Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun tema dari makalah ini adalah
"'PERBANDINGAN SISTEM HUKUM INDONESIA DENGAN SISTEM HUKUM
PRANCIS". Pada Resempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besamya kepada
dosen mata kuliah Perbandingan Hukum yang telah memberikan tugas terhadap saya. Oleh
karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan saya, maka kritik dan saran yang membangun
saya terima. Saya harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi saya dan pihak lain yang
berkepentingan.

Padang Sidimpuan, Mei 2023

Disusun

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perbandingan hukum ialah suatu metode penyelidikan; bukan suatu cabang ilmu
hukum, sebagaimana sering kali menjadi anggapan sementara orang. Metode yang dipakai
ialah dengan membanding-bandingkan salah satu lembaga hukum (legal institution) dari system
hukum yang satu dengan lambaga hukum, yang kurang lebih sama dari system hukum yang
lain. Dengan membanding-bandingkan itu kita dapat menemukan unsur-unsur persamaan,
tetapi juga unsur perbedaan dari kedua system hukum itu. Adapun Klasifikasi Perbandingan
Hukum Menurut Prof. Lambert’s :
1. Perbandingan Hukum Secara Deskriptif
Perbandingan hukum secara deskriptif mencoba untuk mengeinventarisasi sistem hukum
pada masa lalu dan masa kini sebagai satu kesatuuan maupun peraturan terpsah lainnya,
dimana dalam system tersebut dibuat bebrapa kategori hubungan hukum.
2. Perbandingan Hukum Mengenai Sejarah Hukum
Perbandingan mengenai sejarah hukum mencoba untuk menemukan irama atau hukum
alam dengan cara membangun sejarah hukums ecara universal sebagai rangkaian dari
fenomena sosial yang secara langsung melihat perkembangan dari pelembagaan hukum.
3. Perbandingan Hukum Mengenai Peraturan Hukum
Perbandingan mengenai peraturan hukum atau perbandingan yurisprudensi mencoba
untuk menjelaskan mengenai batan tubuh secara umum dimana doktrin hukum nasional
diperuntukan untuk mencabangkan hukum itu sendiri sebagai hasil dari perkembangan
studi hukum dan bangkitnya kesadaran akan hukum internasional.
Pengertian Hukum Menurut beberapa Ahli :
UTRECHT:
Hukum adalah himpunan petunjuk-petunjuk hidup yang berisi perintah- perintah
dan larangan-laranganyang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat, dan oleh
karena itu seharusnya ditaati oleh masyarakat yang bersangkutan.

2
UNSUR (ELEMEN) HUKUM:

1. Kumpulan peraturan
2. Obyek hukum : perilaku orang (masayarakat)
3. Berisi perintah dan larangan
4. Berlaku di suatu masyarakat tertentu
5. Harusditaati oleh masyarakat yang bersangkutan

TERTIB HUKUM
Menurut Hans Kelsen tertib hokum (legal order) merupakan system of norms yang
berbentuk seperti tangga-tangga piramida. Oleh karena itu teorinya disebut sebagai teori tangga
(stufen theory).

Pada tiap-tiap tangga terdapat kaidah-kaidah (norms). Di puncak pyramid terdapat


kaidah yang disebut kaidah dasar (Grundnorm) ; di bawah kaidah dasar terdapat kaidah yang
disebut sebagai undang-undang dasar ; di bawah undang-undang dasar terdapat kaidah yang
disebut sebagai undang-undang, dibawah undang-undang terdapat kaidah yang disebut
peraturan ; di bawah peraturan terdapat kaidah yang disebut ketetapan.

MAKSUD (TUJUAN) HUKUM

Ada dua pandangan :

1. Tujuan hukum harus dicari dalam keadilan


2. Tujuan hukum harus dicari dalam ketentuan hukum

Menurut Van Apel doorn tujuan hokum adalah penyusunan, pengaturan masyarakat secara damai

JENIS NORMA
1. Norma agama: timbul dari agama, mengandung perintah dan larangan tuhan dan
ditujukan untuk seseorang.
2. Norma kesusilaan: lahir dari budi pekerti dan hati nurani, ditujukan pada perorangan.
3. Norma kesopanan: berasal dari kepatuhan, kelayakanatau kesopanan, dan ditujukan
pada seseorang.

