KELOMPOK 3 :
ANNISA BAHAR
SELLY ARISTI
VIESTA AMANAH TULLAH
MELI AGUSTIN
RANGGA SAPUTRA
IVANDI SETIAWAN
Sumber hukum internasional membantu mengatur dan menjaga keseimbangan dalam hubungan
antar negara. Mereka menjadi pedoman yang ditaati oleh negara-negara untuk menjaga
perdamaian dan keadilan.
Sumber hukum internasional menentukan hak dan kewajiban negara-negara dalam berbagai
konteks, seperti perjanjian internasional, kebiasaan internasional, dan prinsip-prinsip umum
hukum.
Sumber hukum internasional memberikan kepastian hukum bagi negara-negara dan aktor-aktor
internasional lainnya. Mereka membantu menghindari ketidakpastian dalam interpretasi hukum.
Sumber Hukum Internasional
Dalam hukum internasional, sumber-sumber hukum memiliki urutan dan peran tertentu yang
diatur dalam Pasal 38 ayat (1) Statuta Mahkamah Internasional.
1. Perjanjian Internasional
Perjanjian internasional adalah sumber hukum utama dalam hukum internasional. Perjanjian ini
merupakan kesepakatan tertulis antara negara-negara yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi
pihak yang terlibat.
Perjanjian internasional sangat penting dalam menjaga perdamaian dan kerjasama antar negara-
negara. Sebagai contoh, Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik adalah salah satu
perjanjian internasional yang mengatur hubungan diplomatik antara negara-negara.
2. Kebiasaan Internasional
Kebiasaan internasional adalah hukum yang berkembang dari praktik atau kebiasaan negara-
negara. Meskipun saat ini kebiasaan internasional semakin berkurang karena banyaknya
perjanjian-perjanjian yang menggantikannya, hukum kebiasaan tetap menjadi bagian penting dari
hukum internasional.
Hukum kebiasaan ini muncul dari adat istiadat atau praktek – praktek negara, serta dapat
diterima sebagai hukum oleh komunitas internasional.
Sebagai contoh, kebiasaan memberikan penghormatan waktu kedatangan tamu resmi dari negara
lain dengan tembakan meriam merupakan salah satu contoh dari hukum kebiasaan internasional.
Prinsip-prinsip umum tentang hukum adalah prinsip-prinsip dasar yang melandasi sistem hukum
di seluruh dunia, termasuk dalam konteks hukum internasional.
Prinsip-prinsip ini pertama kali diperkenalkan oleh Statuta Pengadilan Internasional untuk
Keadilan Internasional (PCIJ) dengan tujuan menghindari masalah “non liquet” (tidak ada
hukum yang berlaku) dalam perkara yang dihadapkan pada hakim.
Prinsip-prinsip umum ini mencakup berbagai bidang hukum, seperti hukum pidana, perdata, dan
lingkungan. Contoh dari prinsip-prinsip umum adalah prinsip pacta sunt servanda (perjanjian
harus ditaati).
4. Keputusan-Keputusan Pengadilan atau Yurisprudensi Internasional
Keputusan pengadilan ini digunakan oleh hakim untuk memperkuat argumentasi berdasarkan
sumber hukum di atasnya. Contohnya dalam sengketa- sengketa ganti rugi dan penangkapan ikan
telah memasukkan unsur-unsur baru ke dalam hukum internasional
Ajaran dari para ahli atau doktrin adalah sumber hukum tambahan yang bersifat subsidi. Ajaran
para ahli ini adalah pendapat atau analisis yang disampaikan oleh para pakar hukum
internasional.
Meskipun tidak mengikat, pendapat para ahli sering dikutip untuk memperkuat argumen dalam
konteks hukum internasional. Namun, hakim tidak dapat memutus perkara berdasarkan opini
para pakar ahli karena opini ini tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat.
Contohnya Komisi hukum internasional yang beranggotakan para ahli hukum, dibentuk oleh
majelis umum PBB berdasarkan Resolusi MU 1947
Hukum internasional memiliki beberapa bentuk perwujudan atau pola perkembangan yang
khusus berlaku di suatu bagian dunia tertentu, antara lain:
2. Hukum internasional khusus: berlaku bagi negara-negara tertentu. Misalnya: konvensi Eropa
mengenai HAM.