Anda di halaman 1dari 9

Makalah

PARAGRAF

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Bahasa Indonesia

Disusun Oleh :
Ma’rifah Husna Ribusanah ( 175110600111003 )
Muhammad. Prayogi Adi Sumarto ( 175110600111005 )
Gita Fitri ( 175110600111007 )
Prasetyo Budi Waskito ( 175110600111018 )

PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA JEPANG


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FEBRUARI 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kelimpahan nikmat dan
karunia sehingga kami dapat menyusun makalah ini sampai selesai. Tidak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada Dosen yang telah memberi materi dan bimbingan serta teman-teman
sekalian yang juga telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Dengan disusunnya
makalah ini semoga dapat memberikan manfaat bagi pembaca juga menjadi tambahan
pengetahuan mengenai apa dan bagaimanakah paragraf itu disusun.

Kami selaku penyusun makalah menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan masih sangat diperlukan
untuk penyempurnaan makalah ini.

Malang, 18Februari 2019

Penyusun

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penulisan sebuah karangan tidak akan lepas dari unsur paragraf. Prinsip dan cara
penulisan dari sebuah paragraf juga tidak jauh berbeda dari karangan. Sehingga tidak
jarang orang-orang menyimpulkan bahwa karangan merupakan kumpulan dari beberapa
paragraf dan paragraf merupakan kumpulan dari beberapa kalimat. Sebagai kumpulan
dari sebuah kalimat tentunya paragraf haruslah memiliki suatu ide pokok yang akan
menjadi dasar dari setiap kalimat yang dijelaskan. Namun, hingga saat ini tidak sedikit
orang yang masih kebingungan dalam bagaimana cara penulisan dan pengembangan
paragraf agar menjadi suatu paragraf ataupun karangan yang baik dan mudah dipahami
oleh para pembaca.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan kegunaan paragraf ?
2. Apa saja jenis-jenis paragraf ?
3. Bagaimana cara pembentukan paragraf ?
4. Dimanakah letak kalimat utama dalam paragraf ?
5. Bagaimanakah pola pengembangan paragraf ?

C. Tujuan Pembelajaran
1. Memahami tentang paragraf dan kegunaannya.
2. Mengetahui ragam jenis paragraf.
3. Memahami syarat-syarat pembentukan paragraf.
4. Mengetahui letak kalimat utama dalam suatu paragraf.
5. Mengetahui ragam pola pengembangan paragraf.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Paragraf
Paragraf merupakan sebuah karangan mini, di mana prinsip dan tata cara menulis
sebuah karangan juga diberlakukan dalam penulisan paragraf. Paragraf terdiri dari
beberapa atau sekumpulan kalimat yang saling terkait antara kalimat satu dengan
kalimat yang lain. Kalimat ini juga harus disusun secara runtut dan sistematis untuk
dapat menggambarkan dengan jelas isi atau topik yang dimaksud. Sehingga sebuah
paragraf akan memiliki suatu ide pokok dan penjelasannya akan dijelaskan pada
kalimat-kalimat penyusun paragraf.
Dengan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam sebuah paragraf
haruslah memiliki suatu ide pokok dan kalimat-kalimat peyusun paragraf yang akan
menjadi satu kesatuan yang utuh dalam menyampaikan ide yang dimaksud.

