasional yang Anggaran Dasarnya tidak memuat ketentuan
tentang pengunduran diri, seperti PBB, maka perdebatan antara pendapat yang
menyetujui pengunduran diri negara anggota dari suatu organisasi internasional dan
pendapat yang menyatakan bahwa pengunduran diri secara unilateral tidak
diperkenankan masih belum mencapai kesepakatan. Pihak yang menyatakan bahwa
pengunduran diri secara unilateral adalah tidak sah, mendasarkan pendapatnya bahwa
tindakan tersebut bertentangan dengan aturan umum hukum perjanjian internasional. 48
Sedangkan pendapat yang mendukung bahwa suatu negara dapat keluar secara
unilateral dari keanggotaannya di organisasi internasional mendasarkan pendapatnya
5 4 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
pada prinsip umum hukum bahwa sebagai negara yang berdaulat suatu negara
mempunyai kebebasan untuk menentukan kehendaknya.
Pendapat yang memungkinkan pengunduran diri secara unilateral dari suatu
organisasi internasional dikemukakan oleh Henry G. Schermers.49 Alasannya:
1) Kedaulatan Negara (State Sovereignity)
Bahwa hanya negara yang berdaulat yang dapat memutuskan apakah negara itu ikut
dalam organisasi internasional atau akan keluar dari organisasi internasional.
2) Kewajaran (Equity)
Ada organisasi internasional yang keanggotaannya terbatas. Pembatasannya adalah
syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh suatu negara yang akan menjadi
anggota organisasi internasional. Jadi hanya negara yang memenuhi kriteria tertentu
sesuai dengan Anggaran Dasar organisasi internasional yang dapat menjadi
anggota. Jika ada suatu negara merasa bahwa keanggotaannya dalam organisasi
49
Henry G. Schermers, op.cit., him. 69-71.
tersebut tidak sesuai dengan kepentingan nasionalnya, dan keanggotaannya tidak
lagi bermanfaat baginya, maka negara tersebut wajar bila mengundurkan diri.
Dapatlah disimpulkan bahwa hak mengundurkan diri secara unilateral adalah wajar.
3. Kemanfaatan (Expediency)
Hampir sama dengan alasan di atas yaitu bila suatu negara keanggotaannya dalam
organisasi internasional sudah dianggap tidak bermanfaat lagi bagi negaranya maka
seyogianya negara anggota tersebut mengundurkan diri.
4. Asas Umum Hukum (General Principle of Law) Dalam hukum nasional terutama
dalam hukum perdata, dikenal asas bahwa suatu anggota dari suatu persekutuan
perdata dapat mengundurkan diri. Asas umum ini juga dikenal dalam hukum
internasional.
5. Exceptio Non Adimpleti Contractus
Bila ternyata organisasi dalam proses perkembangannya menyimpang dari
kesepakatan para anggota, maka dalam hal ini terjadi perubahan yang mendasarkan
pada kesepakatan bersama, sehingga dengan demikian negara anggota dapat
mengundurkan diri. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Konvensi Wina
5 4 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
tentang Hukum Perjanjian Internasional Pasal 62 yang mengatur tentang
Fundamental Change of Circumstances.
Penundaan Keanggotaan
Penundaan keanggotaan dituangkan dalam Anggaran Dasar organisasi internasional.
Misalnya ketentuan pada Pasal 5 Piagam
PBB. Suatu anggota yang tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana yang ditentukan
dalam Anggaran Dasarnya, keanggotaannya dapat ditunda untuk sementara. Jika pada
suatu saat negara tersebut dapat memenuhi kewajibannya sesuai dengan Anggaran
Dasar, maka hak negara anggota tersebut akan dipulihkan kembali. Selama masa
penundaan, negara tersebut tidak dapat menikmati hak-haknya sebagaimana ditentukan
dalam Anggaran Dasar, tetapi tetap dibebani kewajiban.
Selain masalah keanggotaan di atas, keanggotaan suatu organisasi internasional
dapat berhenti karena bubarnya organisasi internasional tersebut.
Permasalahan timbul dapatkah suatu tindakan hukum yang telah berhenti mengikat
suatu negara yang tidak menjadi peserta organisasi internasional penggantinya, bila
suatu saat di kemudian hari negara tersebut menjadi anggota organisasi internasional
penggantinya. Permasalahan ini timbul berkaitan dengan Pasal 36 Statuta Permanent
Court of International of Justice. 52 Berdasarkan Pasal 36 (2) suatu negara secara
unilateral setiap saat dapat mengeluarkan deklarasi bahwa negara tersebut mengakui
yurisdiksi memaksa (compulsory jurisdiction) Mahkamah. Berdasarkan Pasal 36(5)
Statuta ICJ maka pernyataan mengakui yurisdiksi memaksa Mahkamah (PCIJ) yang
masih berlaku dipertimbangkan sebagai pernyataan menerima yurisdiksi memaksa ICJ
untuk masa deklarasi itu masih berlaku. Jadi kontinuitas dijamin untuk negara yang
menjadi pihak pada Mahkamah yang baru di mana Mahkamah yang lama telah bubar
(PCIJ bubar 18 April 1946). Bagaimana jika suatu negara menjadi anggota Mahkamah
"PCIJ adalah Mahkamah Internasional dalam rangka LBB. Ketika LBB bubar Statuta
dari PCIJ diambil alih menjadi Statuta ICJ Mahkamah Internasional dalam rangka PBB.
setelah tanggal tersebut. ICJ memutuskan bahwa deklarasi itu telah habis (mati) dan
dapat hidup lagi apabila ada deklarasi baru. Sebagai contoh Thailand tahun 1929 telah
menerima yurisdiksi memaksa PCI J, ketika Thailand menjadi anggota ICJ tahun 1946
deklarasi 1929 tidak diperbarui. Deklarasi 1929 itu menurut Pemerintah Thailand telah
mati dengan bubarnya PCI J tahun 1946. Baru pada tanggal 20 Mei 1950 Thailand
memperbarui deklarasi 1929. Jadi sejak 20 Mei 1950 Thailand diakui sebagai pihak
yang menerima yurisdiksi memaksa ICJ.
Suatu tindakan hukum yang merupakan rekomendasi atau deklarasi dari organisasi
internasional yang bubar, negara anggota bebas untuk menerima atau melaksanakan
rekomendasi tadi. Namun bila deklarasi organisasi internasional itu merupakan deklarasi
5 4 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
yang menegaskan berlakunya hukum kebiasaan internasional atau prinsip-prinsip umum
hukum internasional yang masih berlaku, maka deklarasi tersebut masih tetap berlaku
walaupun organisasi internasional yang bersangkutan telah bubar.
Suatu konvensi yang dibentuk atas inisiatif suatu organisasi internasional, kekuatan
berlaku konvensi tersebut tidak tergantung pada organisasi internasional, namun
tergantung pada ratifikasi pihak peserta konvensi tersebut. Pada umumnya keterkaitan
organisasi internasional dengan konvensi adalah organisasi internasional sebagai pihak
yang menyimpan dokumen ratifikasi (depository), memberikan informasi atau berperan
aktif untuk pelaksanaan konvensi.
Dalam hal organisasi internasional sebagai pihak penyimpanan dokumen ratifikasi
suatu konvensi, maka dengan bubarnya organisasi yang bersangkutan fungsinya dapat
diteruskan oleh organisasi penggantinya. Lain halnya dengan organisasi internasional
yang mempunyai peran aktif dari penerapan konvensi, maka fungsi tersebut tidak
otomatis pindah ke organisasi penggantinya kecuali atas persetujuan para pihak peserta
konvensi.
Dalam kaitannya dengan perjanjian (tagreements) yang dibuat oleh organisasi
internasional yang bubar, maka akan dibedakan antara perjanjian yang dibuat oleh
organisasi tersebut dengan organisasi internasional lainnya ataupun perjanjian yang
dibuat dengan negara. Sebagai contoh perjanjian tentang pemberian imunitas atas
aktivitas organisasi internasional di suatu negara, misalnya Headquarter Agreement.
Perjanjian semacam ini akan berhenti ketika organisasi tersebut bubar, hal ini sesuai
dengan Pasal 61 dan Pasal 62 Konvensi Wina tentang Perjanjian Internasional tahun
1969.
Organisasi internasional juga dapat membuat kontrak (kontrak dalam pengertian
hukum perdata), misalnya kontrak untuk membeli kebutuhan organisasi atau kontrak
kerja antara organisasi internasional dengan pegawai organisasi. Dalam hal ini kontrak
tersebut berhenti karena bubarnya organisasi. Jika terdapat klaim kerugian dapat
diajukan ke organisasi sebelum likuidasi.
Ada juga organisasi internasional penggantinya yang mengambil alih tanggung
jawab organisasi yang bubar. Sebagai contoh dengan suatu perjanjian khusus yang
dibuat oleh PBB dengan LBB (perjanjian tanggal 31 Juli 1946) bahwa PBB akan
mengambil alih sejumlah kontrak yang dibuat oleh LBB.
5 4 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
Keputusan-keputusan yang mengikat telah diputuskan oleh organisasi internasional.
Suatu keputusan mengikat diputuskan oleh suatu organisasi internasional karena suatu
organisasi internasional mempunyai kapasitas untuk membuat aturan (legal capacity).
Keputusan yang mengikat itu mungkin dilanjutkan oleh organisasi internasional
penggantinya, dalam hal ini keputusan mengikat tersebut masih berlaku. Namun bila
organisasi internasional penggantinya tidak mengambil alih, maka anggota organisasi
yang bubar dapat memberlakukan keputusan mengikat tersebut. Anggota organisasi
yang bubar itu akan menerima keputusan mengikat tersebut dengan memasukkannya
dalam hukum nasionalnya. Keputusan mengikat tersebut dengan bubarnya organisasi
internasional akan kehilangan sifat supranasionalnya, tetapi tetap ada sebagai aturan
hukum nasional bagi anggota yang menerimanya.
Suatu negara dapat mengubah aturan hukum nasional sesuai dengan kepentingan
negara tersebut, jadi dalam hal keputusan mengikat organisasi internasional yang sudah
bubar tersebut yang telah menjadi hukum nasionalnya setiap saat dapat diubah sesuai
dengan kepentingannya. Perubahan tadi mungkin dapat melemahkan kekuatan
mengikatnya.
dalam hal adanya pembubaran organisasi. IMF dalam skedul mengatur tentang
pembubaran dan likuidasi, sedangkan IDA memuatnya dalam Pasal 7(5). 54
Ada kekayaan organisasi internasional yang tidak dapat dibagi-bagi di antara
anggotanya. Sebagai contoh arsip organisasi internasional yang bubar biasanya diberikan
kepada organisasi penggantinya untuk dapat melanjutkan aktivitasnya tanpa kompensasi
uang. Jika organisasi penggantinya tidak merasa perlu untuk memelihara arsip organisasi
yang bubar, maka akan dicari organisasi internasional lain yang dapat menerima arsip
tersebut.
M
D.W Bowett. op.cit, hlm. 378
5
Suatu organisasi internasional memerlukan alat perlengkapan atau badan yang akan
mengurus masalah-masalah yang telah diserahkan oleh anggota organisasi internasional
untuk diselesaikan. Berapa alat perlengkapan /badan yang dibutuhkan untuk mengurus
yang diperlukan oleh organisasi internasional tersebut tergantung pada tujuan yang akan
dituju oleh organisasi internasional tersebut.
Dalam bab ini akan dijelaskan tentang komposisi alat perlengkapan yang ada pada
suatu organisasi internasional, fungsi serta kewenangannya.
87
] O 4 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
There are established as ihe principal organs of rhe United Nations: a General
Assembiy, a Security Conncil, an Economic and Social^ Councii, a
Trusteeship Council, an International Court of Justiee, and a secretariat.
Jadi di PBB alat perlengkapan utama telah ditentukan, di samping alat
perlengkapan utama maka menurut Pasal 7(2) bahwa alat perlengkapan utama tersebut
dapat membentuk badan tambahan (subsidiary).
Berapa banyak alat perlengkapan tambahan yang dibutuhkan tergantung pada
kepentingan organisasi internasional itu sendiri. Banyaknya anggota yang dapat
berpartisipasi dalam alat perlengkapan tambahan itu terbatas. Keterbatasan
keanggotaan dalam alat perlengkapan tambahan adalah untuk efisiensi pengambilan
keputusan, memperhatikan kepakaran dalam keanggotaan sesuai dengan tujuan
pembentukan alat perlengkapan tambahan dan penyederhanaan biaya.
dengan sangat luas sehingga masih ada kemungkinan bagi delegasi untuk bertindak
lebih leluasa, tetapi masih tetap dalam kebijaksanaan yang digariskan oleh negara.
Jumlah Delegasi
Setiap negara bebas untuk mengirimkan berapa besar utusannya dalam suatu
organisasi. Dalam Konvensi Wina tentang Perwakilan Negara dalam hubungannya
dengan organisasi internasional yang mempunyai sifat global (Vienna Convention on the
Representation of States in Their Relation With International Organization of Universal
Character, 1975). Menurut Konvensi Wina tahun 1975, Pasal 46 menentukan banyaknya
delegasi suatu negara tidak melebihi jumlah yang layak sesuai dengan tugas delegasi
tersebut. Pada prinsipnya suatu organisasi internasional berkepentingan agar delegasi
dari negara anggota dapat memberikan suaranya sesuai dengan kepentingan negara
anggota yang bersangkutan. Sebagai contoh dalam Majelis Umum PBB menurut Pasal
9(2) ditentukan bahwa setiap negara anggota akan mengirimkan satu delegasi yang
terdiri dari 5 anggota delegasi yang dibiayai oleh PBB. Namun apabila negara anggota
merasa perlu untuk mengirim lebih banyak delegasi disebabkan oleh kepentingan negara
tersebut untuk duduk di sub- komite-subkomite Majelis Umum, maka negara tersebut
akan mengirimkan lebih banyak delegasi dengan biaya negara itu sendiri.
Komposisi Delegasi
Negara anggota memilih anggota delegasinya berdasarkan pada masalah yang akan
dibicarakan sesuai dengan acara dalam agenda pertemuan.
Negara yang mengirim delegasinya harus mengetahui kemampuan utusannya untuk
mempeijuangkan kepentingan negaranya. Pengetahuan anggota delegasi harus sesuai
dengan masalah yang akan dibicarakan dan kepentingan organisasi. Ada kemungkinan
delegasi yang diutus suatu negara harus mempunyai pengetahuan khusus dan dapat
mengatur strategis negaranya dalam mempeijuangkan kepentingan nasionalnya, oleh
karena anggota delegasi di antaranya dapat ditunjuk oleh seorang atau lebih diplomat
yang mempunyai pengetahuan politik secara luas.
Delegasi pada perundingan-perundingan yang diadakan oleh organisasi
internasional biasanya disertai dengan pedoman perundingan yang berisikan petunjuk-
petunjuk bagi delegasi mengenai kebijaksanaan pemerintah negara pengirim tentang
] O 4 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
dalam memilih wakil nonpemerintah dan pemilihan penasihat akan melalui perjanjian
dengan organisasi majikan dan buruh yang paling berpengaruh di negara tersebut.
Wakil dari majikan dan buruh ini tidak harus mengikuti perintah dari pemerintah
negaranya. Mereka melakukan pemungutan suara berdasarkan pendapatnya sendiri
atau didasarkan atas perintah dari organisasi yang menunjuknya.
Menurut Pasal 4(2) Konstitusi ILO, maka wakil dari pemerintah tidak akan ikut
dalam pemungutan suara bila pemerintah negaranya tidak berhasil menunjuk wakil
buruh dan wakil majikan dari negaranya.
Delegasi Asing
Suatu negara biasanya menunjuk warga negaranya sendiri untuk duduk dalam
delegasinya. Pada prinsipnya utusan diplomatik untuk suatu organisasi internasional
adalah warga negara pengirim, namun untuk kepentingan tertentu kemungkinan negara
telah menunjuk utusan negara yang terdiri dari utusan yang bukan warga negaranya tapi
duduk dalam delegasi negaranya. Utusan yang bukan warga negara dari negara
pengirim, namun duduk dalam delegasi negara pengirim dapat berbicara atas nama
delegasinya, dapat mengajukan petanyaan dan mengajukan pernyataan resmi atas
nama negara pengirimnya
Delegasi yang Majemuk Kewarganegaraannya (Multinational Delegations)
Menurut Konvensi Wma tahun 1975 tentang wakil negara dalam hubungannya
dengan organisasi internasional yang bersifat universal, menurut Pasal 42(2) dua atau
lebih negara untuk mengirimkan suatu delegasi pada alat perlengkapan suatu organisasi
internasional atau pada suatu konferensi yang diadakan sesuai dengan aturan organisasi
tersebut.
Pada umumnya dalam suatu delegasi yang majemuk akan terdiri dari delegasi
masing-masing negara. Masing-masing negara dapat menunjuk delegasinya sendiri
sebagai wakil negaranya. Dalam hal demikian, maka bukan suatu delegasi untuk
beberapa negara, tetapi sejumlah delegasi merupakan kombinasi untuk kepentingan-
kepentingan tertentu. Kombinasi delegasi demikian pada dasarnya berguna untuk negara
kecil, di mana dalam konferensi membicarakan kepentingan yang tidak terlalu berguna
bagi negaranya atau pertemuan mensyaratkan keahlian khusus dan keahlian tersebut
Ketentuan Umum Bagi Organisasi Internasional [ Q ]
Credentials
Dalam suatu organisasi internasional yang sedikit keanggotaannya, maka masing-
masing wakil anggota akan mengetahui satu sama lainnya. Namun dalam suatu
organisasi internasional yang mempunyai anggota banyak, maka tak mungkin wakil
anggotanya saling mengetahui satu sama lainnya. Dalam hal ini maka wakil-wakil
anggotanya harus dapat membuktikan bahwa mereka adalah wakil sah dari negaranya.
Bukti ini adalah apa yang disebut dengan credential. Credential adalah suatu surat dari
pemerintah yang mengirimkan wakilnya, di mana dalam surat tersebut tercantum daftar
nama delegasi dari negaranya. Dalam suatu organisasi internasional yang menentukan
persyaratan bagi delegasinya, misalnya WMO menentukan bahwa ketua delegasi adalah
direktur dari Badan Meteorologi Nasional, atau misalnya WHO ketua delegasinya adalah
orang yang ahli dalam bidang kesehatan, maka dalam credential tersebut hams
dicantumkan kedudukan, titel, kewenangan dari anggota delegasi.
Credential harus dikeluarkan oleh Kepala Negara atau Kepala Pemerintahan atau
Menteri Luar Negeri atau pejabat lain yang berwenang dari negara pengirim jika
peraturan organisasi internasional mengizinkannya.
Seorang duta besar di organisasi internasional atau di negara tempat kedudukan
organisasi internasional (headquarter) biasanya mempunyai wewenang untuk membuat
credential. Menteri selain Menteri Luar Negeri sering menandatangani credential untuk
organisasi teknis.
] O 4 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
Credential untuk delegasi yang akan menghadiri suatu sidang dalam Organisasi
Parlemen Internasional ditandatangani oleh Ketua Parlemen Nasional dalam suatu
organisasi internasional dengan anggota yang banyak, maka dibentuklah komite
(credentials committee) untuk memeriksa keabsahan credential delegasi yang akan
menghadiri sidang. Jika suatu delegasi credential-nya ditolak oleh Komite Credential
maka delegasi tersebut tidak dapat menghadiri sidang-sidang yang diadakan oleh
organisasi internasional tersebut.
Ketentuan Umum Bagi Organisasi Internasional [ Q ]
Di dalam praktik masalah yang timbul sekitar credential adalah bukan autentiknya
credential itu, tetapi kewenangan dari yang mengeluarkan credential tersebut. Sebagai
contoh bila suatu negara terjadi pembahan pemerintah, pemerintah mana yang berhak
untuk mengeluarkan credential tersebut. Biasanya sekretariat suatu organisasi
internasional akan memberitahu kepada Komite Credential pemerintah mana yang diakui
oleh organisasi internasional dan mana yang berhak untuk mengeluarkan credential.
Demikian juga bila suatu negara pecah menjadi dua negara, maka negara mana yang
berhak mewakili negara yang semula menjadi anggota organisasi internasional. Sebagai
contoh ketika Cina pecah menjadi dua negara yaitu Republik Rakyat Cina dan Republik
Cina yang dikenal dengan Taiwan. Cina dalah negara anggota asli PBB dan sebagai
anggota tetap Dewan Keamanan (Pasal 23[1] Piagam PBB). Sejak kemenangan partai
komunis di Cina yang dapat menguasai Cina daratan dan pada tanggal 1 Oktober 1949
mendirikan Republik Rakyat Cina, sedangkan kaum nasionalis mendirikan Republik Cina
di Taiwan (Cina Nasionalis). Sejak itu timbul permasalahan hukum di PBB tentang
siapakah yang akan menjadi pewaris keanggotaan Cina tahun 1945? Dua pemerintahan
telah mengklaim bahwa masing-masing mempunyai hak sebagai pewaris Cina tahun
1945. Tanggal 18 November 1949 Pemerintah RRC mengirim surat kepada Sekjen PBB
dan meminta PBB mencabut segala hak delegasi Cina Nasionalis untuk mewakili Cina di
PBB. Pernyataan semacam ini disampaikan lagi beberapa kali kepada Sekjen PBB dalam
tahun-tahun berikutnya.55
lain . . . akan diputus dengan suara mayoritas dua per tiga suara dari jumlah anggota
yang hadir dan memberikan suara.
Menurut Schermers maka ada keuntungan adanya perwakilan dengan proksi: a)
Negara anggota yang absen dapat diwakili dalam persidangan, b) Dengan berkurangnya
delegasi dalam persidangan, maka prosedur persidangan akan memperoleh fasilitas
yang lebih.
Perwakilan dengan proksi sangat berguna bagi kelompok negara dengan
kepentingan sama. Di samping ada keuntungan, juga ada kelemahan perwakilan dengan
proksi. Kelemahannya: a) Perwakilan dengan proksi ini tidak sesuai dengan tujuan persi-
dangan, yaitu dalam persidangan dibutuhkan diskusi timbal balik dan saling membujuk, b)
Perwakilan dengan proksi dapat membingungkan delegasi yang lain, karena delegasi
yang lain itu tidak mengerti atas nama negara mana delegasi tersebut berbicara, c)
Perwakilan dengan proksi ini juga dapat mengarah pada suara ganda (multiple voting)
dan konsentrasi kekuasaan.
Terlepas dari kedua alasan tersebut, karena tujuan dari organisasi terlalu
kompleks maka untuk mencapai tujuan diperlukan suatu tindakan yang cepat maka
kewenangan dari kongres umum dilimpahkan pada alat perlengkapan/organ yang lebih
kecil dan lebih efisien.
Dalam beberapa organisasi internasional, anggaran dasarnya menentukan bahwa
kongres umum harus terdiri dari kepala negara atau menteri anggota kabinet dan
walaupun pertemuan kongres umum ini ditentukan secara periodik, namun ada agenda
yang dapat dikerjakan oleh alat perlengkapan/organ lain yang anggotanya terdiri dari
para pejabat yang tingkatnya lebih rendah dan biasanya terdiri dari diplomat negara
anggota. Alat perlengkapan/' organ ini disebut dengan kongres yunior. Kalau anggaran
dasar organisasi internasional tidak menentukan pembentukan kongres yunior ini,
maka pembentukannya dapat didasarkan kepada kesepakatan para anggota.
Jika kongres umum terdiri dari tingkat kepala negara atau kepala pemerintahan,
seperti di Organisasi Negara-Negara Amerika (OAS) atau Organisasi Negara-Negara
Afrika (OAU), kongres yunior terdiri dari Menteri Luar Negeri negara-negara anggota.
Kongres Khusus (Specialized Congresses) beberapa organisasi internasional
mempunyai beberapa fungsi yang berbeda, dalam keadaan yang demikian maka alat
perlengkapan utama/organ utama harus merencanakan program kebijaksanaan yang
harus diputuskan. Dalam tugas yang demikian harus dilaksanakan oleh kongres umum,
maka bagi negara anggota harus mengirimkan utusan/delegasi yang jumlahnya besar,
setidak-tidaknya satu ahli untuk masing-masing tugas khusus tadi. Untuk mengatasi
masalah ini maka kongres umum akan menetapkan kongres khusus yang masing-
masing memerlukan keahlian khusus. Dalam hal ini maka negara anggota hanya
memerlukan mengirimkan satu ahli untuk menghadiri sidang kongres khusus untuk ikut
berdiskusi dan memutuskan masalah teknisi yang menjadi bidang kongres tersebut. Hasil
kongres khusus ini akan dilaporkan pada kongres umum dan kongres umum inilah yang
akan menetapkan hasilnya.
Dalam mencapai tujuan, organisasi internasional sering menyerahkan tugas-tugas
tertentu pada alat perlengkapan/organ di mana tidak semua anggota mempunyai
wakilnya. Ada alasan tertentu mengapa suatu organisasi internasional akan menyerahkan
tugas-tugas tertentu pada suatu alat perlengkapan/organ di mana tidak semua anggota
mengirimkan wakilnya,58 yaitu: 1) Keputusan yang diambil dalam suatu alat
] O 4 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
Executive Board
Tugas executive board mempersiapkan agenda untuk kongres umum dan
melaksanakan keputusannya, juga mempunyai tugas untuk supervisi sekretariat dan
anggaran belanja organisasi, juga mempunyai tugas untuk memutuskan masalah yang
timbul di mana kongres umum tidak bersidang, namun demikian masalah ini tetap
menjadi wewenang yang akhirnya pada kongres umum. Dalam beberapa organisasi
internasional pada anggaran dasarnya menentukan wewenang mana dari kongres umum
yang tidak dapat didelegasikan pada executive board. Misalnya ketentuan dalam Pasal 5
Section 2(b) Anggaran Dasar IBRD, menentukan bahwa Board of Governors may
] O 4 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
delegate to the executive Directors authority to exercise any powers of the Board, except
the power to: (I) Admit new members and determine the conditions of their admission.
(ii) Increase and decrease the capital stock
(m) Suspend a member
(iv) Decide appeals from interpretations of this Agreement giwn by the Executive Directors
(v) Make arrangements to cooperate with international organizations (other than informal
carangemenis or temporary and administrative character)
(vi) Decide to suspend permanently the operation of the Bank and distributeits assets
(vii) Determine the distribution of the net income of the Bank.
Kepentingan untuk mendelegasikan tugas tergantung pada jadwal pertemuan
kongres umum. Kebanyakan organisasi internasional mendelegasikan tugas-tugas yang
dianggap kurang penting (secondary functions) kepada board.
Jadwal pertemuan executive boards ini tergantung pada kepentingannya, pada
executive boards tertentu pertemuan cukup dua kali satu tahun, namun dalam hal
executive boards mempunyai tugas executive demikian pula tugas pemerintahan, maka
pertemuan akan lebih sering, bahkan ada yang permanen. Dalam hal ini maka tugasnya
yang lebih dekat ke Sekretaris Jenderal Organisasi Internasional.
Untuk boards yang mempunyai tugas masalah-masalah politik, pertemuannya
tergantung pada kepentingan.
Hubungan erat antara executive boards dan kongres umum, karena executive boards
harus mempersiapkan kebijaksanaan kongres umum.
Perwakilan negara anggota yang duduk dalam executive boards pada umumnya
terdiri dari wakil pemerintahan dan diusahakan dipilih sedemikian rupa supaya semua
grup kepentingan terwakili di boards.
Governing Board
Governing buard mempunyai tugas yang mandiri terlepas dari kongres umum. Tugas
yang diemban adalah tugas yang dipercayakan oleh organisasi kepadanya dan atas
nama organisasi secara keseluruhan.
Sebagai contoh The International Narcotics Control Board mempunyai tugas yang
independen dalam sistem PBB pada bidang narkotik. Ia mempunyai sekretariat sendiri
berbeda dengan sekretariat dari Devision of Narcotic Dntgs dari Sekretariat PBB.
Anggaran belanjanya merupakan unit yang terpisah dan laporan pemakaiannya terpisah.
] O 4 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
• Komite Prosedural
Contoh komite prosedural ini adalah komite kredensial, yang mempunyai tugas untuk
memeriksa kredensial dari para delegasi. Komite yang penting untuk masalah prosedural
adalah Komite Umum (General Committee) atau biro yang mempunyai tugas untuk
masalah-masalah prosedural untuk menyiapkan agenda dan proseding. Drafting
Committee sering dibentuk dalam sesi pertemuan yang tujuannya untuk merumuskan
hasil pertemuan.
