Anda di halaman 1dari 15

Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Perdamaian bisa dikatakan keadaan tanpa perang. Keadaan dimana setiap


orang mau menerima perbedaan. Tanpa perdamaian di dunia ini, dunia akan
hancur. Tindak kejahatan akan ada dimana – mana dan penderitaan bagi setiap
orang yang menjadi korbannya serta menciptakan para terorisme – terorisme
jahat yang ingin merusak perdamaian. Apalagi yang sudah melakukan tindak
kejahatan dengan memusnahkan bangsa atau disebut genosida. Makna
perdamaian ini sangat penting kita tanamkan sejak sedini mungkin. Sudah
sepanjang sejarah sikap damai itu ada namun berganti zaman sifat orang semakin
hari semakin negatif. Maka dari itu timbulah peperangan yang sangat merugikan
seluruh dunia atau yang paling dikenal dengan Perang Dunia.
Awal perang dinyatakan dengan Perang Dunia I berlangsung antara tahun
1914 – 1918 yang disebabkan oleh perebutan daerah jajahan diantara kolonialis –
kolonialis dan imperialis Barat. Perang Dunia ini menyebabkan kerugian besar
dan banyaknya sanak saudara yang tewas yang berakhir dengan ditandai Jerman
menyerah kepada sekutu. Karena tak ingin perang terjadi kembali maka
didirikannya lembaga Liga Bangsa – Bangsa (LBB) dengan tujuan mendamaikan
kedua pihak, namun LBB gagal dalam melaksanakan tugasnya. Perang Dunia II
kembali berkecamuk yang disebabkan oleh negara – negara maju saling
berlomba memperkuat militer dan persenjataannya. Menyerahnya Jepang kepada
sekutu karena sekutu membom atom dua kota di Jepang, yaitu Hiroshima dan
Nagasaki maka ditandai dengan berakhirnya Perang Dunia II. Setelah Perang
Dunia II berakhir, Presiden Amerika Serikat mengadakan pertemuan yang
menghasilkan United Nations Charter pada 24 Oktober 1945 dinyatakan hari
lahirnya Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) dan Kesetaraan Global. Dengan

1
berdirinya PBB, Keadaan dunia mulai membaik, Perang antar Negara mulai
jarang terjadi, dan hal ini ditandai mulai masuknya era baru dunia.
Indonesia tentu saja ikut dalam pertemuan tersebut. Indonesia juga
bergabung dan bahkan sebagai salah satu pendiri dari beberapa organisasi
internasioanl, organisasi internasional tersebut berdiri dengan tujuan untuk
menjaga perdamaian dunia, beberapa organisasi internsional tersebut yaitu PBB,
ASEAN, GNB, APEC, KAA, OKI dan masih banyak lagi. Walaupun Perang
Dunia sudah berakhir namun usaha – usaha untuk mempertahankan suatu
perdamaian harus selalu dilaksanakan sebab masih banyak pihak-pihak yang
melakukan tindakan terorisme dan tindakan kejahatan dalam skala internasional
yang membuat terjadinya sebuah perang, Maka dari itu banyak lembaga –
lembaga yang berdiri dengan tujuan untuk menjaga perdamaian di dunia ini.
Sebuah negara tidak dapat berdiri sendiri, seperti halnya Manusia sebagai
makhluk sosial. Negara tentunya akan memerlukan negara atau komponen yang
lain. Bahkan ada pula negara yang memiliki keterkaitan serta ketergantungan
dalam aspek ekonomi, sosial, dan politik. Jika adanya keterkaitan antar negara
dengan negara lain tersebut tentunya ada sebuah hubungan yang baik. Salah
satunya merupakan negara kita sendiri yaitu negara Indonesia dengan negara-
negara lain. Dinamakan masyarakat global, ditandai adanya saling
ketergantungan antar bangsa, adanya persaingan yang ketat dalam suatu
kompetisi dan dunia cenderung berkembang kearah perebutan pengaruh antar
bangsa, baik lingkup regional, ataupun lingkup global. Namun pada kenyataanya
masih banyak hubungan yang bertentangan antara negara satu dengan yang lain.
Yang mengakibatkan terjadinya konflik dan terusiknya perdamaian dunia.
Konflik biasanya dipicu dengan adanya masalah dalam hal sosial, ekonomi,
politik, agama maupun kebudayaan. Terjadinya konflik akibat adanya
keserakahan, kurang saling menghargai dan mengerti antara satu dengan yang
lain. Dari masalah di atas dalam makalah ini akan membahas mengenai peran
Indonesia dalam perdamaian dunia.

