Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Arus searah adalah arus listrik yang nilainya tidak berubah. Arah


pengaliran arus listriknya hanya positif atau hanya negatif saja. Arus searah
didefinisikan sebagai arus listrik yang mempunyai nilai tetap atau konstan
terhadap satuan waktu. Nilai ini ditinjau dari pengaliran arus listrik pada waktu
yang berbeda dan akan selalu mendapatkan nilai yang sama. [2] Sumber tegangan
listrik dan arus searah diperoleh dari elemen-elemen seperti elemen volta, baterai,
dan akumulator, yang merupakan suatu energi listrik yang mengalir secara merata
pada setiap saat. Alat pengukur tegangan dan arus searah yaitu
jenis kumparan berputar yang terdiri dari sebuah kumparan yang berada dalam
suatu medan magnet permanen. Kumparan yang disanggah oleh sumbu yang
dilengkapi dengan pegas, apabila dialiri arus maka kumparan tersebut akan
berputar. Pada saat momen putar yang timbul akibat adanya interaksi antara
medan magnet dan arus listrik kumparan maka perputaran tersebut akan mencapai
kedudukan tertentu. Terjadinya defleksi maksimum disebabkan oleh arus listrik
maksimum yang diperbolehkan mengalir pada kumparan. Untuk mendapatkan
kumparan yang ringan, maka harus dibuat dari kawat yang halus sehingga arus
listrik yang mengalir padanya sangat terbatas dan disebut
dengan resistansi internal alat ukur.
Thomas Alva Edison merupakan orang pertama yang melakukan
penyaluran tenaga listrik arus searah secara komersial pada akhir abad ke-19.
Tetapi semakin berkembangnya teknologi, listrik arus bolak-balik lebih mudah
digunakan dibandingkan dengan listrik arus searah dalam melakukan penyaluran
dan pembagian tenaga listrik. Hal ini membuat arus searah tidak memiliki
penggunaan dalam skala besar pada sistem tenaga listrik.
Sumber arus searah merupakan sumber energi listrik yang dapat
menimbulkan arus listrik yang besar dan arahnya selalu tetap. Sumber arus searah
diperoleh dari proses kimia yang disebut elemen-elemen elektrokimia. Elemen

1
elektrokimia dibagi menjadi dua golongan, yaitu elemen primer dan elemen
sekunder. Contoh elemen primer yaitu : elemen volta, elemen Leclance,
elemen kering, elemen alkalin, dan elemen raksa, sedangkan contoh elemen
sekunder adalah akumulator.
Sumber lain arus searah yaitu generator arus searah. Generator merupakan
alat yang dapat mengubah energi mekanik menjadi energi listrik ditandai dengan
terjadinya peristiwa induksi. Dengan mengubah bentuk cincin terminalnya, maka
generator arus searah dapat menghasilkan gaya gerak listrik induksi ke satu arah
dan cincin ini disebut cincin belah atau komutator. Di dalam makalah ini di
pelajari tentang pembangkitan arus searah seperti prinsip dan karakteristik dari
generator searah, penyaluran daya arus searah, dan kerugian dan
rendemen/efisiensi dari arus searah.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan dari Latar belakang tersebut, maka dapa diambil rumusan
masalahnya yaitu :
1. Bagaimana Prinsip dan Karakteristik dari generator searah?
2. Bagaimana penyaluran daya arus searah?
3. Bagaimana kerugian dan rendemen/efisiensi dari arus searah?

1.3. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui tentang Arus Searah.
2. Untuk mengetahui tentang prinsip dan karakteristik generator searah.
3. Untuk menambah wawasan tentang penyaluran daya arus searah.
4. Untuk mengetahui tentang kerugian dan rendemen/efisiensi arus searah?

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pembangkitan

Untuk arus searah pembangkitan itu ada dua yaitu :


- Generator Arus Searah
Digunakan pada daya-daya yang cukup besar
- Elemen-elemen elektrokimia, fotosel
Digunakan pada daya-daya yang kecil
Contoh : solar cell/sel surya

A. Generator Arus Searah


A.1. Prinsip Induksi Elektromagnetik :
Jika suatu berada dalam medan magnet yang di putar, maka pada
konduktor tersebut akan terinduksi gaya gerak listrik (ggl).
Besarnya GGL yang timbul tergantung kepada kecepatan perputaran dan
arahnya berdasarkan hukum Lentz yaitu : akan mempunyai arah sedemikian
hingga bertentangan dengan arah yang menyebabkan.
Besarnya GGL yang timbul akan memberikan arus (jika mungkin, yaitu
bila rangkaian tertutup). Dan arus ini akan membangkitkan kembali medan
magnet, memperbesar medan magnet, demikian seterusnya, sehingga dihasilkan :


e induksi = : hukum induksi
dt

A.2. Prinsip Induksi Homopolar/a-Acylis


Sebuah keping yang berbentuk lingkaran dan benda dalam medan magnet
diputar porosnya. Arah GGL yang timbul ditentukan oleh aturan tangan kanan
yaitu : bila arah dari garis-garis gaya menembus telapak tangan dan ibu jari

3
menunjukkan arah dari perputaran, maka jari-jari yang direntangkan menunjukkan
arah GGL.

Pada keping akan terjadi pengelompokan muatan yaitu :


- Muatan positif pada porosnya
- Muatan negatif pada tepinya
Untuk suatu perputaran dan kuat medan yang konstan akan dihasilkan GGL
induksi yang konstan pula.

ω
ϕ=B. . x .r 2 t

B . r2
ϕ= . ωt
2

e ind =
dt

B . r2
e ind = .ω
2
Dimana :
e ind yang dihasilkan mempunyai nilai terbatas
r : jari-jari keping
B : Kuat magnet
ω : Kecepatan sudut

A.3. Prinsip Induksi Heteropolar/Acylis


Sepotong kawat berada dalam medan magnet yang diputar pada
sumbunya, kawat tersebut akan memotong garis-garis gaya dan fluks yang
dilingkupinya sebesar :

4
= maksimum

=
=0

dimana
Pada saat :
GGL max
GGL nol
GGL min

GGL yang terjadi merupakan fungsi sinus (arus bolak-balik), untuk itu
perlu di ubah dengan menggunakan komutator.

Medan magnet mesin arus searah :

5
1. Magnet permanen
2. Magnet listrik (elektromagnet)
Magnet listrik mempunyai dua tipe yaitu :
- Berpenguatan bebas
- Berpenguatan sendiri

A.4. Generator Berpenguatan Bebas


Generator ini penguatannya diambil dari sumber di luar generator tersebut,
misalnya dari baterai atau generator arus searah lainnya.

A.5. Generator Berpenguatan Sendiri


Besi selalu mempunyai sedikit medan magnet setelah besi tersebut di berik
penguatan medan yang disebut dengan medan reumanent (reumanent magnetism).
Jika sebuah kumparan berputar dalam medan tersebut akan timbul GGL
dan arus yang kecil (bila rangkaian tertutup). Arus kecil yang timbul tadi akan
menyebabkan pertambahan GGL yang akan menimbulkan penambahan arus, dan
siklus ini berlangsung terus, hingga dapat menghasilkan GGL yang cukup besar.
Peristiwa ini disebut dengan built up voltage.

Mesin arus searah berpenguatan sendiri dibagi menjadi 3 tipe yaitu :

A.5.1. Mesin Arus Searah Seri :


Bila kumparan penguat di serikan dengan kumparan jangkar

I a=I l=I s

E=U . I a . R a

E=c . n . ∅

6
A.5.2. Mesin Arus Searah Shunt :
Bila kumparan penguat di paralelkan dengan kumparan jangkar

I a=I l+ I f

U
If =
Rf

E=U . I a . R a

E=c . n . ∅

A.5.3. Mesin Arus Searah Kompon (coumpund)


Bila ada dua kumparan penguat. Satunya seri, dan satunya paralel dengan
kumparan jangkar.

U =I f . R f

E=U + I a . Ra + I s . R s

I a=I f + I L

E=c . n . ∅

Untuk mesin arus searah tipe kompon ada beberapa macam :


- Bila penguat seri dapat membantu penguat shunt, maka disebut : Kompon
bantu.
- Bila penguat seri melawan penguat shunt, maka disebut : Kompon lawan.
- Bila tegangan yang dihasilkan selalu rata/konstan meskipun arus beban
bertambah besar, disebut : kompon rata.

7
Kompon Pendek

Kompon Panjang

B. Reaksi Jangkar (Armature Reaction)

Karena adanya kumparan pada jangkar, maka akan timbul medan jangkar.
Medan jangkar( ϕ a ¿ yang timbul ini akan menimbulkan bunga api pada sikat.
Reaksi yang ditimbulkan ini disebut reaksi jangkar .

ϕ a = medan yang disebabkan oleh jangkar /medan jangkar


ϕ b = medan yang disebabkan oleh magnet / medan utama sehingga terjadi
pergeseran medan total sebesar α

Sin α = ϕ a / ϕ t

Diusahakan agar α sekecil mungkin atau bisa juga dengan mengkompensir


dengan medan lain.

8
Syarat-syarat untuk mengurangi reaksi jangkar :
1. Dengan memasang kutub bantu (comutating pole) sehingga arus yang
melalui jangkar dilewatkan dahulu melalui kutub bantu.
2. Dengan menggeserkan letak sikat, untuk generator sesuai dengan arah
perputarannya, dan untuk motor berlawanan dengan arah putarannya.
3. Dengan memasang kumparan kompensasi pada kutub-kutubnya.

Sikat dibuat dari bahan yang lebih lunak dari lamel ( supaya sikat yang bisa rusak)
yaitu :
- Carbon
- Carbon – Grafit
- Grafit
- Carbon – Grafit – Cu (tembaga)

C. Komutasi
Untuk menyearahkan GGL dari bentuk sinusoida menjadi bentuk searah maka
dilakukan proses komutasi. Komutasi dilakukan pada saat harga e = 0 atau pada
saat sikat berada pada garis netral.
Umunya pada saat komutasi sering terjadi bunga api yang dapat merusak
borstelnya karena ada arus hubung singkat. Bunga api timbul karena adanya

9
Perubahan arah daripada arus yang menimbulkan tegangan : induksi sendiri
pada sikat / pada lilitan kolektor.
e L =−L . di /dt
Sebab-sebab timbulnya bunga api :
- Mekanis :
a. Bentuk kolektor sudah tidak bulat lagi
b. Lamel-lamel menonjol keluar / tidak rata
c. Mika lamel sudah habis maka penyekat menonjol keluar

- Elektris :
a. Arus yang mengalir dalam jangkar terlalu besar
b. Perputaran terlalu cepat
c. Terjadi kesalahan dalam meletakkan sikat
d. Adanya kesalahan dalam medan penguat maupun dalam lilitan jangkar.
Untuk memperbaikinya ada beberapa cara yaitu :
1. Menempatkan kutub bantu sejajar dengan bidang kumparan yang hendak
di komutasi.
2. Memperbesar tahanan dari rangkaian yang dihubungkan yaitu dengan
menggunakan sikat dari bahan yang mempunyai tahanan cukup tinggi.

D. Karakteristik
Karakteristik adalah suatu gambar grafik yang menyatakan hubungan
antara dua harga besaran listrik yang menentukan sifat-sifat dari sebuah mesin
listrik.
Dengan mengetahui sifat-sifat dari setiap mesin listrik, maka
penggunaannya dapat disesuaikan sehingga mesin listrik dapat bekerja secara
efisien.

10
D.1. Generator Berpenguatan Bebas

Nama-nama jepitan :
- Jangkar : B-b
- Kutub bantu : C-c
- Kutub utama : E-e
Huruf besar : positif ( + )
Huruf kecil : negatif ( - )

Pada kumparan penguat dipasang tahanan pengatur dalam seri yaitu : t, s, q.


Kawat q gunanya untuk menghindari s terbakar, karena bila s dibuka dengan tiba-
tiba akan terjadi e induksiyang cukup besar mengakibatkan timbulnya bunga api. Bila
ada kawat q maka arus melalui kawat q yang dihubungkan singkat. Arus ini makin
lama makin kecil hingga menjadi nol. Kawat q disebut kawat hubungan singkat.
Tahanan pengatur gunanya untuk mengatur arus yang melalui kumparan
penguat juga mengatur medan dan mengatur GGL. Besarnya GGL yang timbul
merupakan:
E=c.n.ϕ
c = konstanta

D.1.1. Karakteristik Beban Nol


Karakteristik beban nol adalah suatu besaran dimana E adalah fungsi dari I m
dengan perputaran tetap dan arus jangkar = 0.

E=E(I m ); n=c ; I a=0


I m=I f =arus yang melalui kumparan penguat
n= perputaran

11
E = GGL

Generator : U = E - I a . Ra
I a=0
U = E = tegangan Jepit
Pada generator U < E.
Untuk harga n yang tetap E sebanding Φ
Φ sebanding dengan arus penguat

Maka karakteristik yang didapat adalah E sebagai fungsi dari I m (arus penguat).
E=E( I m )  sama bentuknya dengan grafik B = B (H)

Lengkungan ke atas dan lengkungan ke bawah tidak akan berimpit. Ini disebabkan
karena gejala hysterisis.

D.1.2. Karakteristik Berbeban


I a=¿ arus yang melalui kumparan jangkar
n=¿ putaran
U = tegangan jepit
I m = arus penguat

U = U (I m¿ ; n ; I a

12
Karena adanya arus yang mengalir melalui kumparan jangkar, maka karakteristik
akan dipengaruhi oleh :
1. I a menyebabkan medan jangkar yang kemudian menyebabkan reaksi
jangkar .
2. I amenyebabkan kerugian tegangan pada jangkar.

D.1.3. Karakteristik Luar


U = U (I a¿ ; n ; I m

Harga daripada U (tegangan jepit) akan lebih kecil daripada harga E. Hal ini
disebabkan karena adanya reaksi jangkar dan rugi tegangan di jangkar. Makin
besar arus jangkar, maka makin besar kerugian tegangan tersebut. Untuk
mendapatkan karakteristik luar, dapat diturunkan dari karakteristik beban nol.

D.1.4. Karakteristik Pengatur

I a=I a ( I m) U, n atau I m=I m ( I a) U, n

13
Disebut pengatur karena bagaimana cara mengubah harga dari arus penguat
luar
Pada berbagai beban supaya tegangan jepit selalu konstan. Apabila diketahui
harga I a bertambah besar, maka harga U akan menurun. Hal ini dihindari dengan
menaikkan harga I m. Karakteristik pengatur ini dapat diturunkan dari karakteristik
beban nol atau karakteristik luar.

D.1.5. Karakteristik Hubung Singkat


Karakteristiknya sama dengan karakteristik pengatur, dan ini merupakan
keadaan istimewa dari karakteristik pengatur, dimana tegangan jepit = 0
I a=I a ( I m), U=0, n

D.2. Generator Berpenguatan sendiri


Generator berpenguatan sendiri adalah generator yang arus penguatnya
diperoleh dari generator itu sendiri.

D.2.1. Generator Shunt

T – s : tahanan pengatur
q : kawat hubung singkat
f – F : tahanan penguat shunt

Dengan mengubah tahanan pengatur maka tegangan generator akan bertambah.

14
E=U + I a . Ra

E=c . n . ϕ
I a=I l+ I f

I f =U / Rf

D.2.1.1.Karakteristik Beban Nol

E = E( I m) n, I = 0

Perlu dibedakan antara arus beban I latau I dan arus jangkar I a. Bila harga I = 0
maka I a= I m cukup kecil sehingga dapat dianggap generator tak berbeban.
Tercapainya tegangan pada generator shunt karena adanya magnet tinggal
(reumanent magnetism) yang akan menimbulkan GGL, sering pula disebut built
up voltage. Harga GGL akan terus naik sampai suatu harga yang tertentu. Harga
tersebut ditentukan oleh tahanan magnet ( Rm ¿ yang dapat dari rumus :

Rm = E / I m E = U + I a . Ra

Grafik dari pada Rm akan merupakan garis lurus yang melalui titik O dan garis ini
disebut garis tahanan.

Bila pada perputaran n, GGL = Eo dan pada


perputaran nl , GGL = Eol , maka :
nl
Eol = .E
n o

15
D.2.1.2 Karakteristik Luar :
U = U ( I a ¿ n, Rm
Bila I asemakin besar, maka U menurun. Dan bila diteruskan penambahan
beban, maka pada suatu saat tegangan akan menurun dengan cepat dan akhirnya
menjadi nol. Bila hal tersebut terjadi maka beban disebut telah mencapai titik
kritis.

1. Karakteristik luar dengan penguatan terpisah


2. Karakteristik luar dengan penguatan sendiri

D.2.1.3. Karakteristik Pengatur


Bentuk Karakteristik pengatur sama dengan generator terpisah, hanya letak
dari grafik lebih rendah.

D.2.1.4. Karakteristik Hubung Singkat dan Karakteristik beban


Kedua Karakteristik tersebut sama seperti generator penguatan terpisah
atau bebas.

D.2.2. Generator Seri


Pada generator seri, prinsip terjadinya GGL sama seperti generator shunt.
Dengan kumparan penguat sedemikian diserikan dengan kumparan jangkar,
sehingga I = I a= I m

16
E=U + I a .( R s + Ra )
E=c . n . ϕ
I a=I s=I l

Generator seri memiliki karakteristik yang sama seperti generator


penguatan bebas / terpisah, namun pada karakteristik luarnya berbeda karena pada
generator seri, arus beban akan menyebabkan timbulnya reaksi jangkar dan juga
rugi tegangan jangkar yang dinyatakan dengan segitiga karakteristik.

D.2.3. Generator Kompon / Compound :


Ada beberapa tipe generator kompon :
- Generator kompon bantu  bila kumparan seri membantu kumparan shunt
- Generator kompon lawan  bila kumparan seri melawan kumparan shunt.
Selain itu ada :
- Generator kompon shunt panjang
- Generator kompon shunt pendek
)

Shunt Panjang

Shunt pendek

Karakteristik beban nol dari generator kompon hampir sama dengan


karakteristik beban nol dari generator shunt. Karakteristik luar tergantung dari
macam generator kompon tersebut.

17
D.2.3.1. Karakteristik Luar

Bentuknya tergantung dari macam generator kompon :


1. Kompon lebih : kumparan seri > kumparan jangkar
2. Kompon rata : kumparan seri dapat mengimbangi kumparan jangkar
3. Kompon kurang : kumparan seri < kumparan jangkar.

D.2.3.2. Karakteristik berbeban


Berbeban

Karakteristik berbeban generator kompon letaknya lebih tinggi dari


karakteristik beban nol, karena arus akan memperkuat GGL, misalnya untuk GGL

18
sebesar OR diperlukan arus penguat OA. Untuk menghilangkan reaksi jangkar,
maka arus penguat diperbesar sebesar AB. Dengan adanya lilitan seri, maka arus
penguat diperkecil misalnya PS. Kerugian tegangan PQ  titik Q adalah titik
pada karakteristik beban.

D.2.3.3. Karakteristik Pengatur :


Hampir sama seperti melukis karakteristik pengatur generator dengan
penguatan terpisah.

E. Kerja Paralel Dari Generator


Untuk memberi tenaga pada suatu beban kadang- kadang diperlukan kerja
pararel dari dua atau lebih generator. Pada penggunaan beberapa buah mesin perlu
dihindari terjadinya beban lebih pada salah satu mesin. Kerja pararel generator
juga diperlukan untuk meningkatkan efisiensi yang besar pada perusahaan listrik
umum yang senantiasa memerlukan tegangan yang konstan. Untuk hal-hal yang
khusus sering dinamo dikerjakan pararel dengan aki, sehingga secara teratur dapat
mengisi aki tersebut.

Tujuannya adalah :
1. Untuk memperbesar kekuatan sumber daya kalau pembebanan bertambah
besar. Misal : generator 100 kVA dipakai untuk melayani beban 150 kVA.
Maka generator 100 kVA yang lain dipasang paralel dengan generator
pertama.
2. Jika suatu mesin dihentikan karena adanya kerusakan, maka harus ada
penggantinya supaya aliran tidak terputus, untuk itu diperlukan kerja
paralel.

Yang penting adalah diperhatikan unsur kerja paralel adalah bagian dari
karakteristik luar dari mesin generator tersebut.

Ada 3 macam kemungkinan untuk melakukan kerja paralel :

19
1. Generator arus searah bekerja paralel dengan jala-jala yang sangat kuat.
2. Generator arus searah bekerja paralel dengan generator arus searah yang
lain.
3. Generator arus searah bekerja paralel dengan baterai.

E.1. Generator Arus Searah dengan Jala- Jala yang Sangat Kuat
Jala-jala yang sangat kuat, karakteristik luarnya akan berupa suatu garis lurus
yang sejajar dengan sumber arus. Generator yang cocok untuk kerja paralel
dengan jala-jala adalah :

- Generator tipe berpenguatan bebas


- Generator tipe shunt

Generator tipe seri dan generator tipe kompon kurang sesuai. Untuk generator
kompon masih dapat dilaksanakan untuk kerja paralel asalkan komponen seri
tidak sesuai.

E.2. Generator Arus Searah Dengan Generator Arus Searah yang Lain

Generator dengan penguatan bebas sangat sesuai bila bekerja paralel dengan
generator penguatan bebas lain. Generator seri yang bekerja paralel dengan
generator seri lainnya dapat dilaksanakan asal hubungannya sebagai berikut :

20
Bila suatu perputaran dari generator (G 2) menurun, maka arus Perata tidak
mengurangi tegangan tetapi justru memperbesar penguatannya. Sehingga
tegangan jepit dari G 2 tidak sampai menurun terlalu besar.
Di pihak lain, arus Perata akan mengurangi penguatan dari G1 dan akan
mengakibatkan tegangan G1 akan menurun sehingga tegangan di antara kedua
generator tersebut tidak banyak berbeda atau hampir sama sehingga dapat bekerja
paralel dengan baik.
E =c.n.Φ
Φ=E/(c.n)

- Generator kompon dengan generator kompon lain

Bila suatu saat perputaran generator kedua menurun, maka arus Perata yang
terjadi akan mengalir melalui hubungan Perata yaitu melalui jangkar dari
generator pertama dan Kembali kepada jala-jala. Dengan demikian arus Perata
tersebut tidak mengurangi sumber dari penguatan, sehingga tegangan dari G 2 tidak
jadi berkurang.

E.3. Generator Arus Searah dengan Baterai

Proses kerja Paralelnya sama dengan proses pengisian elemen. Kerugian yang
tetap (tidak bergantung beban) adalah kerugian besi dan kerugian mekanik.

2.2. Penyaluran Daya Arus Searah

PENYALURAN
21

PEMBANGKITAN PENGGUNAAN
Pada umumnya penyaluran daya atau tegangan listrik menggunakan kawat
penghantar atau kawat transmisi. Bahan yang dipergunakan pada umumnya
tembaga dan alumunium. Karena menggunakan kawat penghantar yang
mempunyai harga R maka akan timbul kerugian-kerugian berupa :
- Kerugian Tegangan : U = I . Rk Rk =¿ R kawat

- Kerugian Daya : P = I 2 . Rk
R kawat menentukan besar kecilnya kerugian tersebut.

R = ρ . l/ A

Mengatasi kerugian tegangan ditentukan oleh l dan A.


Menurut Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) maka % kerugian tegangan
ditentukan sebagai berikut :
- Untuk instalasi penerangan maksimum kerugian daya atau tegangan

1
sebesar 2 %
2
- Untuk motor-motor dengan karakteristik shunt maksimum 5%
- Untuk motor-motor dengan karakteristik seri maksimum 10%

Makin jauh penyaluran makin besar kerugian, makin besar luas penampang
kawat kerugian kecil.
Jika diketahui jarak pembangkit ke pemakai, maka faktor “l” harus dikalikan
dua. Ini hanya berlaku untuk saluran satu phasa yang menggunakan satu kawat
kirim dan satu kawat balik.

l
ΔU =I . Rk  ΔU =I . ρ
A

22
U g=U p + ΔU
Pg =P p + Δ P
Di mana :
Ug = tegangan generator
Up = tegangan beban
ΔU = rugi tegangan kawat
Pg = daya generator
Pp = daya beban
ΔP = rugi daya kawat

I . Rk
% ΔU= × 100 %
U
I 2 . Rk % Δ U=% ∆ P
= ×100 %
U.I
ΔP
= × 100 %
P
= %Δ P
P. R P.l .ρ
% ΔU = 2
× 100 % = ×100 %
U A .U 2

2.3. Kerugian dan Rendemen / Efisiensi

Tiap kali suatu macam usaha diubah menjadi usaha lain, selalu dialami
kerugian. Misalnya:
1. Mengubah usaha mekanik yang diberikan oleh motor diesel, diubah
di dalam dinamo (generator) menjadi energi listrik,
2. Mengubah usaha listrik menjadi panas.
3. Mengubah usaha listrik menjadi usaha kimiawi , dalam pengisian
baterai akumulator oleh generator arus searah.
Dalam pelaksanaan pengubahan ini semua mengalami kerugian. Dalam
pengubahan yang pertama di atas terjadi kerugian pada bantalan. Di sini

23
sebagian dari tenaga yang masuk, karena gesekan diubah menjadi panas. Dan di
dalam lilitan, sebagian dari tenaga listriknya berubah menjadi panas.
Dalam pengubahan kedua, terjadi kerugian karena sebagian dari
panasnya hilang memancar tak berguna. Dalam pengubahan ketiga, terjadi
kerugian karena sebagian dari tenaga listriknya berubah menjadi panas.
Perbandingan antara daya yang diberikan oleh pesawat yang dapat berguna
dan yang dimasukkan ke dalam pesawat itu disebut : daya guna atau efisiensi
(rendemen).

Macam- macam kerugian tembaga :

- Kerugian tembaga dalam lilitan penguat shunt / penguatan bebas :


Pm =I m2 . R m
- Kerugian tembaga pada jangkar :
Pa=I a2 . R a
- Kerugian tembaga dalam lilitan penguat seri :
Pfs =I a2 . R fs
- Kerugian dalam tahanan pengatur :
Pr =I r 2 . Rr

Kerugian besi :
a. Hysteresis
b. Arus putar

24
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil yaitu :
1. Arus searah adalah arus listrik yang nilainya tidak berubah.
2. Untuk pembangkitan arus searah ada dua tipe yaitu Generator searah dan
Elemen-elemen elektrokimia.
3. Generator arus searah terbagi menjadi 2 yaitu generator berpenguatan
bebas dan generator berpenguatan sendiri.
4. Setiap jenis generator memiliki karakteristiknya masing-masing.
5. Pada penyaluran arus searah diketahui bahwa makin jauh penyaluran
makin besar kerugian, makin besar luas penampang kawat maka kerugian
kecil.
6. Efisiensi / Rendemen adalah perbandingan antara daya yang diberikan
oleh pesawat yang dapat berguna dan yang dimasukkan ke dalam
pesawat.

25
26

Anda mungkin juga menyukai