3
4. Norma hokum: aturan-aturan hidup yang bersifat memaksa untuk melindungi
kepentingan masyarakat dan agar terjadi tertib hokum
B. Permasalahan

Bagaimana Perbandingan sistem hukum Indonesia dengan sistem hukum Prancis?

C. Tujuan
Agar dapat memahami tentang perbandingan hukum di Indonesia dengan hukum Prancis

4
BAB II
PEMBAHASAN

PERBANDINGAN SISTEM HUKUM INDONESIA DENGAN SISTEM HUKUM


PRANCIS

A. SISTEM HUKUM INDONESIA


Sistem adalah seperangkat komponen yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan (C.
West Churman) Hukum Indonesia (Hukum positif Indonesia) adalah hokum yang berlaku saat
ini.
Berdasarkan bentuknya diklasifikasikan menjadi :

1. Tertulis (undang undang)


2. Tidak tertulis (hukum adat dan kebiasaan)

Sistem hukum Indonesia adalah seperangkat peraturan hukum baik yang tertulis maupun yang
tidak tertulis,yang berhubungan satu dengan yan yang lainnya untuk mencapai masyarakat
Indonesia yang tertib, adil, dan damai.

Berdasarkan lapangannya, hukum Indonesia terdiri dari :

1.Hukum adat dan hukum kebiasaan

2.Hukum perdata

3.Hukum acara perdata

4.Hukumpidana

5.Hukum acara pidana

6.Hukum tata negara

7.Hukum administrasi negara

5
8.Hukum internasional

SUMBER HUKUM INDONESIA


Sumber hukum adalah tempat dimana kita dapat mengetahui dan mengenal hukum
yakni :

Sumber hukum terbagi ke dalam dua klasifikasi :


1. Sumber hukum dalam arti materil adalah kesadaran hukum masyarakat, kesadaran
hukum yang hidup dalam masyarakat yang dianggap seharusnya, karena hendaknya
disadari bahwa hukum itu diadakan justru untuk memperoleh pergaulan hidup manusia
yang tertib dan damai
2. Sumber hukum dalam arti formal adalah tempat dimana kita dapat menemukan dan
mengenal hukum, yang terdiri dari :
3. Undang – undang dalam arti luas, yaitu UUD dan UU
4. Hukum adat dan kebiasaan
5. Yurisprudensi (keputusan hakim)
6. Traktat (perjanjianantarNegara)
7. Doktrin hukum (ajaran hukum)

UNDANG – UNDANG

Prof. Buijs membagi undang-undang ke dalam dua pengertian, yaitu :

1. Undang-undang dalam arti materil, yaitu setiap keputusan pemerintah yang karena isinya
mengikat langsung secara umum setiap penduduk, misalnya peraturan yang dibuat
pemerintah pusat, pemda, maupun rektor
2. Undang-undang dalam arti formal, yaitu setiap keputusan pemerintah yangkarena
bentuknya dibentuk dan ditetapkan DPR bersama presiden

HUKUM ADAT DAN HUKUM KEBIASAAN

Kedua jenis hukum ini dibedakan berdasarkan asalnya dan bentuknya

6
Berdasarkan asalnya :

1. Hukum adat berasal dari tradisi dan agama nenek moyang bangsa Indonesia sepanjang
sejarah yang secara turun temurun diwariskan dari saru generasi ke generasi selanjutnya.
2. Hukum kebiasaan berasal dari hokum asing (umumnya hukum yang berasal dari eropa)
yang dibawa oleh bangsa asing pada waktu mereka menetap diIndonesia dll.
Represi hukum artinya menerima hukum asing sebagai hukum asli suatu bangsa.
Berdasarkan bentuknya :
1. Hukum adat tidak tertulis (sebagian besar), misalnya maro, kawin lari, gono gini dan
sebagainya
2. Hukum adat tertulis, misalnya subak, sewabeli (huurkoop), fiducia yaitu penyerahan hak
milik dengan kepercayaan (jaminan pinjaman) dan sebagainya.

Hukum adat merupakan hukum kebiasaan yang berasal dari nenek moyang bangsa
Indonesia, dan bukan merupakan hasil represi hukum asing ke dalam hukum asli Indonesia.

