* Bromometri
*Bromatometri
Bromatometri merupakan salah satu metode oksidimetri dengan
dasar reaksi dari ion bromat (BrO3). Oksidasi potensiometri yang relatif
tinggi dari sistem ini menunjukkan bahwa kalium bromat adalah
oksidator kuat. Hanya saja kecepatan reaksinya tidak cukup tinggi. Untuk
menaikkan kecepatan ini titrasi dilakukan dalam keadaan panas dan
dalam lingkungan asam kuat. Adanya sedikit kelebihan kalium bromat
dalam larutan akan menyebabkan ion bromida bereaksi dengan ion
bromat, dan bromin yang dibebaskan akan merubah larutan menjadi
warna kuning pucat, warna ini sangat lemah sehingga tidak mudah untuk
menetapkan titik akhir. Bromin yang dibebaskan ini tidak stabil, karena
mempunyai tekanan uap yang tinggi dan mudah menguap, karena itu
penetapan harus dilakukan pada suhu terendah mungkin, serta labu
yang dipakai untuk titrasi harus ditutup.
Metode bromometri dan bromatometri ini terutama digunakan
untuk menetapkan senyawa-senyawa organik aromatis dengan
membentuk tribrom substitusi. Metode ini dapat juga digunakan untuk
menetapkan senyawa arsen dan stibium dalam bentuk trivalent
walaupun tercampur dengan stanum valensi empat. Dalam suasana
asam, ion bromat mampu mengoksidasi iodida menjadi iod, sementara
dirinya direduksi menjadi brimida :
Contoh :
BrO3- +
6H+ + 6I+
Tidak mudah mengikuti serah terima elektron dalam hal ini, karena
suatu reaksi asam basa (penetralan H+ menjadi H2O) berimpit dengan
tahap redoksnya. Namun nampak bahwa 6 ion iodida kehilangan 6
elektron, yang pada gilirannya diambil oleh sebuah ion bromat tunggal.
2. Bagaimana cara menstabilkan pH dalam reaksi dan mengapa pada contoh
soal yang menjadi titik akhir titrasi adalah pada volume 50 ml ?
Cara menstabilakn pH adalah dengan menambahkan larutan buffer
pada larutan yang akan dititrasi. Karena pada volume 50 ml mol
Fe2+ dan Ce4+ pada keadaan mula-mula dan keadaan bereaksi sama
sehingga nilai pada keadaan setimbang sama dengan nol. Dan titik
akhir titrasi pada titrasi redoks dengan menggunakan kurva dengan
perhitungan Nernst adalah jika nilai kesetimbangannya sama
dengan nol.
3. Tuliskan Indikator Macam-macam titrasi redoks ? dan apa yang dimaksud
dengan asumsi oksidasi ?
1. Permanganometri
Kalium permanganat merupakan zat pengoksidasi yang sangat kuat.
Pereaksi ini dapat dipakai tanpa penambahan indikator, karena
mampu bertindak sebagai indikator. Oleh karena itu pada larutan ini
tidak ditambahkan indikator apapun dan langsung dititrasi dengan
larutan Natrium oksalat merupakan standar yang baik untuk
4. Dikromatometri
Indikator yang digunakan adalah Senyawa Na/Badifenilaminasulfonat
4. Bagaimana menentukan titik akhir titrasi pada kurva ?
Pada titrasi redoks, selama titrasi terjadi perubahan potensial sel. Harga
ini sesuai dengan perhitungan menggunakan persamaan Nernst. Kurva
titrasi redoks diperoleh dengan mengalurkan potensial sel sebagai ordinat
dan volume titran sebagai absis. Untuk membuat kurva titrasi diperlukan
data potensial awal, potensial setelah penambahan titran tapi belum titik
ekivalen, potensial pada titik ekivalen dan potensial setelah titik ekivalen.
Kurva titrasi antara lain berguna untuk menentukan indikator dimana
indikator digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi. Untuk
menentukan titik akhir titrasi redoks dengan menggunakan kurva dapat di
lihat pada keadaan setimbangnya apa bilang diperoleh nilai 0 maka pada
saat itu titik akhir terjadi artinya pada saat keadaan mula-mula sama
dengan saat bereaksi.
Asumsi Oksidasi :
5. Apa kelebihan dan kekurangan dari masing-masing oksidator ?
1. Kalium Permanganat
Kelebihan :
Tidak membutuhkan indicator
Reaksi KMnO4 dengan reduktor reduktor berlangsung cepat
dalam suasana asam
Kekurangan :
6. Mengapa titrasi redoks lebih baik untuk suasana asam dan menggunakan
larutan H2SO4 bukan HCl?
Cara permanganometri paling baik dilakukan pada suasana
asam karena jika pada suasana basa akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang akan mengganggu
pengamatan warna pada titik akhir titrasi.
Asam yang digunakan adalah asam sulfat (H2SO4) karena jika
menggunakan HCl makan akan dapat teroksidasi oleh KMnO 4.
7. Suatu sampel 0,212 gram batuan yang mengandung MnO 2 yang dilarutkan
dengan HCl kemudian dilarutkan dengan KI. Kemudian ion bebas dititrasi
dengan larutan thiosianat dengan konsentrasi 0,0521 M.
Pertanyaan :
Titrasi apa yang terjadi ?
Titrasi yang terjadi adalah titrasi langsung. Yaitu titrasi yang
dilakukan apabila contoh sangat lambat atau tidak bereaksi dengan
larutan standar. Pada larutan contoh ditambahkan sejumlah tertentu
zat ketiga berlebihan, kemudian kelebihan zat ketiga dititar dengan
larutan standar. Jika zat ketiga berupa larutan, kepekatannya
ditetapkan dengan larutan standar tertentu.
Tuliskan persamaan reaksinya ?
I- + H+ + MnO4 Mn2+ + I2 + H2O
2+
4KI + 4HCl + MnO2 Mn + 2I2 + 2H2O + 4KCl
I2 + Na2S2O3 Nal + Na2S4O6
kadar MnO 2=
V x N x BE
mg sampel
x 100 %
mmol
mg
x 43,5
ml
mmol
x 100
212 mg
23,4 ml x o ,o 521
= 25, 01 %
8. Tuliskan persamaan reaksi dari kalium permanganat membentuk oksigen
dari suasana asam !
MnO4- + 8H2O + 5e- Mn2+ + 4H2O
KmnO4 + 10HCl 2MnCl2 + 2KCl + 8H2O + 3Cl2
2KmnO4 + 3H2SO4 K2SO4 + 2MnSO4 + 3H2O + 5O2
9. Bagaimana mekanisme penentuan alkohol dengan kalium dikromat ?
Alkohol merupakan sampel dan kalium dikromat merupakan indikator. Dimana
pada pemakaiannya sebagai oksidator Cr3+ yang berwarna hijau kemudian
ditambahkan indikator.
Bagaimana alkohol bias menjadi indikator pada penentuan kalium dikromat.