Anda di halaman 1dari 15

1

PERKEMBANGAN HINDU DI INDONESIA

TUGAS

PENDIDIKAN AGAMA HINDU

Disusun Oleh:
Allan Kharisma
No. Mahasiswa : 2332

SEKOLAH TINGGI HUKUM MILITER


ANGKATAN XXV
2019
2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kebudayaan yang berkembang di Indoneisa pada tahap awal diyakini


berasal dari India. Pengaruh itu diduga mulai masuk pada awal abad masehi.
Apabila kita membandingkan peninggalan sejarah yang ada di Indonesia
akan ditemukan kemiripan itu. Sebelum kenal dengan kebudayaan India,
bangunan yang kita miliki masih sangat sederhana. Saat itu belum dikenal
arsitektur bangunan seperti candi atau keraton. Tata kota di pusat kerajaan
juga dipengaruhi kebudayaan hindu. Demikian pula dalam hal kebudayaan
yang lain seperti peribadatan dan kesastraan. Candi Prambanan merupakan
salah satu peninggalan agama hindu yang ada di Jawa Tengah. Sedangkan
Borobudur adalah merupakan candi peninggalan agama budha. Agama hindu
dan budha masuk di berbagai tempat di Indonesia melalui berbagai jalur,
antara lain pendidikan, perdagangan, dan lain-lain.

1.2 Rumusan Masalah.


1. Bagaimana proses masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu ke
Indonesia ?
2. Daerah mana saja yang dipengaruhi unsur Hindu di Indonesia sampai
abad XIV ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu
ke Indonesia.
2. Untuk mengetahui kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu di
Indonesia.
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan Hindu di Indonesia.

Munculnya pemerintahan kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu di


Indonesia tidak terlepas dari pengaruh kebudayaan India. Kebudayaan
India itu bersentuhan dengan kebudayaan Indonesia. Persentuhan
kebudayaan ini terjadi sebagai salah satu akibat dari adanya
hubungan yang dilakukakan oleh orang-orang India dengan orang-
orang Indonesia atau sebaliknya. Hubungan itu berawal darikegiatan
perdagangan sehingga pengaruh-pengaruh kebudayaan India dengan Budha
masuk ke Indonesia.

a. Bangsa India yang Aktif


Pendapat mengenai keaktifan orang-orang India dalam
menyebarkan kebudayaan Hindu di Indonesia yaitu sebagai
berikut :
1) Hipotesis Waisya Hipotesis waisya dikemukakan oleh NJ. Krom
yang menyebutkan bahwa proses masuknya kebudayaan Hindu
melalui hubungan dagang antara India dan Indonesia.
2) Hipotesis Ksatria ada tiga pendapat mengenai proses
penyebaran kebudayaan Hindu yang dilakukan oleh golongan Ksatria
yaitu :
a) CC. Berg menjelaskan bahwa golongan ksatria
yang turut menyebarkan kebudayaan Hindu di Indonesia.
Paraksatria Hindia yang terlibat konflik dalam masalah
perebutan kekuasaan di Indonesia. Para ksatria memberi
bantuan yang banyak membantu kemenangan bagi salah
satu kelompok atausuku yang bertikai sebagai hadiahnya ada
diantara mereka yang kemudian dinikahkan dengan salah satu
putri dari kepala suku yang dibantunya. Dari perkawinannya itu
para ksatria dengan mudah menyebarkan tradisi Hindu pada
keluarga yang dinikahinya.
4

b) Moekerji juga mengatakan bahwa golongan ksatria dari


Indialah yang membawa pengaruh kebudayaan Hindu
diIndonesia. Para ksatria membangun koloni – koloni
yang berkembang menjadi sebuah kerajaan.
c) J.L Moens mencoba menghubungkan proses
tebentuknya kerajaan-kerajaan di Indonesia pada awal
abad ke-5 dengan situasi yang terjadi di India pada
abad yang sama. Ternyata sekitar abad ke-5 ada diantara
para keluarga kerajaan di India selatan melarikan diri ke
Indonesia sewaktu kerajaannya mengalami kehancuran.
Mereka itu nantinya mendirikan kerajaan di Indonesia.

