Anda di halaman 1dari 6

Ruang Lingkup dan Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD

1. Ruang Lingkup IPS di SD


Ruang lingkup bila merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya subyek yang tercakup,
maka dalam kajian ini ruang lingkup merupakan cakupan materi IPS apa saja yang mesti diberikan
dalam mata pelajaran ini. Dengan mempelajari ruang lingkup materi IPS ini, anak diharapkan
dapat diantarkan menjadi generasi penerus masa depan dan berguna bagi kepentingan dirinya,
masyarakatnya dan bangsanya. Dengan harapan itulah ruang lingkup materi mata pelajaran IPS
untuk Sekolah Dasar ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2016.
Ruang lingkupnya adalah: (1) karakteristik keruangan dalam lingkup nasional dan regional, (2)
keragaman sosial, interaksi sosial dan perubahan sosial, (3) kegiatan ekonomi penduduk, dan (4)
perubahan masyarakat Indonesia sejak jaman Hindu Buddha sampai sekarang.
Di bawah ini adalah bagan ruang lingkup IPS SD yang tertuang dalam silabus mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial Sekolah yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun
(2016:9).

Karakteristik keragaman
dalam lingkup nasional
dan regional

Perubahan Keragaman
masyarakat Indonesia Ilmu interaksi dan
sejak Hindu Budha Pengetahuan perubahan sosial
sampai sekarang Sosial SD