B. Kegunaan Paragraf

Dalam suatu karya tulis, paragraf mempunyai peran yang penting. Karya tulis akan terlihat
menarik dan lebih hidup apabila terdapat tipografi pargraf yang baik. Dengan paragraf,
penulis dapat menyajikan gagasannya dengan runtut dan jelas sehingga makna dapat
tersampaikan kepada pembaca. Selain itu, paragraf dapat mendinamiskan sebuah karya tulis
sehingga menjadi dinamis dan energik sebagai jembatan antara penulis dan pembaca. Berigut
fungsi paragraf dalam sebuah karya tulis, yaitu:
1) Mengekspresikan gagasan secara tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan
perasan kedalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam satu kesatuan.
Dalam satu paragraf, terdiri dari satu pikiran utama dan sub – sub pikiran penjelas,
dengan menggunakan paragraf, penulis akan menuliskan pikiran utama lantas
mengembangkannya dikalimat selanjutnya tanpa melenceng kearah yang salah.
Dengan adanya paragraf, pembaca lebih mudah mengerti apa inti permasalahan yang
ingin disampaikan oleh penulis.
2) Menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri dari beberapa paragraf,
ganti paragraf berarti ganti gagasan/pikiran baru.
Sebagian karya tulis terdiri dari beberapa paragraf yang setiap paragrafnya terdapat
pikiran utama. Dalam hal ini, antara satu pembahasan dengan pembahasan lainnya
dapat segera diketahui topik pembahasannya. Berbeda paragraf, berarti terdapat topik
pembahasan baru.
3) Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan pemahaman
bagi pembacanya.
Sebagai seorang penulis, tentu banyak sekali hal – hal yang berputar dalam otaknya.
Pikiran – pikiran tersebut terlalu abstrak apabila langsung dituliskan dalam satu karya
tulis tanpa dikumpulkan sesuai kelompok – kelompoknya. Jika hal ini terjadi, maka

3
pengertian makna antara yang diinginkan penulis dan pengertian pembaca akan
tumpang. Maka, dengan menggunakan paragraf, hal itu tidak akan terjadi.
4) Memudahkan mengembangkan topik karangan kedalam satuan satuan unit pikiran
yang lebih kecil.
Seperti yang dijelaskan pada pengertian paragraf, paragraf terbentuk atas pikiran –
pikiran utama dan diikuti oleh sub – sub pikiran penjelas. Mengembangkan pikiran
utama menjadi sub – sub pikiran penjelas dalam satu jalur akan lebih mudah
menggunakan paragraf.
5) Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri dari atas beberapa
variabel .
Beberapa karangan memiliki beberapa variebel yang berbeda, jalan cerita karangan
dapat dikendalikan dengan membagi kedalam paragraf – paragraf.
Tujuan Pembentukan paragraf
Mengapa karangan membutuhkan paragraf dalam pembentukannya? Ada dua tujuan utama
pembentukan paragraf. Pertama, pembentukan paragraf bertujuan memudahkan pengertian
dan pemahaman dengan memisahkan pikiran utama yang satu dari pikiran utama yang lain
karena paragraf hanya memuat satu pikiran utama. Kedua pembentukan paragraf bertujuan
untuk memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal untuk
memungkinkan pembaca berhenti lebih lama untuk memahasi isi suatu karangan lebih lama
ketika berhenti di akhir kalimat. Jeda antar paragraf membuat penulis lebih bisa memahami
isi karangan tersebut.

C. Jenis Paragraf
D. Syarat Pembentukan Paragraf
Untuk dikatakan sebagai paragraph yang baik dibutuhkan kesatuan, kepaduan
termasuk kelengkapan paragraf. Kesatuan paragraph hanya berisi satu ide pokok yang
dalam pengungkapannya harus didukung leh kalimat-kalimat, baik sebagai kalimat
utama maupun sebagai kalimat penjelas. Oleh sebab itu, semua kalimat yang
diungkapkan dalam paragraph merupakan jalinan yang membentuk ide pokok
tersebut. Tidsk boleh ada satu kalimat yang tidak mengandung satu ide pokok.
Kesatuan juga bukan berarti hanya memuat satu hal namun bisa memuat beberapa hal
atau beberapa perincian tetapi semua hal itu bersama-sama digerakan untuk
menunjang sebuah maksud tunggal atau tema tunggal. Maksud tunggal itulah yang
dimaksud oleh penulis dalam paragraf itu. Karena satu paragraf dimaksudkan untuk
mengembangkan sebuah gagasan tunggal, tidak boleh ada unsur yang sama sekali
tidak memiliki pertalian denagb maksud tunggal tadi.
Kemudian kepaduan, bahwa sebenarnya paragraf bukanlah merupakan
kumpulan kalimat satu dengan yang lain yang tidak berhubungan. Paragraph
dibangun oleh kalimat-kalimat yang mendukung satu sama lain secara timbal balik.
Agar hubungan tampak mesra dan kompak, kalimat kalimat harus dipadukan.
Kepaduan ini menitikberatkan pada hubungan antara kalimat yang satu dengan klimat
lainnnya, maka kepaduan tersebut diwujudkan dalam pertautan antar kalimat yang
dikenal dengan sebutan paragraf, atau istilah lain dari kepaduan paragraph ini adalah

