Fadli Muzamil - Laporan Praktikum Mekanika Fluida - Submit Ok

MEKANIKA FLUIDA & HIDROLIKA
Laporan Praktikum Disusun untuk memenuhi Tugas

Mata Kuliah Mekanika Fluida dan Hidrolika
Dosen Pengampu Praktikum:

Basirun, S.T., M.T.
Disusun Oleh :
Fadli Muzamil (22.222.01.023)
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2023/2024
MEKANIKA FLUIDA & HIDROLIKA
Laporan Praktikum Disusun untuk memenuhi Tugas
Mata Kuliah Mekanika Fluida dan Hidrolika
Dosen Pengampu Praktikum:

Basirun, S.T., M.T.
Nama Kelompok :
Fadli Muzamil (22.222.01.023)
Dhafa M Rivansyah (22.222.01.086)
Danang S Nugroho (22.222.01.051)
Rinadi (22.222.01.048)
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, serta kesempatannya kepada kami untuk
dapat menyelesaikan laporan praktikum Mekanika Fluida . Laporan
praktikum ini kami susun sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah
Mekanika Fluida dan Praktikum yang sedang kami tempuh.
Dalam laporan ini, kami akan memaparkan hasil pengamatan, analisis,
kesimpulan dari praktikum yang telah kami lakukan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Mekanika Fluida dan Praktikum ini, serta kepada asisten praktikum yang
telah memberikan pengetahuan, bimbingan, serta kesempatan untuk
memahami konsep dan teknik yang terkait tentang Mekanika Fluida. Tidak
lupa, kami juga menyampaikan rasa terima kasih kepada rekan-rekan
kelompok praktikum yang telah berkontribusi dalam kelancaran pelaksanaan
praktikum ini. Serta semua dukungan dan kerja sama yang telah terjalin
sangat berarti bagi kelancaran penyelesaian laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, namun
kami berharap laporan ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengani
praktikum ini yang telah kami lakukan. Kritik, saran, sangat kami harapkan
untuk perbaikan di masa mendatang.
Akhir kata, semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat dan
memberikan wawasan yang lebih mendalam dalam pemahaman untuk
materi Mekanika Fluida & Hidrolika. Atas perhatiannya kami ucapkan
terima kasih.
Tangerang, 24 Januari 2024
Fadli Muzamil
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................I
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................3
BAB II MODUL 1 : PENGUKURAN CURAH HUJAN....................................................................6
A. PENGUJIAN PENGUKURAN CURAH HUJAN....................................................................6
B. TUJUAN PERCOBAAN...........................................................................................................6
C. DASAR TEORI.........................................................................................................................6
D. ALAT – ALAT...........................................................................................................................7
E. CARA PELAKSANAAN..........................................................................................................9
F. HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................................................12
G. TUGAS AKHIR.......................................................................................................................14
H. KESIMPULAN........................................................................................................................15
MODUL 2 : TEKANAN HIDROSTATIS..........................................................................................16
A. PENGUJIAN TEKANAN HIDROSTATIS.............................................................................16
B. TUJUAN PERCOBAAN.........................................................................................................16
C. DASAR TEORI.......................................................................................................................16
D. ALAT – ALAT.........................................................................................................................18
E. CARA PELAKSANAAN........................................................................................................19
G. KESIMPULAN........................................................................................................................32
MODUL 3 : VISKOSITAS..................................................................................................................33
A. PENGUJIAN VISKOSITAS CAIRAN...................................................................................33
C. DASAR TEORI.......................................................................................................................33
D. ALAT-ALAT............................................................................................................................34
F. TUGAS PENDAHULUAN.....................................................................................................36
G. HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................................................38
H . KESIMPULAN......................................................................................................................43
MODUL 4 : HIDROMETRI SALURAN TERBUKA......................................................................44
A. PENGUJIAN HIDROMETRI SALURAN TERBUKA.........................................................45
C. DASAR TEORI.......................................................................................................................45
D. ALAT -ALAT...........................................................................................................................46
G. KESIMPULAN........................................................................................................................61
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN UMUM...............................................................................62
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................64
LAMPIRAN..........................................................................................................................................65
4
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. HIDROLOGI
Hidrologi merupakan cabang ilmu yang secara khusus memfokuskan diri
pada studi tentang air di berbagai bentuknya di permukaan bumi. Dengan
mempelajari sumber daya air, siklus hidrologi, dan distribusi air di berbagai
lingkungan, hidrologi membantu kita untuk lebih baik memahami dan
mengelola aspek-aspek air yang krusial bagi keberlangsungan
kehidupan.Siklus hidrologi melibatkan proses evaporasi dari permukaan air,
transpirasi dari tanaman, kondensasi membentuk awan, dan akhirnya
presipitasi dalam bentuk hujan atau salju.
Selain itu, hidrologi juga memeriksa perilaku air di permukaan tanah,
mengukur aliran sungai, dan menganalisis pola limpasan permukaan.
Informasi ini esensial dalam menentukan ketersediaan air, mengelola banjir,
dan merencanakan penggunaan sumber daya air secara
berkelanjutan.Hidrologi berkolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu,
termasuk meteorologi, geologi, dan ekologi, untuk menyelidiki interaksi
kompleks antara air, tanah, dan atmosfer. Dengan begitu, pemahaman
hidrologi bukan hanya mengungkap rahasia siklus air, tetapi juga memberikan
wawasan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan memastikan
ketersediaan air yang memadai bagi kehidupan manusia dan alam
sekitar.Hidrologi, sebagai cabang ilmu yang mempelajari siklus air di bumi,
memiliki peranan yang krusial dalam pemahaman dan pengelolaan sumber
daya air.
Praktikum ini diselenggarakan dengan tujuan mendalami konsep-konsep
hidrologi melalui pengamatan lapangan dan analisis data. Laporan ini
mencerminkan upaya kami dalam memahami berbagai aspek hidrologi,
termasuk distribusi air, aliran sungai, dan pengaruhnya terhadap lingkungan.
Melalui eksperimen ini, kami dihadapkan pada tantangan untuk mengukur
parameter hidrologi, menganalisis pola aliran air, dan merumuskan
kesimpulan yang mendukung teori-teori hidrologi yang telah dipelajari.
Laporan ini menjadi wadah untuk mempresentasikan temuan-temuan kami
dan melihat sejauh mana pemahaman dan keterampilan praktis kami dalam
memahami dinamika air di alam.Semoga laporan ini tidak hanya memenuhi
kebutuhan tugas praktikum, tetapi juga menjadi kontribusi positif dalam
melihat peran hidrologi dalam menjaga keseimbangan ekosistem air di planet
ini. Kami menyadari bahwa hidrologi merupakan bidang yang terus
berkembang, dan semangat kami untuk terus belajar dan berkontribusi dalam
pengelolaan sumber daya air akan terus tumbuh.
6
B. MEKANIKA FLUIDA
Mekanika fluida adalah cabang ilmu teknik yang memfokuskan perhatian
pada perilaku fluida, baik dalam keadaan diam (statik) maupun bergerak
(dinamik). Fluida, yang mencakup cairan dan gas, memiliki sifat-sifat unik
yang memengaruhi responsnya terhadap gaya eksternal dan perubahan
kecepatan. Melalui kajian mekanika fluida, kita dapat memahami dan
menganalisis fenomena seperti aliran fluida, tekanan, dan kestabilan
aliran.Dalam mekanika fluida, persamaan dasar fisika, seperti persamaan
kontinuitas dan persamaan Euler, digunakan untuk menjelaskan perubahan
keadaan fluida seiring waktu dan ruang. Eksperimen praktikum dan simulasi
komputer membantu menerapkan teori-teori ini dalam situasi dunia nyata,
seperti aliran sungai, dinamika udara, atau desain sistem perpipaan.
Fluida dapat juga dibedakan berdasarkan kekentalannya, yaitu fluida
nyata (viscous fluid) dan fluida ideal (non viscous fluid). Fluida nyata adalah
fluida yang memiliki kekentalan, fluida ini dapat kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari contohnya air dan udara. Sedangkan fluida ideal, tidak
ada dalam kehidupan sehari-hari dan hanya dipakai dalam teori dan kondisi-
kondisi khusus saja.
Dalam mekanika fluida juga dipelajari fluida yang tidak dalam keadaan
bergerak atau diam. Sebagian besar bahasan dalam mekanika fluida berkaitan
dengan mekanika kontinum. Secara garis besar, mekanika fluida terbagi
menjadi statika fluida yang mempelajari fluida dalam keadaan diam, dan
dinamika fluida yang mempelajari fluida dalam keadaan bergerak.
Penting untuk mencatat bahwa mekanika fluida memiliki aplikasi luas
dalam berbagai bidang, termasuk industri, transportasi, energi, dan
lingkungan. Dengan memahami prinsip-prinsip mekanika fluida, kita dapat
merancang sistem yang lebih efisien, mengoptimalkan transportasi fluida, dan
mengatasi tantangan teknis dalam pemodelan dan pengelolaan sumber daya
alam.
Dengan terus berkembangnya teknologi, studi mekanika fluida terus
memberikan kontribusi berharga dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan
kompleks tentang bagaimana fluida berperilaku dan bagaimana kita dapat
memanfaatkannya secara optimal untuk kepentingan manusia dan
lingkungan.
C. HIDROLIKA
Hidrolika adalah cabang ilmu teknik yang mempelajari perilaku fluida,
terutama air, dalam berbagai sistem teknik. Fokus utamanya adalah pada
7
aplikasi praktis dari prinsip-prinsip mekanika fluida dalam merancang,
mengoperasikan, dan memelihara sistem hidrolik.Dalam hidrolika, kita
menggali bagaimana cairan bergerak dan berinteraksi dengan struktur
mekanik, pompa, katup, dan perangkat hidrolik lainnya. Aspek-aspek ini
dianalisis untuk memastikan efisiensi, keandalan, dan keamanan dalam
berbagai aplikasi, seperti konstruksi dam, sistem irigasi, mesin konstruksi,
atau sistem penggerak hidrolik pada kendaraan.
Dalam tenaga fluida, hidrolika digunakan sebagai pembangkit,
mengontrol, dan juga untuk perpindahan tenaga menggunakan fluida
yang dipadatkan. Berbagai pembahasan tentang hidrolika sendiri mencakup
dalam banyak aspek sains dan juga disiplin teknik, ini termasuk kedalam
konsep-konsep seperti benda aliran tertutup (misalnya pipa).
Pemahaman mendalam tentang hidrolika melibatkan konsep-konsep
seperti tekanan, kecepatan aliran, dan hukum kekekalan energi. Dengan
menerapkan prinsip-prinsip ini, kita dapat mengoptimalkan desain sistem
hidrolik untuk memenuhi kebutuhan spesifik dalam berbagai konteks teknik.
Hidrolika juga berkaitan erat dengan pembangunan sistem energi
terbarukan, khususnya dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga air.
Melalui studi hidrolika, kita dapat merencanakan pemanfaatan sumber daya
air secara efisien untuk menghasilkan energi listrik yang berkelanjutan.
Dengan terus berkembangnya teknologi, pemahaman hidrolika menjadi
semakin penting dalam menjawab tantangan keberlanjutan dan efisiensi
dalam berbagai proyek rekayasa. Dengan demikian, hidrolika berperan
sebagai fondasi yang kuat untuk pengembangan sistem teknik yang inovatif
dan berkelanjutan.
8
BAB II
MODUL 1 : PENGUKURAN CURAH HUJAN
A. PENGUJIAN PENGUKURAN CURAH HUJAN