2
B. Rumusan Masalah
A. Apa sebenarnya Organisasi Internasional itu ?
B. Apa saja prinsip-prinsip Indonesia dalam pelaksanaan politik luar negerinya?
C. Bagaimana peran Negara Indonesia dalam Organisasi Internasional ?
D. Apakah Indonesia terlibat dalam terbentuknya beberapa organisasi
Internasional?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu organisasi internasional.
2. Mengetahui apa saja prinsip yang bangsa dan negara Indonesia terapkan
dalam pelaksaan politik luar negerinya.
3. Mengetahui bagaimana Indonesia terlibat dalam organisasi internasional
hingga dapat mengangkat nama negara Indonesia dan meraih banyak prestasi
di beberapa organisasi internasional.
4. Untuk Menyelesaikan Tugas makalah yang telah diberikan.

3
Bab II
Pembahasan

A. Pengertian Organisasi Internasional

Secara umum Organisasi Internasional dapat di artikan sebagai organisasi


yang berkedudukan sebagai subjek hokum Internasional dan mempunyai kapasitas
untuk membuat perjanjian Internasional. Karena merupakan subjek hokum
Internasional, Organisasi Internasional mempunyai hak dan kewajiban yang
ditetapkan dalam konensi – konensi Internasional.
Organisasi Internasional pada umumnya beranggotakan negara – negara.
Akan tetapi, meskipun demikian,tidak menutup kemungkinan Organisasi
Internasional terdiri dari berbagai badan hukum atau badan usaha bergantung dari
sifat organisasi tersebut. Dalam menjalin hubungan internasional, Indonesia
menggunakan politik luar negeri bebas-aktif. Bebas, artinya negara Indonesia tidak
memihak salah satu blok kekuatan yang ada di dunia. Aktif artinya negara Indonesia
selalu aktif dalam menciptakan perdamaian dunia. Negara Indonesia aktif dalam
menyelesaikan permasalahan-permasalahan internasional.
Berdasarkan politik luar negeri bebas dan aktif, negara Indonesia berhak
menentukan arah, sikap, dan keinginannya sebagai negara yang merdeka dan
berdaulat. Dengan demikian, negara Indonesia tidak dapat dipengaruhi kebijakan
politik luar negeri negara lain.
Kebijakan politik luar negeri Indonesia akan menentukan kualitas hubungan
Indonesia dengan negara-negara lain di dunia. Hal ini diwujudkan dalam bentuk
kegiatan diplomasi. Pejabat yang menjalankan tugas diplomasi ini disebut diplomat.
Tugas diplomat yaitu menghubungkan kepentingan nasional bangsa Indonesia dengan
dunia Internasional. Seorang diplomat tinggal dan menetap di negara lain sebagai
wakil dari negara yang menugaskan.

4
 Tujuan Politik Luar Negeri Bebas Aktif
Politik luar negeri yang bebas aktif diarahkan untuk mencapai tujuan nasional
Indonesia. Menurut Drs. Moh. Hatta, tujuan politik luar negeri Indonesia antara lain
sebagai berikut:
1. mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara,
2. memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar negeri untuk memperbesar
kemakmuran rakyat,
3. meningkatkan perdamaian internasional,
4. meningkatkan persaudaraan dengan semua bangsa.

