Pendahuluan
A. Latar Belakang
1
berdirinya PBB, Keadaan dunia mulai membaik, Perang antar Negara mulai
jarang terjadi, dan hal ini ditandai mulai masuknya era baru dunia.
Indonesia tentu saja ikut dalam pertemuan tersebut. Indonesia juga
bergabung dan bahkan sebagai salah satu pendiri dari beberapa organisasi
internasioanl, organisasi internasional tersebut berdiri dengan tujuan untuk
menjaga perdamaian dunia, beberapa organisasi internsional tersebut yaitu PBB,
ASEAN, GNB, APEC, KAA, OKI dan masih banyak lagi. Walaupun Perang
Dunia sudah berakhir namun usaha – usaha untuk mempertahankan suatu
perdamaian harus selalu dilaksanakan sebab masih banyak pihak-pihak yang
melakukan tindakan terorisme dan tindakan kejahatan dalam skala internasional
yang membuat terjadinya sebuah perang, Maka dari itu banyak lembaga –
lembaga yang berdiri dengan tujuan untuk menjaga perdamaian di dunia ini.
Sebuah negara tidak dapat berdiri sendiri, seperti halnya Manusia sebagai
makhluk sosial. Negara tentunya akan memerlukan negara atau komponen yang
lain. Bahkan ada pula negara yang memiliki keterkaitan serta ketergantungan
dalam aspek ekonomi, sosial, dan politik. Jika adanya keterkaitan antar negara
dengan negara lain tersebut tentunya ada sebuah hubungan yang baik. Salah
satunya merupakan negara kita sendiri yaitu negara Indonesia dengan negara-
negara lain. Dinamakan masyarakat global, ditandai adanya saling
ketergantungan antar bangsa, adanya persaingan yang ketat dalam suatu
kompetisi dan dunia cenderung berkembang kearah perebutan pengaruh antar
bangsa, baik lingkup regional, ataupun lingkup global. Namun pada kenyataanya
masih banyak hubungan yang bertentangan antara negara satu dengan yang lain.
Yang mengakibatkan terjadinya konflik dan terusiknya perdamaian dunia.
Konflik biasanya dipicu dengan adanya masalah dalam hal sosial, ekonomi,
politik, agama maupun kebudayaan. Terjadinya konflik akibat adanya
keserakahan, kurang saling menghargai dan mengerti antara satu dengan yang
lain. Dari masalah di atas dalam makalah ini akan membahas mengenai peran
Indonesia dalam perdamaian dunia.
2
B. Rumusan Masalah
A. Apa sebenarnya Organisasi Internasional itu ?
B. Apa saja prinsip-prinsip Indonesia dalam pelaksanaan politik luar negerinya?
C. Bagaimana peran Negara Indonesia dalam Organisasi Internasional ?
D. Apakah Indonesia terlibat dalam terbentuknya beberapa organisasi
Internasional?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu organisasi internasional.
2. Mengetahui apa saja prinsip yang bangsa dan negara Indonesia terapkan
dalam pelaksaan politik luar negerinya.
3. Mengetahui bagaimana Indonesia terlibat dalam organisasi internasional
hingga dapat mengangkat nama negara Indonesia dan meraih banyak prestasi
di beberapa organisasi internasional.
4. Untuk Menyelesaikan Tugas makalah yang telah diberikan.
3
Bab II
Pembahasan
4
Tujuan Politik Luar Negeri Bebas Aktif
Politik luar negeri yang bebas aktif diarahkan untuk mencapai tujuan nasional
Indonesia. Menurut Drs. Moh. Hatta, tujuan politik luar negeri Indonesia antara lain
sebagai berikut:
1. mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara,
2. memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar negeri untuk memperbesar
kemakmuran rakyat,
3. meningkatkan perdamaian internasional,
4. meningkatkan persaudaraan dengan semua bangsa.
5
kembali menjadi anggota PBB. Sebagai anggota PBB, Indonesia berusaha
menciptakan dan menjaga perdamaian dunia. Salah satu caranya dengan aktif
mengirimkan pasukan perdamaian dibawah komando PBB,yaitu:
Indonesia telah mengirimkan beberapa kontingen dalam rangka visi
perdamaian dunia seperti pengiriman kontingen Indonesia ke Lebanon Selatan,
menyumbang lebih dari 1.000 personel pasukan yang tersebar di berbagai negara di
dunia, serta pengiriman beberapa kontingen pasukan Garuda di beberapa wilayan
negara-negara di dunia, misalnya
6
anggota pertama Dewan HAM dari 47 negara anggota PBB lainnya yang dipilih pada
tahun 2006. Indonesia kemudian dipilih kembali menjadi Dewan HAM untuk periode
2007-2010.
7
Adam Malik dari Indonesia
Narsisco Ramos dari Filipina
Tun Abdul Razak dari Malaysia
Rajaratnam dari Singapura
Thanat Koman dari Thailand
Sedangkan isi Dari Deklarasi Bangkok yang menjadi dasar berdirinya ASEAN
adalah:
Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan
kebudayaan di kawasan Asia Tenggara
Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional
Meningkatkan kerja sama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam
bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi
Memelihara kerja sama yang erat di tengah – tengah organisasi regional dan
internasional yang ada
Meningkatkan kerja sama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian di
kawasan Asia Tenggara
8
Indonesia juga telah menyampaikan makalah yang berjudul reflection dalam
rangka mengajak para anggota ASEAN yang lain untuk mengevaluasi kesepakatan
ekonomi sebelumnya, dimana kesepakatan tersebut berkaitan dengan program
kerjasama sektoral di berbagai bidang.
