Nim : 8111421416
Hukum Internasional Rombel 08
RESUME
1. Perjanjian Internasional
Perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan antara anggota masyarakat
diberbagai bangsa negara lain dan bertujuan untuk kesejahteraan bersama yang dalam
perlindungannya dapat akibat hukum tertentu. Oleh karena itu untuk dapat diadakan oleh
subjek hukum internasional yang menjadi dinamakan perjanjian internasional, perjanjian itu
harus anggota masyarakat intemasional.
Dalam hukum intemasional ada kecenderungan mengatur hukum perjanjian antara
organisasi internasional dengan organisasi intemasional atau antara organisasi internasional
dengan subjek hukum internasional lain secara tersendiri. Kecenderungan yang disebabkan
oleh perkembangan yang pesat dari organisasi internasional di lapangan dan adanya ciri
khusus perjanjian yang diadakan badan-badan. Maksudnya, bukan untuk mengatakan bahwa
hanya negaralah yang dapat menjadi peserta dalam perjanjian intemasional, melainkan
konferensi menganggap perlu mengatur perjanjian yang diadakan oleh organisasi-organisasi
atau badan internasional secara tersendiri.
Lepas dari aneka ragam istilah yang digunakan untuk perjanjian hukum intemasional,
berdasarkan praktik beberapa negara kita dapat membedakan perjanjian internasional itu
dalam dua golongan. Pada satu pihak terdapat perjanjian internasional yang diadakan
menurut tiga tahap pembentukan yakni perundingan, penandatanganan dan ratifikasi, dan
pada pihak lain perjanjian internasional yang hanya melewati 2 tahap yakni perundingan dan
penanda-tanganan. Biasanya perjanjian golongan pertama diadakan untuk hal yang dianggap
penting sehingga memerlukan persetujuan dari badan yang memiliki hak untuk mengadakan
perjanjian (treaty making power), sedangkan perjanjian golongan kedua yang lebih sederhana
sifatnya diadakan untuk perjanjian yang tidak begitu penting dan memerlukan penyelesaian
yang cepat seperti misalnya perjanjian perdagangan yang berjangka pendek. Yang menjadi
persoalan ialah: apakah ukurannya untuk menentukan perjanjian mana termasuk golongan
perjanjiaan yang penting, sehingga memerlukan ratifikasi oleh Dewan Perwakilan Rakyai dan
perjanjian mana yang tidak memerlukan persetujuan demikian.
Terdapat enam klasifikasi perjanjian menurut materi yang pengesahannya perlu
dilakukan dengan undang-undang, yaitu perjanjian yang berkenaan:
a. Harus terdapat suatu kebiasaan yang bersifat umum, dan diterapkan berulang
dari masa ke masa.
b. Kebiasaan itu harus diterima sebagai hukum.
Jadi supaya kebiasaan internsional itu merupakan sumber hukum internasional,
harus dipenuhi dua unsur, yang masing-masing dapat dinamakan unsur
material dan unsur pikologis, yaitu kenyataan adanya kebiasaan yang bersifat
umum dan diterimanya kebiasaan internasional itu sebagai hukum. Contohnya
memberi perlindungan kepada utusan yang dikirim untuk mengadakan
hubungan dengan pihak musuh, perlakuan tawanan perang menurut
perikemanusiaan, penggunaan karpet warna merah bila menerima kunjungan
kepala negara asing.
Kaidah-kaidah hukum internasional yang berasal dari kebiasaan, antara lain hukum
diplomatik antar negara,praktek organ-organ internasional dan perundang-undangan negara-
negara,keputusan-keputusan pengadilan nasional dan praktek-praktek militer serta
administrasi negara yang umumnya telah menjalani suatu proses sejarah panjang yang
berpuncak pada pengakuan masyarakat internasional.
3. Prinsip Hukum Umum
Prinsip-prinsip hukum umum adalah Nilai etik dan moral universal yang luhur, mulia
dan agung yang telah ada di dalam masyarakat umat manusia secara universal yang menjiwai
norma-norma hukum maupun norma-norma hukum lainnya yang secara nyata mengikat
masyarakat internasional. Tingkatan/Hierarkis prinsip-prinsip hukum umum yaitu meliputi:
1) Prinsip prinsip hukum umum pada dasarnya adalah merupakan perwujudan dari
hukum positif nasional dan internasional dari suatu negara yang berbeda satu dengan
yang lainnya dan berbeda antara dahulu dan sekarang. Misalnya: prinsip keadilan dan
kepatutan, prinsip kesamaan derajat sesama manusia, prinsip itikad baik dll.
2) Prinsip-prinsip hukum dari pelbagai sistim hukum. Ada dua macam sistim hukum
yang berlaku di dunia ini yaitu sistim hukum Anglo Saxon dan sistim hukum Eropa
Kontinental. Dari kedua sistim hukum tersebut kalau diteliti secara mendalam, maka
terdapat kesamaan baik dari segi asas-asas maupun prinsip-prinsip hukum yang sama
antara negara satu dengan negara yang lainnya.
3) Prinsip-prinsip hukum nasional pada umumnya Pada dasarnya walaupun hukum
nasional masing-masing-masing negara berbeda-beda demikian juga dengan prinsip-
prinsipnya, namun tentu saja tetap ada prinsip-prinsip yang sama. Misalnya: setiap
hukum nasional negara-negara didunia mengenal prinsip-prinsip nebis in idem,
prinsip nullum delictum dalam hukum pidana, prinsip pacta sunt servanda dalam
prinsip hukum perjanjian/perikatan, prinsip ius soli dan ius sanguinis dalam hukum
kewarganegaraan dll.
4) Prinsip-prinsip hukum internasional pada umumnya. Hukum internasional juga
mengenal prinsip-prinsip hukum yang mendasari atau menjadi landasan lahirnya dan
berlakunya kaidah hukum internasional positif. Di dalam prinsip hukum internasional
tersebut dapat dirumuskan norma atau kaidah hukum internasional positif dan
sebaliknya suatu norma hukum positif dapat dicarikan landasan pada prinsip hukum
internasional itu sendiri. Misalnya: prinsip penentuan nasib sendiri dari masing-
masing negara, prinsip non intervensi, prinsip-prinsip hukum internasional yang
terkandung dalam piagam PBB dll.
5) Prinsip-prinsip hukum umum dari pelbagai cabang hukum internasional. Misalnya:
hukum laut internasional, hukum diplomatik, hukum humaniter internasional, hukum
ekonomi internasional dll.