Sejak awal kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia mempunyai prinsip-


prinsip dalam pelaksanaan politik ekonomi luar negerinya yaitu:
1. Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai subjek hukum internasional yang
merdeka dan berdaulat.
2. Pelaksanaan hubungan luar negeri di dasar kan pada asas kesamaan derajat, saling
menghormati, saling menguntungkan dan tidak mencampuri urusan dalam negeri
masing-masing, seperti yang tersirat di dalam Pancasila dan UUD 1945.
3. Pelaksanaan kegiatan luar negeri, baik regional maupun internasional, melalui
forum bilateral atau multilateral, diabdikan pada kepentingan nasional berdasarkan
prinsip politik luar negeri yang bebas-aktif.

B. Peranan Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau dalam bahasa inggris disebut United


Nations (UN) adalah organisasi internasional yang didirikan pada tanggal 24 Oktober
1945 untuk mendorong kerjasama internasional.
Indonesia pertama kali menjadi anggota PBB pada tanggal 27 maret 1950.
Indonesia keluar dari PBB pada 7 januari 1965. Indonesia keluar dari PBB karena
Federasi Malaysia yang saat itu sedang bermusuhan dengan Indonesia menjadi
anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Pada 28 september 1966 Indonesia

5
kembali menjadi anggota PBB. Sebagai anggota PBB, Indonesia berusaha
menciptakan dan menjaga perdamaian dunia. Salah satu caranya dengan aktif
mengirimkan pasukan perdamaian dibawah komando PBB,yaitu:
Indonesia telah mengirimkan beberapa kontingen dalam rangka visi
perdamaian dunia seperti pengiriman kontingen Indonesia ke Lebanon Selatan,
menyumbang lebih dari 1.000 personel pasukan yang tersebar di berbagai negara di
dunia, serta pengiriman beberapa kontingen pasukan Garuda di beberapa wilayan
negara-negara di dunia, misalnya

1. Mengirimkan Pasukan Garuda I (1957) sebagai pasukan pemelihara


perdamaian PBB untuk menyelesaikan Perang Arab-Israel
2. Mengirimkan Pasukan Garuda II dan III (1960) sebagai pasukan pemelihara
perdamaian PBB untuk menyelesaikan perang saudara di Kongo
3. Mengirimkan Pasukan Garuda XIV (1993) sebagai pasukan pemelihara
perdamaian PBB di Bosnia
4. Mengirim Pasukan Garuda XXVI-C2 (2010) sebagai pasukan pemelihara
perdamaian PBB di Lebanon Selatan
Lamertus Nieodemus Palar merupakan wakil tetap RI yang pertama di PBB.
Peran Indonesia di Dunia Internasional tidak hanya dalam bidang politik saja tapi
juga dalam bidang lainnya. Sebagai anggota PBB, Indonesia terdaftar dalam beberapa
lembaga dalam naungan PBB. Misalnya, ECOSOC (Dewan Ekonomi dan Sosial),
ILO (Organisasi buruh Internasional), maupun FAO (Organisasi Pangan dan
Pertanian). Salah satu prestasi Indonesia di PBB, yaitu pada tahun 1971 Menteri Luar
negeri Indonesia Adam Malik menjabat sebagai ketua sidang Majelis Umum PBB
untuk masa siding tahun 1974.
Pada tahun 2007 Indonesia terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan
Keamanan PBB (DK PBB) pada pemilihan yang dilakukan Majelis Umum PBB
melalui Pemungutan suara. Delegasi Indonesia untuk PBB saat itu dipimpin Duta
Besar Rezlan Ishar Jenie.Jadi Indonesia tiga kali ditunjuk sebagai DK PBB, yaitu
periode 1974-1975, 1995-1996, dan 2007-2009. Indonesia merupakan salah satu

6
anggota pertama Dewan HAM dari 47 negara anggota PBB lainnya yang dipilih pada
tahun 2006. Indonesia kemudian dipilih kembali menjadi Dewan HAM untuk periode
2007-2010.