Komisi Regional
Dalam organisasi internasional yang bersifat universal sering dibentuk Komisi
Regional (Regional Commission) yang mempunyai tugas untuk supervisi organisasi
] O 4 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
dalam regional tertentu. Contohnya Komisi Regional dalam sistem PBB, di mana Komisi
Regional ini di bawah supervisi dari Dewan Ecosoc, misalnya Economic Commission for
European (ECE), untuk Amerika Latin (ECLA), untuk Afrika (ECA), untuk Asia Barat
(ECWA), untuk Asia Pasifik (ESCAP).
Presiden Organisasi
Beberapa organisasi internasional mempunyai Presiden Organisasi yang juga
menjadi ketua dari sekretariat. Sebagai contoh di Bank Dunia grup (Pasal 5 Section 5).
Pada Organisasi Penerbangan Sipil (ICAO) Pasal 51 Anggaran Dasar menentukan tugas
dari Presiden dan Council, mempunyai tugas yang luas (a) Convene meetings of the
Council, the Air Transport Committee, and the Air Navigation Commission, (b) Ser\>e as
representative of the Council; and; (c) Carry out on behalf of the Council the functions
which the Council assigns to him.
Sekretariat
Suatu organisasi internasional membutuhkan sekretariat untuk mengurus
kepentingan organisasi sehari-hari. Pengertian sekretariat sebagaimana yang kita kenal
sekarang, pada tahun 1905 ketika dibentuk The International Institute of Agriculture di
Roma.
] O 4 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
Pegawai dari institut ini mempunyai tugas untuk menservis organisasi dan tidak
diperbolehkan menerima instruksi dari negaranya, walaupun dalam pemilihan pegawai
mereka tetap meminta izin pada negaranya. Kebanyakan organisasi internasional
dalam memilih pegawai sekretariatnya masih meminta pendapat negaranya.
Nama "sekretariat" dan strukturnya seperti sekarang, pertama kali dalam sejarah
dimulai pada waktu didirikan Liga Bangsa- Bangsa. Nama sekretariat dipilih untuk
menunjukkan bahwa tugasnya adalah tugas administratif dan membantu aktivitas dari
alat perlengkapan utama/organ-organ utama.
Sekretariat merupakan alat perlengkapan/organ yang penting dari suatu organisasi
internasional.
Masa jabatan Sekretaris Jenderal sebagai kepala sekretariat tergantung pada ketentuan
dalam anggaran dasar organisasi atau kebiasaan yang terdapat dalam organisasi
internasional tersebut. Sebagai contoh PBB, Sekretaris Jenderal dipilih untuk masa lima
tahun (ketentuan masa jabatan Sekretaris Jenderal PBB ini tidak ditentukan dalam
Piagam PBB, tetapi pada tahun 1946 Majelis Umum mengeluarkan Resolusi yang isinya
bahwa jabatan Sekretaris Jenderal PBB untuk lima tahun). Pada the Organization of
Petroleum Exporting Countries (OPEC) Sekretaris Jenderal dipilih untuk masa jabatan
satu tahun di antara angota OPEC dengan bergantian secara alfabet. Pada Organisasi
Pangan Dunia (the Food and Agricultural Orgamzahon-¥AO) berdasarkan Pasal 7 (1)
Anggaran Dasar FAO dipilih untuk enam tahun. 60
w
Aslinya di FAO Anggaran Dasarnya menentukan bahwa Sekretaris Jenderal dipilih
untuk masa empat tahun, kemudian dapat diperpanjang sampai dua tahun. Dengan
Resolusi FAO 12/71, sejak tahun 1971 maka ditentukan secara pasti bahwa jabatan
tersebut dapat dipangku untuk enam tahun. Dengan Resolusi FAO 17/77 bahwa
pemilihan kembali dapat dimungkinkan (Henry G. Schermers. ibid. hlm 244).
Ketentuan Umum Bagi Organisasi Internasional [ Q ]
• Tugas Administrasi
Tugas sekretariat dari suatu organisasi internasional pada umumnya mempersiapkan
tugas-tugas yang bersifat administratif dan membantu tugas administrasi alat
perlengkapan/organ utama lainnya. Sebagai contoh Pasal 97 Piagam PBB
menentukan: .... he shall the chief administrative ojficer of the organization.
Mengadakan Informasi
] O 4 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
Informasi yang diberikan oleh sekretariat ini ada tiga tipe. 62 Pertama Informasi
tentang organisasi untuk masyarakat di luar organisasi
Kedua Informasi untuk masyarakat di luar organisasi
tentang aktivitas organisasi sehubungan dengan aktivitas yang dikerjakan
oleh kelompok masyarakat di luar organisasi tersebut. Ketiga Informasi yang
diperlukan untuk anggota-anggota
dari alat perlengkapan /organ-organ lain dalam organisasi. Sekretariat PBB
mempunyai Departemen Informasi (Department Information).
Recording
Sangat erat hubungannya dengan informasi adalah recording tentang pekerjaan
organisasi. Sekretariat biasanya membantu raporter dan biasanya malah menulis
sebagian besar dari laporan tersebut. Salah satu tugas penting dari sekretariat adalah
membuat laporan tahunan untuk pekerjaan organisasi. Laporan tentang apa yang terjadi
di organisasi selama masa satu tahun.
Fungsi Eksekutif
Dalam beberapa organisasi internasional Sekretaris Jenderal mempunyai fungsi
eksekutif. Besarnya kekuasaan dalam bidang eksekutif untuk Sekretaris Jenderal ini
ditentukan dalam anggaran dasar organisasi atau dalam kebiasaan yang telah dianut
dalam organisasi.
Hak Inisiatif
Dalam kebanyakan organisasi internasional, anggota sekretariat dapat mendorong
kepada negara anggota akan adanya masalah penting yang perlu dikerjakan. Dalam hal
ini Sekretaris Jenderal juga dapat meminta pada alat perlengkapan/organ utama untuk
meminta perhatian adanya masalah yang menjadi bidang alat perlengkapan/organ utama
untuk dibicarakan. Pada beberapa organisasi internasional Sekretaris Jenderal
mempunyai wewenang untuk membuat suatu usul. Misalnya ketentuan dalam Pasal 99
Piagam PBB yang menentukan: Sekretaris Jenderal mempunyai kewenang- an untuk
meminta perhatian pada Dewan Keamanan akan adanya keadaan yang membahayakan
bagi perdamaian dan keamanan internasional. Kewenangan ini telah dipergunakan oleh
Sekjen PBB misalnya pada peristiwa Korea (tahun 1950), peristiwa di Kongo (tahun
1960), peristiwa di Cyprus (tahun 1974) dan peristiwa di Iran (tahun 1979). Dalam
beberapa Resolusi Majelis Umum diputuskan berdasarkan inisiatif Sekjen PBB. Sebagai
contoh Resolusi Majelis Umum No. 2603(XXTV). Resolusi ini sehubungan dengan
interpretasi Protokol Jenewa tahun 1925 yang meminta pada Pemerintah Amerika Serikat
dan Uni Soviet untuk menyetujui suatu moratorium untuk
] O 4 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
kepentingan tes dan pengembangan sistem persenjataan (Resolusi Majelis Umum No.
2602 A(XXTV) dan Resolusi Majelis Umum No. 2602 E (XXIV) tentang deklarasi tahun
1970-an sebagai dekade perlucutan senjata (disarment).
• Mediasi
Karena Sekretaris Jenderal mempunyai sifat sebagai pihak yang bebas tidak terikat
pada suatu pemerintahan, maka Sekretaris Jenderal dapat menjalankan tugas sebagai
mediator dan konsiliator.
Dalam beberapa hal sekretariat juga mempunyai kewenangan untuk menyelesaikan
masalah antara anggota di luar alat perlengkapan/ organ utama. Sebagai contoh
Sekretaris Jenderal PBB karena mempunyai fungsi yang unik sering diminta untuk
menyelesaikan sengketa sebagai konsiliator. Sebagai contoh ketika timbul sengketa
antara Kamboja dan Thailand, kedua negara meminta Sekjen PBB untuk menyelesaikan
masalahnya. Contoh lain ketika ada sengketa antara Bahrain dan Iran tahun 1970,
Sekjen PBB telah bertindak sebagai mediator.
oleh board (misalnya Pasal 8 Anggaran Dasar ILO, Pasal 12 Section 4 Anggaran Dasar
IMF) atau oleh kongres bersama-sama dengan board (misalnya Pasal 97 Piagam PBB,
Pasal 6 Anggaran Dasar UNESCO).
Rekrutmen tenaga lainnya dari suatu organisasi internasional dapat dilakukan
langsung. Persyaratan adanya kesepakatan dari pegawai nasional tidak diperlukan. Yang
penting adalah persyaratan keahlian yang diperlukan oleh organisasi internasional
tersebut. Kadang-kadang di samping syarat keahlian sering juga kewarga- negaraan
pegawai internasional itu diperlukan.
Yang penting pegawai dari suatu sekretariat organisasi internasional selain kualifikasi
keahliannya juga diperlukan adanya perilaku yang sesuai bahwa dia adalah pegawai
internasional. Mengenai pegawai internasional ini Mahkamah Internasional (ICJ) dalam
nasihat hukumnya (advisory opinion) pada tanggal 11 April 1949 64 memberikan definisi
tentang pegawai internasional; Pegawai internasional adalah siapa yang digaji atau tidak,
Boer Mauna, Hukum Internasional, Pengertian, Peranan dan Fungsi dalam Era
M
bekerja secara tetap atau tidak yang ditugaskan oleh suatu organ organisasi internasional
untuk melaksanakan atau membantu melaksanakan salah satu fungsi organisasi tersebut.
Pendek kata siapa saja yang melakukan kegiatan untuk organisasi internasional.
Pegawai organisasi internasional mempunyai kebebasan yang biasanya
ditentukan dalam anggaran dasarnya bahwa negara-negara anggota harus
menghormati sifat dari pegawai internasional dan dilarang mempengaruhi mereka
dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Sebagai contoh, lihat Pasal 100 Piagam PBB,
Pasal 8 Ayat 2 Konstitusi FAO, Pasal 12 Section 4(c) Articles of Agreement IMF,
Kebanyakan organisasi internasional mempunyai penerjemah, bagian personalia,
pegawai yang bertanggung jawab untuk mengadakan konferensi dan bagian-bagian
lain sesuai dengan tujuan organisasi. Yang penting bahwa antara pegawai yang
berasal dari berbagai kebangsaan yang bekerja dalam organisasi internasional itu
dapat bekerja dengan harmonis. Untuk itu suatu organisasi internasional mempunyai
peraturan kepegawaian.
Gaji pegawai internasional pada suatu organisasi internasional biasanya
didasarkan pada norma internasional. PBB mempunyai aturan yang disebut
"Noblemaire principle" yang berarti bahwa aturan gaji ditetapkan dengan
membandingkan gaji dari pegawai nasional yang tertinggi. Sejauh ini PBB memakai
model dari Federal Civil Sen'ice dari Amerika Serikat.65
Semua pegawai internasional sesuai dengan tingkat jabatannya memperoleh hak-
hak istimewa dan kekebalan diplomatik di wilayah negara anggota. Hal ini ditentukan
dalam anggaran dasar
Alat Perlengkapan/
PBB). Namun sengketa antara negara itu tidak otomatis dapat diajukaadjerperkara di
ICJ, karena untuk berperkara di ICJ hanya bila negara telah menerima kewenangan
memaksa ICJ (Pasal 36(2) Statuta ICJ).66
Komite Hak-Hak Asasi Manusia
Komite Hak-Hak Asasi Manusia ini dibentuk berdasarkan Konvensi Internasional
tentang Hak-Hak Sipil dan Politik (International Covenant on Civil and Politica/ Rights)
Pasal 28 Covenant. Komite Hak-Hak Asasi Manusia berdasarkan Pasal 40 Covenant
menerima laporan dari negara peserta konvensi tentang pelaksanaan konvensi di
negaranya. Di samping itu berdasarkan Pasal 41 Covenant maka Komite juga berhak
menerima dan mempertimbangkan komunikasi antarnegara, pihak-pihak yang
mengajukan pengaduan bahwa pihak lain atau negara lain tidak melaksanakan
kewajiban yang ditentukan dalam konvensi, di mana negara yang bersangkutan telah
menerima
"Untuk pembahasan lebih rinci dapat dilihat dalam pembahasan alat perlengkapan
utama'organ utama PBB
] O 4 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
Agresi). ICTY dibentuk untuk dapat menuntut orang yang bertanggung jawab terhadap
tindakan yang melanggar hukum internasional humaniter dalam kaitannya dengan
wilayah bekas Yugoslavia sejak 1991 (Pasal 1 Statuta ICTY). Berdasarkan Pasal 31
Statuta ICTY, ICTY berkedudukan di Den Haag. Tindakan yang dianggap melanggar
hukum internasional humaniter adalah: 1) Great breaches of the Geneva Convention of
1949 (Pasal 2 Statuta ICTY). 2) Violations of the laws or customs of war (Pasal 3 Statuta
ICTY). 3) Genocide (Pasal 4 Statuta ICTY), 4. Crimes against humanity (Pasal 5 Statuta
ICTY).
Yang dapat dituntut di ICTY adalah individu yang telah melakukan tindakan yang
ditentukan dalam Pasal 2-5 Statuta ICTY. Tindakan-tindakan tadi dapat
dipertanggungjawabkan secara individu (Pasal 7[1] Statuta ICTY. Berdasarkan Pasal 7[2]
Statuta bila tindakan yang berdasarkan Pasal 2-5 Statuta ICTY dilakukan oleh pejabat
negara atau pejabat pemerintah tidak akan membebaskan dari tuntutan pengadilan. Jika
tindakan dalam Pasal 2-5 Statuta ICTY ini dilakukan oleh pejabat bawahan, maka pejabat
atasan tidak dapat dilepaskan dari tanggung jawab kriminal bila ia mengetahui bahwa
tindakan tadi telah dilakukan dan atasan gagal mengambil tindakan yang diperlukan dan
beralasan untuk mencegah dan menghukumnya (Pasal 7[3] Statuta ICTY). Kenyataannya
bila orang yang dituduh melakukan tindakan itu dilakukan atas perintah pemerintahnya
atau penguasa, tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk melepaskan tanggung jawab
krimhal, tetapi mungkin dapat dipakai sebagai pertimbangan dalam keputusan ICTY
berdasarkan rasa keadilan (Pasal 7[4] Statua ICTY). Wilayah kewenangan ICTY adalah
bekas wilayah Yugoslavia dan
Alat Perlengkapan/ Organ Yuridis j 2 7
ICTY mempunyai kewenangan atas tindakan yang dilakukan sejak 1 Januari 1991 (Pasal
8 Statuta ICY).
Alat perlengkapan/organ ICTY berdasarkan Pasal 11 Statuta ICTY adalah: 1)
Chambers, untuk mengadili dan untuk tingkat banding. 2) Penuntut Umum. 3) Panitera.
ICTY berkedudukan di Den Haag (Belanda) berdasarkan Pasal 31 Statuta ICTY.
European Communities)
merupakan Mahkamah dari Mahkamah
Masyarakat ts P ^^ Community-
Masyarakat Ekonomi Eropa (W p ^ (European Coal
EEC), Masyarakat Baja dan B a m a r ^ ^ ^ ^
and Steel Community-ECS^wWUWiy.EURArOM). (European Atomic Energy ^ ditetapkan
dalam anggaran Kewenangan Mahkamah Eropa^ ^^ (EEC-Pasal 164; dasar dari
masing-masing Masyara ^ Dibandingkan
ECSC-Pasal 31 dan E^T^fJpengadtlan lainnya maka dengan alat perlengkapan
utama/o B kevvenangan
Mahkamah Masyarakat Eropa mii Internasi0nal lainnya, yang lebih dari Mahkamah
Penga t y. s£ngketa antara
Mahkamah Masyarakat Eropa dap« (EURAr0M-Pasal 142) negara anggota (EEC-
170); (ECS dari Masyarakat
atau antara suatu anggota dan a a P^^ dan tindakan masya- Eropa yang dapat
menentukan ea sa L ^ atas penerapan
rakat. Mahkamah juga melakuk*n sistem hukum nasional hukum Masyarakat Eropa di
am' ^ administrasi bagi negara anggota dan juga sebagai p
anggota staf Masyarakat Eropa. Mahkamah juga dapat menyelesaikan perkara
sehubungan dengan kontrak yang didasarkan pada klausul arbitrasi yang terdapat dalam
kontrak tersebut. Di samping itu Mahkamah juga mempunyai wewenang untuk
memutuskan perkara sehubungan pertanggungjawaban nonkon- traktual (non contractual
liability) (EEC-Pasal 178, EURATOM- Pasal 151). Dalam pengadilan banding Mahkamah
dapat mendengarkan sehubungan dengan lisensi yang dimungkinkan olah perjanjian
EURATOM. Mahkamah juga mempunyai kewe- nangan untuk memberikan nasihat
(advisory). Sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Perjanjian EEC (EEC Treaty).
Mahkamah juga dapat membuat peraturan yang mengatur masalah sanksi (EEC-172).
Sebagai contoh peraturan tentang antitrust (Regulation 17) dan peraturan transport
(Regulation 11).68 Anggota Mahkamah terdiri dari 9 hakim yang dipilih oleh para negara
Alat Perlengkapan/Organ Yuridis J 3 \
^ H e n r y G . S c h e r m e r s , op.cit., h i m . 3 3 2 .
14 6 Pengantar Hu ku m Organisasi I n ternasional
yang dibayar maupun tidak dibayar. Pengecualian hanya mungkin bila diizinkan oleh
Council (Protokol Statuta Mahkamah/ Protocol on the Statuta of the Court) Pasal 4.69
Dalam kaitan dengan perlindungan tentang hak-hak asasi manusia di Eropa telah
dibuat The European Convention for the Protection of Human Rights and Fundamental
Freedoms. Dalam kaitannya dengan perlindungan tentang hak-hak asasi manusia di
Eropa telah dibentuk Komisi Hak-Hak Asasi Manusia (Commission) dan Pengadilan
(Court) untuk hak-hak asasi manusia. Baik Komisi Hak-Hak Asasi Manusia maupun
Pengadilan Hak-Hak Asasi Manusia Eropa, kedua-duanya mempunyai tugas untuk
mengawasi jalannya Konvensi Hak-Hak Asasi Manusia Eropa. Jika terjadi pelanggaran
konvensi oleh suatu negara peserta, maka negara peserta lainnya dapat mengajukan
tuntutannya ke Komisi jika negara yang bersangkutan menerima klausul tambahan
(optional c/ause), juga individu dapat mengajukan permasalahannya. Komisi akan
menerima klaim yang diajukan, jika Komisi telah menerima klaim tersebut dan mencoba
menyelesaikan dengan damai (friendly settlement) (Pasal 28 Konvensi). Namun bila
Komisi tidak dapat memberikan penyelesaian, maka Komisi membuat laporan tentang
kasus tersebut (Pasal 31 Konvensi). Kemudian akan mengajukan ke Pengadilan Hak-
Hak Asasi Manusia Eropa bila Komisi atau negara yang bersangkutan menerima bahwa
kasus tersebut lebih baik diselesaikan di depan Pengadilan, bila negara di mana tuntutan
itu diajukan telah menerima yurisdiksi Pengadilan Eropa mengenai
"D. Lasok; J.W. Bridge, Introduction to the Law and Institutions of the European
Communities, 2"1 edition (London Butterworth & Co. 1976), hlm. 157-158.
" D . W . B o w e t t , opcit., h i m . 4 1 6 .
Alat Perlengkapan/ Organ Yuridis j 2 7
Hak-Hak Asasi Manusia (Pasal 48 Konvensi). Keputusan pengadilan Eropa untuk Hak-
Hak Asasi Manusia merupakän keputusan akhir (final) dan negara yang bersangkutan
harus melaksanakan keputusan tersebut (Pasal 52, 53 Konvensi). Komite Menteri dari
Dewan Eropa (the Committee of Ministers of the Council of Europe) memutuskan kasus
yang tidak dibawa ke Pengadilan (Pasal 32 Konvensi). Tahun 1960 Majelis Konsultasi
Dewan Eropa mengusulkan Pengadilan Hak-Hak Asasi Eropa mempunyai kewenangan
untuk memberikan nasihat hukum (advisory opinioh) dengan Rekomendasi 232 (1960).
Usul ini akhirnya dimasukkan dalam Protokol 2 dari Konvensi (Second Protocol to the
Convention) dengan kewenangan yang sangat terbatas yaitu, bahwa nasihat hukum ini
akan diberikan oleh Komite Menteri (Committee of Minister) hanya untuk kasus yang
tidak dapat diselesaikan dengan prosedur yang normal
" D . W . B o w e t t , opcit., h i m . 4 1 6 .
14 6 Pengantar Hu ku m Organisasi I n ternasional
Mahkamah Pasaran Bersama dari Masyarakat Afrika Timur (Common Market Tribunal of
the East African Community)
Perjanjian untuk Kerjasama Masyarakat Afrika Timur (East African Co-operation)
mendirikan Mahkamah untuk Pasaran Bersama (Common Market Tribunal). Tujuannya
adalah untuk menjamin bahwa hukum dan ketentuan-ketentuan dalam perjanjian,
penafsiran dan penerapannya sebagaimana diperlukan untuk kepentingan pasaran
bersama. Bila ada penyataan adanya pelanggaran kewajiban yang ada dalam perjanjian,
tindakan atau kelalaian yang mempunyai dampak pada Pasaran Bersama Afrika itu,
pertama harus menyerahkannya pada Dewan (Council) Pasaran Bersama. Suatu negara
anggota dapat menyerahkan perkaranya kepada Mahkamah Bersama dalam hal: a) Jika
Dewan tidak menyelesaikan pernyataan yang diserahkan kepadanya dalam waktu satu
bulan.
b) Jika record Dewan menyatakan hal itu tidak mungkin disetujui.
c) Jika Dewan telah memutuskan untuk kebijaksanaan yang mengikat terhadap negara
yang bersangkutan tetapi tidak diindahkan oleh negara tersebut.
Mahkamah Banding Afrika Timur
Sebelum Masyarakat Afnka Timur memutuskan untuk membentuk Mahkamah
Banding Afrika Timur ini, Mahkamah ini telah tergabung dengan Perjanjian Keijasama
Afrika Timur. Mahkamah mempunyai kewenangan untuk mendengar dan memberi
keputusan banding dari pengadilan nasional masing-masing anggota di mana hukum
nasional telah dipakai sebagai landasan keputusan.
" D . W . B o w e t t , opcit., h i m . 4 1 6 .
J 8 4 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
13 Juli 1954 ICJ berpendapat bahwa UNAT bukan di bawah (subordinate) Majelis Umum
walaupun dibentuk oleh Majelis Umum.
Arbitrasi (Arbitration)
Beberapa organisasi internasional lebih senang menyelesaikan sengketa dengan
mendirikan Mahkamah Arbitrasi (Arbitration Tribunals). Beberapa anggaran dasar
organisasi internasional menentukan aturan tentang pembentukan Mahkamah Arbitrasi.
Beberapa organisasi internasional mendirikan Mahkamah Arbitrasi tidak permanen
untuk menyelesaikan sengketa-sengketa khusus. Salah satunya adalah:
l03
H e n r y G . S c h e r m e r s , op.cit., h l m . 5 5 9 - 5 6 5 .
14 6 Pengantar Hu ku m Organisasi I n ternasional
ICSID dibentuk tahun 1965 oleh Bank Dunia International Bank Reconstruction
andDevelopment (IBRD). ICSID didirikan untuk menyelesaikan masalah sengketa
investasi antara negara anggota Bank Dunia dan negara anggota lainnya dengan cara
konsiliasi dan perwasitan. ICSID mempunyai dua panel, yaitu panel untuk konsiliator dan
panel untuk wasit. Masing-masing negara anggota yang berselisih tentang investasi boleh
memilih konsiliator atau wasit dari tiap-tiap panel untuk menyelesaikan sengketanya.
" D . W . B o w e t t , opcit., h i m . 4 1 6 .
Alat Perlengkapan/ Organ Yuridis j 2 7
" D . W . B o w e t t , opcit., h i m . 4 1 6 .
Alat Perlengkapan/ Organ Yuridis j 2 7
penyelesaian sengketa. Dalam Putaran di Uruguay (Uruguay Round) telah dibahas usaha
untuk menyelesaikan sengketa dengan memasukkan prinsip-prinsip yang akan
mempercepat jangka waktu penyelesaian sengketa, menyederhanakan prosedur tata
laksana sehingga tidak menimbulkan kemacetan politis, memperkenalkan lembaga
banding (appellate body) dan menentukan bahwa penyelesaian sengketa akan mengikat
negara yang bersangkutan.71
Hasil Putaran Uruguay dalam bidang penyelesaian sengketa ini telah menghasilkan
sistem penyelesaian sengketa yang disempurnakan. Penyelesaian sengketa ini
dirumuskan dalam Understanding on Rules and Procedures Governing the Settlement of
Disputes (DSU1, merupakan Annex 2 Uruguay Round Final Act, Marakesh, 15 April
1994. Kesepakatan tersebut merupakan penyempurnaan dari sistem penyelesaian
sengketa yang dikembangkan oleh GATT sejak tahun 1947. Dibentuk Dispute Settlement
Body (DSB). DSB mempunyai wewenang untuk membentuk dan
"H.S. Kartadjoemena, GATT. WTO dan Hasil Uruguay Round (Jakarta: UI-Press,
1997), him. 314-315.
" D . W . B o w e t t , opcit., h i m . 4 1 6 .
Alat Perlengkapan/ Organ Yuridis j 2 7
" D . W . B o w e t t , opcit., h i m . 4 1 6 .
Alat Perlengkapan/ Organ Yuridis j 2 7
" D . W . B o w e t t , opcit., h i m . 4 1 6 .
Alat Perlengkapan/ Organ Yuridis j 2 7
Inisiatif
Keputusan dari suatu organisasi internasional dimulai dari adanya inisiatif. Inisiatif
mungkin berasal dari: a) Pemerintah negara anggota, organisasi internasional lainnya, b)
Alat perlengkapan/organ lain dari organisasi internasional itu sendiri, atau c) Kelompok
yang berkepentingan (interest-groups) dan d) Individu.
" D . W . B o w e t t , opcit., h i m . 4 1 6 .
Alat Perlengkapan/ Organ Yuridis j 2 7
Council), Dewan Ekonomi dan Sosial (Pasal 10 Rules of Procedure of the Economic and
Social Council), Dewan Perwalian (Pasal 9 Rules of Procedure Trusteeship Council).
Bahkan Sekretaris Jenderal PBB dapat meminta perhatian Dewan Keamanan untuk
masalah-masalah yang berhubungan dengan perdamaian dan keamanan internasional
(Pasal 99 Piagam PBB).
Sedangkan Sekretaris Jenderal dari Badan Khusus PBB (spécialtzedagencies) agak
berbeda dengan kewenangan Sekretaris PBB. Ada Badan Khusus di mana Sekretaris
Jenderal tidak mempunyai hak inisiatif, misalnya ICAO, ITU, WMO, sedangkan seperti
WHO dapat membuat peijanjian dengan negara anggota atau dengan organisasi
internasional lainnya (Pasal 33 Anggaran Dasar WHO). FAO dapat mengusulkan agenda
baru (Pasal 7, Ayat 5).
Selain Sekretaris Jenderal maka ada badan dari para ahli yang independen (organs
of independent expert). Dalam sistem PBB ada badan yang terdiri dari para ahli yang
independen, seperti: International Law Commission (ILC) telah mengambil inisiatif dengan
kerjasama bersama Sekretaris Jenderal PBB dalam rangka kodifikasi hukum
internasional.73 Dewan Ekonomi Sosial dengan Resolusinya No. 1079 (XXXIX) telah
membentuk Komite untuk Perencanaan Pembangunan (the Committee for Development
Planning) dapat mengambil inisiatif sesuai dengan bidangnya. Dalam Badan Khusus ada
organ/alat perlengkapan yang tidak terdiri dari wakil-wakil pemerintahan. Sebagai contoh
misalnya
,5
ILC (International Law Commission) suatu komisi yang didirikan oleh Majelis Umum
dengan Resolusi Majelis Umum tahun 1946. Komisi ini terdiri dari 15 orang yang diakui
keahliannya dalam bidang hukum internasional dipilih oleh Majelis Umum PBB dari suatu
daftar yang disiapkan oleh negara anggota PBB untuk waktu 3 tahun. Berdasarkan Pasal
15 Statuta ILC maka tugas ILC adalah mendorong terbentuknya suatu norma
perkembangan baru dalam hukum internasional dan kodifikasi hukum internasional- Di
samping itu maka tugas dari ILC adalah: 1) membuat draft konvensi internasional yang
diusulkan oleh negara anggota PBB, atau oleh organ/alat perlengkapan utama PBB atau
badan khusus PBB. 2) Mengadakan survei dalam bidang hukum internasional untuk
memilih topik yang akan dikodifikasikan dan membuat rekomendasi untuk hal itu pada
Majelis Umum PBB 3) Mempertimbangkan cara untuk membuat kebiasaan internasional
yang telah dipakai dalam keputusan pengadilan nasional ataupun internasional dan
mengoleksi dokumen sehubungan dengan masalah tersebut.
