Anda di halaman 1dari 7

PENGGUNAAN KAIDAH PENGEMBANGAN PARAGRAF

DALAM PEMBUATAN KARYA TULIS


Annisatun Nurul Ma'rifah

Ilham Endriansyah Putra

Moren Nanda Jelita

Muhammad Amin Zain

Nicholas Herta Prasetyo

Nurul Hidayanti

Sun Sufriani Sihombing

Fakultas Hukum,Universitas Negeri Semarang

Abstrak :Paragraf adalah bagian dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang
mengungkapkan satuan informasi dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran
penjelas sebagai pendukungnya. Unsur kelengkapan paragraf yang harus terpenuhi yakni
gagasan utama yang ingin di sampaikan penulis, kalimat utama yang di letakan secara tersurat
dan nantinya akan di kembangkan oleh kalimat pendukung lainya, kalimat pendukung atau
penjelas yang berisi opini atau juga fakta dan data yang valid dari isi suatu paragraf, konjungsi
yang merupakan kata hubung antar kalimat, frasa, dan klausa. Pengembangan paragraf
berkaitan erat dengan kemampuan memerinci secara maksimal gagasan utama paragraf ke
dalam gagasan bawahan dan kemampuan mengurutkan gagasan bawahan ke dalam suatu
urutan yang teratur. Pengembangan suatu paragraf harus berdasarkan dari siafatnya baik
hubungan alamiah yang sesuai keadaan yang nyata di alam, hubungan logis sesuai tanggapan
penulis yang terperinci, serta ilustrasi-ilustrasi atau penambahan kejelasan berupa contoh.
Dalam pembentukan paragraf yang baik terdapat tiga syarat yang harus diperhatikan, yaitu
unsur kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan. Unsur kesatuan paragraf mengisyaratkan pada
adanya persyaratan bahwa suatu paragraf hanya memilik,i satu topik, satu pikiran utama.
Fungsi paragraf dalam hal ini adalah mengembangkan topik tersebut.Oleh karena itu,
pengembangan paragraph tidak boleh dilakukan secara sembarangan, tidak boleh terdapat
unsur yang berhubungan dengan topik. Pengembangan paragraph yang salah akan
mengakibatkan menyulitkan pembaca dan akan mengakibatkan paragraf tidak efektif. Jadi, satu
paragraf idealnya hanya berisi satu gagasan pokok satu topik. Semua kalimat dalam suatu
paragraph harus membicarakan gagasan pokok tersebut. Unsur kepaduan paragraf sering
disebut dengan koherensi. Suatu paragraf bukanlah merupakan kumpulan atau deretan kalimat
yang masing-masing berdiri sendiri atau terlepas, melainkan dibangun oleh kalimat-kalimat
yang memiliki hubungan timbal balik. Paragraf yang padu membuat pembaca memahami dan
mengikuti jalan pikiran dari penulis.

Kata kunci : Paragraf , kaidah pengembangan paragraf, mahasiswa


1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Paragraf merupakan bagian dari sebuah bab dalam suatu karangan yang
mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru, dalam
sebuah tulisan utuh, keberadaan paragraf berperan sebagai miniatur karangan yang
nantinya berfungsi untuk memudahkan pengertian dan pemahaman, dengan cara
memisahkan satu tema atau topik dengan tema atau topik lainnya.

Penulis melihat masih banyak terjadi kesalahan khususnya dalam pembuatan


sebuah paragraf, berawal dari keresahan tersebut penulis mulai mengembangkan
makalah mengenai cara maupun syarat dari terbentuknya suatu paragraf, Dalam
pembentukan paragraf yang baik terdapat tiga syarat yang harus diperhatikan, yaitu
unsur kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan, unsur kesatuan adalah antara gagasan
utama di dalam kalimat utama dengan gagasan penjelas dalam kalimat penjelas harus
saling berkaitan atau berhubungan satu sama lainnya. Tidak saling bertentangan satu
sama lain. Kepaduan merupakan suatu hubungan selaras antar kalimat yang saling
mengikat satu dengan lainnya sehingga mampu menyampaikan gagasan utama dengan
efektif dan sistematis, lalu kelengkapan sendiri mencakup keterdapatan gagasan pokok,
kalimat utama, dan kalimat penjelas

Terdapat banyak sekali faktor yang menyebabkan ketidak pedulian sesorang dalam
memperhatikan kaidah penulisan paragraf, mulai dari ketidaktahuan, tidak ada yang
memperingatkan, dan memang hanya sekedar menyelesaikan tugas, tapi alasan
tersebut tidak dapat di terima dalam kondisi seperti apapun, apalagi di era yang serba
mudah saat ini informasi dapat dengan mudah di akses, yang seharusnya akan
menjadikan upaya memberdayakan etika dalam penulisan suatu paragraf.