YURISPRUDENSI

Di Inggris, yurisprudensi berarti pengantar ilmu pengetahuan hukum yang


mempelajari dasar dan asas-asas hukum, sedangkan di Belanda yurisprudensi berarti putusan-
putusan pengadilan. Oleh karena itu yusrisprudensi juga dianggap sebagai sumber hukum.

Prof. Van Apeldorn: persamaan yurisprudensi dan UU adalah keduanya merupakan


hukum yang mempunyai sifat mengikat. Perbedaannya adalah yurisprudensi merupakan
individual norma yaitu hukum yang berlaku terhadap subyek hukum tertentu.

TRAKTAT

Traktat adalah perjanjian atau persetujuan yang diadakan antara dua negara atau lebih.
Dasarnya adalah UUD 1945 Pasal 11: Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang,
membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain.

DOKTRIN HUKUM

7
Doktrin hukum adalah anggapan atau ajaran seorang ahli hukum ternama yang dijadikan sebagai
pegangan oleh para hakim, pengacara dan sebagainya dalam memutuskan atau membela suatu
perkara.

PENGENALAN HUKUM INDONESIA

Dapat dibedakan berdasarkan bentuk dan isinya

BERDASARKAN BENTUK
Ada yang tertulis dan tidak tertulis. Yang tertulis disebut undang-undang, misalnya :

1. UUD 1945 yang merupakan hukum dasardarisegalaundang-undang dan peraturan yang


berlaku
2. UUPA No 5 Tahun 1960 dll.

Hukum yang tidak tertulis :


1. Hukum adat, misalnya hukum waris adapt, hukum perjanjian jual beli, dan sebagainya
2. Hukum kebiasaan, misalnya hokum sewabeli (huurkop) dan fiducia
(penyerahan hak milik / jaminan dengan kepercayaan).

BERDASARKAN ISINYA

1. Hukum publik, yaitu hukum yang melindungi kepentingan umum, orang banyak, dan
negara.
2. Hukum privat, yaitu hukum yang melindungi kepentingan privat, perorangan.

B. SISTEM HUKUM PERANCIS


1. Sistem Hukum Eropa Kontinental
Berkembang di negara-negara Eropa ( Istilah lain Civil Law = Hukum Romawi),
dikatakan hukum Romawi karena sistem hukum ini berasal dari kodifikasi hukum yang
berlaku di kekaisaran Rimawi pada mawa Pemerintahan Kaisar Yustinianus abad 5 (527-565
M). Kodifikasi hukum itu merupakan kumpulan dari berbagai kaidah hukum yang ada
sebelum masa Yustinianus yang disebut Corpus Juris Civilis (hukum yang terkodifikasi).

8
Corpus Juris Civilis dijadikan prinsip dasar dalam perumusan dan kodifikasi hukum
di negara-negara Eropa daratan seperti Jerman, Belanda, Prancis, Italia dan Amerika Latin,
Asia (termasuk Indonesia pada masa penjajahan Belanda).
2. Sistem Hukum Anglo Saxon
Mula-mula berkembang dinegara Inggris, dan dikenal dengan istilah Common Law, atau
Unwritten Law (hukum tidak tertulis), sistem hukum ini dianut di negara-negara anggota
persemakmuran Inggris, Amerika Utara, Kanada, dan Amerika Serikat.
3. Sistem Hukum Adat
Berkembang dilingkungan kehidupan sosial di Indonesia, Cina, India, Jepang, dan
negara lain, di Indonesia asal mula istilah hukum adat adalah dari istilah “Adatrecht” yang
dikemukakakn oleh Snouck Hugronje.
4. Sistem Hukum Islam
Sistem Hukum islam berasal dari Arab, kemudian berkembang ke negara-negara lain
seperti negara-negara Asia, Afrika, Eropa dan Amerika secara individual maupun secara
kelompok dalam penyebarannya. Namun dalam pembentukan peraturan perundang yang
berlaku sistem hukum Perancis yang dipengaruhi oleh sistem hukum kekaisaran Romawi.
Mazhab Legisme adalah Mazhab atau aliran yang menganggap bahwa semua hukum
terdapat dalam Undang-Undang atau berarti hukum identik dengan Undang-Undang.
Sedangkan Mazhab atau aliran Positivisme Hukum (Rechtspositivisme) sering juga disebut
dengan aliran Legitisme. Aliran ini sangan menggunakan hukum tertulis. Menurut aliran ini
tidak ada norma hukum diluar hukum positif. Sehingga terkesan hakikat dari aliran ini adalah
penghargaan yang berlebihan terhadap kekuasaan yang menciptakan hukum tertulis ini.
Sehingga dianggap kekuasaan itu adalah sumber hukum dan kekuasaan adalah hukum.
Aliran ini dianut oleh John Austin (1790-1861, Inggris) menyatakan bahwa satu-satunya
hukum adalah kekuasaan yang tertinggi dalam suatu negara. Sumber hukum itu adalah
pembuatnya langsung yaitu pihak yang berdaulat atau badan perundang-undangan yang tertinggi
dan semua hukum dialirkan dari sumber yang sama itu.
Menurut Austin hukum terlepas dari soal keadilan dan dari soal buruk baik. Aliran
Positivisme ini memperkuat aliran legisme yaitu suatu aliran tidak ada hukum diluar Undang-
Undang. Undang-Undang menjadi sumber hukum satu-satunya. Undang-Undang dan hukum
diidentikan dengan hukum yang harus ditaati oleh masyarakat.