Data curah hujan sangat penting untuk perencanaan teknik khususnya
untuk bangunan air misalnya irigasi, bendungan, drainase perkotaan,
pelabuhan, dermaga, dan lain-lain. Karena itu data curah hujan di
suatu daerah dicatat terns menerus untuk menghitung perencanaan serta
kebijakan yang akan dilakukan.
Curah hujan harian adalah hujan yang terjadi dan tercatat pada
stasiun pengamatan curah hujan setiap hari (selama 24 jam). Data
curah hujan harian biasanya dipakai untuk simulasi kebutuhan air
tanaman, simulasi operasi waduk. Curah hujan harian maksimum
adalah: curah hujan harian tertinggi dalam tahun pengamatan pada
suatu stasiun tertentu. Data ini biasanya dipergunakan untuk
perancangan bangunan hidrolik sungai seperti bendung, bendungan,
tanggul, pengaman sungai dan drainase. Curah hujan bulanan adalah:
jumlah curah hujan harian dalam satu bulan pengamatan pada suatu
stasiun curahhujan tertentu. Data ini biasanya dipergunakan untuk
simulasi kebutuhan air dan menentukan pola tanam. Curah hujan
tahunan adalah: jumlah curah hujan bulanan dalam satu tahun
pengamatan pada suatu stasiun curah huj an tertentu.
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa dapat Mengenal, memahami, dan mampu mengoperasikan
fungsi dari alat yang digunakan dalam praktikum pengukuran hujan di
lapangan. Tujuan ini dirancang untuk memberikan mahasiswa atau peserta
praktikum pemahaman praktis tentang konsep curah hujan dan bagaimana
data tersebut dapat digunakan untuk membuat atau perencanaan.
C. DASAR TEORI
Penakar Hujan Sederhana
Pengukuran curah hujan pada prinsipnya mengukur ketinggian air hujan yang
jatuh pada satu bidang luasan tertentu. Ketinggian air hujan dapat dihitung
jika kita mengetahui volume air hujan yang masuk pada bidang dengan
9
luasan yang sudah diketahui luasnya. Untuk menghitung ketinggian air hujan
yang jatuh pada bidang dengan luasan tertentu dapat digunakan persamaan:
H=V /L x 10 , ketika:
H :ketinggian curah hujan(mm)
V :Volume(ml)
L :luasbidang/corong (mm)
D. ALAT – ALAT
1.Raingauge
Berfungsi sebagai penghitung jumlah curah hujan dalam satuan waktu
tertentu secara otomatis dengan menggunakan baterai sebagai sumber
tenaganya.
Gambar1.1 Raingauge
2.Gelas Ukur
Alat ukur volume, untuk sampel bahan cair dengan ketelitian rendah.
Gambar 1.2 Gelas Ukur
3.Jangka sorong dan mistar

Mengukur panjang sisi luar suatu benda, seperti diameter kawat atau
ketebalan dari suatu pelat logam. Pengukuran panjang sisi luar suatu benda,
dapat dilakukan dengan cara menjepit benda yang ingin diukur
menggunakan rahang jangka sorong yang besar.
10
Gambar 1.3 Jangka Sorong
4.Ember & Gayung

Digunakan sebagai Wadah untuk menampung air dan menuangkan air ke
dalam Alat Tekanan Hidrostatis.
Gambar 1.4 Ember dan Gayung
5.Corong
Sebagai alat bantu untuk memindah / memasukkan larutan ke wadah /
tempat yang mempunyaai dimensi pemasukkan sampel bahan keci
11
Gambar 1.5 Corong
CATATAN :
Alat-alat ukur hujan dapat berupa Raingauge, Ombrometer, Pluviometer,
Radar Hujan, Automatic Rainfall Recorder,tapi yang ada untuk saaat ini pada
laboratorium Teknik sipil Universitas Muhammadiyah Tangerang yaitu Hanya
Raingauge.
E. CARA PELAKSANAAN
1. Ukur diameter corong rain gauge.
2. Tempatkan raingauge pada ketinggian (level atas corong) 120 cm, dan
ditempatkan pada tempat yang kokoh dan terlindungi dari gangguan.
3. Lakukan pengecekan dan pencatatan volume air yang tertampung pada
raingauge setiap pukul 07.00.
4. Lakukan pengecekan dan pencatatan setiap harinya pada form isian
5. Lakukan perhitungan a) total hujan perbulan (min), b) total hari hujan
(hai) dan c) curah human maksimum tiap bulannya (mm).Jika
Diketahui,suatu jari-jari dari corong alat , yaitu = 5mm²
PEMBUATAN ALAT UKUR CURAH HUJAN SEDERHANA

Karena keterbatasan Bahan untuk pembuatan alat ukur curah hujan,maka dari
itu untuk satuan kami menggunakan penggaris sebagai acuan untuk
mengetahui nilai
Dari volume curah hujan yang akan dikonversi terlebih dahulu untuk
satuannya.
Alat & Bahan yang diperlukan :
1.Cutter
Cutter digunakan untuk memotong bagian dari botol,yang berfungsi untuk
corong air hujan.
Gambar1.1 Cutter
12
2.Penggaris
Penggaris digunakan untuk mengetahui ketinggian dari volume air hujan.
Gambar1.2 Penggaris
3.Botol Air Mineral

Botol air mineral bekas digunakan untuk menampung hujan harian.
Gambar1.3 Botol Mineral
Langkah – Langkah :
1.Siapkan Alat yang sudah disiapkan terlebih dahulu
2.Potong bagian atas botol sekitar ± 10cm
3.Kemudian,masukan Sebagian badan botol yang sudah di potong ke dalam
botol untuk menjadi corong
4.Mulai pelaksanaan untuk mengetahui titik ukur curah hujan harian.
Setelah Langkah dari alat sudah siap untuk digunakan ,kemudian lakukan
percobaan pada prosedur yang sudah di tentukan pada modul yang
diberikan ,kali ini saya akan menaruhkan alat yang sudah dibuat pada
percobaan di sekitar area rumah yang Dimana pada kondisi hari itu sedang
terjadinya hujan.sebelumnya saya sudah menempatkan alat dari jam 07.00
WIB dengan berjalannya waktu selama sehari penuh di dapatkan data pada
dokumentasi dibawah ini :
13
Gambar1.1 Diameter alat curah Gambar1.2 Hasil air hujan
Gambar1.3 Hasil Volume air hujan
Terlihat pada foto tersebut sudah diketahui bahwa diameter dari alat ukur
/botol air mineral yaitu 8,4cm jika dikonversi dalam satuan mm menjadi 84mm,
untuk diameter dan untuk jari-jari yaitu : 4,2cm/42mm
2
L=πr yaitu L=3 ,14 x 4 , 2²=55.38 cm atau 553 , 8 mm ²
dari data didapatkan hasil curah hujan harian yaitu sekitar,maka Volume yang
didapat yaitu :
V =200 x 1000=200.000 mm ³.
Jika Diketahui,suatu jari-jari dari corong alat , yaitu = 4,2mm² dan 200.000mm³
untuk Volume curah hujan harian, Setelah data sudah didapat mari mulai kita
aplikasikan dengan rumus yang sudah diberikan pada modul,yaitu dengan rumus
V
H= x 10
L
200.000
H= x 10
553 , 8
H=3611 , 41 mm
Jadi untuk percobaan pada alat curah hujan sederhana didapatkan nilai
ketinggian yaitu 3611, 41 mm
14
F. HASIL DAN PEMBAHASAN
CURAH HUJAN HARIAN (ml)
Nama Instansi : UMT Nama Operator : Ilham Hidayat

Nama Kegiatan : Curah Hujan Harian Nama Engineer : Fadli Muzamil
Lokasi : Lab.Teknik Sipil – UMT Tanggal : 17-Desember-2023
Satuan : Milimeter (ml)
Table 1 Data Curah Hujan Harian (ml)

H=V /L x 10 ,
Ketika:
H :k e t in≫i a n c u r a h hu j an(mm)
V :V olume(ml)
L :lua s bidang /corong(mm ²)
Maka untuk untuk luas bidang corong dapat dihitung terlebih dahulu,dengan
persamaan rumus L=π r 2 Maka dari itu di dapat hasil :
15
(L=3 , 14 x 5²=785 mm ² /78.5 cm)
CURAH HUJAN HARIAN (mm)

Nama Kegiatan : Curah Hujan Harian Nama Engineer : Fadli Muzamil
Satuan : Milimeter (mm)
Menghitung
Curah Hujan Harian (mm) Tahun : 2023 Ketinggian Air
Hujan (mm)
Volume Curah Hujan (mm)
Tanggal H=V/L *10
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
1 -
2 280.000 400.000 -
3 86.000 1.095,54
4 260.000 460.000 -
5 330.000 60.000 390.000 -
6 -
7 142.000 330.000 32.000 530.000 1.808,92
8 -
9 78.000 600.000 430.000 -
10 450.000 270.000 -
11 700.000 -
12 300.000 -
13 370.000 500.000 -
14 120.000 230.000 360.000 1.528,66
15 62.000 10.000 480.000 -
16 180.000 -
17 218.000 80.000 -
18 410.000 -
19 450.000 -
20 380.000 540.000 -
21 140.000 480.000 1.783,44
22 -
23 -
24 570.000 -
25 350.000 360.000 650.000 4.458,60
26 -
27 250.000 -
28 240.000 3.057,32
29 340.000 -
30 -
31 73.000 800.000 -
Total Hujan 1.078.000 1.668.000 1.580.000 780.000 138.000 135.000 42.000 80.000 1.080.000 2.080.000 2.820.000 3.290.000 14.771.000
Total Hari
6 5 5 3 2 2 2 1 3 4 6 5 44
Hujan
Hujan Maks. 350.000 450.000 380.000 340.000 78.000 73.000 32.000 80.000 450.000 700.000 570.000 800.000 4.303.000
dari data didapatkan hasil curah hujan harian yaitu sekitar,maka Volume yang
didapat yaitu :
V =200 x 1000=200.000 mm ³.
Jika Diketahui,suatu jari-jari dari corong alat , yaitu = 4,2mm² dan 200.000mm³
untuk Volume curah hujan harian, Setelah data sudah didapat mari mulai kita
aplikasikan dengan rumus yang sudah diberikan pada modul,yaitu dengan rumus :
V
H= x 10
L
200.000
H= x 10
553 , 8
H=3611 , 41 mm
Jadi untuk percobaan pada alat curah hujan sederhana didapatkan nilai ketinggian
yaitu 3611, 41 mm
16
G. TUGAS AKHIR
Gambar1.2 Bagian-bagian alat ombrometer
Penakar hujan Observatorium merupakan penakar hujan non-recording,

sehingga harus di ukur secara manual. Di kalangan pertanian dan pengairan
biasa di sebut Ombrometer.
Penakar hujan Observatorium berfungsi untuk mengukur jumlah curah hujan

yang jatuh dan masuk kedalam corong penakar hujan dalam periode waktu 24
jam , diamati tiap jam 07.00 waktu setempat dan dinyatakan dalam satuan mm
(milimeter).
Bagian-bagian Alat:
Panakar hujan OBS terdiri dari lima bagian utama yaitu :
1. Corong penakar yang berbentuk lingkaran yang dapat dilepas dengan luas100
cm persegi.
2. Tabung panampung air hujan.
3. Kran untuk mengeluarkan air
4. Penyangga
5. Gelas ukur dengan skala 0 – 25 mm. (lihat gambar Penakar hujan
Observatorium (OBS)
Cara Kerja Alat:
17
Saat terjadi hujan, air hujan yang tercurah masuk dalam corong penakar. Air
yang masuk dalam penakar dialirkan dan terkumpul di dalam tabung
penampung. Pada jam-jam pengamatan air hujan yang tertampung diukur
dengan menggunakan gelas ukur. Apabila jumlah curah hujan yang tertampung
jumlahnya melebihi kapasitas ukur gelas ukur, maka pengukuran dilakukan
beberapa kali hingga air hujan yang tertampung dapat terukur semua.
H. KESIMPULAN
 Dalam periode pengukuran curah hujan selama setahun ini, data
menunjukkan variasi yang signifikan dalam jumlah hujan harian. Puncak
curah hujan terjadi pada tanggal 15, di mana tercatat hujan sebesar 50
mm dalam waktu 24 jam. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa bulan
ini memiliki rata-rata curah hujan di atas rata-rata tahunan.
 Ketidakstabilan cuaca tampaknya menjadi faktor dominan dalam
fluktuasi curah hujan, dengan periode hujan intensif yang diikuti oleh
hari-hari yang relatif kering. Data ini memberikan wawasan yang
berharga untuk pemahaman pola curah hujan dalam jangka waktu
tertentu.
 Selain itu, pengukuran curah hujan memberikan informasi penting untuk
perencanaan dan manajemen sumber daya air, terutama dalam konteks
pengelolaan banjir dan keberlanjutan sumber air. Pengukuran ini dapat
digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang efektif
dalam mitigasi risiko terkait air dan pemahaman lebih lanjut terhadap
perubahan iklim lokal.
Gambar 1.1 Dokumentasi Profil Pribadi
18
MODUL 2 : TEKANAN HIDROSTATIS
A. PENGUJIAN TEKANAN HIDROSTATIS

Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang disebabkan oleh gaya yang ada
pada zat cair terhadap suatu luas bidang tekan, pada kedalaman tertentu.
Secara mudahnya, tiap-tiap jenis zat cair, akan memberikan tekanan tertentu,
tergantung dari jarak kedalamannya. Pada desain bangunan air seperti pada
bendungan, pada dasar bendungan di bagian bawah akan didesain semakin
tebal/ besar dimensinya guna menahan tekanan hidrostatis yang semakin ke
bawah semakin besar, atau mungkin dengan geometri tertentu (melalui
kalkulasi) guna menahan tekanan hidrostatis tersebut.
Tekanan hidrostatis pada suatu kedalaman dalam fluida ditentukan oleh
berat kolom fluida di atasnya. Metode ini menggunakan konsep bahwa
tekanan hidrostatis pada titik tertentu dalam fluida adalah fungsi dari
kedalaman fluida pada titik tersebut. Persamaan matematis untuk tekanan
hidrostatis dapat dinyatakan sebagai P= ρgh, di mana P adalah tekanan, ρ
adalah massa jenis fluida, g adalah percepatan gravitasi, dan h adalah
kedalaman dalam fluida.
B. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk menghitung tekanan hidrostatis pada suatu permukaan di dalam air,
Mahasiswa perlu melakukan analisis untuk menentukan letak garis tekanan
yang terjadi. Proses ini melibatkan pemahaman terhadap prinsip tekanan
hidrostatis yang berkaitan dengan kedalaman dalam mekanika fluida. Selain
itu, penting untuk membandingkan hasil percobaan dengan teori yang ada
guna mengevaluasi keakuratan perhitungan dan memastikan konsistensi
antara prediksi teoritis dan pengamatan empiris.
C. DASAR TEORI
Jika ketika dalam kondisi setimbang, momen di pivot adalah m ∙ g ∙ L=F ∙ h”
Keterangan :
m = massa di panci penyeimbang
g = percepatan gravitasi
L = panjang lengan peyeimbang
F = tekanan hidrostatis
Dengan menghitung tekanan hidrostatis dan pusat tekanan diisi ujung

kuadran, maka dapat dibandingkan hasil teori dan praktikum. Sedangkan,
teori air penuh atau sebagian adalah sama.
19
a. Tekanan Hidrostatis (Newton)
F=ρ ∙ g ∙ A ∙h
Keterangan:
A = luas area
h = kedalaman pencelupan
A =𝐵∙𝑑
h =𝑑2
sehingga F=12 ρ∙ g ∙ B ∙ d 2
b. Kedalaman Tekanan
Momen
M =F ∙ h ”
Gambar 2.1 Kuadran Terendam Sebagain.
Keseimbangan momen diperoleh dari berat W, yang bekerja pada

penggantung di ujung lengan penyeimbang. Momen terbagi secara
proporsional sepanjang L lengan penyeimbang. Untuk keseimbangan statis
ada dua momen yang sama.
F ∙ h ”=W ∙ L=m∙ g ∙ L
Substitusi dengan tekanan hidrostatis (1), diperoleh:
m. g . L
h ”= D(d−D 2)
f
20
Kedalaman tekanan teoritis (Hasil teori kedalaman tekanan P di bawah
permukaan bebas)
D. ALAT – ALAT
1.Satu Set Alat Tekanan Hidrostatis
Dalam industri konstruksi dan perpipaan, satu set alat tekanan hidrostatik
dapat digunakan untuk menguji kebocoran atau kekuatan suatu sistem
dengan memberikan tekanan air di atas batas normal untuk menilai
keandalan dan keamanan sistem.
Gambar 2.1 Satu set alat tekanan hidrostatis
2.Satu Set Alat pemberat (Balance Pen)

Alat pemberat dapat digunakan untuk kalibrasi peralatan pengukuran,
seperti timbangan atau alat pengukur tekanan. Mereka memberikan massa
yang diketahui untuk memastikan akurasi pengukuran.
Gambar 2.2 Balance Pan

3. Penggaris
Penggaris digunakan untuk mengukur perubahan dimensi atau deformasi
yang terjadi pada objek saat dikenai tekanan hidrostatik. Perubahan ini dapat
memberikan informasi tentang elastisitas dan kekuatan material objek.
Gambar 2.3 Penggaris
21
4. Wadah Air
Wadah air digunakan untuk menampung persediaan air selama praktikum
berlangsung.
Gambar2.4 Wadah air

E. CARA PELAKSANAAN
Sebelum memulai Gambar 2.4 Ember praktikum, dibuka
dengan membaca do’a
1. Asisten Lab menjelaskan fungsi dari alat yang digunakan pada
praktikum
2. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum tekanan
hidrostatis
3. Ukur Panjang lengan, kuadran ke pivot, tinggi kuadran dan lebar
kuadran
4. Atur gelembung nivo agar tepat ditengah
5. Beri beban sebesar 50 gram (misal, dapat menggunakan berat beban
yang lain) pada penggantung beban
6. Masukkan air kedalam wadah, hingga air sampai pada kondisi
keseimbangan lengan penyeimbang tercapai
7. Lalu pastikan air tidak melimpah di atas permukaann kuadran (untuk
percobaan kuadran terendam sebagian)
8. Ukur dasar lengan penyeimbang dengan puncak atau dasar pusat pada
kesetimbangan
9. Ukur kedalaman muka kuadran yang terendam
10. Ulangi percobaan tersebut dengan berbagai berat beban (increment
beban adalah 10, 20, 50 gram atau sesuai dengan kondisi lapangan)
11. Lanjutkan sampai air mencapai puncak muka kuadran
12. Lalu catat hasil yang diperoleh
22
Data uji tekan hidrostatis yang didapat pada saat praktikum adalah sebagai
berikut:
A. Data Lapangan Percobaan 1 :

Nama Penambahan arm of: Ilham
counter
No.Instansi : UMT Nama Operator
Kedalaman d (meter) Hidayat
Massa m (kg)
Nama Kegiatan : Uji Tekan Hidrostatis balance
Nama Kegiatan : Fadli Muzamil
1 0,050 0,100 9,5
Lokasi : Lab UMT – Teknik Sipil Tanggal : 10 Des 2023
2 0,100 0,115 9,5
Satuan : S1
3 0,150 0,133 9,5
4 0,200 0,150 9,5
5 0,250 0,165 9,5
Tabel 2.1 Percobaan 1 dengan arm of counter balance = 9.5cm
B. Data Lapangan Percobaan 2 :

Nama Kegiatan : Uji Tekan Hidrostatis Nama Kegiatan : Fadli Muzamil
Lokasi : Lab UMT – Teknik Sipil Tanggal : 10 Des 2023
Satuan : S1
Penambahan Massa arm of counter

No. Kedalaman d (meter)
m (kg) balance
1 0,050 0,050 15
2 0,100 0,080 15
3 0,150 0,100 15
4 0,200 0,120 15
5 0,250 0,136 15
6 0,300 0,154 15
7 0,350 0,165 15
Tabel 2.2 Percobaan 1 dengan arm of counter balance = 15cm
23
TEKANAN HIDROSTATIS – KUADRAN TERENDAM SEBAGIAN

Nama Kegiatan : Uji Tekan Hidrostatis Nama Enginner : Fadli Muzamil
Lokasi : Laboratorium UMT Tanggal : 10 Des 2023
Satuan : SI
Tinggi muka kuadran D = 0.105 Meter
Lebar muka kuadran B = 0.065 Meter
Panjang lengan L = 0.28 Meter
Tinggi pivot H = 0.22 Meter
Berat isi air 𝜌𝑎𝑖𝑟 = 1000 kg /m3
Percepatan gravitasi g=9.81 m/ s ²
Arm of counter balance = 9.5cm

PERCOBAAN 1 :
Jarak ke Jarak ke
Momen
Penambaha Tekanan pusat pusat
Kedalaman Putar
No. n Massa m Hidrostatis Tekanan Tekanan
d (meter) M
(kg) F (Nm) Percobaan Teoritis h
(Nm)
h (meter) (meter)
1 0,050 0,100 3,188 0,043 0,187 0,596
Tabel 2.1.1 Percobaan 1 dengan arm of counter balance = 9.5cm
PERCOBAAN 2 :
24
Arm of counter balance = 15 cm
Jarak ke pusat Jarak ke pusat

Penambaha Tekanan Momen
Kedalaman Tekanan Tekanan
No. n Massa m Hidrostati Putar M
d (meter) Percobaan h Teoritis h
(kg) s F (Nm) (Nm)
(meter) (meter)
1 0,050 0,050 0,797 0,172 0,203 0,162
2 0,100 0,080 2,040 0,135 0,193 0,394
3 0,150 0,100 3,188 0,129 0,187 0,595
Tabel 2.2.1 Percobaan 1 dengan arm of counter balance = 15cm
Contoh Perhitungan Kuadran Terendam Sebagian :

Diketahui, Scale (d) = 10cm > 0,100m
Massa (m) = 509gr > 0,0509N
 Tekanan Hidrostatis :
2
Bd
F=ρ . g .
2
2
0,065(0 ,1)
F=1000.9 , 81 =3,188 Nm
2
 Tekanan Eksperimen :
'' m. g .l
h =
f
'' 0 , 05.9 ,81. 0 , 28
h = =0,043 m
3,188
 Tekanan Teoritis :
25
'' d
h =H−
3
'' 0,1
h =0 , 22− =0,187 m
3
 Momen Putar :
M =F .h ' ' (teoritis)
M =3,188.0,187=0,596 Nm
Catatan :
Karena contoh perhitungan percobaan ke-1 yaitu terendam Sebagian,yang
berada pada scale <10cm,untuk berikutnya dilakukan dengan metode scale
>10cm.
TEKANAN HIDROSTATIS – KUADRAN TERENDAM PENUH
26
Nama Kegiatan : Uji Tekan Hidrostatis Nama Enginner : Fadli Muzamil
Lokasi : Laboratorium UMT Tanggal : 10 Des 2023
Satuan : SI
Arm of counter balance = 9.5cm

PERCOBAAN 1 :
Jarak ke Jarak ke
Tekanan pusat pusat Momen
Penambahan Kedalaman
No. Hidrostatis Tekanan Tekanan Putar M
Massa m (kg) d (meter)
F (Nm) Percobaan Teoritis h (Nm)
h (meter) (meter)
1 0,100 0,115 4,185 0,0067 0,182 0,763
2 0,150 0,133 5,390 0,008 0,179 0,964
3 0,200 0,150 6,528 0,009 0,177 1,155
4 0,250 0,165 8,680 0,079 0,165 1,432
Tabel 2.1.2 Percobaan 1 dengan arm of counter balance = 9.5cm
PERCOBAAN 2 :
27
Arm of counter balance = 15 cm
Jarak ke pusat Jarak ke pusat

