Anda di halaman 1dari 14

DASAR - DASAR ILMU HUKUM DAN KETATANEGARAAN

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar - Dasar Ilmu Hukum dan
Ketatanegaraan

Dosen Pengampu :

Dr. Nina Nurhasanah, M.Pd

Disusun Oleh :

Nur Fadhilah (1107620234)

Kelas E PGSD / Angkatan 2020

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2022

1
HASIL KAJIAN

A. Pengertian Hukum

Pengertian hukum menururt Hans Kelsen, Hukum adalah suatu sisten norma-no
yang mengatur prilaku manusia. Yang berarti bahwa hukum terdiri atas norma-norma yang
kemudoian dari normalah terbentuk suatu sistem.

J. van Kan van Kan dan J.H. Beekhuis, hukum adalah “ suatu rumpunan kaidah-
kaidah yang bersifat memaksa atau dengan perkataan lain, suatu rumpunan pergaulan hidup
yang bersifat memaksan.

Prof. Mr. E.M. Meyers menyatakan hukum ialah semua aturan yang mengandung
pertimbangan kesusilaan, yang ditujukan kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat,
dan yang menjadi pedoman bagi penguasa-pengua-sa negara dalam menjalankan tugasnya.

Pengertian hukum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah


peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa
atau pemerintah.

Secara umum, hukum adalah suatu sistem-sistem peraturan yang dijadikan alat
untuk mengatur masyarakat dan untuk mencapai tujuan-tujuan serta memenuhi kebutuhan-
kebutuhan konkret dalam masya-rakat. Hukum adalah peraturan tingkah laku manusia,
yang diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib, yang bersifat memaksa, harus
dipatuhi, dan memberikan sanksi tegas bagi pelanggar peraturan terse-but (sanksi itu pasti
dan dapat dirasakan nyata bagi yang bersangkutan).

Hukum merupakan karya manusia berupa norma-norma yang berisikan petunjuk-


petunjuk tingkah laku. Hukum juga merupakan pencerminan dari kehendak manusia
tentang bagaimana seharusnya masyarakat itu dibina dan ke mana harus diarahkan. Oleh
karena itu, pertama-tama hukum itu mengandung rekaman dari ide-ide yang dipi-lih oleh
masyarakat tempat hukum itu diciptakan mengenai keadilan.

2
B. Tujuan dan Fungsi Hukum

Dalam literatur ada beberapa teori tentang tujuan hukum yaitu:

1. Teori etis, Menurut teori ini hukum semata-mata mewujudkan keadilan. Teori ini
dikemukakan oleh seorang filsuf yunani yaitu Aristoteles dalam karyanya Etika dan
Retonika. Bahwa hukum mempunyai tugas yang suci yaitu memberi pada setiap
orang yang ia berhak menerimanya. Untuk ini tentu saja persamaan hukum dibuat
untuk setiap orang.
2. Teori utility, Menurut teori ini hukum bertujuan semata-mata mewujudkan yang
berfaedah, hukum bertujuan menjamin adanya kebahagiaan pada orang sebanyak-
banyaknya.
3. Teori dogmatik, Menurut teori ini tujuan hukum adalah semata-mata untuk
mencipatakan kepstian hukum.
4. Teori campuran, Menurut teori ini tujuan hukum adalah untuk ketertiban. Tujuan
lain adalah hargai keadilan yang berbeda-beda isi menurut keadilan dan zamannya.

Lebih rincinya fungsi hukum dalam perkembangan masyarakat dapat terdiri dari:

1. Sebagai alat pengatur tata tertib hubungan masyarakat; artinya, hu-kum berfungsi
menunjukkan manusia mana yang baik dan mana yang buruk, sehingga segala
sesuatu dapat berjalan tertib dan teratur.
2. Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir dan batin; Dikarenakan
hukum memiliki sifat dan ciri-ciri yang telah disebut-kan, maka hukum dapat
memberi keadilan, dalam arti dapat me-nentukan siapa yang salah dan siapa yang
benar, dapat memaksa agar peraturan dapat ditaati dengan ancaman sanksi bagi
pelang-garnya.
3. Sebagai sarana penggerak pembangunan; Daya mengikat dan me-maksa dari hukum
dapat digunakan atau didayagunakan untuk menggerakkan pembangunan. Di sini
hukum dijadikan alat untuk membawa masyarakat ke arah yang lebih maju.