3) Hipotesis Brahmana. Jc. Van Leur mengatakan bahwa


kebudayaan Hindu di India yang menyebar ke Indonesia dibawa oleh
golongan brahmana. Halitu didasarkan pada pengamatan
terhadap sisa-sisa peniggalan kerajaan-kerajaan yang bercorak
Hindu di Indonesia terutama pada prasasti-prasasti yang
menggunakan bahasa sansekerta dan huruf pallawa. Karena hanya
golongan brahmana lah yang menguasai Bahasa dan huruf itu maka
sangat jelas disini adanya peran brahmana.

b. Bangsa Indonesia yang Aktif.

Pendapat mengenai keaktifan orang-orang Indonesia diungkapkan


oleh F.D.K Bosch. Menurut Bosch, yang pertama kali datang ke Indonesia
adalah orang-orang India yang memiliki semangat untuk menyebarkan agama
Hindu. Setelah tiba di Indonesia mereka menyebarka ajarannya.
Karena pengaruhnya itu ada diantara tokoh masyarakat yang tertarik
untuk mengikuti ajarannya. Pada perkembangan selanjutnya, banyak
orang Indonesia sendiri yang pergi ke India untuk berziarah dan belajar
agama Hindu di Indonesia. Sekembalinya di Indonesia merekalah yang
mengajarkannya pada masyarakat yang lain.
5

2.2 Kerajaan Hindu di Indonesia

Kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu merupakan salah satu bukti


adanya pengaruh kebudayaan Hindu di Indonesia. Setiap kerajaan
dipimpin oleh seorang raja yang memiliki kekuasaan mutlak dan turun-
temurun. Kerajaan-kerajaan itu antara lain :

1. Kerajaan Kutai.
Kerajaan Kutai dengan nama asli Kutai Martadipura merupakan
kerajaan hindu tertua di Indonesia, dengan aliran agama hindu-
siwa.Letaknya di Muara Kaman tepatnya pada hulu sungai
Mahakam, Kalimantan Timur. Keberadaan kerajaan ini ditandai dengan
adanya 7 buah prasasti, yang dinamai prasasti yupa dengan huruf palawa
danbahasa sansekerta. Pendirinya adalah Raja Kudungga. Setelah
RajaKudungga wafat, kerajaan diambil alih oleh putranya,
RajaAswawarman. Dan setelah Raja Aswawarman wafat, kerajaan diambil
alih oleh putra Raja Aswawarman, yaitu Raja Mulawarman. Pada
sebuah prasasti Yupa abad ke-4, dikisahkan bahwa Raja Mulawarman telah
menyumbangkan 1000 ekor sapi kepada para brahmana. Kisah ini
menceritakan betapa dermawannya seorang Raja Mulawarman, dari sini
dapat dianalisis bahwa masyarakat Kutai makmur dan bermata pencaharian
sebagai petani dan beternak.

2. Kerajaan Tarumanegara.
Sumber mengenai kerajaan Tarumanegara berasal dari tujuh buah
prasasti yang berbahasa sansekerta dan huruf pallawa. Prasasti tersebut
adalah prasasti Ciaruteun, Kebun Kopi, Jambu, Tugu, PasarAwi, Muara
Cianten, dan Lebak. Seorang musafir Cina bernama Fa-Hsien pernah
datang di Jawa pada tahun 414 M. Ia telah menyebut keberadaan
kerajaan To-lo-mo atau Taruma di Pulau Jawa. Kerajaan Tarumanegara
diperkirakan berkembang pada abad V M. Raja terbesaryang berkuasa adalah
Purnawarman. Wilayah kekuasaan Purnawarman meliputi hampir seluruh Jawa
Barat dengan pusat kekuasaan di daerahBogor. Raja pernah memerintahkan
pembangunan irigasi dengan cara menggali sebuah saluran panjang 6.112
6

