LAPORAN OBSERVASI
Oleh:
FATHIN ISHLAHUL
20072022/2020
Fadli Gunawan
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Ruang Lingkup .............................................................................. 2
C. Tujuan Observasi........................................................................... 2
BAB II TEORI DASAR.............................................................................. 3
A. Pengertian Hidrolik Dan Pneumatik ............................................. 3
B. Sistem Pneumatik.......................................................................... 3
C. Hidrolik ......................................................................................... 7
BAB III METODE PROYEK AKHIR....................................................... 10
A. Observasi........................................................................................ 10
B. Gambar Observasi .......................................................................... 26
C. Waktu dan Tempat Observasi ....................................................... 29
D. Fungsi ............................................................................................. 29
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 31
A. Kesimpulan.................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 32
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak 1920 penggunaan hidrolik dan pneumatik telah banyak
digunakanantara lain pada rem mobil (hydraulic brakes), transmisi otomatik
(automatic transmission), sistem pengemudian dengan bantuan hidrolik
(power steering), pengaturan tempat duduk (power seats), energi untuk
pembuka/penutup kaca (power windows), dan pembuka/penutup atap mobil
(automatic convertible tops).
Penggunaan aliran fluida sebenarnya masih dapat dikembangkan
untuk berbagai keperluan proses produksi dalam industri, misalnya untuk
melakukan gerakan mekanik yang selama ini dilakukan oleh tenaga manusia,
seperti menggeser, mendorong, mengangkat, menekan, dan lain sebagainya.
Gerakan mekanik tersebut dapat dilakukan juga oleh komponen hidrolik
dan pneumatik. Pemakaian hidrolik dan pneumatik dibidang industri telah
mengalami kemajuan yang pesat, terutama pada proses perakitan
(manufacturing), elektronika, obat-obatan, makanan, kimia dan lainnya.
Sekarang penggunaan energi fluida ini sangat luas dan umum kita
jumpai pada alat/kendaraan berat seperti pada forklift, hydraulic crawler
cranes, bulldozer, motor grader, shovel, crushers, loader, excavator/backhoe,
dump truck, compactor, dan lain- lain dalam pekerjaan properti atau industri.
Belajar hidrolik dan pneumatik sangat bermanfaat mengingat hampir
semua industri sekarang memanfaatkan sistem hidrolik dan pneumatik. Oleh
karena itu, kita sebagai orang-orang yang berkecimpung dalam dunia
teknik, khususnya teknik mesin sepatutnya dapat memahami, menguasai,
dan mengaplikasikan ilmu hidrolik dan pneumatik. Dengan diadakannya
kunjungan ke industri, maka diharapkan bahwa kita dapat lebih memahami
aplikasi dari ilmu hidrolik dan pneumatik ini.
1
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup observasi yang kami telah lakukan adalah
mengetahui sistem hidrolik pada alat berat yang ada pada excavator, serta
bagian-bagian yang ada pada excavator.
C. Tujuan Observasi
Adapun tujuan dari dilakukannya observasi ini yaitu:
1. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang system hidrolik dan
pneumatic
2. Mengetahui informasi dasar tentang system hidrolik dan pneumatic.
3. Mengetahui pengaplikasian hidrolik dan pneumatik pada dunia industri
dan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Mengetahui sistem kerja dan alat-alat yang menggunakan sistem hidrolik
dan pneumatik.
2
BAB II
TEORI DASAR
3
Kompresor berfungsi untuk membangkitkan/menghasilkan
udara bertekanan dengan cara menghisap dan memampatkan udara
tersebut kemudian disimpan di dalam tangki udara kempa untuk
disuplai kepada pemakai (sistem pneumatik). Pemilihan jenis
kompresor yang digunakan tergantung dari syarat-syarat
pemakaian yang harus dipenuhi misalnya dengan tekanan kerja
dan volume udara yang akan diperlukan dalam sistim peralatan
(katup dan silinder pneumatik). Klasifikasi kompressor secara
garis besar kompressor dapat diklasifikasikan menjadi dua
bagian, yaitu positive displacement kompressor, dan dynamic
compressor. Positive displacement kompressor, terdiri dari
reciprocating dan rotary, sedangkan dynamic kompressor, terdiri
dari centrifugal, axial dan ejector.
