Kegiatan organisasi internasional dapat meliputi kegiatan intern dan kegiatan ekstern.
Kegiatan intern
Kegiatan intern organisasi internasional adalah hubungan organisasi internasional
dengan anggotanya sendiri. Dalam hal ini anggaran dasar suatu organisasi internasional
mengatur tentang fungsi dari suatu organisasi internasional. Dalam melaksanakan fungsi
yang ditentukan dalam anggaran dasar itu keputusan- keputusan yang lebih rinci akan
ditentukan oleh organisasi itu sendiri. Sebagai contoh ketika PBB mengirimkan tentara
perdamaian ke Cyprus, Timur Tengah, Kongo dan Lebanon, hal ini membutuhkan adanya
peraturan yang mengatur tentara ini yang pada dasarnya tidak berbeda dengan aturan
nasional tentang angkatan bersenjata.
Kegiatan Ekstern
Kegiatan ekstern suatu organisasi internasional dapat meliputi hubungan
organisasi internasional dengan organisasi internasional lainnya, atau hubungan antara
organisasi internasional tersebut dengan suatu negara. Hal itu dapat dilihat dari suatu
kebijaksanaan organisasi internasional itu sendiri. Namun demikian dalam hubungan
ekstern itu tetap harus selaras dengan apa yang ditentukan dalam anggaran dasarnya.
Dalam hubungan ekstern dibedakan antara: Rekomendasi, Deklarasi, Konvensi dan
Peraturan yang mengikat
Rekomendasi
Dalam suatu organisasi internasional sering dipakai untuk suatu usul dari alat
perlengkapan/organ suatu organisasi internasional yang tidak mengikat. Istilah lain
yang dipakai adalah pendapat (opinion) atau nasihat (advice) Dalam beberapa
organisasi internasional untuk rekomendasi sering dipakai dengan istilah resolusi
(resolutiori).
Deklarasi (Declaration)
Suatu deklarasi akan dipergunakan untuk klarifikasi suatu keadaan/fakta yang ada
di mana dibutuhkan untuk suatu penerapan hukum. Sebagai contoh, suatu
deklarasi adanya keadaan yang mengganggu keamanan dan perdamaian
internasional sehingga dibutuhkan untuk penerapan Bab 7 Piagam PBB.
2
Konvensi (Convention)
Konvensi adalah suatu istilah yang dipakai untuk menyebutkan suatu perjanjian
internasional multilateral. Pada umumnya suatu perjanjian internasional dibentuk
atas kesepakatan perwakilan negara yang diberi wewenang untuk membuat
perjanjian yang akan mengikatkan negara peserta perjanjian internasional tersebut.
Peraturan yang Mengikat (Binding Rules)
Secara umum diterima bahwa suatu organisasi internasional tidak dapat membuat
keputusan yang mengikat secara eksternal, kecuali bila ketentuan dalam anggaran
dasarnya menentukan demikian.Pada organisasi internasional tertentu dapat
mengambil keputusan yang mengikat pemerintah negara anggotanya. Keputusan
yang demikian biasanya dapat meliputi semua bidang, tetapi adakalanya hanya
untuk bidang-bidang tertentu.
Kaitan Keputusan Organisasi Internasional dengan Hukum
Internasional
Berdasarkan Pasal 53 Konvensi Wina tentang Perjanjian Internasional tahun
1969 dan Pasal 64. Perjanjian batal jika melanggar "peremptory norm".
Ketentuan ini menunjukkan bahwa ada ketentuan dalam Hukum
Internasional yang harus didahulukan dari ketentuan hukum lainnya.
Ketentuan hukum internasional ini telah merupakan bagian dari sistem
hukum (legal order) dari organisasi internasional.
Kaitan Keputusan Organisasi Internasional dengan Asas-Asas Umum
Hukum (General Principies of Law)
Beberapa asas-asas umum hukum telah merupakan bagian dari hukum
internasional dan telah diakui sebagai "peremptory norm" dari hukum
internasional (Pasal 53 dan 64 Konvensi Wina tentang Perjanjian
Internasional). Di samping itu terdapat asas-asas umum hukum yang
dipratikkan sebagai tambahan dari sumber-sumber hukum yang
dipergunakan dalam organisasi internasional. Sebagai contoh, Mahkamah
Internasional (ICJ) dalam "Reparation for Injuries Case" telah membuat
suatu asas-asas umum hukum dalam keputusannya.