3
4. Sebagai penentuan alokasi wewenang secara terperinci siapa yang boleh melakukan
pelaksanaan (penegak) hukum, siapa yang harus menaatinya, siapa yang memilih
sanksi yang tepat dan adil, seperti konsep hukum konstitusi negara.
5. Sebagai alat penyelesaian sengketa; Seperti persengkataan harta waris dapat segera
selesai dengan ketetapan hukum waris yang su-dah diatur dalam hukum perdata.
6. Memelihara kemampuan masyarakat untuk menyesuaikan diri de-ngan kondisi
kehidupan yang berubah, yaitu dengan cara merumus-kan kembali hubungan-
hubungan esensial antara anggota-anggota masyarakat.

C. Macam-Macam Hukum

1. Menurut sumbernya :
a) Hukum undang-undang, yang tercantum dalam peraturan perundang-
undangan
b) Hukum kebiasaan (adat), yang terletak di dalam peraturan kebiasaan adat
c) Hukum traktat, yaitu yang ditetapkan oleh negara di dalam suatu perjanjian
antar negara
d) Hukum yurisprudensi, yaitu hukum yang diambil dari putusan hakim
terdahulu.
2. Menurut bentuknya :
a) Hukum tertulis, terdiri dari yang dikodifikasi dan yang tidak dikodifikasi
b) Hukum tidak tertulis (hukum kebiasaan).
3. Menurut tempat berlakunya :
a) Hukum nasional, berlaku di dalam suatu negara
b) Hukum internasional, mengatur hubungan hukum dalam dunia internasional
c) Hukum asing, yang berlaku dalam negara lain
d) Hukum gereja, kumpulan norma yang ditetapkan gereja untuk para
anggotanya.
4. Menurut waktu berlakunya :
a) Ius constitutum (hukum positif), yaitu hukum yang berlaku saat ini bagi
suatu masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu

4
b) Ius constituendum, yaitu hukum yang diharapkan berlaku pada waktu yang
akan datang
c) Hukum alam, yaitu hukum yang berlaku dimana-mana dalam segala waktu
dan untuk segala bangsa di dunia.
5. Menurut cara mempertahankan :
a) Hukum material, yaitu hukum yang memuat peraturan yang mengatur
kepentingan dan hubungan yang berwujud perintah dan larangan. Contoh:
hukum pidana, hukum perdata
b) Hukum formal, yaitu hukum yang memuat peraturan yang mengatur
bagaimana cara melaksanakan dan mempertahankan hukum material, cara
mengajukan suatu perkara di pengadilan, dan cara hakim memberi putusan.
Contoh: hukum acara pidana, hukum acara perdata.
6. Menurut sifatnya :
a) Hukum yang memaksa, yaitu hukum yang dalam keadaan bagaimanapun
juga harus dan mempunyai paksaan mutlak
b) Hukum yang mengatur, yaitu hukum yang dapat dikesampingkan apabila
pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan sendiri dalam suatu
perjanjian.
7. Menurut wujudnya :
a) Hukum objektif, yaitu hukum yang berlaku secara umum di suatu negara,
mengatur hubungan hukum antara dua orang atau lebih tanpa memandang
golongan tertentu
b) Hukum subjektif, yaitu hukum yang timbul dari hukum objektif dan berlaku
terhadap seorang tertentu atau lebih. Hukum subjektif disebut juga hak.
8. Menurut isinya :
a) Hukum privat (hukum sipil), yaitu hukum yang mengatur hubungan antara
orang yang satu dengan yang lain, menitik beratkan pada kepentingan
perseorangan

5
b) Hukum publik (hukum negara), yaitu hukum yang mengatur hubungan
negara dengan alat perlengkapan atau hubungan negara dengan
perseorangan.