tumbak (± 11 km). Saluran ituberfungsi untuk mencegah bahaya banjir. Saluran


ini selanjutnya disebut sebagai sungai Gomati.
3. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan sriwijaya adalah salah satu kerajaan terbesar yang pernah
berjaya di Indonesia. Kerajaan ini mampu mengembangkan diri sebagai
negara maritim dengan menguasai lalu lintas pelayaran dan
perdagangan internasional. Keberadaan kerajaan ini diketahui melalui enam
buah prasasti yang menggunakan bahasa melayu kuno dan huruf pallawa,
serta telah menggunakan angka tahun saka. Prasasti tersebut adalah
Kedukan Bukit, Talang Tuo, Telaga Batu, Kota Kapur dan Karang
Berahi. Nama Sriwijaya juga terdapat dalam berita Cina dan disebut
Shih-lo-fo-shih atau Fo-shih. Sementara itu di berita Arab, Sriwijaya
disebut dengan Zabag atau Zabay atau dengan sebutan Sribuza.
Seorang pendeta Cina yang bernama I-Tsing sering dataang ke Sriwijaya
sejak tahun 672 M. Ia menceritakan bahwa di Sriwijaya terdapat
1.000 orang pendeta yang menguasai agama seperti di India. Berita dari
Dinasti Sung juga menceritakan tentang pengiriman utusandari Sriwijaya tahun
971-992 M.
Raja pertama Sriwijaya adalah Dapunta Hyang Sri Jayanaga.Raja yang
terkenal dari kerajaan Sriwijaya adalah Balaputradewa. Ia memerintah
sekitar abad IX M. Sriwijaya merupakan pusat pendidikan dan penyebaran
agama Buddha di Asia Tenggara. Menurut berita I-Tsing, pada abad
VIII M di Sriwijaya terdapat 1.000 orang pendeta yang belajar agama Buddha
di bawah bimbingan Sakyakirti. Menurut prasasti Nalanda, para pemuda
Sriwijaya juga mempelajari agama Buddha danilmu lainnya di India.
Kebudayaan Kerajaan Sriwijaya sangat maju danbisa dilihat dari peninggalan
suci sepeti stupa, candi, atau patung/arca Buddha seperti ditemukan di
Jambi, Muara Takus, dan Gunung Tua(Padang Lawas) serta di Bukit
Siguntang (Palembang).
4. Mataram Kuno
Menurut Teori Van Bammalen, letak kerajaan ini berpindah-pindah, hal ini
disebabkan oleh 2 alasan, yaitu karena adanya bencanaalam letusan Gunung
Merapi, dan karena adanya peperangan dalam perebutan kekuasaan.
Awalnya, pada abad ke-8 kerajaan ini terletak didaerah Jawa Tengah,
7

kemudian setelah Gunung Merapi meletus pada abad ke-10, kerajaan ini
dipindahkan ke Jawa Timur oleh Mpu Sindok.Agama di kerajaan ini pun terbagi
menjadi 2, yaitu hindu pada Dinasti Sanjaya dan budha pada Dinasti
Syailendra. Kerajaan Mataram Kuno didirikan oleh Raja Sanna. Raja
Sanna kemudian digantikan oleh keponakannya, Raja Sanjaya.
Setelah Raja Sanjaya meninggal, Kerajaan Mataram Kuno diperintah
oleh putranya yang bernama Rakai Panangkaran. Raja Mataram Kuno
setelah Rakai Panangkaran adalah Rakai Warak, kemudian Rakai Warak
digantikan oleh Rakai Garung (Samaratungga). Di tengah-tengah
pemerintahan kerajaan Mataram Kuno, Datanglah keinginan Rakai
Pikatan untuk menjadi penguasa tunggal sebagai Dinasti Sanjaya.
Persaingan antara Dinasti Sanjaya yang dipimpin Rakai Pikatan dengan
Dinasti Syailendra yang dipimpin Raja Samaratungga, membuat cita-cita
Rakai Pikatan untuk menjadi penguasa tunggal di Pulau Jawa
terhalang. Terjadi pertikaian antar kedua dinasti. Akhirnya pada abad ke-9
terjadi penggabungan kedua dinasti melalui pernikahan politik antara Rakai
Pikatan dari Dinasti Sanjaya dengan Pramodawardhani dari Dinasti
Syailendra. Namun, pernikahan antara Rakai Pikatan dengan
Pramodawardhani ternyata tidak membuahkan kedamaian, malah justru
membuat pertikaian antara Dinasti Sanjayadengan Dinasti Syailendra
semakin sengit.
Akhirnya, Rakai Pikatan sebagai Dinasti Sanjaya berhasil menguasai
kerajaan sedangkan Pramodawardhani bersama anaknya, Balaputradewa
melarikan diri ke Palembang, Sumatra Selatan untuk kemudian
mereka menjalankan sebuah kerajaan bernama KerajaanSriwijaya.
Berdasarkan Prasasti Balitung, setelah Rakai Pikatan wafat, kerajaan Mataram
Kuno diperintah oleh Rakai Kayuwangi dibantu oleh sebuah dewan
penasehat yang juga jadi pelaksana pemerintahan. Dewan yang terdiri
atas lima patih ini di antaranya adalah :
a. Ratu, Datu, Sri Maharaj
b. Rakryan Mahamantri I Hino
c. Mahamantri Halu & Mahamantri I Sirikan
d. Mahamantri Wko & Mahamantri Bawang
e. Rakryan Kanuruhan
8