3
Beberapa fungsi diplomatik antara negara tadi tidak dapat dilaksanakan oleh
organisasi internasional. Kepentingan organisasi internasional lebih terbatas jika
dibandingkan dengan negara. Dalam hubungan diplomatik ini apakah organisasi
internasional dapat menerima delegasi negara anggota? Untuk menjawab pertanyaan ini
haruslah diingat bahwa organisasi internasional tidak mempunyai wilayah.
Mengeluarkan Paspor
Beberapa organisasi internasional mempunyai kewenangan untuk mengeluarkan
dokumen perjalanan (laissez-passer) kepada stafnya, yang menyatakan bahwa staf yang
membawa dokumen perjalanan organisasi internasional itu adalah stafnya dan meminta
kepada otorita yang bersangkutan untuk memberikan fasilitas dalam menjalankan
tugasnya.
Contoh dokumen perjalanan yang dikeluarkan oleh PBB dan yang berlaku juga
untuk Badan Khususnya, berdasar persetujuan yang didasarkan pada Convention on the
Priveleges and Immunities of the UN. Negara anggota telah menerima dokumen
perjalanan PBB sebagai dokumen perjalanan yang sah. Dokumen perjalanan PBB
7
dibedakan antara yang berwarna biru dan merah. Yang berwarna biru dipergunakan untuk
anggota staf, sedangkan yang berwarna merah untuk Sekjen PBB, Direktur Jenderal dari
Badan-Badan Khusus dan staf dengan ranking jabatan tinggi (Direktur).
Penyimpanan (Depository) dan Pendaftaran untuk Perjanjian Internasional
Suatu perjanjian internasional, teks resmi, tanda tangan peserta dan dokumen
ratifikasi harus disimpan, biasanya pada salah satu dari negara pihak. Pada saat ini
depository perjanjian internasional secara bertahap di alihkan ke organisasi internasional.
Alasannya karena organisasi internasional lebih mudah mengadakan hubungan dengan
negara anggotanya, mempunyai administrasi yang khusus, organisasi internasional lebih
baik menjalankan tugas penyimpanan ini dibandingkan dengan negara. Penyimpanan
tidak hanya persoalan administrasi saja, tetapi lebih dari itu, karena penyimpanan
menyangkut pertanyaan negara mana yang boleh menyusul ikut dalam perjanjian,
masalahnya apakah boleh mengadakan reservasi. Tugas penyimpanan biasanya
dilakukan oleh Sekretariat. Pasal 102 (1) Piagam PBB mewajibkan peijanjian internasional
yang dibuat oleh anggota PBB harus didaftarkan dan diumumkan oleh Sekretariat.
3. LBB juga dibebani tugas untuk mengurus daerah-daerah mandat. Setelah Perang
Dunia I berakhir dengan dikalahkannya negara-negara musuh oleh sekutu, timbul
masalah tentang bekas daerah jajahan (koloni) yang dimiliki oleh negara musuh
Dalam sistem mandat tersebut dibedakan antara mandat A, mandat B, dan mandat
C. Mandat A adalah daerah yang paling maju, mandat B adalah daerah yang kurang
maju, dan mandat C adalah daerah yang paling rendah tingkat peradabannya
Yang termasuk daerah mandat A:
1. Turki : Jika kita melihat pada peradabannya maka sebenarnya Turki telah setaraf
dengan Eropa.
2. Irak: Di bawah mandataris Inggris. Tahun 1932 mendapatkan kemerdekaannya dan
kemudian diterima keanggotaannya pada LBB.
3. Syria dan Lebanon: Kedua negara tersebut di bawah mandataris Perancis. Tahun
1945 mendapatkan kemerdekaannya, sebenarnya dijanjikan pada tahun 1936.
4. Palestina: Di bawah mandataris Inggris
Yang termasuk daerah mandat B adalah daerah bekas jajahan Jerman di Afrika
Tengah. Dalam sistem mandat golongan B ini negara mandataris boleh melatih penduduk
untuk kepentingan keamanan (polisi) bukan untuk kepentingan militer. Daerah mandat B
ini dalam sistem "perwalian" dalam PBB telah memperoleh kemerdekaannya.
