Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ata Ivanda Rama Dhandi

Nim : 19323219

Kelas : D

REVIEW II

(Aktor dengan lingkup Non Negara dan Negara)

A. Aktor dalam Hubungan Internasional


Definisi dari Hubungan Internasional membuat dibutuhkannya sebuah aktor di
dalamnya. Studi Hubungan Internasional sendiri merujuk pada interaksi internasional.
Dan dalam hal ini ditbutuhkan Aktor, yakni pelaku dalam interaksi internasional ini.
Aktor hubungan internasional dibagi menjadi dua bagian. Pertama ada Aktor negara
dan yang Kedua yaitu Aktor Non-Negara. Aktor negara sendiri aktor pertama yang
paling mempengaruhi dalam studi hubungan internasional. Seiring berjalannya waktu,
kontribusi dari aktor negara bukan lagi sebagai aktor dominan, karena dalam hal ini
mulai muncul aktor-aktor lain yang juga mulai mempunyai peran aktif di dalam
perkembangan studi hubungan internasional. Aktor ini juga yang dinamakan sebagai
Aktor Non-Negara. Tetapi, di dalam perjalanan ini semua aktor negara masih menjadi
aktor utama dibanding dengan aktor-aktor lainnya.
1. Aktor Negara
Dalam memainkan perannya, Aktor Negara menjadi aktor yang dominan dalam
studi Hubungan Internasional. Dalam menjalankan perannya sebagai aktor
Hubungan Internasional diwakili oleh pemerintah yang berkuasa di dalam negara
tersebut. Secara konseptual, “negara-bangsa” memili arti yang berbeda dengan
“negara” ataupun “bangsa”. Negara sendiri meiliki arti sebuah kelompok yang
berpatokan pada konsep budaya dan etnis. Sedangkan negara merupukan
sekelompok orang dengan etnisitas, kebudayaan, bahasa, dan latar belakang sama
sekaligus memiliki nilai-nilai kebersamaan. Konsep ini awalnya mucul pertama
kali pada saat Perjanjian Wesphalia pada tahun 1684, yang pada waktu ini
berakhirnya Perang Tiga Puluh Tahun di wilayah Eropa serta meletakkan dasar
masyarakat internasional didasarkan pada negara-negara nasional. Perjanjian
inilah yang dianggap sebagai terbentuknya sebuah negara.
2. Aktor Non Negara
Disini yang dianggap sebgai Aktor Non-Negara yaitu setiap kelompok yang
berpartisipasi atau berkontribusi dalam hubungan internasional. Mereka semua
bisa disebut juga sebagai organisasi-organisasi atau kelompok (bisa juga individu)
dengan kemampuan yang memenuhi untuk membuat sebuah perubahan dan
mereka semua tidak ada atau tidak tergabung dalam institusi yang dibentuk
negara. Aktor Non-Negara meliputi atas Organisasi Antar-Pemerintah (IGO),
Organisasi Non-pemerintah (NGO), Perusahaan Multi Nasional (MNC), dan
Jaringan Teroris Internasional.
A. Organisasi Antar-Pemerintah (IGO)
Negara-bangsa mulai terancam oleh kehadiran Organisasi Antar-Pemerintah
(IGO) lewat eksistensinya yang mulai muncul. IGO yang mempunyai
singkatan International Governmental Organization ini adalah sebuah
organisasi yang terdiri dari anggota yang beranggotakan negara-negara
berdaulat ataupun organisasi pemerintah lainnya. Berawal dari suatu
kelompok yang dimulai dari perjanjian yang melibatkan dua atau lebih negara,
bekerja dengan niat yang baik atas isu yang menjadi kepentingan bersama, dan
muncul istilah yang dipakai yaitu IGO tadi. Para anggota IGO juga
mengadakan rapat secara reguler yang dihadiri oleh perwakilan dari negara-
negara anggota. Dan sering juga Kepala Pemerintahan dari negara anggota
menghadiri secara langsung pada pertemuan ini. Dalam hal kinerja, IGO juga
mempunyai kantor pusat tetap serta memiliki staf yang bekerja secara penuh.
Dalam hal keanggoan, hal ini tidak bersifat mengikat. Jadi lebih bersifat