" D . W . B o w e t t , opcit., h i m . 4 1 6 .
Alat Perlengkapan/ Organ Yuridis j 2 7
dalam Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) di mana ada wakil dari buruh dan
majikan yang terlepas dari wakil pemerintahan, maka ada kemungkinan inisiatif dapat
berasal dari wakil nonpemerintahan.
Dalam Masyarakat Eropa inisiatif untuk suatu keputusan berasal dari Komisi, yang
mempunyai kewenangan untuk memberikan inisiatif untuk keputusan-keputusan
penting. Untuk mengambil keputusan Dewan (iCouncil) harus menunggu usul dari
Komisi
" D . W . B o w e t t , opcit., h i m . 4 1 6 .
Alat Perlengkapan/ Organ Yuridis j 2 7
" D . W . B o w e t t , opcit., h i m . 4 1 6 .
Alat Perlengkapan/ Organ Yuridis j 2 7
yang terkait. Misalnya masalah tentang hukum dapat ditanyakan pada Komisi Hukum
Internasional (ILC).
Keputusan yang lebih rinci akan dibuat setelah adanya pandangan-pandangan yang
dibutuhkan. Agar usulan yang berasal dari inisiatif suatu negara dapat diterima dengan
baik oleh anggota lainnya, maka harus berusaha untuk mendapatkan dukungan dari
delegasi negara anggota atau pemerintah negara anggota dalam kurun waktu keputusan
tadi disiapkan. Dalam hal ini negara pengusul dapat mempergunakan kesempatan pada
pertemuan di organisasi regional-atau pada organisasi internasional untuk mendapatkan
dukungan. Di ICAO suatu draf konvensi hanya dapat dipertimbangkan setelah enam
bulan diserahkan kepada negara anggota (ICAO Assembly Resolution A7-6).
Kerangka suatu keputusan sangat perlu karena ini mempengaruhi hasil akhir.
Struktur dari suatu draf asli tetap dipertahankan dalam proses pengambilan keputusan,
lebih-lebih jika masalah yang dijadikan topik adalah masalah yang sangat kompleks.
Dalam banyak organisasi internasional, maka keputus- an akhir dibutuhkan oleh suara
mayoritas yang berkualitas. Draf untuk keputusan yang diusulkan dan disertai dengan
perubahannya dibicarakan pada alat perlengkapan/organ yang berkepentingan (biasanya
dibicarakan dulu dalam suatu komisi yang khusus dibentuk untuk itu), alat
perlengkapan/organ ini akan mengambil keputusan dengan suara mayoritas biasa
(simple mayority), setidak-tidaknya draf tersebut hams didukung oleh separo dari
anggota. Dalam diskusi akhir, draf tersebut hams sudah jelas perspektifnya.
Sebagai contoh bagaimana suatu prosedur dari suatu inisiatif diproses menjadi
keputusan, suatu contoh dapat diambil pada waktu PBB memproses untuk membentuk
Konvensi Hukum Laut
m.
Majelis Umum PBB telah memperhatikan usul yang dikemukakan oleh Malta. 74
Berdasarkan usul tersebut Majelis Umum PBB pada tanggal 18 Desember 1967 dengan
Resolusi 2340 (XXII) membentuk Komite Ad Hoc (Ad Hoc Committee) untuk mempelajari
Pemakaian Damai Dasar Laut di Bawah Yurisdiksi Nasional suatu Negara (Peaceful
" D . W . B o w e t t , opcit., h i m . 4 1 6 .
Alat Perlengkapan/ Organ Yuridis j 2 7
Uses the Sea Bed an the Ocean Floor Beyond the Limits of National Jurisdiction). Komite
Ad Hoc ini dengan Resolusi Majelis Umum No. 2467A (XXII) tanggal 21 Desember
1968, Komite Ad Hoc dijadikan Komite (the Committee on the Peaceful Uses the Sea Bed
and the Ocean Floor Beyond Limits of the National Jurisdiction (UN Sea Bed Committee).
Resolusi Majelis Umum No. 2574A (XXIV), tanggal 15 Desember
1969, Majelis meminta pada Sekretaris Jenderal PBB untuk
" D . W . B o w e t t , opcit., h i m . 4 1 6 .
Proses Pengambilan Keputusan Organisasi j 45
meminta kepastian pada negara anggota PBB akan keinginan untuk mengadakan
konferensi hukum laut. Dengan Resolusi Majelis Umum No. 2749, tanggal 17 Desember
1970 berisi Deklarasi Prinsip-Prinsip yang Mengatur tentang Dasar Laut (Sea Bed and
the Ocean Floor and the Subsoil), di bawah batas yurisdiksi suatu negara. Dengan
Resolusi Majelis Umum 2750 C (XXV) tanggal 17 Desember 1970 telah memperluas
mandat UN Sea Bed Committee dengan meminta Komite untuk mempersiapkan draf
perjanjian dan membuat lis masalah-masalah yang akan dibicarakan dalam Konferensi
Hukum Laut III. Tugas yang dibebankan pada UN Sea Bed Committee secara garis besar
meliputi dua tugas utama, 11 yaitu: 1. Meninjau kembali pengaturan yang telah ada
mengenai berbagai aspek hukum laut, 2. Menyusun ketentuan baru tentang masalah
dasar samudera dalam yang terletak di luar yurisdiksi nasional (yang dikenal dengan
nama the International Sea Bed Area).
Dengan Resolusi Majelis Umum No. 3029 A(XXVII), tanggal 18 Desember 1972
Majelis Umum meminta pada Sekretaris Jenderal untuk mempersiapkan sesi pertama
dan kedua dari Konferensi Hukum Laut. Untuk itu Sekretaris Jenderal diberi wewenang
untuk mengadakan konsultasi dengan Ketua Komite tentang hal-hal yang diperlukan agar
pertemuan itu efisien, demikian juga dapat memberikan bantuan yang diperlukan dalam
ekonomi, hukum, masalah-masalah teknis dan ilmu pengetahuan yang diperlukan oleh
Komite. Badan Khusus PBB, International Atomic Energy Agency dan organisasi
internasional telah diundang untuk menghadiri konferensi serta mengirimkan tenaga
peninjau di konferensi, juga Non Govemmental Organization (NGO) yang mempunyai
kepentingan dan telah mempunyai status sebagai konsultan Dewan Ekonomi Sosial
dapat mengirimkan peninjauannya pada konferensi tersebut. Dengan Resolusi Majelis
Umum No. 3067 (XXVIII) tanggal 16 November 1973, Majelis Umum memberikan mandat
untuk mengadakan suatu konvensi yang berhubungan dengan masalah hukum laut
sesuai dengan daftar yang terdapat dalam Resolusi Majelis Umum No. 2750 C(XXV).
Dengan Resolusi yang sama Majelis Umum juga menentukan bahwa sesi pertama
11Etty R Agoes, Konvensi Hukum Laut 1982, Masalah Pengaturan Hak Lintas Kapal Asing (Abardincv, April 1991), hlm. 48-49.
Uni Soviet telah pecah menjadi beberapa negara dan hak veto Uni Soviet diwaris oleh Rusia.
8,
Henrv G. Schermers, op.cil., him. 404
" D . W . B o w e t t , opcit., h i m . 4 1 6 .
Proses Pengambilan Keputusan Organisasi j 45
Konferensi Hukum Laut dimulai tanggal 3 sampai 14 Desember 1973 di New York. Pada
sesi pertama, diputuskan untuk memilih pejabat, agenda, dan peraturan prosedur dari
konferensi. Sesi kedua, diadakan di Caracas atas undangan Pemerintah Venezuela dari
tanggal 20 Juni sampai 29 Agustus 1974, sehubungan dengan substansi konferensi.
Konferensi Hukum Laut III ini berbeda dengan Konferensi Hukum Laut tahun 1958, jika
pada Konvensi 1958 maka draf konvensi disiapkan oleh ILC, Konvensi Hukum Laut III
disiapkan oleh UN Sea Bed Committee. Ditetapkan di Montego Bay, pada bulan
Desember 1982.
" D . W . B o w e t t , opcit., h i m . 4 1 6 .
Proses Pengambilan Keputusan Organisasi j 45
Majelis Umum PBB). Untuk usulan yang khusus, perubahan akan disampaikan secara
tertulis pada Sekjen PBB dan akan diedarkan pada anggota tidak kurang dari satu hari
sebelum sidang untuk membicarakan masalah tersebut dibuka (Pasal 78 Rules
Procedures Majelis Umum PBB). Sedangkan suatu usulan tentang perubahan suatu
pembiayaan yang telah berjalan, harus disampaikan kepada anggota sekurang-
kurangnya sembilan puluh hari sebelum sidang dibuka (Pasal 24 Rules Procedure Majelis
Umum PBB).
Suatu usul yang dikemukakan suatu negara perlu mendapat dukungan dari negara
lain, kadang-kadang karena suatu alasan politik suatu usul misalnya dari negara A akan
diajukan oleh negara lain, misalnya negara B. Sebagai contoh suatu usul yang datang
dari Israel pasti akan ditolak oleh negara-negara Arab, maka usul dari Israel mungkin
akan disampaikan oleh salah satu negara Eropa, untuk menghindari penolakan oleh
negara-negara Arab.
Suatu usul mungkin setelah diedarkan ke anggota lain akan mendapat masukan dari
negara lain, maka perubahan-perubahan yang diadakan berdasarkan usul dari negara
anggota lain akan diedarkan lagi. Jadi semua negara anggota mempunyai hak untuk
mengadakan perubahan suatu usul. Suatu usulan mengenai masalah yang kompleks
biasanya selalu membutuhkan suatu usulan perbaikan. Kadang-kadang dibentak suatu
komisi khusus untuk mempelajari usulan yang kompleks tersebut. Biasanya akan dite-
tapkan waktu tertentu untuk perbaikan suatu usulan sehingga dapat segera mengambil
keputusan.
Dalam suatu konferensi internasional sering terjadi suatu delegasi akan "membeli
suara" dari delegasi lain untuk suatu usul yang dianggap sangat penting, sebaliknya akan
"menjual suaranya untuk suatu usulan yang diajukan oleh negara lain. Hal ini
dimungkinkan karena tidak semua delegasi mempunyai interes yang sama. Sebagai
contoh misalnya suatu usulan tentang perikanan yang diajukan oleh Jepang, masalah
perikanan merupakan masalah yang penting bagi Jepang, sedangkan masalah perikanan
tidak penting bagi negara seperti Zambia. Maka Jepang berkepentingan untuk membeli
suara Zambia. Sedangkan Zambia mungkin mengusulkan suatu masalah bantuan
14 6 Pengantar Hu ku m Organisasi I n ternasional
keuangan internasional, usulan tersebut sangat penting bagi Zambia untuk diterima dan
Jepang tidak begitu penting untuk masalah bantuan keuangan, maka Zambia akan
meminta Jepang untuk mendukung usulan tersebut. Saling mencari dukungan adalah
masalah yang biasa dalam konferensi internasional. Cara menghindari jalan buntu untuk
mencapai keputusan adalah dengan cara yang disebut package deal, yaitu bahwa suatu
kelompok usulan dijadikan satu, kelompok ini mungkin disetujui oleh beberapa negara
anggota (misalnya golongan negara A), tetapi tidak disetujui oleh golongan anggota yang
lain (golongan negara B), tetapi ada kelompok usulan yang disetujui oleh golongan
negara B dan tidak disetujui oleh golongan negara A, Golongan negara A akan
menyetujui usulan golongan negara B dan golongan negara B akan menyetujui usulan
golongan negara A. Hal ini pernah dipraktikkan di Majelis Umum pada tanggal 14
Desember 1955 pada saat penerimaan negara anggota bani. 76
Usaha untuk mendapat dukungan atas usul yang penting bagi suatu negara, maka
duta besar negara yang bersangkutan akan
" D . W . B o w e t t , opcit., h i m . 4 1 6 .
Proses Pengambilan Keputusan Organisasi J 5 5
Ketentuan tersebut tidak diikuti oleh PBB. Di PBB pemungutan suara diambil dengan
suara mayoritas, kecuali pemungutan suara di Dewan Keamanan. Pemungutan suara
dengan suara mayoritas di Majelis Umum, kita lihat pada Pasal 18 dan Pasal 20 Piagam
PBB.
Pemungutan suara di Majelis Umum ini didasarkan pada satu negara anggota
mempunyai satu suara (princip equal right) Pasal 18(1) Piagam PBB. Yang dimaksudkan
dengan "anggota yang hadir dan memberikan suaranya" (members present and voting)
berdasarkan Rule (Rules of Procedure of the General Assembly) Pasal 86 adalah anggota
yang memberikan suaranya setuju atau tidak setuju. Anggota yang abstain dianggap tidak
memberikan suara. Pasal 18(2) mengatur tentang keputusan yang harus diambil oleh
Majelis Umum untuk masalah-masalah penting, yaitu:
1) Masalah yang berhubungan dengan rekomendasi mengenai pemeliharaan
perdamaian dan keamanan internasional;
2) Pemilihan anggota tidak tetap Dewan Keamanan;
3) Pemilihan anggota Dewan Ekonomi dan Sosial;
4) Pemilihan anggota Dewan Perwalian sesuai dengan Pasal 86
OM);
5) Penerimaan anggota PBB;
6) Penundaan hak-hak dan hak-hak istimewa keanggotaan;
7) Pemberhentian keanggotaan;
8) Soal-soal yang berhubungan dengan penyelenggaraan sistem perwalian;
9) Soal-soal anggaran belanja. Berdasarkan Rule Procedure Majelis Umum rule 83
masalah tersebut diputuskan dengan dua per tiga mayoritas suara (absolute
mayority).
Sedangkan untuk masalah-masalah lain yang ditentukan dalam Pasal 18(3) Piagam
diputuskan dengan mayoritas biasa (simple mayority) lihat rule 85.78 Sedangkan
pemungutan suara di Dewan Keamanan ini dibedakan antara hal-hal yang prosedural dan
hal-hal yang nonprosedural. Dalam hal-hal yang prosedural maka ditetapkan dengan
suara setuju dari sembilan anggota (Pasal 27[2] Piagam PBB) dan keputusan lain
ditetapkan dengan suara setuju dari sembilan anggota termasuk suara anggota tetap 79
Proses Pengambilan Keputusan Organisasi j 45
(Pasal 27[3] Piagam PBB). Dewan Ekonomi dan Sosial dalam pemungutan suara diambil
suara mayoritas anggota yang hadir dan memberikan suaranya (Pasal 67[2] Piagam
PBB). Di Dewan Perwalian berdasarkan Pasal 89 Piagam PBB setiap anggota Dewan
Perwalian mempunyai satu suara (ayat 1) dan Keputusan Dewan Perwalian diputus
dengan suara mayoritas dari anggota yang hadir dan memberikan suaranya (ayat 2).
-8
Rule Decision of the General Assembly on questions other than those provided for
the rule 83, including the determination of the additional categories of questions to
decided by a two-thirds mayority, shal be made by a mayority of the members present and
voting.
"Anggota Tetap Dewan Keamanan ditetapkan dalam Pasal 23(1) Piagam PBB
adalah, Republik Cina, Perancis, Uni Republik Sosialis Soviet, Kerajaan Inggris, Irlandia
Utara dan Amerika Serikat.
" D . W . B o w e t t , opcit., h i m . 4 1 6 .
158 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
■ " H e n r y G . S c h e r m e r s , op.cit, h i m . 3 9 7 - 4 0 6 .
159 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
(i) Beberapa sistem dalam pemungutan suara didasarkan pada adanya kompensasi
untuk suatu pemungutan suara yang tidak sama. Alasan utama adanya ketidaksamaan
dari bobot pemungutan suara adalah berdasarkan pertimbangan bahwa tidak adil bila
suara dari suatu anggota dengan penduduk yang sangat besar harus disamakan dengan
anggota yang sangat kecil jumlah penduduknya, misalnya negara A yang penduduknya
sangat besar harus sama dengan negara B, C, D yang penduduknya sangat sedikit
walaupun penduduk B, C dijadikan satu jumlahnya "nasih lebih kecil dibandingkan
dengan penduduk negara A. Alasan lain pemberian suara yang tidak sama (weighted
voting) lidasarkan pada kepentingan (dealing vote). Beberapa negara nempunyai suara
tetapi tidak mempunyai kepentingan dengan masalah yang akan diputuskan, maka
mereka akan memberikan suara untuk mendukung kepentingan yang akan diputuskan,
tetapi dengan harapan bahwa negara yang didukung akan mendukungnya untuk
kepentingannya bila masalahnya akan disidangkan. Berdasarkan hal tersebut maka
negara anggota yang tidak mempunyai kepentingan hanya akan mempunyai suara yang
lebih kecil. Weighted voting didasarkan pada alasan ekonomi, geografis, jumlah
penduduk. Alasan dengan jumlah penduduk tidak selalu dapat dibenarkan dengan
pemberian weighted vote, misalnya Cina, India yang mempunyai penduduk yang
jumlahnya besar hanya mempunyai kepentingan yang kecil dalam bidang perdagangan
internasional, navigasi udara (air navigation), keselamatan di laut (safety at sea)
dibandingkan dengan Belanda dan Norwegia yang penduduknya sedikit dibandingkan
dengan Cina dan India, untuk masalah-masalah tadi Belanda dan Norwegia mempunyai
kepentingan sangat besar.
(li) Sistem yang ada, dalam beberapa organisasi internasional yang bergerak dalam
bidang perbankan dan moneter, maka kekuatan suara didasarkan pada kekuatan
keuangan dari negara anggota, misalnya Bank Dunia dan IMF (IBRD) berdasarkan Pasal
5 seksi 3 menentukan:
(a) Each member shall ha\>e two hundred fifty votes plus one additional wte for each share of
stock held,
■ " H e n r y G . S c h e r m e r s , op.cit, h i m . 3 9 7 - 4 0 6 .
160 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
(b) Except as otherwise specially provided, all matters before the Rank shall he decided by a
mayority of the wte cast.
Sedangkan pada IMF berdasarkan Pasal 12 seksi 5 (a) menentukan: Each member
shall haw two hundred fifty votes plus one additional wte for each part of its quota equivalent to one
hunched thousand special drawamg rights.
■ " H e n r y G . S c h e r m e r s , op.cit, h i m . 3 9 7 - 4 0 6 .
Proses Pengambilan Keputusan Organisasi J 5 5
Jadi di Bank Dunia dan IMF sistem suara yang dipunyai oleh anggota adalah: (1)
Setiap negara mempunyai 250 suara; (2) Di Bank Dunia setiap anggota mempunyai
tambahan satu suara untuk setiap modal yang dimasukkan (one additional vote for each
share of stock held). Di IMF setiap anggota mendapat tambahan satu suara untuk
penambahan kuota sebanding dengan 100.000 SDR
Sistem suara sebagaimana dianut dalam sistem Bank Dunia dan IMF ini diikuti oleh
Bank Pembangunan Regional seperti: Asian Development Bank (ADB), African
Development Bank (AFB).
Bobot suara dipergunakan di International Fund for Agricultural Development (IFAD).
IFAD mempunyai tiga kategori keanggotaan, yaitu: 1) Kelompok negara-negara Barat
(western state, OECD-Oiganization for Economic Co-operation and Development), 2)
Negara penghasil minyak (OPEC-Organization of the Petroleum Exporting Countries),
dan 3) Negara berkembang (developing countries). Masing-masing kategori tersebut
mempunyai 600 suara yang akan didistribusikan dengan caranya sendiri-sendiri. Di
kelompok negara-negara Barat 600 suara dibagi untuk 105 suara dibagi rata, sisanya 495
dibagi sesuai dengan kontribusinya.
Untuk negara penghasil minyak 150 suara dibagi rata, sisanya 450 dibagi sesuai
dengan kontribusinya. Sedangkan untuk negara berkembang semua suara dibagi rata
(Pasal 6[3] konstitusi IFAD).
Bobot suara juga dipergunakan di Common Fund yang disetujui oleh UNCTAD
(United Nations Corference on Trade and Development). Suara dibagi sebagai berikut:
47% untuk negara berkembang, 42% untuk negara-negara industri Barat, 8% negara-
negara sosialis Eropa Timur dan 3% Cina.81
Veto
Keputusan yang diambil berdasarkan mayoritas suara, di mana dalam mayoritas
suara itu termasuk suara anggota-anggota tertentu. Bagi negara-negara tertentu yang
mempunyai hak veto maka pemungutan suara tersebut sebagai keputusan dengan suara
bulat unanimity, sedangkan bagi negara anggota lainnya pemungutan suara itu
merupakanHmayoritas
e n r y G . S c h e rbiasa
8, (simple
m e r s , op.cit., h l m . mayority).
402. Dengan memberikan hak veto bagi negara-
14 6 Pengantar Hu ku m Organisasi I n ternasional
negara tertentu yang dianggap mempunyai peran yang menentukan, maka keputusan
diambil dengan suara bulat dari yang mempunyai hak veto sedangkan anggota lainnya
dengan suara mayoritas, jadi merupakan kombinasi antara suara bulat dan suara
mayoritas. Dengan sistem ini contohnya adalah pemungutan suara di Dewan Keamanan
PBB. Pasal 27 Piagam PBB menentukan:
(1) Each member of the Security Council shall have one vote.
(2) Decisions of the Security Council on procedure matters shall be made by an affirmative vote of
nine members.
(3) Decisions of the Security Council on all other matters shall be made by an affirmative vote of
nine members including the concurring votes of the permanent members, provided that, in
decisions under Chapter VI, and under paragraph 3 of article 52, a party to a dispute shall
abstain from voting.
Jadi berdasarkan Pasal 27 dibedakan antara masalah-masalah yang merupakan
prosedur (ayat 2) dan masalah-masalah lainnya (ayat 3). Masalah yang merupakan
masalah prosedur akan diputus dengan suara 9 anggota Dewan Keamanan, jadi di sini
tidak ada veto. Sedangkan untuk masalah-masalah lainnya diputus dengan 9 suara
termasuk lima suara dari anggota tetap Dewan Keamanan.
Kelima anggota tetap Dewan Keamanan adalah Amerika Serikat, Cina, Inggris,
Perancis dan Uni Soviet.82 Jika kita teliti dalam Piagam PBB tidak ditentukan mana yang
merupakan masalah prosedur dan yang tidak merupakan masalah prosedur. Menurut
Schermers83 yang termasuk masalah prosedur antara lain; pengajuan usulan ke Majelis
Umum tentang masalah sehubungan dengan pemeliharaan perdamaian, permintaan ke
Sekretaris Jenderal PBB untuk mengadakan sidang khusus Majelis Umum PBB,
persetujuan tentang credential, menetapkan organ tambahan (subsidiary organs),
keputusan tentang aturan prosedural, pertanyaan tentang agenda, undangan ke negara
untuk hadir di Dewan Keamanan.
Suara Mayoritas
Proses Pengambilan Keputusan Organisasi j 45
Keputusan suara dengan suara mayoritas dibedakan antara: mayoritas biasa (simple
mayority), mayoritas bersyarat (required mayor i (y), mayoritas relatif (relative mayority),
mayoritas absolut (absolute mayority).
Mayoritas Biasa
Mayoritas biasa terdiri lebih dari separo suara.
Mayoritas Bersyarat
Jika pemungutan suara menghendaki mayoritas bersyarat, maka akan ditentukan
misalnya dua per tiga suara atau tiga per empat suara atau tiga per lima suara. 12
12Ibid, him. 406, Lihai juga Sumaryo Suryokusumo, op.cit., him. 149.
" D . W . B o w e t t , opcit., h i m . 4 1 6 .
164 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
" H e n r v G . S c h e r m c r s , ibid. h l m . 4 0 7 .
Proses Pengambilan Keputusan Organisasi j 45
S6
Ibid, hlm 410 Abstain anggota yang seharusnya ikut berpartisipasi dalam
memberikan suara, tetapi tidak memberikan suaranya Jadi mereka tidak menghendaki,
menyetujui atau menolak rancangan yang diusulkan.
87
Henry G. Schermers, ibid, hlm. 409.
" D . W . B o w e t t , opcit., h i m . 4 1 6 .
14 6 Pengantar Hu ku m Organisasi I n ternasional
Di samping mayoritas suara, maka dalam pemungutan suara dikenal juga "abstain".
Anggota yang ikut beipartisipasi dalam pemungutan suara, tetapi tidak memberikan
suaranya. Jadi negara anggota tersebut tidak bermaksud untuk menolak ataupun
menerima usulan. Abstain tidak mempengaruhi kuorum yang dibutuhkan. Dalam hukum
organisasi internasional modem abstain biasanya diakui sebagai tidak mencegah suara
bulat (not preventing unanimity). Menurut Pasal 86 Ritles of Procedure Majelis Umum
PBB maka abstain dipertimbangkan sebagai tidak memberikan suara.
Pada umumnya tidak dibatasi jumlah anggota yang dapat mengemukakan abstain,
namun ada organisasi internasional yang membatasi jumlah abstain. Sebagai contoh
Latin American Free Trade Area (LAFTA) Pasal 38 Anggaran Dasarnya menentukan
bahwa dalam pemungutan suara paling tidak dua per tiga memberikan suaranya.
Pada umumnya suatu keputusan dari suatu organisasi internasional akan mengikat
negara anggota, terlepas bagaimana keputusan itu diambil dalam pemungutan suara.
Ada pengecualian dalam hal ini, misalnya pada Organization for Economic Co- operation
and Developmerit (OECD) keputusan harus diputus dengan suara bulat (Pasal 6 ayat 1 A
D.OECD). Abstain tidak menyebabkan keputusan tidak sah, namun keputusan tersebut
tidak diterapkan pada anggota yang menyatakan abstain. Anggaran Dasar Liga Arab
(Leagne of Arab States) keputusan diambil berdasarkan suara mayoritas dan keputusan
yang diambil dengan suara terbanyak hanya mengikat pada yang menerimanya (Pasal 7
Anggaran Dasar Liga Arab). Di Liga Arab anggota yang abstain tidak akan diikutkan
dalam proses pemungutan suara.
" D . W . B o w e t t , opcit., h i m . 4 1 6 .
Proses Pengambilan Keputusan Organisasi ] 6 7
Di samping abstain maka absen (tidak hadir) dalam pemungutan suara juga
merupakan permasalahan dalam pemungutan suara Dalam suatu organisasi internasional
di mana mayoritas disyaratkan untuk semua negara anggota organisasi atau organ/ alat
perlengkapan suatu organisasi internasional absen seperti abstain dianggap sebagai
suara tidak setuju.88 Jika abstain maka negara anggota ikut dalam proses pemungutan
suara, sedangkan negara anggota yang absen, berarti negara tersebut tidak hadir, jadi
tidak ikut dalam proses pemungutan suara. Misalnya negara anggota tersebut
mempertimbangkan bahwa alat perlengkapan/organ organisasi itu tidak mempunyai
kewenangan untuk membicarakan masalah yang akan diambil keputusannya, mungkin
negara tersebut hadir dalam sidang namun sebelum pemungutan suara negara tersebut
meninggalkan sidang.
Permasalahannya apakah absen dapat disamakan dengan abstain? Untuk menjawab
pertanyaan tersebut kita lihat pada anggaran dasar suatu organisasi internasional. Ada
organisasi internasional yang menentukan sikapnya terhadap masalah tersebut. Misalnya
EFTA (European Free Trade Association) Pasal 32 ayat 5 menentukan bahwa abstain
sama dengan absen. Namun ada organisasi internasional yang tidak mempersoalkan
masalah tersebut. Pertanyaan tersebut menjadi penting sehubungan dengan bila negara
anggota memboikot sidang suatu alat perlengkapan/ organ organisasi internasional.
Sebagai contoh ketika tahun 1950 Uni Soviet menolak berpartisipasi dalam sidang Dewan
Keamanan dengan alasan, di Dewan Keamanan yang mewakili Cina adalah Tiongkok
Nasionalis, menurut Uni Soviet, Tiongkok Nasionalis secara ilegal telah mewakili Cina.
Sedangkan menurut Pasal 27(3) Piagam PBB diperlukan suara bulat dari anggota Dewan
Keamanan. Tidak hadirnya Uni Soviet berarti Dewan Keamanan tidak akan dapat
memutuskan sesuai Pasal 27(3) Piagam PBB. Pada saat itu Dewan Keamanan
mengambil keputusan bahwa absen sama dengan abstain, jadi Dewan Keamanan dapat
mengambil keputusan walaupun ada anggota tetap Dewan Keamanan yang tidak hadir.
Peraturan lain dalam hal absen ini ada di OPEC (Organization of Petroleum Exporting
Countries), keputusan dari semua anggota dapat diputus dengan suara bulat dalam satu
atau dua negara anggota yang absen, negara yang absen diberi kesempatan untuk
" H e n r y G . S c h e r m e r s , ibid, h l m . 4 1 3 .
