Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH DISKUSI KELOMPOK 8

Tugas ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Diskusi Hukum dan Pembangunan

Dosen Pengampu: Ubaidillah Kamal S.Pd., M.H.

Makalah ini disusun oleh:

Nicholas Herta Prasetyo

Muhammad Galih Ramahadi

Ilham Endriansyah Putra

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Bismilahirahirrahmanirrahim

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan karuniaNya, kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Tak lupa
penulis haturkan sholawat serta salam kepada junjungan rasulullah Muhammad SAW. Semoga
syafaatnya terus ada hingga akhir zaman.

Dalam penulisan makalah berjudul Hukum Dan Pembangunan penulis bertujuan untuk
mengemban tugas mata kuliah Hukum Masyarakat. Pada makalah ini penulis uraikan mengenai
hukum dan pembangunan

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
terkait dan membantu dalam proses pengerjaan hingga penyelesaian makalah. Dengan harapan,
makalah ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi seluruh pembaca.

Penulis sangat menyadari jika di dalam makalah ini masih sangat jauh dari kata
sempurna, besar harapan penulis agar pembaca dapat memberikan masukan berupa keritik dan
saran.

Wassalamualaikum Waraohmatullahi Wabarokatuh

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
C. Metode Penulisan..................................................................................................................2
D. Tujuan...................................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
A. Perkaitan Hukum Dan Pembangunan...................................................................................3
B. Teori Ahli Tentang Hukum Dan Pembangunan...................................................................4
C. Peranan Para Ahli Hukum Dalam Hukum Dan Pembangunan............................................6
D. Hukum Dan Pembangunan Ekonomi.................................................................................11
E. Analisis Kasus....................................................................................................................14
BAB III..........................................................................................................................................19
PENUTUP.....................................................................................................................................19
Kesimpulan................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki


berbagai aspek kehidupan masyarakat. Dengan demikian, proses pembangunan terjadi di
semua aspek kehidupan masyarakat, ekonomi, sosial, budaya, politik, yang berlangsung
pada level makro (nasional) dan mikro (commuinity/group). Definisi dalam regulasi
diartikan  Pembangunan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa
dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Pembangunan merupakan suatu proses yang
dilakukan secara sadar dimana manusia sebagai anggota dari masyarakat berusaha untuk
mengolah kondisi yang menjadi landasan kehidupannya untuk mencapai tingkat yang
lebih baik. Peranan hukum, ahli hukum serta Lembaga-lembaga hukum yang sangat
penting dalam pembangunan tersebut adalah pada saat perpindahan ke dan pensintesean
dari suatu system norma-norma serta nilai-nilai nasional yang baru.
Dalam pembangunan ada yang disebut sebagai konsep trickle down effect yang
mengatakan bahwa pembangunan merupakan suatu proses netral yang akan berjalan
sebagaimana mestinya dengan sendirinya, terlepas dari bagaimana pembangunan itu
sendiri dijalankan, dalam artian bahwa walaupun suatu pembangunan diintensifkan ke
daerah perkotaan atau industri, maka efek pembangunan tersebut juga akan dirasakan
atau mengalir ke daerah-daerah lain dibawahnya, termasuk daerah pinggiran maupun
pedesaan. Namun, fenomena empiris di lapangan menunjukkan bahwa konsep trickle
down effect tersebut, karena terjadi ketimpangan dan kesenjangan pembangunan antara
kota dan desa.
Hukum yang dicita-citakan adalah hukum yang mampu memberikan
kebermanfataan dan mampu menjadi sarana pembangunan bukan menjadi alat
pembangunan. Sebagaimana yang diketahui bahwa konsep pembangunan berkelanjutan
mengandung makna bahwasanya pembangunan tidak boleh mengurangi atau
menghilangkan kesejahteraan sosial dari yang sebelumnya. Hal ini sejalan dengan teori
Mochtar bahwa kesibukan di bidang proses pembangunan seringkali menimbulkan realita
bahwa hukum justru menunjukkan kelesuan (malaise) atau kekurangpercayaan. Tentu
1
saja keadaan ini tidak relevan, karena pada hakikatnya akan memandang rendah fungsi
hukum dalam tatanan masyarakat. Fungsi hukum dalam pembangunan nasional
berorientasi pada hukum sebagai sarana pembaruan masyarakat atau sarana
pembangunan.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana eksistensi keberlakuan hukum terkait keberlangsungan pembangunan


dalam suatu negara?
2. Bagaimana pola pengaturan hukum dalam pembangunan melalui studi analisis
Kasus?
C. Metode Penulisan

Metode penelitian yang di gunakan Penulisan ini merupakan kajian pustaka dimana yang
bertujuan mendeskripsikan suatu persoalan yang sebelumnya telah ada terkait suatu
peristiwa. Penelitian ini berguna sebagai redaksi analisis terkait keberlakuan hukum
dalam tendensi pembangunan. Berikutnya yang merupakan objek dari penelitian ini
adalah keterkaitan hukum dengan pembangunan, pendekatan penelitian yang digunakan
adalah kualitatif yang merupakan informasi atau data yang tersaji dari bagian data primer
dan sekunder yang sebelumnya telah terkumpul dalam bentuk dokumen atau catatan ahli.
D. Tujuan