sukarela yang membuat tidak adanya ancaman terhadap negara berdaulat.
Namun, terkadang negara berdaulat merasa terancam akan tindakan-tindakan
yang diambil oleh IGO sebagai salah satu Aktor Hubungan Internasional. Hal
ini dipicu karena IGO menganggap dirinya sebagai lembaga supranasional
yang bisa menyuruh negara-bangsa. Dan membuat dalam keanggotaan IGO ini
terdiri dari beberapa negara-bangsa tetapi cenderung lebih menjadi aktor yang
independen dalam menjadi Aktor Hubungan Internasional.
Menciptakan keberlangsungan bagi masyarakat dunia agar bekerja menjadi
sukses bersama-sama di bidang perdamaian sekaligus keamanan, juga
menyelesaikan masalah ekonomi dan sosial sudah menjadi Tujuan Utama dari
IGO. Biasanya IGO juga mempunyai fungsi tersendiri sesuai dengan tujuan
dari didirikannya IGO tersebut. Disisi lain ada IGO didirikan guna memenuhi
kebutuhan bagi yang netral untuk menyeselesaikan sebuah sengketa. Dan
satunya, ada IGO yang dikembangkan untuk kepentingan bersama dan juga
tujuan yang sama demi terwujudnya perdamaian melalui penyelesaian konflik
yang baik dan tercipta Hubungan Internasional yang baik.
Dalam klasifikasinya, IGO dapat dibedakan menurut luasnya keanggotaan dan
ruang lingkup tujuannya. Dalam hal menurut luasnya keanggotaan dapat
dibagi menjadi dua, yakni bersifat global dan regional. Anggota IGO yang
bersifat Global seperti PBB, WTO, IMF, Interpol, dan lain-lain. Dan yang
beranggotakan bersifat Regional, yakni ASEAN, Uni Eropa, Liga Arab,
NATO, Uni Afrika ini juga mempunyai tujuan untuk mempererat kerja sama
negara-negara di tingkat kawasan. Selanjutnya, dalam klasifikasi menurut
ruang lingkup tujuan, IGO sendiri dapat dibagi lagi menjadi dua jenis
organisasi, yakni organisasi fungsional dan organisasi yang dibuat untuk
kepentingan identitas. IGO yang termasuk fungsional yaitu organisasi yang
dibentuk agar bisa menangani dalam hal-hal khusus, seperti WHO, UNHCR,
OPEC, dan lain sebagainya. Sedangkan IGO yang termasuk dalam organisasi
untuk kepentingan identitas, yakni OKI (Organisasi Konferensi Islam),
Organisation Internationale de la Francophonie, the Commonwelth of Nations,
dan lain-lain.
Dalam hal ini juga melibatkan sebuah negara di dalam IGO. Dan ada empat
sebab mengapa negara menjadi anggota atau membentuk IGO sendiri . Yang
pertama, pengaruh politik. Kedua, imbalan ekonomi. Ketiga, meningkatkan
atau mempertahankan demokrasi. Keempat, kepentingan keamanan. Di lain
sisi, ada juga negara yang tidak ingin bergabung dalam IGO. Ada dua alasan
dari negara tersebut, yakni hilangnya kedaulatan dan manfaat yang tidak
memadai.
IGO muncul pertama kali pada saat lahirnya Central Commission for the
Navigation of the Rhine (1815). Tetapi, ada sumber lain yang menyebutkan
bahwa IGO yang muncul pertama dan berdiri adalah International Telegraph
Union (1865) dan sekaligus menjadi akar terbntuknya International
Telecommunication Organization (ITO). IGO mengalami eksistensi yang
sangat pesat setelah Perang Dunia I. Pada saat perkembangan paham
idealisme dari studi Hubungan Internasional baru lahir, disini juga mulai
tumbuh kesadaaran mengenai pentingnya pembentukan IGO yang dalam hal
ini ikut memberi pendapat bagi pembentukan perdamaian dunia melalui
organisasi internasional dan pendekatan hukum.
Sebagai aktor dalam hubungan internasional, IGO menunjukkan bahwa akan
terus meningkat dalam hal jumlah, peranan, dan pengaruh untuk masa yang
akan datang. Ada dua hal yang memperkuat ini. Pertama, isu perang dan