D. Sumber-Sumber Hukum

1. Sumber Hukum Materiel


Materiel berarti isi/kandungan dalam arti bahwa sumber itu seba-gai sumber bahan
(mentah) untuk mengenal hukum atau sumber ba-han untuk membentuk aturan
hukum. Wujud bahan mentah sumber hukum materiel tersebut, yaitu:
a) Sumber Hukum Materiel Kesejarahan (Historis)
Dapat berupa sumber hukum di mana kita melacak hukum apa yang terjadi
pada sejarah masa lampau. Ini bisa dengan cara meneliti piagam-piagam
kuno, dan tulisan-tulisan kuno. Misalnya pada piagam/tulisan di zaman
Majapahit, Mataram, dan sebagainya.
b) Sumber Hukum Materiel Kemasyarakatan (Sosiologis)
Dalam masyarakat sering terjadi peristiwa atau gerakan ataupun ge-jola baik
berupa politik, ekonomi, budaya dan sebagainya. Misalnya tun-tutan guru
yang minta diakui dan dilindungi oleh aturan hukum yang pada saat itu
belum diciptakan.
c) Sumber Hukum Materiel Filosofis/Kefilsafatan
Sumber hukum materiel filosofis sumber isinya suatu aturan hukum yang
dibagi sebagai berikut:
a. Aliran teokratis, keagamaan adalah sabda Tuhan di sini digambar-
kan sabda Tuhan merupakan sumber aturan hukum yang baik.
b. Aliran hukum kodrat yang rasionalistis (memuja akal atau logika)
menyatakan bahwa akal/nalar/pikiran manusia adalah sumber isi
aturan hukum yang baik.
c. Aliran historis yang dipelopori oleh Von Savigny berpendapat lain
lagi. Sumber isi aturan hukum itu adalah pandangan hidup suatu
bangsa.

6
d. Sumber kekuatan mengikat dari hukum.

2. Sumber Hukum Formil


Adapun kalau sumber hukum formil, sumber itu sudah berupa hasil olahan bahan
mentah (sumber hukum materiel) tersebut. Dengan kata lain sumber hukum formil
adalah atur-an hukum itu sendiri. Sumber hukum formil meliputi:
a) Masalah undang-undang dan perundang-undangan.
a. Bersifat umum dan komprehensif
b. Bersifat universal untuk menghadapi peristiwa yang akan datang belum jelas
bentuk konkretnya
c. Memiliki kekuatan mengoreksi dan memperbaiki dirinya sendiri, adalah
lazim jika peraturan mencantumkan klausul yang memungkinkan dilakukan
peninjauan kembali.
b) Masalah hukum kebiasaan dan hukum adat
Apabila kebiasaan tertentu diterima masyarakat dan selalu dilakukan berulang-
ulang karena dirasakan sebagai sesuatu yang memang seharusnya,
penyimpangan dari kebiasaan dianggap pelanggaran hukum yang hidup dalam
masyarakat. Timbulah suatu kebiasaan hukum yang oleh pergaulan hidup
masyarakat dipandang sebagai hukum. Hukum adat termasuk dalam hukum
kebiasaan. Kadang-kadang kebiasaan disebut sebagai istilah adat. Hukum adat
adalah hukum tak tertulis yang sejak lama ada di masyarakat dengan maksud
mengatur tata tertib.
c) Masalah traktat dan perjanjian hukum
Traktat adalah perjanjian yang diadakan oleh dua negara atau lebih, bila
diadakan dua negara saja dinamakan perjanjian bilateral, sedangkan bila
diadakan lebih dari dua negara dinamakan perjanjian multilateral.
d) Yurisprudensi dan Preseden
Yurisprudensi adalah putusan hakim (pengadilan) yang memuat peraturan
sendiri kemudian diakui dan dijadikan dasar putusan hakim lain dalam perkara

7
yang sama. Apabila kemudian putusan pertama itu mendapat perhatian dari
masyarakat maka lama kelamaan jadi sumber yang memuat kaidah yang oleh
umum diterima sebagai hukum.
e) Doktrin
Doktrin adalah ahli-ahli hukum ternama yang punya pengaruh dalam
pengambilan putusan pengadilan. Dalam pertimbangan hukum putusan
pengadilan, seringkali hakim menjadikan pendapat ahli-ahli yang terkenal
sebagai alasan putusannya, yaitu dengan mengutip pendapat-pendapat para ahli
hukum tersebut.