1. Diharapkan keberlangsungan pembangunan senantiasa diikuti dengan pengaturan


regulasi terkait.
2. Diharapkan dengan ketersediaannya aturan menjadikan pembangunan lebih tertib dan
dapat memastikan terpenuhinya hak-hak dan kewajiaban Bersama.
3. Diharapkan Pemerintah dapat mengikutsertakan masyarakat dalam pembangunan
yang berkeadilan.
4. Diharapkan terjalinnya proses yang teratur dalam pembangunan suatau negara.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkaitan Hukum Dan Pembangunan

hukum merupakan “sarana pembaharuan masyarakat” didasarkan kepada


anggapan bahwa adanya keteraturan atau ketertiban dalam usaha pembangunan dan
pembaharuan itu merupakan suatu yang diinginkan atau dipandang (mutlak) perlu.
Anggapan lain yang terkandung dalam konsepsi hukum sebagai sarana pembaharuan
adalah bahwa hukum dalam arti kaidah atau peraturan hukum memang bisa berfungsi
sebagai alat (pengatur) atau sarana pembangunan dalam arti penyalur arah kegiatan
manusia ke arah yang dikehendaki oleh pembangunan dan pembaharuan. Jika di uraiakan
menjadi peranan yang di peroleh melalui keberadaan hokum maka dapat terbagi
menjadi :
1) Penciptaan Lembaga-lembaga hukum baru yang melancarkan dan Mendorong
Pembangunan
2) Mengamankan hasil-hasil yang di dapat dari kerja dan usaha, sekalipun
pembanguna itu menghendaki keleluasaan untuk melakukan perubahan-perubahan,
namun pada akhirnya dikehendaki agar orang memperoleh kepastian tentang hasil
pekerjaan atau usahanya. Tanpa kepastian terhadap pengharapan ini tidak dapat
ditunggu partisipasi yang baik dari masyarakat terutama sector swasta.
3) Keadilan pembangunan yang pada intinya konsepsi ini menghendaki agar
masyarakat senantiasa ada di pihak yang memikirkan pembangunan (perubahan)
untuk kepentingan bagian terbesar dari rakyat, untuk dapat menciptakan ini maka
pemerintah hendaknya dapat memanfaatkan dengan memberikan publisitas yang
seluas-luasnya, misalnya pendistribusian lahan pada para petani, pegawai negeri
yang di pidanakan karna menerima suap, dan sebagainya, semua itu dilakukan guna
mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.

3
4) Pemberian Legitimasi terhadap perubahan-perubahan pilihan yang memberi efek
yang mendorong perubahan yang membangun.
5) Penggunaan hukum untuk melakukan perombakan, dalam hal ini terfokus pada
peranan hukum dalam pembaharuan social, Lembaga lama yang menghambat
pembangunan dirobohkan oleh hukum. Daripada itu perobohan ini menimbulkan
gangguan pada system hukum yang ada dan menyebabkan usaha perombakan
hukum ini juga menghendaki penciptaan Lembaga hukum baru sebagai gantinya.
6) Peranan dalam penyelesaian perselisihan, penyelesaian yang dilakukan berdasarkan
prosedur yang telah dipersiapkan dalam rangka penyelesaian yang demikian itu,
peranan hukum didalam penyelesaian perselisihan dapat dimasukan kedalam
kategori menunjang pembangunan oleh karena pembangunan sebagai perubahan
melibatkan banyak kegiatan-kegiatan, kegiatan yang didalamnya mengandung
resiko terhadap kepentingan yang ada, terlebih resiko yang bersifat mencelakakan,
maka orang yang mengalami gangguan tersebut akan mencari jalan untuk dapat
memulihakna hak-hak dan kepentingannya, apabila pembangunan di terima sebagai
suatu rangkaian perubahan, maka pembangunan dengan demikian membuka jalan
bagi terjadinya persengketaan yang terus muncul, dalam hal ini kadar persoalan
tidak hanya dapat di tinjau dari segi penyelesaian sengketa saja melainkan juga dari
pengarahan hakim, terkadang fungsi pengarahan ini juga disebut sebagai fungsi
hukum yang mendidik.
7) Pengaturan kekuasaan pemerintah. Apabila pembanguana adalah suatu kegiatan
untuk melakukan perubahan didalam masyarakat maka bahwa peranan pemerintah
sebagai badan eksekutif menjadi menonjol, dialah badan yang menjadi saluran bagi
dilaksanaknnya kebijaksanaan pembangunana itu kedalam tindakan-tindakan yang
nyata. Dengan demikian untuk tidak menghasilkan buah yang berlawanan dengan
yang dikehendaki oleh pembangunnan itu sendiri, tindakan-tindakan atau langkah
perlu di atur sehingga tertib. Oleh karena penertiban atau pengaturan yang
menyangkut tindakan badan pemerintahan maka peranan hukum administrasi
sangat penting.

4
B. Teori Ahli Tentang Hukum Dan Pembangunan

Pada dasarnya, dalam sejarah perkembangan hukum di Indonesia maka salah satu teori
hukum yang banyak mengundang atensi dari para pakar dan masyarakat adalah mengenai
Teori Hukum Pembangunan dari Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmaja, S.H., LL.M. Ada
beberapa argumentasi krusial mengapa Teori Hukum Pembangunan tersebut banyak
mengundang banyak atensi, yang apabila dijabarkan aspek tersebut secara global adalah
sebagai berikut: Pertama, Teori Hukum Pembangunan sampai saat ini adalah teori hukum
yang eksis di Indonesia karena diciptakan oleh orang Indonesia dengan melihat dimensi
dan kultur masyarakat Indonesia. Kedua, secara dimensional maka Teori Hukum
Pembangunan memakai kerangka acuan pada pandangan hidup (way of live) masyarakat
serta bangsa Indonesia berdasarkan asas Pancasila yang bersifat kekeluargaan maka
terhadap norma, asas, lembaga dan kaidah yang terdapat dalam Teori Hukum
Pembangunan tersebut relatif sudah merupakan dimensi yang meliputi structure
(struktur), culture (kultur) dan substance (substansi) sebagaimana dikatakan oleh
Lawrence W. Friedman.
teori Roscoe Pound “Law as a tool of social engineering” yang berkembang di
Amerika Serikat. Apabila dijabarkan lebih lanjut maka secara teoritis Teori Hukum
Pembangunan dari Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M. cara berpikir dari
Herold D. Laswell dan Myres S. Mc Dougal ditambah dengan teori Hukum dari Roscoe
Pound. Mochtar mengolah semua masukan tersebut dan menyesuaikannya pada kondisi
Indonesia.
Mochtar Kusumaatmadja secara cemerlang mengubah pengertian hukum sebagai
alat (tool) menjadi hukum sebagai sarana (instrument) untuk membangunan masyarakat.
Pokok-pokok pikiran yang melandasi konsep tersebut adalah bahwa ketertiban dan
keteraturan dalam usaha pembangunan dan pembaharuan memang diinginkan, bahkan
mutlak perlu, dan bahwa hukum dalam arti norma diharapkan dapat mengarahkan
kegiatan manusia kearah yang dikehendaki oleh pembangunan dan pembaharuan itu.
Oleh karena itu, maka diperlukan sarana berupa peraturan hukum yang berbentuk tidak
tertulis itu harus sesuai dengan hukum yang hidup dalam masyarakat. Lebih jauh,
Mochtar berpendapat bahwa pengertian hukum sebagai sarana lebih luas dari hukum
sebagai alat karena:

5
 Di Indonesia peranan perundang-undangan dalam proses pembaharuan hukum lebih
menonjol, misalnya jika dibandingkan dengan Amerika Serikat yang menempatkan
yurisprudensi (khususnya putusan the Supreme Court) pada tempat lebih penting.
 Konsep hukkum sebagai “alat” akan mengakibatkan hasil yang tidak jauh berbeda
dengan penerapan “legisme” sebagaimana pernah diadakan pada zaman Hindia
Belanda, dan di Indonesia ada sikap yang menunjukkan kepekaan masyarakat untuk
menolak penerapan konsep seperti itu.
 Apabila “hukum” di sini termasuk juga hukum internasional, maka konsep hukum
sebagai sarana pembaharuan masyarakat sudah diterapkan jauh sebelum konsep ini
diterima secara resmi sebagai landasan kebijakan hukum nasional.
Lebih detail maka Mochtar Kusumaatmadja mengatakan, bahwa: “Hukum merupakan
suatu alat untuk memelihara ketertiban dalam masyarakat. Mengingat fungsinya sifat hukum,
pada dasarnya adalah konservatif artinya, hukum bersifat memelihara dan mempertahankan yang
telah tercapai. Fungsi demikian diperlukan dalam setiap masyarakat, termasuk masyarakat yang
sedang membangun, karena di sini pun ada hasil-hasil yang harus dipelihara, dilindungi dan
diamankan. Akan tetapi, masyarakat yang sedang membangun, yang dalam difinisi kita berarti
masyarakat yang sedang berubah cepat, hukum tidak cukup memiliki memiliki fungsi demikian
saja. Ia juga harus dapat membantu proses perubahan masyarakat itu. Pandangan yang kolot
tentang hukum yang menitikberatkan fungsi pemeliharaan ketertiban, dan menekankan sifat
konservatif dari hukum, menganggap bahwa hukum tidak dapat memainkan suatu peranan yang
berarti dalam proses pembaharuan.”
inti Teori Hukum Pembangunan yang diciptakan oleh Mochtar Kusumaatmadja, yaitu :
 Ketertiban atau keteraturan dalam rangka pembaharuan atau pembangunan
merupakan sesuatu yang diinginkan, bahkan dipandang mutlak 0888adanya; 
 Hukum dalam arti kaidah atau peraturan hukum memang dapat berfungsi sebagai alat
pengatur atau sarana pembangunan dalam arti penyalur arah kegiatan manusia yang
dikehendaki ke arah pembaharuan.
C. Peranan Para Ahli Hukum Dalam Hukum Dan Pembangunan

Para ahli hukum merupakan orang-orang yang berperan dengan memberikan


sudut pendidikannya yang memang dipersiapkan untuk menangani hukum itu sendiri.

6
Dalam pembangunan itu tersendiri, hukum memiliki hubungan yang cukup erat dengan
pembangunan. Sehingga melihat adanya hubungan antara kedua hal tersebut maka tidak
heran para ahli hukum juga ikut berperan di dalamnya. Berikut ini adalah peranan para
ahli hukum dalam pembangunan, antara lain:
a. Ahli hukum mendorong Penciptaan lembaga-lembaga hukum baru yang
melancarkan dan mendorong pembangunan;
b. Ahli hukum memberikan dorongan akan terjaganya dan terciptanya kepastian
hukum yang menunjang dalam pembangunan;
c. Ahli hukum ikut mendorong adanya sebuah pengembangan dan pembentukan
hukum dalam masyarakat sebab masyarakat sendiri merupakan bagian dari
pembangunan itu sendiri;
d. Ahli hukum memberikan sebuah legitimasi atas perubahan-perubagan yang terjadi
akibat pembangunan;
e. Ahli hukum mendorong adanya penggunaan hukum untuk melakukan
perombakan-perombakan yang mengikuti pembangunan;
f. Ahli hukum berperan dalam dalam penyelesaian perselisihan;
g. Mendorong adanya pengaturan kekuasaan pemerintahan melalui kebijakan-
kebijakan yang ada.1
Dikutip dari https://eppid.pu.go.id/ bahwa Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan infrastruktur
yang dilaksanakan Kementerian PUPR, seperti jalan dan jembatan, bendungan, irigasi,
rumah susun, rumah khusus, air minum, persampahan, pos lintas batas negara
memerlukan dukungan ahli hukum agar pembangunan infrastruktur menjadi lebih
berkualitas sehingga mampu mendukung pertumbuhan ekonomi dan terwujudnya
pemerataan hasil-hasil pembangunan.2 Hukum menurutnya sudah menyangkut dalam
seluruh sendi kehidupan masyarakat, namun dalam pembangunan, terutama
pembangunan insfrastruktur terdapat lima hal yang perlu difokuskan oleh para ahli
hukum, yakni meliputi Tata Kelola, Hukum Kontrak, Pengadaan Barang dan Jasa,
1
Raharjo, S. (1980). Hukum dan Masyarakat. Bandung: CV. Angkasa Bandung. hlm 136-138.
2
Kementrian PUPR. (2020, Februari 02). Menteri Basuki : Peran Ahli Hukum Dibutuhkan untuk
Pembangunan Infrastruktur Berkualitas. Diambil kembali dari eppid.pu.go.id:
https://eppid.pu.go.id/page/kilas_berita/1610/Menteri-Basuki-Peran-Ahli-Hukum-Dibutuhkan-untuk-Pembangunan-
Infrastruktur-Berkualitas

7
Penyelesaian Sengketa (dispute), dan Kegagalan Konstruksi. peran ahli hukum sangat
penting dalam memberikan pendampingan intensif mulai dari perencanaan
pembangunan, pelaksanaan hingga pengawasan.3 Selain itu, Pembangunan yang
berkualitas juga ditentukan oleh akuntabilitas, tata kelola produk hukum yang baik serta
efektifitas aturan yang menjadi payung hukum. Dukungan ahli hukum juga diperlukan
dalam mewujudkan pengadaan barang dan jasa yang transparan dan fair. Dalam hal ini
dibutuhkan perencanaan dan proses yang baik untuk memperoleh hasil yang terbaik.

