Anda di halaman 1dari 22

SUMBER HUKUM 2023-1

DEFINISI SUMBER HUKUM


Menurut Tami Rusli, secara umum sumber hukum adalah segala sesuatu yang telah
menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa,
artinya jika dilanggar akan mengakibatkan sanksi tegas dan nyata.
Menurut Rahman Syamsuddin, sumber hukum dapat diartikan sebagai bahan-bahan
yang digunakan sebagai dasar oleh pengadilan dalam memutus perkara.
KATA SUMBER HUKUM SERING DIGUNAKAN DALAM BEBERAPA
ARTI, YAITU:

Sebagai asas hukum, sebagai sesuatu yang merupakan permulaan hukum, misalnya
kehendak Tuhan, akal manusia, jiwa bangsa
Menunjukkan hukum terdahulu yang memberi bahan-bahan kepada hukum yang
sekarang berlaku, misalnya hukum Perancis, hukum Romawi
Sebagai sumber berlakunya, yang memberi kekuatan berlakunya secara formal
kepada peraturan hukum (penguasa, masyarakat)
Sebagai sumber dari mana kita dapat mengenal hukum, misalnya dokumen, undang-
undang, lontar, batu bertulis
Sebagai sumber terjadinya hukum: sumber yang menimbulkan hukum
VAN APELDOORN MENJELASKAN ISTILAH
SUMBER HUKUM DAPAT DIARTIKAN DARI SEGI
SEJARAH, SOSIOLOGIS, FILSAFAT DAN ARTI
FORMAL.
A. Sumber Hukum dalam Arti Sejarah
Para ahli sejarah mengaitkan istilah sumber hukum ke dalam dua arti, yaitu:
1. Dalam arti sumber pengenalan hukum, yakni seluruh tulisan, dokumen dan
lainnya, di mana kita dapat belajar mengenal hukum suatu bangsa pada suatu
waktu.
Misalnya UU, keputusan hakim, piagam-piagam yang memuat perbuatan
tulisan.
2. Dalam arti sumber-sumber dari mana pembentuk undang-undang memperoleh
bahan dalam membentuk undang-undang, juga dalam arti sistem-sistem hukum,
serta dari mana tumbuhnya hukum positif suatu negara.
B. SUMBER HUKUM DALAM
ARTI SOSIOLOGIS
Menurut para ahli sosiologi, sumber hukum diartikan sebagai faktor-faktor yang
menentukan isi hukum positif, misalnya keadaan ekonomi, pandangan agama hingga
psikologis.

c. Sumber Hukum dalam Arti Filsafat


Dalam filsafat hukum, istilah sumber hukum dipakai dalam dua arti:
1. Sebagai sumber untuk isi hukum
2. Sebagai sumber untuk kekuatan mengikat dari hukum
D. SUMBER HUKUM DALAM
ARTI FORMAL
Para ahli hukum praktis juga memiliki pendapat berbeda soal sumber hukum.
Sumber hukum diartikan sebagai peristiwa-peristiwa timbulnya hukum yang berlaku
(yang mengikat hakim dan penduduk).
PEMBAGIAN SUMBER HUKUM
Dalam kajian hukum nasional, sumber hukum dpt dibagi menjadi 2 jenis, yaitu
sumber hukum materill dan sumber hukum formil.
Hal tsb berbeda dgn sumber hukum internasional yg tdk mengenal istilah materiil
dan formil, tp dalam pembagiannya menggunakan sumber hukum utama (primer
rules) dan sumber hukum tambahan (subsider rules). Hal ini tertuang scr jelas
dlm Article 38 Statute Of International Court Of Justice.
1. SUMBER HUKUM NASIONAL
Sumber hukum Nasional terbagi menjadi dua jenis, yaitu materil dan formil.
1. Sumber hukum materil adalah tempat di mana materi hukum diambil. Ada faktor yang membantu
pembentukan suatu hukum, misalnya hubungan sosial, situasi sosial ekonomi, tradisi, hasil penelitian
ilmiah hingga keadaan geografis.
2. Sumber hukum formil meninjau suatu hukum dari segi pembentukannya. Terdapat rumusan aturan yang
merupakan dasar kekuatan mengikat suatu aturan agar dapat ditaati masyarakat dan penegak hukum.
Adapun sumber hukum formal dapat dibedakan menjadi:
a. Undang-undang
b. Kebiasaan adat
c. Traktat atau perjanjian
d. Yurisprudensi
e. Doktrin
A.UNDANG-UNDANG
Undang-undang membuat peraturan-peraturan yang bercirikan:
Bersifat umum dan menyeluruh;
Sifatnya universal untuk menghadapi kejadian di masa depan;
 Karena peraturan mengoreksi diri sendiri dan memperbaiki diri sendiri, biasanya
mereka memasukkan klausul yang memungkinkan untuk direvisi.
B. KEBIASAAN
Kebiasaan adalah tindakan yang diulang-ulang dalam masyarakat tentang hal-hal
tertentu.
Ketika adat-istiadat tertentu diterima oleh masyarakat dan dilakukan berulang-ulang
karena dianggap sebagai sesuatu yang seharusnya, maka penyimpangan dari adat-
istiadat itu dianggap sebagai pelanggaran hukum yang hidup dalam masyarakat.
Muncul suatu kebiasaan hukum yang memandang kehidupan sosial masyarakat
sebagai hukum
Hukum kebiasaan adalah bagian dari hukum adat. Kadang Adat disebut juga Adat
istiadat.
C. TRAKTAT
Traktat adalah perjanjian yang dibuat oleh dua negara atau lebih, jika hanya dua
negara yang menyepakati disebut perjanjian bilateral, sedangkan jika lebih dari dua
negara yang menyepakati disebut perjanjian multilateral .
Perjanjian dapat menjadi hukum formal ketika memenuhi persyaratan formal seperti
ratifikasi
D. YURISPRUDENSI
Yurisprudensi adalah putusan hakim (pengadilan) yang memuat perangkat aturannya
sendiri, yang kemudian diakui dan dijadikan dasar putusan hakim lain dalam perkara
yang sama.
Kemudian, karena keputusan pertama menarik perhatian masyarakat, lama kelamaan
menjadi sumber asas yang berlaku umum sebagai hukum.

