20 23
INTERNATIONAL
LAW COMMON LAW PRINSIPALS
Contractual
Agreement Perjanjian internasional juga diklasifikasikan menurut jumlah pihak
dalam kontrak. Kontrak dibuat berdasarkan klasifikasi ini
Perjanjian internasional terbagi menjadi perjanjian bilateral dan
perjanjian multilateral. Perjanjian bilateral adalah perjanjian yang
dibuat oleh negara, sedangkan perjanjian multilateral adalah
perjanjian yang dibuat oleh lebih dari dua negara.
International Customs
International Customs
Common yang dibawa oleh bangsa bangsa Barat di dalam proses imperialism dan
kolonialisme bangsa-bangsa Eropa Barat ke sebagian besar permukaan bumi.
Law Menurut Schwarzenberger, suatu prinsip hukum dapat dikualifikasikan sebagai prinsip hukum umum,
Principals berdasarkan Pasal 38 ayat (1) Statuta Mahkamah, bila memenuhi tiga persyaratan[1]:
1. harus merupakan prinsip hukum umum yang dapat dibedakan dengan ketentuan hukum yang
bersifat terbatas atau sangat sempit (it must be a general principle of law as distinct from a legal rule
of more limited functional scope)
2. harus diakui oleh bangsa-bangsa beradab, yang berbeda dengan masyarakat barbar (it must be
recognized by civilized nations as distinct from barbarous or savage communities)
3. harus merupakan praktek dari beberapa negara dalam jumlah yang wajar, dan merupakan bagian
dari sistem hukum sebagai pembentuk sistem hukum dunia (it must share by a fair number of civilized
nations, and it is arguable that these must include at least the principal legal sistems of the world)
Putusan pengadilan dikategorikan sebagai sumber hukum tambahan
(subsidiary source), di samping sumber hukum utama (primary source).
Putusan pengadilan digunakan sebagai dasar untuk membuktikan adanya
kaedah hukum internasional berkenaan dengan suatu permasalahan yang
Court
timbul dari akibat penerapan sumber hukum primer. Pengertian kata
„pengadilan‟ sebagaimana diatur di dalam Pasal 38 ayat (1) Statuta Mahkamah
mencakup pengadilan secara keseluruhan, baik badan peradilan internasional
Teachings of
Eminent Sementara itu, pendapat, para sarjana terkemuka mengenai suatu masalah tertentu,
meskipun bukan merupakan hukum positif, sering kali dikutip untuk memperkuat argumen
Majelis Umum PBB memegang peran penting dalam pengembangan hukum internasional.
Lembaga ini menyamai peran legislatif di dalam sistem pemerintah domestic negara-
negara. Profesor Mochtar Kusumaatmadja menyebut peran Majelis demikian itu sebagai
quasi legislative. Majelis dengan jumlah anggota 120an negara dalam menerbitkan
berbagai produk hukum Majelis, seperti: Resolusi, Charter, dan Deklarasi, yang berkenaan
dengan berbagai persoalan politik, ekonomi, social dan kebudayaan mengakibatkan
produk hukum Majelis itu menjadi semacam pendapat umum (communis opinio) yang
berpengaruh besar terhadap berbagai produk hukum negara-negara dan relevan dirujuk
sebagai sumber hukum internasional
Sejak abad ke-19, kodifikasi hukum internasional Pada tahun 1946, Majelis Umum PBB, berdasarkan
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh badan Pasal 13 Piagam PBB, membentuk International Law
publik maupun perdata internasional. Kegiatan ini Commission (ILC) yang diberi tugas meningkatkan
merupakan kelanjutan dari keberhasilan yang telah usaha pengembangan yang cepat (progressive
development) dan pengkodifikasian (codification)
dicapai sebelum Perang Dunia I. Diantara Perang
hukum internasional. Pengembangan hukum
Dunia I dan Perang Dunia II, the League of Nations
internasional yang progresif adalah pengembangan
mendorong penyelenggaraan suatu Codofication berbagai draft hukum internasional yang belum ada
Conference di The Hague (1930) yang mengkaji sebelumnya atau rancangan hukum internasional
masalah kewarganegaraan (nationality), perairan yang belum selesai. Sedangkan yang dimaksud
territorial (territorial waters), dan tanggung jawab dengan kodifikasi adalah sistematisasi dan formulasi
negara (state responsibility). Konferensi tersebut hukum internasional secara lebih baik, terutama pada
menyisakan kekecewaan, karena hanya berakhir bidang-bidang yang telah terisi oleh praktek negara-
dengan satu keberhasilan, yaitu berkenaan dengan negara, preseden, dan doktrin yang telah
masalah kewarganegaraan. berkembang secara luas.
GROUP 2