16 8 Pengpan tar Hukum Organisasi Internasiona 1
menyatakan keberatan atas keputusan tersebut sampai sepuluh hari sebelum keputusan
dipublikasikan (Pasal 11 AD.OPEC). Dampak dari keberatan tersebut dapat merusak
kebulatan suara yang bisa mengakibatkan dan mencegah berlakunya keputusan tersebut.
Namun jalan ke luar ini dapat memecahkan persoalan kebulatan suara yang dibutuhkan
mengenai adanya negara anggota yang absen. 89
Permasalahan absen ini erat kaitannya dengan kuorum yang dibutuhkan untuk suatu
persidangan. Bila negara anggota yang absen itu tidak mempengaruhi kuorum yang
dibutuhkan untuk suatu persidangan, maka absen beberapa anggota tidak akan
mempengaruhi persidangan dan sidang tetap sah. Permasalahan akan lain bila negara
yang hadir ternyata meninggalkan sidang dan jumlah anggota yang ada dalam sidang
lebih kecil dari kuorum yang dibutuhkan. Untuk mencegah masalah ini maka beberapa
organisasi internasional menetapkan untuk menghitung yang hadir pada permulaan
sidang. Didasarkan pada ketentuan ini maka sidang tetap sah dan pemungutan suara
pun sah. Namun tidak semua organisasi internasional menerima praktik yang demikian.
Dalam pemungutan suara juga dikenal suara yang tidak sah (invalid vote). Suara
yang tidak sah ini biasanya terjadi pada pemungutan suara secara tertulis. Sahnya suatu
pemungutan suara tergantung pada peraturan intern organisasi internasional.
Konsensus
Dengan perkembangan masyarakat internasional yang semakin heterogen dan terjadi
ketergantungan satu sama lain ditambah dengan adanya globalisasi maka dalam suatu
organisasi internasional makin sulit mengambil suatu keputusan dengan suara bulat
ataupun suara mayoritas, setidak-tidaknya dalam suatu konferensi internasional dengan
sifat partisipasi yang sangat luas dan heterogen.
Negara sering memiliki kepentingan yang berbeda-beda, akibatnya sering usulan
yang dilemparkan begitu saja sulit untuk mendapatkan kebulatan suara atau suara
mayoritas. Untuk mengatasi masalah tersebut sering usulan yang akan dilempar oleh
suatu negara akan diadakan negosiasi terus-menerus dengan negara anggota lainnya
untuk mendapat dukungan agar usulan tersebut dapat diterima. Hal ini mendorong
® H e n r y G . S c h e r m e r s , ibid. h i m . 4 1 5 .
Proses Pengambilan Keputusan Organisasi j 45
" D . W . B o w e t t , opcit., h i m . 4 1 6 .
14 6 Pengantar Hu ku m Organisasi I n ternasional
" D . W . B o w e t t , opcit., h i m . 4 1 6 .
Proses Pengambilan Keputusan Organisasi \~]\
92
G . j . H . V a n H o o f , ibid, h l m . 4 6 0 .
1 72 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
tusan suara diambil. Menurut Rules of Procederes Majelis Umum Pasal 87(a) maka
pemungutan suara di Majelis Umum biasanya dengan menunjukkan tangan atau berdiri,
tetapi dapat juga mengusulkan untuk panggilan menurut daftar (roll-call vote).
Pemungutan Suara dengan Panggilan Menurut Daftar (Roll-
Call Vote)
Daftar ini disusun menurut abjad (alphabetical) Inggris dari daftar nama-nama negara
anggota, dimulai dengan negara yang telah menang diundi oleh Presiden Majelis Umum
sebagai negara pertama yang akan dipanggil, setelah itu disusul oleh nama lainnya
menunit daftar urutan berikutnya. Nama dari setiap anggota yang dipanggil akan
menjawab dengan yes, no, atau abstention. Hasil dari pemungutan suara akan di-record
sesuai dengan nama negara anggota berdasarkan abjad bahasa Inggris (Pasal 87[a]
Rules Procedures Majelis Umum).
• Pemungutan Suara dengan Pemilihan Rahasia (Secret Vote)
Pada umumnya organisasi internasional hanya memakai pemilihan rahasia dalam
pemungutan suara untuk memilih personel. Demi kepentingan pihak yang akan dipilih
maka pemilihan ini biasanya tidak di -record tentang siapa yang setuju dan siapa yang
tidak setuju.
Di ITU (International Telecommunication Union) pemilihan rahasia dapat diminta oleh
lima delegasi (Pasal 15[6] ITU General Regulations No. 495). Di WHO (Word Health
Organization) berdasarkan Pasal 78 Rule WHO maka pemilihan rahasia dapat diminta
untuk semua subjek, kecuali masalah budget dan harus diusulkan oleh mayoritas yang
hadir dalam sidang. Di PBB tidak ada ketentuan tentang pemilihan dengan rahasia,
namun demikian tidak menutup kemungkinan bahwa pemilihan rahasia akan dipakai,
misalnya di Majelis Umum sering juga dilakukan pemungutan suara dengan rahasia. Di
Majelis Umum PBB pemilihan jabatan untuk badan dalam PBB dilakukan dengan
pemilihan rahasia, Pasal 92 Rules Procedures Majelis Umum menentukan: All elections
shall be held by secret ballot. There shall be no nominations. Demikian juga dalam
pemilihan Sekretaris Jenderal PBB, Pasal 141 Rules Procedures menentukan: When the
" S u m a r y o S u r y o k u s u m o , op.cit, h l m . 1 5 1 .
Proses Pengambilan Keputusan Organisasi 573
Security Council has submitted its recomendation on the appointment of the Secretary-
General, the General Assembly shall consider the recommendation and vote upon it by
secret ballot in private meeting.
Di organisasi internasional regional, misalnya Council of the European Communities,
mempunyai cara lain dalam pemungutan suara dengan rahasia. Anggota menyatakan
suaranya dengan oral dan terbuka di antara mereka sendiri, tetapi tidak pernah
dinyatakan ke luar (the outside world).94
" H . G . S c h e r m e r s , op.cit., h i m . 4 3 3 .
1 74 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
" H . G . S c h e r m e r s , ibid, h l m . 4 3 5 .
8
51
D.W. Bowett, op.cit., him. 413. 98Henry. G. Schermers, op.cit.
him. 455.
kan dengan bidang aktivitas, ini dibedakan antara bidang-bidang yang harus dilaksanakan
oleh suatu organisasi, misalnya bantuan teknis (technical assistance), pembangunan
sosial (social development), industri (industrialization). Ini tergantung pada tugas- tugas
organisasi.
Pembiayaan berdasarkan instrumen ini didasarkan pada berapa pengeluaran yang
dibutuhkan untuk pembiayaan setiap instrumen. Pembiayaan yang didasarkan pada
instrumen juga mudah untuk mengadakan audit.
Sedangkan pembiayaan yang didasarkan pada aktivitas organisasi internasional,
tujuan dari pemakaian dana akan lebih mudah diidentifikasikan. Negara anggota lebih
tertarik untuk mengetahui tujuan dari kontribusinya akan digunakan untuk apa.
Di dalam praktik pembiayaan biasanya didasarkan pada instrumen. Pembiayaan
berdasarkan instrumen ini, misalnya, gaji personel organisasi, pengeluaran untuk gedung,
biaya sidang-sidang, peralatan dan biaya-biaya lainnya, misalnya, untuk pos, telepon dan
177
14 6 Pengantar Hu ku m Organisasi I n ternasional
lain-lain. Sedangkan pembiayaan untuk aktivitas yang bukan rutin tetapi merupakan
aktivitas yang diperlukan untuk melaksanakan policy organisasi internasional, misalnya
bantuan teknik ataupun ekonomi pada negara-negara berkembang., ataupun pengiriman
pasukan perdamaian (PBB) ditentukan dalam anggaran khusus dan dibiayai dengan
kontribusi sukarela.
Dalam lingkup PBB hubungan antara policy dan dana untuk membiayai aktivitas
untuk merealisasi policy tadi telah dibuat "financial regulations" di mana ditentukan suatu
organ/alat perlengkapan PBB tidak dapat mengambil suatu keputusan tentang
pembiayaan kecuali sebelumnya telah melaporkan pada Sekjen PBB tentang usulan
administrasi dan pembiayaan, usulan pengeluaran tersebut tidak bisa memakai dana
yang ada, biaya itu baru akan dikeluarkan bila Majelis Umum telah menentukan
memberikan biaya yang diperlukan (Pasal 17[1] Piagam PBB). Untuk menangani masalah
anggaran dan administrasi Majelis Umum PBB berdasarkan Resolusi Majelis Umum No.
14(1) tanggal 13 Februari 1946 membentuk The Advisory Committee on Administrative
and Budgetary Question (ACABQ) yang terdiri dari 16 anggota di mana di dalamnya
paling sedikit termasuk tiga ahli dalam bidang keuangan, selanjutnya lihat Pasal 155 dan
Pasal 157 Rute s of Procedures Majelis Umum. ACABQ akan meneliti program budget
PBB dan akan membantu Komite Budget dan Administrasi (Administrative and Budgetary
Committee) yang merupakan Komite kelima Majelis Umum. Tahun 1946 juga dibentuk
Committee on Contribution yang mempunyai tugas dan memberikan saran pada Majelis
Umum mengenai masalah-masalah sehubungan kontribusi dalam rangka Pasal 19
Piagam PBB. Dalam lingkup PBB besarnya kontribusi para anggota ditentukan dalam
kriteria kemampuan untuk membayar (capacity to pay) ini didasarkan pada total
pendapatan nasional (total national income), pendapatan per kapita dan dari kenyataan
keadaan ekonomi disebabkan akibat adanya perang dan kemampuan untuk memperoleh
mata uang asing." Biaya-biaya organisasi akan dipikul oleh anggota menurut pembagian
yang ditetapkan oleh Majelis Umum (Pasal 17[2] Piagam PBB), di samping pendapatan
nasional, Majelis Umum telah memutuskan faktor-faktor lain yang akan dipakai sebagai
penetapan kontribusi suatu anggota, dengan Resolusi Majelis Umum 2118(XX), 21
" D . W . B o w e t t , opcit., h i m . 4 1 6 .
14 6 Pengantar Hu ku m Organisasi I n ternasional
" D . W . B o w e t t , opcit., h i m . 4 1 6 .
Pembiayaan Organisasi Internasional (Budget) ] 8 ]
""Untuk in. dapat d.baca "pendapat hukum" Mahkamah Internasional 20 Juli 1962
on Certain Expenses of the United Nations (ICJ Reports tahun 1962).
Dalam bab ini akan dibahas aturan-aturan yang mengatur fungsi dari suatu
organisasi internasional.
Setiap organisasi internasional mempunyai aturan-aturan yang merupakan hukumnya
sendiri. Bagaimana suatu organisasi internasional memperlakukan hukumnya tergantung
pada organisasi internasional itu sendiri. Sebagai contoh Uni Eropa hukumnya dapat
mempunyai dampak langsung pada hukum nasional negara anggotanya.
Dapat dipastikan suatu organisasi internasional mempunyai anggaran dasar sebagai
landasan bekerjanya organisasi internasional tersebut. Untuk perkembangan hukum
selanjutnya dari organisasi internasional tersebut tergantung pada keputusan yang dibuat
alat perlengkapan/organ dari organisasi internasional. Kewenangan dari suatu alat
perlengkapan/organ untuk membuat keputusan ditetapkan dalam anggaran dasarnya.
perjanjian multilateral pada umumnya menurut Henry G. Schermers 103 adalah: 1) Mem-
bentuk suatu badan hukum (creation of a legal person). 2) Pembatasan untuk reservasi
(limitation on reservation). 3) Pembaruan secara diam-diam (tacit renewaf).
Udak ada ketentuan untuk perubahan, konstitusi dapat diubah, ^at perlengkapan
utama/organ dari suatu organisasi inter- nasional dapat mengadakan penafsiran atas
ketentuan dalam konstitusi sesuai dengan tujuan organisasi; bila penafsiran itu tjdak
ditolak berarti negara anggota menyetujuinya dan penafsiran ltu akan mengikat.
Walaupun amandemen telah ditentukan alat perlengkapan ^arna/organ utama
mana dalam organisasi internasional itu yang erhak mengadakan amandemen,
kadang-kadang masih dibutuhkan adanya suatu sidang khusus (special review
conference), gunanya adalah mendapatkan suatu pandangan yang komprehensif
Un
tuk suatu perubahan. Sebagai contoh ketentuan dalam Pasal 109 Piagam PBB.
Pasal 109(1) menentukan:
A General Conference of the Members of the United Nations for the purpose of
reviewing the present Charter may be held at a date and place to fixed by two
thirds vote of the members of the general assembly and by vote of nine
members of the Security Council. Each member of the United Nations shall
have one vote in the conference.
Jadi berdasarkan Pasal 109(1) Piagam PBB, maka perubahan lagam PBB harus
dengan sidang Majelis Umum PBB yang Usulkan oleh dua per tiga anggota Majelis
Umum dan suara Sembilan anggota Dewan Keamanan. Sedangkan untuk perubah-
Vang ada disepakati oleh dua per tiga suara sidang dan akan r aku apabila
diratifikasi sesuai proses konstitusi oleh dua per
tjgg
anggota PBB termasuk segenap anggota tetap Dewan Keamanan (Pasal 109[2]
Piagam PBB).
Dari ketentuan tersebut suatu amandemen piagam melalui dua ^ahap 5 Pertama,
pemungutan suara yang diputus dalam sidang ajells Umum. Kedua, diratifikasi oleh
dua per tiga anggota PBB
termasuk kelima anggota tetap Dewan Keamanan. Namun di FAO amandemen anggaran
dasarnya hanya memerlukan step pertama, yaitu conference dapat mengadakan
amandemen anggaran dasar FAO atas persetujuan dua per tiga suara mayoritas itu
mewakili lebih dari suara setengah anggota FAO (Pasal 20 Konstitusi FAO).
14 6 Pengantar Hu ku m Organisasi I n ternasional
Dibutuhkan ratifikasi dari para anggota untuk amandemen suatu anggaran dasar
sebelum amandemen itu berlaku didasarkan pada perlunya ada kesepakatan (concent)
dari para anggota Prinsip kesepakatan (concent principle) berbeda dengan prinsip
legislatif (legislative principle).13
Kegiatan organisasi internasional dapat meliputi kegiatan intern dan kegiatan ekstern.
14 6 Pengantar Hu ku m Organisasi I n ternasional
Kegiatan Intern
Kegiatan intern organisasi internasional adalah hubungan organisasi internasional
dengan anggotanya sendiri. Dalam hal ini anggaran dasar suatu organisasi internasional
mengatur tentang fungsi dari suatu organisasi internasional. Dalam melaksanakan fungsi
yang ditentukan dalam anggaran dasar itu keputusan- keputusan yang lebih rinci akan
ditentukan oleh organisasi itu sendiri. Bahwasanya suatu organisasi internasional
mempunyai wewenang untuk membuat peraturan-peraturan yang dibutuhkan oleh
organisasinya. Dalam perkembangan organisasi internasional sesuai dengan
perkembangan masyarakat internasional, anggaran dasarnya merupakan dasar untuk
melakukan fungsinya dalam mengatur masalah-masalah baru yang dihadapi oleh
anggotanya. Untuk menjawab tantangan-tantangan baru itu organisasi internasional harus
menciptakan ketentuan baru melalui proses pembentukan hukum. Proses pembentukan
hukum dalam suatu organisasi internasional itu dapat berupa ketentuan hukum yang
diperlukan untuk hubungan internal, yaitu hubungan antara organisasi internasional
dengan anggotanya. Sedangkan hubungan ekternal adalah hubungan antara organisasi
internasional sebagai subjek hukum internasional dengan subjek hukum internasional
lainnya.
Hubungan internal menurut Henry G. Schermers setidak- tidaknya ada delapan
bidang106 di mana organisasi internasional dapat melaksanakan fungsinya untuk membuat
aturan dalam bidang:
1) Kewenangan untuk membuat aturan prosedural untuk organisasinya.
2) Alat perlengkapan/organ utama dapat membentuk alat perlengkapan/organ tambahan
(subsidiary organ).
3) Negara atau individu dapat dipilih sebagai anggota dari alat perlengkapan/organ
utama organisasi.
4) Internasional organisasi mempunyai kewenangan khusus sehubungan dengan
negara anggotanya. Organisasi internasional boleh menentukan untuk penerimaan,
penundaan hak-hak keanggotaan atau mengeluarkan keanggotaan dari organisasi
internasional.
5) Organisasi internasional mengesahkan budget dan aturan keuangan organisasi.
Landasan Hukum Suatu Organisasi Internasional ] g 5
Kegiatan Ekstern
Kegiatan ekstern suatu organisasi internasional dapat meliputi hubungan organisasi
internasional dengan organisasi internasional lainnya, atau hubungan antara organisasi
internasional tersebut dengan suatu negara. Hal itu dapat dilihat dari suatu kebijak sanaan
organisasi internasional itu sendiri. Namun demikian dalam hubungan ekstern itu tetap
harus selaras dengan apa yang ditentukan dalam anggaran dasarnya.
Dalam hubungan ekstern dibedakan antara: Rekomendasi, Deklarasi, Konvensi dan
Peraturan yang mengikat.
Rekomendasi
Dalam suatu organisasi internasional sering dipakai untuk suatu usul dari alat
perlengkapan/organ suatu organisasi internasional yang tidak mengikat. Istilah lain yang
dipakai adalah pendapat (opinion) atau nasihat (advice) Dalam beberapa organisasi
internasional untuk rekomendasi sering dipakai dengan istilah resolusi (resolutiori).
Rekomendasi biasanya ditujukan kepada negara anggota suatu organisasi internasional.
Namun ada kemungkinan suatu rekomendasi ditujukan kepada alat perlengkapan/organ
14 6 Pengantar Hu ku m Organisasi I n ternasional
suatu organisasi atau pada suatu organisasi internasional lainnya. Sebagai contoh
ECOSOC sering membuat rekomendasi yang ditujukan kepada Badan Khusus
(SpeciaJized Agencies), demikian juga Majelis Umum.
Permasalahannya apakah suatu resolusi mempunyai kekuatan mengikat secara
hukum9 Apakah kekuatan mengikat dari suatu resolusi terjadi ketika resolusi ini diterima
oleh mayoritas negara anggota? Jika jawabannya positif maka banyak Resolusi dari
Majelis Umum PBB harus dipertimbangkan sebagai keputus- an yang mempunyai
kekuatan mengikat secara hukum. Menuiut Henry G. Schermers 107 bahwa para ahli
hukum biasanya menambahkan dua persyaratan yang diperlukan untuk menentukan
sebagai peraturan yang mempunyai kekuatan mengikat. Persyaratan tersebut adalah:
adanya penerimaan resmi dari negara anggotanya atau mereka menerimanya sebagai
suatu peraturan yang mempunyai kekuatan mengikat secara hukum atau suatu
ketentuan dalam anggaran dasarnya menentukan bahwa suatu rekomendasi tertentu
mempunyai kekuatan mengikat. Sebagai contoh Pasal 25 Piagam PBB menentukan:
The members of tbe United Ncitions agree to accept and carry out the decisions of
the Securitv Councii in accordance with the present charter.
Keputusan-Keputusan Organisasi Internasional J 95
Jadi jelaslah menurut Pasal 25 Piagam PBB maka Resolusi Dewan Keamanan
sebagai keputusan yang mengikat secara hukum. Sedangkan Resolusi Majelis Umum,
dalam Piagam PBB tidak terdapat ketentuan yang secara jelas menyebutkan bahwa
Resolusi Majelis Umum sebagai keputusan yang mempunyai kekuatan mengikat. Menurut
FA. Whisnu Situni108 ada tiga cara pendekatan untuk memecahkan masalah ini, yaitu. 1.
"instant" customary law approach, 2. "new source" approach, 3. "grey zone" ("grey area")
atau "softlaw "approach.
Menurut aliran "new source approach" maka yang dipakai sebagai dasar daya
mengikat suatu Resolusi Majelis Umum adalah konsensus, maka resolusi mengikat
karena adanya konsensus.
3) "Grey area/zone" atau "soft law approach". Pendekatan ini tidak memutuskan
secara tegas apakah Resolusi Majelis Umum mempunyai kekuatan mengikat atau tidak.
Resolusi Majelis Umum ditempatkan antara keputusan yang mengikat (hukum) dan ke-
putusan yang tidak mengikat (bukan hukum). Menurut aliran ini resolusi itu sendiri bukan
merupakan hukum dan bukan non hukum dan ini disebut sebagai "soft law" Soft Law
dapat memiliki kekuatan mengikat secara yuridis apabila di dalamnya terkait kewajiban
moral, sehingga berdasarkan prinsip itikad baik (good faith) kewajiban moral tersebut
dapat beralih menjadi kewajiban hukum.109
Kritik terhadap pendekatan "grey area/zone" ini mengandung kepastian hukum yang
sangat rendah. Pendekatan ini akan memunculkan masalah baru, yaitu bila resolusi itu
mengandung kewajiban moral dan masyarakat internasional merupakan masyarakat
yang koordinatif, maka "kewajiban moral" akan diinterpretasikan sesuai dengan
kepentingan nasionalnya.
Jelaslah ketiga pendekatan tersebut belum memberikan jalan ke luar mengenai status
Resolusi Majelis Umum.
110
Pendapat Mochtar Kusumaatmadja, mengatakan bahwa Resolusi Majelis Umum
PBB mau tidak mau mempunyai pengaruh besar pada pembentukan suatu pendapat
umum yang tersebar di seluruh dunia apabila yang diputuskan itu me-
lw
F.A. Whisnu Situm. Aid, hlm. 87.
U0
Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum Internasional, Buku I, Cetakan Pertama
(Bandung: Binacipta, 1976), hlm 146-148.
nyangkut hal-haI yang bertalian dengan hukum seperti misalnya hak-hak asasi manusia,
kemerdekaan bangsa-bangsa dan hak bangsa-bangsa atas kekayaan alam di wilayah
negaranya, maka mau tidak mau keputusan-keputusan dengan demikian mempunyai
akibat terhadap pembentukan suatu pendapat umum (communis opinio) mengenai hal-hal
tersebut tadi yang memegang peranan penting dalam membina suatu kesadaran hukum
Keputusan-Keputusan Organisasi Internasional J 95
walaupun keputusan-keputusan tadi mungkin dalam tingkat pertama terdorong oleh motif-
motif politik ...walaupun keputusan Majelis Umum resolusi tidak mempunyai kekuatan
mengikat yang langsung, namun sepanjang mengenai persoalan- persoalan yang
menyangkut hukum, resolusi-resolusi tadi penting peranannya dalam membentuk apa
yang dinamakan unsur psikologis dalam hukum kebiasaan.
Mengingat besarnya keanggotaan Majelis Umum maka dapatlah dimengerti bahwa
Resolusi Majelis Umum sangat berpengaruh dalam pembentukan opini masyarakat
internasional.
Deklarasi (Declaration)
Suatu deklarasi akan dipergunakan untuk klarifikasi suatu keadaan/fakta yang ada di
mana dibutuhkan untuk suatu penerapan hukum. Sebagai contoh, suatu deklarasi adanya
keadaan yang mengganggu keamanan dan perdamaian internasional sehingga
dibutuhkan untuk penerapan Bab 7 Piagam PBB. Contoh lain, suatu deklarasi yang
dikeluarkan berdasarkan Pasal 18(2) Piagam PBB, sehubungan dengan pertanyaan
"soal-soal yang penting" sehingga diperlukan pemungutan suara dengan suara terbanyak
yang berjumlah dua per tiga dari anggota yang hadir dan memberikan suaranya.
Yang penting diperhatikan bahwa suatu deklarasi tidak dimaksudkan untuk
mengubah hukum. Ada kemungkinan deklarasi berisi kodifikasi dari suatu "hukum
kebiasaan internasional". Dalam hal ini deklarasi akan mengikat dan tetap mengikat bila
hukum kebiasaan internasional itu dikodifikasikan. Suatu perkembangan kebiasaan yang
secara hukum ditolak oleh suatu deklarasi tidak mungkin menjadi aturan hukum.
Kemungkinan bahwa suatu deklarasi mengikat bila deklarasi itu memuat "asas-asas
umum hukum" (general principles of law). Sebagaimana kita ketahui bahwa "asas-asas
umum hukum" sebagai sumber hukum internasional mengikat dan ini dapat
dikodifikasikan dengan deklarasi sebagaimana halnya hukum kebiasaan internasional.
Kepentingan untuk mengkodifikasikan "asas-asas umum hukum" sangat mendesak di
PBB. Hal ini disebabkan dunia menghendaki adanya pengaturan secara universal dalam
banyak bidang, tetapi tidak ada badan legislatif internasional. Kodifikasi dari asas-asas
198 Pengantar Hukum Organisasi In ternasional
umum hukum adalah suatu cara untuk mendapatkan suatu aturan hukum yang universal.
Sebagai contoh, Deklarasi PBB untuk Membatasi Segala Bentuk Diskriminasi (UN Decla-
ration on the Elimination of all Forms of Racial Discrimination) GA Resolution 1904 (XVIII).
Kemungkinan deklarasi mempunyai kekuatan mengikat karena deklarasi memuat
suatu penafsiran tertentu dari ketentuan yang terdapat dalam anggaran dasar suatu
organisasi internasional. Dalam anggaran dasar suatu organisasi ada ketentuan yang
memerlukan penjelasan lebih lanjut. Sebagai contoh misalnya dalam piagam ada
ketentuan "cinta damai" (peace loving) (Pasal 4[1] Piagam PBB), "pembagian geografis
secara adil" (equitable geographical distribution), ketentuan tadi membutuhkan pen-
jelasan lebih lanjut baik secara praktik yang terdapat dalam cara kerja PBB atau
dinyatakan dalam deklarasi. Deklarasi tadi merupakan penafsiran yang mengikat dari
suatu ketentuan yang ada. Deklarasi tersebut tidak menciptakan suatu hukum namun
hanya lebih menjelaskan. Jadi Majelis Umum mempunyai kewenangan untuk menafsirkan
ketentuan dalam piagam dengan adanya keputusan yang disetujui dengan suara
terbanyak. Seandainya ada keputusan yang tidak disetujui dengan suara terbanyak
namun ada kemungkinan keputusan Majelis Umum akan mempengaruhi kebijaksanaan
PBB untuk masa yang akan datang.
Sebagai contoh, Pasal 56 Piagam PBB menentukan bahwa anggota PBB akan
mengadakan kerjasama atau sendiri-sendiri demi tercapainya promosi untuk menghargai
hak-hak asasi manusia. Apa yang dimaksudkan dengan hak-hak asasi manusia dalam
Pasal 56 ini tidak disebutkan dalam Piagam PBB, namun kemudian dinyatakan dalam
Déclaration of Human Rights (GA Resolution 217[IH], 10 Desember 1948).
Pasal 1(1) menentukan . . .and for ihe suppression of ac/s of aggression... dan dalam
Piagam PBB tidak dijelaskan tentang apa yang dimaksudkan dengan tindak agresi itu.
Apa yang dimaksudkan dengan tindak agresi diberikan dengan adanya Resolusi Majelis
Umum No. 3314 (XXIX) (GA Resolution 3314(XXIX)) tertanggal 14 Desember 1974.
Ketentuan dalam Resolusi Majelis Umum No. 33 14 (XXIX) memberikan penafsiran lebih
lanjut dari kewajiban yang ditentukan anggota PBB untuk mencegah tindakan agresi.
Keputusan-Keputusan Organisasi Internasional J 95
Konvensi (Convention)111
Konvensi adalah suatu istilah yang dipakai untuk menyebutkan suatu perjanjian
internasional multilateral. Pada umumnya suatu perjanjian internasional dibentuk atas
kesepakatan perwakilan negara yang diberi wewenang untuk membuat perjanjian yang
akan mengikatkan negara peserta perjanjian internasional tersebut. Namun setelah ILO
terbentuk tahun 1919, sejak itu diterima bahwa draft untuk membuat perjanjian
internasional dapat juga berasal dari organisasi internasional. 112 Konvensi yang berasal
dari organisasi internasional sebagaimana sifat dari suatu
Konvensi merupakan tindakan hukum yang penting, barangkali ini merupakan suatu
pembentukan hukum yang penting dalam zaman modem ini.
Dalam organisasi internasional seperti ILO dalam anggaran dasarnya memuat
ketentuan alat perlengkapan/organ mana dalam organisasi itu yang mempunyai hak untuk
membuat konvensi (Anggaran Dasar ILO Pasal 19). Di ILO kongres umum (general
congress) yang mempunyai wewenang membuat konvensi.