1.2 Rumusan Masalah


a) Bagaimana syarat dan kaidah pengembangan paragraph?
b) Bagaimana cara membuat kalimat pengembangan paragraf, serta
penempatan tata letat kalimat yang baik?
1.3 Tujuan
A. Pembaca mulai mengenal dan mengetauhui tentang penggunaan kaidah
dalam pembuatan suatu paragraph, supaya terpenuhinya syarat maupun
ketentuan dalam pembuatan sebuah paragraf
B. Membuat pembaca memahami tentang tata letak suatu kalimat utama
dalam pembuatan paragraph dan Pembaca mulai dapat membuat
paragraf yang sesuai kaidah

2.Kerangka Teoritis

2.1 Pengembangan paragraf

Paragraf merupakan bagian dari sebuah bab dalam suatu karangan yang mengandung satu ide
pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru, dalam sebuah tulisan utuh, keberadaan
paragraf berperan sebagai miniatur karangan yang nantinya berfungsi untuk memudahkan
pengertian dan pemahaman, dengan cara memisahkan satu tema atau topik dengan tema atau
topik lainnya. Masih banyak terjadi kesalahan khususnya dalam pembuatan sebuah paragraf,
berawal dari keresahan tersebut penulis mulai mengembangkan makalah mengenai cara
maupun syarat dari terbentuknya suatu paragraf, Dalam pembentukan paragraf yang baik
terdapat tiga syarat yang harus diperhatikan, yaitu unsur kesatuan, kepaduan, dan
kelengkapan, unsur kesatuan adalah antara gagasan utama di dalam kalimat utama dengan
gagasan penjelas dalam kalimat penjelas harus saling berkaitan atau berhubungan satu sama
lainnya.

Terdapat banyak sekali faktor yang menyebabkan ketidak pedulian sesorang dalam
memperhatikan kaidah penulisan paragraf, mulai dari ketidaktahuan, tidak ada yang
memperingatkan, dan memang hanya sekedar menyelesaikan tugas, tapi alasan tersebut tidak
dapat di terima dalam kondisi seperti apapun, apalagi di era yang serba mudah saat ini
informasi dapat dengan mudah di akses, yang seharusnya akan menjadikan upaya
memberdayakan etika dalam penulisan suatu paragraf.

Paragraf dapat diartikan sebagai rangkaian kalimat dengan kaidah-kaidah tertentu pula. Banyak
pakar bahasa yang mendefinisikan paragraph. Widjono (2007: 173) menerangkan beberapa
pengertian paragraf yaitu:

a. Paragraf adalah karangan mini

b. Paragraf adalah satuan Bahasa tertulis yang tersusun secara runtut logis yang tertuang
dalam satuan ide yang tertulis secara utuh dan padu.
c. Paragraf adalah bagian dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang
mengungkapkan satuan informasi dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran
penjelas sebagai pendukungnya.

d. Gorys Keraf menyatakan bahwa paragraf adalah alenia. Alenia diartikan sebagai
kesatuan pikiran yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat.

Dalam pembentukan paragraf yang baik terdapat tiga syarat yang harus diperhatikan, yaitu
unsur kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan. Fungsi paragraf dalam hal ini adalah
mengembangkan topik tersebut.Oleh karena itu, pengembangan paragraph tidak boleh
dilakukan secara sembarangan, tidak boleh terdapat unsur yang berhubungan dengan topik.

Unsur kelengkapan paragraf mengacu pada adanya pikiran utama yang berwujud kalimat
utama dan pikiran penjelas yang berwujud kalimat-kalimat penjelas. Kalimat penjelas harus
menunjang kejelasan kalimat utama.

