Anda di halaman 1dari 3

Nama : Made Bellisky Mahardika

Nim : 010001800278

Ujian : Hukum Internasional

Dosen : WILDANI ANGKASARI SH.LL.M

1. Hukum internasional adalah bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas berskala
internasional. Istilah hukum internasional, juga menggunakan istilah hukum bangsa-bangsa,
hukum antarbangsa atau hukum antarnegara untuk lapangan hukum yang sedang di bicarakan.
Sanksi Hukum Internasional
1. KEHENDAK NEGARA ITU SENDIRI (THE WILL OF THE STATE) UNTUK TERIKAT PADA
HUKUM INTERNASIONAL

2. ADANYA PERTANGGUNGJAWABAN NEGARA, APABILA TINDAKAN NEGARA


TERSEBUT BERTENTANGAN DENGAN HUKUM INTERNASIONAL

3. ADANYA KEKHAWATIRAN NEGARA AKAN ADANYA TINDAKAN PEMBALASAN DARI


NEGARA LAIN, JIKA MELANGGAR HUKUM INTERNASIONAL

4. ADANYA TEKANAN OPINI DUNIA TERHADAP TINDAKAN NEGARA YANG DIANGGAP


BERTENTANGAN DENGAN HUKUM INTERNASIONAL

2. Pasal 38.1 Piagam Mahkamah Intenasional menyebutkan lima sumber hukum


internasional, yaitu:

1. Perjanjian internasional
2. Kebiasaan internasional
3. Asas hukum yang "diakui oleh negara-negara beradab"
4. Putusan-putusan pengadilan dan (5) ajaran-ajaran para ahli sebagai sumber
tambahan untuk menentukan aturan hukum
Landasan hukumnya ada di Pasal 38 Ayat (1) Statuta Mahkamah Internasional (The Statute Of
International Court Of Justice) dan Pasal 38 Ayat (2) Statuta MI tentang at aque at bono.

syarat yang harus dipenuhi agar suatu kebiasaan internasional dapat berubah menjadi
sumber hukum internasional
1) Harus terdapat suatu kebiasaan yang bersifat umum
2) Kebiasaan itu harus diterima sebagai hukum.
Dari perincian di atas dapatlah dikatakan bahwa supaya kebiasaan internasional
itu merupakan sumber hukum internasional, harus di penuhi dua unsur, yang
maisng-masing dapat kita namakan unsur material dan unsur psikologis, yaitu
kenyataam adanya kebiasaan yang bersifat umum dan diterimanya kebiasaan
internasional itu sebagai hukum.

3. Vatikan adalah subjek hukum internasional karena diakui oleh negara-negara di dunia
dan menjadi pihak pada perjanjian-perjanjian internasional dan anggota pada beberapa
organisasi internasional.

Negara yang pertama mengakui Vatikan sebagai subjek hukum internasional adalah
Italia melalui Pakta Lateran yang ditandatangani pada 1929, yang secara historis Pakta
Lateran juga menjadi dasar berdirinya negara kota Vatikan (Vatican city state). Dalam
hubungan internasional negara Vatikan dikenal juga dengan nama “Tahta Suci”.

Dasar lain yang menjadikan Tahta Suci (Holy See) sebagai subjek hukum internasional
adalah dengan mengacu juga kepada Konvensi Montevideo 1933 yang mana Vatikan
merupakan pihak dan memenuhi ketentuan-ketentuan pada Konvensi tersebut.
Ketentuan-ketentuan tersebut antara lain:

1) memiliki populasi permanen yang secara faktual penduduk tetap Vatikan adalah 800
orang,

2) memiliki suatu wilayah tertentu yang dalam hal ini Tahta Suci terletak di atas lahan
seluas 44 hektar / 0,44 Kilometer yang terletak di tengah-tengah Kota Roma, Italia,

3) terdapat suatu bentuk pemerintahan yang dalam hal ini bentuk negara Vatikan
adalah Monarki Absolut yang dikepalai oleh seorang Paus (kepala negara) yang
memiliki kekuasan absolut atas kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif, serta
memiliki kapasitas untuk terlibat dalam hubungan internasional dengan negara lain,
dalam hal ini selain Vatikan adalah pihak pada perjanjian-perjanjian internasional
seperti “The International Convention on the Elimination of All Forms of Racial
Discrimination” dan “Vienna Convention on Diplomatic Relations” Selain itu Vatikan
adalah anggota pada organisasi-organisasi internasional seperti World Organization
of Intellectual Properties (WOIP) dan UNESCO. Vatikan juga memiliki hubungan
diplomatik dengan negara-negara di dunia, sebagai contoh Indonesia yang memiliki
perwakilan diplomatik khusus untuk Vatikan begitu juga Vatikan terhadap Indonesia.

4. Konvensi PBB 1982 Tentang Hukum Laut (United Nation Convention On The Law Of
The Sea 1982)/UNCLOS
1) Wilayah Perairan Teritorial

2) Wilayah Perairan Tambahan Dan Wilayah Perairan Eksklusif

3) Wilayah Perairan Bebas Atau Wilayah Perairan Lepas


5. Jelaskan maksud dari istilah-istilah dibawah ini
1) Law Making Treaty, yaitu perjanjian yang membentuk hukum dengan meletakan
ketentuan atau kaidah-kaidah hukum bagi masyarakat internasional secara
keseluruhan
2) Sovereign Rights, hak untuk mengelola dan memanfaatkan untuk keperluan
eksplorasi dan eksploitasi, konservasi dan pengelolaan sumber daya alam baik
hayati dan non-hayati dari perairan di atas dasar laut dan dari dasar laut dan
tanah dibawahnya
3) Opinio juris sive necessitas, adalah suatu keyakinan bahwa suatu tindakan atau
kebiasaan dilakukan sesuai dengan kewajiban hukum yang ada. Istilah ini biasanya
digunakan dalam konteks hukum internasional
4) Rebus sic stantibus adalah asas hukum yang menyatakan bahwa suatu
perjanjian tidak lagi berlaku akibat perubahaan keadaan yang mendasar.

Anda mungkin juga menyukai