damai sepertinya masih akan berlanjut. Kedua, berkembangnya teknologi
transportasi dan telekomunikasi yang menyebabkan terjadinya berbagai
masalah dalam hubungan negara-negara yang membutuhkan solusi bersama.
Hal ini menunjukkan, kemampuan dari IGO dalam hal menganalisis,
mendekati, dan mengajukan solusi masalah atas isu yang beredar di negara
selama ini melihatkan belum bisa diimbangi oleh Aktor Hubungan
Internasional lainnya.
B. Organisasi Non-Pemerintah (NGO)
NGO (non-governmental organizations) atau biasa disebut dengan Organisasi
non-pemerintah ialah organisasi yang independen dari negar ataupun
organisasi internasionalyang dibuat oleh negara. Dalam konteks Hubungan
Internasional, NGO mempunyai pengertian yakni sebuah organisasi atau
kelompok yang anggotanya dan aktivitas organisasi tersebut melintasi batas
nasional.
Eksistensi dari NGO sendiri berbanding terbalik dengan IGO yang dalam
Hubungan Internasional masih tergolong baru. NGO sendiri mulai dikenal
pada tahun1945. Pada saat itu, PBB menebut bahwa NGO menjadi pengamat
di Majelis Umum PBB. Pada saat setelah Perang Dingin menandai
perkembangan NGO yang sangat pesat. Ini ditunjukkan dalam Yearbook of
International Organization, bahwa sampai sekarang sudah ada NGO di dunia
yang mencapai angka 59.383, padahal pada tahun 1984 NGO sendiri baru
tersebar di dunia sebanyak 5.054 organisasi.
NGO sendiri ada yang ditujukan untuk orientasi amal (charity), sedangkan
lainnya ada yang bertujuan untuk agama, politik, dan lain-lain. Ada 4 jenis
NGO berdasarkan orientasinya. Yang pertama, NGO yang berorientasi amal.
Kedua, NGO yang diorientasikan sebagai pelayanan. Ketiga, berorientasi ke
partisipatif. Dan yang terakhir, NGO yang berorientasi pada pemberdayaan.
Pengakuan dari aktor-aktor yang legitimate di dalam sistem internasional
seperti negara-bangsa dan juga PBB, membuat peranan dan supremasi NGO
semakin tumbuh.
Eksistensi NGO sendiri sebagai Aktor Hubungan Internasional diterima positif
oleh seluruh masyarakat. NGO juga sudah menunjukkan dengan bekerja
optimal untuk untuk menciptakan dunia yang baik daripada hanya sekedar
mencari keuntungan untuk sendiri. Di lain sisi, dalam konteks teoritis
eksistensi NGO mendapat berbagai tanggapan. Umumnya para teoretisi realis
mempermasalahkan validitas NGO yang menyebutkan bahwa kekuatan terikat
dengan negara-bangsa. Maka secara tidak langsung, NGO mempunyai arti
yang tidak mungkin bisa menjalankan peran aktor independen dalam sistem
internasional ini. Oleh karena itu, kekuatan yang dimiliki NGO sendiri telah
ditujukan oleh negara-bangsa.
C. Perusahaan-Perusahaan Multinasional (MNC)
Perusahaan Multinasional atau Multinational Corporations (MNC) menjadi
aktor yang termasuk bary dalam hubungan internasional. Namun Perusahaan
Multinasional sudah memiliki peran penting di dalam politik global. MNC
sendiri mempunyai arti sebuah perusahaan yang berjalan di berbagai negara
tetapi dikelola dari satu negara. MNC mempunyai peran dalam
mengglobalisasikan kegiatan untuk pemasokan pasar dalam negeri ataupun
untuk pelayanan pasar luar negeri secara langsung.
Dalam bisnis internasional, MNC menjadi aktor utamanya saat ini. Dalam
transaksi internasional, perusahaan seperti ini mempunyai kendali yang sangat
penting. MNC dapat mempengaruhi politik dengan kuat di tingkat global
ataupun domestik. Ini disebabkan oleh potensi ekonomi yang dimiliki MNC
sangat besar.
MNC, sebagai salah satu aktor pemting dalam Hubungan Internasional, telah
ada sejak bubarnya Perang Dunia II. Perkembangan MNC baru mulai pesat