E. Sistem Hukum

1. Sistem Civil Law


Pada dasarnya sistem civil law dianut oleh negara-negara Eropa Kontinental yang
berdasarkan atas hukum Romawi. Hukum Romawi sendiri bersumber pada Corpus
Iuris Civils karya dari Kaisar Iustinianus. Adapun sistem civil law yang didasarkan
pada hukum Romawi bersumber pada unsur-unsur yakni Pertama hukum Romawi.
Kedua, hukum Gereja. Ketiga, hukum Jerman sendiri.
2. Sistem Common Law
Pada dasarnya sistem common law dianut oleh negara-negara Angloxason. Dalam
beberapa literatur yang ada, ciri utama yang ada pada sistem common law yakni:
Pertama, adanya pengakuan terhadap supremasi hukum. Kedua, adanya pengakuan
persamaan hukum. Ketiga, perlindungan terhak hak-hak individu atau perseorangan.
3. Sistem Hukum Sosialis
Pada dasarnya sistem hukum sosialis awalnya berkembang dari negara yang
dulunya disebut Republik Sosialis Unisoviet yang sekarang kita kenal dengan nama
Rusia yakni negara yang menganut paham komunis. Dalam sistem hukum sosialis,
hukum ditempatkan sebagai alat atau instrumen untuk mencapai kebijakan
sosialisme.
4. Sistem Hukum Negara Islam

8
Sistem hukum Islam pada dasarnya dianut oleh negara-negara yang menganut
paham agama Islam. Kebanyakan negara-negara yang ada di Timur Tengah dan
sebagian di Asia Tenggara. Sistem hukum ini mendasarkan kekuasaan yang
didasarkan pada hukum Islam yang bersumber dari Al Quran dan Hadist.
5. Sistem Hukum Demokrasi Pancasila
Negara Pancasila merupakan negara persatuan, suatu negara kebangsaan, serta suatu
negara yang bersifat integralistik. Diakuinya Pancasila sebagai sumber segala
sumber hukum dapat dilihat secara yuridis dalam ketentuan pembukaan UUD 1956
dan bahkan UU No 12 tahun 2011 tentang Tata Urutan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku di Indonesia.

F. Pembagian Hukum

1. Hukum Berdasarkan Bentuknya


Ada 2 jenis-jenis hukum berdasarkan bentuknya, yakni hukum tertulis dan hukum
tidak tertulis   Berikut adalah penjelasan hukum menurut bentuknya:
a) Hukum Tertulis
Hukum tertulis adalah hukum tertulis adalah hukum yang telah dicantumkan
dalam berbagai peraturan perundang-undangan secara tertulis. Contoh hukum
tertulis adalah UUD 1945, keputusan presiden, KUHP, dan lain-lain.
b) Hukum Tidak Tertulis
Hukum tidak tertulis adalah hukum yang berlaku serta diyakini oleh masyarakat
dan dipatuhi, akan tetapi tidak dibentuk menurut prosedur yang formal,
melainkan lahir dan tumbuh di kalangan masyarakat tersebut. Contoh hukum
tidak tertulis adalah hukum adat, hukum agama, dan lain-lain.
2. Hukum Berdasarkan Sumbernya
Ada 5 jenis-jenis hukum berdasarkan sumbernya, yakni hukum undang-undang,
hukum kebiasaan, hukum traktat, hukum yurisprudensi, dan hukum ilmu. Berikut
adalah penjelasan hukum menurut sumbernya :
a) Hukum Undang-Undang