Melihat banyaknya peranan para ahli hukum, maka setidaknya diperlukan sebuah
keterampilan yang memadai sehingga dapat tercapainya hal hal yang telah disebutkan di
atas. Alasan diperlukannya hal tersebut, sebab;

 Peranan ahli hukum di sini disebut sebagai pembela konsistensi, yang senantiasa
memberikan nasihatnya agar setiap penggarapan masalah hendaknya diukur
menurut ukuran standar penghargaan yang luwes tetapi konsisten, dengan
memperhitungkan suatu kompleksitas indikator-indikator politik, ekonomi dan
sosial;
 Membuat semakin banyak kemungkinan untuk memberikan solusi atas sebuah
permasalahan terkait.4
Kesadaran akan perlunya perubahan ini juga dikemukakan oleh Mochtar
Kusumaatmadja, salah seorang di antara para ahli Indonesia yang banyak mencurahkan
minatnya bagi pembaharuan pendidikan hukum di Indonesia. Ia pun mengemukakan
sebagai keluhannya, bahwa para sarjana hukum Indonesia dewasa ini masih merupakan
hasil dari pola pendidikan di masa penjajahan yang lalu, yang menurut beliau dikatakan
'menciptakan orang-orang untuk membantu mempertahanka tertib hukum yang ada.
Keadaan sedemikian ini seharusnys dirubah dan para sarjana hukum lulusan perguruan
tinggi di Indonesia hendaknya merupakan orang-orang yang mampu untuk dengan jalan
hukum menciptakan masyarakat yang menjadi harapan bangsa dan negara.5 saha-usaha
untuk mengatasi kekurangan yang dirasakan ada pada para sarjana hukum di Indonesia
pada dasarnya dapat digolongkan ke dalam dua hal:
3
Ibid
4
Raharjo, S. (1980). Hukum dan Masyarakat. Bandung: CV. Angkasa Bandung. hlm 139.
5
Ibid. hlm 140.

8
 Yang memandang, bahwa perbaikan akan diperoleh dengan mengusahakan agar
para mahasiswa hukum lebih banyak diperkenalkan dengan tuntutan dunia
praktek, agar mereka menjadi lebih trampil;
 Yang berpendapat, bahwa untuk dapat melibatkan para sarjana hukum lebih aktip
ke dalam masalah-masalah perubahan sosial, seperti pembangunan dewasa ini,
adalah dengan meng- usahakan agar para sarjana hukum sedikit banyak
dipersiapkan untuk menjadi seorang perencana sosial.6
Menurut Henry J. Steiner, yang mana beliau mengatakan bahwa ulusan
pendidikan hukum itu hendaknya mampu untuk mengembangkan:

a) kemampuan yang tinggi untuk melakukan penalaran (reasoning);


b) kemampuan untuk melihat peranannya secara lengkap di dalam rangka
pemecahan masalah dan mengembangkan daya kemampuan inventip di dalam
menjalankan peranannya itu;
c) pemahaman tentang pertalian antara hukum der gan kepen- tingan-kepentingan,
nilai-nilai dan sistem-sistem sosial.7
Pekerjaan-pekerjaan yang menanti para ahli hukum di dalam masa pembangunan
negara ini ternyata memang berbeda dengan keterampilannya untuk menerapkan hukum.
Pembangunan sebagai suatu usaha yang berencana dapat diperinci di dalam beberapa
tahap, yaitu:

 Perkembangan perencanaan
 Implementasi Legistalitf
 Pengambilan keputusan di bidang eksekutif dan administrasi
 Penyusunan pengaturan-pengaturan
 Penyelesaian sengketa

Dilihat dari sudut kemampuannya sebagai seorang yang mengalami pendidikan di


dalam keterampilan hukum, maka seha rusnya ahli hukum itu dapat melibatkan dirinya
ke dalam tiap tahap sebagaimana disebutkan di atas. Pada tahap perkembangan
6

7
Ibid hlm 141.

9
perencanaan, maka orang akan mengatakan, bahwa ini adalah tugas mereka yang disebut
sebagai perancang pembangunan atau para politisi. Namun demikian peranan ahli hukum
di sini tidak sama sekali tertutup. Mereka ini akan dapat memberikan sumbangan
pendapatnya yang bermanfaat sekali bagi suatu rencana pembangunan yang matang, yang
memperhatikan segala segi yang berhubungan dengan pelaksanaan rencana tersebut. Di
dalam pembicaraan tentang hukum dan pembangunan ekonomi di belakang nanti dapat
dilihat, bahwa peranan ke- rangka kelembagaan serta prosedur hukum di dalam proses
ekonomi itu temyata besar sekali. Para ahli hukum di sini dapat memberikan
pertimbangannya mengenai kemungkinan implikas implikasi di bidang hukum dan
kelembagaannya ini jauh di muka, yaitu pada waktu orang masih dalam tahap
membicarakan pelak sanaan rencana itu. Kecuali bahwa di dalam tahap-tahap ter Sebut
para ahli ukam akan dapat memberikan pertimbangannya mengenal implikasi-implikasi
juridis dari masalah yang sedang dibicarakan, di situ diuji pula kemampuan mereka untuk
bertindak sebagai seorang penasehat umum.