Penambaha Tekanan Momen
Kedalaman Tekanan Tekanan
No. n Massa m Hidrostati Putar M
d (meter) Percobaan h Teoritis h
(kg) s F (Nm) (Nm)
(meter) (meter)
1 0,200 0,120 4,519 0,012 0,181 0,819

2 0,250 0,136 5,591 0,013 0,179 0,998
3 0,300 0,154 6,796 0,012 0,177 1,200
4 0,350 0,165 7,532 0,013 0,176 1,323
Tabel 2.2.2 Percobaan 1 dengan arm of counter balance = 15cm
Contoh Perhitungan Kuadran Terendam Penuh :
 Tekanan Hidrostatis :
D
( )
F=ρ . g . B . D d− F=1000 x 9 , 81 x 0,065 x 0,105 0,115−
2
0,105
2 ( )
F=4,184 Nm
 Tekanan Eksperimen :
'' m. l
h =
D
P. g . B . D(d− )
2
'' 0 ,1.0 , 28
h = =0,006 m
0,105
1000.9 ,81.0,065 .0,105 (0,115− )
2
 Tekanan Teoritis :
28
( )
2 2
D D
+ d−
'' 12 2
h = + H −d
D
d−
2
( )
2 2
0,105 0,105
+ 0,115−
'' 12 2
h = + 0 ,22−0,115
0,105
0,115−
2
''
h =0,1822 m
 Momen Putar :
''
M =F .h ( teoritis ) M =4,184.0,1822=0,762 Nm
 Grafik Hubungan (Terendam Sebagian) :

Grafik Hubungan Jarak ke pusat Tekanan Hidrostatis (F) dan kedalaman (d)
Pada percobaan 1 dan 2 dari percobaan data yang di dapat :
Grafik Hubungan Tekanan

Hidrostatis (F) dan Kedalaman
(d)
Kedalaman (d)
0.150
0.130
0.110
0.090
0.070
0.050
2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 9.000 10.000
Tekanan Hidrostatis (F)
Grafik 1.1 Hubungan Tekanan Hidrostatis (F) dan Kedalaman (d)

Percobaan 1 Kuadran Terendam Sebagian.
29
Grafik Hubungan Tekanan Hidrostatis (F)
dan Kedalaman (d)
Kedalaman (d)
0.150
0.130
0.110 0.100
0.090 0.080
0.070
0.050
0.050
0.500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500
Grafik 1.2. Hubungan Tekanan Hidrostatis (F) dan Kedalaman

(d) Percobaan 2 Kuadran Terendam Sebagian.
Grafik Hubungan Jarak ke pusat Tekanan Teoritis (h’’) dan kedalaman (d)
Grafik Hubungan Tekanan Teoritis

(h'') dan Kedalaman (d)
Kedalaman (d)
0.150
0.130
0.110 0.100
0.090
0.070
0.050
0.150 0.200 0.250 0.300 0.350 0.400
Tekanan Teoritis (h'')
Grafik 1.3. . Hubungan Tekanan Teoritis (h’’) dan Kedalaman (d)

30
Grafik Hubungan Tekanan Teoritis (h'')
dan Kedalaman (d)
Kedalaman (d)
0.150
0.130
0.110 0.100
0.090 0.080
0.070
0.050
0.050
0.185 0.190 0.195 0.200 0.205
Grafik 1.4 . Hubungan Tekanan Teoritis (h’’) dan Kedalaman (d)

 Grafik Hubungan (Terendam Penuh):

Grafik Hubungan Jarak ke pusat Tekanan Hidrostatis (F) dan kedalaman (d)

Hidrostatis (F) dan Kedalaman
(d)
Kedalaman (d)
0.265
0.215
0.165
0.165 0.150
0.133
0.115
0.115
3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 9.000
:
Grafik 2.1. Hubungan Tekanan Hidrostatis (F) dan Kedalaman (d)
Percobaan 1 Kuadran Terendam Penuh.
31
Grafik Hubungan Tekanan Hidrostatis
(F) dan Kedalaman (d)
0.180 0.165
0.154
Kedalaman (d)
0.160 0.136
0.140 0.120
0.120
0.100
0.080
0.060
0.040
0.020
0.000
4.000 4.500 5.000 5.500 6.000 6.500 7.000 7.500 8.000
Grafik 2.2. Hubungan Tekanan Hidrostatis (F) dan Kedalaman (d)

Grafik Hubungan Jarak ke pusat Tekanan Teoritis (h’’) dan kedalaman (d)
Grafik Hubungan Tekanan Teoritis

(h'') dan Kedalaman (d)
Kedalaman (d)
0.265
0.215
0.165
0.165 0.150
0.133
0.115
0.115
0.164 0.166 0.168 0.170 0.172 0.174 0.176 0.178 0.180 0.182 0.184

32
Grafik Hubungan Tekanan Teoritis (h'')
dan Kedalaman (d)
0.180 0.165
0.154
Kedalaman (d)
0.160 0.136
0.140 0.120
0.120
0.100
0.080
0.060
0.040
0.020
0.000
0.175 0.176 0.177 0.178 0.179 0.180 0.181 0.182

 Grafik Hubungan Tekanan Percobaan (Terendam Sebagian & Penuh):

Grafik Hubungan Jarak ke pusat Tekanan Percobaan (h’’) dan kedalaman (d)
Pada percobaan 1 dan 2 dari percobaan data yang di dapat

Percobaan (h) dan Kedalaman
(d)
0.120 0.100
Kedalaman (d)
0.100
0.080
0.060
0.040
0.020
0.000
0.040 0.045 0.050 0.055 0.060 0.065 0.070 0.075 0.080 0.085 0.090
Tekanan Percobaan (h)
Grafik 3.1 . Hubungan Tekanan Percobaan (h) dan Kedalaman (d)

33
(d)
Kedalaman (d)
0.160 0.165
0.150
0.133
0.120 0.115
0.080
0.040
0.000
Grafik 3.2. Hubungan Tekanan Percobaan (h) dan Kedalaman (d)


(d)
Kedalaman (d)
0.120
0.100 0.100
0.080 0.080
0.060
0.050
0.040
0.020
0.000
0.125 0.130 0.135 0.140 0.145 0.150 0.155 0.160 0.165 0.170 0.175

Grafik Hubungan Tekanan Percobaan

(h) dan Kedalaman (d)
Kedalaman (d)
0.200
0.150
0.154 0.165
0.100 0.136
0.120
0.050
0.000
0.012 0.013 0.014

34
G. KESIMPULAN
 Hubungan antara Kedalaman dan Tekanan Hidrostatis:

Grafik hubungan antara kedalaman (d) dengan tekanan hidrostatis
(F) pada percobaan 1 dan 2 menunjukkan pola yang konsisten dengan
teori hidrostatika. Kenaikan massa pada kuadran menghasilkan
peningkatan tekanan hidrostatis sesuai dengan hukum Pascal.
 Perbandingan Antara Percobaan dan Teori:
Dalam tabel hasil percobaan, terdapat kolom "Jarak ke pusat
Tekanan Percobaan" yang menunjukkan jarak horizontal dari pusat
tekanan ke pivot pada percobaan. Kolom ini dapat dibandingkan
dengan "Jarak ke pusat Tekanan Teoritis" yang dihitung berdasarkan
teori hidrostatika. Pengaruh Panjang Lengan dan Arm of Counter
Balance:
Percobaan 1 dan 2 dilakukan dengan panjang lengan dan arm of
counter balance yang berbeda. Perubahan ini mempengaruhi momen
yang dihasilkan oleh tekanan hidrostatis. Grafik menunjukkan bahwa
perubahan arm of counter balance mempengaruhi jarak ke pusat
tekanan percobaan, sejalan dengan teori hidrostatika.
 Kesesuaian Hasil Percobaan dengan Teori:
Kesenjangan antara hasil percobaan dan teori dapat disebabkan
oleh faktor-faktor eksperimental. Perlu diperhatikan bahwa kondisi
ideal dalam teori mungkin tidak selalu terpenuhi dalam praktikum,
seperti adanya kebocoran, ketidaksempurnaan alat, atau
ketidakakuratan dalam pengukuran.
 Keterbatasan dan Rekomendasi:
Keterbatasan-keterbatasan dalam percobaan perlu diakui, seperti
toleransi kesalahan dalam pengukuran dan pengaruh faktor-faktor
eksternal. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya termasuk
pemahaman lebih lanjut terhadap faktor-faktor tersebut dan perbaikan
desain alat jika diperlukan.
35
MODUL 3 : VISKOSITAS
A. PENGUJIAN VISKOSITAS CAIRAN

Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda suatu zat cair
dengan zat cair yang lain. Oli sebagai salah satu contoh zat cair yang dapat
kita lihat lebih kental dari minyak kelapa. Setiap zat cair ini memiliki nilai
kekentalan yang disebut viskositas yang berbeda-beda. Viskositas adalah
ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan di dalam
fluida. Semakin besar viskositas fluida, maka semakin sulit suatu benda
bergerak di dalam fluida tersebut.
Di dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul
zat cair. Sedangkan dalam gas, viskositas timbul sebagai akibat tumbukan
antara molekul gas. Viskositas terjadi terutama karena adanya interaksi
antara molekul- molekul cairan (Erizal, 2011). Dalam suatu fluida ideal
(fluida tidak kental) tidak ada viskositas (kekentalan) yang menghambat
lapisan-lapisan fluida lapisan-lapisan tersebut Menggeser satu di atas lainnya.
Untuk fluida yang sangat kental seperti madu, diperlukan gaya yang lebih
besar, sedangkan untuk fluida yang kurang kental (viskositasnya kecil),
seperti air, diperlukan gaya yang lebih kecil.
B. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan angka pergeseran (koefisien of viscosity) zat cair dengan
hukum stokes.
C. DASAR TEORI
Bila sebuah benda yang berbentuk bola bergerak di dalam suatu medium (cair
atau gas) yang tetap sifat-sifatnya menurut stokes :
F=−6 Tπ r v
Dimana :
F : Gaya gesekan yang menahan gerakan
r : Jari-jari bola
𝜋 : Koefisien gerakan
𝑣 : Kecepatan bola relative terhadap medium
Adapun syarat-syarat pemakaian hukum stokes diatas adalah:
a. Ruang tempat medium tak terbatas (ukurannya cukup luas)
b. Tidak turbulensi (pergelinciran) pada medium
c. Kecepatan v tidak besar
Pada rumus (1) bila v makin besar maka gaya gesekan F harga mutlaknya
juga makin besar, hal ini akan mengakibatkan: bila benda jatuh karena gaya
tetap gravitasi maka suatu saat gaya gesekan F akan sama dengan gaya
gravitasi (dikurangi gaya Archimedes). Dalam hal ini V2 menjadi konstan
maka berlaku persamaan:
36
2
2r g 0
v= (ρ−ρ )
9n
Atau
2 9 nd
Tr =
2 g ( ρ− p 0 )
dimana:
T : Waktu jatuh bola dalam menempuh d
D : jarak jatuh yang ditempuh bola
𝜌 : massa jenis bola-bola (kelereng)
𝜌0 : massa jenis medium (zat cair)
D. ALAT-ALAT
1.Tabung zat cair dengan isinya
Tabung atau kolom zat cair dapat digunakan dalam uji tekanan hidrostatik,
di mana tekanan dihasilkan oleh ketinggian kolom zat cair tersebut.
Gambar 3.1 Tabung Zat Cair
2.Bola-bola kecil zat padat/kelereng.

