Anda di halaman 1dari 14

TUGAS HUKUM INTERNASIONAL KELOMPOK 5

NAMA KELOMPOK

1.TRIMARNI NDU’UFI

2.WANDA W REKE

3.PIER T FANGGIDAE

4. PUTRI Y. A LANGGA
JUDUL : SUMBER HUKUM INTERNASIONAL
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………..i
Daftar isi……………………………………………………………...ii

Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang……………………………………………………1
1.2 Pokok Bahasan……………………………………………………1

Bab 11 Pembahasan

Daftar Pustaka…………………………………………………………5
BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Hukum Internasional adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas
yang
mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas Negara-
negara
antara Negara dengan Negara; Negara dengan subjek hukum lain bukan
Negara
atau subyek hukum bukan Negara satu sama lain 1
Negara sebagai subyek hukum internasional dalam arti klasik hanyalah
negara
yang berdaulat penuh, atau negara yang tidak lagi tergantung pada
negara lain.
Dalam arti modern subyek hukum internasional tidak hanya terbatas
pada negara
yang berdaulat penuh. Melainkan termasuk pula negara bagian, kanton-
kanton
(Swiss), protektorat (sudah dihapus dan diganti dengan Dewan
Perwalian PBB),
dan dominion (British Commonwealth).2
Dalam ketentuan pasal 38 Statuta Mahkamah Internasional. Menurut
ketentuan itu sumber-sumber hukum internasional antara lain :
a. International conventions, whether general or particular, establishing
rules expressly recognized by the contesting states;
b. International custom as evidence of a general principle accepted as
law;
c. General principles of law recognized by civilized nations;
d. The judicial decisions and the teachings of the most highlt qualified
publicist of various nations, as subsidiary means for the determination of
the rules of law.
Dalam pasal 9 Konvensi Wina tahun 1969 Pasal 9 Adopsi teks
perjanjian
terjadi karena persetujuan semua Negara yang berpartisipasi dalam
penyusunan
kecuali sebagaimana ditentukan dalam ayat 2.
Hukum nasional dan hukum internasional tidak berbeda secara tegas,
sebab
keduanya hanyalah merupakan bagian saja dan hukum pada umumnya.
Dalam
Teori Kehendak Negara kekuatan mengikat hukum internasional terletak
pada
kehendak Negara itu sendiri untuk tunduk terhadap hukum internasional,
karena
Negara adalah pemegang kedaulatan tertinggi oleh karena itu Negara
adalah
sumber dari segala sumber hukum. Hukum internasional berasal dari
kemauan
Negara dan berlaku karena disetujui oleh Negara.

1.2 Pokok Bahasan


1.Apa yang dimaksud dengan sumber hukum internasional?
2. Apa saja yang dapat menjadi sumber hukum internasional?
3.Syarat apakah yang harus dipenuhi agar suatu kebiasaan dapat
dikatakan sebagai sumber hukum internasional?

Bab 11. Pembahasa


1.Apa yang dimaksud dengan sumber hukum internasional?
Sumber hukum internasional merupakan berbagai materi,
kebiasaan, atau asas yang mengandung atau menjelaskan aturan-aturan
hukum internasional.
Menurut Mochtar Kusumaatmadja, sumber hukum merupakan jawaban
atas pertanyaan dimana kita dapat menemukan hukum.Dalam konteks
hukum internasional, substansi hukum internasional dapat bersumber
dari praktik negara, praktik organisasi internasional, praktik entitas
selain negara, dan tulisan para pakar hukum internasional.
Sumber hukum dapat diartikan melalui dua cara yaitu, formal dan
material.

Secara formal sumber hukum mengandung pengertian sebagai sumber


yang memuat ketentuan-ketentuan hukum yang dapat diterapkan sebagai
kaidah dalam suatu perkara konkret, atau tempat ketentuan-ketentuan
atau kaidah-kaidah hukum dapat ditemukan, atau sumber yang
memberikan jawaban atas pertanyaan di mana kita dapat menemukan
atau mendapatkan ketentuan-ketentuan hukum yang dapat diterapkan
sebagai kaidah di dalam suatu persoalan yang aktual/konkret.