b. Unit Pengolahan Udara Bertekanan (Air Service Unit)
Udara bertekanan (kempa) yang akan masuk dalam
sistem pneumatic harus harusndiolah terlebih dahulu agar
memenuhi persyaratan, antara lain; tidak mengandung banyak debu
yang dapat merusak keausan komponen-komponen dalam sistem
pneumatic, mengandung kadar air rendah, kadar air yang tinggi
dapat merimbulkan korosi dan kemacetan pada peralatan
pneumatik, mengandung pelumas, pelumas sangat diperlukan untuk
mengurangi gesekan antar komponen yang bergerak seperti
pada katup-katup dan aktuator. Adapun komponennya ialah filter
udara, tangki udara, pengering udara, pemisah udara, tabung
pelumas, regulator tekanan.
c. Konduktor dan Konektor
Penginstalan sirkuit pneumatik hingga menjadi satu sistem
yang dapat dioperasikan diperlukan konduktor, sehingga dapat
4
dikatakan bahwa fungsi konduktor adalah untuk
menyalurkan udara kempa yang akan membawa/mentransfer tenaga
ke aktuator. Konduktor dapat berupa pipa, tabung, maupun selang.
Konektor berfungsi untuk menyambungkan atau menjepit
konduktor (selang atau pipa) agar tersambung erat pada bodi
komponen pneumatik. Bentuk ataupun macamnya disesuaikan
dengan konduktor yang digunakan.
d. Katup (Valve)
Katup berfungsi untuk mengatur atau mengendalikan arah
udara kempa yang akan bekerja menggerakan aktuator, dengan kata
lain katup ini berfungsi untukmengendalikan arah gerakan aktuator.
Katup-katup pneumatik diberi nama berdasarkan pada: jumlah
lubang/saluran kerja (port), jumlah posisi kerja, jenis penggerak
katup, dan nama tambahan lain sesuai dengan karakteristik katup.
Katup (Valve) menurut desain kontruksinya dapat dikelompokan
sebagai berikut:
1) Katup Poppet (Poppet Valves)
2) Katup Bola (Ball Seat Valves), Katup Piringan (Disc Seat Valves)
3) Katup Geser (Slide valves): Longitudinal Slide, Plate Slide.
Sedangkan menurut fungsinya katup-katup dikelompokkan sebagai
berikut;
1) Katup Pengarah (Directional Control Valves)
2) Katup Satu Arah (Non Return Valves)
3) Katup Pengatur Tekanan (Pressure Control Valves)
4) Katup Pengontrol Aliran (Flow Control Valves)
5) Katup buka-tutup (Shut-off valves)
e. Unit Pengerak (Working Element = Aktuator)
Unit ini berfungsi untuk menghasilkan gerak atau usaha
yang merupakan hasil akhir atau output dari sistim pneumatik.
Macam-macam aktuator :
1) Linear Motion Actuator (Penggerak Lurus)
5
2) Silinder Kerja Tunggal dan Silinder kerja ganda
3) Rotary Motion Actuator (Limited Rotary Aktuator)
4) Motor Pneumatik dan Rotary Aktuator (Limited Rotary
Aktuator).
Pemilihan jenis aktuator tentu saja disesuaikan dengan
fungsi, beban dan tujuan penggunaan sistim pneumatik.
f. Motor Pneumatik
Motor pneumatik mengubah energi pneumatik (udara
kempa) menjadi gerakan putar mekanik yang kontinyu. Motor
pneumatik ini telah cukup berkembang dan penggunaanya telah
cukup meluas. Macam-macam motor pneumatik, antara lain: piston
motor pneumatik, sliding vane motor, gear motor, turbines
(highflow). Menurut bentuk dan konstruksinya, motor pneumatik
dibedakan menjadi motor torak, motor baling- baling luncur, motor
roda gigi, motor aliran.