Setelah Perang Dunia II di mana mulai bermunculan organisasi internasional maka
dalam anggaran organisasi internasionalnya ditentukan alat perlengkapan/organ mana
dalam organisasi internasional itu yang berhak membuat konvensi.
Dalam rangka PBB tidak terdapat ketentuan yang memberikan kewenangan bahwa
Majelis Umum mempunyai kewenangan membentuk konvensi, namun Majelis Umum
dalam praktiknya telah menentukan beberapa konvensi. 113 Sebagai contoh, dengan
Resolusi Majelis Umum No. 22 A (I) telah memutuskan Konvensi Hak-Hak Istimewa dan
Kekebalan UN (Com>ention on Privileges and Immunities of the UN), Resolusi Majelis
Umum 2200 (XXI) memutuskan Konvensi tentang Hak-Hak
hukum suatu konvensi tergantung pada ratifikasi dari para anggotanya. Namun konvensi
yang memuat ketentuan- ketentuan hukum yang ada, yang merupakan kodifikasi dari
ketentuan hukum yang ada (existing rule of ¡aw) akan mengikat para anggotanya. Hal ini
disebabkan karena negara anggota mempunyai kewajiban moral untuk
meratifikasikannya. Sebagai contoh, kodifikasi dari ketentuan hukum yang ada, misalnya
konvensi yang dibuat ole PBB, Konvensi Genocide, Konvensi Hubungan Diplomatik.
Konvensi Hubungan Konsuler, Konvensi Hukum Peijanjian. Konvensi-konvensi tadi berisi
ketentuan-ketentuan hukum yang ada dan merupakan hukum kebiasaan internasional.
Dipilihnya bentuk konvensi agar kekuatan mengikatnya lebih pasti. Namun ada juga
kodifikasi yang tidak memuat hukum kebiasaan internasional, tetapi memuat asas-asas
hukum (lega! principles), sebagai contoh Konvensi PBB tentang Landas Kontinen (UN
Convention on the
Continental Shelf). Konvensi tersebut tidak memuat hukum kebiasaan internasional, tetapi
masyarakat internasional memerlukan peraturan-peraturan hukum khusus. Konvensi
tersebut akan disetujui oleh mayoritas delegasi dari negara-negara anggota.
Dalam organisasi internasional yang bersifat universal sering mengundang bukan
anggota untuk ikut merumuskan draft konvensi terutama dalam konvensi yang akan
mengatur masalah hukum yang bersifat universal. Sebagai contoh, Konvensi tentang
Registrasi Objek- Objek yang Diluncurkan di Ruang Angkasa (UN Convention on the
Registration of Objects Latmched into Outer Space) memungkinkan organisasi
internasional yang mempunyai aktivitas tersebut diundang untuk berpartisipasi (Pasal 7
Konvensi).
semua bidang, tetapi adakalanya hanya untuk bidang-bidang tertentu. Namun walaupun
hanya pada bidang tertentu kekuatan mengikat keputusan tersebut dapat berdampak ke
luar, meliputi bidang- bidang yang ada hubungannya. Sebagai contoh, Pasal 25 Piagam
PBB menentukan:
The members of the United Nations agree to accept and carry
out the decisions of the Security Couneil in accordance with the
Present Charter.
Ketentuan Pasal 25 Piagam PBB dapat dihubungkan dengan Pasal 2(6) Piagam yang
menentukan:
The Organization shall ensure that States Which are not Members of the United
Nations act m accordance with these Principles so far as may be necessary for the
maintenance of international peace and security.
Jadi dalam kaitannya dengan keputusan Dewan Keamanan PBB tentang perdamaian
dan keamanan internasional mengikat para anggota dan bagi negara nonanggota PBB
berdasarkan Pasal 2(6) Piagam PBB harus bertindak sesuai dengan keputusan Dewan
Keamanan. Contoh lain di mana suatu keputusan organisasi internasional juga mengikat
pihak lain yang bukan anggota. Sebagai contoh anggaran dasar dari Organization of Arab
Petroleum Exporting Countries (OAPEC), Pasal 3 menentukan bahwa keputusan dari
Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) mengikat semua anggota
OAPEC, apakah dia anggota OPEC atau bukan.
Ada kemungkinan dalam suatu organisasi internasional memutuskan sesuatu untuk
individu tanpa melalui negara nasional si individu tadi. Sebagai contoh Council dari
Masyarakat Eropa (European Communities) dapat mengeluarkan aturan yang mengikat
individu dalam hal individu tadi sebagai pelaku dalam pasar bersama (common market).
Suatu keputusan (decision) dari suatu organisasi internasional diartikan bahwa
keputusan tersebut sebagai keputusan yang mengikat bagi suatu negara atau kepada
individu di mana keputusan tersebut ditujukan. Jadi keputusan suatu organisasi
internasional itu dapat ditujukan kepada pemerintah atau kepada individu.
Di samping keputusan yang bersifat khusus suatu organisasi internasional dapat
membuat keputusan yang merupakan aturan umum [general regulations) yang berlaku
dan untuk seluruh negara anggota dan dapat diterapkan secara langsung. Sebagai
Keputusan-Keputusan Organisasi Internasional J 95
contoh, ICAO memutuskan peraturan yang berlaku dan mengikat semua pesawat yang
terbang melintasi laut bebas, semua negara anggota terikat untuk melaksanakannya dan
menjamin bahwa semua orang tidak akan melanggarnya (ICAO Pasal 12 Anggaran
Dasarnya). Standar ICAO untuk lisensi personal mengikat individu (Pasal 39 dan 40
Anggaran Dasarnya).
Beberapa asas-asas umum hukum telah merupakan bagian dari hukum internasional
dan telah diakui sebagai "peremptory norm" dari hukum internasional (Pasal 53 dan 64
Konvensi Wina tentang Perjanjian Internasional). Di samping itu terdapat asas-asas
umum hukum yang dipratikkan sebagai tambahan dari sumber-sumber hukum yang
dipergunakan dalam organisasi internasional. Sebagai contoh, Mahkamah Internasional
(ICJ) dalam "Reparation for Injuries Case" telah membuat suatu asas-asas umum hukum
dalam keputusannya.
11
Hubungan Eksternal
kemanusiaan. 2) Pada organisasi internasional dalam bidang kerja- sama teknis, seperti
UPU dan ITU, negara nonanggota juga sering menerapkan aturan-aturan teknis yang
berlaku bagi negara anggota organisasi tersebut. 3) Negara nonanggota sering
mengadakan perjanjian bilateral dengan organisasi internasional, sebagai contoh, PBB
membuat perjanjian dengan Swiss tentang adanya Gedung PBB yang berada di Swiss.
Austria, sebagai negara tuan rumah untuk OPEC.
Perjanjian Internasional
Diadakan oleh organisasi internasional dengan subjek hukum internasional lainnya.
Dalam membicarakan organisasi internasional sebagai subjek hukum internasional telah
dibicarakan kemampuan organisasi internasional untuk mengadakan perjanjian
internasional.
Hubungan Diplomatik
internasional dapat menerima delegasi negara anggota? Untuk menjawab pertanyaan ini
haruslah diingat bahwa organisasi internasional tidak mempunyai wilayah.
Dalam praktik ada negara seperti Tanah Suci (Holy See) menerima perwakilan
diplomatik negara sahabat di wilayah negara Itali berhubung wilayah Tanah Suci sangat
terbatas untuk menerima perwakilan diplomatik.
Dalam Konvensi Wina tentang Perwakilan Negara dalam kaitannya dengan
organisasi internasional yang bersifat universal (Vienna Convention on the
Representation of States in their Relation with International Organization of Universal
Character) tahun 1975, Pasal 5 menentukan bahwa negara anggota dapat mengirimkan
utusan tetap pada organisasi, bila peraturan organisasi internasional itu memungkinkan.
Jika tidak ada peraturan lain yang dibuat dalam organisasi internasional tersebut atau
dalam peraturan antara organisasi internasional itu dengan negara tuan rumah, negara
anggota tidak memerlukan izin dari negara tuan rumah ataupun organisasi internasional
tersebut.
Pengiriman perwakilan secara permanen pada suatu organisasi internasional telah
biasa dipraktikkan pada saat LBB. Beberapa pemerintah negara anggota mengirimkan
perwakilan tetapnya di Jenewa pada tahun-tahun pertama berdirinya LBB. Ada juga
beberapa negara anggota yang memerintahkan perwakilan di Bern atau Paris atau
Konsulnya di Jenewa untuk bertindak sebagai pejabat penghubung. Ternyata praktik ini
sangat berharga dalam hubungannya antara negara anggota dan LBB. Praktik ini, yaitu
pengiriman misi permanen di New York kemudian dilanjutkan pada PBB, terutama
kepentingan untuk mengirimkan misi permanen di Dewan Keamanan disebabkan Dewan
Keamanan akan bersidang secara terus-menerus, untuk itu dibutuhkan adanya misi
permanen negara anggota Dewan Keamanan di New York. Sejak tahun 1948
dikembangkan penetapan perwakilan tetap dari para negara anggota di PBB.
Dengan Resolusi Majelis Umum No. 257(111) tanggal 3 Desember telah
merekomendasikan bahwa credensial dari perwakilan tetap ke PBB harus dikeluarkan
oleh kepala negara, atau kepala pemerintahan atau perdana menteri atau menteri luar
negeri yang ditujukan kepada sekretaris jenderal. Sejak saat itu lembaga perwakilan
210 Pengantar Hukum Organisasi In ternasional
tetap telah diterima secara umum (Konvensi Wina tahun 1975 tentang perwakilan suatu
negara dalam kaitannya dengan organisasi internasional yang bersifat universal).
Terlepas dari perwakilan tetap di PBB yang ada di New York, perwakilan tetap dikirim
oleh negara anggota untuk perwakilan di organisasi internasional yang berada di kota
lain, sebagai contoh perwakilan PBB di Jenewa, diakreditasikan di perwakilan PBB di
Jenewa, di Paris diakreditasi ke UNESCO atau ke the Organization of Economic Co-
operation and Development, di Wina diakreditasikan ke IAEA atau ke UNIDO. Bagi
Negara nonanggota, Gerakan Pembebasan (Liberation Movement) dan keanggotaan
sebagian (partial member) juga dimungkinkan untuk mempunyai perwakilan tetap
(Konvensi Wina tahun 1975, Pasal 5,7). Sebagai contoh, Gerakan Pembebasan
Palestina (PLO) mempunyai perwakilan di PBB di New York.
Dalam organisasi internasional yang bersifat universal perwakilan nonanggota
disebut sebagai "permanent observer mission". Dalam sistem PBB permanent observer
mission boleh berpartisipasi dalam aktivitas PBB, namun tidak mempunyai hak suara.
Sedangkan di Masyarakat Eropa, permanent observer mission ini tidak mempunyai akses
ke alat perlengkapan/organ Masyarakat Eropa.
Selain perwakilan tetap bagi negara nonanggota maka organisasi internasional
dimungkinkan juga mempunyai perwakilan tetap di organisasi internasional lainnya.
Perwakilan tetap organisasi internasional ini tidak mewakili negara, mereka mempunyai
tugas sama sebagai badan publik dan mereka juga boleh mengklaim hak-hak istimewa
dan kekebalan melalui perjanjian khusus. Sebagai contoh OAS, Council Eropa,
Masyarakat Eropa mempunyai observer permanen di PBB.
Perwakilan permanen dari suatu organisasi internasional dapat diakreditasi pada
beberapa organisasi internasional lainnya pada saat yang sama. Negara-negara "kecil"
sering juga menunjuk perwakilan tetapnya untuk beberapa organisasi internasional (Pasal
8(1) Konvensi Wina tahun 1975). Menurut Pasal 8(3) Konvensi Wina tahun 1975
menetapkan bahwa dua atau lebih negara dapat menunjuk orang yang sama sebagai
kepala perwakilan untuk organisasi internasional yang sama. Prosedur penunjukan
Hubungan Eksternal 2 15
perwakilan tetap bagi negara nonanggota atau organisasi internasional sama dengan
perwakilan tetap negara anggota.
Perbedaan antara misi diplomatik untuk perwakilan tetap di organisasi internasional
dan misi diplomatik dalam rangka hubungan antarnegara. Sama dengan misi tetap di
organisasi internasional.117
Menyangkut hubungan triparti antara negara pengirim, negara tuan rumah dan
organisasi internasional. Hubungan ini terutama menyangkut tentang masalah hak-hak
istimewa (privileges) dan hak kekebalan (immunity).
Salah satu perbedaan kesepakatan dari negara tuan rumah secara normal tidak
dipersyaratkan untuk menerima seseorang sebagai anggota delegasi. Menurut perjanjian
Markas Besar PBB (the Headquarters Agreement) Pasal 5, dan Pasal 4 Konvensi tentang
Hak-Hak Istimewa dan Kekebalan (Convention on the Privileges and Immunities of the
UN), hak-hak istimewa dan kekebalan secara otomatis diberikan pada pejabat yang
ditunjuk oleh negara anggota PBB sebagai staf diplomatik perwakilan tetap. Jika ada
anggota dari misi diplomatik yang diakreditasi- kan pada suatu organisasi internasional di
personanongratakan, masalah itu tidak hanya mengakibatkan buruknya hubungan antara
dua negara tetapi juga hubungan dengan organisasi internasional itu sendiri dengan
salah satu negara anggotanya.
Hubungan antara perwakilan tetap di organisasi internasional di mana perwakilan
tersebut diakreditasikan akan lebih dekat dibandingkan dengan hubungan diplomatik
antara negara. Meskipun suatu misi boleh bertindak atas nama suatu negara anggota
dalam kapasitasnya sebagai counterpart dalam suatu organisasi internasional (misalnya
dalam negosiasi bantuan teknik yang diberikan oleh organisasi internasional), dalam hal
ini ia bertindak atas nama negara anggota sebagai salah satu elemen
11?
Henry G. Schermers, op.cil., him. 911-912.
dari organisasi internasional, misi itu tidak bertindak sebagai hubungan eksternal tetapi
sebagai menjalankan fungsinya dalam struktur organisasi. Hubungan dekat antara
organisasi dan misi tetap di organisasi di mana ia diakreditasikan merupakan perbedaan
212 Pengantar Hukum Organisasi In ternasional
antara perwakilan tetap di organisasi internasional dan misi diplomatik pada suatu
negara.
Perbedaan ketiga fungsi dari suatu misi tetap pada organisasi internasional
dengan misi diplomatik suatu negara terletak pada tugasnya. Tugas penting dari suatu
perwakilan tetap di organisasi internasional adalah mengoordinasikan perwakilan-
perwakilan nasional dalam bermacam alat perlengkapan/organ yang ada di organisasi
internasional. Perwakilan tetap sebagai pusat pelayanan untuk aktivitas nasional pada
organisasi internasional di mana ia diakreditasikan.
Perbedaan keempat ada pada peraturan pengutamaan (rules of precedence). Di
dalam sistem PBB sidang di PBB tidak hanya antara diplomat tetapi juga antara kepala
negara, kepala pemerintahan dan delegasi, presiden dan alat perlengkapan/organ PBB.
Sekretariat PBB membuat aturan pengutamaan lebih detail, yang kadang berbeda
dengan sistem yang ada untuk hubungan diplomatik. Sebagai contoh, dalam hubungan
diplomatik antar- negara, maka penerimaan perwakilan terhitung sejak tanggal perwakilan
itu diterima di ibu kota negara di mana diakreditasi, sedangkan di PBB misalnya di Majelis
Umum PBB tergantung pada pengaturan tempat duduk (seating arrangement).
Pengaturan tempat duduk ini didasarkan pada alfabetis nama negara (dalam bahasa
Inggris) dimulai dengan negara yang diberi kesempatan untuk memilih berdasarkan lotre.
Prosedur Pengiriman Corps Diplomatik dari Suatu Organisasi Internasional
Pengiriman corps diplomatik dari suatu organisasi internasional membutuhkan: 1.
Penerimaan dari negara penerima. 2. Keputusan dari alat perlengkapan/organ organisasi
yang mempunyai wewenang untuk pengiriman corps diplomatik.
Suatu organisasi internasional mengirimkan utusannya ke negara anggota untuk
kepentingan: (a) Misi pembangunan, (b) Misi untuk kepentingan lain. (c) Membentuk
komite nasional.
Misi untuk Pembangunan
Bantuan teknis adalah merupakan suatu bidang yang ditangani sejak tahun 1950.
Bantuan teknis adalah suatu program yang harus dilaksanakan dan telah direncanakan.
Hubungan Eksternal 2 15
Misi untuk kepentingan lain ini, misalnya PBB mempunyai Pusat Informasi di negara
anggota (United Nations Information Centre-UCAC) yang mempunyai tugas untuk
memberikan informasi tentang PBB di negara anggota.
Organisasi internasional juga dapat membentuk misi untuk tugas lain di samping
tugas pembangunan atau tugas informasi. Sebagai contoh, Sekjen PBB tahun 1958
mengirimkan misi khusus ke Jordan untuk mengamati pelaksanaan Resolusi Majelis
Umum 1237(ES-M).
Komite Nasional
Beberapa organisasi internasional membentuk Komite Nasional, komite ini bertindak
sebagai representatif untuk melindungi kepentingan organisasi internasional di negara
anggota. Tugas dari Komite Nasional itu berubah sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Sebagai contoh, Komite Nasional dalam rangka FAO, mempunyai tugas sebagai alat
untuk koordinasi dari kegiatan-kegiatan negara anggota di FAO sesuai dengan
kepentingan dan keadaan negaranya. Dalam beberapa hal Komite Nasional diawasi oleh
pemerintah negaranya. Contoh lain, Direktur Meteorologi dari suatu negara anggota,
merupakan penghubung antara WMO dan negara anggotanya.
dari militer dan sipil, untuk membantu Pemerintah Kongo sampai Pemerintah Kongo
dapat menjalankan tugasnya, ONUC ini sebagai organ PBB untuk membantu agar
hukum Kongo dapat dilaksanakan dan ditegakkan di Kongo. PBB dan Badan Khususnya
bertindak menjalankan kewenangan Pemerintah Kongo selama Pemerintah Kongo belum
dapat menjalankan tugasnya.
Boer Mauna, Hukum Internasional, Pengertian, Peranan dan Fungsi Dalam Era
ll5
Misi khusus PBB juga pernah dikirim untuk Indonesia dalam kasus Irian Barat dalam
bentuk administrasi sipil. Dalam usaha mengembalikan Irian Barat ke Indonesia telah
diadakan Perjanjian antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Belanda yang
ditandatangani di New York tanggal 15 Agustus 1962 dan diajukan ke Majelis Umum
tanggal 21 September 1962120 (Resolusi Majelis Umum PBB No. 1752 [XVTI] 21
September 1962). Berdasarkan Perjanjian New York tersebut memberikan wewenang
utusan PBB untuk menjalankan administrasi sipil, yaitu United Nations Temporary
Executive Authority (UNTEA) dari tanggal 1 Oktober 1962 sampai 30 April 1963. Pada
tanggal 1 Mei 1963 wewenang UNTEA atas Irian Barat diserahkan pada Pemerintah
Indonesia. Utusan PBB untuk Cyprus ditentukan tahun 1964 dengan Resolusi Dewan
Keamanan 186 (tahun 1964). Utusan PBB dikirim untuk membantu Pemerintah Cyprus
menegakkan keamanan di Cyprus, tenaga militer dan polisi direkrut dari sembilan
anggota PBB yang berbeda-beda.121
Contoh lain, akibat peristiwa Perang Teluk, PBB membentuk Komisi Observasi PBB
(United Nations Irak-Kuwait Observation Mission- UN IK O M) pada bulan April 1991
(Resolusi Dewan Keamanan No. 687 dan 689, 1991).
Pada peristiwa di bekas Yugoslavia berdasarkan Bab 7 membentuk UNPROFOR
(United Nations Protection Force in Former Yugoslavia) tugas utamanya mengawasi
peraturan militer di Kroatia, Bosnia-Herzegovina dan Macedonia.
Di Kampuchea dibentuk UNTAC (UnitedNations Transnational
Pemerintah Cina untuk melepaskan anggota dari angkatan Amerika Serikat yang menjadi
anggota dari Pasukan PBB (UN Force) yang ditahan oleh Cina. Pada saat itu walaupun
Cina tertulis sebagai anggota PBB, tetapi pada saat itu yang mewakili keanggotaan Cina
di PBB adalah bukan RRC tetapi Taiwan.
PBB, PBB telah mengadakan perjanjian tentang Markas Besar PBB di Jenewa
(Headquarter agreement). Pengakuan PBB terhadap Byelorussia
l!3
S\viss diterima sebagai anggota PBB sejak tahun 2002, sebelumnya Swiss hanya
sebagai negara peninjau di PBB bukan sebagai anggota PBB.
dan Ukraina diberikan tidak didahului oleh pengakuan negara lainnya terhadapnya.
Kedua negara tersebut telah diterima sebagai anggota PBB dan keduanya telah
berpartisipasi dalam konferensi yang diadakan oleh PBB dalam suatu perjanjian
internasional.
Pengakuan suatu negara terhadap pemerintahan erat kaitannya dengan negara yang
menjadi anggota dari suatu organisasi internasional. Jika suatu organisasi internasional
telah menerima suatu negara sebagai anggotanya, maka tidak dapat dihindari bahwa
organisasi internasional harus mengadakan hubungan dengan pemerintah negara
anggota, harus menerima delegasinya, menerima korespondensinya. Permasalahan
akan timbul bila dalam negara tersebut terdapat dua pemerintahan. Permasalahannya
bagi organisasi internasional adalah pemerintahan yang manakah yang akan diakui
sebagai pemerintah yang sah yang mewakili negaranya? Organisasi internasional harus
memilih pemerintahan mana yang akan diakui. Ini erat kaitannya dengan credential
delegasi yang akan mewakili di organisasi internasional tersebut.
15D.J. Harris, Cases and Materials 011 International Law, Third Edition, (London: Sweet & Maxwell, 1983), hlm. 114-121.
Hubungan Eksternal 2 15
Dalam menjawab permasalahan ini maka klaim dapat diajukan berdasarkan hukum
internasional. Klaim terhadap organisasi internasional ini dapat diajukan apabila klaim
internasional itu bila telah ditempuh cara "exhaustion domestic remedies'".
"Exhaustion domestic remedies" dalam suatu organisasi internasional yang secara
normal berarti bahwa klaim telah diajukan ke alat perlengkapan/organ yang berwenang
dalam organisasi internasional tersebut. Sebagai contoh, ketika diadakan operasi ONUC
di Kongo menyebabkan kerugian pada individu 1400 klaim dari warga negara Belgia
diajukan ke PBB. 581 Klaim diterima oleh PBB dan PBB membayar kerugian ke Belgia
dan Belgia mempunyai tugas untuk mendistribusikannya kepada warga negaranya yang
berhak. Contoh lain, menurut Convention on International Liability for Damage Caused by
Space Objects (GA Resolution 2777(XXVI), organisasi internasional dan anggotanya
bergabung dan bersama-sama bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh
aktivitas di angkasa oleh organisasi, tetapi klaim pertamanya harus diajukan ke
organisasi internasional (Pasal 22 Pasal 3).126
230 Pengantar Hukum Organisasi In ternasional
Mengeluarkan Paspor
Suatu perjanjian internasional, teks resmi, tanda tangan peserta dan dokumen
ratifikasi harus disimpan, biasanya pada salah satu dari negara pihak. Pada saat ini
depository perjanjian internasional secara bertahap di alihkan ke organisasi internasional.
Alasannya karena organisasi internasional lebih mudah mengadakan hubungan dengan
negara anggotanya, mempunyai administrasi yang khusus, organisasi internasional lebih
Hubungan Eksternal 2 15
Liga Bangsa-Bangsa
Suatu contoh dari suatu organisasi internasional yang tujuan komprehensif adalah
Liga Bangsa-Bangsa (LBB). Pecahnya Perang Dunia I (tahun 1914-1919) merupakan
saat yang penting sekali bagi pertumbuhan organisasi internasional. LBB yang didirikan
berdasarkan kovenen (anggaran dasar). Kovenen LBB ini merupakan bagian
pendahuluan dari perjanjian perdamaian yang mengakhiri Perang Dunia I. Terbentuknya
LBB merupakan saat yang sangat penting bagi perkembangan organisasi internasional
,:l
H e n r y G . S c h e r m e r s , ibid, h l m . 9 4 6 .
Hubungan Eksternal 2 15
,:l
H e n r y G . S c h e r m e r s , ibid, h l m . 9 4 6 .
Hubungan Eksternal 2 15
yang berupa nasihat {advisory opinion) atas suatu masalah yang diajukan oleh
Majelis atau oleh Konsil.
3. LBB juga dibebani tugas untuk mengurus daerah-daerah mandat. Setelah Perang
Dunia I berakhir dengan dikalahkannya negara-negara musuh oleh sekutu, timbul
masalah tentang bekas daerah jajahan (koloni) yang dimiliki oleh negara musuh.
Pertanyaannya: Apakah akan dibagikan kepada negara- negara sekutu yang menang
perang? Atas prakarsa Presiden Wilson (AS) mengenai bekas jajahan negara yang kalah
perang dalam Perang Dunia I harus diselesaikan, usulnya: a. Jangan sampai timbul
perselisihan internasional akibat pembagian daerah bekas jajahan negara yang kalah
perang, karena perselisihan yang timbul dapat mengakibatkan pecahnya perang. . b.
Prinsip nonaneksasi (non-annexation policy), artinya jangan sampai dijadikan derah
integral dari negara-negara yang menang perang. Berdasarkan pertimbangan tersebut di
atas, maka negara- negara sepakat bahwa daerah bekas jajahan negara yang kalah
perang diletakkan di bawah sistem Mandat Perumusan dari sistem Mandat dituangkan
dalam Pasal 22 Kovenen LBB. Oleh karena kemajuan penduduk di bekas jajahan negara
yang kalah perang itu tidak sama/berbeda-beda, ada yang telah maju dan ada yang
masih rendah peradabannya, maka penyelesaian masalahnya juga berbeda-beda. Hal
yang penting dengan sistem
mandat ini adalah bahwa daerah bekas jajahan yang kalah perang pada akhirnya akan
mendapat kemerdekaan dengan bimbingan negara mandataris yang ditunjuk oleh LBB.
Dalam sistem mandat tersebut dibedakan antara mandat A, mandat B, dan mandat C.
Mandat A adalah daerah yang paling maju, mandat B adalah daerah yang kurang maju,
dan mandat C adalah daerah yang paling rendah tingkat peradabannya.
Daerah Mandat A
Yang termasuk daerah mandat A:
1. Turki : Jika kita melihat pada peradabannya maka sebenarnya Turki telah setaraf
dengan Eropa.
238 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
Daerah Mandat C
Penduduk daerah mandat C ini dianggap masih sangat rendah peradabannya dan
negara mandataris dapat memerintah daerah ini menurut peraturan hukum dari
negaranya. Yang termasuk daerah mandat golongan C ini adalah Afrika Barat Daya
(Namibia) di bawah mandataris Afrika Selatan. 128 Semua di bawah mandataris Selandia
Baru (telah merdeka).
Pulau Nauru di bawah mandataris Inggris, Australia dan Selandia Baru, Papua New
Guinea (PNG) di bawah mandataris Australia telah merdeka. Ketentuan-ketentuan
mengenai sistem mandat yang dianut oleh LBB memberikan dorongan serta dukungan ke
arah berakhirnya sistem penjajahan, yang kemudian merupakan suatu asas yang dianut
oleh PBB.129
,:l
H e n r y G . S c h e r m e r s , ibid, h l m . 9 4 6 .
Hubungan Eksternal 2 15
""Mengenai masalah Afrika Barai Daya (Namibia) baca artikel Sidik Suraputra.
Masalah Namibia dalam Hukum Internasional, Hukum dan Pembangunan No. 4 tahun ke
VH, Juli 1977, hlm'. 42 dan seterusnya.
"'Sumaryo Suryokusumo, Hukum Organisasi Internasional hlm. 6.
internasional kurang menghargai LBB sebagai organisasi internasional dan kurang
menghargai kovenen sebagai dasar hukum bagi kelangsungan kerjasama internasional.
Dalam kerjanya LBB mengalami banyak rintangan sehingga kurang berhasil.
Kelemahan-kelemahan LBB di antaranya adalah:
1) Ditinjau dari segi konstitusional LBB mempunyai kelemahan yuridis. Sebagaimana
kita ketahui kovenen menjadi satu (bagian yang tak terpisahkan) dari perjanjian
perdamaian Versailles. Keadaan ini menimbulkan kesulitan dan menimbulkan
kesan bahwa LBB merupakan alat bagi negara yang menang perang, walaupun
pada akhirnya LBB menerima juga negara-negara yang kalah perang.
2) Peraturan unammity (suara bulat) merupakan penghalang, ini terbukti dengan
pemungutan suara di Assembly bergerak ke simple majority (suara terbanyak).