Mengapa hakim menggunakan putusan sebelumnya atau


yurisprudensi hakim lain?
KARENA HAL-HAL BERIKUT:
Pertimbangan Psikologis
Karena putusan hakim mempunyai kekuatan hukum, terutama putusan MA dan MA
yang mempunyai hak tetap untuk diadili.
Pertimbangan Praktis
Karena dalam perkara yang sama seorang hakim telah mengambil keputusan
sebelumnya, maka akan lebih mudah bagi hakim berikutnya untuk mengambil keputusan
yang sama jika sudah dikukuhkan oleh Mahkamah Agung.
Sebaliknya, jika keputusan hakim yang lebih rendah menghasilkan keputusan
yang berbeda dengan keputusan hakim yang lebih tinggi, maka keputusan tersebut
dapat diajukan banding.
Pendapat yang sama
Karena hakim itu sependapat dengan substansi putusan hakim sebelumnya.
E. DOKTRIN
Doktrin dikenal sebagai ahli hukum yang mempengaruhi keputusan pengadilan. Dalam hal
aspek hukum putusan pengadilan, hakim seringkali menggunakan pendapat para ahli
ternama untuk membenarkan putusannya dengan mengutip pendapat para ahli hukum
tersebut. Oleh karena itu, putusan pengadilan terasa lebih berwibawa.
Harus diingat bahwa doktrin yang belum digunakan oleh hakim dalam pertimbangan
putusannya belum menjadi sumber hukum formil. Dengan demikian, untuk menjadi sumber
hukum formil, suatu ajaran harus memenuhi syarat-syarat tertentu, yaitu ajaran yang
telah menjadi putusan hakim.
2. SUMBER HUKUM
INTERNASIONAL
Sumber hukum internasional adalah sumber-sumber yang digunakan dalam pembentukan
dan penerapan hukum internasional.
Sumber-sumber ini memberikan dasar hukum yang mengatur hubungan antara negara-negara
dan subjek hukum internasional lainnya.
Sumber hukum internasional diatur dalam Pasal 38 ayat (1) Statuta Mahkamah Internasional.
Pasal ini menyebutkan empat sumber hukum internasional yang diakui, yaitu:
1. perjanjian internasional,
2. kebiasaan internasional,
3. prinsip-prinsip umum hukum, dan
4. keputusan pengadilan.
5. Selain itu, ajaran dari para ahli juga dapat digunakan sebagai sumber hukum tambahan.
DALAM HUKUM INTERNASIONAL,
SUMBER-SUMBER HUKUM MEMILIKI
URUTAN DAN PERAN TERTENTU YANG
DIATUR DALAM PASAL 38 AYAT (1)
STATUTA MAHKAMAH
A. Perjanjian Internasional
INTERNASIONAL.
Perjanjian internasional adalah sumber hukum utama dalam hukum internasional.
Perjanjian ini merupakan kesepakatan tertulis antara negara-negara yang
menimbulkan hak dan kewajiban bagi pihak yang terlibat.
Perjanjian internasional sangat penting dalam menjaga perdamaian dan kerjasama
antar negara-negara.
Contoh, Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik adl salah satu perjanjian
internasional yang mengatur hubungan diplomatik antara negara-negara.
B. KEBIASAAN
INTERNASIONAL
Kebiasaan internasional adl hukum yang berkembang dari praktik atau kebiasaan
negara-negara. Meskipun saat ini kebiasaan internasional semakin berkurang karena
banyaknya perjanjian-perjanjian yang menggantikannya, hukum kebiasaan tetap
menjadi bagian penting dari hukum internasional.
Hukum kebiasaan ini muncul dari adat istiadat atau praktek – praktek negara, serta
dapat diterima sebagai hukum oleh komunitas internasional.
Contoh, kebiasaan memberikan penghormatan waktu kedatangan tamu resmi dari
negara lain dengan tembakan meriam merupakan salah satu contoh dari hukum
kebiasaan internasional.
C. PRINSIP – PRINSIP UMUM
TENTANG HUKUM
Prinsip-prinsip umum tentang hukum adl prinsip-prinsip dasar yang melandasi sistem
hukum di seluruh dunia, termasuk dalam konteks hukum internasional.