2.2 unsur kelengkapan paragraf


a. Topik atau gagasan utama

Topik atau gagasan utama merupakan ide utama yang ingin disampaikan penulis kepada
pembaca.

b. Kalimat Utama

Kalimat utama berisi gagasan utama yang diletakkan secara tersurat pada awal atau akhir
paragraf. Namun, kalimat utama dapat juga ditemukan pada awal dan akhir paragraf. Kalimat
utama bersifat umum dan akan dikembangkan oleh kalimat-kalimat pendukung lainnya.

c. Kalimat Penjelas atau Kalimat Pendukung

Kalimat pendukung berfungsi untuk mengembangkan dan memperkuat gagasan yang


disampaikan pada kalimat utama.

d. Konjungsi

Konjungsi adalah kata sambung atau kata penghubung. Konjungsi dalam bahasa Indonesia ada
dua jenis, yaitu konjungsi intrakalimat dan konjungsi antarkalimat. Konjungsi intrakalimat
adalah kata sambung yang berfungsi menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa,
serta klausa dengan klausa dalam satu kalimat. Misalnya, “dan”, “sehingga”, “agar”, “sebelum”,
dan lain-lain. Konjungsi intrakalimat konjungsi antarkalimat adalah kata sambung yang
menghubungkan antarkalimat dalam satu paragraf. Misalnya, “Jadi”, “Oleh karena itu”,
“Namun”.

2.3 Hakikat Paragraf

Paragraf dapat dikatakan sebagai karangan atau esai yang utuh dalam bentuk miniature
atau lebih ringkas. Dikatakan demikian karena paragraf memiliki ciri utama yang sama dengan
esai, ciri utama tersebut yaitu sama-sama memiliki isi pokok atau ide pokok suatu topik,
memiliki unsur pembangun yang sama, sama-sama menyajikan isi secara utuh. Meskipun
paragraf memiliki ciri-ciri yang sama dengan esai, tetapi dalam sebuah esai paragraf tetap
merupakan sebuah unsur atau bagian dari esai.

2.4 Pola Pengembangan Paragraf

Pengembangan paragraph berkaitan erat dengan :

a. kemampuan memerinci gagasan utama paragraf ke dalam gagasan bawahan.

b. kemampuan mengurutkan gagasan bawahan ke dalam suatu urutan teratur. Untuk


memerinci gagasan tersebut dapat ditempuh dengan tiga langkah, yaitu menentukan ide pokok
yang akan ditulis, memikirkan informasi yang logis dikemukakan agar pembaca dapat
memahami ide pokok penulis, serta memikirkan tentang cara menyampaikan informasi.

Pengembangan paragraf baik berupa merinci ide pokok maupun mengurutkan rincian-
rincian dengan teratur, dapat dilakukan dengan menggunakan bermacam-macam cara atau
pola pengembangan sebuah paragraf. Pemakaian pola-pola pengembangan paragraf
bergantung dari sifat paragrafnya. Dasar pengembangan paragraf dapat terjadi karena
adanya hubungan alamiah, hubungan logis, serta ilustrasi-ilustrasi. Hubungan alamiah
didasarkan pada keadaan yang nyata di alam (urutan kejadian, urutan tempat, atau sudut
pandangan). Hubungan logis didasarkan pada tanggapan penulis atas hubungan dari
perincian-perinciannya. Dasar pemberian ilustrasi ialah untuk memberikan kejelasan apa yang
dimaksudkan dalam paragraf tersebut, misalnya dengan cara pemberian contoh-contoh.

2.5 Pengembangan Paragraf sesuai Fungsi dan Posisi

Paragraf-paragraf yang akan dikembangkan dalam sebuah karya tulis ilmiah disesuaikan
dengan fungsi dan posisinya masinng-masing. Pengembangan paragraf pendahuluan
disesuaikan dengan ciri-ciri paragraf pendahuluan yang akan diposisikan pada awal tulisan.
Pengembangan paragraf isi atau penjelas disesuaikan dengan ciri-ciri paragraf isi yang akan
ditempatkan pada bagian tengah tulisan. Pengembangan paragraf penyimpul atau penutup
disesuaikan dengan ciri-ciri paragraf penyimpul atau penutup yang diposisikan pada bagian
akhir tulisan.

a. Paragraf Pendahuluan

Paragraf pendahuluan bertujuan untuk menarik perhatian pembaca terhadap tulisan yang
akan disajikan, memberikan harapan kepada pembaca, dan membentuk penalaran pada diri
pembaca untuk membaca seluruh tulisan itu. Maka dari itu, paragraf pendahuluan pada karya
tulis ilmiah harus dapat menarik perhatian pembaca. Apabila paragraf pendahuluan tersebut
mampu menarik perhatian pembaca, pembaca akan secara otomatis tertarik kepada tulisan
yang sedang dibacanya sehingga mempunyai keinginan menyelesaikan bacaanya.