Tinggi rendahnya penilaian orang terhadap kemampuan ahli hukum di bidang ini
tergantung dari prestasi mereka sendiri. Mengenai hal ini, maka ukuran untuk menilai
apakah ahli hukum itu memang seorang jempolan diperincinya di dalam kemampuan-
kemampuan yang berikut:

1) Keahlian di dalam seni berpikir yang konsisten;


2) Kemampuan istimewa di dalam penalaran secara analog;
3) Kemampuan untuk melihat dan mengartikulasikan relevanti yang terletak jauh di
latar belakang;
4) Keahlian untuk melakukan identifikasi dari konsekuensi-konsekuensi dan
langkah-langkah alternatif dalam hubungan dengan sasaran yang telah ditetapkan;
5) Keahlian di dalam melakukan negosiasi.8
D. Hukum Dan Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi yang merupakan bagian dari pem bangunan dalam arti
keseluruhan yang sedang berjalan dewasa ini ah memberikan alasan untuk meluangkan
tempat bagi suatu pembicaraan tentang hukum dan ekonomi. Pertalian antara hukum dan
8
Ibid. hlm 143.

10
ekonomi termasuk salah satu ikatan yang klasik antara hukum n dengan kehidupan sosial
di luarnya. Dipandang dari sudut ekonomi, maka kepentingan untuk memahami hukum
sebagai salah satu lembaga di masyarakat adalah perlu oleh karena peranannya sebagai
salah satu datum yang turut menentukan kebijaksanaan ekonomi yang akan diambil. Ilmu
ekonomi berurusan dengan persoalan distribusi enersi dan sumber-sumber alam yang
terbatas adanya untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas itu semaksimum
mungkin. Di sini maka usaha untuk mencapai optimum ekonomi, yaitu suatu titik di
mana tidak lagi dapat dicapai peningkatan tanpa menyebabkan turunnya kepuasan total
yang telah diperoleh, membutuhkan suatu survei data yang akan meliputi bidang-bidang
yang sangat luas lingkupnya.
Peranan hukum yang lain sangat penting juga dalam hal ekonomi adalah
kemampuannya untuk mempengaruhi tingkat kepastian dalam hubungan antar manusia di
dalam masyarakat. Dalam rangka pemberian kepastian di masa depan Inilah hukum
memberikan peranannya yang berharga sekali. Di sini bukum beserta lembaga-
lembaganya, seperti badan-badan legislatif, judikatif, memberikan jaminan kepada para
warganegara bahwa segala hubungan-hubungan di dalam masyarakat dapat diatur dan
ditetapkan secara pasti sebelumnya. Di dalam lingkup ketidakpastian yang akan sangat
mempengaruhi langkah-langkah kebijaksanaan ekonomi yang akan diambil, maka
pembuatan kontrak merupakan salah satu sarana yang penting untuk mengatasinya.
Hukum yang dapat menyediakan fasilitas sehingga lembaga kontrak itu dapat
menjalankan funganya dengan baik merupakan bantuan yang tak ternilai besarnya.
Peningkatan efisiensi secara terus-menerus memang merupakan salah satu
perhatian sistem ekonomi. Oleh karena itu sistem itu harus senantiasa diusahakan agar
dapat menampung ide-ide baru serta disesuaikan dengan kondisi-kondisi yang berubah
apabila ia hendak memperoleh tingkat efisiensi yang setinggi-tingginya. Guna
menampung kebutuhan-kebutuhan ini maka lembaga- lembaga ekonomi itu memainkan
peranannya yang penting di dalam usaha penyesuaian kepada ide-ide dan kondisi-kondisi
yang baru itu. Lembaga-lembaga lama yang tidak sesuai lagi bagi peningkatan efisiensi
itu dan yang tidak segera dapat disingkirkan atau digantikan oleh yang baru barangtentu
akan merupakan hambatan bagi perkembangan suatu sistem ekonomi. Dalam hubungan
ini hukum dapat membantu dengan menarik lembaga-lembaga yang tidak sesuai lagi itu

11
serta menciptakan lembaga-lembaga baru yang dikehendaki. Seperti halnya apabila suatu
bangsa itu menghendaki terjadinya peralihan dari sistem ekonomi liberal ke arah sistem
ekonomi berencana, maka untuk itu jelas diperlukan penciptaan suatu kerangka hukum
serta lembaga-lembaga yang baru. Dengan demikian maka kembali di sini hukum akan
dapat memberikan sumbanganya dengan memberikan penormaan-penormaan tentang
tindakan-tindakan apa yang boleh dan yang tidak boleh serta apa yang harus dilakukan.
Nyhart mengemukakan adanya konsep-konsep ilmu hukum asasi yang
mempunnyai pengaruh bagi pengembangan kehidupan ekonomi sebagai berikut:
 Prediktabilitas
Sebagaimana di atas telah disinggung, maka hukum mempunyai kemampuan untuk
memberikan gambaran yang pasti di masa depan mengenai keadaan atau hubungan-
hubungan yang di- lakukan pada waktu sekarang. Peraturan-peraturan hukum itu
hakekatnya selain merupakan pembaganan hubungan-hubungan sosial dalam bentuk
stereotip-stereotip, juga menjamin, bahwa akibat-akibat tindakan yang dirumuskan
dalam peraturan itu di kemudian hari dapat direalisasikan. "Azas Tidak Berlaku
Surut" di dalam hukum juga turut mempertinggi tingkat predik tabilitas hubungan-
hubungan di dalam masyarakat itu.
 Kemampuan Prosedural.
Pembinaan di bidang hukum acara memungkinkan hukum material itu dapat
merealisasikan dirinya dengan baik. Ke dalam pengertian hukum acara ini termasuk
tidak hanya ketentuan- ketentuan hukum perundang-undangan melainkan juga semua
prosedur penyelesaian yang disetujui oleh para pihak yang bersengketa, misalnya
bentuk-bentuk: arbitrasi, konsiliasi dan sebagainya Kesemua lembaga tersebut
hendaknya dapat bekerja dengan efisien apabila diharapkan, bahwa kehidupan
ekonomi itu ingin mencapai tingkatnya yang maksimum.
 Kodifikasi daripada tujuan-tujuan.
Perundang-undangan dapat dilihat sebagai suatu kodifikasi hajuan serta maksud
sebagaimana dikehendaki oleh Negara. Di bidang ekonomi misalnya kita akan dapat
menjumpai tujuan- tujuan itu seperti dirumuskan di dalara beberapa perundang-
undangan yang secara langsung maupun tidak mempunyai penga- ruhnya terhadap
kehidupan perekonomian, seperti: Undang-undang Pokok Agraria, Undang-undang