3) Kekuasaan eksklusif dari Dewan Keamanan dan Majelis Umum, ternyata
merupakan persaingan antara kedua alat perlengkapan tersebut.
4) Kekuasaan Dewan Keamanan sangat luas, meliputi selain masalah keamanan
dan politik tetapi juga meliputi masalah-masalah ekonomi, sosial, mengawasi
daerah mandat dan lain-lain.
5) Masalah amandemen kovenen melalui proses yang sangat sukar dan kabur
karena harus diratifikasi oleh anggota Dewan Keamanan dan mayoritas anggota
di Assembly (Pasal 26 Kovenen LBB).
6) Kebijaksanaan yang memperbolehkan anggota mengundurkan diri (Pasal 1(3),
Pasal 16(4), Pasal 26(2) Kovenen LBB), timbullah pertanyaan apakah hal ini tidak
bertentangan dengan tujuan universal LBB. 7) Sanksi yang sistemnya dipusatkan
pada Dewan Keamanan adalah tidak efektif (Pasal 15). Selain kelemahan dalam bidang
240 Pengantar Hukum Organisasi Internasional
konstitusional LBB tidak berhasil dalam tujuannya untuk mencapai sifat universal, hal ini
disebabkan karena Amerika Serikat sebagai negara besar dan negara yang menjadi
sponsor berdirinya LBB, tetapi tidak menjadi anggota LBB.
Demikian pula negara-negara seperti Jepang, Jerman, dan Italia dengan mudah
menyatakan diri keluar dari LBB. Dalam bidang keamanan LBB juga mengalami
kegagalan, sebagai contoh:
a) Tahun 1921 ada perselisihan antara Albania dan Yugoslavia tentang perbatasan. Hal
ini semestinya menjadi wewenang council LBB. Council mula-mula tidak bertindak
apa-apa, hanya setelah Assembly menerima rekomendasi dari "Conference of
Ambassadors" (yaitu duta besar dari Amerika Serikat, Itali, Jepang, Inggris di Paris
ditambah dengan wakil dari Perancis yang mempunyai tugas untuk melaksanakan
perjanjian perdamaian). Assembly meminta pada council untuk segera mengambil
tindakan. Council akhirnya mengirimkan komisi penyelidik (bulan November 1921).
Hasil dari komisi tersebut bahwa tapal batas Albania 1913 yang diakui dan ini disetujui
oleh Yugoslavia. Di sini kelihatan bahwa council sangat dipengaruhi oleh Conference
of Ambassadors.
b) Peristiwa lain yang merupakan tantangan bagi LBB adalah peristiwa Corfu, di mana
seorang anggota Boundarv Commission dari Conference of Ambassadors yang berke-
bangsaan Itali untuk menetapkan tapal batas antara Albania dan Yunani terbunuh. Itali
meminta pertanggungjawaban atas peristiwa tersebut terhadap Yunani. Reaksi akan
terbunuhnya pejabat Itali tersebut, Musolini yang saat itu berkuasa di Itali
memerintahkan untuk melakukan penyerangan dan menduduki wilayah Yunani,
sebelum council LBB mengambil tindakan berdasarkan wewenangnya sebagaimana
ditentukan pada Pasal 14-15 kovenen. Menurut Itali, conference of ambassadors- lah
yang berwewenang untuk menangani masalah ini dan bukan council. Conference of
ambassadors memutuskan bahwa Yunani harus memberi ganti rugi pada Itali dan
agar bala tentara Itali ditarik dari wilayah Yunani.
Dari contoh di atas terlihat bahwa walaupun persoalan tersebut merupakan wewenang
dari council, tetapi persoalan tersebut ditangani oleh conference of ambassadors dan Itali
,:l
H e n r y G . S c h e r m e r s , ibid, h l m . 9 4 6 .
Hubungan Eksternal 2 15
pelanggaran atas daerah demiliterisasi yang telah disetujui merupakan sama dengan
serangan terhadap Belgia dan Prancis. Keputusan dari council bahwa Jerman telah
melanggar perjanjian Locarno dan menyatakan pandangan bahwa suatu negara harus
menaati kewajibannya untuk tidak mengadakan intervensi terhadap pihak lain.
Pada Desember tahun 1939, LBB mengusir Uni Soviet sebagai anggota LBB karena
Uni Soviet melancarkan agresi terhadap Finlandia. Council LBB tidak mampu untuk
bertindak melerai perselisihan yang timbul antaranggotanya, dalam perselisihan antara
Jerman dan Czech pada tahun 1938 tidak dibicarakan di council. Pada waktu timbul
sengketa antara anggota, dan perang kemungkinan pecah, negara anggota LBB lainnya,
satu sama lain menyatakan sebagai negara netral. Dalam perdebatan di Assembly
terekam bahwa mayoritas negara anggota menyatakan bahwa mereka bebas dari
kewajiban untuk menentang agresi. Pasal 16 kovenen tidak mempunyai arti 133 (sebagai
suatu ketentuan yang telah mati).
Sebagai puncak kegagalan LBB adalah pecahnya Perang Dunia U bulan Septembar
tahun 1939. Hal ini ironis sekali karena negara-negara yang menyerang adalah negara-
negara yang seharusnya menyelesaikan sengketa mereka berdasarkan kovenen LBB,
tetapi mereka malah menjadi negara yang memulai perang.
Walaupun dari segi perdamaian dan keamanan LBB kurang berhasil, namun pada
bidang-bidang tertentu LBB telah berhasil, misalnya berhasil membuat konvensi tentang
cek dan wesel tahun 1930 yang banyak diikuti oleh banyak negara. Dalam bidang
penanganan pengungsi, council tahun 1921 telah membentuk High Commissioner for
Refugees mempunyai wewenang untuk
'"Goodspeed, loc.cit.
mengurangi penderitaan pengungsi karena mereka merupakan orang yang tidak
mempunyai rumah akibat perang, misalnya pengungsi Rusia, Armenia, Yunani, Turki dan
lain-lain. Walaupun masalah pengungsi bukan merupakan bidang yang ditentukan dalam
kovenen ataupun dalam perjanjian perdamaian, tetapi penderitaan yang dialami karena
menyelesaikan secara damai perselisihan-perselisihan di antara mereka Goodspeed, The Mature and Function of International Organization (New
York. Oxford University Press), him 59.
,:l
H e n r y G . S c h e r m e r s , ibid, h l m . 9 4 6 .
Hubungan Eksternal 2 15
Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB)
kalangan Private Group Amerika. Misalnya tahun 1939 terbentuklah apa yang disebut
dengan Commission (o Study the Organization of Peace. Tahun 1942 didirikan suatu
komite Posi War of Internationa/ Problems. Pernyataan-pernyataan dari komite inilah
yang merupakan dasar untuk mendirikan suatu organisasi internasional.
Di samping usaha-usaha pihak swasta pembicaraan- pembicaraan antara
negarawan-negarawan juga sangat penting untuk mendorong segera terbentuknya
organisasi internasional. Misalnya, pembicaraan yang diadakan pada tanggal 13 Agustus
1941 antara Rosevelt dan Churchill telah menghasilkan apa yang terkenal sebagai
Atlantic Charter. Hal yang penting dari Atlantic Charter tersebut adalah jaminan bahwa
seluruh umat manusia harus hidup bebas dari ketakutan dan kekurangan dalam
penyelesaian sengketa penggunaan kekerasan harus dihindari dan perlu adanya sistem
dari keamanan bersama {general security). Walaupun dalam Atlantic Charter tersebut
tidak secara khusus dikemukakan tentang pembentukan organisasi internasional yang
baru namun pernyataan dari kedua pemimpin tersebut menunjukkan bahwa mereka telah
memikirkan kemungkinan pembentuk- kan dari organisasi internasional yang
menggantikan fungsi dari LBB.
Pada tanggal 1 Januari 1942 dikeluarkan suatu deklarasi yang terkenal sebagai
"Declaration of the United Nations" yang ditandatangani oleh Rosevelt, Churchill, Litvinov
dari IJSSR dan Soong dari Cina. Keempat negara telah menyetujui adanya program
umum dengan prinsip-prinsip dan maksud untuk melengkapi Atlantic Charter dan mereka
menyetujui akan melawan musuh secara bersama-sama. Negara-negara yang
menandatangani Deklarasi tersebut adalah 26 negara, terdiri: 2 negara dari Amerika
Utara (Amerika Serikat, Kanada), 9 negara dari Amerika Tengah dan Selatan (Kosta
Rika, Kuba, ■ Republik Dominika, El Salvador, Guatemala, Haiti, Honduras, Nikaragua
dan Panama), 10 dari negara Eropa Barat dan Timur (Inggris, Uni Soviet, Belgia,
Chechoslovakia, Yunani, Belanda, Luksemburg, Norwegia, Polandia, dan Yugoslavia), 2
negara dari Asia (Cina dan India), 2 dari Australia, Selandia Baru dan 1 dari Afrika
(iUnion of South Africci), Rosevelt mengusulkan jika nanti terbentuk organisasi
internasional baru diberi nama United Nations?34 Negara-negara yang menyusul
,:l
H e n r y G . S c h e r m e r s , ibid, h l m . 9 4 6 .
Hubungan Eksternal 2 15
akan menjadi acara untuk dirundingkan dalam pertemuan yang akan datang. 138 Ada
masalah yang belum terselesaikan pada pertemuan di Dumbarton Oaks tersebut, yaitu:
1) masalah voting procedure di Dewan Keamanan dan 2) negara-negara mana yang
merupakan original members. Antara Amerika Serikat dan Uni Soviet tidak ada
perbedaan pendapat bahwa lima anggota tetap Dewan Keamanan diberi hak veto di
Dewan
m
Goodspeed. ibid, hlm 183-184.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 255 1 3
Keamanan. Perbedaan pendapat ada dalam hal bahwa Uni Soviet berpendapat hak veto
harus merupakan "Unrestricted and Complete Veto Power" yaitu bahwa veto itu mutlak
dan tak ada pembatasannya. Sedangkan Amerika Serikat berpendapat bahwa harus ada
aturan yang membatasi hak veto misalnya dalam masalah tata tertib, demikian juga pada
negara anggota Dewan Keamanan yang menjadi pihak dalam sengketa yang sedang
dibicarakan di Dewan Keamanan tidak mempunyai suara dalam hal Dewan Keamanan
akan mengambil keputusan tentang masalah mereka. Hal itu berlaku juga pada anggota
tetap Dewan Keamanan, berarti bahwa dalam masalah ini hak veto gugur. Perbedaan
pendapat juga timbul mengenai apa yang disebut dengan negara asli atau original
members, Uni Soviet menghendaki agar ke-16 negara bagiannya diakui sebagai original
members, alasan yang dikemukakan oleh Uni Soviet adalah bahwa menurut
konstitusinya negara bagian mempunyai otonomi untuk mengadakan hubungan
internasionalnya. Hal itu dikemukan oleh Uni Soviet karena Uni Soviet merasa akan
berhadapan dengan Amerika Serikat dan Inggris serta pengikut-pengikutnya. Inggris
akan didukung oleh negara Commonwea/th-nya, seperti Australia, Selandia Baru,
Kanada, India, Afrika Selatan. Permasalahan lain adalah tentang sistem mandat belum
diselesaikan, persoalan lain yang juga belum selesai adalah masalah apakah akan
dibentuk Mahkamah Internasional baru atau suatu pengaturan baru yang memungkinkan
dilanjutkannya Mahkamah Permanen Internasional (the Permanent Court of International
Justice-PCU).
Proposal Dumbarton Oaks ini diedarkan ke seluruh negara penanda tangan
Deklarasi PBB untuk dimintai komentar dan
usulan. Pada waktu yang sama ada usaha oleh negara-negara yang hadir di
Dumbarton Oaks untuk membuat kesepakatan tentang masalah-masalah yang belum
terselesaikan, karenanya sangat penting adanya pertemuan tambahan dari Tiga
Negara Besar (Big Three) sebelum adanya pemecahan masalah tersebut.
Pertemuan antara Rosevelt, Churchil, dan Stalin kemudian diadakan di Yalta (Yalta
Agreements) antara tanggal 4-11 Februari 1945. Pembicaraan yang dilangsungkan di
Yalta ini banyak pengaruhnya pada pembicaraan-pembicaraan setelah perang. Di Yalta
tiga keputusan telah dibuat untuk masa depan organisasi internasional yang akan
256 Pengantar Hukum Organisasi In ternasional
dibentuk dan pembicaraan final tentang struktur organisasi akan diputuskan secara
formal. Keputusan penting yang telah diputuskan adalah mengenai prosedur pemungutan
suara di Dewan Keamanan. "Veto" disetujui, kesepakatan bulat (unanimous agreement)
dari lima anggota tetap Dewan Keamanan diperlukan untuk keputusan Dewan Keamanan
dalam masalah-masalah substansial (nonprosedural) dan bukan dalam masalah
prosedural. Dalam keputusan yang sehubungan dengan penyelesaian sengketa di mana
anggota Dewan Keamanan adalah salah satu pihak, maka harus abstain dalam
pemungutan suara. Keputusan untuk masalah prosedural dibutuhkan 7 suara anggota
Dewan termasuk suara anggota tetap Dewan Keamanan. Keputusan kedua yang
terpenting adalah sehubungan dengan pertanyaan siapakah anggota asli (original
members) PBB. Pertemuan di Yalta ini Amerika Serikat dan Inggris menyetujui usul Rusia
untuk memasukkan Ukraina dan Byelorussia, dua negara bagian Uni Soviet untuk
menjadi anggota asli PBB, sedangkan negara bagian lainnya tidak dapat menjadi negara-
asli PBB. Kesepakatan ini tercapai karena Uni Soviet
menyadari bahwa bila dia menuntut 16 negara bagiannya sebagai anggota asli PBB,
maka Amerika Serikat yang jumlah negara bagiannya lebih banyak dapat mengajukan
tuntutan yang sama. Diterimanya Ukraina dan Byelorussia sebagai anggota asli PBB
karena kedua negara bagian tersebut merupakan wilayah terdepan dalam menghadapi
serangan Jerman.
Keputusan lain yang penting adalah diterimanya sistem perwalian (trusteeship)
untuk mengganti sistem mandat dalam rangka LBB. Sistem perwalian diterapkan dalam:
a) wilayah mandat dari LBB; (b) wilayah yang direbut dari musuh sebagai hasil Perang
Dunia II; dan (c) wilayah lain yang sukarela ditempatkan di bawah sistem perwalian.
Dalam pertemuan di San Fransisco tidak ada pembicaraan lagi tentang wilayah khusus
yang mungkin ditempatkan dalam sistem perwalian.
Pada tanggal 21 Februari-8 Maret 1945, suatu pertemuan yang diusulkan oleh
Amerika Serikat diadakan dalam bentuk konferensi di Meksiko antarnegara-negara di
Amerika untuk membicarakan kemungkinan didirikannya organisasi internasional yang
meliputi semua bangsa dan kedudukan dari organisasi regional. Semua negara Amerika
hadir kecuali Argentina. Pertemuan di Meksiko menghasilkan suatu resolusi yang
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 257 1 3
>,9
Goodspeed, ibid., hlm. 86.
258 Pengantar Hukum Organisasi In ternasional
adanya perang, ada yang berpendapat bahwa sebaiknya konferensi ditunda, namun
Rosevelt dan banyak negara lainnya berpendapat harus dibedakan antara konferensi
perdamaian dan konferensi yang tujuannya membentuk organisasi internasional setelah
perang selesai. Ketegangan di antara negara super power pada saat itu juga terjadi,
walaupun kelihatan dari luar bahwa mereka solid. Hubungan Uni Soviet dengan Amerika
Serikat secara politis tidak bisa harmonis, namun kedua negara tersebut harus
bergandengan dalam usaha membentuk organisasi internasional setelah perang selesai.
Amerika Serikat berusaha jangan sampai konferensi itu gagal, karenanya Amerika
Serikat terus berusaha agar kebijakan untuk membentuk organisasi internasional setelah
perang terwujud. Inggris mendukung usaha Amerika Serikat dalam usaha pembentukan
organisasi internasional.
Prancis hanya sedikit berpengaruh pada saat pembicaraan di San Fransisco karena
Prancis masih disibukkan dengan persoalan dalam negerinya. Cina tidak mau berada
dalam posisi di pihak Amerika-Inggris atau berada di pihak Uni Soviet, ketika lima
negara besar itu berada dalam konflik.
Pada Konferensi San Fransisco dibentuk juga Steertrtg Committee yang bertugas
untuk membentuk Piagam PBB dan Statuta Mahkamah Internasional yang integral
dengan Piagam PBB. Di samping itu, masalah penting yang belum diselesaikan di Yalta
adalah masalah voting. Negara-negara kecil sangat marah akan hak yang diberikan pada
lima negara besar yang mempunyai hak veto di Dewan Keamanan apabila Dewan
Keamanan akan memberikan sanksi pada negara yang melanggar perdamaian dan
keamanan internasional, penerimaan anggota baru dan penghentian (expttIsion)
keanggotaan, perubahan Piagam, penunjukan Sekretaris Jenderal PBB. Negara besar
berpendapat bahwa mereka mempunyai tanggung jawab dan kewajiban yang besar
dalam perdamaian dan keamanan dan tanggung jawab ini harus didukung oleh semua
anggota PBB.
Pada waktu pertemuan di Dumbarton Oaks, para delegasi telah mengusulkan
pembentukan suatu Mahkamah Internasional yang alat perlengkapan/organ utama dari
organisasi internasional yang akan datang. Pada saat itu belum ada keputusan apakah
Mahkamah Internasional dalam organisasi internasional itu akan merupakan kelanjutan
260 Pengantar Hukum Organisasi In ternasional
Dewan Keamanan (Pasal 110 Piagam PBB). Syarat berdirinya PBB dipenuhi tanggal 24
Oktober 1945 dengan Resolusi Majelis Umum pada tanggal 31 Oktober 1947. Tanggal 24
Oktober dinamakan Hari PBB.
Pada waktu penandatanganan di San Fransisco tanggal 26 Juni 1945, ditandatangani
Interim Arrangement yang membentuk Komisi Persiapan (Preparatory Commission) untuk
menyiapkan pertemuan pertama alat perlengkapan/organ utama PBB. Komisi persiapan
juga mempunyai tugas untuk merekomendasikan tempat Markas Besar PBB
(Headquarter), pemindahan fungsi tertentu dan aktivitas tertentu LBB ke PBB dan
menyiapkan agenda- agenda untuk Majelis Umum dan alat perlengkapan/organ utama
PBB. Sidang Majelis Umum pertama pada tanggal 10 Januari 1946 di London.
Isi Mukadimah Piagam PBB
Mukadimah Piagam PBB
a. Bertekad untuk menyelamatkan generasi yang akan datang dari kesengsaraan
yang disebabkan perang.
b. Memperteguh kepercayaan pada hak-hak asasi manusia, pada harkat dan derajat
manusia, persamaan hak bagi pria maupun wanita dan bagi segala bangsa besar
maupun kecil.
c. Menegakkan keadaan di mana keadilan dan penghormatan terhadap kewajiban-
kewajiban yang timbul dari perjanjian- perjanjian dan lain-lain sumber hukum
internasional dapat terpelihara.
d. Meningkatkan kemajuan sosial dan memperbaiki tingkat kehidupan dalam alam
kebebasan yang lebih luas. Untuk mencapai tekad tersebut maka bangsa-bangsa
di dunia
akan hidup bersama dengan penuh toleransi dan akan hidup bersama dalam suasana
perdamaian seperti halnya dalam bertetangga baik dan mempersatukan kekuatan
untuk menegakkan perdamaian dan keamanan internasional. Kekuatan senjata tidak
akan dipergunakan kecuali untuk kepentingan bersama. Di samping itu, keijasama
internasional diperlukan untuk mencapai kemajuan ekonomi dan sosial semua
bangsa. PBB didirikan untuk memperbaiki hubungan antarbangsa-bangsa dan
memberi hak-hak dan kesempatan yang layak bagi tiap bangsa di dunia untuk maju
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 263 1 3
dan sejahtera dalam suasana kerukunan keijasama dan perdamaian satu sama lain.
Tiap perselisihan bangsa yang dapat mengganggu perdamaian harus diselesaikan
secara damai.142
Dalam bidang perdamaian dunia sendiri memang diakui bahwa
142
Sudjarwo Tjondronegoro. Hari PBB. Kompas. 24 Oktober 1972.
perdamaian baru tercipta dengan mengadakan/mengurangi ke- pincangan-kepincangan
dalam kehidupan bangsa di dunia maupun mempererat hubungan antarbangsa itu
sendiri, maka bangsa-bangsa yang belum merdeka harus diberi kesempatan maju dan
diberikan hak untuk menentukan nasibnya sendiri. Ditegaskan bahwa mereka harus
diberi kemerdekaan, maka dalam rangka PBB dibentuk Dewan Ekonomi dan Sosial yang
menampung kegiatan-kegiatan sosial, ekonomi, kebudayaan dan sebagainya. Di
samping itu dalam Piagam selalu ditekankan pentingnya justice di samping peace.
Dalam perkembangan PBB sejak didirikan, memang mengalami banyak tantangan
disebabkan perubahan-perubahan suasana baru dalam masyarakat internasional,
misalnya timbulnya negara-negara baru yang semula merupakan negara yang dijajah
menjadi negara merdeka dan berdaulat penuh. Sehingga sering menimbulkan per-
tanyaan bahwa ada ketentuan-ketentuan dalam Piagam yang sudah tidak sesuai lagi
dengan keadaan masyarakat internasional saat ini. Terhadap pertanyaan tersebut
Sudjarwo Tjondronegoro berpendapat: "bahwa Piagam PBB itu sendiri cukup baik untuk
dipakai karena prinsip-prinsip dalam PBB sejak tahun 1945 hingga kini masih dapat
dipertahankan berkat perjuangan anggota-anggotanya, sudah menelurkan berpuluh-
puluh keputusan, resolusi, yang melaksanakan penyesuaian prinsip-prinsip dalam
Charter dengan kemajuan bangsa. Hal tersebut disebabkan karena menambah dan
mengubah Charter PBB sangat sukar. Prosedurnya menurut Pasal 108 Charter PBB
bahwa perubahan harus disetujui 2/3 mayoritas anggota Majelis Umum dan suara mutlak
anggota Dewan Keamanan.143
Bila kita ikuti sejarah terbentuknya LBB dan PBB maka
tujuan kedua organisasi itu adalah sama, yaitu baik PBB maupun LBB keduanya
berusaha untuk menghindarkan dunia dari peperangan, Namun karena PBB didirikan
karena LBB gagal, maka PBB belajar dari kegagalan LBB.
Bila kita bandingkan antara LBB dan PBB, maka terdapat kelainan sebagai
berikut:
a. Alat Perlengkapan/Organ Utama
LBB hanya mempunyai tiga alat perlengkapan utama: Majelis Umum, Dewan
Keamanan, dan Sekretariat. Sedangkan PBB mempunyai 6 alat perlengkapan/organ
utama: Majelis Umum, Dewan Keamanan, Dewan Ekonomi dan Sosial, Dewan
Perwalian, Mahkamah Internasional (Internasional Court of Justice-\CJ) dan
Sekretariat.
b. Pemungutan Suara
Pada LBB dianut asas suara bulat dan asas ini merupakan syarat untuk semua
keputusan LBB. Akibatnya bila salah satu anggota saja tidak menyetujui, maka dapat
menggagalkan keputusan yang hendak diambil LBB (Pasal 5[1] Kovenen). Pada PBB
dibedakan antara masalah yang akan diputuskan, bila masalah tersebut dianggap
penting, maka akan diputuskan dengan 2/3 suara yang hadir dan memberikan
suaranya sedangkan masalah yang kurang penting cukup dengan kelebihan suara
biasa (Pasal 18 Piagam PBB).
c. Sanksi yang Dapat Diambil
Pada LBB, menurut Pasal 16 Kovenen sanksi militer hanya diusulkan dan
diserahkan kepada kebijaksanaan anggota-anggota lainnya.
Pada PBB inisiatif untuk sanksi militer dapat diambil oleh PBB cq Dewan
Keamanan (Pasal 42 Piagam PBB), namun
demikian anggota masih diberi hak untuk bela diri (Pasal 51 Piagam PBB), d.
Keanggotaan
Pada Pasal 1 (2) Kovenen LBB ditentukan any fully self- governing state, dominion
or colony become member of the leaque. Jadi setiap negara, dominion atau koloni yang
mempunyai pemerintahan sendiri (fully self government) dapat menjadi anggota LBB.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 265 1 3
Salah satu asas yang penting juga adalah asas collectivity atau asas
kegotongroyongan.144 Tindakan-tindakan yang dijalankan atas nama PBB sifatnya
kolektif, bergotong royong sesuai dengan asas-asas demokrasi. Hal yang demikian
mengharuskan dijalankannya suatu asas koordinasi, artinya, bahwa segala tindakan
dan kegiatan bangsa-bangsa kearah perdamaian harus diselaraskan dan
dipersatukan. Asas yang penting juga dalam kaitannya dengan asas gotong royong
adalah asas persamaan derajat (Pasal 2[l] Piagam PBB). Jadi PBB bukanlah
organisasi internasional yang bersifat "supranasional."
Hal yang penting juga dalam kaitan dengan negara bukan anggota, maka pada
Pasal 2(6) Piagam PBB negara bukan anggota PBB bertindak sesuai dengan prinsip-
prinsip PBB apabila dianggap perlu untuk perdamaian dan keamanan internasional.
Hal ini berarti bahwa negara bukan anggota harus juga bersikap sesuai dengan prinsip
yang ada dalam Piagam PBB terutama dalam perdamaian dan keamanan
internasional, walaupun secara hukum mereka tidak terikat pada Piagam PBB. Namun
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 267 1 3
demikian bahwa PBB tidak akan ikut campur dalam masalah-masalah dalam negeri
dijamin dengan adanya ketentuan Pasal 2(7) Piagam PBB.
21Didalam Konvensi tentang Hak-ITak Istimewa dan Imunitas PBB yang disahkan oleh Majelis Umum tahun 1946 dalam Pasal 1, seksi 1
ditetapkan bahwa PBB akan mempunyai status sebagai subjek (juridical personality). Oleh karenanya mempunyai hak untuk: a) membuat perjanjian,
b) mcmpuyai hak untuk mempunyai benda tak bergerak, c) untuk berperkara di pengadilan. Konvensi dipertegas dengan pendapat hukum Mahkamah
Internasional tentang kasus Pangeran Bernadotte tahun 1948.
268 Pengantar Hukum Organisasi In ternasional
Untuk menjadi anggota. Menurut Pasal 3 Piagam PBB maka anggota asli/pemula
adalah negara-negara yang turut serta dalam konferensi PBB tentang organisasi
internasional di San Fransisco, atau yang telah lebih dulu menandatangani Deklarasi PBB
pada tanggal 1 Januari 1942, menandatangani Piagam dan meratifikasinya sesuai
dengan Pasal 110 Piagam PBB. Pada waktu itu dinyatakan bahwa yang menjadi anggota
asli/pemula adalah 51 negara dengan catatan bahwa Polandia waktu penandatanganan
Piagam PBB tidak hadir, karena pada saat itu ada permasalahan dalam negeri namun
untuk Polandia telah disediakan untuk penanda tangan sebagai anggota asli/pemula,
penanda tangan baru dilakukan 15 Oktober 1945.
Pengertian negara dalam negara anggota asli/pemula hendaknya diartikan secara
luas dan ditafsirkan lebih bersifat politis dan tidak ditafsirkan menurut hukum internasional
semata.146 Sebagai contoh, Byelorussia dan Ukraina pada saat itu adalah negara bagian
Uni Soviet, Filipina dan India pada saat itu belum menjadi negara merdeka.
Anggota lain/anggota tambahan adalah anggota yang
kaitannya antara wewenang Majelis Umum dan Dewan Keamanan Menurut Mahkamah
Internasional syarat yang ditetapkan dalam Pasal 4 Piagam PBB adalah:
the condition laid down for the admission of States were exhaustive and that if
these conditions were fulfilled by state which was a candidate, the Security
Council ought to make recommendation which would enable the General
Assembly to decide upon the admission,M7
H7
The International Court of Justice, United Nations, Fourth Edition, Condition of
State to Membership in the United Nations (article 4 Charter), him. 34.
Jadi menurut Mahkamah ada dua syarat yang harus dipenuhi agar dapat diterima
sebagai anggota PBB, 1) Rekomendasi Dewan Keamanan dan 2) Keputusan Majelis
Umum PBB. Rekomendasi Dewan Keamanan merupakan syarat bagi Majelis Umum
PBB untuk memberikan keputusan. Di dalam praktik ternyata kemacetan penerimaan
keanggotaan baru disebabkan karena permainan negara besar dalam menggunakan
vetonya. Seperti diketahui bahwa keputusan Dewan Keamanan sehubungan dengan
penerimaan anggota baru.