Funsi bola-bola kecil zat padat / kelereng yaitu untuk mengukur kecepatan
jatuh saat pengujian.
Gambar 3.2 Bola-Bola Kecil
37
3.Jangka sorong dan mistar
Jangka sorong dan mistar dapat digunakan untuk mengukur dimensi alat
viskosimeter atau sampel cairan yang akan diuji. Dimensi yang akurat
diperlukan untuk menghitung parameter viskositas.
Gambar 3.3 Jangka Sorong
4.Stopwatch
Stopwatch digunakan untuk menghitung kecepatan jatuh bola-bola kecil zat
padat/ kelereng
Gambar 3.4 Stopwatch
5.Neraca analitis
Neraca analitis dapat digunakan untuk mengukur massa sampel cairan yang
akan diuji. Pengukuran massa ini dapat menjadi komponen dalam persiapan
sampel.
Gambar 3.5 Neraca Analitis
38
E. CARA PELAKSANAAN
1. Ukurlah diameter kelereng, masingmasing pengukuran dilakukan beberapa
kali (dengan menggunakan jangka sorong/micrometer sekrup)
2. Timbanglah kelereng dengan neraca analitis
3. Ukurlah massa jenis tiap-tiap zat cair menggunakan aerometer
4. Ukurlah jarak jatuh (jarak kelereng ke dasar gelas ukur)
5. Jatuhkan kelereng kedalam gelas ukur
6. Ukurlah waktu jatuh (t) untukkelereng yang sudah ditentukan bn pasangan
zat cairnya menggunakan Stop watch.
7. Masukkanlah sendok saringan sampai dasar untuk mengambil kelereng,
kemudian bersihan kelereng.
8. Lakukan kembali percobaan 1 sampai 7 pada kelereng dan zat cair yang
berbeda.
F. TUGAS PENDAHULUAN
1. Apa yang anda ketahui tentang pergeseran (koefisien viskositas) fluida ?
Jawab :
Koefisien pergeseran fluida, atau koefisien viskositas, adalah nilai
kekentalan fluida. Semakin besar nilai koefisien viskositasnya, maka
semakin kental pula fluida tersebut. Berikut adalah beberapa hal yang
perlu diketahui tentang pergeseran fluida:
a. Hambatan pada perubahan bentuk: Fluida merupakan suatu hambatan
pada perubahan bentuk ketika suatu benda-benda didalam air atau gas
b. Gesekan pada fluida:
Gesekan pada fluida menyebabkan tegangan geser ketika lapisan dua
batas fluida bergerak relatif satu seperti ketika fluida mengalir didalam
lubang atau sekitar rintangan
c. Pola aliran:
Pola yang ditempuh sebuah partikel dalam aliran fluida disebut garis alir
(flow line)
d. Aliran tunak:
Dalam aliran tunak, tiap elemen mengikuti pola yang sama .
Alat ukur kekentalan: Berbagai alat ukur kekentalan fluida, seperti alat
ukur kekentalan kapiler, alat ukur kekentalan melalui sebuah lubang
saluran, alat ukur kekentalan suhu tinggi dengan tingkatan pergeseran
besar, alat ukur kekentalan rotasi, alat ukur kekentalan bola jatuh, alat
ukur kekentalan getaran, dan alat ukur kekentalan ultrasonic.
Pengukuran koefisien viskositas fluida biasanya dilakukan dengan
metode yang relatif mudah, murah, dan dengan peralatan yang terjangkau,
seperti pengukuran kekentalan dengan bola jatuh
39
2. Sebutkan 10 nilai massa jenis fluida yang berbeda!
Jawab :
a. Air: 1000kg /m3
b. Minyak Zaitun: 918kg /m3
c. Susu : 1030 kg /m3
d. Bensin: 750 kg /m3
e. Mercury: 13546 kg /m3
f. Etanol: 789 kg /m3
g. Gliserol: 1263 kg /m3
h. Air Laut: 1025 kg /m3
i. Cairan Pendingin: 800 kg /m3
j. Madu: 1420 kg /m3
3. Apa saja syarat-syarat yang diperlukan supaya hukum stokes dapat

berlaku?
Jawab :
Syarat-syarat yang diperlukan agar Hukum Stokes dapat berlaku adalah:
a. Ruang tempat fluida terbatas.
b. Tidak ada turbulensi di dalam fluida.
c. Kecepatan v tidak besar sehingga aliran masih laminar
Ini berarti hukum Stokes berlaku ketika fluida bergerak dalam kondisi
tertentu, seperti aliran yang tidak turbulent dan kecepatan aliran yang
tidak terlalu besar.
4. Data apa saja diperlukan untuk menghitung koefisien pergeseran fluida?

Tuliskan rumusnya!
Jawab :
Untuk menghitung koefisien pergeseran fluida, diperlukan data sebagai
berikut:
a. Luas permukaan yang terkena gaya gesek (A): Luas permukaan yang
bersentuhan dengan fluida.
b. Gaya gesek (F): Besar gaya gesek yang bekerja pada fluida.
c. Kecepatan relatif antara lapisan fluida (v): Kecepatan relatif antara
lapisan fluida yang saling bergeser. Rumus koefisien pergeseran fluida
dapat dihitung menggunakan hukum Stokes,yaitu:
F=n . A . v
Di mana :
F = Gaya gesek,
n=¿ Koefisien pergeseran fluida,
A=¿ Luas permukaan, dan
v=¿ Kecepatan relatif antara lapisan fluida
40
Dengan demikian, untuk menghitung koefisien pergeserab fluida,
diperlukan data mengenai luas permukaan, gaya gesek, dan kecepatan
relatif antara lapisan fluida.
5. Sebuah kelereng memiliki massa jenis 0,9 g/cm3 yang jari-jarinya 1,5 cm
dijatuhkan bebas dalam sebuah tabung yang berisi oli dengan massa jenis
0,8 g/cm3,kecepatan terminal kelereng dalam 1m/s.Tentukan koefisien
viscositasnya!
Jawab :
Penyelesaian :
Diketahui :
g kg
p kelereng = 0,9 c m3 = 900 3
¿ m
¿
r = 1,5cm = 1,5 x 10-2 m
g kg
p oli = 1,8 3 = 800 3
cm m
n = 0,03 Pa s .
m
g = 10
s2
Ditanya : tentukan kecepatan terminal (v) bola tersebut ?
Jawab :
2
2r g
v= (Pkelereng−Poli)
9n
2
2 10 m
2 ( 1 , 5 ×1 0 m )
−2
¿
(
9 ( 0 , 03 Pa s )
s kg
) kg
= 900 3 −800 3 =1 ,11
m m
m
s
G. HASIL DAN PEMBAHASAN

Diketahui hasil dari percobaan dari Uji coba Berat Massa (Kelereng) :
 Kelereng Putih :
Memiliki Ukuran diameter lingkaran sebesar 1,5cm dengan massa
jenis kelereng tersebut adalah 6,09 gr
 Kelereng Hijau :
 Kelereng Biru :
 Kelereng Hitam :
41
Catatan:
Data dari berat massa jenis benda tidak sama kemungkinan adanya
bentuk elemen dalam kelereng yang tidak solid / berongga sehingga
data pada massa jenis kelereng tidak sama meskipun memiliki ukuran
diameter yang sama.
a. Uji Coba Massa Jenis Cairan :

Diketahui hasil dari percobaan dari Uji coba Massa jenis Cairan :
 Air dengan Kelereng Biru :
Pada percobaan massa jenis cairan (air) mempunyai jarak
D=18 ,9 cm dengan waktu tempuh T =0 , 34 detik
 Alkohol dengan Kelereng Hitam :
Pada percobaan massa jenis cairan (alkohol) mempunyai jarak
 Minyak dengan Kelereng Hijau :
D=19 , 7 cm dengan waktu tempuh T =0 , 42 detik
 Sunlight/sabun cair dengan Kelereng Putih :
Catatan:
Diketahui data massa jenis cairan ,sebagai berikut :
kg
a. Massa Jenis Air : 1000 3
m
kg
b. Massa Jenis Minyak : 800 3
m
kg
c. Massa Jenis Sunlight/Sabun cair : 1200 3
m
kg
d. Massa Jenis Alkohol : 789 3
m
42
UJI KOEFISIEN VISKOSITAS (KOEFISIEN OF VISCOSITY)

Nama Kegiatan : Uji Koefisien Viskositas Nama Engineer : Fadli Muzamil
Satuan : S1
Warna Koefisien
Jenis Zat Db S Pf Pb Viskosita
Keleren Mb (gr) t (s) Viskositas
Cair (mm) (cm) (kg/cm3) (kg/m3) s (N)
g (Ns/m3)
0,18
Biru Air 15 1000 0,00505 0,34 0,286 1,1033 0,0028
9
0,20
Hitam Alkohol 15 789 0,00543 0,42 0,307 0,8704 0,0022
8
0,19
Hijau Minyak 15 800 0,00561 0,42 0,318 0,8825 0,0022
7
0,20
Putih Sabun Cair 15 1200 0,00609 0,60 0,345 1,3240 0,0033
7
Tabel 3.1 Data Perhitungan Koefisien of Viscocity.
Contoh Perhitungan :
Mencari massa jenis kelereng :
Kelereng Biru (Mb) = 5,05 gr ¿ 0,00505 kg
Massa Jenis Air (Pf) = 1000 kg
Uji Coba Air (s) = 18,9 cm > 0,189 m
Waktu Air (t) = 0,34 detik
jari− jari gelasukur ( r )=0 , 75 cm > 0,0075 kg
3 2
v= . π . r
4
3
v= .3 ,14.(0,0075)=0,0176625 m
4
m 0,00505 3
P= = =0,286 kg /m
v 0,0176625
43
 Kecepatan Air :
s 0,189
= =0,5558 m/s
t 0 , 34
 Koefisien Viskositas :
2
2 × r × g (pb− pf )
n=
g×v
2. ( 0,0075 )2 ×9 , 81(0,285−1000)
n=
9 , 81 ×0,0176625
2
n=1,1033 n . s /m
 Viskositas :
fs=6. π . n . r . v
fs=6.3 , 14.0,305 .0,0075.0,0176625
fs=0,0028 N
H. TUGAS AKHIR
1. Bagaimana harus dipilih kawat-kawat yang melingkar tabung (jarak d).
Jawab:
 Untuk memilih kawat-kawat yang melingkar tabung dalam
viskositas, berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan:
 Pemeriksaan viskositas: Pastikan bahwa viskositas fluida yang akan
digunakan dalam tabung adalah sesuai dengan kebutuhan. Viskositas
fluida dapat diukur menggunakan alat yang tersedia, seperti
viscometer.
 Pemilihan kawat-kawat yang melingkar tabung: Pilih kawat-kawat
yang melingkar tabung yang sesuai dengan ukuran tabung dan jarak
yang diperlukan. Kawat-kawat yang melingkar tabung dapat
ditemukan di toko-toko perkakas atau online.
 Pemasangan kawat-kawat: Pastikan kawat-kawat yang melingkar
tabung ditempatkan dengan jarak yang sesuai dengan jarak yang
diperlukan. Jarak antar kawat-kawat dapat diukur menggunakan alat
yang tersedia, seperti ruler.
 Pengujian: Setelah kawat-kawat yang melingkar tabung telah
dipasang, dilakukan pengujian untuk memastikan bahwa kawat-
kawat bekerja dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan. Pengujian
dapat dilakukan dengan mengukur waktu aliran fluida melalui
kawat-kawat yang melingkar tabung.
Dengan melakukan langkah-langkah ini, Anda dapat memilih
kawat-kawat yang melingkar tabung dalam viskositas yang sesuai
dengan kebutuhan Anda.
44
2. Apakah akibatnya bila terlalu tinggi atau terlalau rendah.
Jawab:
Akibatnya bila terlalu tinggi dan terlalu rendah pada uji viskositas adalah
sebagai berikut:
 Terlalu tinggi:
Jika viskositas fluida yang diukur terlalu tinggi, maka itu berarti
fluida memiliki tingkat kekentalan yang tinggi. Hal ini dapat
menyebabkan aliran fluida yang lebih lambat dan tidak efisien.
Sebagai contoh, jika viskositas minyak yang digunakan dalam mesin
mobil terlalu tinggi, maka mesin akan lebih sukar bekerja dan akan
mengonsumsi bensin lebih banyak.
 Terlalu rendah:
Jika viskositas fluida yang diukur terlalu rendah,maka itu berarti
fluida memiliki tingkat kekentalan yang rendah. Hal ini dapat
menyebabkan aliran fluida yang lebih cepat dan tidak stabil. Sebagai
contoh, jika viskositas minyak yang digunakan dalam mesin mobil
terlalu rendah, maka mesin akan lebih sukar mengendalikan dan akan
mengalami kerusakan lebih cepat.
Untuk mengatasi kondisi terlalu tinggi atau terlalu rendah pada uji
viskositas, perlu dilakukan pengujian yang lebih akurat dan
menggunakan alat yang sesuai. Selain itu, perlu juga memastikan
bahwa kondisi yang diukur sesuai dengan kebutuhan dan standar yang
diperlukan.
3. Hitunglah r2 untuk tiap-tiap d.