Cara kerja motor pneumatik berupa piston translasi
kemudian dikonversi menjadi gerakan berputar/rotasi dimana udara
bertekanan dialirkan melalui torak atau baling-baling yang terdapat
pada porosnya. Ada beberapa kelebihan penggunaan motor
pneumatik, antara lain kecepatan putaran dan tenaga dapat diatur
secara tak terbatas, batas kecepatan cukup lebar, ukuran kecil
sehingga ringan, ada pengaman beban lebih, tidak peka terhadap
debu, cairan, panas dan dingin, tahan terhadap ledakan, mudah
dalam pemeliharaan, arah putaran mudah dibolak-balik.
2. Kekurangan dan kelebihan Sitem Hidrolik
Adapun beberapa kelebihan dan kekurangan sistem pneumatik ialah
sebagai berikut:
a. Kelebihan Pneumatik:
1) Ketersediaan fluida yang tak terbatas dan mudah disalurkan;
2) Fleksibilitas temperature;
6
3) Aman dari kebakaran, bersih, fluida udara yang ada di sekitar kita
cenderung bersih tanpa zat kimia yang;
4) Pemindahan daya dan kecepatan sangat mudah diatur;
5) Fluida dapat disimpan dan mudah dimanfaatkan.
b. Kekurangan Pneumatik:
1) Memerlukan instalasi peralatan penghasil udara;
2) Mudah terjadi kebocoran;
3) Menimbulkan suara bising;
4) Mudah mengembun.
Aplikasi: Rem, buka tutup pintu, roda-roda pesawat terbang, dsb.
C. Hidrolik
Berikut ini akan dijelaskan beberapa materi mengenai sistem hidrolik
1. Komponen Sistem Hidrolik:
a. Pompa Hidrolik
Pompa hidrolik berfungsi untuk mengisap fluida oli
hydrolik yang akan disirkulasikan dalam sistim hidrolik. Sistim
hidrolik merupakan siklus yang tertutup karena fluida oli
disirkuliskan ke rangkaian hydrolik selanjutnya akan dikembalikan
ke tangki penyimpan oli. Adapun jenis-jenis pompa hydrolik,
antara lain pompa roda gigi, pompa sirip burung, pompa torak
aksial, pompa torak radial, pompa sekrup.
b. Aktuator
Aktuator hydrolik dapat berupa silinder hydrolik, maupun
motor hydrolik. Silinder hidrolik bergerak secara translasi
sedangkan motor hidrolik bergerak secara rotasi. Dilihat dari daya
yang dihasilkan actuator hidrolik memiliki tenaga yang lebih besar
(dapat mencapai 400 bar). Adapun jenis-jenisnya ialah silinder
penggerak ganda, aktuator rotasi roda gigi.
c. Instalasi
Terdapat beberapa komponen pada instalasi system hidrolik, seperti:
7
1) Kopling, komponen penyambung yang menghubungkan
penggerak mula (motor listrik) dengan pompa hidrolik.
2) Tangki (reservoir)
3) Baffle plate, berfungsi sebagai pemisah antara cairan hidrolik
baru datang dari sirkulasi dan cairan hidrolik yang akan dihisap
pompa.
4) Filter
d. Katup (Valve)
Menurut desain konstruksinya katup dikelompokan :
1) Katup poppet (poppet valves), katup bola (ball seat valves),
katup kones (cone popet valves), katup piringan (disc seat
valves), katup geser (slide valves)
2) Longitudinal slide
3) Plate slide (rotary slide valves)
Menurut fungsinya katup-katup dikelompokan sebagai berikut:
1) Katup pengarah (directional control valves)
2) Katup satu arah (non return valves)
3) Katup pengatur tekanan (pressure control valves)
4) Katup pengontrol aliran (flow control valves)
5) Katup buka-tutup (shut-off valve)
8
1) Tenaga yang dihasilkan sistem hidrolik besar sehingga
banyak diaplikasikan pada alat berat seperti crane, kerek hidrolik
dll;
2) Oli juga bersifat sebagai pelumas sehingga jarang bocor;
3) Tidak berisik, mudah pada perawatan, serta hampir 100% Efisien.
Aplikasi: alat berat seperti dozer, excavator, loader, truck, conveyor belt.
9
BAB III
PEMBAHASAN
A. OBSERVASI
1. Observasi Hidrolik
Dalam observasi hidrolik yang dilakukan, penulis mendapatkan
hasil survei pengaplikasian sistem hidrolik pada alat berat yaitu
Excavator.