Raja Mataram selanjutnya adalah Rakai Watuhumalang, kemudian


dilanjutkan oleh Dyah Balitung yang bergelar Sri Maharaja Rakai
Watukura Dyah Balitung Dharmodaya Maha Dambhu sebagai Raja
Mataram Kuno yang sangat terkenal. Raja Balitung berhasil
menyatukan kembali Kerajaan Mataram Kuno dari ancaman
perpecahan. Di masa pemerintahannya, Raja Balitung menyempurnakan
struktur pemerintahan dengan menambah susunan hierarki. Bawahan
Raja Mataram terdiri atas tiga pejabat penting, yaitu Rakryan I Hino sebagai
tangan kanan raja yang didampingi oleh dua pejabat lainnya.
Rakryan I Halu, dan Rakryan I Sirikan. Selain struktur pemerintahan
baru, Raja Balitung juga menulis Prasasti Balitung. Prasasti yang
juga dikenal sebagai Prasasti Mantyasih ini adalah prasasti pertama
di Kerajaan Mataram Kuno yang memuat silsilah pemerintahan Dinasti
Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno. Kerajaan Mataram Kuno masih
mengalami pemerintahan tiga raja sebelum akhirnya pusat kerajaan
pindah ke Jawa Timur. Mpu Daksa, yang padamasa pemerintahan Raja
Balitung menjabat Rakryan i Hino, melakukan kudeta karena merasa bahwa ia
adalah keturunan asli Dinasti Sanjaya, kemudian Mpu Daksa digantikan
oleh menantunya, Sri MaharajaTulodhong.

5. Kerajaan Singasari

Keberadaan Kerajaan Singasari didasarkan pada kitab Negarakertagama


karangan Mpu Prapanca yang menjelaskan raja-rajayang memerintah di
Singasari serta kitab Pararaton yang juga menceritakan keajaiban Ken
Arok. Ken Arok semula sebagai akuwu (bupati) di Tumapel
menggantikan Tunggul Ametung yang dibunuhnya karena tertarik kepada Ken
Dedes isteri Tunggul Ametung. Pada tahun1222 M Ken Arok menyerang
kediri sehingga Kertajaya mengalami kekalahan pada pertempuran di desa
Ganter.

Ken Arok menyatakan dirinya sebagai Raja Singasari dengan gelar Sri
Rangga Rajasa Bhattara Sang Amurwabhumi. Raja Singasari yang terkenal
adalah Kertanegara Karena di bawah pemerintahannya Singasari mencapai
puncak kebesarannya. Kertanegara bergelar Sri Maharajaderaja Sri
9

Kertanegara mempunyai gagaasan politik untukmemperluas wilayah


kekuasannya, menyingkirkan lawan - lawanpolitiknya, menumpas
pemberontakan, menyatukan agama Syiwa danBuddha menjadi agama
Tantrayana (Syiwa Buddha dipimpin oleh Dharma Dyaksa), melakukan
politik perkawinan, dan mengirim ekspedisi Pamalayu tahun 1275.

6. Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan Hindu terakhir dan terbesar di


Indonesia. Letaknya di Pulau Jawa. Pendirinya adalah Raden Wijaya
yang sempat melarikan diri ke Madura bersama istrinya saat terjadi Peristiwa
Mahapralaya. Kerajaan Majapahit, awalnya hanyalah sebuah desa kecil
bernama Desa Tarik yang merupakan pemberian Raja Jayakatwang dari
Kediri. Raden Wijaya telah dimaafkan dan dipercaya tidak bersalah atas
kesalahan generasi atasnya. Singkat cerita, pada tahun 1292, armada Cina
yang terdiridari 1.000 buah kapal dengan 20.000 orang prajurit tiba di Tuban,
Jawa Timur dengan tujuan untuk menyerang Raja Kertanegara yang
telah merebut Kerajaan Melayu dan menyatakan tidak mau tunduk
pada Kaisar Kubilai Khan. Mereka tidak tau bahwa Raja Kertanegara beserta
Kerajaan Singhasari itu telah meninggal dan hancur dikalahkan oleh
Raja Jayakatwang dari Kediri. Mengetahui rencana penyerangan dari Cina
ini, Raden Wijaya mengambil kesempatan untuk merebut kembali Kerajaan
Singhasari. Ia menggabungkan diri dengan pasukan cina dan menyerang Raja
Jayakatwang di Kediri. Kerajaan Kediri tidak mampu menghadapi serangan,
sehingga Raja Jayakatwang berhasil dikalahkan. Kemenangan itu
membuat pasukan Cina bergembira dan berpesta pora. Mereka tidak
menyangka ketika sedang berpesta pora, pasukan Majapahit balik
menyerang mereka. Akhirnya pasukan armada Cina kalah, dan mereka segera
kembali ke tanah airnya. Sejak saat itu Kerajaan Majaphit mulai berkuasa.
Pada tahun 1295, berturut-turut pecah pembrontakan yang dipimpin oleh
Rangga lawe dan disusul oleh Saro serta Nambi. Pembrontakan-
pembrontakan itu bisa dipadamkan. Raden Wijaya wafat pada tahun 1309
dan mendapat penghormatan di dua tempat, yaitu Candi Simping
10