Daerah Mandat C, Penduduk daerah mandat C ini dianggap masih sangat rendah
peradabannya dan negara mandataris dapat memerintah daerah ini menurut peraturan
hukum dari negaranya. Yang termasuk daerah mandat golongan C ini adalah Afrika Barat
Daya (Namibia) di bawah mandataris Afrika Selatan. Semua di bawah mandataris
Selandia Baru (telah merdeka). Pulau Nauru di bawah mandataris Inggris, Australia dan
Selandia Baru, Papua New Guinea (PNG) di bawah mandataris Australia telah merdeka.
Ketentuan-ketentuan mengenai sistem mandat yang dianut oleh LBB memberikan
dorongan serta dukungan ke arah berakhirnya sistem penjajahan, yang kemudian
merupakan suatu asas yang dianut oleh PBB.
Pada tanggal 25 Juni 1945 konferensi di San Fransisco selesai dan menerima bulat
seluruh Piagam PBB. Esok harinya tanggal 26 Juni diadakan upacara penandatanganan
yang dilakukan di Gedung Opera di San Fransisco. Menurut ketentuan Piagam PBB
berlaku setelah diratifikasi oleh negara penanda tangan dan termasuk lima negara tetap
Dewan Keamanan (Pasal 110 Piagam PBB). Syarat berdirinya PBB dipenuhi tanggal 24
Oktober 1945 dengan Resolusi Majelis Umum pada tanggal 31 Oktober 1947. Tanggal 24
Oktober dinamakan Hari PBB.
sedangkan masalah yang kurang penting cukup dengan kelebihan suara biasa (Pasal 18
Piagam PBB).
c. Sanksi yang Dapat Diambil
Pada LBB, menurut Pasal 16 Kovenen sanksi militer hanya diusulkan dan
diserahkan kepada kebijaksanaan anggota-anggota lainnya. Pada PBB inisiatif untuk
sanksi militer dapat diambil oleh PBB cq Dewan Keamanan (Pasal 42 Piagam PBB),
namun demikian anggota masih diberi hak untuk bela diri (Pasal 51 Piagam PBB),
d. KeanggotaanPada Pasal 1 (2) Kovenen LBB ditentukan any fully self- governing
state, dominion or colony become member of the leaque. Jadi setiap negara, dominion
atau koloni yang mempunyai pemerintahan sendiri (fully self government) dapat menjadi
anggota LBB. Sedangkan berdasarkan Pasal 4 Piagam PBB: membership in the United
Nations is open to all other peace-loving state and accept the obligations contained in the
present charter. Jadi di PBB hanya menyebutkan states tidak lagi menyebutkan dominion
atau koloni,
e. Titik Berat Fungsinya
Pada LBB lebih menitikberatkan pada perdamaian dan keamanan internasional,
kurang memperhatikan masalah-masalah ekonomi, sosial, dan kebudayaan. Pada PBB
selain masalah-masalah perdamaian dan keamanan internasional juga memperhatikan
masalah ekonomi/sosial dan kebudayaan juga masalah perwalian,
f. Wewenang Sekretaris Jenderal (Sekjen)
Pada LBB wewenang Sekjen hanya sebagai kepala jabatan administratif (Pasal 6
Kovenen LBB). Sedangkan pada PBB Sekjen PBB selain sebagai kepala sekretariat
(Pasal 97 Piagam PBB) maka Sekjen PBB mempunyai juga tugas-tugas politik (Pasal 98
dan Pasal 99 Piagam PBB.
Majelis Umum memilih anggota tidak tetap Dewan Keamanan dengan suara dua
per tiga anggota yang hadir d"an memberikan suaranya. Syarat yang harus
diperhatikan dalam pemilihan anggota tidak tetap Dewan Keamanan itu:
sumbangan negara tersebut terhadap perdamaian dan keamanan internasional;
demikian juga sumbangan terhadap tercapainya tujuan organisasi PBB; juga harus
memperhatikan perwakilan didasarkan pada wilayah (geographical distributiori)
(Pasal 23(1) Piagam PBB).
Dewan Ekonomi dan Sosial
Majelis Umum memilih anggota Dewan Ekonomi dan Sosial (Pasal 61 (1) Piagam
PBB).
