TUGAS
Disusun Oleh:
Allan Kharisma
No. Mahasiswa : 2332
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu
ke Indonesia.
2. Untuk mengetahui kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu di
Indonesia.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kerajaan Kutai.
Kerajaan Kutai dengan nama asli Kutai Martadipura merupakan
kerajaan hindu tertua di Indonesia, dengan aliran agama hindu-
siwa.Letaknya di Muara Kaman tepatnya pada hulu sungai
Mahakam, Kalimantan Timur. Keberadaan kerajaan ini ditandai dengan
adanya 7 buah prasasti, yang dinamai prasasti yupa dengan huruf palawa
danbahasa sansekerta. Pendirinya adalah Raja Kudungga. Setelah
RajaKudungga wafat, kerajaan diambil alih oleh putranya,
RajaAswawarman. Dan setelah Raja Aswawarman wafat, kerajaan diambil
alih oleh putra Raja Aswawarman, yaitu Raja Mulawarman. Pada
sebuah prasasti Yupa abad ke-4, dikisahkan bahwa Raja Mulawarman telah
menyumbangkan 1000 ekor sapi kepada para brahmana. Kisah ini
menceritakan betapa dermawannya seorang Raja Mulawarman, dari sini
dapat dianalisis bahwa masyarakat Kutai makmur dan bermata pencaharian
sebagai petani dan beternak.
2. Kerajaan Tarumanegara.
Sumber mengenai kerajaan Tarumanegara berasal dari tujuh buah
prasasti yang berbahasa sansekerta dan huruf pallawa. Prasasti tersebut
adalah prasasti Ciaruteun, Kebun Kopi, Jambu, Tugu, PasarAwi, Muara
Cianten, dan Lebak. Seorang musafir Cina bernama Fa-Hsien pernah
datang di Jawa pada tahun 414 M. Ia telah menyebut keberadaan
kerajaan To-lo-mo atau Taruma di Pulau Jawa. Kerajaan Tarumanegara
diperkirakan berkembang pada abad V M. Raja terbesaryang berkuasa adalah
Purnawarman. Wilayah kekuasaan Purnawarman meliputi hampir seluruh Jawa
Barat dengan pusat kekuasaan di daerahBogor. Raja pernah memerintahkan
pembangunan irigasi dengan cara menggali sebuah saluran panjang 6.112
6
kemudian setelah Gunung Merapi meletus pada abad ke-10, kerajaan ini
dipindahkan ke Jawa Timur oleh Mpu Sindok.Agama di kerajaan ini pun terbagi
menjadi 2, yaitu hindu pada Dinasti Sanjaya dan budha pada Dinasti
Syailendra. Kerajaan Mataram Kuno didirikan oleh Raja Sanna. Raja
Sanna kemudian digantikan oleh keponakannya, Raja Sanjaya.
Setelah Raja Sanjaya meninggal, Kerajaan Mataram Kuno diperintah
oleh putranya yang bernama Rakai Panangkaran. Raja Mataram Kuno
setelah Rakai Panangkaran adalah Rakai Warak, kemudian Rakai Warak
digantikan oleh Rakai Garung (Samaratungga). Di tengah-tengah
pemerintahan kerajaan Mataram Kuno, Datanglah keinginan Rakai
Pikatan untuk menjadi penguasa tunggal sebagai Dinasti Sanjaya.
Persaingan antara Dinasti Sanjaya yang dipimpin Rakai Pikatan dengan
Dinasti Syailendra yang dipimpin Raja Samaratungga, membuat cita-cita
Rakai Pikatan untuk menjadi penguasa tunggal di Pulau Jawa
terhalang. Terjadi pertikaian antar kedua dinasti. Akhirnya pada abad ke-9
terjadi penggabungan kedua dinasti melalui pernikahan politik antara Rakai
Pikatan dari Dinasti Sanjaya dengan Pramodawardhani dari Dinasti
Syailendra. Namun, pernikahan antara Rakai Pikatan dengan
Pramodawardhani ternyata tidak membuahkan kedamaian, malah justru
membuat pertikaian antara Dinasti Sanjayadengan Dinasti Syailendra
semakin sengit.
Akhirnya, Rakai Pikatan sebagai Dinasti Sanjaya berhasil menguasai
kerajaan sedangkan Pramodawardhani bersama anaknya, Balaputradewa
melarikan diri ke Palembang, Sumatra Selatan untuk kemudian
mereka menjalankan sebuah kerajaan bernama KerajaanSriwijaya.