10
adalah excavator mini yang ditempelkan di belakang mesin tracktor dan
biasanya digunakan untuk pekerjaan di lahan-lahan pertanian di Amerika
Serikat. Berikut dibawah ini merupakan penggunaan ekskavator
diantaranya:
1) Menancapkan Batang pondasi, dan lain-lain.
2) Digunakan Untuk Menancapkan batang pondasi
3) Dapat Digunakan Untuk Menggali parit, lubang, pondasi bangunan
4) Dapat Digunakan Untuk Pekerjaan kehutanan
5) Dapat Digunakan Untuk Penanganan material
6) Dapat Digunakan Untuk Memotong semang dengan alat khusus
7) Dapat Digunakan Untuk Pengerukan sungai
8) Dapat Digunakan Untuk Pertambangan, terutama
pertambangan pit terbuka
9) Dapat Digunakan Untuk penghancuran
10) Dapat Digunakan Untuk Perataan tanah
11) Dapat Digunakan Untuk Angkut berat
12) Dapat Digunakan Untuk Pembuatan sloping atau kemiringan
13) Dapat Digunakan Untuk Pembuatan loading atau dumptuck
14) Dapat Digunakan Untuk Pemecahan batu, dan lain-
lain. Berikut bagian - bagian dasar excavator / Backhoe
diantaranya;
1) Bucket
11
Bucket adalah ujung penggerak yang digunakan untuk
mengerjakan suatu pekerjaan penggalian ataupun pemadatan,
bucket adalah inti dari mesin excavator, karna excavator tanpa
bucket tentu namanya bukan excvator.
2) Arm
Arm adalah sebutan juga dalam tangan – tangan excavator yang
bedara di depan sebelum sendok/Bucket
3) Bucket Cylinder
Bucket cylinder adalah pokok penggerak bucket untuk mengeruk
ataupun memadatakan sebuah pekerjaan.
4) Boom
Boom adalah sebutan tuntuk tangan excavator bagian
atas, yang berfungsi ebagai fungsi gerak dalam penggunaan
excavator
5) Arm Cylinder
Arm Cylinder adalah pokok penggerak Arm yang dilengkapi
dengan system operasi hidrolic
6) Boom Cylinder
Boom Cylinder adalah pokok penggerak Boom yang dilengkapi
dengan system operasi hidrolic
7) Cabin
Cabin adalah ruangan yang sangat berperan penting dalam
excavator / backhoe yaitu ruangan kendali sistem kontrol gerakan
alat berat . atau sering disebut rumah operator, dan disitulah
panel” joy stick tersimpan/terletak.
8) Upper Structure
Upper Structure adalah, salah satu bagian dari pelindung otak
excavator atau yang disebut hydrolic sytem. Mesin yang terletak
pada bagian punggung excavator tersebut sangat perlu diberikan
pelindung agar meminimalisirkan angka benturan dengan benda
benda alam.
12
9) Under Carriage
Under carriage adalah salah satu gigi penggerak bagian roda track
yang terhubung
Berikut bagian dasar alat kontrol Excavator yaitu:
13
d. Tuas / Pedal Track (roda) Kanan dan Kiri
Tuas yang berada di depan kaki Operator ketika operator duduk
dikursi.
Tuas kanan & kiri arah belakang secara bersamaan :
Excavator akan berjalan maju
Tuas kanan & kiri arah depan secara bersamaan :
Excavator akan berjalan mundur
Tuas kiri : Track bagian Kiri
Tuas kanan : Track bagian Kanan
Proses gerakan Excavator yang dikontrol menggunakan Hidrolik:
Dalam proses gerakan Excavator, biasanya sudah menggunakan
prinsip Hidrolik Kombinasi antara silinder satu dengan silinder yang
lain, berikut adalah gerakan pada excavator.
1) Proses menggali
Gerakan-gerakan yang dilakukan adalah bucket close (silinder
bucket bergerak open), stick out (silinder stick bergerak close) dan
boom lower (silinder boom bergerak close).
2) Proses mengangkat
14
Gerakan-gerakan yang dilakukan adalah bucket close (silinder
bucket bergerak open), stick in (silinder stick bergerak open) dan
boom raise (silinder boom bergerak open).