9
Hukum undang-undang atau disebut sebagai wettenrech, adalah jenis hukum
yang terletak dan tercantum di dalam peraturan perundang-undangan.
b) Hukum Kebiasaan
Hukum kebiasaan atau disebut juga sebagai gewoonte-en adatrech, adalah jenis
hukum yang berlaku di dalam peraturan-peraturan atau kebiasaan adat.
c) Hukum Traktat
Hukum traktat atau disebut juga sebagai tractaten recht, adalah jenis hukum
yang ditetapkan oleh negara-negara melalui suatu perjanjian antar negara atau
traktat.
d) Hukum Yurisprudensi
Hukum yurisprudensi atau disebut juga sebagai yurisprudentie recht, adalah
jenis hukum yang muncul karena adanya keputusan hakim, yang menjadi
rujukan hakim selanjutnya dalam memberi putusan dalam pengadilan.
e) Hukum Ilmu
Hukum ilmu atau disebut juga sebagai wetenscaps recht, adalah jenis hukum
yang pada dasarnya berupa ilmu hukum yang terdapat dalam pandangan para
ahli hukum yang terkenal dan sangat berpengaruh
3. Hukum Berdasarkan Sifatnya
Ada 2 jenis-jenis hukum berdasarkan sifatnya, yakni hukum yang memaksa dan
hukum yang mengatur. Berikut adalah penjelasan hukum menurut sifatnya :
a) Hukum Yang Memaksa
Yang dimaksud hukum yang memaksa adalah jenis hukum yang dalam keadaan
bagaimana pun, harus dan mempunyai paksaan yang mutlak. Contohnya adalah
hukuman bagi perkara pidana, maka sanksinya secara paksa wajib untuk
dilaksanakan.
b) Hukum Yang Mengatur
Yang dimaksud hukum yang mengatur adalah jenis hukum yang dapat
dikesampingkan saat pihak-pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan
tersendiri dalam suatu perjanjian. Contohnya adalah hukum mengenai warisan
yang dapat diselesaikan dengan kesepakatan antar pihak-pihak yang terkait.

10
4. Hukum Berdasarkan Tempat Berlakunya
Ada 3 jenis-jenis hukum berdasarkan tempat berlakunya, yakni hukum nasional,
hukum internasional, dan hukum asing. Berikut adalah penjelasan hukum menurut
wilayah berlakunya :
a) Hukum Nasional
Hukum nasional adalah jenis hukum yang berlaku di dalam wilayah negara
tertentu. Hukum nasional harus dilaksanakan oleh warga negara tersebut.
b) Hukum Internasional
Hukum internasional adalah jenis hukum yang berguna untuk mengatur
hubungan hukum antar negara di dalam hubungan internasional. Hukum
internasional ini berlaku secara universal, yang berarti dapat berlaku secara
keseluruhan terhadap negara-negara yang mengikatkan diri dalam perjanjian
internasional tertentu.
c) Hukum Asing
Yakni hukum yang berlakunya di dalam wilayah negara lain.
5. Hukum Berdasarkan Waktu Berlakunya
Ada 2 jenis hukum berdasarkan waktu berlakunya, berikut adalah penjelasan hukum
berdasarkan tempat berlakunya:
a) Ius Constitutum (hukum positif), adalah hukum yang berlaku sekarang dan
hanya bagi suatu masyarakat tertentu saja di dalam daerah tertentu. Contohnya
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945, Undang-Undang RI Nomor 12
tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia 
b) Ius Constituendum (hukum negatif), adalah hukum yang diharapkan dapat
berlaku pada waktu yang akan datang. Misalnya rancangan undang-undang
(RUU).
6. Hukum Berdasarkan Wujudnya
Ada 2 jenis hukum berdasarkan wujudnya, berikut penjelasannya:
a) Hukum Objektif