(Sumberjati) dan Candi Artahpura. Setelah Raden Wijayawafat, putera


permaisuri Tribuwaneswari yang bernama Jayanegara menggantikannya
sebagai Raja Majapahit.

Pada awal pemerintahannya Jayanegara harus menghadapi sisa


pemberontakan yang meletus dimasa ayahnya masih hidup. Selain
pembrontakan Kuti dan Sumi, Raja Jayanegara diselamatkan oleh
pasukan pengawal (Bhayangkari) yang dipimpin oleh Gajah Mada ia
kemudian diungsikan ke Desa Bedager. Raja Jayanegara wafat tahun 1328
karena dibunuh oleh salah seorang anggota dharmaputra yang bernama
Tanca. Oleh karena ia tidak mempunyai putra ia kemudian digantikan oleh
adik perempuannya Bhre Kahuripan yang bergelar Tribuanatunggadewi
Jayawishnuwardhani.

Suaminya bernama Cakradhara yang berkuasa di Singasari dengan


gelar Kertawerdhana. Dari kitab Negarakertagama, digambarkan adanya
beberapa pemberontakan di masa pemerintahan Ratu Tribuanatunggadewi.
Pembrontakan yang paling berbahaya adalah pemberontakan di Sadeng
dan Keta pada tahun 1331. Namun pemberontakan itu dapat
dipadamkan oleh Gajah Mada. Setelah itu Gajah Mada bersumpah di
hadapan Raja dan para pembesar kerajaan bahwa ia tidak akan amukti palapa
(memakan buah palapa), sebelum iadapat menundukan seluruh Nusantara di
bawah naungan Majapahit.

Pada tahun 1334, lahirlah putra mahkota Kerajaan Majapahityang diberi


nama Hayam Wuruk. Pada tahun 1350, Ratu Tribuanatunggadewi
mengundurkan diri setelah berkuasa 22 tahun. Iawafat pada tahun 1372. Pada
tahun 1350, Hayam Wuruk dinobatkan sebagai raja Majapahit dan bergelar Sri
Rajasanagara dan Gajah Mada diangkat sebagai Patih Hamangkubumi.
Dibawah pemerintahan Hayam Wuruk dan Gajah Mada, Kerajaan
Majapahit mencapai puncak kejayaannya. Kerajaan Majapahit menguasai
wilayah yang sangat luas. Hampir seluruh wilayah Nusantara tunduk pada
Majapahit, namun ada satu kerajaan kecil yang belum berhasil dikuasai
kerajaan Majapahit, yaitu Kerajaan Sunda Galuh. Raja Hayam Wuruk bersama
Patih Gajah Mada berusaha untuk menaklukan kerajaan tersebut.
11

Namun ketika itu Raja Hayam Wuruk terlanjur jatuh cinta pada putri dari
Kerajaan Sunda Galuh yang bernama Dyah Pitaloka.Raja Hayam Wuruk
bermaksud untuk menikahi Dyah Pitaloka. Ia mengundang keluarga
besar Kerajaan Sunda Galuh datang ke Kerajaan Majapahit untuk menikah
dengan Dyah Pitaloka. Ketika keluarga besar dari kerajaan Sunda Galuh
tiba di Kerajaan Majapahit, terjadi kesalahpahaman. Patih Gajah Mada
mengira bahwa keluarga besar Kerajaan Sunda Galuh ingin menyerang
Kerajaan Majapahit, akhirnya Patih Gajah Mada segera mengeluarkan
pasukan dan membunuh semua anggota keluarga Kerajaan Sunda Galuh.
Hanya Dyah Pitaloka yang tidak dibunuh. Melihat seluruh keluarganya tewas,
Dyah Pitalokapun akhirnya melakukan belapati (bunuh diri) pada dirinya
sendiri.