PBB ditetapkan berdasarkan Pasal 27(3) Piagam PBB, ini berarti harus ada
persetujuan suara bulat dari para anggota Dewan Keamanan PBB. Keadaan inilah yang
sering dipakai oleh negara-negara pemegang hak veto untuk memainkan politiknya
dengan cara menghalangi masuknya anggota baru, walau negara tersebut telah
memenuhi syarat yang ditetapkan pada Pasal 4(1) Piagam PBB. Jelaslah bahwa
keputusan Dewan Keamanan menentukan, jadi jelaslah keanggotaan suatu negara
ditentukan pertama kali oleh Dewan Keamanan. 148 Permainan negara besar dalam
menggunakan veto terhadap masuknya negara baru di PBB. Pada tahun pertama
berdirinya PBB banyak negara yang terhalang masuk menjadi anggota PBB karena
terkena veto di Dewan Keamanan. Suatu penyelesaian politis tercapai tahun 1955 yaitu
adanya kompromi yang diterima blok Barat (Amerika Serikat dan kawan-kawannya) dan
blok Timur (Rusia dan kawan- kawannya), yaitu penyelesaian yang terkenal dengan
"Package Deal". Cara kompromi tersebut adalah sebagai berikut: Misalnya ada sepuluh
negara yang akan menjadi anggota PBB, lima negara adalah calon anggota yang
didukung oleh Amerika Serikat dan lima negara calon anggota yang didukung oleh Uni
Soviet. Maka bila kebiasaan lama diikuti, tidak ada anggota baru yang diterima. Dengan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 271 1 3
adanya kompromi baru ini maka negara yang didukung oleh Amerika Serikat akan
diterima oleh Uni Soviet, begitupun dengan Amerika Serikat akan menerima anggota
yang didukung oleh Uni Soviet.
Dengan cara penyelesaian "Package DeaP ini maka syarat- syarat yang ditetapkan
dalam Pasal 4 Piagam PBB telah ditafsirkan secara realistis. 149
Penangguhan keanggotaan PBB: Masalah ini diatur dalam Pasal 5 Piagam PBB
pengeluaran keanggotaan PBB: Masalah ini diatur dalam Pasal 6 Piagam PBB. Sampai
saat ini kedua pasal tersebut belum pernah diterapkan penarikan kembali keanggota -
annya di PBB.
Dalam Piagam tidak ada ketentuan yang mengatur tentang penarikan diri
keanggotaan di PBB, walaupun dalam Piagam tidak diatur masalah penarikan diri, namun
pada konferensi di San Fransisco masalah ini dibicarakan di Komite 1/2. Alasan untuk
tidak mencantumkan masalah penarikan diri dalam Piagam ini adalah: 1) Hal ini akan
bertentangan dengan prinsip universalitas, 2) Penarikan diri dapat dipakai sebagai alasan
anggota untuk menghindarkan diri dari kewajiban-kewajibannya; 3) Kewajiban tertinggi
dari negara yang menjadi anggota PBB adalah melanjutkan keijasama dengan organisasi
(PBB) dalam pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional 150 Ada pihak yang
menganggap
14?
Nursyrwan Tirtaamidjaja, Kuliah Hukum Internasional Publik, tahun 1961
1962.
1M
Kelsen, op.cit, hlm 122; Sumaryo Suryokusumo, Organisasi Internasional, op.cit.,
hlm. 72-73.
bahwa tidak dicantumkannya hak untuk menarik diri ini adalah bertentangan dengan hak
negara berdaulat untuk ikut atau tidak ikut dalam suatu organisasi internasional. Namun
jika negara dalam keadaan yang luar biasa (exceptional circumstances) merasa
terhalangi untuk keluar dari PBB, dan menyerahkan masalah perdamaian dan keamanan
internasional pada negara anggota lain, maka tidak ada maksud dari organisasi untuk
memaksa anggota tersebut untuk meneruskan keijasama dalam organisasi. Berdasarkan
pertimbangan tersebut maka Komite 1/2 tidak memasukkan dalam Piagam ketentuan
tentang penarikan diri.
272 Pengantar Hukum Organisasi In ternasional
untuk tahun 1966 akhirnya disetujui oleh Komite V dan Majelis Umum PBB. 151 Indonesia
mulai aktif pada sidang ke-21 Sidang Majelis Umum. Atas masuknya Indonesia kembali
di PBB Presiden Majelis Umum berpendapat:
It wotild therefore cippears that the government of Indonesia considers that its
Recent absence from the organization was based not upon a withdrawa! from
the United Nations but upon a cessation of cooperation
konstitusi negaranya tetapi juga bagi semua negara anggota. Negara anggota yang tidak
menyetujui perubahan tersebut dapat mengajukan permintaan untuk mengundurkan diri.
Keadaan darurat lainnya adalah keadaan di mana ada perubahan Piagam PBB dan telah
disetujui oleh sebagian besar anggota Majelis Umum, namun pembahan tersebut
ternyata tidak diratifikasi oleh negara anggota sesuai dengan Pasal 109. Negara anggota
yang telah menyetujui pembahan Piagam, tetapi Piagam tetap tidak berubah, maka
negara tersebut dapat mengundurkan diri.
Kembali keluarnya Indonesia dari PBB bukan dianggap sebagai "exceptional
circumstances
Majelis Umum
Majelis Umum (General Assembly) merupakan alat perlengkapan/organ utama di
mana semua negara anggotanya mempunyai wakilnya (Pasal 9[1] Piagam PBB), setiap
negara anggota dapat mengirimkan wakilnya di Majelis Umum PBB tidak boleh melebihi
lima orang (Pasal 9[2] Piagam PBB). Walaupun boleh mengirimkan wakilnya lima orang,
namun setiap anggota hanya mempunyai satu suara (Pasal 18[1] Piagam PBB). Majelis
Umum bersidang satu tahun sekali pada hari Selasa ketiga bulan September (Pasal 1
Rules Procedure Majelis Umum PBB disingkat RP.MU). Sidang Majelis Umum diadakan
di Markas Besar PBB (Headquarters) atau di tempat lain atas kehendak dari mayoritas
anggota (Rule 3 RP.MU). Sidang khusus MU dapat diadakan atas permintaan Dewan
Keamanan atau atas permintaan mayoritas negara anggota (Rule 7, 8, 9 RP.MU).
Walaupun PBB resmi didirikan pada tanggal 24 Oktober 1945 tetapi Majelis Umum
bersidang baru pada tanggal 10 Januari 1946.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 275 1 3
Dewan Keamanan
Majelis Umum memilih anggota tidak tetap Dewan Keamanan dengan suara dua per
tiga anggota yang hadir d"an memberikan suaranya. Syarat yang harus diperhatikan
dalam pemilihan anggota tidak tetap Dewan Keamanan itu: sumbangan negara tersebut
terhadap perdamaian dan keamanan internasional; demikian juga sumbangan terhadap
tercapainya tujuan organisasi PBB; juga harus memperhatikan perwakilan didasarkan
pada wilayah (geographical distributiori) (Pasal 23(1) Piagam PBB).
Majelis Umum memilih anggota Dewan Ekonomi dan Sosial (Pasal 61[1] Piagam
PBB).
Mahkamah Internasional
Majelis Umum dan Dewan Keamanan memilih anggota Hakim Mahkamah
Internasional. Jumlah Hakim Mahkamah Internasional sebanyak lima belas orang (Pasal
4[1] Statuta Mahkamah Internasional).
Sekretariat
Sekretaris Jenderal PBB ditunjuk oleh Majelis Umum atas rekomendasi Dewan
Keamanan (Pasal 97 Piagam PBB).
Dewan Perwalian
not make any recommendation with regard to that dispute or situation unless
the Security Council so request.
Dalam kenyataannya Pasal 12(1) Piagam PBB bukan merupakan pembatasan yang
serius dari Majelis Umum. Dewan Keamanan dalam hal tidak dapat memutuskan suatu
masalah disebabkan karena veto yang ada di Dewan Keamanan, di dalam praktik Dewan
Keamanan untuk masalah yang demikian agendanya diserahkan kepada Majelis Umum
(masalah yang demikian akan diputuskan dengan sistem nonprosedural, sehingga tidak
memerlukan veto), Majelis Umum bebas untuk membahas masalah tersebut.
Pada awal berdirinya PBB, Majelis Umum didominasi oleh kekuatan sekutu, dan
pihak sekutu pada saat Dewan Keamanan tidak berdaya untuk mengambil keputusan
disebabkan karena adanya veto, maka Dewan Keamanan akan menggeser kewenangan
untuk mengambil tindakan militer dari Dewan Keamanan ke Majelis Umum PBB. Hal ini
terjadi pada tahun 1950 ketika ada kasus di Korea (Uniting for Peace Resolution). Tetapi
ketika negara-negara yang baru merdeka di Asia dan Afrika telah menjadi anggota PBB
dan mendominasi keanggotaan di Majelis Umum dan mendominasi suara di PBB Ketika
negara-negara Komunis (seperti Uni Soviet dan Cina serta negara-negara Eropa Timur)
menggunakan Majelis Umum sebagai
"'Akehursl, Modern Introduction of International Law. 7th Edition (London: Routledge,
1999) him. 378, 379.
wadah untuk mempropagandakan kepentingan politik, namun Uni Soviet maupun Cina
tidak pernah mengandalkan Majelis Umum sebagai wadah yang benar-benar dapat
mendukung kepentingannya, hal ini disebabkan karena Majelis Umum bukan merupakan
organ/alat perlengkapan yang mempunyai veto. Ketika perimbangan kekuatan antara
negara-negara adikuasa (super power) masih ada, mereka lebih menyukai memberikan
kewenangan Dewan Keamanan untuk menyelesaikan masalah- masalah keamanan.
Pada saat pasca perang dingin selesai, kewenangan untuk memutuskan tindakan militer
yang didasarkan pada Bab 7 Piagam PBB menjadi kewenangan Dewan Keamanan. Oleh
karena Dewan Keamanan sering dipakai oleh negara-negara adikuasa untuk
memenangkan kepentingannya, maka negara- negara berkembang sering mengajukan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 279 1 3
usul untuk merombak struktur Dewan Keamanan. Di pihak lain Majelis Umum harus lebih
diefektifkan.158
Badan-Badan Pembantu Majelis Umum
Dalam menjalankan tugasnya, Majelis Umum dibantu oleh badan-badan pembantu
tujuh Komite utama. Komite tersebut adalah:
• Komite perlucutan senjata dan masalah keamanan internasional; Komite politik khusus;
Komite masalah sosial, kemanusiaan dan kebudayaan; Komite masalah
dekolonisasi;
Komite masalah-masalah administrasi dan anggaran; Komite masalah hukum.
""Akehurst's, loc.cit.
Badan Tambahan (Subsidiary Organs)
Berdasarkan Pasal 22 Piagam PBB Majelis Umum dapat mendirikan organ-organ
subsider yang dianggap perlu untuk membantu Majelis Umum dalam menjalankan
fungsinya. Sebagai contoh: UNCTAD (United Nations Conference on Trade and
Development), UNEP (United Nations Environmental Programme)\ UNCITRAL (United
Nations Commission on International Trade Law); UNDP (United Nations Development
Programme); UNTTAR (United Nations Institute for Training and Research).
Dewan Keamanan
Dewan Keamanan anggotanya terdiri dari lima belas anggota. Dari lima belas
tersebut terdiri dari lima anggota tetap tersebut mempunyai hak veto di Dewan
Keamanan, kelima negara tersebut adalah: Amerika Serikat, Inggris, Uni Soviet, Prancis
dan Cina (Pasal 23[1] Piagam PBB). 159 Pada tanggal 24 Desember 1991 Boris Yeltsin
Presiden dari Federasi Rusia menyampaikan pada Sekretaris Jenderal PBB,
keanggotaan Uni Soviet di Dewan Keamanan dan semua organ PBB akan dilanjutkan
oleh Rusia. Hal ini telah didukung oleh sebelas anggota dari Countries of the
Commomvealth of Independent States. Keadaan ini sebe-
280 Pengantar Hukum Organisasi In ternasional
"'Dengan Resolusi Majelis Umum tanggal 25 Oktober 1971 No. 2758 (XXVI), resolusi
tersebut mengembalikan hak Cina sebagaimana ditentukan dalam Piagam tahun 1945.
Sebagaimana kita ketahui Cina kemudian pecah menjadi Cina daratan dan Republik
Taiwan, sampai tahun 1971 yang mewakili hak Cina berdasarkan Piagam PBB adalah
Taiwan. Namun karena terjadi perubahan politik dunia terhadap Cina daratan. Majelis
Umum PBB dengan resolusi di atas telah mengakui Cina daratan sebagai satu-satunya
wakil sah dan Cina di PBB dan di semua organisasi internasional di bawah PBB, Basic
Facts About the United Nations (New York: 1977), hlm. 109.
narnya dapat dipakai sebagai saat untuk mengadakan perubahan Piagam PBB. 160
Kesepuluh anggota tidak tetap dipilih untuk waktu dua tahun oleh Majelis Umum PBB
(Pasal 23[2] Piagam PBB). Semula anggota tidak tetap adalah enam negara, kemudian
sejak tanggal 1 Januari 1966 anggota tidak tetap menjadi sepuluh anggota, sebagai hasil
amandemen Piagam PBB; hal ini disebabkan karena jumlah anggota PBB bertambah
dan untuk lebih memberikan kesempatan pada anggota PBB untuk duduk di Dewan
Keamanan. Syarat untuk dapat dipilih sebagai anggota tidak tetap:
a) Mempertimbangkan sumbangan yang diberikan dalam memelihara perdamaian dan
keamanan internasional dan tujuan lain dari organisasi.
b) Memperhatikan pembagian secara geografis (Pasal 23[1] Piagam PBB).
Praktik yang ada pada saat ini adalah: lima anggota tidak tetap Dewan Keamanan
diisi oleh wakil dari Afrika dan negara- negara Asia, dua dari negara Amerika Latin, satu
dari negara Eropa Timur dan dua dari negara Eropa Barat dan "negara lainnya". Negara
lainnya pada prinsipnya adalah negara Common- wealth-Canada, Australia dan Selandia
Baru.161 Jabatan Ketua Dewan Keamanan dipegang secara bergilir.
'"Akerhurst's, op.cit., hlm. 373. Dikatakan strictly speaking, one could argue that in
this matter an amendment of the charter was necessary to change the composition of the
Security Council. "'Akehurst's, loc.cit.
berikut:
a. Memelihara perdamaian dan keamanan internasional (Pasal 24 Piagam).
b. Mengadakan penyelidikan setiap perselisihan yang dapat mengancam perdamaian
dan keamanan internasional (Pasal 34 Piagam).
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 281 1 3
c. Memberikan saran tentang cara-cara yang dapat dipakai untuk menyelesaikan suatu
perselisihan (Pasal 36, 38).
d. Menentukan apakah terjadi suatu keadaan yang mengganggu perdamaian
internasional atau adanya tindakan agresi dan menyarankan tindakan-tindakan apa
yang dapat diambil untuk mencegah atau menghentikan adanya suatu agresi (Pasal
39 dan 40 Piagam).
e. Menganjurkan pada para anggota untuk mengambil tindakan lain yang bersifat
kekerasan untuk mencegah atau menghentikan adanya suatu agresi (Pasal 41
Piagam).
f Mengambil tindakan-tindakan militer terhadap adanya agresi (Pasal 42 Piagam).
g Penerimaan, penundaan, pencabutan keanggotaan (Pasal 4[2]; Pasal 5; Pasal 6
Piagam).
h Pemilihan Hakim Mahkamah Internasional (Pasal 10 Piagam)
i. Menyarankan pemilihan Sekretaris Jenderal PBB (Pasal 97 Piagam).
j. Menyampaikan laporan tahunan pada Majelis Umum PBB (Pasal 26 dan 29 Piagam).
k. Perubahan Piagam (Pasal 108 Piagam).
1. Pembinaan dan pengawasan daerah strategis (Pasal 83 Piagam).
Dalam melaksanakan tugasnya Dewan Keamanan dapat bertindak:
1. Atas inisiatif sendiri (Pasal 34 Piagam).
2. Atas permintaan negara anggota (Pasal 35[1] Piagam).
3. Atas permintaan bukan negara anggota (Pasal 3 5 [2] Piagam).
4. Atas permintaan Majelis Umum (Pasal 11 Piagam).
5. Atas Permintaan Sekretaris Jenderal (Pasal 99 Piagam).
Peranan Dewan Keamanan sehubungan dengan Bab 7 Piagam Pasal 39 memberi
kewenangan pada Dewan Keamanan untuk menentukan adanya satu tindakan yang
membahayakan perdamaian dan keamanan internasional. Tindakan yang dapat diambil
oleh Dewan Keamanan adalah:
a. Dengan tidak mempergunakan senjata (Pasal 41 Piagam).
b. Dengan kekerasan (Pasal 42 Piagam).
282 Pengantar Hukum Organisasi In ternasional
Hak Suara
Dalam Pasal 27(1) Piagam PBB dikatakan bahwa setiap anggota Dewan Keamanan
mempunyai satu suara. Jika ketentuan dalam Pasal 27(1) dihubungkan dengan ketentuan
dalam Pasal 27(3) Piagam akan tampak perbedaan hak suara antara anggota tetap dan
anggota tidak tetap. Perbedaan ini terletak bahwa pada masalah nonprosedural akan
ditetapkan dengan sembilan suara anggota Dewan Keamanan termasuk suara bulat dari
anggota tetap Dewan Keamanan (suara bulat anggota tetap
Dewan Keamanan adalah hak veto). Keputusan Dewan Keamanan dibedakan antara
keputusan yang menyangkut masalah prosedural dan nonprosedural. Masalah prosedural
akan ditetapkan dengan suara sembilan anggota Dewan Keamanan (Pasal 27[2] Piagam)
sedangkan untuk masalah nonprosedural ditetapkan dengan sembilan suara termasuk
suara anggota tetap Dewan Keamanan (Pasal 27[3]). Permasalahan yang timbul
bagaimana menetapkan suatu masalah termasuk prosedural dan yang nonprosedural?
Bila kita amati dalam Piagam sendiri tidak terdapat perumusan yang merupakan masalah
prosedural maupun nonprosedural. Pada pertemuan di San Fransisco keempat negara
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 293 1 3
besar (Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris dan Cina) telah membuat daftar mana yang
termasuk masalah prosedural sebagai contoh ke- putusan yang didasarkan pada
persoalan tata tertib (Pasal 28-32 Piagam), pertanyaan yang sehubungan dengan agenda
penundaan rapat. Sedangkan yang termasuk masalah nonprosedural adalah
rekomendasi untuk penyelesaian sengketa dan keputusan untuk tindakan dengan
kekerasan. Dalam hal ada keragu-raguan apakah suatu kasus termasuk perkara
prosedural ataupun nonprosedural, maka masalah tersebut menjadi masalah
nonprosedural. Sehingga untuk masalah tersebut menimbulkan apa yang disebut dengan
veto dobel (double veto). Anggota tetap Dewan Keamanan akan menjatuhkan veto, setiap
masalah akan ditetapkan sebagai masalah prosedural dan akan memveto setiap
rekomendasi yang akan diputuskan untuk masalah tadi sehingga terjadilah double veto.
Untuk menghindari masalah veto dobel maka Presiden Dewan Keamanan akan
menetapkan apakah suatu masalah itu merupakan masalah prosedur atau bukan, akan
dimintakan pendapat pada anggota Dewan Keamanan, bila dalam waktu satu bulan tidak
ada reaksi maka dia akan menetapkan dan ini merupakan keputusan final kecuali itu akan
diperbaiki dengan prosedur pengambilan keputusan di Dewan Keamanan.
Mengenai double veto ini Inis L. Claude Yunior mengatakan:164
This "double veto" principle seemed to authorize any great power to veto any
effort to remove matters from the range of its veto, thereby permitting the
indefinite extension of the capacity for negation assigned to the permanent
members Ps 27(3) Piagam PBB: The decision of Security Council on all others
matters shall made by affirmative vote of nine members including the
concurring votes of the permanent members; provided that, in decisions of
Chapter VI and under paragraph 3 of article 52, a party to a dispute shall
abstain from voting.
Perlu diperhatikan kalimat including the concurring votes of permanent members.
Pertanyaan yang timbul adalah apakah suara bulat anggota tetap Dewan Keamanan
adalah suara bulat wakil-wakil anggota tetap Dewan Keamanan ataukah suara bulat dari
wakil-wakil anggota tetap Dewan Keamanan yang hadir dan memberikan suaranya.
Pertanyaan ini sangat penting sehubungan dengan masalah tidak hadir (absen) dan
abstain dari wakil-wakil kelima anggota tetap Dewan Keamanan, dalam hal ini Dewan
294 Pengantar Hukum Organisasi In ternasional
Kekuatan veto yang semula dimaksudkan sebagai alat agar Dewan Keamanan
mempunyai kekuatan yang manjur dalam praktiknya telah menyimpang dari maksud
semula. Ternyata penggunaan hak veto oleh negara yang mempunyai hak tadi sering
dipergunakan dengan tidak ada batasnya. Di dalam praktik anggota tetap Dewan
Keamanan lebih senang memilih abstain daripada menggunakan suara negatifnya
dalam hal Dewan Keamanan harus memutuskan suatu masalah.
Masalah yang lebih sulit adalah apabila Dewan Keamanan harus memutuskan
suatu masalah dengan tidak hadirnya suatu anggota tetap Dewan Keamanan. Bila
masalah yang diputuskan adalah masalah prosedural, maka tidak hadirnya anggota
tetap Dewan Keamanan tidak menjadi masalah, tetapi bila keputusan yang harus
diambil tentang masalah nonprosedural baru timbul masalah, karena masalah
nonprosedural harus diputus dengan suara 9 anggota Dewan keamanan termasuk lima
anggota tetap Dewan Keamanan.
Di dalam praktik masalah veto ini telah diperlunak. Penafsiran Pasal 27(3) Piagam
secara gramatika bahwa semua anggota tetap Dewan Keamanan harus memberikan
suaranya agar suatu draf resolusi Dewan Keamanan dapat diputuskan; abstain
dianggap suatu veto.165 Tetapi sejak permulaan berdirinya
'"Akehurst's, op.cit.. 375.
PBB telah ada praktik yang konsisten yang tidak menganggap bahwa absen sebagai
veto dan ini telah diakui dalam praktik (lihat keputusan Mahkamah Internasional dalam
kasus Namibia). Dampak dari ketidakhadiran anggota tetap Dewan Keamanan dalam
pemungutan suara terjadi tahun 1950 ketika Uni Soviet memboikot Dewan Keamanan,
ketika Dewan Keamanan akan mengambil keputusan tentang masalah Korea. Korea
Utara mengadakan invasi ke Korea Selatan, Dewan Keamanan mengambil resolusi yang
menetapkan negara anggota dapat mengirimkan bantuan ke Korea Selatan. Pada waktu
Dewan Keamanan mengambil keputusan Uni Soviet tidak hadir dalam pemungutan
suara, karena Uni Soviet tidak setuju Taiwan menggantikan kedudukan Cina di Dewan
Keamanan. Uni Soviet mengatakan bahwa keputusan Dewan Keamanan untuk kasus
Korea tidak sah, karena diputus tanpa persetujuan Uni Soviet. Sebaliknya Uni Soviet
dipersalahkan telah melanggar Pasal 28(1) Piagam, di mana anggota Dewan Keamanan
296 Pengantar Hukum Organisasi In ternasional
'"Hans Kelsen, op.cit., hlm. 296... The Secretary General is not 'appointed' but
"elected" by the General Assembly just as the members of the International Court of
Justice are "elected" and not "appointed" and the "recommendation" of the Security
Council, in this case, too, is not a more suggestion but an essential part of the procedure
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 297 1 3
by which an important organ of the United Nations is created. The "recommendation" has
the same
l67
character as the election of a member of the Court by the Security Council.
Roeslan Abdulgani, op.cit., him. 54.
menjadi lambang PBB, tetapi juga suatu tokoh pengabdi internasional dan tokoh politik di
mana berani tampil ke depan untuk menjunjung tinggi dasar dan cita-cita PBB."
Peran Sekjen PBB dalam bidang politik termasuk dalam "good offices" dalam
penyelesaian sengketa. Bagimanapun pengaruh Sekjen PBB di bidang politik
internasional tergantung pada orang yang menjabat Sekjen. Yang pernah menduduki
jabatan sebagai Sekjen PBB adalah: Trygve Lie (dari Norwegia), dari tahun 1946-1953;
Dag Hammarskjol (dari Swedia), dari tahun 1953-1961; U. Thant (dari Burma/Myanmar),
tahun 1961- 1971; Kurt Waldheim (dari Austria), tahun 1972-1981; Javier Perez De
Cuellar (dari Peru), tahun 1982-1991; Boutros-Boutros Ghali (dari Mesir), tahun 1991-
1996; Kofi Anand (Ghana), tahun 1996 sampai saat ini.
Pemilihan Sekjen PBB oleh Majelis Umum PBB setelah mendapat rekomendasi
Dewan Keamanan (Pasal 97 Piagam PBB). Persyaratan untuk menjadi Sekjen PBB tidak
ditetapkan dalam Piagam PBB. Pada bulan Januari tahun 1946 Majelis Umum
mengeluarkan resolusi mengenai masa jabatan Sekjen PBB, yaitu untuk lima tahun dan
dapat diperpanjang untuk masa satu jabatan lagi. Di samping itu sampai pada saat ini ada
persyaratan tidak tertulis yang didasarkan pada praktik yang telah merupakan
"kebiasaan" sejak PBB didirikan bahwa Sekjen PBB tidak berasal dari negara anggota
tetap Dewan Keamanan.24
Pasal 100 Piagam PBB menentukan bahwa dalam menjalankan kewajibannya Sekjen
PBB dan staf tidak akan menerima
instruksi dari pemerintah atau otoritas lain di luar PBB dan mereka harus tetap
mempertahankan bahwa mereka sebagai pejabat internasional dan hanya bertanggung
jawab kepada PBB. Setiap anggota PBB harus menghormatinya sebagai pejabat
internasional dan tidak akan mempengaruhi mereka dalam menjalankan tanggung
jawab mereka. Ketentuan Pasal 100 Piagam PBB ini pada dasarnya Sekjen dan
sekretariatnya sebagai lembaga yang independen agar mereka dapat bekerja dengan
baik.
diusahakan untuk memelihara perdamaian. Misalnya kedua belah pihak telah berdamai,
maka PBB akan memantau gencatan senjata, memantau agar kedua belah pihak akan
menerapkan perjanjian perdamaian yang telah disepakati (misalnya; adanya gencatan
senjata, pengambilan ranjau, rehabilitasi sarana dan prasarana yang rusak, dan
pengembalian pengungsi dan lain-lain). Membangun perdamaian, membantu
memperkokoh dasar-dasar peace making dan peace building.
Isi laporan Boutros-Boutros Ghali tersebut mendapat sambutan dari banyak negara
karena akan memperkuat peran PBB dalam upaya mencegah dan meredakan sengketa
internasional.
Sebagai kepala administratif, maka berdasarkan Pasal 102 Piagam PBB, Sekjen
menerima pendaftaran dan mengumumkan setiap perjanjian internasional yang diadakan
oleh anggota PBB. Pengumuman adanya perjanjian yang didaftarkan pada Sekretariat
PBB dilakukan dengan menerbitkan United Nations Treaties Series (UNTS).
Sekretaris Jenderal sebagai Kepala Eksekutif
Sebagai kepala eksekutif Sekjen PBB mewakili PBB dalam hubungannya dengan
negara anggotanya. Sebagai contoh, Sekjen PBB bertindak atas nama PBB dalam
perjanjian antara PBB dengan Amerika Serikat tentang Markas Besar PBB yang terletak
di New York (headquarter agreement).
Sebagai kepala eksekutif Sekjen juga menerima tugas-tugas khusus dari Majelis
Umum PBB atau dari Dewan Keamanan PBB yang tertuang dalam resolusi-resolusi.
Dalam menjalankan tugas tersebut Sekjen PBB harus memberikan laporan pada Majelis
Umum maupun kepada Dewan Keamanan tentang perkembangan tugas tersebut.
Sekretaris Jenderal PBB sebagai Koordinator dalam Tugas- Tugas PBB
Sekjen melaksanankan tugas dan mengoordinasikan kegiatan dan kebijakan yang
telah ditetapkan dalam rangka PBB. Walaupun dalam rangka PBB tugas-tugas yang
menjadi kewenangan Badan Badan Khusus telah dikoordinasi oleh Dewan Ekonomi dan
Sosial, Majelis Umum dan Dewan Keamanan dapat membentuk Badan Tambahan
300 Pengantar Hukum Organisasi In ternasional
(Subsidiary Organ), dalam praktiknya demi efektivitas kerja PBB maka Sekjen PBB
sebagai koordinator tugas-tugas tersebut (Pasal 98 Piagam PBB).