3) Proses membuang
Gerakan-gerakan yang dilakukan adalah bucket open (silinder
bucket bergerak close), stick out (silinder stick bergerak close) dan
boom raise (silinder boom bergerak open).
4) Proses berputar
Gerakan-gerakan yang dilakukan adalah bucket close (silinder
bucket bergerak open), stick out (silinder stick bergerak close),
15
boom raise (silinder boom bergerak open) dan motor swing
berputar ke kiri atau kanan.
16
Gambar Sirkuit Hidrolik Boom Raise (HIGH
SPEED)
2) Boom lower
Sebelum boom lower beroperasi, oli yang dialirkan hanya dari
pompa kanan (28). Oli dari pompa kanan (28) akan melalui
parallel feeder passage (17) ke boom I control valve (19), check
valve (14), dan diteruskan lane (2) ke rod end boom cylinders
(1). Oil retrun dari head end boom cylinders (1) diteruskan laine
(3) ke boom drift reduction valve (5). Valve (48) bergeser
karena tekanan oli pilot dari pilot line (53) dan membuka drain
line (50). Oil retrun di line (3) masuk saluran (51) dan boom
regenetation valve (41) sehingga oil retrun menyuplai ke rod end
boom cylinders (1) melalui line (2).
17
Gambar Sirkuit Hidrolik Boom Lower
b. Stick Sirkuit hidrolik
1) Stick out
Oli dari pompa kanan (29) dialirkan melalui parallel feeder
passage (12) di main control valve (6), check valve (16), ke
stick II control valve (13) dan line (7). Oli dari pompa kanan
(29) juga mengalir melalui parallel feeder passage (22), check
valve (19) ke stick II control valve (13) dan ke line (7). Jadi
semua oli dari pompa kanan (29) mengalir di line (7) ke stick
reduction valve (5) lalu ke rod end stick cylinder (1). Oli dari
pompa kiri (28) dialirkan melalui center bypass passage (18) di
main control valve (6), load check valve (15), passage (17) ke
stick I control valve (21) dan passage (8) lalu masuk ke valve (4)
di stick drift reduction valve (5), line (3) ke rod end stick
cylinder (1). Oil retrun dari head end stick cylinder mengalir
melalui line (2) dan retrun passage (9)ke stick I control valve
(21) lalu mengalir melalui retrun passage (10)dan retrun line
(23) dan ke hidrolik tank.
18
Gambar Sirkuit Hidrolik Stick Out
2) Stick in
Oli dari pompa kiri (28) akan mengalir di center bypass passage
(18), check valve (15), melewati stick I control valve (21) dan
passage (9) ke line (2) lalu ke head end stick cylinder (1). Oli
dari pompa kanan (29) di center bypas passage (12) akan
mengalir melewati check valve (16), stick II control valve (13)
dan ke line (42). Oli dari pompa kanan (28) juga mengalir
melalui parallel feeder passage (22), check valve (19), stick II
control valve (13) dan ke line (42). Jadi semua oli dari pompa
kanan (28) mengalir di line (42) ke line (2) lalu ke head end
stick cylinder (1). Oil retrun dari road end stick cylinder
mengalir melalui line (3) ke stick drift reduction valve (5).
Valve (4) di stick drift reduction valve mengalirkan oli ke
passage (43), retrun passage (10) dan retrun line (23) lalu ke
hidrolik tank.
19
Gambar Sirkuit hidrolik Stick in
c. Bucket Sirkuit hidrolik
1) Bucket Close/Open
Oli yang dialirkan di bucket hidrolik sirkuit hanya dari pompa
kanan (22). Oli dari pompa kanan (22) dialirkan melalui
parallel feeder passage (16) di main control valve (5), load
check valve (12), ke bucket control valve (9) dan lane (3) lalu
ke head end bucket cylinder (4). Oil retrun dari rod end bucket
cylinder mengalir melalui line (2), orifice (11) di bucket
conterol valve (9), retrun passage (17) dan retrun line (6) lalu ke
hidrolik tank. 2. Bucket open Bucket open beroperasi sama
seperti saat bucket close beroperasi. Oli dari pompa kanan
(22) mengalir ke parallel feeder passage (16), load check valve
(12), ke bucket control valve (9) dan lane (3) lalu ke head end
bucket cylinder (4). Oil retrun dari head end bukcet (4)
mengalir melalui line (3), retrun passage (17), retrun line (6)
lalu ke hidrolik tank.