Berdasarkan Prasasti Balitung, setelah Rakai Pikatan wafat, kerajaan Mataram
Kuno diperintah oleh Rakai Kayuwangi dibantu oleh sebuah dewan
penasehat yang juga jadi pelaksana pemerintahan. Dewan yang terdiri
atas lima patih ini di antaranya adalah :
a. Ratu, Datu, Sri Maharaj
b. Rakryan Mahamantri I Hino
c. Mahamantri Halu & Mahamantri I Sirikan
d. Mahamantri Wko & Mahamantri Bawang
e. Rakryan Kanuruhan
8
5. Kerajaan Singasari
Ken Arok menyatakan dirinya sebagai Raja Singasari dengan gelar Sri
Rangga Rajasa Bhattara Sang Amurwabhumi. Raja Singasari yang terkenal
adalah Kertanegara Karena di bawah pemerintahannya Singasari mencapai
puncak kebesarannya. Kertanegara bergelar Sri Maharajaderaja Sri
9
6. Kerajaan Majapahit
Namun ketika itu Raja Hayam Wuruk terlanjur jatuh cinta pada putri dari
Kerajaan Sunda Galuh yang bernama Dyah Pitaloka.Raja Hayam Wuruk
bermaksud untuk menikahi Dyah Pitaloka. Ia mengundang keluarga
besar Kerajaan Sunda Galuh datang ke Kerajaan Majapahit untuk menikah
dengan Dyah Pitaloka. Ketika keluarga besar dari kerajaan Sunda Galuh
tiba di Kerajaan Majapahit, terjadi kesalahpahaman. Patih Gajah Mada
mengira bahwa keluarga besar Kerajaan Sunda Galuh ingin menyerang
Kerajaan Majapahit, akhirnya Patih Gajah Mada segera mengeluarkan
pasukan dan membunuh semua anggota keluarga Kerajaan Sunda Galuh.
Hanya Dyah Pitaloka yang tidak dibunuh. Melihat seluruh keluarganya tewas,
Dyah Pitalokapun akhirnya melakukan belapati (bunuh diri) pada dirinya
sendiri.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Pendapat mengenai proses masuk dan berkembangnya
kebudayaan Hindu di Indonesia, yaitu hipotesis Waisya, Hipotesis
Ksatria, Hipotesis Brahmana dan teori Arus Balik. Masuk dan berkembangnya
agama dan kebudayaan Hindu membawa pengaruh besar diberbagai
bidang. Kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu merupakan salah satu
bukti adanya pengaruh kebudayaan Hindu di Indonesia. Setiap kerajaan
dipimpin oleh seorang raja yang memiliki kekuasaan mutlak dan turun-temurun.
Kerajaan-kerajaan itu antara lain : Kerajaan Kutai, Kerajaan Tarumanegara,
12
3.2 Saran
Kebudayaan yang berkembang di Indoneisa pada tahap awal diyakini
berasal dari India. Pengaruh itu diduga mulai masuk pada awal abad masehi.
Apabila kita membandingkan peninggalan sejarah yang ada di Indonesia akan
ditemukan kemiripan itu. Sebelum kenal dengan kebudayaan India,
bangunan yang kita miliki masih sangat sederhana. Saat itu belum dikenal
arsitektur bangunan seperti candi atau keraton. Tata kota di pusat
kerajaan juga dipengaruhi kebudayaan hindu. Demikian pula dalam hal
kebudayaan yang lain seperti peribadatan dan kesastraan. Kita harus
menjaga kelestarian dan budaya-budaya yang ditinggalkan agama Hindu.
13
DAFTAR PUSTAKA
Nasrudin Muh, Warsito S.W, Nursa’ban Muh, Mari Belajar IPS VII, Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, karena atas limpahan
rahmat dan karunia – Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah Sejarah ini sesuai waktunya. Kami mencoba berusaha menyusun
makalah ini sedemikian rupa dengan harapan dapat membantu pembaca
dalam memahami pelajaran Sejarah yang merupakan judul dari Makalah
kami, yaitu “Perkembangan Hindu di Indonesia”. Disamping itu, kami
berharap bahwa Makalah ini dapat dijadikan bekal pengetahuan
untuk melangkah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi. Kami
menyadari bahwa didalam pembuatan Makalah ini masih ada kekurangan
sehingga kami berharap saran dan kritik dari pembaca sekalian agar dapat
meningkatkan mutu dalam penyajian berikutnya.
Penyusun
Allan Kharisma
No Pamasis 2332
15
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................1
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................2
1.2 Rumusan Masalah........................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Proses masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu ke
Indonesia …………………………………………………………………….3
2.2 Daerah yang dipengaruhi unsur Hindu di Indonesia sampai
abad XIV ……………………………………………………………………..5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………..11
3.2 Saran …………………………………………………………………..12
DAFTAR PUSTAKA