11
Hukum yang mengatur tentang hubungan antar dua orang atau lebih yang
berlaku umum. Dalam artian, hukum di dalam suatu negara ini berlaku secara
umum dan tidak mengenai terhadap orang atau golongan tertentu saja.
b) Hukum Subjektif
Hukum yang muncul dari hukum objektif dan berlaku terhadap seorang atau
lebih. Hukum subjektif ini juga sering disebut sebagai hak.
7. Hukum Berdasarkan Isinya
Ada 2 jenis-jenis hukum berdasarkan isinya, yakni hukum publik dan hukum privat.
Berikut adalah penjelasan hukum menurut isinya :
a) Hukum Publik (Hukum Negara)
Hukum publik atau disebut juga hukum negara, adalah jenis hukum yang
mengatur hubungan antara negara dengan individu atau warga negaranya.
Hukum publik umumnya menyangkut tentang kepentingan umum atau publik
dalam ruang lingkup masyarakat. Hukum publik dibedakan menjadi beberapa
macam antara lain adalah :
a. Hukum Pidana, yaitu jenis hukum publik yang mengatur terkait pelanggaran
dan kejahatan, serta memuat larangan dan sanksi.
b. Hukum Tata Negara, yaitu jenis hukum publik yang mengatur terkait
hubungan antara negara dengan bagian-bagiannya.
c. Hukum Tata Usaha Negara, yaitu jenis hukum publik yang mengatur tentang
tugas dan kewajiban para pejabat negara secara administratif.
d. Hukum Internasional, yaitu jenis hukum publik yang mengatur terkait
hubungan antar negara, seperti hukum perjanjian internasional, hukum
perang internasional, dan sejenisnya.
b) Hukum Privat (Hukum Sipil)
Hukum privat atau yang disebut juga hukum sipil, adalah jenis hukum yang
berguna untuk mengatur hubungan antara individu satu dengan individu lainnya,
termasuk negara sebagai pribadi. Jenis hukum privat memfokuskan pada
kepentingan perseorangan. Hukum privat dibedakan menjadi beberapa macam
antara lain adalah :

12
a. Hukum Perdata, adalah jenis hukum privat yang mengatur hubungan
antar individu secara umum, misalnya yaitu hukum keluarga, hukum
perjanjian, hukum kekayaan, hukum waris, hukum perkawinan, dan
sebagainya.
b. Hukum Perniagaan, adalah jenis hukum privat yang mengatur hubungan
antar individu di dalam kegiatan perdagangan, misalnya yaitu hukum
jual beli, hutang utang piutang, hukum mendirikan perusahaan dagang,
dan sebagainya.
8. Hukum Berdasarkan Cara Mempertahankannya
Ada 2 jenis-jenis hukum berdasarkan cara mempertahankannya, yakni hukum
material dan hukum formal. Berikut adalah penjelasan hukum menurut cara
mempertahankannya :
a) Hukum Material
Hukum material adalah jenis hukum yang mengatur hubungan antara anggota
masyarakat yang berlaku secara umum mengenai hal-hal yang dilarang serta
hal-hal yang dibolehkan untuk dilakukan. Contohnya adalah hukum pidana,
hukum perdata, hukum dagang dan sebagainya.
b) Hukum Formal
Hukum formal adalah jenis hukum yang mengatur tentang bagaimana cara
mempertahankan dan melaksanakan hukum material. Contohnya adalah Hukum
Acara Pidana (KUHAP), Hukum Acara Perdata, dan sebagainya

13
DAFTAR PUSTAKA

Warjiyati, Sri. 2018. Memahami Dasar Ilmu Hukum. Jakarta : Premadamedia Group

Suryaningsi. 2018. Pengantar Ilmu Hukum. Mulawarman University Press : Samarinda.

Wantu Fence M. 2015. Pengantar Ilmu Hukum. Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam
Terbitan (KDT)

Oktavira, Bernadetha, Aurelia. 2022. 8 Pembagian Macam-Macam Hukum di Indonesia.


https://www.hukumonline.com/klinik/a/8-pembagian-macam-macam-hukum-di-indonesia-
lt629ef9cb463c2. Diakses pada 8 September 2022 pukul 11.23

Putra, Eko, Pratama. 2021. Penggolongan Hukum. https://bantuanhukum-sbm.com/artikel-


penggolongan-hukum#:~:text= Ada%205%20jenis%2Djenis%20hukum,Hukum%20Und
ang%2Dundang. Diakses pada 8 September 2022 pukul 11.44

Oktavira, Bernadetha, Aurelia. 2022. 8 Pembagian Macam-Macam Hukum di Indonesia.


https://www.hukumonline.com/klinik/a/sumber-hukum-materiil-dan-sumber-hukum-
formal-lt6284c23d23320. Diakses pada 8 September 2022 pukul 11.55

14

Anda mungkin juga menyukai