Mahkamah Internasional
Majelis Umum dan Dewan Keamanan memilih anggota Hakim Mahkamah
Internasional. Jumlah Hakim Mahkamah Internasional sebanyak lima belas orang
(Pasal 4 ayat 1 Statuta Mahkamah Internasional).
Sekretariat
Sekretaris Jenderal PBB ditunjuk oleh Majelis Umum atas rekomendasi Dewan
Keamanan (Pasal 97 Piagam PBB).
Dewan Perwalian
Dewan Perwalian akan melaporkan pelaksanaan fungsinya pada Majelis Umum
PBB (Pasal 88 Piagam PBB). Dewan Perwalian adalah alat/organ utama PBB yang
bertanggung jawab atas sistem Perwalian yang ditetapkan dalam Bab 12 dan 13,
termasuk pemberian persetujuan mengenai perjanjian-perjanjian perwalian bagi
daerah yang tidak termasuk daerah strategis.
Tugas dan wewenang Majelis Umum adalah sebagai berikut:
1) Pelaksanaan perdamaian dan keamanan internasional (Pasal 11, 12 Piagam
PBB).
2) Kerjasama di lapangan politik, mendorong berkembangnya kemajuan hukum
internasional dan kodifikasinya, keijasama internasional di lapangan ekonomi,
sosial, kebudayaan, pendidikan, kesehatan dan membantu hak-hak manusia
(Pasal 13 Piagam PBB).
3) Tugas yang berhubungan dengan sistem Perwalian (Pasal 85 Piagam PBB).
18
Keamanan, kelima negara tersebut adalah: Amerika Serikat, Inggris, Uni Soviet,
Prancis dan Cina (Pasal 23 ayat 1 Piagam PBB).Kesepuluh anggota tidak tetap
dipilih untuk waktu dua tahun oleh Majelis Umum PBB (Pasal 23 ayat 2 Piagam
PBB). Semula anggota tidak tetap adalah enam negara, kemudian sejak tanggal 1
Januari 1966 anggota tidak tetap menjadi sepuluh anggota.
Wewenangnya adalah sebagai berikut :
a. Memelihara perdamaian dan keamanan internasional (Pasal 24 Piagam).
b. Mengadakan penyelidikan setiap perselisihan yang dapat mengancam perdamaian
dan keamanan internasional (Pasal 34 Piagam).
c. Memberikan saran tentang cara-cara yang dapat dipakai untuk menyelesaikan
suatu perselisihan (Pasal 36, 38).
d. Menentukan apakah terjadi suatu keadaan yang mengganggu perdamaian
internasional atau adanya tindakan agresi dan menyarankan tindakan-tindakan apa
yang dapat diambil untuk mencegah atau menghentikan adanya suatu agresi
(Pasal 39 dan 40 Piagam).
e. Menganjurkan pada para anggota untuk mengambil tindakan lain yang bersifat
kekerasan untuk mencegah atau menghentikan adanya suatu agresi (Pasal 41
Piagam).
f. Mengambil tindakan-tindakan militer terhadap adanya agresi (Pasal 42 Piagam).
g. Penerimaan, penundaan, pencabutan keanggotaan (Pasal 4[2]; Pasal 5; Pasal 6
Piagam).
h. Pemilihan Hakim Mahkamah Internasional (Pasal 10 Piagam)
i. Menyarankan pemilihan Sekretaris Jenderal PBB (Pasal 97 Piagam).
j. Menyampaikan laporan tahunan pada Majelis Umum PBB (Pasal 26 dan 29
Piagam).
k. Perubahan Piagam (Pasal 108 Piagam).
l. Pembinaan dan pengawasan daerah strategis (Pasal 83 Piagam).