20
Gambar Sirkuit hidrolik Bucket
d. Swing Sirkuit hidrolik
1) Swing right
Oli yang dialirkan ke swing hidrolik sirkuit hanya dari pompa
kiri (28). Oli dari pompa kiri (28) mengalir melalui parallel
feeder passage (13) di main control valve (14), load check valve
(12), passage (17), swing control valve (18), passage (16), line
(9) ke swing motor (5) untuk berputar ke arah kanan
(clockwise direction). Oil retrun dari swing motor (5)
mengalir ke line (10), retrun passage (11), retrun line (8),
slow retrun check valve (33) ke hidrolik tank.
2) Swing left
Swing left beroperasi sama seperti saat swing right beroperasi.
Oli dari pompa kiri (28) mengalir melalui parallel feeder passage
(13), passage (17) dan line (10) ke swing motor (5) untuk
berputar ke arah kiri (counterclockwise direction). Oil retrun dari
swing motor (5) mengalir ke line (9), retrun passage (11), retrun
line (8) dan slow retrun check valve (33) ke hidrolik tank.
21
Gambar Sirkuit hidrolik Swing Right/Left
Gambar Sirkuit Hidrolik yang diperbesar:
22
2. Observasi Pneumatik
Dalam observasi Pneumatik yang dilakukan, penulis mendapatkan
hasil survei pengaplikasian sistem pneumatik pada pencucian
motor dan mobil yang biasanya disebut hidrolik .
23
a. Kompressor (Pembangkit Udara Kempa)
Kompresor berfungsi untuk membangkitkan / menghasilkan
udara bertekanan dengan cara menghisap dan memampatkan
udara tersebut kemudian disimpan di dalam tangki udara kempa
untuk disuplai kepada pemakai (sistem pneumatik). Kompressor
dilengkapi dengan tabung untuk menyimpan udara bertekanan,
sehingga udara dapat mencapai jumlah dan tekanan yang
diperlukan. Tabung udara bertekanan pada kompressor dilengkapi
dengan katup pengaman, bila tekanan udaranya melebihi
ketentuan, maka katup pengaman akan terbuka secara otomatis.
Pemilihan jenis kompresor yang digunakan tergantung dari
syarat- syarat pemakaian yang harus dipenuhi misalnya dengan
tekanan kerja dan volume udara yang akan diperlukan dalam
sistim peralatan (katup dan silinder pneumatik).
b. Konduktor dan Konektor
1) Konduktor (Penyaluran)
Penginstalan sirkuit pneumatik hingga menjadi satu
system yang dapat dioperasikan diperlukan konduktor,
sehingga dapat dikatakan bahwa fungsi konduktor adalah
untuk menyalurkan udara kempa yang akan
membawa/mentransfer tenaga ke aktuator. Macam- macam
konduktor :
a) Pipa yang terbuat dari tembaga, kuningan, baja,
galvanis atau stenlees steel. Pipa ini juga disebut
konduktor kaku rigid) dan cocok untuk instalasi yang
permanen.
b) Tabung (tube) yang terbuat dari tembaga, kuningan
atau aluminium. Ini termasuk konduktor yang semi
fleksible dan untuk instalasi yang sesekali dibongkar-
pasang.
24
c) Selang fleksible yang biasanya terbuat dari piastik dan
biasa digunakan untuk instalasi yang frekuensi bongkar-
pasangnya lebih tinggi.