9
Di Prancis kita kenal hukum kebiasaan yang dinamakan “Droit de Coutumes” dengan
adanya resepsi hukum Romawi maka disana perkembangan hukum kebiasaan yang sudah
berkembang menjadi terputus.
Sebelum adanya unifikasi hukum oleh Kaisar Napoleon Bonaparte, Hukum yang berlaku di
Perancis bermacam-macam yaitu hukum Germania (Jerman) dan hukum Romawi. Di bagian
utara dan tengah berlaku hukum lokal (pays de droit coutumier) yakni hukum kebiasaan
Perancis kuno yang berasal dari hukum Jerman, sedangkan pada daerah selatan yang berlaku
adalah hukum Romawi (pays de droit ecrit) yakni telah dikodifikasi dalam Corpus Juris
Civilsdari Kaisar Romawi Justinian I. Di samping hukum perkawinan adalah hukum yang
ditetapkan oleh Gereja Katolik ialah hukum Kanonik dalam Codex Iuris Canonici dan berlaku di
seluruh Perancis.
Unifikasi hukum ini akan dituangkan ke dalam suatu buku yang bernama Corpus de lois
Gagasan unifikasi hukum ini sesungguhnya telah timbul sejak abad XV (Raja Louis XI) yang
kemudian dilanjutkan oleh berbagai parlemen propinsi pada abad XVI dan para ahli hukum
seperti Charles Doumolin (1500 – 1566), Jean Domat (1625 – 1696), Robert Joseph Pothier
(1699 – 1771), dan Francois Bourjon.
Namun pada akhir abad XVIII dapat diterbitkan tiga buah ordonansi mengenai hal-hal yang
khusus dan yang diberi nama ordonansi daguesseau. Ordonansi yang dimaksud adalah
L’ordonance sur les donations (1731), L’ordonance sur les testaments (1735), dan L’ordonance
sur les substituions fideicommisaires (`1747).
Tanggal 21 Maret 1804 terwujudlah kodifikasi Perancis dengan nama Code Civil des
Francais yang diundangkan sebagai Code Napoleon pada tahun 1807. Kodifikasi hukum ini
merupakan karya besar dari Portalis selaku anggota panitia pembentuk kodifikasi hukum
tersebut, selain itu kodifikasi hukum ini merupakan kodifikasi hukum nasional yang pertama
dan terlengkap serta dapat diterapkan untuk mengatasi masalah-masalah yang ada. Sehingga
pada saat itu timbulah paham Legisme dengan mottonya “Di luar undang-undang tidak ada
hukum”.
Sumber hukum kodifikasi tersebut merupakan campuran asas-asas hukum Jerman dan
hukum Gereja (hukum Kanonik) yaitu hukum kebiasaan (coutumes), terutama kebiasaan Paris
(coutume de Paris), ordonansi-ordonansi Daguesseau, tulisan-tulisan dari pakar hukum seperti