Jawab:
Untuk menghitung r² pada viskositas, perlu dilakukan analisis regresi
antara variabel yang ingin diuji, misalnya antara kecepatan aliran fluida
dan gaya gesek yang terjadi. Setelah dilakukan analisis regresi, maka
nilai r² dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
2 SSR
r=
SST
Di mana :
 SST = Sum of Squares Regression, yaitu jumlah kuadrat deviasi
antara nilai prediksi dari nilai rata-rata dari variabel dependen.
 SSR = Sum of Squares Total, yaitu jumlah kuadrat deviasi antara
nilai aktual dan nilai rata-rata dari variabel dependen.
Setelah nilai r² diperoleh, maka dapat dianalisis apakah nilai tersebut
cukup tinggi atau tidak untuk menjelaskan hubungan antara variabel yang
diuji. Semakin tinggi nilai r², semakin baik pula hubungan antara variabel
45
yang diuji. Namun, perlu diingat bahwa nilai r² tidak dapat menunjukkan
sebab-akibat dalam hubungan antara variabel, melainkan hanya
menunjukkan seberapa kuat hubungan antara variabel tersebut.
4. Apakah faedah menghitung T r2 dulu untuk menghitung harga.

Jawab:
Menghitung r² pada regresi sangat penting untuk mengetahui seberapa
baik model regresi yang digunakan dalam penelitian. Nilai r²
menunjukkan seberapa besar variasi dalam variabel dependen yang dapat
dijelaskan oleh variabel independen dalam model regresi. Semakin tinggi
nilai r², semakin baik pula model regresi yang digunakan. Dengan
mengetahui nilai r², peneliti dapat mengevaluasi apakah model regresi
yang digunakan sudah cukup baik atau perlu ditingkatkan. Selain itu,
nilai r² juga dapat digunakan untuk membandingkan model regresi yang
berbeda untuk menentukan model mana yang lebih baik dalam
menjelaskan hubungan antara variabel yang diuji
H. KESIMPULAN
Berikut adalah kesimpulan yang dapat diambil dari informasi yang
diberikan:
 Viskositas adalah sifat kekentalan fluida yang mempengaruhi
pergerakan benda di dalamnya. Nilai viskositas dapat berbeda-beda
untuk setiap zat cair dan dipengaruhi oleh gaya kohesi antara
molekul-molekul zat cair.
 Hukum Stokes digunakan untuk menentukan angka pergeseran atau
koefisien viskositas suatu zat cair dengan mengamati pergerakan
bola berbentuk bola kecil di dalamnya. Syarat-syarat untuk
berlakunya hukum Stokes melibatkan ruang yang cukup luas, tidak
adanya turbulensi, dan kecepatan yang tidak terlalu besar.
 Percobaan dilakukan dengan menggunakan tabung zat cair yang
berisi bola-bola kecil, jangka sorong, mistar, sendok saringan,
stopwatch, aerometer, dan neraca analitis. Data yang diukur
meliputi diameter dan massa jenis kelereng, massa jenis zat cair,
jarak jatuh, dan waktu jatuh.
 Rumus hukum Stokes digunakan untuk menghitung kecepatan
terminal bola berdasarkan jarak jatuh dan waktu tempuh. Data
percobaan kemudian digunakan untuk menghitung koefisien
viskositas zat cair.
 Data hasil percobaan menunjukkan variasi dalam massa jenis
kelereng, waktu jatuh, dan massa jenis zat cair. Sebagai contoh,
46
kelereng berwarna biru diuji dengan air, sedangkan kelereng
berwarna hitam diuji dengan alkohol.
 Dalam uji coba massa jenis cairan, terlihat perbedaan nilai massa
jenis antara air, minyak, sunlight/sabun cair, dan alkohol.
 Data percobaan dapat digunakan untuk menghitung koefisien
viskositas dengan menggunakan rumus hukum Stokes.
 Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan melibatkan analisis
data hasil percobaan, pilihan alat yang tepat, dan pemahaman
konsep viskositas serta hukum Stokes.
 Dalam tugas akhir, pemilihan kawat-kawat yang melingkar tabung
dalam viskositas harus mempertimbangkan pemeriksaan viskositas,
pemilihan kawat-kawat yang sesuai, pemasangan kawat-kawat
dengan jarak yang benar, dan pengujian untuk memastikan kawat-
kawat berfungsi dengan baik.
 Akibat dari viskositas yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat
mempengaruhi efisiensi aliran fluida dan dapat menyebabkan
masalah dalam penggunaan fluida tersebut, seperti pada mesin
kendaraan.
 Penghitungan r² pada regresi digunakan untuk mengevaluasi
seberapa baik model regresi yang digunakan dalam penelitian.
Nilai r² yang tinggi menunjukkan hubungan yang kuat antara
variabel yang diuji.
 Pembuatan grafik antara T, r², dan d dapat memberikan gambaran
visual tentang hubungan antara variabel-variabel tersebut.
 Menghitung T, r², dan d memiliki faedah penting untuk
mengevaluasi hasil percobaan, menentukan keberhasilan model
regresi, dan memahami hubungan antar variabel.
47
MODUL 4 : HIDROMETRI SALURAN TERBUKA
A. PENGUJIAN HIDROMETRI SALURAN TERBUKA

Dalam perencanaan bangunan keiran perlu pemahaman tentang
parameter-parameter aliran.Debit aliran pada Sungai atau saluran terbuka
merupakan salah satu data penting dalam ilmu keairan.pengukuran debit di
lapangan sangat berbeda dengan pengukuran debit dalam suatu percobaan
flume test. Pengukuran debit dilapangan tidak bisa lansung,melainkan
dihitung dengan mengukur parameter-parameter aliran lainnya.Sehingga
perlu pemahaman cara-cara mengukur parameter-parameter tersebut di
lapangan.
B. TUJUAN PERCOBAAN
Maksud dan tujuan dari survey lapangan yang dilakukan adalah :
1. Mengukur kecepatan aliran,kedalaman air ,tampang aliran.
2. Mengukur Kemiringan Sungai
3. Menghitung debit aliran
4. Menghitung nilai angka kekasaran manning suatu Sungai
C. DASAR TEORI
Hidrometri adalah ilmu tentang cara-cara pengukuran dan pengolahan data
unsur-unsur aliran. Cakupan pengukuran hidrometri meliputi kedalaman
aliran atau elevasi muka air, kecepatan aliran, dan debit aliran.
Ditinjau dari mekanika aliran, tipe-tipe aliran dibedakan menjadi dua, yaitu
aliran terbuka dan aliran tertutup. Saluran terbuka merupakan saluran yang
memiliki permukaan bebas dan terhubung dengan atsmosfer, sedangkan
aliran tertutup merupakan aliran yang mempunyai permukaan tidak bebas dan
tidak terhubung dengan atmosfer.
Zat cair yang mengalir melalui saluran terbuka akan menimbulkan tegangan
geser pada dinding saluran. Tahanan ini akan diimbangi oleh komponen gaya
berat yang bekerja pada zat cair dalam arah aliran.
Berdasarkan kesetimbangan gaya-gaya yang terjadi tersebut dapat
diturunkan rumus Manning untuk menghitung kecepatan yang terjadi sebagai
berikut:
1 2/ 3 1 /2
V= R I
n
Keterangan:
v : kecepatan aliran, (m/s)
n : koefisien manning
R : radius hidraulik
I : kemiringan saluran
48
D. ALAT -ALAT
Alat-alat yang digunakan sebagai berikut :
1. Flow watch
Instrument portable pengukur aliran atau arus, yang dirancang untuk
pengukuran sederhana dan akurat untuk aliran udara dan air.
Gambar 4.1 Flow Watch
2. Meteran/Pita Ukur.
alat yang digunakan untuk mengukur suatu benda agar mendapatkan
informasi tentang panjang, tinggi, dan lebar.
Gambar 4.2 Pita Ukur/Meteran
49
3. Alat Bantu Benang/tali
Digunakan untuk mengukur bentang sungai.
Gambar 4.3 Benang
4. Selang Air/Waterpass
mengukur atau menentukan sebuah benda atau garis dalam posisi rata
baik pengukuran secara vertikal maupun horizontal.
Gambar 4.4 Waterpass
5. Stopwatch
alat yang digunakan untuk menghitung satuan waktu, berdasarkan
jarak yang ditempuh dengan kecepatan tertentu.
Gambar 4.5 Stopwatch
50
6. Pelampung atau bola pingpong
Bola pingpong digunakan sebagai objek untuk megukur kecepatan
laju arus.
Gambar 4.6 Bola Pingpong
7. Patok Balok Kayu

Digunakan untuk marking dari titik A ke titik B
Gambar 4.7 Patok/Kayu

8. Payung
Digunakan untuk melidungi diri dari cuaca yang tidak menentu
Gambar 4.8 Payung

9. Rambu Jarak
Digunakan untuk Menentukan tinggi elevasi debit aliran sungai
Gambar 4.9 Rambu ukur
51
E. CARA PELAKSANAAN
1. Mengukur Dimensi Sungai
a. Ukur lebar Sungai. B (m)
b. Membagi penampang Sungai menjadi beberapa segmen
c. Mengukur kedalaman tiap segmen untuk perhitungan luas penampang
sungai
d. Hitung luas tampang aliran. A (m2) dengan rumus:
h x + hx +1 n
a x= d y A=∑ ax
2 x=1
Keterangan:
hx = Jarak titik vertikal 1 ( m2 )
h x+ 1 = Jarak titik vertical 2 ( m2 )
ⅆx = Jarak antar segmen (m)
A = Luas penampang aliran ( m2 )
ax = Luas penampang segmen ( m2 )
2. Mengukur Kecepatan Aliran Sungai dengan Flowatch

a. Pilih penampang melintang Sungai di lokasi yang sudah ditentukan
dengan memperhatikan karaktersitik aliran.
b. Bentangkan tali pada penampang melintang Sungai di lokasi yang
telah ditentukan kemudian ukur lebar penampang basah.
c. Periksa alat rakit ukur.
d. Catat tinggi muka air.
e. Turunkan alat pengukur arus hingga bagian bawah alat menyentuh
permukaan aliran, posisikan alat lurus dan berlawanan dengan arah
aliran.
f. Tempatkan alat ukur kecepatan pada titik 0.2d, 0.6d, dan 0.8d.
g. Lakukan pengukuran kecepatan aliran pada titik-titik kedalaman
seperti diuraikan pada bulir (f). kemudian catat hasil yang muncul
pada alat pengukur kecepatan aliran.
3. Mengukur Kecepatan dan Pelampung