Prinsip-prinsip ini pertama kali diperkenalkan oleh Statuta Pengadilan Internasional


untuk Keadilan Internasional (PCIJ) dengan tujuan menghindari masalah “non liquet”
(tidak ada hukum yang berlaku) dalam perkara yang dihadapkan pada hakim.

Prinsip-prinsip umum ini mencakup berbagai bidang hukum, seperti hukum pidana,
perdata, dan lingkungan.
Contoh dari prinsip-prinsip umum adalah prinsip pacta sunt servanda (perjanjian harus
ditaati).
D. KEPUTUSAN-KEPUTUSAN
PENGADILAN ATAU YURISPRUDENSI
INTERNASIONAL
Keputusan-keputusan pengadilan atau yurisprudensi internasional juga menjadi
sumber hukum tambahan dalam hukum internasional. Meskipun bukan sumber
hukum utama, keputusan-keputusan ini memiliki peran penting dalam membantu
membentuk norma-norma baru dalam hukum internasional.

Keputusan pengadilan ini digunakan oleh hakim untuk memperkuat argumentasi


berdasarkan sumber hukum di atasnya.
Contohnya dalam sengketa- sengketa ganti rugi dan penangkapan ikan telah
memasukkan unsur-unsur baru ke dalam hukum internasional
E. AJARAN PARA AHLI
Ajaran dari para ahli atau doktrin adl sumber hukum tambahan yang bersifat subsidi.
Ajaran para ahli ini adl pendapat atau analisis yang disampaikan oleh para pakar
hukum internasional.

Meskipun tidak mengikat, pendapat para ahli sering dikutip untuk memperkuat
argumen dalam konteks hukum internasional. Namun, hakim tidak dapat memutus
perkara berdasarkan opini para pakar ahli karena opini ini tidak memiliki kekuatan
hukum yang mengikat.

Contohnya Komisi hukum internasional yang beranggotakan para ahli hukum,


dibentuk oleh majelis umum PBB berdasarkan Resolusi MU 1947
TUJUAN SUMBER HUKUM
INTERNASIONAL
Dalam hukum internasional, sumber hukum memainkan peran penting karena:
1. Mengatur Hubungan Antar Negara
Membantu mengatur dan menjaga keseimbangan dalam hubungan antar negara.
Menjadi pedoman yang ditaati oleh negara-negara untuk menjaga perdamaian dan
keadilan.
2. Membentuk Hak dan Kewajiban
Menentukan hak dan kewajiban negara-negara dalam berbagai konteks, seperti
perjanjian internasional, kebiasaan internasional, dan prinsip-prinsip umum hukum.
3. Menciptakan Kepastian Hukum
Memberikan kepastian hukum bagi negara-negara dan aktor-aktor internasional
lainnya. Mereka membantu menghindari ketidakpastian dalam interpretasi hukum.
SELESAI....

Apabila ada pertanyaan terkait


materi silahkan japri ke nope
saya...
See u next week guys....

Anda mungkin juga menyukai