dan menjadi salah satu isu di dalam Hubungan Internasional pada awal dekade
1970-an. MNC pada saat itu sudah ada sebanyak 7.000 di seluruh dunia.
Setelah itu, sudah ada hampir 65.000 MNC dan sekitar 30 persen adalah milik
Amerika Serikat pada akhir tahun 2014.
Keberadaan sistem ekonomi internasional yang hergonomis tidak bisa
dilepaskan dengan Eksistensi dari MNC itu sendiri. Disini maksudnya, jika
tidak ada jaminan proses dagang liberal dari negara di dunia, rasanya tidak
mungkin akan ada banyak MNC dapat berdiri dan berkembang baik sampai
sekarang. Jika negara di dunia menerapkan prinsip nasionalisme ekonomi atau
menjadikan kebijakan dagang yang proteksionistis, MNC tidal akan memiliki
peran penting di dalam Hubungan Internasional. Peran pemting MNC ini
dapat diliat dari dua hal penting, yakni dari segi kuantitas yang memiliki
jumlah mencapai 65.000 lebih dan juga dari segi aset atau kekayaan.
Selain dari satu hal, dari kekayaan, eksistensi dari MNC sendiri sebagai aktor
independen mempunyai pengaruh strategis tersendiri. Dikarenakan MNC
mempunyai cabang di berbagai negara dan ini menyebabkan dapat membuat
suatu perubahan dari segi sosial, politik, ekonomi, kebudayaan ataupun
keamanan di negara tersebut. Dan pengaruh lain yakni MNC memiliki dan
juga mengendalikan konektivitas dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dengan hal ini, MNC dapat menjalankan peran penting dalam
membuat keputusan perubahan tata hubungan internasional dalam hal
sekarang ataupun masa mendatang. Tetapi juga menjadi salah satu
kekhawatiran bagi negara-bangsa, dikarenakan aktivitas MNC yang didukung
dengan teknologi akan membuat terabaikannya batas dari kedaulatan berbagai
negara.
D. Kelompok-Kelompok Teroris
Sebelumnya adalah aktor yang sudah diakui sebagai aktor yang sah dari sistem
internasional. Dan saat ini, ada aktor yang paling berbeda dari kelompok
Aktor Non-Negara, yakni kelompok teroris. Kelompok Teroris Internasional
saat ini mempunyai kecenderungan dalam Hubungan Internasional dan juga
kelompok teroris ini menjadi sebuah tantangan tersendiri untuk berbagai
negara sekaligus ancaman untuk perdamaian yang ada di dunia. Kelompok
teroris ini menjadi aktor hubungan internasional yang melakukan kegaiatannya
menggunakan sarana terorisme. Tindakan kriminal yang ditujukan untuk
mempengaruhi teror di masyarakat umum adalah arti dari terorisme menurut
PBB.
Terorisme biasanya menggunakan metode kekerasan dan perilaku politik yang
menyimpang. Teroris berusaha mempengaruhi dengan berbagai bentuk
kekerasan seperti serangan infrastuktur, perang gerilya, pembunuhan tokoh
politik, dan juga pemberantasan etnis. Fenomena teroris ini sudah dapat
diketahui dari masa Revolusi Perancis pada tahun 1789-1799 yang
mempunyai istilah dalam bahasa inggris dengan nama Reign of Terror,
pendapat ini disampaikan oleh Peu Ghosh. Walaupun praktik terorisme sudah
berlangsung lama, hal ini dulunya masih belum mendapat perhatian khusus
dalam dunia Hubungan Internasional. Setelah itu, pada saat Amerika Serikat
mendapat serangan teroris pada tahun 2011 yang disinyalir oleh kelompok
teroris Al Qaeda, baru kejadian teroris ini mulai muncul sebagai isu dan juga
ancaman global. Sekaligus hampir semua buku Hubungan Internasional sejak
saat itu, mulai memasukkan dan membahas kejadian terorisme sebagai pokok
bahasan di dalam studi Hubungan Internasional.

Daftar Pustaka

Bakry, US. 2017. Dasar-Dasar Hubungan Internasional. Jakarta: Prenadamedia


Group.

Anda mungkin juga menyukai