12
Penanaman Modal Asing, Undang- undang Koperasi, Undang-undang Perbankan
Nasional. Perumusan yang jelas dengan dibantu oleh teknik perundang-undangan
yang baik akan membantu pihak-pihak di luar pemerintahan untuk memahami tujuan
Pemerintah dengan seksama serta dengan demikian akan dapat menyesuaikan
tindakannya kepada arah yang diberikan oleh perundang-undangan itu. Seperti antara
lain dikata- kan oleh Seidman: "Untuk memajukan pembangunan ekonomi, maka
pemerintah-pemerintah harus menyandarkan diri kepada hukum, oleh karena tertib
hukum itu merupakan saringan melalui mana kebijaksanaan dituangkan ke dalam
praktek.
 Penyeimbangan.
Seperti telah dikatakan, maka dalam berbagai tujuan yang ingin diwujudkan tidak
selalu mempunyai hubungan yang serasi. Keinginan untuk mempertahankan hak-hak
pribadi sebagai perwujudan komitmen pada "rule of law" dan hak-hak azasi manusia
sering harus bertentangan dengan tuntutan pembangunan ekonomi. Dengan demikian
maka sistem hukum yang di dukung oleh berlakunya baik hukum material maupun
formal merupakan satu kekuatan yang memberikan keseimbangan di antara nilai-
nilai yang bertentangan di dalam masyarakat. Ia mem berikan "kesadaran akan
keseimbangan" (sense of proportion) dalam usaha-usaha Negara melakukan
pembangunan ekonomi.
 Akomodasi.
Perubahan yang cepat sekali pada hakekatnya akan menyebab kan hilangnya
keseimbangan yang lama, baik dalam hubungan an tara individu maupun kelompok
di dalam masyarakat. Keadaan ini dengan sendirinya menghendaki dipulihkannya
keseimbangan ter sebut melalui satu dan lain jalan. Di sini sistem hukum yang me
ngatur hubungan antara individu baik secara material maupun formal memberi
kesempatan kepada keseimbangan yang terganggu itu untuk menyesuaikan diri
kepada lingkungan yang baru sebagai akibat perubahan tersebut. Pemulihan kembali
ini dimungkin- kan oleh karena di dalam kegoncangan itu sistem hukum memberi
kan pegangan kepastian melalui perumusan-perumusan yang jelas dan definitip,
membuka kesempatan bagi dipulihkannya keadilan melalui prosedur yang tertib dan
sebagainya.

13
 Definisi dan Kejernihan tentang Status.
Di samping fungsi hukum yang memberikan prediktabilita itu dapat ditambahkan
bahwa ia juga memberikan ketegasan mengenal status orang-orang dan barang-
barang di masyarakat. Ketegangan ini dicapai melalui definisi-definisi yang dituang-
kannya ke dalam peraturan-peraturan hukum itu. Di dalam masa pembangunan di
mana perubahan-perubahan banyak dan sering terjadi, maka status yang baru itu
melalui hukum dapat dirumus kan dengan jelas dan tegas. Di dalam Undang-undang
Pokok Agraria misalnya, dirumuskan secara tegas perubahan yang di kehendaki
mengenai status tanah dan hubungan yang dapat dipunyai oleh individu atas tanah
itu. Dengan perumusan-perum. an yang jelas dan tegas ini baik para perencana
pembangunan maupun rakyat sendiri akan dapat memetik manfaatnya yang besar.

E. Analisis Kasus

Terdapat kasus di Negara Brazil yang telah dikaji oleh David M. Trubek Di
dalam studinya ini Trubek telah mencoba untuk menguji konsepsi-konsepsi umum yang
dikenal di dalam studi hukum dan masyarakat dengan latarbelakang kemajuan.ekonomi
yang telah dicapai oleh Braszil, Brazil adalah negara terbesar di Amerika Latin dan
merupakan suatu negara dengan tingkat perkembangan ekonomi yang tertinggi di dunia.
Sementara itu latarbelakang kehidupan politiknya memperlihatkan perkembang. an suatu
pemerintahan yang semakin menjadi otoritarian. Sejak tahun 1964 maka konstruksi
demokratis liberal yang telah berlaku semenjak 1946 telah menjadi lumpuh. Rangkaian
krisis yang terjadi pada waktu itu menyebabkan angkatan perang mengambil alih
kekuasaan di negara itu. Rejim militer yang kemu- dian berkuasa sejak saat itu telah
memegang secara langsung kon- trol atas segala kegiatan ekonomi. Sekalipun mereka
mengatakan percaya pada sistim pasaran bebas, namun peranan negara di dalam
kehidupan ekonomi semakin meningkat sedangkan sektor kehidupan privat telah
ditempatkan di bawah pengaturan hukum secara meluas. Beribu-ribu peraturan dan dekrit
telah dikeluarkan dari tahun 1964 hingga tahun 1970. Beberapa konsepsi yang
diasumsikan adanya oleh Trubek adalah:

14
1) Brazilia dilihat sebagai suatu ekonomi pasar. Peranan Negara di dalam kehidupan
ekonomi dianalogikan dengan peranannya di dalam Negara Kesejahteraan (Welfare
State) dari negara-negara kapitalis yang telah maju. Di sini pasar merupa kan sumber
utama bagi alokasi ekonomis; campur tangan pemerintah sementara dilakukan
sekedar untuk mempertahankan dan melindungi struktur pasar, sementara ia hanya
membantu keputusan-keputusan yang harus dilakukan oleh pasar itu dalam lingkup
yang terbatas.
2) Selanjutnya diasumsikan bahwa ekonomi pasar ini menghendaki adanya sistim
hukum yang otonom yang menciptakan dan menjamin hak-hak pribadi dengan cara
membuat per aturan-peraturan yang umum sifatnya (general rules).
3) Hukum itu tidak hanya mempunyai komitmen pada prosedur pemerintahan yang
tertib dan teratur, melainkan juga kepada David M. Trubek, Toward A Social Theory
of Low: An Essay on the Study of Law and Development. nilai-nilai dan proses-
proses yang khas, sepertinya martabat individu atau keadilan dalam tindakan Negara.
4) Sementara itu diakui juga bahwa kehidupan pasar itu harus diatur untuk menjamin
dipatuhinya urutan-urutan di dalam pembangunan. Dengan demikian dapat diterima
bahwa di situ ada kebutuhan untuk melakukan sistem pengaturan yang efektif di
samping dipertahankannya hak-hak pribadi yang murni itu. Di dalam asumsi yang
dibuat oleh Trubek dipan- dang tidak ada konflik yang perlu terjadi dengan
diterimanya cara berfikir hukum yang instrumental berhadapan dengan sistem
otonom dari peraturan-peraturan yang melindungi hak-hak pribadi. Dalam suasana
yang demikian ini maka sistem yang terjadi adalah: liberal, instrumental dan
pluralistik.
5) Selanjutnya dipegang satu premis tentang hubungan yang harus terjadi antara
perkembangan pasar dan hukum yang berlaku. Premis ini mendorong orang untuk
menerima asumsi bahwa dalam perkembangan selanjutnya maka hadimya suatu
sistem hukum yang otonom merupakan suatu keharusan, dengan meneguhkan hak-
hak pribadi melalui peraturan- peraturan yang umum. Oleh karena sistem hukum
Brasilia dipandang dari sudut itu masih "terbelakang", diperkirakan bahwa perluasan
dari pasar di waktu-waktu mendatang, akan menghendaki terciptanya lembaga-
lembaga baik tentang hak- hak pribadi maupun pengaturan-pengaturan melalui

15
hukum. Diasumsikan, bahwa para perencana di Brazil akan melihat kebutuhan ini
dan menambahkan "pembangunan hukum" itu ke dalam daftar sektor-sektor yang
memperoleh prioritas.
Dengan berpegangan kepada asumsi-asumsi di atas, maka analisa terhadap keadaan
perkembangan ekonomi di Brazil oleh Trubek dilakukan sebagai berikut.
Pertama, bahwa pasaran modal di Brazil tidak dapat berkembang secepat
sebagaimana diharapkan oleh para perencananya diperkirakan disebabkan oleh karena
masih terbelakangnya perkembangan hukum di situ. Keengganan para investor untuk
menanamkan uangnya dikaitkan dengan keterbelakangan sistem hak-hak pribadi dari
hukum Brazil itu sendiri. Trubek dapat melihat, bahwa ketentuan-ketentuan yang
mengatur hak-hak reditor dan pemegang saham tidaklah sempurna, bahwa pengadilan-
pengadilan tidak dapat dimanfaatkan serta tidak efisien, bahwa sanksi-sanksi tidak
efektif. Secara singkat, sistem hukum yang berlaku telah gagal untuk memberikan
prediktabilitas kepada orang-orang yang melakukan kegiatan ekonomi.
Kedua, pemecahan yang dapat dilakukan di sini adalah dengan melewati
hambatan-hambatan sebagai tersebut di muka. Apabila bambatan ini telah dapat diatasi
maka perkembangan pasar akan dapat dimulai dan pada gilirannya akan mendorong pula
per- kembangan hukum. Apabila pasar menjadi sangat menanjak, maka ia akan mampu
menimbulkan tekanan agar sistem hak-hak pribadi itu dikembangkan. Sektor finansial
kehidupan ekonomi itu akan meninta diciptakannya ketentuan ketentuan substantip yang
"modern", suatu perangkat peraturan yang lebih stabil dan padu, suatu pengurangan
dalam keputusan-keputusan secara ad hoc oleh pemerintah, perombakan sistem hukum,
rasionalitas dalam cara hukum berpikir dan suatu penyusunan kembali organisasi-organi-
sasi profesional.
Tetapi, kenyataan kemudian menunjukkan, bahwa harapan-harapan, asumsi-
asumsi yang dipegang oleh Trubek itu segera terbentur kepada kekecewaan. Berlawanan
dengan harapan yang dikandungnya maupun pikiran-pikirannya, perkembangan dari
pasar tidaklah menciptakan suatu sistim hukum yang otonom dan pluralistik.
Perkembangan itu nampaknya sedikit sekali memberikan pengaruhnya kepada kehidupan
hukum. Di samping itu, maka perubahan-perubahan yang terjadi di bidang hukum tidak
menghalangi pemerintah untuk menggugurkan segi-segi liberal tertib hukum Brazil itu.

