Anda di halaman 1dari 27

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari penerapan induksi elektromagnetik yaitu pada
Generator merupakan alat yang digunakan untuk mengubah energi gerak
menjadi energi listrik. Penerapan pada dinamo yaitu alat yang digunakan
untuk mengubah energi gerak menjadi energi listrik dalam skala relatif kecil.
Selanjutnya pada transformator yang merupakan alat yang dapat menaikkan
atau menurunkan tegangan listrik arus bolak-balik.

Listrik dalam era industri merupakan keperluan yang sangat vital.


Dengan adanya transformator keperluan listrik pada tegangan yang
sesuai dapat terpenuhi. Dahulu untuk membawa listrik diperlukan kuda.
Kuda akan membawa pembangkit listrik untuk penerangan lapangan ski.
Seandainya transformator belum ditemukan, berapa ekor kuda yang
diperlukan untuk penerangan sebuah kota. Fenomena pemindahan listrik
akan kamu dibahas dalam induksi elektromagnetik.

Jika ada pembangkit listrik didekat rumah, coba perhatikan.


Pembangkit listrik biasanya terletak jauh dari permukiman penduduk. Untuk
membawa energy listrik, atau lebih dikenal transmisi daya listrik, diperlukan
kabel yang sangat panjang. Kabel yang demikian dapat menurunkan
tegangan. Karena itu diperlukan alat yang dapat menaikkan kembali tegangan
sesuai keperluan. Pasti pernah melihat tabung berwarna biru yang dipasang
pada tiang listrik. Alat tersebut adalah transformator yang berfungsi untuk
menaikkan dan menurunkan tegangan.
2

B. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam melakukan percobaan ini antara lain:
1. Bagaimana menentukan besar dan arah arus ggl induksi?
2. Bagaimana menentukan besarnya arus dan tegangan pada kumparan?

B. Pembatasan Masalah
Pada praktikum kali ini mengenai induksi elektromagnetik. Pembahasan
induksi elektromagnetik kali ini akan membahas tentang bagaimana
menentukan besar dan arah arus ggl induksi, dan bagaimana menentukan
besarnya arus dan tegangan pada kumparan.

C. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari melakukan pratikum kali ini antara lain:
1. Menentukan besar dan arah arus ggl induksi.
2. Menentukan besarnya arus dan tegangan pada kumparan

D. Manfaat Praktikum
Pada praktikum kali ini mengenai induksi elektromagnetik. Manfaat
dilakukan praktikum induksi elektromagnetik yaitu dapat menentukan besar
dan arah arus ggl induksi, dan dapat menentukan besarnya arus dan tegangan
pada kumparan.
3

II. LANDASAN TEORI

Pengertian Induksi Elektromagnetik


Induksi Elektromagnetik adalah peristiwa timbulnya arus listrik akibat adanya
perubahan fluks magnetic. Fluks magnetic adalah banyaknya garis gaya magnet
yang menembus suatu bidang.

Seorang ilmuwan dari Jerman yang bernama Michael Faraday memiliki gagasan
bahwa medan magnet dapat menghasilkan arus listrik. Pada tahun 1821 Michael
Faraday membuktikan bahwa perubahan medan magnet dapat menimbulkan arus
listrik. Galvanometer merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya arus listrik yang mengalir. Gaya gerak listrik yang timbul akibat adanya
perubahan jumlah garis-garis gaya magnet disebut GGL induksi, sedangkan arus
yang mengalir dinamakan arus induksi dan peristiwanya disebut induksi
elektromagnetik.

Faktor yang mempengaruhi besar GGL induksi yaitu : (1) Kecepatan perubahan
medan magnet, Semakin cepat perubahan medan magnet, maka GGL induksi
yang timbul semakin besar. (2) Banyaknya lilitan, Semakin banyak lilitannya,
maka GGL induksi yang timbul juga semakin besar. (3) Kekuatan magnet,
Semakin kuat gejala kemagnetannya, maka GGL induksi yang timbul juga
semakin besar.

Proses Terjadinya Induksi Elektromagnetik


Induksi elektromagnetik adalah gejala timbulnya gaya gerak listrik di dalam suatu
kumparan/konduktor bila terdapat perubahan fluks magnetik pada konduktor
tersebut atau bila konduktor bergerak relatif melintasi medan magnetik.
4

Gambar 2.1 Ilustrasi percobaan faraday

Ketika kutub utara magnet digerakkan memasuki kumparan, jarum galvanometer


menyimpang ke salah satu arah (misalnya ke kanan). Jarum galvanometer segera
kembali menunjuk ke nol (tidak menyimpang) ketika magnet tersebut didiamkan
sejenak di dalam kumparan. Ketika magnet batang dikeluarkan, maka jarum
galvanometer akan menyimpang dengan arah yang berlawanan (misalnya ke kiri).
Jarum galvanometer menyimpang disebabkan adanya arus yang mengalir dalam
kumparan. Arus listrik timbul karena pada ujung-ujung kumparan timbul beda
potensial ketika magnet batang digerakkan masuk atau keluar dari kumparan.
Beda potensial yang timbul ini disebut Gaya Gerak Listrik Induksi (ggl induksi).

Ketika magnet batang digerakkan masuk, terjadi penambahan jumlah garis gaya
magnetik yang memotong kumparan (galvanometer menyimpang atau ada arus
yang mengalir). Ketika batang magnet diam sejenak maka jarum galvanometer
kembali ke nol (tidak ada arus yang mengalir). Ketika batang magnet dikeluarkan
terjadi pengurangan jumlah garis gaya magnetik yang memtong kumparan
(galvanometer menyimpang dengan arah berlawanan). Jadi, akibat perubahan
jumlah garis gaya magnetik yang memotong kumparan, maka pada kedua ujung
kumparan timbul beda potensial atau ggl induksi. Arus listrik yang disebabkan
oleh perubahan jumlah garis gaya magnetik yang memotong kumparan
disebut arus induksi.
5

Faktor-Faktor yang Menentukan Besar GGL. Besarnya ggl induksi tergantung


pada tiga faktor, yaitu;
 banyaknya lilitan kumparan
 kecepatan keluar-masuk magnet dari dan keluar kumparan
 kuat magnet batang yang digunakan

Penerapan GGL Induksi dalam kehidupan sehari-hari


Pada induksi elektromagnetik terjadi perubahan bentuk energi gerak menjadi
energi listrik. Induksi elektromagnetik digunakan pada pembangkit energi listrik.
Pembangkit energi listrik yang menerapkan induksi elektromagnetik adalah
generator dan dinamo. Di dalam generator dan dinamo terdapat kumparan dan
magnet. Kumparan atau magnet yang berputar menyebabkan terjadinya
perubahan jumlah garis-garis gaya magnet dalam kumparan.
Perubahan tersebut menyebabkan terjadinya GGL induksi pada kumparan.
Energi mekanik yang diberikan generator dan dinamo diubah ke dalam bentuk
energi gerak rotasi. Hal itu menyebabkan GGL induksi dihasilkan secara terus-
menerus dengan pola yang berulang secara periodik.

Generator listrik
Generator adalah alat untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
Generator ada dua jenis yaitu generator arus searah (DC) atau dynamo dan
generator arus bolak-balik (AC) atau alternator. Generator bekerja berdasarkan
prinsip induksi elektromagnetik yaitu dengan memutar suatu kumparan dalam
medan magnet sehingga timbul GGL induksi.

Gambar 2.2 Generator AC


6

Jika kumparan dengan N buah lilitan diputar dengan kecepatan sudut w, maka
GGL induksi yang dihasilkan oleh generator adalah:

ε = B.A.ω.N.sinθ

GGL induksi akan maksimum jika θ = 90o atau sin θ = 1, sehingga:

ε max = B.A.ω.N

Persamaan di atas dapat ditulis menjadi:

ε = ε max sin θ

Keterangan:
ε = GGL induksi (volt)
εmax = GGL induksi maksimum (volt)
N = jumlah lilitan kumparan
B = induksi magnet (T)
A = luas bidang kumparan (m2)
ω = kecepatan sudut kumparan (rad/s)
t = waktu (s)
θ = ω.t = sudut

Transformator
Transformator atau trafo merupakan alat untuk mengubah (memperbesar atau
memperkecil) tegangan AC berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik yaitu
memindahkan energi listrik secara induksi melalui kumparan primer ke kumparan
skunder. Trafo menimbulkan GGL pada kumparan skunder karena medan magnet
yang berubah-ubah akibat aliran arus listrik bolak-balik pada kumparan primer
yang diinduksikan oleh besi lunak ke dalam kumparan skunder.
7

Gambar 2.3 Transformator step down

Trafo ada dua jenis, yaitu trafo step-up dan step-down. Trafo step-up berfungsi
untuk menaikkan tegangan AC sumber, jumlah lilitan kumparan skunder lebih
banyak dibandingkan jumlah lilitan primer. Trafo step-down berfungsi untuk
menurunkan tegangan AC sumber, jumlah lilitan skundernya lebih sedikit.

𝑉𝑝 𝑁𝑝
=
𝑉𝑠 𝑁𝑠

𝑃𝑠
ɳ= 𝑥 100%
𝑃𝑝
Keterangan:
Np = tegangan primer
Ns = tegangan skunder
Pp = daya primer (Watt)
Ps = daya skunder (Watt)
Ip = kuat arus primer (A)
Is = kuat arus skunder (A)
(Bitar, 2019)

Transformator
Transformator adalah alat untuk menaikkan atau menurunkan tegangan.
Prinsipnya transformator terdiri dari dua buah kumparan yang tersusun.
Kumparan pertama disebut kumparan primer. Kumparan ini dihubungkan dengan
sumber tegangan input. Kumparan kedua disebut kumparan sekunder yang akan
menghasilkan tegangan output.
8

Gambar 2.4 Bagan transformator

Jika kumparan primer diberi tegangan bolak-balik, maka pada kumparan tersebut
terjadi arus bolak-balik yang menyebabkan terjadinya perubahan fluks pada kedua
kumparan. Pada dasarnya perubahan fluks yang terjadi pada kumparan sekunder
sama besarnya dengan perubahan fluks yang terjadi pada kumparan primer,
sehingga perbandingan antara tegangan (induksi) yang dihasilkan pada kumparan
sekunder dengan tegangan yang diberikan pada kumparan primer dapat
dinyatakan dengan persamaan

𝑉𝑝 𝑁𝑝
=
𝑉𝑠 𝑁𝑠

di mana Vp adalah tegangan pada kumparan primer, Vs adalah tegangan pada


kumparan sekunder, Np adalah jumlah lilitan pada kumparan primer, dan Ns
adalah jumlah lilitan pada kumparan sekunder. Jika tidak ada energi yang hilang,
misalkan karena berubah menjadi panas, maka pada kedua kumparan berlaku
hukum kekekalan energi di mana energi dari kumparan primer dipindahkan ke
kumparan sekunder. Dengan menggunakan hukum kekekalan energi dapat
dibuktikan bahwa perbandingan arus pada kedua kumparan dapat dinyatakan
dengan persamaan:
𝐼𝑠 𝑁𝑝
=
𝐼𝑝 𝑁𝑠

dengan 𝐼𝑠 dan 𝐼𝑝 menyatakan arus pada kumparan primer dan sekunder. Dapat
kita katakan bahwa tegangan output yang dihasilkan oleh suatu transformator
dapat lebih tinggi atau lebih rendah dari tegangan inputnya, tergantung pada
9

jumlah lilitan pada kumparan sekundernya. Jika Ns > Np maka Vs > Vp artinya
tegangan ouput lebih besar dari tegangan input. Transformator dengan tipe ini
dikenal sebagai transformator step-up. Sebaliknya jika Ns < Np maka Vs < Vp
artinya tegangan output lebih kecil dari tegangan input. Transformator dengan tipe
ini dikenal sebagai transformator step-down.
(Mulyatno, 2014 : 56-57)

Penerapan Induksi Elektromagnetik


Generator AC atau Altenator adalah pembangkit listrik yang menghasilkan arus
listrik bolak-balik. Pada generator tersebut terdapat dua buah cincin luncur untuk
menghindari melilitnya kabel. Kumparan berputar dalam medan magnet tetap.
Dalam prakteknya, untuk memutar kumparan diperoleh dari energi luar. Sebagai
contoh pada pembangkit listrik tenaga air, tenaga air yang memutarkan turbin;
pada pembangkit listrik tenaga panas bumi, uap panas dari bumi yang
memutarkan turbin.

Gambar 2.5 Generator AC

Pada PLTA, generator dihubungkan dengan sudu-sudu yang dapat diputar oleh
aliran air terjun, putaran sudu-sudu menyebabkan kumparan berputar. Saat
kumparan berputar, perubahan garis-garis gaya magnet (fluks) berubah secara
periodik, menginduksi gaya gerak listrik (ggl) dan arus dalam rangkaian luar.
Ujung dari kawat dihubungkan dengan cincin geser yang berputar bersama
kumparan. Hubungan dengan rangkaian luar dilakukan dengan melalui sikat yang
diam bersentuhan dengan cincin geser.
10

Gambar 2.6 Generator DC

Misalkan kumparan terdiri dari N buah, dengan luas A, dan anggap kumparan
berputar dengan kecepatan angular (a). Jika theta (θ) adalah suatu sudut antara
medan magnet dengan gaya normal bidang kumparan, seperti yang terlihat pada
gambar 2, di samping ini. Maka fluks magnet yang melewati kumparan pada saat
t adalah :

∅𝑚 = B. A cos θ = B. A cos ω. t

diperoleh hubungan antara θ dan ∅𝑚 adalah: θ = ω.t. Oleh karena itu gaya gerak
listrik (ggl) induksi kumparan adalah :

d∅m d (cos ωt)


ε = −N = −N. A. B = N. A. B ω sin ωt
dt dt
Hasil ini menunjukkan bahwa gaya gerak listrik induksi mempunyai variasi
sinusoida terhadap waktu. Grafik dapat dilihat seperti pada gambar di atas. Nilai
maksimum dari ggl induksi dicapai untuk sin ω.t = 1, yakni terjadi apabila ω.t =
90o atau 270o. Dengan kata lain ε = 𝜀𝑚𝑎𝑥

Bila medan magnet pada bidang kumparan dan laju perubahan fluks terhadap
waktu maksimum. Lebih jauh, nilai ε = 0, jika ω.t = 0o atau 180o yakni bila B
tegak lurus bidang kumparan dan perubahan fluks terhadap waktu bernilai nol.
Luas loop (A) berlaku untuk segala bentuk kumparan, tidak hanya pada bujur
sangkar seperti pada contoh di atas.
11

Gambar 2.7 Output tegangan generator DC

Dengan demikian, gaya gerak listrik (ggl) keluaran generator adalah arus bolak-
balik (AC) secara sinusoidal. ω dinyatakan dalam radian perdetik, dapat
diyatakan dengan ω = 2𝜋f.
(Sutrisno, 2012 : 1-2)

Metode Induksi
Metode induksi bekerja melalui pengukuran fluks magnetik yang merangkum
mengenai Gaya Gerak Listrik induksi (GGL induksi), dimana kuat medan dapat
diukur sepanjang lintasan elektrik dengan disertai adanya perubahan fluks di
dalamnya (Jiles, 1998). Jika suatu kawat penghantar digerakkan memotong arah
suatu medan magnet maka akan timbul suatu GGL induksi.

Gambar 2.8 Diagram skematik mekanisme terjadinya GGL induksi

Hukum Faraday menyebutkan bahwa apabila suatu kumparan dengan jumlah


lilitan N ditempatkan di dalam medan magnet sehingga memotong garis gaya
magnet atau fluks yang berubah menurut waktu dØ/dt maka pada kumparan
tersebut akan timbul GGL induksi V. Sehingga GGL induksi tidak hanya timbul
karena penghantar yang digerakkan dalam medan magnet saja, melainkan dapat
timbul asalkan ada perubahan fluks magnetik. Apabila dituliskan dalam
persamaan diperoleh bentuk :
12

d∅
V = −N
dt
Apabila A merupakan luasan tampang lintang kumparan dan N adalah banyak
lilitan suatu kumparan, maka B = Ø / A sehingga:
1
𝑑𝐵 = − 𝑉 𝑑𝑡
𝑁𝐴
1
𝐵= − ∫ 𝑉 𝑑𝑡
𝑁𝐴
(Jacobus, 2014)

Generator
Generator adalah suatu perangkat mesin yang menghasilkan energi listrik dari
sumber energi mekanik atau gerak melalui proses induksi elektromagnetik.
Generator memperoleh energi mekanis dari prime mover atau penggerak mula.
Energi mekanis dapat berasal dari tenaga panas, tenaga potensial air, motor diesel,
motor bensin bahkan ada yang berasal dari motor listrik.

Prinsip kerja generator berdasarkan hukum Faraday yang mengandung pengertian


bahwa apabila sepotong kawat penghantar listrik berada dalam medan magnet
berubah-ubah, maka di dalam kawat tersebut akan terbentuk GGL induksi.
Demikian pula sebaliknya bila sepotong kawat penghantar listrik digerak-
gerakkan. Dalam medan magnet, maka kawat penghantar tersebut juga terbentuk
GGL induksi.
(Budiman, 2012)
13

III. PROSEDUR PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang akan digunakan dalam melakukan pratikum
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Alat dan bahan percobaan induksi elektromagnetik
Alat dan Bahan Gambar

Kumparan

Magnet batang

Amperemeter

Papan Penghubung
14

Kabel Penghubung

B. Langkah Percobaan
Adapun langkah percobaan dalam melakukan pratikum sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada percobaan induksi
elektromagnetik.
2. Menghubungkan amperemeter menggunakan kabel penghubung positif
ke papan penghubung.
3. Memasangkan kumparan secara seri dengan kabel penghubung positif
amperemeter.
4. Menghubungkan kabel penghubung negatif catu daya ke kumparan pada
papan penghubung secara seri.
5. Menggerakkan magnet batang keluar-masuk kumparan.
6. Menggerakkan batang magnet secara cepat dan lambat.
7. Mengganti kumparan dengan menggunakan sebesar 250, 500 dan 1000.
8. Mencatat hasil tegangan dan arus yang mengalir tiap kumparan dan
perlakuan yang berbeda ke dalam tabel percobaan.
15

IV. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan
Adapun tabel hasil percobaan pada hukum kirchoff sebagai berikut,
Tabel 4.1 Hasil percobaan induksi elektromagnetik.
No. Kumparan Perlakuan Tegangan Arus
Perlahan 10 x 10-9 V 8 x 10-9 A
1. 250
Cepat 12 x 10-9 V 11 x 10-9 A
Perlahan 19 x 10-9 V 18 x 10-9 A
2. 500
Cepat 24 x 10-9 V 24 x 10-9 A
Perlahan 30 x 10-9 V 30 x 10-9 A
3. 1000
Cepat 50 x 10-9 V 50 x 10-9 A

B. Pembahasan

Gambar 4.1 Percobaan induksi elektromagnetik.


16

Prosedur percobaan induksi elektromagnetik yaitu menyiapkan alat dan bahan


yang akan digunakan pada percobaan induksi elektromagnetik. Selanjutnya
menghubungkan amperemeter menggunakan kabel penghubung positif ke papan
penghubung. Setelah itu memasangkan kumparan secara seri dengan kabel
penghubung positif amperemeter. Menghubungkan kabel penghubung negatif catu
daya ke kumparan pada papan penghubung secara seri. Selanjutnya
menggerakkan magnet batang keluar-masuk kumparan. Menggerakkan batang
magnet secara cepat dan lambat. Setelah itu mengganti kumparan dengan
menggunakan sebesar 250, 500 dan 1000. Mencatat hasil tegangan dan arus yang
mengalir tiap kumparan dan perlakuan yang berbeda ke dalam tabel percobaan.

Pada tabel 4.1 hasil percobaan induksi elektromagnetik, didapatkan data pada
kumparan 250 dengan perlakuan perlahan maka tegangan dan arus yang
dihasilkan sebesar 10 x 10-9 V dan 8 x 10-9 A sedangkan dengan perlakuan cepat
dihasilkan tegangan dan arus sebesar 12 x 10-9 V dan 11 x 10-9 A. Pada kumparan
500 dengan perlakuan perlahan maka tegangan dan arus yang dihasilkan sebesar
19 x 10-9 V dan 18 x 10-9 A sedangkan dengan perlakuan cepat dihasilkan
tegangan dan arus sebesar 24 x 10-9 V dan 24 x 10-9 A. Pada kumparan1000
dengan perlakuan perlahan maka tegangan dan arus yang dihasilkan sebesar 30 x
10-9 V dan 30 x 10-9 A sedangkan dengan perlakuan cepat dihasilkan tegangan dan
arus sebesar 50 x 10-9 V dan 50 x 10-9 A. Menganalisis data yang diperoleh maka
dapat disimpulkan bahwa semakin besar kumparan yang digunakan pada induksi
elektromagnetik maka akan semakin besar tegangan dan arus yang dihasilkan.
Percobaan juga meninjau perlakuan secara perlahan dan cepat pada pergerakan
batang magnet, dari data yang diperoleh maka semakin cepat perlakuan yang
diberikan pada batang magnet maka akan semakin besar nilai tegangan dan arus
yang dihasilkan.

Kendala pada praktikum induksi elektromagnetik yaitu sulitnya melakukan


percobaan dengan menggunakan perlakuan cepat dan perlahan. Terkadang hasil
yang terbaca pada amperemeter tidak menunjukkan hasil yang tepat yaitu dengan
perlakukan cepat maka arus dan tegangan yang dihasilkan lebih besar
dibandingkan dengan perlakukan perlahan. Pada praktikum kali ini praktikan
17

harus melakukan berkali-kali percobaan agar menghasilkan data yang sesuai


dengan dasar teori. Selain itu juga dibutuhkan konsistennya pergerakan tangan
praktikan terhadap perlakuan yang diberikan pada batang magnet yang keluar
masuk ke dalam kumparan.
18

V. KESIMPULAN

1. Magnet yang bergerak entah mendekat atau menjauh dari sebuah kumparan
akan berakibat berubahnya jumlah fluks magnet yang mengenai kumparan.
Perubahan fluks magnet ini akan menimbulkan beda potensial atau ggl
induksi pada ujung-ujung kumparan. Kumparan dihubungkan dengan sebuah
hambatan R sehingga ada putaran arus listrik yang akan menentukan jenis-
jenis kutub magnet kumparannya, mana utara mana selatan. Saat kumparan
didekati oleh kutub utara magnet, ujung kumparan yang didekati akan berlaku
sebagai kutub utara. Demikian juga jika kutub yang mendekat adalah kutub
selatan, maka ujung kumparan yang didekati akan berlaku sebagai kutub
selatan. Saat kumparan dijauhi oleh kutub utara magnet, ujung kumparan
yang dijauhi akan berlaku sebagai kutub selatan. Sedangkan jika yang
menjauhi adalah kutub selatan maka ujung kumparan yang dijauhi akan
menjadi kutub utara.

2. Pada percobaan yaitu menghubungkan amperemeter menggunakan kabel


penghubung positif ke papan penghubung. Setelah itu memasangkan
kumparan secara seri dengan kabel penghubung positif amperemeter.
Menghubungkan kabel penghubung negatif catu daya ke kumparan pada
papan penghubung secara seri. Selanjutnya menggerakkan magnet batang
keluar-masuk kumparan. Menggerakkan batang magnet secara cepat dan
lambat. Setelah itu mengganti kumparan dengan menggunakan sebesar 250,
500 dan 1000. Menganalisis data yang diperoleh maka semakin besar
kumparan dan Semakin cepat perlakuan yang diberikan pada batang magnet
maka akan semakin besar tegangan dan arus yang dihasilkan.
19

DAFTAR PUSTAKA

Bitar. 2019. Induksi Elektromagnetik : Pengertian, Penerapan, dan Rumus Serta


Contoh Soalnya Lengkap. (Online) diakses dari https://www.gurupendi
dikan.co.id/induksi-elektromagnetik-pengertian-penerapan-dan-rumus/
diakses pada tanggal 10 April 2019 pukul 0.00 WIB.
Budiman, Aris. 2012. Desain GeneratorMagnet Permanen untuk Sepeda Listrik.
(Offline) diunduh dari https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/
11617/1891/11_Arif.pdf;sequence=1 Jurnal Emitor Vol. 12 No. 01
Jacobus, Liefson. 2014. Rancang BangunTeslameter dengan Metode Induksi.
(Offline) diunduh dari https://docplayer.info/32228384-Rancang-bangun-
teslameter-dengan-metode-induksi.html Jurnal JTI Ukrim Vol. 6, No. 2
tahun 2014.
Mulyatno. 2014. Fisika Umum II. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka
Sutrisno, Wita. 2012. Penerapan Induksi Elektromagnetik. Bandung:
PPPPTK IPA
20

LAMPIRAN
21
22
23
24
25
26
27

Anda mungkin juga menyukai