C. Peranan Indonesia dalam ASEAN

Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) merupakan organisasi kerja


sama antar negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang dibentuk pada 8 Agustus
1967 dengan penandatanganan Deklarasi Bangkok. Terbentuknya ASEAN di dasari
oleh adanya latar belakang geografis, sejarah, kepentingan bersama, dan masalah
bersama di kawasan Asia Tenggara. Organisasi ini bertujuan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan
kebudayaan negara-negara anggotanya, memajukan perdamaian dan stabilitas di
tingkat regionalnya, serta meningkatkan kesempatan untuk membahas perbedaan di
antara anggotanya dengan damai. Indonesia banyak berperan aktif dalam berbagai
organisasi Internasional, terutama di kawasan Asia Tenggara.Selain itu Indonesia
juga menjalin kerja sama bilateral dengan beberapa Negara khusus. Dalam menjalin
hubungan Internasional Indonesia menggunakan politik luar negeri bebas aktif.
Indonesia adalah Negara terbesar di Asia Tenggara dan memegang peranan penting
dalam hal keamanan dan stabilitas di Asia Tenggara.
Peran Indonesia dalam ASEAN hingga saat ini tidak pernah surut. Bahkan
ASEAN merupakan prioritas utama dalam politik luar negeri Indonesia.berikut peran
Indonesia dalam ASEAN,yaitu:

1. Sebagai salah satu pendiri ASEAN


Indonesia adalah salah satu dari lima negara pemrakarsa berdirinya ASEAN.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa dasar berdirinya ASEAN adalah
deklarasi Bangkok, dimana deklarasi tersebut ditanda tangani oleh menteri luar negri
dari kelima negara pendiri ASEAN, Yaitu :

7
 Adam Malik dari Indonesia
 Narsisco Ramos dari Filipina
 Tun Abdul Razak dari Malaysia
 Rajaratnam dari Singapura
 Thanat Koman dari Thailand

Sedangkan isi Dari Deklarasi Bangkok yang menjadi dasar berdirinya ASEAN
adalah:
 Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan
kebudayaan di kawasan Asia Tenggara
 Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional
 Meningkatkan kerja sama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam
bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi
 Memelihara kerja sama yang erat di tengah – tengah organisasi regional dan
internasional yang ada
 Meningkatkan kerja sama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian di
kawasan Asia Tenggara

Indonesia telah dianggap sebagai tulang punggung ASEAN oleh beberapa


negara yang berada di luar ASEAN, dimana Indonesia telah mampu menciptakan
stabilitas regional di kawasan Asia Tenggara.
2. Sebagai Salah Satu Pemimpin ASEAN
Pada Zaman Orde Baru yaitu pada masa kepemimpinan Presiden Suharto
(tahun 2004), Indonesia menjadi pemimpin ASEAN, dimana dengan gaya
kepemimpinannya Indonesia mampu menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan
negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Selain itu, Indonesia juga memperkenalkan doktrin ketahanan nasional pada
pertemuan ASEAN ministerial meeting ke-5 di Singapura melalu menteri luar negeri
Adam Malik. Hal tersebut ditujukan untuk mempertegas tujuan ASEAN.

8
Indonesia juga telah menyampaikan makalah yang berjudul reflection dalam
rangka mengajak para anggota ASEAN yang lain untuk mengevaluasi kesepakatan
ekonomi sebelumnya, dimana kesepakatan tersebut berkaitan dengan program
kerjasama sektoral di berbagai bidang.
Selain itu, pada masa kepemimpinannya, Indonesia telah berhasil
menyelenggarakan serangkaian pertemuan seperti :
 Asean Ministerial Meeting (Pertemuan Tingkat Menteri Asean)
 Asean Regional Forum (Forum Kawasan Asean)
 Pertemuan kementerian kawasan yang membahas mengenai penanggulangan
berbagai masalah yang terjadi, dan lain sebagainya.