10
Poithier, Domat, dan Bourjon, serta hukum yang dibentuk sejak revolusi Perancissampai
terbentuknya kodifikasi hukum tersebut.
Dari uraian tersebut di atas dapat dikatakan bahwa di negara Perancis yang semula
memberlakukan bermacam-macam hukum dengan berbagai tahap, akhirnya pada tahun 1807
dapat memproklamirkan/diundangkan buku Code Civil des Francais atau Code Napoleon yang
merupakan kodifikasi hukum yang pertama di dunia.
Perancis menggunakan sebuah sistem hukum sipil; yang berarti, hukum berasal dari
peraturan tertulis, oleh sebab itu hakim tidak membuat hukum, tapi mengartikannya (meskipun
jumlah penerjemahan hakim dalam beberapa hal menjadikannya sama dengan hukum kasus).
Prinsip dasar peraturan hukum tercantum dalam Kode Napoleon. Dalam perjanjian dengan
prinsip Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warga Negara hukum seharusnya hanya mlarang aksi
yang merugikan masyarakat. Seperti Guy Canivet, presiden pertama Mahkamah Kasasi, menulis
mengenai pengelolaan penjara.
Kebebasan adalah peraturan, dan larangannya adalan pengecualian; larangan kebebasan
apapun harus dibuat oleh Hukum dan harus mengikuti prinsip kewajiban dan perbandingan.

Hukum Perancis terbagi menjadi dua bagian utama: hukum pribadi dan hukum umum.
Hukum pribadi meliputi, biasanya, hukum sipil dan hukum kriminal. Hukum umum meliputi,
hukum administratif dan hukum konstitusional. Tetapi, dalam praktik, hukum Perancis terdiri
dari tiga bagian utama: hukum sipil, hukum kriminal dan hukum administratif.

Perancis tidak mengakui hukum agama, ataupun pengakuan keyakinan religius atau
moralitas sebagai motivasi untuk penetapan larangan. Sebagai konsekuensi, Perancis tidak lagi
memiliki hukum pengumpatan atau hukum sodomi (terakhir dihapus tahun 1791). Tetapi
"serangan terhadap kesusilaan umum" (contraires aux bonnes mœurs) atau perusak perdamaian
(trouble à l'ordre public) telah digunakan untuk menekan kembali ekspresi publik atas
homoseksualitas atau prostitusi jalanan.
Krakteristik serta aspek-aspek Perbedaan dan Persamaan Hukum Perancis Dengan Hukum
Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik

11
- Di Prancis lembaga-lembaga hukum dan aparat penegak hukum
konstitusi
- Di Indonesia adanya kodifikasi
2. Aspek Ideologi
- indonesia menganut ideologi terbuka
- perancis menganut civil law yang berasal dari hukum romawi aspek Hokum
- hukum di indonesia lebih fleksibel (demokratis)
- hukum di perancis lebih disiplin
1. Aspek Budaya
- Budaya di indonesia lebih beragam, sehingga konstitusi juga mengikuti perkembangannya
- Budaya di perancis lebih mengacu pada kesatuan dan kedisiplinan
konsep hokum
- Civil law peraturan tertulis
- Berdasarkan prinsip didalam kode napoleon
hukum dibagi menjadi 2 :
1) Hukum pribadi (droit privé) :
hukum sipil (droit civil)
hukum kriminal (droit pénal)
2) Hukum umum (droit public) :
hukum administratif (droit administratif)
hukum konstitusional
(droit constitutionnel)
"kebebasan adalah peraturan, dan larangannya adalan pengecualian; larangan kebebasan
apapun harus dibuat oleh hukum dan harus mengikuti prinsip kewajiban dan
perbandingan" - guy canivet
hukum untuk masa depan bukan untuk masa lalu
tidak memiliki hukum pengumpatan (tahun 1791)
1. Lembaga Legislatif
- sistem parlemen 2 pintu (bikameral)
- rapat umum 9 x dalam 1 tahun