Kegiatan ekonomi
penduduk

Gambar 1.2: Ruang Lingkup Materi Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar
Ruang lingkup materi dalam mata pelajaran IPS di sekolah dasar diawali dari pengenalan
lingkungan dan masyarakat terdekat, mulai kabupaten, provinsi,nasional dan internasional. Antara
satu wilayah dengan wilayah lainnya memiliki koneksi. Lingkungan internasional di lingkup
sekolah dasar dibatasi pada pengenalan lingkungan ASEAN.
Berdasarkan ruang lingkup materi ini, maka kita mesti mulai mengenalkan lingkungan yang paling
dekat dengan anak yaitu keluarga sebagai satuan kelompok yang paling kecil dan mendasar, yang
terdiri dari ayah, ibu dan anak. Keluarga inti (nuclear family) ini biasa juga disebut dengan segitiga
abadi. Keluarga merupakan wahana untuk dapat memantapkan adat istiadat yang ada di
lingkungan masyarakat kita yang mencakup sistem nilai budaya, sistem norma, dan nilai-nilai.
Proses pemantapan dalam keluarga ini dilakukan melalui pembudayaan atau pelembagaan. Dalam
proses pelembagaan ini, seorang individu mempelajari dan mesti mampu menyesuaikan alam
pikiran serta sikapnya dengan adat-adat, sistem norma dan peraturan yang hidup dalam
kebudayaannya. Proses ini dimulai sejak kecil, mulai dari keluarga berlanjut ke lingkungan sekitar.
Awalnya dengan meniru berbagai macam tindakan kemudian mulai mengerti dan tertanam serta
diinternalisasi dalam dirinya. Lalu, tindakannya itu menjadi suatu pola yang mantap, dan norma
yang mengatur tindakannya menjadi suatu kebiasaan. Akan tetapi, ada juga individu yang dalam
proses pembudayaan tersebut yang mengalami deviants, artinya individu yang tidak dapat
menyesuaikan dirinya dengan system budaya di lingkungan sosial sekitarnya (Soelaeman, 2005).
Keluarga sebagai lembaga pendidikan juga berfungsi memberikan dasar-dasar pendidikan pada
anak-anaknya, sebagai lembaga kebudayaan berfungsi mempertahankan dan mengembangkan
nilai-nilai budaya, sebagai lembaga ekonomi berfungsi memenuhi kesejahteraan material seluruh
anggotanya,sebagai lembaga peradilan berfungsi memelihara serta menjamin keadilan pada
anggotanya, sebagai lembaga agama berfungsi meletakkan dasar iman dan takwa kepada
anggotanya, sebagai lembaga politik berfungsi memelihara serta mempertahankan kesejahteraan
ketentraman-keamanan, hak dan kewajiban anggotanya. Keluarga sebagai kelompok inti dalam
masyarakat, merupakan lembaga yang bernilai dasar dan strategis membina serta mengembangkan
sumber daya manusia dalam menciptakan masyarakat adil, makmur, aman dan sentosa.
Lingkungan terdekat lain adalah rukun tetangga, rukun kampung, warga desa sampai ke warga
bangsa. Pada kelompok-kelompok ini juga terjadi proses sosial dengan segala aspeknya seperti
yang terjadi dan dialami oleh keluarga sebagai kelompok sosial. Namun demikian, sesuai dengan
ukuran, karakter hubungan sosial dan fungsinya, kelompok-kelompok yang baru ini berinteraksi
dengan dirinya, memiliki sifat yang berbeda dengan keluarga. Untuk memahaminya, Anda
hendaknya melakukan pengamatan, komunikasi dan penghayatan terhadap kelompok-kelompok
yang bersangkutan. Tempat sebagai wadah berkumpulnya kelompok masyarakat di berbagai
wilayah merupakan salah satu keunikan yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.Perbedaan-
perbedaan itu, tidak dapat dilepaskan dari pengaruh aspek ruang, sejarah, norma dan nilai yang
berlaku, serta pengaruh perkembangan sejarah. Keanekaragaman kelompok masyarakat dengan
karakternya yang berbedabeda, merupakan unsur ruang lingkup IPS lainnya yang sangat menarik
untuk diamati dan dipelajari. Demikian pula dengan perkembangan kehidupan sosial dengan
segala aspeknya dari waktu ke waktu, mulai dari tahap yang sederhana sampai tingkat modern,
merupakan sisi lain dari ruang lingkup IPS ini .
Selanjutnya ruang lingkup IPS yang mesti diberikan pada anak adalah tentang karakteristik
keragaman dalam lingkup nasional dan regional untuk memberikan wawasan anak tentang
lingkungan yang lebih luas lagi. Perkembangan dan kemajuan IPTEK dalam bidang transportasi
dan komunikasi-informasi dewasa ini mau tidak mau memberikan kesempatan pada anak dalam
meningkatkan hubungan sosialnya dari satu ruang geografi ke ruang geografi lainnya yang tidak
hanya satu arah, melainkan secara timbal balik. Proses interaksi sosial sekarang ini tidak lagi hanya
terbatas pada aspek budaya, melainkan telah meluas aspek-aspek lain seperti politik, dan terutama
ekonomi. Proses ini juga telah menembus batas-batas lokal dan regional sampai ke tingkat global.
Proses hubungan sosial dan interaksi sosial ini telah menjadi proses globalisasi. Ruang lingkup
IPS, tidak hanya terbatas pada kehidupan sosial pada tingkat lokal dan regional, melainkan telah
sampai pada tingkat global walaupun mata pelajaran IPS ruang lingkup yang telah ditetapkan oleh
Kemendikbud (2016) dibatasi hanya tingkat ASEAN saja.
Setelah kita membahas ruang lingkup mata pelajaran IPS untuk Sekolah Dasar, bahasan
selanjutnya adalah tentang karakteristik IPS. Marilah kita sama sama menyimak penjelasan
tentang kajian ini.
2. Karakteristik Mata Pelajaran IPS di SD
Karakteristik artinya mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu. Bila kita merujuk
dengan arti diatas, maka karakterisik dari mata pelajaran IPS sekolah dasar diantaranya adalah:
a. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik,
kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama
(Numan Soemantri, 2001)
b. IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis
terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang
dinamis (Permendinas No. 22 tahun 2006)
c. IPS di kelas I sampai kelas II ditiadakan, tetapi muatan IPS tetap ada dan diintegrasikan ke
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, PPKN dan Matematika. Sementara kelas IV
sampai dengan kelas VI mata pelajaran IPS berdiri sendiri tetai pembelajarannya diberikan
secara tematik terpadu dengan mata pelajaran lain. (Kemendikbud, 2016)
d. IPS sangat menekankan pengenalan peserta didik terhadap lingkungannya agar peserta
didik tidak terserabut dari budaya lokal (Kemendikbud, 2016).
e. Mengembangkan nilai sikap demokrasi dalam bermasyarakat.
Selain itu, karakteristik IPS juga bisa terletak pada pengembangan materinya,mempelajari IPS
pada hakekatnya adalah menelaah interaksi antara individu dan masyarakat dengan lingkungan
(fisik dan social-budaya) juga pembekalan pengetahuan, pengembangan berpikir dan kemampuan
berpikir kritis, melatih kebebasan keterampilan dan kebiasaan. Materi IPS digali dari segala aspek
kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat. Oleh karena itu, pengajaran IPS yang melupakan
masyarakat sebagai sumber dan objeknya merupakan suatu bidang ilmu yang tidak berpijak pada
kenyataan. Menurut Mulyono Tjokrodikaryo, (1986:21) ada 5 macam sumber materi IPS antara
lain:

 Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga,
sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan berbagai
permasalahannya.
 Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi,
komunikasi, transportasi.
 Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang
terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh.
 Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari
sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokohtokoh dan kejadian-
kejadian yang besar.
 Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan,
keluarga.