3. Sebagai Tuan Rumah KTT Asean


Indonesia telah mendapatkan kepercayaan untuk mengadakan beberapa kali
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN. Adapun KTT ASEAN yang pernah
diselenggarakan di Indonesia antara lain adalah :
a. KTT ASEAN Pertama
KTT ini diselenggarakan di Bali pada tanggal 24 Februari 1976. Dalam KTT
ini dihasilkan dua dokumen penting ASEAN.
1) Deklarasi ASEAN Bali Concord I berisi berbagai program yang akan menjadi
kerangka kerja sama ASEAN selanjutnya. Kerja sama ini meliputi bidang politik,
ekonomi, sosial budaya dan keamanan.
2) Perjanjian dan kerjasama. Dalam perjanjian ini disepakati prinsip-prinsip dasar
dalam hubungan satu sama lain. Prinsip ini antara lain, tidak campur tangan urusan
dalam negeri satu sama lain, menyelesaikan perselisihan dengan cara damai, dan
menolak penggunaan ancaman/kekerasan.
c. KTT ASEAN kesembilan
KTT ASEA kesembilan di selenggarakan di Bali pada tanggal 7 Oktober
2003. dalam KTT ini dihasilkan Deklarasi ASEAN Bali Concord II, sebagai
kelanjutan dari Bali Concord I 1976. Bali Concord II berfungsi memperkuat Visi
ASEAN 2020. Dalam Bali Concord II ditetapkan Komunitas ASEAN yang

9
didasarkan atas tiga pilar yaitu, Komunitas Keamanan ASEAN (ASC), Komunitas
Ekonomi ASEAN (AEC), dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASCC).
Tiga orang tokoh dari Indonesia yang pernah menjabat sebagai sekertaris jendral
ASEAN adalah H. R. Dharsono (1977-1978), Umarjadi Nyotowijono (1978-1979),
dan Rusli Noor (1989-1992).
b. Pertemuan informal pemimpin negara ASEAN pertama
Pertemuan di laksanakan di Jakarta pada tanggal 30 November 1996.
Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari keputusan yang dihasilkan dalam KTT
ke-5 ASEAN di Bangkok pada bulan Desember 1995.
4. Mampu menciptakan perdamaian di kawasan Asia Tenggara
Indonesia telah banyak membantu menjaga perdamaian khususnya di kawasan
Asia Tenggara, yaitu dengan membantu penyelesaian konflik-konflik yang dialami
oleh negara anggota ASEAN lainnya.
1. Pada tahun 1987, Indonesia menjadi penengah saat terjadinya konflik antara
Kamboja dan Vietnam yang pada akhirnya pada tahun 1991 dalam Konferensi
Paris, kedua negara tersebut menyepakati adanya perjanjian damai.
2. Indonesia menjadi penengah antara Moro National Front Liberation (MNFL)
dengan pemerintah Filiphina, yang pada akhirnya kedua belah pihak tersebut
sepakat untuk melakukan perjanjian damai yang dilakukan pada pertemuan di
Indonesia.

D. Peran Serta Indonesia dalam Gerakan Non-Blok

Gerakan Non-Blok (GNB) terbentuk dikarenakan adanya dua kekuatan besar


di dunia, yaitu Blok Barat dan Blok Timur. gerakan Non-Blok sendiri bermula dari
sebuah Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika sebuah konferensi yang diadakan
di Bandung, Indonesia, pada tahun 1955. Di sana, negara-negara yang tidak berpihak
pada blok tertentu mendeklarasikan keinginan mereka untuk tidak terlibat dalam
konfrontasi ideologi Barat-Timur. Pendiri dari gerakan ini adalah lima pemimpin
dunia:

10
a. Presiden Josip Broz Tito (Yugoslavia)
b. Perdana Menteri Pandith Jawaharlal Nehru (India)
c. Presiden Gamanl Adul Nasser (Mesir)
d. Presiden Sukarno (Indonesia)
e. Presiden Kwame Nkrumah (Ghana)