Selain itu, pada masa kepemimpinannya, Indonesia telah berhasil
menyelenggarakan serangkaian pertemuan seperti :
Asean Ministerial Meeting (Pertemuan Tingkat Menteri Asean)
Asean Regional Forum (Forum Kawasan Asean)
Pertemuan kementerian kawasan yang membahas mengenai penanggulangan
berbagai masalah yang terjadi, dan lain sebagainya.
9
didasarkan atas tiga pilar yaitu, Komunitas Keamanan ASEAN (ASC), Komunitas
Ekonomi ASEAN (AEC), dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASCC).
Tiga orang tokoh dari Indonesia yang pernah menjabat sebagai sekertaris jendral
ASEAN adalah H. R. Dharsono (1977-1978), Umarjadi Nyotowijono (1978-1979),
dan Rusli Noor (1989-1992).
b. Pertemuan informal pemimpin negara ASEAN pertama
Pertemuan di laksanakan di Jakarta pada tanggal 30 November 1996.
Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari keputusan yang dihasilkan dalam KTT
ke-5 ASEAN di Bangkok pada bulan Desember 1995.
4. Mampu menciptakan perdamaian di kawasan Asia Tenggara
Indonesia telah banyak membantu menjaga perdamaian khususnya di kawasan
Asia Tenggara, yaitu dengan membantu penyelesaian konflik-konflik yang dialami
oleh negara anggota ASEAN lainnya.
1. Pada tahun 1987, Indonesia menjadi penengah saat terjadinya konflik antara
Kamboja dan Vietnam yang pada akhirnya pada tahun 1991 dalam Konferensi
Paris, kedua negara tersebut menyepakati adanya perjanjian damai.
2. Indonesia menjadi penengah antara Moro National Front Liberation (MNFL)
dengan pemerintah Filiphina, yang pada akhirnya kedua belah pihak tersebut
sepakat untuk melakukan perjanjian damai yang dilakukan pada pertemuan di
Indonesia.
10
a. Presiden Josip Broz Tito (Yugoslavia)
b. Perdana Menteri Pandith Jawaharlal Nehru (India)
c. Presiden Gamanl Adul Nasser (Mesir)
d. Presiden Sukarno (Indonesia)
e. Presiden Kwame Nkrumah (Ghana)
GNB mempunyai arti yang khusus bagi bangsa Indonesia yang dapat
dikatakan lahir sebagai Negara netral, yang tidak memihak. Tujuan Gerakan Non-
Blok adalah mengusahakan dan mengembangkan kehidupan masyarakat anggotanya
dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial yang tertinggal di Negara maju. Indonesia
pernah menjadi tuan rumah penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non-
Blok ke-10 pada tanggal 1-6 September 1992 di Jakarta. Peran Indonesia dalam
Gerakan Non-Blok adalah sebagai berikut:
a. Salah satu ini inisiator aktif terbentuknya GNB.
b. Menjadi anggota aktif dalam berbagai aktivitas organisasi GNB.
c. Membawa GNB tidak larut dalam poros kekuatan adidaya dunia.
d. Mencegah timbulnya konflik bersenjata antara negara di dunia.
e. Menumbuhkan kerja sama sesame Negara anggota GNB.
f. Mendorong upaya mewujudkan perdamaian di berbagai kawasan konflik
antar negara di dunia.
Gerakan Non-Blok (GNB) merupakan wadah yang tepat bagi negara-negara
berkembang untuk memperjuangkan cita-citanya dan untuk itu Indonesia senantiasa
berusaha secara konsisten dan aktif membantu berbagai upaya kearah pencapaian
tujuan dan prinsip-prinsip Gerakan Non-Blok.
Berikut prinsip-prinsip dalam Gerakan Non-Blok:
1. Saling menghormati integritas teritorial dan kedaulatan.
2. Perjanjian non-agresi.
3. Tidak mengintervensi urusan dalam negeri negara lain.
4. Kesetaraan dan keuntungan bersama.
5. Menjaga perdamaian.
11
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Organisasi internasional dapat diartikan sebagai organisasi beberapa
negara yang berkedudukan sebagai subyek hukum internasional dan
mempunyai kapasitas untuk membuat perjanjian internasional dengan tujuan
untuk menjaga perdamaian di dunia.
Ada beberapa macam Organisasi Internasional dan peran Indonesia
didalamnya, antara lain :
1. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Secara tidak langsung, Indonesia ikut menciptakan perdamaian dunia
melalui kerja sama dalam ASEAN, maupun Gerakan Non Blok.
2. Association of Southeast Asian Nations (ASEAN)
Indonesia berusaha membantu pihak-pihak yang bersengketa untuk
mencari penyelesaian dalam masalah Indocina. Indonesia berpendapat bahwa
penyelesaian Indocina secara keseluruhan dan Vietnam khususnya sangat
penting dalam menciptakan stabilitas di kawasan Asia Tenggara.
3. Gerakan Non Blok (GNB)
Peranan Indonesia dalam Gerakan Non Blok ikut memprakarsai
berdirinya Gerakan Non Blok dengan menandatangani Deklarasi Beograd
sebagai hasil Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok I pada tanggal 1-6
September 1961.
12
B. Saran
Kita sebagai warga Negara Indonesia dan sesama manusia seharusnya saling
menghargai dan menghormati segala perbedaan yang ada, karena dari menghargai
dan menghormati, perdamaian dapat terjadi. Apabila tidak adanya Perdamaian, Dunia
ini akan dalam keadaan kacau, penderitaan dan kesengsaraan akan terjadi di seluruh
belahan dunia. Oleh karena itu penting bagi kita untuk turut berpartisipasi dalam
menjaga perdamaian dunia dengan cara mendukung tindakan Pemerintah dan Negara
dalam hal menjaga perdamaian dunia.
13
Daftar Pustaka
14
15