16
Kemudian trubek Kembali melakukan peninjauan ulang tas terhadap konsepsi-konsepsi
yang dianut di kalangan ahli-ahli tentang hukum dan masyarakat yang hasilnya:
Pertama, bahwa struktur perekonomian Brazil, sekalipun mendasarkan pada
bentuk ekonomi pasar ternyata lebih dekat pada suatu susunan dengan model komando,
Pemerintah Brazil lebih memikirkan untuk melakukan kontrol administratif secara lang
sung terhadap kegiatan ekonomi daripada mendorong dikembang kannya suatu tipe pasar
yang otonom. Demikian pula dengan program pasaran modalnya, yang membayangkan
adanya suatu pengorganisasian dalam bentuk pasar, ternyata telah dilaksanakan dalam
suasana pengaturan dan kontrol yang ketat di mana kebijaksanaan Negara memegang
peranan yang penting.
Kedua, dan ini yang sangat menarik, sekalipun banyak keputusan di bidang
ekonomi yang di Brasilia berada di tangan swasta namun sistem ini sedikit sekali
membutuhkan adanya suatu tertib hukum otonom yang memberikan jaminan bagi hak-
hak pribadi di dalam bentuk pengaturan yang umum. Fungsi ekonomis hukum di dalam
rangka mode! pasaran ternyata telah tidak berlaku untuk struktur pasar di Brazil itu.
Keadaan ini oleh Trubek dijelaskan secara demikian. Menurut teori yang umum maka
sistem hak-hak pribadi dan "rule of law" itu merupakan sesuatu yang esensial sifatnya
bagi perkembangan pasar. Dalam penguraian lebih lanjut Trubek berpendapat, bahwa
keadaan yang demikian itu hanya berlaku dalam mana dibutuhkan suatu jaminan
terhadap adanya prediktabilitas di dalam masyarakat. Dan jaminan seperti ini dibutuhkan
apabila para pihak yang melakukan kegiatan ekonomi itu yang satu tidak mempunyai
kekuasaan ekonomi terhadap yang lain, dan di mana keputusan-keputusan pemerintah itu
dipandang dari sudut ekonomi adalah netral. Tetapi struktur kehidupan ekonomi dan
masyarakat yang sementara itu muncul di Brazil justru memperlihatkan adanya
sekelompok kecil golongan yang sangat kuat yang didukung secara aktip oleh
kebijaksanaan pemerintah dan di mana pemerintah itu sangat berkepentingan akan sukses
yang diperoleh oleh golongan-golongan ini. Campur tangan Negara dengan demikian
tidaklah berupa suatu ekonomi yang diatur dengan komando secara murni, tetapi
hanyalah dalam arti bahwa Negara telah bersikap pilih kasih terhadap golongan-golongan
tertentu di atas golongan-golongan yang lain. Dengan demiki an, maka yang disebut
prediktabilitas itu tidak lain adalah saling ketergantungan dari negara dan golongan

17
golongan yang sangat kuat tersebut. Kenyataan ini menurut Trubek juga menunjukkan
bahwa kekuasaan yang nyata atas sumber pembuatan hukum adalah lebih penting
daripada setiap rumusan prediktabilitas yang formal dan universal. Dan apabila
golongan-golongan ini memegang kekuasaan yang substansial di bidang ekonomi
berhadapan dengan saingannya yang lain, maka dapat diduga bahwa sistem hak-hak
pribadi itu menjadi tidak begitu penting lagi.
Hasil studi Trubek itu ternyata telah mengungkapkan sifat yang kompleks
hubungan antara hukum dengan kehidupan ekonomi Teori-teori atau konsepsi-konsepsi
yang lama, yang mengemukakan dengan mudah adanya perkaitan antara ekonomi pasar
denga perkembangan hukum secara liberal, pluralistis dan, otonom ternyata harus ditinjau
kembali..

18
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

1. Hukum Pembangunan berorientasi pada kebermanfaatan yang menunjang pembangunan


nasional, dan Pembangunan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Pembangunan merupakan suatu proses
yang dilakukan secara sadar dimana manusia sebagai anggota dari masyarakat berusaha
untuk mengolah kondisi yang menjadi landasan kehidupannya untuk mencapai tingkat
yang lebih baik. Dan sebagai korelasi antara hukum dan pembangunan terdapat fungsi
yang berksinambungan yakni penciptaan Lembaga hukum sebagai penunjang,
pengamalan dari hasil kerja dan usaha, Pembangunan yang berkeadilan, peranan dalam
penyelesaian masalah, dan sebagai pengaturan terkait kekuasaan pemerintah. Teori
Hukum Pembangunan yang memiliki poros pada Ketertiban atau keteraturan dalam
rangka pembaharuan atau pembangunan merupakan sesuatu yang diinginkan, bahkan
dipandang mutlak dan Hukum dalam arti kaidah atau peraturan hukum memang dapat
berfungsi sebagai alat pengatur atau sarana pembangunan dalam arti penyalur arah
kegiatan manusia yang dikehendaki ke arah pembaharuan. Dengan hal tersebut hukum
akan bergerak sesuai dengan keadaan yang semakin berubah dalam arti pembaharuan.
2. Pola pengaturan hukum dalam pembangunan memiliki sifat yang kompleks terkait
hubungan antara hukum dengan kehidupan ekonomi. Teori-teori atau konsepsi-konsepsi
yang lama, yang mengemukakan dengan mudah adanya perkaitan antara ekonomi pasar
denga perkembangan hukum secara liberal, pluralistis dan, otonom ternyata harus ditinjau
kembali. Dan sebagai akhir dari Analisa kasus yang terjadi maka hambatan yang timbul
terdapat pada pola pengaturan atas keberlakuan hukum yang dianut.

19
DAFTAR PUSTAKA

Sinaga, K. dkk 1997. Hukum dan Pembangunan. Badan Pendidikan dan Pelatihan Departemen
Dalam Negeri

Kementrian PUPR. (2020, Februari 02). Menteri Basuki : Peran Ahli Hukum Dibutuhkan untuk
Pembangunan Infrastruktur Berkualitas. Diambil kembali dari eppid.pu.go.id:
https://eppid.pu.go.id/page/kilas_berita/1610/Menteri-Basuki-Peran-Ahli-Hukum-Dibutuhkan-
untuk-Pembangunan-Infrastruktur-Berkualitas

Lilik Mulyadi. TEORI HUKUM PEMBANGUNAN PROF. DR. MOCHTAR


KUSUMAATMADJA. 9 maret 2008. Mahkamah agung

Hidayat, R. Hukum dan Pembangunan. 2021

Putri, Siska Elasta. 2020. Sosiologi Hukum. Batusangkar : IAIN Batusangkar Press

Raharjo, S. (1980). Hukum dan Masyarakat. Bandung: CV. Angkasa Bandung.

20

Anda mungkin juga menyukai