b. Paragraf Isi

Paragraf isi atau penjelas adalah semua paragraf yang terdapat di antara paragraf pendahuluan
dan paragraf penutup. Oleh Wahab dan Lestari (1999:53), meengemukakan paragraf itu
disebut paragraf isi, yakni berisi uraian atau penjelasan isi tulisan yang dijabarkan pada batang
tubuh tulisan. Inti persoalan yang akan dikemukakan penulis terdapat dalam paragraf tersebut.
Oleh karena itu, dalam mengembangkan paragraf isi pada karya tulis ilmiah harus
memperhatikan hubungan antara paragraf-paragraf yang ada secara teratur dan logis. Paragraf
isi karya tulis ilmiah memiliki dua macam fungsi, yaitu sebagai pembawa penjelasan ide-ide
pokok yang disampaikan oleh

penulis dan mempertahankan perhatian pembaca. Memiliki berbagai macam informasi yang
disebutkan dalam paragraph pendahulan karya tulis ilmiah, diwujudkan pada paragraf isi.
Apabila seseorang selesai membaca seluruh paragraf isi serta memahami isinya, berarti dapat
dikatakan ia telah menguasai isi karya tulis ilmiah yang dibacanya. Agar pembaca memiliki
keinginan untuk membaca seluruh paragraf isi dalam tulisan tersebut, setiap paragraf isi itu
disusun sedemikian rupa sehingga pembaca bertahan menyelesaikan bacaannya.

c. Paragraf Penyimpul

Paragraf penyimpul karya tulis ilmiah berfungsi sebagai pengakhir dari sebuah tulisan. Karya
tulis ilmiah yang mengungkapkan pokok-pokok ilmiah atau politis, ramalan masa yang akan
datang merupakan suatu simpulan yang sangat baik. Tulisan kontroversial (mengembangkan
pikiran-pikiran atau argumen yang baru), simpulan yang baik ialah ringkasan persoalan dijalin
dengan pandangan pribadi penulis.

2.6 Pengembangan Paragraf Sesuai Persyaratannya

Paragraf-paragraf yang akan dikembangkan dalam tulisan esai, selain


disesuaikan dengan fungsi dan posisinya, juga disesuiakan dengan persyaratan-persyaratan
yang diterapkannya. Persyaratan-persyaratan tersebut mencakup empat unsur, yakni
kelengkapan unsur, kesatuan, keruntutan, dan koherensi paragraf. Keempat unsur tersebut
dijelaskan sebagai berikut.

a. Kelengkapan Unsur

Paragraf dikatakan memiliki kelengkapan unsur apabila paragraf tersebut memenuhi dua syarat,
yaitu (1) ide pokok yang diungkapkan dalam kalimat topik dan (2) kalimat penunjang yang
memadai yang berfungsi memberikan penjelasan ide pokok tersebut. Paragraf yang baik berisi
unsur-unsur yang diperlukan untuk mengungkapkan suatu pikiran yang lengkap. Unsur-unsur
yang diperlukan dalam paragraf tersebut adalah (1) kalimat topik, (2) kalimat-kalimat
penunjang, dan (3) kalimat penyimpul.

b. Kesatuan

Paragraf dikatakan memiliki kesatuan apabila paragraf itu memenuhi dua syarat, yaitu (1)
hanya memiliki satu ide pokok dan (2) kalimat-kalimat yang mengandung ide-ide bawahan,
semuanya secara bersama-sama mendukung ide pokok tersebut. Semua kalimat yang
membangun paragraf secara bersama-sama mendukung ide pokok yang sama. Apabila dalam
paragraf tersebut terdapat satu saja gagasan atau penjelasan yang menyimpang dari ide pokok
maka paragraf tersebut dinyatakan tidak mempunyai kesatuan atau keutuhan.

c. Keruntutan Paragraf

Paragraf dikatakan memiliki unsur keruntutan apabila ide-ide yang diungkapkan dalam paragraf
tersebut disusun secara runtut dan sistematis, sehingga tidak ada ide yang melompat-lompat.
Dengan adanya penyampaian ide-ide secara berurutan dan sistematis pada suatu paragraf,
pembaca akan mudah dan cepat memahami isi paragraf yang bersangkutan.

d. Koherensi

Paragraf dikatakan memiliki unsur koherensi apabila paragraf tersebut memiliki kekompakan
hubungan antara kalimat satu dengan kalimat lainnya. Sebuah paragraf memenuhi syarat
koherensi apabila paragraf tersebut memiliki dua ciri, yaitu (1) kalimat-kalimat dalam paragraf
terjalin erat dan saling mendukung serta (2) paragraf mudah dipahami dan nyaman dibaca.

3. Hasil dan Pembahasan


3.1.1 Hasil Penelitian

Anda mungkin juga menyukai