2) Konektor
Konektor berfungsi untuk menyambungkan atau menjepit
konduktor (selang atau pipa) agar tersambung erat pada bodi
komponen pneumatik. Bentuk ataupun macamnya disesuaikan
dengan konduktor yang digunakan.
c. Katup-Katup Pneumatik (Control Valve)
Katup berfungsi untuk mengatur atau mengendalikan arah
udara kempa yang akan bekerja menggerakan aktuator, dengan
kata lain katup ini berfungsi untuk mengendalikan arah gerakan
aktuator. Katup-katup pneumatik diberi nama berdasarkan pada:
a) Jumlah lubang/saluran kerja (port), b) Jumlah posisi kerja, d)
Jenis penggerak katup, dan d) Nama tambahan lain sesuai dengan
karakteristik katup. Menurut fungsinya katup-katup
dikelompokkan sebagai berikut :
1) Katup Pengarah (Directional Control Valves)
2) Katup Satu Arah (Non Return Valves)
3) Katup Pengatur Tekanan (Pressure Control Valves)
4) Katup Pengontrol Aliran (Flow Control Valves)
5) Katup buka-tutup (Shut-off valves)
d. Aktuator
Pneumatik aktuator adalah alat yang melakukan kerja pada
sistem pneumatik. Ada berbagai macam jenis pneumatik aktuator
sesuai dengan penggunaannya. Antara lain adalah silinder
pneumatik, diafragma aktuator, serta pneumatik motor. Pada alat
pengangkat motor atau mobil, aktuator yang digunakan berupa
slinder untuk menahan beban dan mengangkat mobil dengan
tekanan udara yang dimampatkan.
25
B. GAMBAR OBSERVASI
1. Observasi Hidrolik
26
2. Observasi Pneumatik
27
28
C. WAKTU DAN TEMPAT OBSERVASI
1. Hidrolik
a. Lokasi Observasi
Dalam observasi ini penulis mendapatkan pengaplikasian sistem
hidrolik pada Excavator di Bengkel Penyimpanan Excavator yang
berlokasi di Dadok Tungul Hitam, Aie Pacah, Koto Tangah, Kota
Padang, Sumatra Barat. Bengkel ini berfungsi untuk tempat
penyimpanan dan servis Excavator.
b. Pelaksanaan Observasi
Penulis telah melaksanakan observasi pada hari Selasa, 24
Oktober 2022, mulai pukul 13:00 WIB dan selesai pada jam 15:00
WIB.
2. Pneumatik
a. Lokasi Observasi
Dalam observasi ini penulis mendapatkan pengaplikasian sistem
pneumatik pada Pencucian Mobil di Prince Car Wash yang berlokasi
di Jalan Alai Tim. No.40, Alai Parak Kopi, Kec. Padang Utara, Kota
Padang, Sumatera Barat.
b. Pelaksanaan Observasi
Penulis telah melaksanakan observasi pada hari Senin, 10
November 2022, mulai pukul 10:00 WIB dan selesai pada jam 12:00
WIB.
D. FUNGSI
1. Fungsi Pengaplikasian Hidrolik
Dalam observasi yang penulis lakukan terdapat pengaplikasian
sistem hidrolik pada Excavator, yang dimana pengaplikasian
hidrolik pada Excavator tersebut berfungsi untuk menaik dan
menurunkan lengan (arm), boom, bucket, memutar badan, dan lainnya.
Dimana pada Excavator tersebut hampir keseluruhan penggeraknya
menggunakan sistem hidrolik yang dikontrol menggunakan tuas-tuas oleh
operator.
29
2. Fungsi Pengaplikasian Pneumatik
Dalam observasi yang penulis lakukan pengaplikasian sistem
pneumatik berfungsi untuk memberi tekanan pada slinder menggunakan
udara, sehingga dapat mengangkat beban yang berat.
30
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Penggunaan sistem hidrolik dan pneumatik sangat luas, dalam
sebuah bengkel biasanya dalam system hidroliknya menggunakan satu
system untuk satu mesin. Akan tetapi pada system pneumatic
menggunakan satu kompresor untuk mensuplai udara bertekanan ke semua
departemen yang ada.
31
DAFTAR PUSTAKA
D. Markk, B. Scharader, M. Thomes, Hydraulics (Basic Level TP 501).
Festo Didactic, Esslingen 1990.
P. Croser, Pneumatics, Basic Level Textbook, Esslingen ,Festo Didactic,
1989
Peter Rokhner, Industrial Hydraulic Control, Melbourne, 1984.
Sugihartono, Drs. Sistem Kontrol dan Pesawat Tenaga Hidrolik, Tarsito
Bandung, 1988
32