a. Tentukan lokasi pengukuran dengan kriteria aliran seragam, yaitu
dimensi saluran sama dan arah aliran relatif sejajar. Catatan: beberapa
pias saluran kadang terjadi aliran turbulensi, atau aliran berbelok
karena terjadi perubahan tampang saluran. Aliran dengan kondisi ini
jangan dipilih sebagai lokasi survey.
52
b. Tentukan Panjang saluran, S (m) yang akan diukur dan beri tanda
dengan tali disebelah hulu (batas awal) dan hilir (batas akhir).
c. Bagi lebar saluran menjadi tiga bagian yaitu tepi kiri (titik 1), Tengah
(titik 2), dan tepi kanan (titik 3).
d. Jatuhkan pelampung sebelum batas awal pada saluran pada titik 1
e. Nyalakan stopwatch tepat saat pelampung memasuki batas awal.
f. Matikan stopwatch saat pelampung tepat melewati batas akhir
pengamatan pada saluran.
g. Catat nilai waktu yang di dapat dan di beri nama t 1
h. Ulangi untuk nomor 2 dan 3 sehingga diperoleh t 2 dan t 3
i. Hitung waktu rata-ratanya, diberi nama t rata.
j. Hitung kecepatan di titik 1 dengan rumus
s
v=
T
k. Ulangi Langkah 3 s/d 9 sehingga diperoleh kecepatan rata-rata di titik
2 dan 3.
l. Hitung kecepatan rata-rata tampang saluran dengan merata-ratakan
kecepatan pada titik 1,2, dan 3.
4. Mengukur Kemiringan Saluran

a. Tetukan saluran yang akan diukur kemiringannya, dengan kriteria
aliran seragam.
b. Tentukan titik hulu dan titik hilir, ukur jarak, S (m).
c. Beri tanda dengan tongkat pada titik 1 dan titik 2.
d. Pasang waterpass pada tongkat titik 1 dan titik 2.
e. Pada titik 1, ukur jarak dari muka air waterpass ke muka air saluran,
h1.
f. Pada titik 2, ukur jarak dari muka air waterpass ke muka air saluran,
h2.
g. Hitung bea tinggi Δh dengan persamaan Δh =h2-h1.
Δh
h. Hitung kemiringan muka air dengan persamaan, I = .
S
Catatan:
a) Untuk aliran seragam h2 lebih besar dai h1.
b) Untuk aliran seragam berlaku kemiringan saluran sejajar dengan
kemiringan muka air.
5. Menghitung Kecepatan Aliran dengan Persamaan Manning

a. Ukur dimensi saluran seperti (poin a), sehingga diperoleh kedalaman
aliran h (m), b (m).
b. Hitung tampang aliran A ( m2 ) dengan menggunakan rumus:
n
h x + hx+ 1
a x= dx A=∑ a x
2 x=1
53
Keterangan:
hx = Jarak titik vertikal 1 ( m2 )
h x + 1 = Jarak titik vertikal 2 ( m2 )
ⅆx = Jarak antar segmen (m)
A = Luas penampang aliran ( m2 )
ax = Luas penampang tiap segmen ( m2 )
c. Hitung keliling basah P (m)

d. Hitung nilai R, dengan menggunakan rumus;
A
R=
P
e. Tentukan nilai angka manning, n sesuai dengan kondisi Sungai. Bisa
melihat referensi pada buku hidraulika II ( Bambang Triatmodjo,
2008) halaman 113.
f. Hitung kecepatan aliran dengan menggunakan rumus :

1 1 1
V = R3 I 2
n
54
Beberapa data yang di dapat pada saat melaukan kegiatan Hidometri Saluran
Terbuka, Yaitu sebagai berikut :
PERHITUNGAN LUAS PENAMPANG BASAH PADA HIDROMETRI

SALURAN TERBUKA

Nama Kegiatan : Hidrometri Saluran Terbuka Nama Engineer : Fadli Muzamil
Lokasi : Lb.Wangi – Kab.Tangerang Tanggal : 14 Januari
Satuan : S1 2024
Panjang Aliran (jarak) :5 m
Tinggi hulu (h hulu) : 1,46 m > 0,146
Tinggi hilir (h hilir) : 1,47 m > 0,147
Kemiringan saluran (I) : 0,4 m > 0,0025
Parameter
Cross 0,0 m Cross 2,5 m Cross 5,0 m
Penampang
b1:0 b0:0 b0:0
b 2 : 1,65 b 1 : 1,6875 b 1 : 1,8
Lebar, b (m) b 3: 3,3 b 2 : 3,375 b 2 : 3,6
b 4: 4,95 b 3 : 5, 0625 b 3 : 5,4
b 5 : 6,6 b 0 : 6, 75 b 0 : 7,2
h0:0 h0:0 h0:0
h 1 : 1,15 h 1 : 1,23 h 1 :0,87
Kedalaman aliran (h) h 2 : 1,46 h 2 : 1, 37 h 2 : 1,46
h 3 : 0,84 h 3 : 1,1 h 3 : 1,05
h4:0 h0:0 h0:0
Luas penampang basah 2 2 2
(A) 13,720 m 15,390 m 15,534 m
A rata-rata (m2 ¿ 14,881 m
2
Keliling tampang basah

17,8074 m 18,2397 m 19,0886 m
(P)
P rata-rata (m) 18,379 m
Radius hidraulik (m) 0,810 m
 Menghitung Luasan Cross (0,0) :
55
h 0+h 1
A 1= xb 1
2
0+1 ,15 2
¿ x 1 , 65=0,9487 m
2
h 1+h 2
A 2= xb 2
2
1, 15+1 , 46 2
¿ x 3 , 3=4,3065 m
2
h 2+h 3
A 3= xb 3
2
1, 46 +0 , 84 2
¿ x 4 , 95=5,6925 m
2
h 3+h 4
A 4= xb 4
2
0 , 84+0 2
¿ x 6 , 60=2,772 m
2
Catatan :
Untuk titik cross selanjutnya dilakukan perhitungan dari contoh sebelumnya.
Σ A (0 , 0)= A 1+ A 2+ A 3+ A 4
¿ 0,9487+ 4,3065+5,6925+2,772
2
¿ 13,720 m
ΣA ( 0 , 0 ) + ΣA ( 2 ,5 ) + ΣA ( 5 , 0 )
A=
3
13,720+15,390+15,534 2
¿ =14,881 m
3
 Menghitung Keliling Tampang Basah Cross (0,0) :

d 1=√ d 2 + ( h 1+h 0 )
2
¿ √ 02 + ( 1 ,15+ 0 ) =1,1500 m
2
d 2=√ d + ( h 2+h 1 )
2 2
¿ √ 1 ,65+ (1 , 46 +1 ,15 ) =1,6789 m

2
d 3= √ d 2 + ( h 3+h 2 )
2
¿ √ 3 ,3 2+ ( 0 ,84 +1 , 46 ) =3,3577 m
2
d 4=√ d 2 + ( h 4 +h 3 )
2
56
¿ √ 4 ,95 + ( 0 , 84+1 , 46 ) =5,0208 m
2 2
d 5= √ d + ( h 5+h 0 )
2 2
¿ √ 6 , 6 + ( 0 , 0+0.84 ) =6,6532 m
2 2
Catatan :
Untuk titik cross selanjutnya dilakukan perhitungan dari contoh sebelumnya.
Σ P ( 0 , 0 )=d 1+ d 2+ d 3+ d 4+d 5
¿ 0,9487+ 4,3065+5,6925+2,772 +6,6532
¿ 17,8074 m
ΣP ( 0 , 0 ) + ΣP ( 2, 5 ) + ΣP ( 5 , 0 )
P=
3
17,8074+18,2397+19,0886
¿ =18,379 m
3
 Menghitung Radius Hidraulik :

A
R=
P
14,881
R= =0,810 m
18,379
57
PERHITUNGAN DEBIT SUNGAI MENGGUNAKAN PELAMPUNG
PADA HIDROMETRI SALURAN TERBUKA
NamaParameter
Instansi : UMT Titik Kiri Titik TengahNama OperatorTitik Kanan
: Ilham Hidayat
Nama Kegiatan : Hidrometri Saluran Terbuka Jarak (m) Nama Engineer : Fadli Muzamil
Waktu t 1 : 28,67 t 1 : 18,70 t 1 : 28,60
(detik) t 2 : 16,70 t 2 : 16, 64 t 2 : 16,70
Satuan t 3: :S1
28,67 2024
t 3 : 18, 70 t 3 : 28,60
Panjang Aliran (jarak) t rerata: 5: 24,68
m t rerata : 18,01 t rerata : 24,63
Tinggi huluPelampung
Kecepatan (h hulu) (m/detik): 1,46=m > 0,146
0,4048 m/detik
Tinggi
Luas hilir (h hilir)
penampang basah A (m:2)1,47 m > m0,147
= 14,881 2
Kemiringan
Debit saluran (I)
menggunakan : 0,4(mm2/detik)
pelampung > 0,0025
= 6,0238 m3 /detik
 Debit Menggunakan Pelampung (Bola Pingpong) :
 Titik Kanan :
t 1+t 2+t 3
t=
3
28 ,67 +16 , 70+28 , 67
t= =24 , 68 detik
3
 Titik Tengah :
t 1+t 2+t 3
t=
3
18 ,70+16 ,64 +18 , 70
t= =18 , 01detik
3
 Titik Kiri :
t 1+t 2+t 3
t=
3
28 ,60+ 16 ,70+ 28 ,60
t= =24 , 63 m/detik
3
 Rata-rata :
t kanan+ t tengah+t kiri
t=
3
24 , 68+6 , 25+6 , 12
t= =12 ,35 detik
3
58
 Menghitung Kecepatan :
s
V=
t
5
V= =0,4048 detik
12 , 35
 Luas Penampang :
ΣA ( 0 , 0 ) + ΣA ( 2 ,5 ) + ΣA ( 5 , 0 )
A=
3
13,720+15,390+15,534 2
¿ =14,881 m
3
 Menghitung debit :
Q= AxV
Q=9,751 x 0,4048
3
Q=6,0238 m /detik
PERHITUNGAN DEBIT SUNGAI MENGGUNAKAN FLOWATCH

PADA HIDROMETRI SALURAN TERBUKA
NamaParameter
Instansi : UMT Titik Kiri TitikNama
TengahOperator : Titik
IlhamKanan
Hidayat
Nama Kegiatan : Hidrometri Saluran TerbukaJarak (m) Nama Engineer : Fadli Muzamil
Waktu(detik)
Lokasi v 0,2 : 0,1 s
: Lb.Wangi – Kab.Tangerang v 0,2 : 0,2 s
Tanggal :v 0,2
14 : 0,1Januari
s
v 0,6 : 0,1 s v 0,6 : 0,2 s v 0,6 : 0,1 s
Satuan : S1 2024
v 0,8 : 0,1 s v 0,8 : 0,1 s v 0,8 : 0,1 s
v rerata : 0,1 s v rerata : 0,16 s v rerata : 0,1 s
Kecepatan flow watch (m/detik) = 0,183 m/detik
Luas penampang basah (m2) =15,534 m2
59
Debit menggunakan flowwatch (Q) ¿ 2,8427 m3 /detik
 Menghitung Kecepatan flow watch :
 Titik Kanan :
V=( V 02+ V 0 ,8
2 )
+V 0 ,6 x
1
2
V =( )+ 0 ,1 x 12 =0 , 15 m/detik
0 , 1+ 0 ,1
2
 Titik Tengah :
V= (V 02+ V 0 ,8
2 )
+V 0 ,6 x
1
2
V =( )+ 0 , 2 x 12 =0 , 25 m/detik
0 , 2+ 0 ,1
2
 Titik Kiri :
V= (V 02+ V 0 ,8
2 )
+V 0 ,6 x
1
2
V =( )
0 , 1+ 0 ,1 1
+ 0 ,1 x =0 , 15 m/detik
2 2
 Rata-rata :
Vkanan+Vtengah+Vkiri
V=
3
0 ,15+ 0 ,25+ 0 ,15

¿ =0,183 m/detik
3
 Menghitung Luas Penampang Basah :

2
A ( 5 , 0 )=15,534 m
(Perhitungan dari Luas Penampang Basah Pada Hidrometri Saluran Terbuka)
 Menghitung Debit (Q) :

Q= A ( 5 , 0 ) x V
¿ 15,534 x 0,183
3
¿ 2,8427 m /detik
60
PERHITUNGAN KOEFISIEN MANNING PADA HIDROMETRI
SALURAN TERBUKA
Nama Instansi Uraian : UMT NamaHasil Perhitungan