12
the national assembly anggota 577, disebut deputy, pemilu 5 tahun 1x
senator tidak dipilih secara langsung.
2. Lembaga Eksekutif
- presiden = françois hollande dan perdana menteri = jean-marc ayrault
- pemilu langsung, masa jabatan 5 tahun
- kekuasaan presiden menunjuk pm, mengajukan referendum nasional, pemelihan legislatif
dan membubarkan national assembly
- tanggungjawab kepada parlemen dan majelis nasional
1. Lembaga Yudikatif
- lembaga hukum tertinggi, bersifat independen, terdapat : civil courts , criminal courts ,
administrative courts, dan financial jurisdictions pierre lellouche
- bentuk konstitusi, konstitusi republik lima, struktur konstitusi, konstitusi tertulis. Jika
dilihat dari system pemerintahan Prancis dengan Indonesia :

Ada beberap kesamaan antara perancis dengan Indonesia,diantaranya:

1. Perancis dan Indonesia adalah negara kesatuan


2. Konstitusisi negara Perancis dan konstitusi negara Indonesia adalah tertulis.
3. Kedua negara memiliki pemerintahan daerah dan mengenal dekonsentrasi serta
desentralisasi. Sistem pemerintahan daerah Perancis mirip dengan sistem di Indonesia
dimana disamping adanya daerah-daerah administratif terdapat juga daerah
otonom ,seperti misalnya departemen dan commune.

Perbedaan antara Negara Perancis dengan Indonesia :

1. Parlemen Perancis adalah bikameral sedangkan parlemen Indonesia trikameral ( MPR,


DPR, DPRD).
2. Perancis dalam bidang eksekutif dipimpin oleh seorang Presiden dan dan dalam
menjalankan kabinet dibantu oleh seorang Perdana Menteri, sedangkan Indonesia hanya
seorang presiden.
3. Sistem pemerintahan yang dipakai oleh Perancis adalah Semi Presidensil sedangkan
Indonesia memakai sistem Presidensil.

13
4. Parlemen Perancis terdiri dari Majelis Nasional dan Senat, dimana Majelis Nasional
memiliki kekuatan untuk membubarkan kabinet sehingga pihak mayoritas menjadi penentu
pilihan pemerintah, sedangkan di Indonesia Kabinet tidak dapat dibubarkan oleh Parlemen.
Jika dilihat dari segi persamaan dan Perbedaan sistem hokum islam di Indonesia dan
Pransis, maka dapat dilihat perdaan yang begitu signifikan yakni sebagai berikut:

1. Hukum Islam di Indonesia bersifat sakral, sedangkan di Prancis hukum Islam


dianggap hukum yang berasal dari karya manusia, sama dengan hukum-hukum lainnnya.
2. Persamaannya adalah hukum Islam baik di Indonesia maupun di Prancis dalam
pemberlakuannya sama-sama harus menyesuaikan diri dengan norma adat yang dijunjung
tinggi oleh masyarakat keedua negara.
3. Hukum Islam memilki karakter atau sifat yang elastis (lentur) dengan kondisi sosial dan
budaya pada setiap zaman dimana umat Islam tinggal.
4. Hukum Islam dapat berkembang pesat di belahan dunia dan diterima sebagai suatu
hukum yang diyakini kebenarannya dari Tuhan melalui perantara para Rasul-Nya.
5. Hukum Islam yang mengedepankan aspek-aspek kesetaraan, keadilan, maslahat pada
masyarakat yang multikultural seperti di Indonesia. Sedangkan untuk mewujudkan
hukum Islam yang terkandung didalamnya aspek-aspek kesetaraan, keadilan, dan
maslahat maka perlu dilakukan rekontekstualisasi hukum Islam.

SISI PERBEDAAN

Berbeda dengan di Prancis:

1. Masyarakat Prancis lebih mengakui nilai-nilai norma dan etika masyarakat mereka sebagai
suatu kebenaran yang paling benar.
2. Hukum Francis lebih mereka utamakan daripada sebuah legal draft undang-undang yang
disahkan oleh dewan legislatif mereka. Baik ajaran agama maupun undang-undang negara
berada pada posisi kedua setelah nilai norma yang tidak tertulis itu. tampaknya undang-
undang hanyalah sebagai dasar formalisasi saja dari setiap keputusan yang diambil oleh para
hakim di Prancis.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

15
16

Anda mungkin juga menyukai