Sekretariat PBB
Sekretariat merupakan alat perlengkapan/organ utama PBB, dikepalai oleh
seorang Sekretaris Jenderal. Sekretaris Jenderal PBB bukan hanya sebagai pegawai
pelaksana, tetapi mempunyai tanggung jawab atas perdamaian dan keamanan
internasional. Atas inisiatif sendiri Sekretaris PBB (Sekjen) dapat mengajukan usul
tentang keadaan yang dapat membahayakan perdamaian dan keamanan internasional
(Pasal 99 Piagam). Menurut Pasal 97 Piagam PBB maka Sekjen PBB diangkat oleh
Majelis Umum atas anjuran Dewan Keamanan. Mengingat pentingnya peran Sekretaris
Jenderal (Sekjen) PBB, maka anjuran Dewan Keamanan diputuskan dengan sedikitya 9
(sembilan) suara yang di dalamnya termasuk 5 (lima) anggota tetap Dewan Keamanan. 166
Bahwasanya jabatan Sekjen PBB sangat penting, jabatan Sekjen PBB tidak hanya
sekadar jabatan administratif tetapi juga merupakan jabatan politik. Wewenang Sekjen
PBB tercantum dalam Pasal 97, 98, 100, dan 101 Piagam. Dari ketentuan-ketentuan
tersebut jelas bahwa kewenangan Sekjen PBB tidak hanya dalam bidang administratif
tetapi juga dalam bidang politik.
Tugas Wewenang Sekjen
Tugas Kesekretariatan, Pasal 97 Piagam PBB menetapkan Sekjen PBB sebagai
kepala sekretariat PBB. Ia mempunyai tugas untuk mempersiapkan tugas-tugas
kesekretariatan yang penting dan diperlukan untuk sidang-sidang Majelis Umum, Dewan
Keamanan, Dewan Ekonomi Sosial dan Dewan Perwalian, Badan-Badan Khusus, dan
badan- badan lain yang dibentuk oleh PBB.
Sekretariat juga membuat laporan tahunan hasil kerja PBB ke Majelis Umum.
Dalam laporan Sekjen dapat mengemukakan apa yang sedang berkembang dalam
masyarakat internasional dan dapat menyuarakan apa yang dikehendaki oleh anggota-
anggota PBB. Sebagai contoh, Sekjen Boutros- Boutros Ghali dalam laporannya pada
tanggal 30 Juni 1992 yang berjudul Agenda for Peace, telah mengajukan sejumlah
langkah yang bertujuan untuk memperkuat kapasitas PBB di bidang penyelesaian
sengketa.
Sekretaris Jenderal sebagai Kepala Eksekutif
Sebagai kepala eksekutif Sekjen PBB mewakili PBB dalam hubungannya dengan
negara anggotanya dan menerima tugas-tugas khusus dari Majelis Umum PBB
atau dari Dewan Keamanan PBB yang tertuang dalam resolusi-resolusi. Dan harus
22
empat anggota (perubahan itu berlaku tahun 1973), delapan belas anggota akan
dipilih untuk masa tugas tiga tahun guna menggantikan delapan belas anggota
yang masa tugasnya selama tiga tahun telah habis. Pada waktu pemilihan pertama
tahun 1946 ditentukan bahwa enam anggota akan diganti setelah satu tahun, enam
anggota sesudah dua tahun dan enam anggota setelah tiga tahun, mulai tahun
keempat pemilihan untuk enam anggota duduk untuk masa jabatan tiga tahun.
Anggota yang telah berhenti dapat dipilih kembali. Dengan bertambahnya
keanggotaan Dewan ECOSOC, maka pemilihan tiap tahun untuk anggota
sebanyak delapan belas anggota.
Pemungutan Suara
Pasal 67 Piagam PBB menentukan bahwa setiap anggota mempunyai satu suara.
Keputusan Dewan diambil dengan suara terbanyak dari anggota yang hadir dan
memberikan suaranya.Setiap anggota PBB diberi kesempatan untuk menghadiri
perundingan yang membicarakan persoalan yang berhubungan dengan masalah
negara anggota yang sedang dibicarakan di Dewan ECOSOC tanpa hak suara
(Pasal 69 Piagam).
Tugas dan Wewenang Ditentukan dalam Pasal 62-66 Piagam PBB :
1. a. Mengadakan penyelidikan dan bertindak supaya diadakan laporan-laporan
tentang soal ekonomi, sosial, kebudayaan, pendidikan dan kesehatan, dan b.
Mengusulkan segala yang perlu untuk memperteguh hak- hak asasi manusia dan
kebebasan dasar bagi setiap orang serta mempertahankannya. C. Mengadakan
perjanjian-perjanjian internasional dalam bidangnya.
2. Membantu organ/alat perlengkapan utama lain Dewan Keamanan (Pasal 65
Piagam PBB, Majelis Umum PBB (Pasal 66[1] Piagam PBB).