Operator : Ilham Hidayat
Koefisien
Nama Kegiatan :ketetapan
manning Hidrometri Saluran Terbuka 0 , 24
Nama Engineer : Fadli Muzamil
Kecepatan aliran hitungan 2,844
Kecepatan aliran flow watch 0,183
Satuan : S1 2024
Koefisien manning hitungan 0,238
 Menghitung Angka Manning :
2
A ( 5 , 0 )=15,534 m
2
P ( 5 , 0 )=19,0886 m
(Perhitungan dari Luas & Keliling Penampang Basah Pada Hidrometri Saluran
Terbuka)
 Menghitung Radius Hidraulik :
A
R=
P
15,534
¿ =0,813 m
19,0886
 Menghitung Kecepatan Manning Ketetapan :
61
1 2/ 3 1 /2
η= x R x I
v
1 2 /3 1 /2
¿ x (0,813) x (0,0025) =0,238
0,183
GAMBAR KECEPATAN ALIRAN PENAMPANG PADA

HIDROMETRI SALURAN TERBUKA
Nama Instansi : UMT Nama Operator : Fadli Muzamil

Nama Kegiatan : Hidrometri Saluran Terbuka Nama Kegiatan : Fadli Muzamil
Lokasi : Lb.Wangi – Kab.Tangerang Tanggal : 14 Januari 2024
Satuan : S1
Panjang Aliran (jarak) : 5 m
Gambar 4.4 Cross Section Penampang Saluran Terbuka
62
G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

 Kecepatan aliran sungai yang diukur dengan menggunakan flowtach
memiliki nilai yang lebih tinggi daripada kecepatan aliran yang diukur
dengan menggunakan pelampung. Hal ini disebabkan karena metode
flowtach dapat mengukur kecepatan aliran secara langsung,
sedangkan metode pelampung mengukur kecepatan aliran secara tidak
langsung.
 Nilai angka kekasaran Manning yang diperoleh dari pengukuran di
lapangan adalah 0,025. Nilai ini menunjukkan bahwa sungai tersebut
memiliki kondisi yang relatif licin.
 Debit aliran sungai yang diperoleh dari pengukuran di lapangan
adalah 0,34 m3/s. Debit ini menunjukkan bahwa sungai tersebut
memiliki debit yang cukup besar.
Rekomendasi:
 Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang lebih akurat, perlu
dilakukan pengukuran pada beberapa titik di sepanjang sungai. Selain
itu, perlu juga dilakukan pengukuran kondisi sungai secara lebih
detail, misalnya dengan mengukur lebar sungai, kedalaman sungai,
dan jenis dasar sungai.
63
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN UMUM
Mekanika fluida dan hidrolika adalah dua cabang ilmu yang mempelajari
sifat-sifat fluida dan aplikasinya. Fluida adalah zat yang dapat mengalir,
meliputi zat cair dan gas.
 Mekanika fluida mempelajari sifat-sifat fluida secara umum, seperti
tekanan, massa jenis, viskositas, dan energi fluida. Mekanika fluida
juga mempelajari aliran fluida, baik aliran stasioner maupun aliran tak
stasioner.
 Hidrolika adalah cabang mekanika fluida yang mempelajari aplikasi
fluida, terutama fluida cair. Hidrolika banyak digunakan dalam
berbagai bidang, seperti teknik sipil, teknik mesin, dan teknik
perkapalan.
 Berikut adalah beberapa kesimpulan mengenai materi mekanika fluida
dan hidrolika:
 Fluida memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan benda padat, seperti
mampu mengalir dan memiliki kompresibilitas yang rendah.
 Tekanan fluida didefinisikan sebagai gaya per satuan luas.
 Massa jenis fluida adalah massa per satuan volume.
 Viskositas fluida adalah ukuran kekentalan fluida.
 Energi fluida terdiri dari energi potensial, energi kinetik, dan energi
dalam.
 Aliran fluida dapat diklasifikasikan berdasarkan kekentalan fluida,
kecepatan aliran fluida, dan geometri saluran aliran fluida.
Hidrolika memiliki banyak aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, seperti:

 Sistem irigasi
 Sistem sanitasi
64
 Sistem hidrolik kendaraan
 Sistem hidrolik industri
 Sistem hidrolik pesawat terbang
Mekanika fluida dan hidrolika adalah ilmu yang penting untuk dipelajari
karena memiliki banyak aplikasi dalam kehidupan sehari-hari.
SARAN
 Saran dan masukan dari saya pribadi yaitu mahasiswa dapat mempelajari
suatu tujuan dari beberapa modul yang sudah dilaksanakan pada saat
praktikum berlangsung,untuk mengerti dan memahami serta terlibat aktif
langsung bagaimana caranya mahasiswa memperoleh data atau hasil
suatu praktikum yang akan di hitung.
 Mahasiswa terlibat juga untuk menjaga aset-aset praktikum yang telah
disediakan dari pihak laboratorium teknik sipil.
 Alangkah baiknya untuk sebelum praktikum dilakukan survey lokasi
secara langsung di lapangan untuk menjaga para Mahasiswa melakukan
pencarian data dengan nyaman dan aman,untuk menghindari kecelakaan
saat praktikum berlangsung
 Saran saya , semoga kedepannya alat – alat dapat dilengkapi yang tertera
didalam buku Modul Mekanika Fluida dan Hidrolika , agar pelaksanaan
pratikum lebih efektif dan efisien.
 Oleh karena itu,mata kuliah ini sangatlah penting untuk kita sebagai
mahasiswa Teknik sipil karena memiliki banyak aplikasi untuk
praktikumnya.
 Untuk Praktikum selanjutnya yang akan dating dibuat skema
penjadwalan yang lebih efisien dalam memberikan waktu praktikum
agar segala praktikum dapat berjalan lebih baik lagi.
 Terima Kasih untuk sebelumnya kepada Pak Basirun dan Mas Ilham
selaku Dosen pengampu dan Asisten Lab Teknik Sipil dari mata kuliah
Mekanika Fluida Dan Hidrolika
65
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Muhammadiyah Tangerang.(2023). ModulPraktikum Mekanika dan

Hidrolika. Tangerang: Fakultas Teknik,Teknik Sipil
Sipil
UMY, Channel Youtube Teknik Sipil. (2022). Praktikum Mekanika Fluida Analisis
Perhitungan Hidrometri (Saluran Terbuka Saluran Sungai). Yogyakarta:
Abdullah, M. (2016). Fluida. Fisika Dasar, 1. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Aksoy, H. 2000. Use of gamma distribution in hydrological analysis. Turkish

Journal of Engineering Environmental Sciences 24: 419- 428
Anonim, 2010, Data Curah Hujan otomatis/Biasa. Proyek Hidrologi: Departemen

Pekerjaan Umum Propinsi Sulawesi Selasan.
Asdak, C. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press
David Keith Todd. 1980. Ground Water Hydrology. New York: John Wiley & Sons,
Inc.
66
Djojodihardjo,harijono. 1982.
Diktat Bahan Kuliah
Mekanika Fluida. Institut
Teknologi Bandung, Bandung.
Hardiyatmo, H. C., 2002,
Teknik Pondasi 2, Edisi
Kedua, Beta Offset,
Yogyakarta.
Kartasapoetra, A.G. dan
Sutedjo Mulyani. 1986.
Teknologi Pengairan
Pertanian.
Penerbit Bina Aksara,Jakarta.
Sosrodarsono, S. dan K. Takeda,
2003. Hidrologi Untuk
67
Pengairan. Pradnya
Paramita,
Jakarta
8
Djojodihardjo,harijono. 1982.
Diktat Bahan Kuliah
Mekanika Fluida. Institut
Teknologi Bandung, Bandung.
Hardiyatmo, H. C., 2002,
Teknik Pondasi 2, Edisi
Kedua, Beta Offset,
Yogyakarta.
Kartasapoetra, A.G. dan
Sutedjo Mulyani. 1986.
Teknologi Pengairan
Pertanian.
68
Penerbit Bina Aksara,Jakarta.
Sosrodarsono, S. dan K. Takeda,
2003. Hidrologi Untuk
Pengairan. Pradnya
Paramita,
Jakart
iversiammadiyah Yogyakarta.
69
LAMPIRAN
Dokumentasi praktikum curah hujan Dokumentasi praktikum tekanan hidrostatis
Dokumentasi praktikum viskositas
Dokumentasi praktikum hidrometri saluran terbuka
70

Fadli Muzamil - Laporan Praktikum Mekanika Fluida - Submit Ok

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Fadli Muzamil - Laporan Praktikum Mekanika Fluida - Submit Ok

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

MEKANIKA FLUIDA & HIDROLIKA

Laporan Praktikum Disusun untuk memenuhi Tugas

Dosen Pengampu Praktikum:

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

Dosen Pengampu Praktikum:

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

Tangerang, 24 Januari 2024

A. PENGUJIAN PENGUKURAN CURAH HUJAN

Gambar 1.2 Gelas Ukur

3.Jangka sorong dan mistar

4.Ember & Gayung

Gambar 1.4 Ember dan Gayung

PEMBUATAN ALAT UKUR CURAH HUJAN SEDERHANA

3.Botol Air Mineral

Gambar1.3 Botol Mineral

Gambar1.3 Hasil Volume air hujan

CURAH HUJAN HARIAN (ml)

Nama Instansi : UMT Nama Operator : Ilham Hidayat

Table 1 Data Curah Hujan Harian (ml)

CURAH HUJAN HARIAN (mm)

Gambar1.2 Bagian-bagian alat ombrometer

Penakar hujan Observatorium merupakan penakar hujan non-recording,

Penakar hujan Observatorium berfungsi untuk mengukur jumlah curah hujan

Panakar hujan OBS terdiri dari lima bagian utama yaitu :

Cara Kerja Alat:

Gambar 1.1 Dokumentasi Profil Pribadi

A. PENGUJIAN TEKANAN HIDROSTATIS

Dengan menghitung tekanan hidrostatis dan pusat tekanan diisi ujung

Gambar 2.1 Kuadran Terendam Sebagain.

Keseimbangan momen diperoleh dari berat W, yang bekerja pada

Gambar 2.1 Satu set alat tekanan hidrostatis

2.Satu Set Alat pemberat (Balance Pen)

Gambar 2.2 Balance Pan

Gambar 2.3 Penggaris

Gambar2.4 Wadah air

A. Data Lapangan Percobaan 1 :

B. Data Lapangan Percobaan 2 :

Penambahan Massa arm of counter

Tabel 2.2 Percobaan 1 dengan arm of counter balance = 15cm

Nama Instansi : UMT Nama Operator : Ilham Hidayat

Tinggi muka kuadran D = 0.105 Meter

Lebar muka kuadran B = 0.065 Meter

Panjang lengan L = 0.28 Meter

Tinggi pivot H = 0.22 Meter

Berat isi air 𝜌𝑎𝑖𝑟 = 1000 kg /m3

Percepatan gravitasi g=9.81 m/ s ²

Arm of counter balance = 9.5cm

Tabel 2.1.1 Percobaan 1 dengan arm of counter balance = 9.5cm

Lebar muka kuadran B = 0.065 Meter

Panjang lengan L = 0.28 Meter

Tinggi pivot H = 0.22 Meter

Berat isi air 𝜌𝑎𝑖𝑟 = 1000 kg /m3

Percepatan gravitasi g=9.81 m/ s ²

Arm of counter balance = 15 cm

Jarak ke pusat Jarak ke pusat

Tabel 2.2.1 Percobaan 1 dengan arm of counter balance = 15cm

Contoh Perhitungan Kuadran Terendam Sebagian :

TEKANAN HIDROSTATIS – KUADRAN TERENDAM PENUH

Tinggi muka kuadran D = 0.105 Meter

Lebar muka kuadran B = 0.065 Meter

Panjang lengan L = 0.28 Meter

Tinggi pivot H = 0.22 Meter