Secara material sumber hukum dapat diartikan sebagai sumber isi


hukum atas dasar berlakunya hukum, dan atau tempat kaidah-kaidah
hukum itu dibentuk. Sumber hukum dalam pengertian ini dapat pula
dipahami sebagai sumber hukum yang mempersoalkan sebab-musabab
itu mengikat, dan juga menyelidiki masalah apakah yang menjadi dasar
mengikatnya hukum itu.
2. Apa saja yang dapat menjadi sumber hukum internasional?
Sumber hukum internasional masih sering diperdebatkan karena tidak
adanya institusi yang bisa mengadopsi sumber yang berlaku secara
universal. Berikut beberapa sumber yang telah disepakati.
1. Sumber hukum berdasarkan Pasal 38 (1) Statuta
Pasal 38 (1) Statuta Mahkamah Internasional mengatur:
Pengadilan yang berfungsi untuk memutuskan sesuai dengan hukum
internasional suatu perselisihan yang diajukan kepadanya, akan
menerapkan:

Perjanjian internasional, baik yang bersifat umum maupun khusus, yang


menetapkan aturan-aturan yang secara tegas diakui oleh negara-negara
peserta;
Kebiasaan internasional, sebagai bukti suatu kebiasaan umum yang
dapat diterima sebagai hukum;
Prinsip-prinsip umum hukum yang telah diakui oleh bangsa-bangsa;
Keputusan-keputusan pengadilan dan pendapat dari para ahli terkemuka
yang paling berkualifikasi dari berbagai negara sebagai sarana tambahan
untuk penetapan aturan-aturan hukum.
2. Perjanjian internasional (Treaties)
Perjanjian internasional memiliki peranan yang sangat penting dalam
hukum internasional. Perjanjian internasional memiliki berbagai
terminologi lain seperti treaty, internationalagreements, pacts, general
acts, charters, statutes, declarations, dan covenants. Perjanjian
internasional juga berperan sebagai sarana untuk meningkatkan kerja
sama internasional. Salah satu kelebihan perjanjian internasional
dibandingkan dengan hukum kebiasaan internasional adalah sifatnya
tertulis, memudahkan dalam pembuktian dibandingkan dengan hukum
kebiasaan internasional yang tidak tertulis.Setelah perang dunia kedua,
telah meningkatkan peran perjanjian dalam pembuatan hukum
internasional sebagai tanggapan atas meningkatnya ketergantungan antar
negara.
3. Hukum kebiasaan internasional (International Custom/Customary
Law)
Sumber hukum ini merupakan suatu kebiasan umum yang akhirnya telah
diterima sebagai hukum.