GNB mempunyai arti yang khusus bagi bangsa Indonesia yang dapat
dikatakan lahir sebagai Negara netral, yang tidak memihak. Tujuan Gerakan Non-
Blok adalah mengusahakan dan mengembangkan kehidupan masyarakat anggotanya
dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial yang tertinggal di Negara maju. Indonesia
pernah menjadi tuan rumah penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non-
Blok ke-10 pada tanggal 1-6 September 1992 di Jakarta. Peran Indonesia dalam
Gerakan Non-Blok adalah sebagai berikut:
a. Salah satu ini inisiator aktif terbentuknya GNB.
b. Menjadi anggota aktif dalam berbagai aktivitas organisasi GNB.
c. Membawa GNB tidak larut dalam poros kekuatan adidaya dunia.
d. Mencegah timbulnya konflik bersenjata antara negara di dunia.
e. Menumbuhkan kerja sama sesame Negara anggota GNB.
f. Mendorong upaya mewujudkan perdamaian di berbagai kawasan konflik
antar negara di dunia.
Gerakan Non-Blok (GNB) merupakan wadah yang tepat bagi negara-negara
berkembang untuk memperjuangkan cita-citanya dan untuk itu Indonesia senantiasa
berusaha secara konsisten dan aktif membantu berbagai upaya kearah pencapaian
tujuan dan prinsip-prinsip Gerakan Non-Blok.
Berikut prinsip-prinsip dalam Gerakan Non-Blok:
1. Saling menghormati integritas teritorial dan kedaulatan.
2. Perjanjian non-agresi.
3. Tidak mengintervensi urusan dalam negeri negara lain.
4. Kesetaraan dan keuntungan bersama.
5. Menjaga perdamaian.

11
Bab III
Penutup

A. Kesimpulan
Organisasi internasional dapat diartikan sebagai organisasi beberapa
negara yang berkedudukan sebagai subyek hukum internasional dan
mempunyai kapasitas untuk membuat perjanjian internasional dengan tujuan
untuk menjaga perdamaian di dunia.
Ada beberapa macam Organisasi Internasional dan peran Indonesia
didalamnya, antara lain :
1. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Secara tidak langsung, Indonesia ikut menciptakan perdamaian dunia
melalui kerja sama dalam ASEAN, maupun Gerakan Non Blok.
2. Association of Southeast Asian Nations (ASEAN)
Indonesia berusaha membantu pihak-pihak yang bersengketa untuk
mencari penyelesaian dalam masalah Indocina. Indonesia berpendapat bahwa
penyelesaian Indocina secara keseluruhan dan Vietnam khususnya sangat
penting dalam menciptakan stabilitas di kawasan Asia Tenggara.
3. Gerakan Non Blok (GNB)
Peranan Indonesia dalam Gerakan Non Blok ikut memprakarsai
berdirinya Gerakan Non Blok dengan menandatangani Deklarasi Beograd
sebagai hasil Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok I pada tanggal 1-6
September 1961.

12
B. Saran
Kita sebagai warga Negara Indonesia dan sesama manusia seharusnya saling
menghargai dan menghormati segala perbedaan yang ada, karena dari menghargai
dan menghormati, perdamaian dapat terjadi. Apabila tidak adanya Perdamaian, Dunia
ini akan dalam keadaan kacau, penderitaan dan kesengsaraan akan terjadi di seluruh
belahan dunia. Oleh karena itu penting bagi kita untuk turut berpartisipasi dalam
menjaga perdamaian dunia dengan cara mendukung tindakan Pemerintah dan Negara
dalam hal menjaga perdamaian dunia.

13
Daftar Pustaka

Sumber buku : Buku paket Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


SMA/MA/SMK/MAK kelas XI kurikulum 2013 edisi revisi 2017
Ayo Belajar – Pendidikan kewarganegaraan, Kanisius, Yogyakarta, 2009
https://id.wikipedia.org/wiki/Perdamaian_dunia
https://guruppkn.com/peran-indonesia-dalam-asean
http://www.markijar.com/2017/05/12-peranan-indonesia-dalam-perserikatan.html
https://www.padamu.net/politik-luar-negeri-indonesia-bebas-aktif
https://www.slideshare.net/mobile/gatulzphoenixx/gerakan-non-blok-16484477
https://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/95038/potongan/S3-2016-294117-
introduction.pdfs

14
15

Anda mungkin juga menyukai