3. Mengoordinasikan Badan-Badan Khusus (Specialist Agency) (Pasal 57).
4. Hubungan dengan organisasi bukan pemerintah.
Badan-Badan Khusus PBB (Specialized Agencies)
Pasal 57 Piagam PBB menentukan berbagai Badan Khusus yang didirikan atas
persetujuan antarpemerintah dan mengemban tanggung jawab internasional yang
luas dalam bidang ekonomi, sosial, kebudayaan, pendidikan dan kesehatan, dan
bidang-bidang yang berhubungan dengan bidang-bidang tersebut yang akan
dikoordinasi oleh PBB .
24
Susunan Hakim
Hakim Mahkamah Internasional terdiri dari lima belas hakim yang dipilih oleh
Majelis Umum dan Dewan Keamanan dan nama-nama mereka diambil dari daftar
yang ada pada Mahkamah Tetap Arbitrasi (Permanen! Courl of Arbitration-?CA)
(Pasal 4 Statuta ICJ). Yang memilih hakim ICJ adalah Majelis Umum dan Dewan
Keamanan. Majelis Umum dan Dewan Keamanan harus bekerja bebas satu sama
lain dalam memilih anggota ICJ. (Pasal 8 Statuta ICJ). Pemilihan hakim tersebut
didasarkan pada syarat masing-masing dan keanggotaan sebagai hakim dalam
Mahkamah harus mewakili bentuk-bentuk peradaban utama dan sistem hukum
yang terpenting di dunia (Pasal 9 Statuta ICJ). Calon terpilih adalah calon yang
mendapat suara terbanyak di Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB. Dalam
26
pemilihan hakim-hakim ICJ maka tidak ada perbedaan antara suara anggota tetap
dan tidak tetap (Pasal 10[ 1 dan 2] Statuta ICJ).
Syarat-Syarat Hakim
.
Hakim tidak boleh mewakili/mempunyai kewarganegaraan yang sama (Pasal 10[3]
Statuta ICJ) jika ada calon yang berkewarganegaraan sama, maka hakim yang
tertualah yang akan dipilih.Hakim dipilih untuk masa jabatan sembilan tahun dan
dapat dipilih kembali (Pasal 13[1] Statuta ICJ). Pemilihan pertama dilakukan tahun
1946, pada pemilihan yang pertama lima hakim dipilih untuk masa jabatan tiga
tahun, lima orang untuk enam tahun dan lima orang untuk masa sembilan tahun.
Sehingga setiap tiga tahun diadakan pemilihan hakim untuk lima hakim.
.Mahkamah akan menunjuk ketua dan wakil ketua untuk masa jabatan tiga tahun dan
mereka dapat dipilih kembali. Mahkamah akan menunjuk paniteranya dan dapat
menunjuk pejabat-pejabat lain bila diperlukan (Pasal 21 Statuta ICJ).
Hakim ad hoc
Jika Mahkamah menyidangkan satu perkara dan ternyata adahakim yang
mempunyai kebangsaan yang sama dengan salah satu pihak dalam sengketa,
maka pihak lainnya dapat memilih seseorang untuk duduk sebagai hakim ad hoc,
dan orang tersebut harus memenuhi syarat sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 4
dan 5 Statuta ICJ (Pasal 31 ayat ldan 2 Statuta ICJ).
Badan Panitera
Panitera Mahkamah Internasional terdiri dari Kepala Panitera, Wakil Panitera dan
pejabat lain bila diperlukan (Pasal 21 [2] Statuta Mahkamah Internasional).
Siapa yang Menjadi Pihak pada Mahkamah Internasional
Menurut Pasal 34(1) Statuta ICJ, maka hanya negara yang dapat menjadi pihak di
Mahkamah Internasional. Menurut Pasal 35(1), Mahkamah terbuka bagi negara-
negara pihak Statuta ICJ. Negara mana yang menjadi peserta ICJ. Pasal 93
Piagam PBB menentukan Semua anggota PBB secara ipso facto menjadi pihak
dalam Statuta ICJ.
.Negara yang bukan anggota PBB dapat menjadi pihak pada Statuta ICJ dengan syarat-
syarat yang ditentukan dalam tiap- tiap kasus oleh Majelis Umum PBB atas usul
Dewan Keamanan. Syarat-syarat tersebut ditetapkan dalam resolusi Majelis Umum
27
Keputusan ICJ
29