Hukum kebiasaan ini terbentuk dan menjadi bukti adanya keberadaan


yang dapat kita lihat dari praktik atau tindakan yang dilakukan oleh
suatu negara, atau beberapa ide abstrak dari tindakan tersebut yang
dapat dilihat dari material yang dipublikasikan seperti surat kabar yang
membahas mengenai keputusan yang diambil suatu negara atau
pernyataan yang dikemukakan suatu negara dalam parlemen, dalam
pers, atau juga dalam international conference serta pertemuan-
pertemuan rapat organisasi-organisasi internasional dan terakhir tentu
saja juga dari keputusan-keputusan peradilan dan hukum suatu negara.
4. Prinsip-prinsip hukum umum (General Principles Of Law)
Prinsip hukum umum adalah prinsip hukum secara umum, yang tidak
hanya terbatas pada hukum internasional saja melainkan dalam hukum
perdata, hukum pidana, hukum lingkungan, dan lain-lain.Prinsip-prinsip
umum hukum tidak begitu tepat sebagai sumber hukum dalam hal
sebagai metode hukum. Hal ini dikarenakan sumber-sumber hukum
memperluas aturan yang ada dengan analogi, menyimpulkan keberadaan
prinsip-prinsip dari aturan yang lebih spesifik dengan arti dari penalaran
induktif, dan sebagainya.
Beberapa contoh prinsip hukum umum antara lain:
pacta sunt servanda;
good faith;
res judicata;
nullum delictum nulla poena legenali;
nebis in idem;
retroaktif;
good governance;
duty to cooperate.
5. Keputusan-keputusan peradilan (Judicial Decision)
Keputusan Peradilan adalah keputusan-keputusan yang diatur oleh
Statuta Mahkamah Internasional pada pasal 38(1)(d), di mana Statuta
Mahkamah Internasional ini memerintahkan Mahkamah untuk
menerapkan keputusan-keputusan yudisial atau peradilan sebagai bentuk
sarana tambahan dalam penetapan aturan-aturan hukum. Arahan ini
menyatakan bahwa segala keputusan pengadilan tidak mempunyai
Power atau kekuatan yang mengikat kecuali antar pihak terikat
mengenai kasus-kasus tertentu. Dilihat bahwa keputusan-keputusan
peradilan yang juga tunduk pada ketentuan pasal 59 sesuai dengan
arahan, tidak mendoktrin ikatan formal seperti yang ada dalam sistem
Common Law, jadi dalam hukum internasional pengadilan internasional
tidak diwajibkan mengikuti keputusan-keputusan sebelumnya, meskipun
mereka kerap terlihat mempertimbangkan keputusan-keputusan
sebelumnya.
3. Syarat apakah yang harus dipenuhi agar suatu kebiasaan dapat
dikatakan sebagai sumber hukum internasional?
Kebiasaan internasional (bahasa Inggris: customary international law)
adalah kebiasaan bersama negara-negara di dunia yang menjadi bukti
praktik umum yang diterima sebagai hukum.[1] Kebiasaan internasional
diakui sebagai salah satu sumber hukum internasional oleh Pasal 38(1)
(b) Piagam Mahkamah Internasional.[1]Pasal 92 Piagam Perserikatan
Bangsa-Bangsa juga menyatakan bahwa kebiasaan internasional adalah
salah satu sumber hukum yang akan diterapkan oleh Mahkamah
Internasional.[2]

Kebiasaan internasional terdiri dari aturan-aturan hukum yang berasal


dari tindakan negara-negara yang konsisten yang muncul dari keyaknian
bahwa tindakan mereka itu diwajibkan oleh hukum.[3] Maka dari itu,
terdapat dua unsur yang harus dipenuhi untuk membuktikan keberadaan
suatu kebiasaan internasional:

Praktik atau kebiasaan negara-negara (usus)Keyakinan dari negara-


negara bahwa kebiasaan tersebut dilakukan atas dasar kewajiban hukum
(opinio juris)[4]

Kepentingan kedua unsur ini telah ditegaskan oleh Mahkamah


Internasional dalam perkara Legality of the Threat or Use of Nuclear
Weapons.[5]Terkait dengan aspek opinio juris yang merupakan unsur
subjektif, Mahkamah Internasional menyatakan dalam perkara North
Sea Continental Shelfbahwa kebiasaan tersebut harus dilakukan dengan
sedemikian rupa sehingga menjadi bukti keyakinan bahwa kebiasaan
tersebut diwajibkan oleh hukum, sehingga negara yang melakukan
kebiasaan tersebut harus merasa bahwa tindakan mereka sejalan dengan
kewajiban hukum.[6] Mahkamah Internasional menekankan perlunya
pembuktian rasa untuk memenuhi kewajiban hukum dan bukan
"tindakan yang didorong oleh pertimbangan kesopanan, kemudahan atau
tradisi".[7]Pernyataan ini ditegaskan kembali dalam perkara Nicaragua
v. United States of America.

Daftar Pustaka
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sumber_hukum_internasional
https://tirto.id/pengertian-perjanjian-internasional-serta-manfaat-tahap-
tahapnya-gj6P
https://m.merdeka.com/pendidikan/inilah-pendapat-para-ahli-tentang-
arti-perjanjian-internasional.html

Anda mungkin juga menyukai