Dengan demikian masyarakat dan lingkungannya, selain menjadi sumber materi IPS sekaligus
juga menjadi laboratoriumnya. Pengetahuan konsep, teori-teori IPS yang diperoleh anak di dalam
kelas dapat dicocokkan dan dicobakan sekaligus diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari di
masyarakat.

2. Strategi Penyampaian Pengajaran IPS

Strategi penyampaian pengajaran IPS, sebagaian besar adalah didasarkan pada suatu tradisi, yaitu
materi disusun dalam urutan: anak (diri sendiri), keluarga, masyarakat/tetangga, kota, region,
negara, dan dunia. Tipe kurikulum seperti ini disebut “The Wedining Horizon or Expanding
Enviroment Curriculum” (Mukminan, 1996:5).

Tipe kurikulum tersebut, didasarkan pada asumsi bahwa anak pertama-tama dikenalkan atau perlu
memperoleh konsep yang berhubungan dengan lingkungan terdekat atau diri sendiri. Selanjutnya
secara bertahap dan sistematis bergerak dalam lingkungan konsentrasi keluar dari lingkaran
tersebut, kemudian mengembangkan kemampuannya untuk menghadapai unsur-unsur dunia yang
lebih luas. Misalnya diawali dengan lingkungan keluarga-kampung, selanjutnya melebar dan
meluas yaitu sekolah, desa, kecamatan, kabupaten, propinsi, negara dan seterusnya.

4. Keterampilan dalam IPS


Keterampilan dalam IPS yang perlu dikembangkan sebagaimana dijelaskan dalam Darsono dkk
(2017) diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu: (a) workstudy skills, yaitu keterampilan dalam
bekerja, (b) group- process skills, yaitu keterampilan proses kelompok, dan (c) social-living skills,
yaitu keterampilan hidup bermasyarakat.
Sementara menurut National Council for Social Studies (NCSS, 1971) menyatakan bahwa terdapat
beberapa keterampilan yang seyogyanya dimiliki dalam IPS supaya anak didik mampu hidup dan
berhubungan dengan orang lain, antara lain:
a. keterampilan penelitian terdiri dari:
1) mengidentifikasi dan mengklasifikasi data
2) mengumpulkan dan mengorganisasi data
3) menginterprestasi data
4) menganalisis data
5) mengevaluasi hasil
6) menggeneralisasi hasil
7) mengaplikasikan pada konteks yang lain
b. keterampilan berpikir terdiri dari:
1) menetapkan sebab dan akibat
2) mengevaluasi fakta
3) Memprediksi
4) menyarankan konsekuensi-konsekuensi dari suatu fenomena
5) meramalkan masa depan
6) menyarankan alternatif pemecahan masalah, dan
7) mampu memandang sesuatu dari perspektif yang berbeda.
c. Keterampilan Berpartisipasi Sosial terdiri dari:
1) mengidentifikasi konsekuensi dari tindakan seseorang dan dampaknya terhadap orang lain
2) memperlihatkan kebaikan dan perhatian terhadap orang lain
3) berbagi tugas dan membangun kerja sama dengan orang lain
4) memfungsikan keanggotaan dan sebuah kelompok
5) mengadopsi beberapa variasi dari peran dalam kelompok
d. Keterampilan Berkomunikasi terdiri dari:
1) Pemahaman tentang lambang dan sistem lambang seperti warna dalam peta dan lambang
lalu-lintas jalan raya.
2) Pemahaman tentang aturan dan ketentuan yang berkaitan dengan sarana komunikasi.
3) Pengungkapan gagasan secara jelas dan kreatif melalui berbagai bentuk komunikasi.
Itulah keterampilan-keterampilan dalam IPS yang perlu dimiliki dan ditanamkan pada anak didik
kita dalam pembelajaran IPS supaya mereka kelak mampu hidup di tengah-tengah kehidupan yang
komplek dan dinamis ini.

Anda mungkin juga menyukai