Raja Hayam wuruk yang mengetahui peristiwa kesalah pahaman tersebut


menjadi marah, terlebih ketika melihat calon istrinya mati karena bunuh diri
atas kesalah pahaman patihnya. Akhirnya, Raja Hayam Wuruk pun sakit,
dan meninggal karena sakit hati. Sejak kematian Raja Hayam Wuruk,
maka Kerajaan Majapahit mencapai masa kemunduran, perlahan-lahan
kekuasaan Majapahit pun runtuh. Pada salah satu versi cerita,
dikisahkan Sang Patih, Gajah Mada pergi kesebuah gunung untuk berdiam
diri dan menjadi pertapa karena merasa bersalah pada rajanya.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Pendapat mengenai proses masuk dan berkembangnya
kebudayaan Hindu di Indonesia, yaitu hipotesis Waisya, Hipotesis
Ksatria, Hipotesis Brahmana dan teori Arus Balik. Masuk dan berkembangnya
agama dan kebudayaan Hindu membawa pengaruh besar diberbagai
bidang. Kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu merupakan salah satu
bukti adanya pengaruh kebudayaan Hindu di Indonesia. Setiap kerajaan
dipimpin oleh seorang raja yang memiliki kekuasaan mutlak dan turun-temurun.
Kerajaan-kerajaan itu antara lain : Kerajaan Kutai, Kerajaan Tarumanegara,
12

Kerajaan Sriwijaya, MataramKuno, Kerajaan Singhasari, Kerajaan Majapahit.


Masuknya kebudayaan India ke Indonesia telah membawa pengaruh terhadap
perkembangan kebudayaaan di Indonesia. Namun kebudayaan asli
Indonesia tidak begitu luntur. Kebudayaan yang datang dari India
mengalami proses penyesuaian dengan kebudayaan, maka terjadilah
proses akulturasi kebudayaan.

3.2 Saran
Kebudayaan yang berkembang di Indoneisa pada tahap awal diyakini
berasal dari India. Pengaruh itu diduga mulai masuk pada awal abad masehi.
Apabila kita membandingkan peninggalan sejarah yang ada di Indonesia akan
ditemukan kemiripan itu. Sebelum kenal dengan kebudayaan India,
bangunan yang kita miliki masih sangat sederhana. Saat itu belum dikenal
arsitektur bangunan seperti candi atau keraton. Tata kota di pusat
kerajaan juga dipengaruhi kebudayaan hindu. Demikian pula dalam hal
kebudayaan yang lain seperti peribadatan dan kesastraan. Kita harus
menjaga kelestarian dan budaya-budaya yang ditinggalkan agama Hindu.
13

DAFTAR PUSTAKA

Nasrudin Muh, Warsito S.W, Nursa’ban Muh, Mari Belajar IPS VII, Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008

Iwan Setiawan dkk, Wawasan Sosial, Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen


Pendidikan Nasional Indonesia, 2008

Rickflefs, M. C. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta : Gajah Mada university


Press, 1998
14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, karena atas limpahan
rahmat dan karunia – Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah Sejarah ini sesuai waktunya. Kami mencoba berusaha menyusun
makalah ini sedemikian rupa dengan harapan dapat membantu pembaca
dalam memahami pelajaran Sejarah yang merupakan judul dari Makalah
kami, yaitu “Perkembangan Hindu di Indonesia”. Disamping itu, kami
berharap bahwa Makalah ini dapat dijadikan bekal pengetahuan
untuk melangkah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi. Kami
menyadari bahwa didalam pembuatan Makalah ini masih ada kekurangan
sehingga kami berharap saran dan kritik dari pembaca sekalian agar dapat
meningkatkan mutu dalam penyajian berikutnya.

Jakarta, Desember 2019

Penyusun

Allan Kharisma

No Pamasis 2332
15

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................1
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................2
1.2 Rumusan Masalah........................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Proses masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu ke
Indonesia …………………………………………………………………….3
2.2 Daerah yang dipengaruhi unsur Hindu di Indonesia sampai
abad XIV ……………………………………………………………………..5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………..11
3.2 Saran …………………………………………………………………..12
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai