Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. PENGERTIAN
Resistance Temperature Detector (RTD) atau dikenal dengan Detektor Temperatur
Tahanan adalah sebuah alat yang digunakan untuk menentukan nilai atau besaran suatu
temperatur/suhu dengan menggunakan elemen sensitif dari kawat platina, tembaga, atau
nikel murni, yang memberikan nilai tahanan yang terbatas untuk masing-masing
temperatur di dalam kisaran suhunya. Semakin panas benda tersebut, semakin besar atau
semakin tinggi nilai tahanan listriknya, begitu juga sebaliknya. PT100 merupakan tipe
RTD yang paling populer yang digunakan di industri.
Resistance Temperature Detector merupakan sensor pasif, karena sensor ini
membutuhkan energi dari luar. Elemen yang umum digunakan pada tahanan resistansi
adalah kawat nikel, tembaga, dan platina murni yang dipasang dalam sebuah tabung guna
untuk memproteksi terhadap kerusakan mekanis. Resistance Temperature Detector
(PT100) digunakan pada kisaran suhu -200 0C sampai dengan 650 0C.
Gambar 1. RTD
Pada tipe elemen wire-wound atau tipe standar, RTD terbuat dari kawat yang tahan
korosi, yang dililitkan pada bahan keramik atau kaca, yang kemudian ditutup dengan
selubung probe sebagai pelindung. Selubung probe ini biasanya terbuat dari logam
inconel (logam dari paduan besi, chrom, dan nikel). Inconel dipilih sebagai selubung dari
RTD karena tahan korosi dan Ketika ditempatkan dalam medium cair atau gas, selubung
inconel cepat dalam mencapai suhu medium tersebut. Antara kawat RTD dan selubung
juga terdapat keramik (porselen isolator) sebagai pencegah hubung pendek antara kawat
platina dan selubung pelindung. Perhatikan gambar dibawah ini.
Sedangkan jenis logam untuk kawat dari RTD umumnya adalah platina. Kawat RTD
biasanya juga terbuat dari tembaga dan nikel. Namun platina adalah bahan yang paling
umum digunakan, karena memiliki tingkat akurasi yang lebih baik dan rentang suhu yang
lebih luas.
B. PRINSIP KERJA RTD
Ketika suhu elemen RTD meningkat, maka resistansi elemen tersebut juga akan
meningkat. Dengan kata lain, kenaikan suhu logam yang menjadi elemen resistor RTD
berbanding lurus dengan resistansinya. elemen RTD biasanya ditentukan sesuai dengan
resistansi mereka dalam ohm pada nol derajat celcius (0 C). Spesifikasi RTD yang
paling umum adalah 100 (RTD PT100), yang berarti bahwa pada suhu 0 C, elemen
RTD harus menunjukkan nilai resistansi 100 .
Dalam prakteknya, arus listrik akan mengalir melalui elemen RTD (elemen resistor)
yang terletak pada tempat atau daerah yang mana suhunya akan diukur. Nilai resistansi
dari RTD kemudian akan diukur oleh instrumen alat ukur, yang kemudian memberikan
hasil bacaan dalam suhu yang tepat, pembacaan suhu ini didasarkan pada karakteristik
resistansi yang diketahui dari RTD.
Elemen sensor RTD mempunyai dua tipe konfigurasi yang paling umum, yaitu
a. Wire-wound
Seperti yang dijelaskan pada sebelumnya, wire-wound merupakan tipe elemen
yang terdiri dari kumparan kawat logam (platina) yang melilit keramik atau kaca,
yang ditempatkan atau ditutup dengan selubung probe sebagai pelindung.
b. Thin-film
Thin-film merupakan tipe elemen RTD yang terdiri dari lapisan bahan resistif
yang sangat tipis (umumnya platina), yang diletakkan pada substrat keramik yang
kemudian dilapisi dengan epoxy atau kaca sebagai segel atau pelindungnya.
Ohm per 1 C kenaikan suhu. Resistansi nominal sensor RTD adalah besarnya resistansi
sensor pada saat memiliki suhu 0 C. Meskipun hampir semua nilai resistansi dapat
dicapai untuk resistansi nominal, tetapi yang paling umum adalah platinum 100 Ohm
atau disingkat PT100. Akhirnya, kelas toleransi menentukan keakuratan sensor, biasanya
ditentukan pada titik nominal 0 C. Ada standar industri yang berbeda yang telah
ditetapkan untuk akurasi antara lain standar ASTM dan DIN Eropa. Menggunakan nilainilai TCR, resistansi nominal, dan toleransi karakteristik fungsional dari sensor RTD
dapat dikendalikan.
D. KONFIGURASI RTD
Selain bahan yang berbeda, RTD juga ditawarkan dalam dua konfigurasi utama yaitu
lilitan kawat dan film tipis. Konfigurasi lilitan kawat merupakan jenis RTD kumparan
dalam atau RTD kumparan luar. Konstruksi RTD kumparan dalam terdiri dari kumparan
resistif yang dililitkan melalui sebuah lubang pada isolator keramik, sedangkan
konstruksi RTD kumparan luar melibatkan lilitan bahan resistif yang berliku-liku di
sekitar silinder keramik atau kaca, yang kemudian diisolasi.
dilindungi dengan lapisan tipis dari kaca dan dipasang kabel utama yang dilas ke bantalan
pada sensor dan ditutup dengan kaca.
Konfigurasi di atas sangat ideal untuk membatalkan resistansi kawat pada rangkaian
dan menghilangkan efek resistensi yang berbeda, yang mungkin merupakan masalah
pada konfigurasi dua-kawat. Konfigurasi tiga-kawat biasa digunakan untuk pengukuran
yang memerlukan akurasi yang baik pada aplikasi pengontrolan suhu.
Konfigurasi empat-kawat terdiri dari dua lead arus dan dua lead tegangan yang
mengukur penurunan tegangan pada RTD. Kedua resistasi yang tinggi pada lead tegangan
untuk meniadakan efek dari drop tegangan karena arus yang mengalir selama
pengukuran, seperti terlihat pada gambar berikut ini.
harus dapat memasok eksitasi stabil untuk RTD. Setelah eksitasi stabil saat diterapkan
pada RTD, jalur pengkondisian sinyal dari rangkaian akan membatalkan resistansi utama,
dan keuntunganya dapat mengubah sinyal digital menggunakan ADC, yang kemudian
dapat dibaca oleh controller.
Macam-macam bentuk konstruksi RTD (PT100) dapat dilihat pada gambar berikut ini.
PT1000
DISUSUN OLEH :
MUADZ SYAMSUDDIN
MUHAMMAD IHSAN YASIN
WAHYUNI BACTIAR
NURHIDAYAH