Sekjen untuk kedua kalinya, asalkan dalam menjalankan fungsinya berdasarkan Pasal 99
Piagam PBB diperhatikan. Hal tersebut disanggupi oleh negara-negara super power dan
akhirnya U. Thant diangkat untuk kedua kalinya tanggal 2 Desember 1966 sampai 31
Desember 1971. Dalam menjalankan tugasnya U. Thant pernah menggunakan hak
inisiatif berdasarkan Pasal 99 Piagam PBB, yaitu pada waktu krisis peluru kendali Kuba
(tahun 1962) dan situasi di Vietnam.
U. Thant digantikan oleh Kurt Waldheim. Kurt Waldheim mengecam tindakan Amerika
Serikat yang melakukan pengeboman di Vietnam Utara tahun 1971. Tindakan Kurt
Waldheim ini mendapat kecaman dari Presiden Amerika Serikat Nixon.
Prakarsa Boutros-Boutros Ghali yang mencoba memerankan peran politisnya
mendapat tantangan Amerika Serikat, oleh karenanya usaha untuk menempati jabatan
keduanya tidak didukung oleh Amerika Serikat.159
Peran Sekjen PBB sangat dikenal dalam menjalankan tugasnya untuk mencegah
sengketa yang timbul di antara negara-negara anggota PBB. Peran tersebut yang dikenal
sebagai "jasa-jasa baik" [good offices). Sekjen PBB sangat berperan dalam "diplomasi
pencegahan" (preventive diplomacy).
dan Stafnya sebagai pegawai internasional dan tidak akan mempengaruhi mereka dalam
menjalankan tugasnya.
Pada waktu kita membicarakan tentang asas dan tujuan PBB, maka Pasal 1(3)
Piagam menentukan bahwa tujuan PBB adalah untuk memajukan keijasama dan
memecahkan persoalan internasional di lapangan ekonomi, sosial dan lain-lain.
Liga Bangsa-Bangsa telah gagal dalam mengoordinasi kegiatan masyarakat
internasional dalam bidang ekonomi dan sosial. Covenant LBB sendiri tidak
mencerminkan adanya hubungan antara ekonomi internasional dan kestabilan
perdamaian dunia. Tidak ada pertanggungjawaban pada Assembly dan Council untuk
masalah kehidupan ekonomi internasional dan tidak ada organ LBB yang bertanggung
jawab atas hal ini. Dalam kenyataannya LBB dalam masa hidupnya menghadapi masalah
ekonomi dan sosial. Berdasarkan kenyataan kehidupan ekonomi dan sosial dapat
mempengaruhi perdamaian internasional, maka pada waktu membicarakan pembentukan
PBB, para pendiri PBB merasa perlu adanya suatu organ/alat perlengkapan utama yang
bertanggung jawab pada masalah ekonomi dan sosial.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 303 1 3
Oleh karenanya dibentuk Dewan Ekonomi dan Sosial sebagai organ/alat perlengkapan
utama PBB, Dewan ini disingkat dengan Dewan ECOSOC.
Pemungutan Suara
Pasal 67 Piagam PBB menentukan bahwa setiap anggota mempunyai satu suara.
Keputusan Dewan diambil dengan suara terbanyak dari anggota yang hadir dan
memberikan suaranya.
Setiap anggota PBB diberi kesempatan untuk menghadiri perundingan yang
membicarakan persoalan yang berhubungan dengan masalah negara anggota yang
sedang dibicarakan di Dewan ECOSOC tanpa hak suara (Pasal 69 Piagam).
Tugas dan Wewenang
Ditentukan dalam Pasal 62-66 Piagam PBB
1. a. Mengadakan penyelidikan dan bertindak supaya diada
kan laporan-laporan tentang soal ekonomi, sosial, kebudayaan, pendidikan dan
kesehatan.
b. Mengusulkan segala yang perlu untuk memperteguh hak- hak asasi manusia dan
kebebasan dasar bagi setiap orang serta mempertahankannya.
304 Pengantar Hukum Organisasi In ternasional
Golongan B
Kurang maju jika dibandingkan dengan golongan A. Negara mandataris mempunyai
kekuasaan administrasi penuh dan adanya pembatasan tertentu.
Golongan yang paling rendah tingkat peradabannya. Golongan ini diperintah berdasarkan
Golongan C :
hukum negara mandatarisnya dan merupakan wilayah yang terintegrasi dengan negara
mandatarisnya.
Yang termasuk Mandat Golongan A:
Turki, ini sangat janggal, karena bila ditinjau dari segi sejarah, sebenarnya Turki telah
diterima sejajar dengan peradaban Eropa.
Irak, dibawah mandataris Inggris sampai status mandatnya dicabut dan mendapat
kemerdekaan.
Syria/Lebanon, dibawah mandataris Prancis yang memperoleh kemerdekaannya tahun
1945.
Palestina, dibawah mandataris Ingggris. Pada saat Inggris memikirkan akan
memberikan kemerdekaan, di sana timbul sengketa antara orang Yahudi dan Arab
Karena Inggris tidak dapat menyelesaikan masalah tersebut dan Inggris meninggalkan
wilayah tersebut. Pada saat itu dipakai oleh golongan Yahudi untuk mendirikan negara
Israel (Mei 948). Sampai saat ini permasalahan di wilayah tersebut belum selesai.
Golongan mandat B terdiri dari bekas jajahan Jerman, di Afrika Tengah seperti
Kamerun, Togo, Tanganyika, Rwanda, Urundi. Golongan B ini dibawah tanggung jawab
negara mandatarisnya atas jalannya administrasi/pemerintahan dan boleh memperoleh
latihan-latihan kepolisian.
Daerah mandat golongan B ini dibawah PBB dijadikan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 307 1 3
dan Dewan Keamanan, kedua alat perlengkapan' organ utama itu membantu Dewan
Perwalian (Bab 13 Piagam PBB).
Sistem perwalian ini ruang lingkupnya lebih luas dari sistem mandat dalam sistem
LBB. Pasal 77 Piagam PBB daerah yang dapat dijadikan daerah perwalian adalah:
1) . Bekas daerah mandat dalam Perang Dunia I.
2) . Daerah yang dipisahkan dari negara yang kalah perang dalam Perang Dunia II.
3) . Daerah yang dengan sukarela menempatkan diri dibawah sistem perwalian.
akan berlaku, kecuali jika dalam perjanjian itu ditentukan kapan perjanjian tersebut akan
berlaku.
Dalam hal daerah strategis perjanjian itu akan berlaku setelah mendapat
pengesahan Dewan Keamanan. Apakah ada jangka waktu perjanjian perwalian tersebut?
Jika diteliti maka dalam piagam tidak terdapat ketentuan tentang pembatasan waktu
tersebut. Namun ada satu perjanjian yaitu perjanjian perwalian wilayah Somalia
menyebutkan waktu sepuluh tahun sejak ditandatangani perjanjian tersebut. Piagam
hanya me- nentukan bahwa negara wali mempunyai kewajiban mengusahakan agar
wilayah perwalian dapat berdiri sendiri/merdeka. (Pasal 76[b] Piagam PBB). Jika wilayah
perwalian sudah mendapat kemerdekaannya, maka perwalian berhenti.
Pada waktu pembicaraan di San Fransisco pada waktu PBB akan berdiri, ada usul
untuk mengatur dalam Piagam PBB tentang berhentinya keanggotaan PBB sebagai
negara wali. Pada saat itu ada statement antara Amerika Serikat dan Inggris bahwa
berhentinya keanggotaan PBB tidak otomatis menghentikan kedudukannya sebagai
negara wali. Namun dalam Piagam PBB hal tersebut tidak diatur. Untuk itu maka setiap
kasus harus diuji sendiri-sendiri.
Susunan Dewan Perwalian
Pasal 86 Piagam PBB menentukan Dewan Perwalian terdiri
dari:
a) . Anggota-anggota yang menguasai daerah perwalian.
b) . Anggota-anggota tetap Dewan Keamanan yang tidak menguasai
menyelenggarakan pemerintahan di wilayah-wilayah perwalian.
c) . Sejumlah anggota yang dipilih oleh Majelis Umum untuk jangka waktu tiga tahun
dan jumlah keseluruhannya dari anggota Dewan dibagi sama antara negara-negara
anggota PBB yang menjadi wali dan yang tidak menjadi wali. Pasal 89 Piagam PBB
menentukan setiap anggota Dewan
Perwalian mempunyai satu suara dan keputusan Dewan Perwalian diambil dengan suara
terbanyak dari anggota yang hadir dan memberikan suaranya.
Fungsi dan Kewenangan Dewan Perwalian
310 Pengantar Hukum Organisasi In ternasional
Ditentukan dalam Pasal 87 dan 88 Piagam PBB, antara lain tugas Dewan Perwalian
adalah mengawasi pelaksanaan sistem perwalian dan untuk melaksanakan tugas
tersebut maka Dewan Perwalian mempunyai wewenang:
a) . Membuat kuesioner mengenai masalah politik, sosial, ekonomi, pendidikan dan
kemajuan penduduk wilayah perwalian dan membuat laporan tahunan.
b) . Meneliti dan mengadakan diskusi tentang laporan tadi.
c) . Mengadakan peninjauan secara periodik menurut waktu yang disetujui oleh negara
wali.
d) . Mengambil tindakan-tindakan yang sesuai dengan syarat-syarat dari persetujuan
perwalian.
Jika kita teliti ketentuan-ketentuan dalam piagam, maka tidak ada ketentuan yang
menyebutkan jika ada laporan yang tidak sesuai dengan situasi bagaimana sikap yang
harus diambil oleh Dewan Perwalian. Dewan Perwalian tidak dapat memaksa pada
negara wali. Sebagai contoh, misalnya masalah Afrika Barat Daya. 171
Mahkamah Internasional (International Court of Justice)
Pasal 2(3) Piagam PBB menentukan bahwa segenap anggota PBB harus
menyelesaikan sengketa internasional dengan jalan damai dan mempergunakan cara-
cara sedemikian rupa sehingga perdamaian dan keamanan internasional, serta keadilan
tidak terancam.
'"Mengenai masalah Afrika Barat Daya ini baca artikel karangan Sidik Surapulra,
"Masalah Namibia pada Hukum Internasional'' Hukum dan Pembangunan, No 4 tahun ke-
VII, Juli 1977, hlm. 242-255.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 311 1 3
Ada dua cara untuk menyelesaikan sengketa internasional, yaitu: 1). Perjanjian
antara dua pihak yang bersengketa dan; 2). Keputusan badan peradilan. Cara
penyelesaian sengketa dengan damai seperti yang ditentukan Pasal 33(1) Piagam PBB,
yaitu: negosiasi (negotiation), enkuire (enquiry), mediasi (mediation) dan konsiliasi
(conciliation) adalah suatu penyelesaian sengketa jika para pihak dapat membuat
perjanjian penyelesaian sengketa. Artinya kedua pihak, telah sama-sama setuju atas
rekomendasi yang disarankan suatu komisi (misalnya komisi konsiliasi), jika rekomendasi
tersebut tidak diterima oleh kedua pihak yang bersengketa, maka sengketa tersebut
belum terselesaikan.
Untuk menyelesaikan sengketa dengan jalan damai yang sesuai dengan asas-asas
keadilan dan hukum internasional, maka diperlukan badan yang berdiri sendiri dan badan
ini kedudukannya sebagai alat perlengkapan utama/organ utam PBB. Badan ini tidak
boleh dipengaruhi oleh kepentingan pihak tertentu dan harus bebas dari segala pengaruh.
Pada masa LBB peristiwa yang penting ialah dibentuknya Mahkamah Internasional
Permanen (Permanent Court of InternationaI Justice-PCIJ). Mahkamah berdiri setelah
statuta diratifikasi oleh mayoritas negara-negara anggota LBB, PCIJ berdiri tahun 1921
dan berkedudukan di Den Haag.
Mahkamah Internasional dalam rangka PBB disebut Mahkamah Internasional
(International Court of Justice-ICJ) Menurut Pasal 92 Piagam PBB Statuta ICJ didasarkan
pada Statuta PCIJ dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Piagam PBB.
318 Pengantar Hukum Organisasi In ternasional
Susunan Hakim
Hakim Mahkamah Internasional terdiri dari lima belas hakim yang dipilih oleh Majelis
Umum dan Dewan Keamanan dan nama-nama mereka diambil dari daftar yang ada pada
Mahkamah Tetap Arbitrasi (Permanen! Courl of Arbitration-?CA) (Pasal 4 Statuta ICJ).
Yang memilih hakim ICJ adalah Majelis Umum dan Dewan Keamanan. Majelis Umum dan
Dewan Keamanan harus bekerja bebas satu sama lain dalam memilih anggota ICJ.
(Pasal 8 Statuta ICJ). Pemilihan hakim tersebut didasarkan pada syarat masing-masing
dan keanggotaan sebagai hakim dalam Mahkamah harus mewakili bentuk-bentuk
peradaban utama dan sistem hukum yang terpenting di dunia (Pasal 9 Statuta ICJ). Calon
terpilih adalah calon yang mendapat suara terbanyak di Dewan Keamanan dan Majelis
Umum PBB. Dalam pemilihan hakim-hakim ICJ maka tidak ada perbedaan antara suara
anggota tetap dan tidak tetap (Pasal 10[ 1 dan 2] Statuta ICJ).
Syarat-Syarat Hakim
1) . Hakim tidak boleh mewakili/mempunyai kewarganegaraan yang sama (Pasal 10[3]
Statuta ICJ) jika ada calon yang berkewarganegaraan sama, maka hakim yang
tertualah yang akan dipilih.
2) . Hakim dipilih untuk masa jabatan sembilan tahun dan dapat dipilih kembali (Pasal
13[1] Statuta ICJ). Pemilihan pertama dilakukan tahun 1946, pada pemilihan yang
pertama lima hakim dipilih untuk masa jabatan tiga tahun, lima orang untuk enam
tahun dan lima orang untuk masa sembilan tahun. Sehingga setiap tiga tahun
diadakan pemilihan hakim untuk lima hakim.
3) . Mahkamah akan menunjuk ketua dan wakil ketua untuk masa jabatan tiga tahun
dan mereka dapat dipilih kembali. Mahkamah akan menunjuk paniteranya dan dapat
menunjuk pejabat-pejabat lain bila diperlukan (Pasal 21 Statuta ICJ).
4) . Untuk menjaga agar hakim-hakim bertindak adil dan dapat mencurahkan segala
tenaga dan pikirannya, maka hakim tidak boleh menjalankan tugas
politik/administrasi atau terikat pada pekerjaan lain (Pasal 16 Statuta ICJ).
5) . Pasal 17 Statuta ICJ menetapkan bahwa hakim tidak boleh menjadi wakil,
penasihat atau pengacara dari satu perkara. Dalam hal dia menjadi penasihat atau
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 319 1 3
pembela satu perkara sebelum dia menjabat jabatan hakim, maka bila perkara
tersebut dibawa ke Mahkamah Internasional dia tidak boleh turut serta dalam sidang
perkara tersebut.
6) . Untuk melindungi hakim terhadap tekanan politik maka hakim tidak dapat
diberhentikan, kecuali bila pendapat dari seluruh anggota hakim menyatakan bahwa
dia sudah tidak lagi memenuhi syarat sebagai hakim (Pasal 18 Statuta ICJ).
7) . Untuk menjalankan tugasnya dengan tenteram, maka hakim memiliki hak-hak
kekebalan dan istimewa anggota diplomatik (Pasal 19 Statuta ICJ).
8) . Sebelum menjalankan tugasnya, hakim harus mengambil sumpah jabatan bahwa
ia akan menjalankan tugasnya dengan tidak memihak dan dengan seksama
(impartialland conscientiously) (Pasal 20 Statuta ICJ).
Hakim ad hoc
Jika Mahkamah menyidangkan satu perkara dan ternyata ada
hakim yang mempunyai kebangsaan yang sama dengan salah satu
pihak dalam sengketa, maka pihak lainnya dapat memilih seseorang untuk duduk
sebagai hakim ad hoc, dan orang tersebut harus memenuhi syarat sebagaimana
ditetapkan dalam Pasal 4 dan 5 Statuta ICJ (Pasal 31[ldan 2] Statuta ICJ).
Badan Panitera
Panitera Mahkamah Internasional terdiri dari Kepala Panitera, Wakil Panitera dan
pejabat lain bila diperlukan (Pasal 21 [2] Statuta Mahkamah Internasional).
Mahkamah Internasional adalah sebagai badan peradilan utama PBB (judicial organ
of the United Nations), (Pasal 92 Piagam PBB). Badan peradilan judicial otgan berarti
sebagai peradilan (tribunal). Mahkamah Internasional tidak hanya sebagai alat
perlengkapan utama/organ utama PBB tetapi juga sebagai badan peradilan yang
dibentuk berdasarkan Piagam PBB. Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB juga
mempunyai kewenangan untuk menyelesaikan sengketa tetapi kedudukannya hanya
sebagai organ/alat perlengkapan utama yang bertindak sebagai quasi- judicial. Jika
kewenangan Dewan Keamanan dalam penyelesaian sengketa berdasarkan Pasal 37, 38
dan 39 Piagam sebagai ke- putusan Dewan Keamanan yang menurut Pasal 25 Piagam
320 Pengantar Hukum Organisasi In ternasional
PBB mengikat para pihak, di sini perlu diingat bahwa Dewan Keamanan bukan tribunal,
bukan judicial organ, karena keanggotaan Dewan Keamanan tidak bebas (independen!).
Berdasarkan Pasal 29 Piagam PBB, Dewan Keamanan dapat membentuk badan
subsider apabila dipandang perlu untuk melaksanakan tugasnya. Berdasarkan tugas
Dewan Keamanan di antaranya adalah menyelesaikan sengketa dan keputusannya
mengikat, Dewan Keamanan berdasarkan Pasal 29 Piagam PBB dapat membentuk
peradilan khusus (special tribunal). Di dalam sejarah maka Dewan Keamanan telah
membentuk peradilan khusus (ad hoc) di bekas negara Yugoslavia (International
Criminal Tribunal for Former Yugoslavia-ICTY ) dan di Rwanda (International Criminal
Tribunal for Rwanda-ICYR). ICTY dibentuk didasarkan pada resolusi Dewan Keamanan
No. 827 tanggal 25 Mei 1993, sedangkan ICTR dibentuk berdasarkan resolusi Dewan
Keamanan No. 995 tanggal 8 November 1994.
Siapa yang Menjadi Pihak pada Mahkamah Internasional
Menurut Pasal 34(1) Statuta ICJ, maka hanya negara yang dapat menjadi pihak di
Mahkamah Internasional.
Negara yang mana? Untuk menjawab pertanyaan ini maka: Menurut Pasal 35(1),
Mahkamah terbuka bagi negara-negara pihak Statuta ICJ.
Negara mana yang menjadi peserta ICJ. Pasal 93 Piagam PBB menentukan:
1) . Semua anggota PBB secara ipso facto menjadi pihak dalam Statuta ICJ.
2) . Negara yang bukan anggota PBB dapat menjadi pihak pada Statuta ICJ dengan
syarat-syarat yang ditentukan dalam tiap- tiap kasus oleh Majelis Umum PBB atas
usul Dewan Keamanan. Syarat-syarat tersebut ditetapkan dalam resolusi Majelis
Umum No. 91 tanggal 11 Desember 1946 yang didasarkan pada resolusi Dewan
Keamanan 15 Oktober tahun 1946.172 Syarat-syarat tersebut adalah:
a). Menerima Statuta ICJ yang dikemukakan dengan deklarasi
17J
J.G. Starke. op.cit., hlm. 389.
pada panitera ICJ sesuai dengan ketentuan dalam Piagam PBB, Statuta ICJ,
dan peraturan (rules) ICJ.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 321 1 3
Yurisdiksi ICJ
Yurisdiksi ICJ: 1). Memberikan keputusan untuk perkara para pihak yang diajukan
ke ICJ (Pasal 36[1] Statuta ICJ), 2). Memberikan nasihat hukum (advisory opinion)
untuk persoalan hukum atas permintaan badan-badan sesuai dengan Pasal 96 Piagam
PBB dan Pasal 65 Statuta ICJ.
ICJ tidak mempunyai yurisdiksi untuk mengadili perkara, kecuali para pihak yang
bersengketa menyerahkan perkaranya ke ICJ. Dengan perkataan lain bahwa ICJ tidak
mempunyai yurisdiksi memaksa (compulsory yurisdiction) atas sengketa yang timbul
antarnegara.
Di dalam dua hal ICJ mempunyai yurisdiksi memaksa atas sengketa hukum 173 yang
timbul antarnegara, yaitu:
'"Menurut Kelsen sengketa dapat dibedakan antara sengketa hukum dan sengketa
politik. The dispute is legaI if it is to be decided according the norms of positive law, it is
not legal, ie, political, if it is to be decided according to other norms, especially
according to principles of justice or equity (Hans Kelsen, op.cit., him. 478).
1) . Jika para pihak yang bersangkutan terikat dalam suatu perjanjian yang
mengatakan bahwa mereka menyetujui bahwa ICJ akan mempunyai yurisdiksi
terhadap mereka mengenai berbagai sengketa tertentu (special).
2) . Jika para pihak terikat pernyataannya sesuai dengan Pasal 36(2) Statuta ICJ.
Pasal 36(2) menentukan: The states parties to the present Statute may at any time
declare that they recognize as compulsory ipso facto and without spacial agreement,
322 Pengantar Hukum Organisasi In ternasional
in relation to any other state accepting the same obligation, the yurisdiction of the
Court in all disputes concerning.
a. the interpretation of a treaty,
b. any question of international law,
c. the existence of any fact which, if established, would constitute a breach of an
international obligation;
d. the nature or extent of reparation to be made for the breach of international
obligation.
Di samping dua cara tersebut di atas untuk tunduk pada ICJ dapat menyatakan
kesediaan tunduk pada yurisdiksi ICJ sebelum terjadi sengketa, dapat juga menyatakan
kesediaan secara ad hoc untuk suatu perkara tertentu setelah terjadinya sengketa.
Penerimaan yurisdiksi memaksa dilakukan dengan mengadakan perjanjian antarkedua
belah pihak yang lazim disebut perjanjian kompromi. Pada waktu membicarakan tentang
ICJ di San Fransisco memang ada kehendak untuk memasukkan ketentuan memaksa
(compulsory yurisdiction), usul ini ditolak dan tetap menerima kesukarelaan untuk
berperkara di ICJ.
Pasal 36(2) Statuta Terkenal dengan Optional Clause
Pasal 36(2) Statuta hanya lebih menjelaskan Pasal 36(1) Statuta ICJ. Jadi deklarasi
seperti yang ditentukan dalam Pasal 36(2) Statuta ICJ hanya efektif dengan tiga faktor:
1. Pada hubungannya dengan negara lain yang menerima kewajiban sama, dengan
syarat timbal balik.
2. Dalam waktu tertentu. Deklarasi tersebut harus berlaku untuk waktu tertentu.
3. Tidak adanya reservasi atas deklarasi tersebut.
Reservasi yang terkenal dalam hal ini adalah reservasi yang dikemukakan oleh
Amerika Serikat yang terkenal dengan Conally Resen'ation. Reservasi Amerika Serikat
menyatakan bahwa untuk persoalan domestic yurisdiction tidak termasuk yurisdiksi ICJ.
Yang menentukan apakah suatu persoalan merupakan domestic yurisdiction atau bukan
adalah Amerika Serikat sendiri. Deklarasi ini dinyatakan oleh Amerika Serikat 14 Agustus
1946.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 323 1 3
,74
ICJ mempunyai aturan-aturan yang harus diikuti, yaitu Piagam PBB, Statuta ICJ,
Rules of the Court (1978 dan diamandemen 5 Desember 2000, Practice Directions dan
Resolution Concerning the Internal Judicial Practice of the Court, 12 Apni 1976 (lihat
Sunan Jaya Ruslam, Proses Beracara di Mahkamah Internasional (International Court
o/Justice)-. "Studi Kasus Hak Intervensi," Skripsi Fakultas Hukum Universitas Indonesia,
2002) hlm. 14.
negara-negara lain yang berhak untuk hadir di ICJ.
Para pihak akan diwakili oleh wakilnya di ICJ dan mereka dapat memperoleh
penasihat atau pengacara (Pasal 42 Statuta ICJ).
Acara Persidangan
Prosedur persidangan terdiri dari dua bagian: Pertama, prosedur tertulis dan kedua,
prosedur lisan (Pasal 43 Statuta ICJ). Prosedur tertulis terdiri dari surat-menyurat, surat-
surat peringatan, jawaban dan bila perlu dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai
dasar keputusan. Salinan dari tiap-tiap dokumen yang disampaikan oleh salah satu pihak
akan disampaikan pada pihak yang lain.
Prosedur lisan terdiri dari dengar pendapat (hearing) yang diadakan oleh ICJ dalam
hal ini akan didengar wakil-wakil, penasihat dan pengacara.
Lama prosedur beracara ini bermacam-macam kasus tergantung pada masing-
masing perkara, apakah perkara itu cukup rumit atau cukup penting. Biasanya para pihak,
meminta waktu yang cukup lama untuk menyiapkan segala sesuatunya.
Setelah ICJ mempelajari perkara tersebut, maka ICJ akan menyiapkan draf
keputusan. Keputusan diambil dengan suara terbanyak dari para hakim yang hadir.
Apabila dihasilkan keputusan dengan suara sama banyak. Ketua atau hakim yang
menggantikan mempunyai suara yang menentukan (Pasal 55 Statuta ICJ).
Seperti halnya dalam pengadilan nasional dalam ICJ ada juga preliminary objection,
keberatan-keberatan pendahuluan (artinya sebelum pokok perkara disidangkan. Dapat
diajukan keberatan misalnya tentang kewenangan ICJ mengadili perkara tersebut.
Pertimbangan-pertimbangan dari keberatan tersebut dapat menunda pelaksanaan
beracara di ICJ. Dalam hal ini ICJ harus memutuskan: apakah keberatan itu sah,
kecuali bila keberatan tersebut akan diputuskan jadi satu dengan meritnya (pokok
perkaranya). ICJ harus yakin bahwa mempunyai yurisdiksi atas perkara tersebut sesuai
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 325 1 3
dengan Pasal 36 dan 37, tetapi juga bahwa tuntutan tersebut berdasarkan kenyataan
dan hukum (Pasal 53 Statuta ICJ). Bila suatu negara menganggap bahwa negara itu
mempunyai kepentingan yang bersifat hukum yang mungkin dapat dipengaruhi oleh
keputusan perkara itu, pihak ketiga tersebut dapat mengajukan intervensi pada waktu
pemeriksaan sedang berjalan. Hal tersebut terserah pada ICJ apakah akan
mengabulkan permintaan tersebut (Pasal 62 Statuta ICJ). Dalam suatu perkara yang
didasarkan pada suatu perjanjian di mana tersangkut pihak ketiga, maka pihak ketiga
tersebut berhak untuk mengambil bagian dalam acara, di mana hasil keputusan ICJ
akan mengikat juga bagi pihak ketiga (Pasal 63 Statuta ICJ).
Keputusan ICJ memuat alasan-alasan yang dipakai sebagai dasar keputusan,
keputusan tersebut akan memuat nama-nama hakim yang mengambil keputusan
tersebut (Pasal 56 Statuta ICJ). Setiap hakim berhak mengemukakan pendapatnya
sendiri tentang perkara tersebut (dissenting opiniori) (Pasal 57 Statuta ICJ).
Keputusan ICJ adalah keputusan final dan tidak dapat diminta banding (Pasal 60
Statuta ICJ). Jika banding tidak mungkin, maka yang dimungkinkan adalah peninjauan
kembali atas keputusan tersebut (Pasal 61 Statuta ICJ). Peninjauan kembali tersebut
dimungkinkan bila hal tersebut didasarkan atas terdapatnya fakta-fakta lain yang ternyata
merupakan faktor yang menentukan. Fakta mana ketika keputusan diambil belum
diketahui oleh ICJ. Juga oleh pihak yang menuntut peninjauan kembali, dengan
ketentuan ketidaktahuan itu bukan disebabkan karena kelalaiannya. (Pasal 61 Statuta
ICJ).
Kode yang dipakai untuk keputusan adalah A, sedangkan untuk nasihat adalah B.
116
UNIDO semula ditetapkan sebagai Badan Tambahan pada tahun 1966, lahun 1979
ditetapkan sebagai Badan Khusus. Suatu perjanjian telah dibuat antara UNIDO dan PBB
yang14Smenetapkan UNIDO sebagai Badan Khusus.
1S4
J.G. Starke, op.cit., 606.
Inis L. Claude, Jr, Swords into Plowshares (London: London University Press Ltd,
third169
edition, 1970), him. 134.
Boer Mauna, op.cit , hlm. 450.