3
koherensi. Kepaduan yang baik apabila kalimat-kalimat yang membina paragraf.
Tersebut baik dan wajar, sehingga mudah dipahami pembaca yang seakan pambaca
mudah mengikuti jalan pikiran penulis. Jadi, koherensi membuat karangan terpadu,
konsisten, dan terpahami. Hal tersebut dapat dicapai bila ada jalinan dan ada peralihan
yang jelas di antara kalimat.
Selanjutnya kelengkapan paragraf. Sebuah paragraph dikatakan lengkap
apabila berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan
kalimat topik atau kalimat utama. Namun, sebaliknya, suatu paragraf dikatakan tidak
lengkap jika dikembangkan atau diperluas hanya dengan pengulangan-pengulangan.

E. Pola Pengembangan Paragraf


Pikiran utama dari sebuah paragraf hanya akan jelas apabila dperinci dengan pikiran-
pikiran penjelas. Pikiran penjelas ini kemudian akan dituangkan kedalam kerangka
paragraf yang nantinya akan dikempangkan oleh penulis. Berikut merupakan beberapa
pola pengembangan paragraf yang sering digunakan dalam penulisan karya ilmiah,
yaitu :
a. Pengembangan Pertentangan
Paragraf dengan pola pengembangan pertentangan biasanya akan mengandung
kalimat-kalimat seperti; berbeda dari, bertentangan dari, sedangkan, lain halnya
dengan, akan tetapi, dan bertolak belakang dari.
b. Pengembangan Alamiah
Pengembangan secara alamiah berdasar pada kronologi (urutan ruang / tempat
dan waktu). Urutan ruang / tempat akan membawa pembaca dari satu titik ke titik
ruang yang lainnya dan urutan waktu adalah urutan yang menggambarkan urutan
terjadinya peristiwa.
c. Pengembangan Analogi
Pengembangan ini dilakukan dengan menyajikan tentang topik atau suatu hal
yang umum dikenal masyarakat dengan hal yang baru dan belum atau jarang
dipahami masyarakat. Sehingga, pengembangan analogi ini bersifat untuk
membantu pembaca agar lebih memahami topik yang masih samar menjadi mudah
dipahami.
d. Pengembangan Klasifikasi
Fungsi dari pengembangan klasifikasi juga sama dengan pengembangan analogi
yakni untuk mempermudah pemahaman pembaca. Klasifikasi dilakukan dengan
cara mengelompokkan hal-hal yang memiliki persamaan seperti kesamaan
karakter, kesamaan bentuk, kesamaan ciri dan sifat, dan lain-lain.

3
e. Pengembangan Sebab Akibat
Pengembangan sebab akibat ini juga lazim disebut dengan pengembangan
rasional karena tidak mungkin ada akibat kalau tidak sebabnya, begitupun
sebaliknya. Ungkapan yang sering digunakan pada pola ini antara lain yaitu;
padahal, akibatnya, oleh karena itu, dan karena.
f. Pengembangan Klimaks Antiklimaks
Paragraf juga dapat dikembangkan dari puncak-puncak peritiwa yang kecil dan
terus maju pada peristiwa yang besar (klimaks) ataupun dari puncak-pucak
peristiwa terbesar ke kecil (antiklimaks).
g. Pengembangan Komparatif dan Kontrastif
Pengembangan dengan pola komparatif merupakan pembandingan dimensi-
dimensi dari segi kesamaannya baik dari ciri-ciri, karakter, tujuan, bentuk, dan lain-
lain. Sedangkan pengembangan yang membandingkan dari segi perbedaannya
disebut dengan pengembangan kontrastif.
h. Pengembangan Deduksi Induksi
Pengembangan deduksi merupakan pola paragraf dengan penyajiannya dari
gagasan umum diikuti gagasan perinci yang sifatnya khusus dan terperinci.
Sedangkan pengembangan induksi merupakan kebalikan dari deduksi, yaitu
gagagsan perinci disajikan terlebih dahulu dan menuju kepada gagasan umum.

3
BAB III
KESIMPULAN

3
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai