LAPORAN AKHIR
221320037
AGRIBISNIS B
FAKULTAS PERTANIAN
MEDAN
2022
1
LAPORAN AKHIR KIMIA DASAR
Laporan adalah sebagai salah satu cara untuk dapat mengikuti praktikum
Diketahui Oleh :
AGRIBISNIS B
FAKULTAS PERTANIAN
MEDAN
2022
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
“Laporan Praktikum Kimia” ini bias berjalan dengan baik dan lancer.
Praktikum Kimia Tahun Ajaran 2022 selain itu, penulisan laporan Praktikum ini
dimaksudkan sebagai penambah wawasan pembaca serta sumbang saran dari laporan
ini. Disisi lain, penulis mengajak kepada para pembaca agar dapat memahami dan
mendalami masalah topic diatas, sekaligus menerapkan hasil Laporan Praktikum Kimia
Tidak lupa saya ucapkan terimakasih atas kontribusi berbagai pihak, yaitu :
Dalam penyusunan Laporan Praktikum Kimia ini, penulis menyadari akan segala
kekurangannya untuk itu dapat memberikan berupa saran. Akhir kata, semoga Laporan
Praktikum Kimia ini bermanfaat bagi penulis dan juga teman-teman yang
membutuhkan.
Penulis
3
4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
3.1.2.Tempat .................................................................................................... 11
3.2.2.Bahan ..................................................................................................... 11
4.1.Hasil ..................................................................................................... 16
4.2. Pembahasan............................................................................................... 18
5.1.Kesimpulan ................................................................................................ 24
5.2.Saran ..................................................................................................... 25
5
PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 27
2.1.Pengertian campuran.................................................................................. 29
3.1.2.Tempat .................................................................................................... 35
3.2.2.Bahan ..................................................................................................... 36
4.1.Hasil ..................................................................................................... 38
4.2. Pembahasan............................................................................................... 40
5.1.Kesimpulan ................................................................................................ 44
5.2.Saran ..................................................................................................... 45
6
REAKSI-REAKSI KIMIA
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 47
2.1.Reaksi Kimia.............................................................................................. 49
3.1.2.Tempat .................................................................................................... 54
3.2.2.Bahan ..................................................................................................... 54
4.1.Hasil ..................................................................................................... 57
4.2. Pembahasan............................................................................................... 58
5.1.Kesimpulan ............................................................................................... 61
5.2.Saran ..................................................................................................... 61
7
ASAM BASA
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 64
1.1.Latar Belakang............................................................................................ 64
3.1.2.Tempat .................................................................................................... 73
3.2.2.Bahan ..................................................................................................... 73
4.1.Hasil .......................................................................................................... 75
4.2. Pembahasan............................................................................................... 75
5.1.Kesimpulan................................................................................................. 78
5.2.Saran ..................................................................................................... 78
8
PENENTUAN
RUMUS EMPIRIS
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Rumus paling sederhana dari suatu molekul dinamakan RUMUS EMPIRIS yaitu
paling sederhana dan merupakan bilangan bulat. Rumus empiris dapat juga
menunjukkan rumus molekul apabila tidak ada informasi tentang masa molekul relatif
dari senyawa itu misalnya, NO2 dapat dikatakan sebagai rumus molekul jika tidak ada
informasi massa molekul relatifnya, tetapi jika massa molekulnya diketahui, misalnya
92 maka NO2 merupakan rumus empiris karena rumus molekul senyawa tersebut
adalah N2O4.
komposisi massa dari cuplikan senyawa yang ditentukan melalui percobaan seperti
diuraikan diatas. Selanjutnya data tersebut bersama-sama dengan massa atom relatif
unsur penyusun senyawa digunakan untuk menghitung nilai perbandingan yang paling
Air hidrasi mempengaruhi struktur warna kristal dan bentuk. Sifat air entah
sebagian kecil dari kadar air yang masih menjadi bagian dari struktur kristal dan
dikenal juga sebagai kristalilsasi air atau air hidrasi.Pemahaman tentang hidrasi air
sangat banyak kegunaannya dalam setiap aspek kehidupan dalam bidang farmasi
prinsip hidrasi air digunakan dalam pembuatan alkohol melalui hidrasilangsung alkena
2
dan seperti yang diketahui bahwa alkohol merupakan bahan dasar dalam industri dan
dunia farmasi. Masih banyak lagi manfaat yang dirasakan apa air hidrasi dalam
Dari penjelasan yang sudah diuraikan diatas , maka kami akan melaksanakan
pada percobaan kali ini mengenai “Rumus empiris senyawa dan hidrasi air” agar
dapat mencari rumus empiris dari suatu senyawa dan menetapkan rumus molekul
Adapun tujuan dalam praktikum ini adalah untuk mencari rumus empiris dari
suatu senyawa dan menetapkan rumus molekul senyawa tersebut dan dapat
mempelajari cara mendapatkan data percobaan dan cara memakai data untuk
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
atom-atom dari berbagai unsur pada senyawa. Sementara rumus molekul adalah rumus
yang menyatakan jumlah atom setiap unsur dalam suatu molekul zat. Misalkan rumus
Bila rumus molekul diketahui jelas akan lebih baik karena lebih banyak
informasi yang didapatkan namun demikian dalam beberapa padatan dan cairan tidak
ada molekul kecil yang benar-benar unik, sehingga rumus kimia adalah rumus empiris (
oxtoby, 2001 : 39-40 ). Rumus empiris merupakan rumus molekul yang diperoleh dari
percobaan contoh , rumus molekul benzena adalah C2H6 , rumus empirisnya adalah
Rumus empiris dapat juga menunjukkan rumus molekul apabila tidak ada informasi
massa molekul relatifnya , tetapi jika massa molekulnnya diketahui misalnya 92,
maka NO2 merupakan rumus empiris karena rumus molekulnya adalah N2O4.
diuraikan diatas. Selanjutnya, data tersebut bersama-sama dengan massa atom relatif
untuk penyusun senyawa digunakan untuk menghitung nilai perbandingan yang paling
4
Rumus empiris ditentukan dari data :
Cara menentukan rumus empiris suatu senyawa dapat dilakukan dalam tahap-tahap
berikut :
1. Tentukan massa persen tiap unsur , maka dapat diperoleh massa molekul relatif.
2. Membagi massa tiap unsur denga massa atom relatif, sehingga dapat
Rumus molekul memberikan jumlah mol tiap atom dalam 1 mol molekul senyawa data
Rumus empiris
Massa molekul relative ( ahmad , 1993 : 65-66 ). Banyak garam organik dan zat-zat
lain merupakan hidrat, yaitu mengandung air kristal ,artinya molekul-molekul zat
tersebut bersama-sama dengan molekul air membentuk kristal .Jumlah molekul air
tidak tentu tapi untuk kristal tentu yang stabil ada perbandingan pasti antara jumlah
molekul senyawa dan air contoh : kristal C2SO4 . 5H2O . rumus ini menyatakan
bahwa 1 molekul garan bersama-sama dengan 5 molekul air membentuk kristal yang
stabil . bila kristal ini dikeringkan air dengan akibat bangunan kristal ambruk (kristal
hancur) menjadi serbuk yang halus . Jika sebuah air meninggalkan kristal, hidrat
5
berubah menjadi antihidrat atau bebas air (Harjadi , 1998 : 4 ) . Suatu senyawa kimia
rumus empiris
rumus molekul
Rumus empiris senyawa menunjukkan perbandingan sederhana dari atom unsur dalam
senyawa itu. Jadi hanya menunjukkan jumlah relatif atom setiap unsur mula-mula
rumus molekul hanya menunjukkan jumlah atom setiap unsur dalam molekul tetapi
rumus struktur .
A. Rumus empiris
Rumus empiris hanya disusun untuk zat-zat yang terdiri dari molekul-molekul diskrit,
seperti kalsium karbonat (CaCO3) , natrium klorida (NaCl) . dari suatu rumus , massa
setiap unsur dapat dihitung . karena rumus suatu senyawa menyatakan jumlah dan
macam atom, sebaliknya dari massa setiap unsur dalam suatu cuplikan senyawa, dapat
ditentukan rumus senyawa tersebut. Oleh karena itu untuk menentukan rumus empiris
diperlukan yaitu keterangan tentang macam unsur dalam senyawa, persen komposisi
B. Rumus molekul
Suatu rumus molekul menyatakan jumlah atom yang sederhananya dari setiap unsur
dalam unsur molekul. Rumus molekul dapat membedakan antara zat-zat yang berbeda
tetapi mempunyai rumus empiris yang sama yaitu CH atau asetilena dan benzena ,
6
tetapi rumus molekul asetilena C2H2 dan rumus benzena adalah C6H6 jika suatu zat
terbentuk molekulnya dapat ditentukan dari rumus empiris dan massa atom relatif (
sebagai pelarut . ketika air disiapkan, hasil reaksi dapat diisolasi, seringkali dalam
bentuk padatan. Kadangkala , produk padatan ini mengandung molekul air sebagai
bagian dari komposisinya . sebagai contoh , jika nikel (II) oksida (NO) dilarutkan
dalam larutan H2SO4 encer , akan membentuk NiSO4 .Bila air diuapkan , terbentuklah
kristal berwarna hijau gelap, ketika dianalisis kristal tersebut mengandung mol air
untuk setiap mol nikel (II) sulfat . senyawa ini dinamakan hidrat atau garam hidrat dan
air yang ada merupakan bagian penting dari komposisinya yang terbentuk dan disebut
air hidrat. Beberapa bahan akan menyerap sedikit air jika ditempatkan diatmosfer yang
mengandung banyak uap air . penambahan air akan membentuk hidrat dan
kehilangan air membentuk zat anhidrat. Dan proses ini dinamakan proses reaksi
bolak-balik.
Rumus empiris suatu senyawa menyatakan nisbah terkecil jumlah atom yang
terdapat dalam senyawa tersebut. Rumus sebenarnya untuk semua unsur dalam
nyata H2O2 ini berarti rumus empirisnya HO. Asetilena ialah gas yang digunakan
untuk mengelas, dan benzena adalah pelarut cair. Sifat fisis dan kimia kedua zat ini
berbeda, tetapi rumus empirisnya sama, yaitu CH. Rumus molekul asetilena C2H2,
7
Menurut sejarah rumus empiris ditentukan lewat penggabungan nisbah bobot dari
unsur-unsurnya. Ini merupakan langkah yang penting untuk menentukan daya gabung
suatu unsur. Baru-baru ini, unsur sintetik lawrensium diketahui mempunyai daya
dengan klorin membentuk lawrensium klorida dengan rumus LrCl3. Beberapa unsur
menunjukkan daya gabung lebih dari satu, sehingga rumus empiris senyawa
bergantung pada bagaimana unsur itu bergabung. Misalnya besi dapat bereaksi
dengan oksigen membentuk besi (II) oksida atau besi (III) oksida. Bergantung pada
Dalam percobaan ini, pita magnesium akan dipanaskan dalam krus dan akan
diubah menjadi oksida. Beberapa reaksi yang dilakukan dilaboratorium kimia selalu
sebagai pelarut. Ketika air diuapkan, hasil reaksi dapat diisolasi, seringkali dalam
bentuk padatan. Kadang bentuk padatan ini mengandung molekul air sebagai bagian
nikel (II) oksida (NiO) dilarutkan dalam larutan H2SO4 encer akan terbentuk NiSO4
Bila air diuapkan, terbentuklah kristal berwarna hijau gelap. Ketika dianalisis kristal
tersebut mengandung 6 mol air untuk setiap mol nikel (II) sulfat. Senyawa ini
dinamakan hidrat atau garam hidrat, dan air yang ada merupakan bagian penting dari
komposisinya yang terbentuk dan disebut air hidrat. Beberapa bahan akan menyerap
sedikit air jika ditempatkan diatmosfir yang mengandung banyak uap air. Penambahan
air akan membentuk hidrat dan kehilangan air membentuk zat anhidrat, dan proses ini
merupakan proses bolak balik. Sebagai contoh hidrat nikel (II) sulfat jika dipanaskan
8
akan kehilangan air membentuk nikel (II) sulfat anhidrat. Nikel (II) sulfat anhidrat
Perubahan kimia pada reaksi kedua juga berlangsung spontan, tanpa tambahan panas
atau tambahan larutan air. Pada kelembapan relatif tinggi zat anhidrat yang
higroskopis dapat menyerap air dari atmosfer. Zat yang menyerap air sering
digunakan sebgai zat pengering atau pengawet gas atau cairan. Jika jumlah air yang
diserap terlalu besar, zat tersebut akan meleleh, dan dapat hilang secara spontan bila
ditempatkan pada kelembaban yang rendah. Zat ini dinamakan zat pemekar
(ofloresensi). Hal ini sering ditandai oleh hancurnya kristal hidrat yang terbentuk dari
langsung. Pemanasan akan menguapkan air dan jika ditimbang ulang terjadi
penyusutan bobot contoh. Besarnya penyusutan merupakan bobot air yang ada, dan
hal ini dianggap tak ada gas lain yang dihasilkan dalam proses ini. Jika dilakukan pada
rumus kimia yang telah dipelajari dapat diperoleh banyak informasi, tetapi bagaimana
rumus kimia ini diperoleh. Caranya sama dilakukan oleh dalton yaitu menyimpulkan
dengan cara yang sama atau dengan melakukan suatu bilangan tertentu terhadap bobot
9
rumus. Rumus molekul dapat diperoleh dengan mengalikan semua. Bahwa (subsripts)
dalam rumus empiris dengan bilangan pengali menghubungkan bobot molekul dengan
Rumus empiris memberikan jumlah mol (bukan saja perbandingan) setiap jenis
atom dalam satu mol molekul senyawa, menentukan rumus molekul senyawa yang
berikut:
Diketahui bahwa untuk menentukan rumus empiris senyawa maka persen komposisinya
dilakukan adalah dengan analisis kimia kita akan memperoleh jumlah garam dari setiap
unsur yang terkandung dalam suatu senyawa dengan massa tertentu. Kemudian ubah
jumlah dalam gram menjadi jumlah dalam mol untuk tiap unsur. (Raymond
Chang.2004:68) Dan rumus empiris dari senyawa dapat ditentukan jika suatu zat
meleleh artinya terjadi perubahan tingkat wujud dari fasa padat uap ke fasa cair.
Perubahan ini bersifat resvible (bolak-balik) artinya es yang telah menjadi air itu
dapat membeku kembali menjadi es seperti keadaan awal. Perubahan atau proses
yang tidak bisa kembali lagi pada susunan semula (versible) seperti lilin terbakar dan
seperti pada reaksi kimia susunan semua tertentu (Ahmad Hiskia.1986:23-24). Senyawa
10
Kumpulan ini berdasar satuan rumus disebut rumus sederhana atau sebuah molekulnya
3) Suatu senyawa dalam keadaan padat dapat memiliki rumus empiris NaCl,
Petrucci.1992:162-163).
11
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
3.1.1 Waktu
Adapun waktu yang dilakukan pada praktikum ini adalah pada hari Sabtu 15
3.1.2 Tempat
3.2.1 Alat
Neraca
Kertas tisu
Pembakar Bunsen
Penjepit krus
Pipet tetes
Gelas arloji
3.2.2 bahan
Pita Mg (10-15cm)
40 tetes air
12
0,5 g logam tembaga
10 ml asam nitrat 4 M
HIDRASI AIR
Alat :
Segitiga penyangga
Pembakar Bunsen
Neraca
Bahan :
Larutan HNO3 6M
1 g sampel
Alat :
Spatula
Cawan Porselen
Kaca arloji
Pembakar bunsen
Bahan :
13
RUMUS EMPIRIS SENYAWA
dam
Dimatikan bunsen dan dibiarkan dingin selama 15 menit, dan ditetesi dengan
40 tetes air
Dipanaskan dalam keadaan tertutup dengan api kecil selama 5 menit hingga
Dilanjutkan pemanasan dengan api kecil (nyala biru) selama 20 menit dan
dinginkan
Cawan Penguap
tembaga
14
Dicampur dengan 10 ml Asam Nitrat 4M
HIDRASI AIR
Dicuci dengan detergen dan air suling, lalu bilas dengan air suling kemudian
Diatur ketinggian kaki tiga sehingg bagian tengah cawan tepat pada bagian yang
Dijaga cawan dan tutupnya selalu dalam keadaan bersih dan ditimbang 1g
Sample
Diletakkan cawan pada segitiga dengan penutup sedikit tebuka sehingga uap
dapat Keluar
15
Kemudian naikkan panas hingga bagian atas cawan terlihat merah dan dibiarkan
kemudian ditimbang
Hasil Pengamatan
pentahidrat (CuSO4.5H2O)
Dipanaskan sampai contoh akan berubah menjadi pucat dan akhirnya putih
Catat Pengamatan
Dihentikan pemanasan, setelah dingin diteteskan air yang terkumpul pada kaca
16
BAB IV
4.1 Hasil
SENYAWA MAGNESIUM
Bagaimana
Ulangan Ulangan II
Mendapatkannya
17
SENYAWA TEMBAGA
A. AIR HIDRAT
terdapat air
CuSO4.5H2O
18
4.2 Pembahasan
Sebelum melakukan praktikum hal pertama kali yang harus dilakukan adalah
menyiapkan bahan dan alat-alat yang dibutuhkan, selanjutnya menimbang krus beserta
bobot nya. Dari penimbangan itu kami memperoleh massa nya sebesar 65.768 gr.
kedalam krus dan menimbangnya tanpa tutup, hasil massaNya yaitu 65.788 gr. Dari
data yang diperoleh, akhirnya kami dapat mengetahui bobot magnesium, yaitu dengan
cara berikut :
= 65.788 - 65.78
= 0.02 gr
Selanjutnya, krus yang berisi magnesium diletakkan diatas kaki tiga yang dilengkapi
dengan segitiga porselen dengan memanaskannya pada bunsen (api biru) hingga krus
berpijar. Pemanasan ini dilakukan selama 2 menit dengan tutup krus terbuka sedikit
MgO Krus yang dipanaskan dengan tutup terbuka menyebabkan magnesium bereaksi
menit. Setelah dingin ditetesi dengan 40 tetes air kedalam cawan, kemudian
dipanaskan lagi hingga air yang ada pada krus habis dan kering lalu ditimbang dan
dapatlah hasilnya 65.88 gr. Jika bobot krus + tutup + MgO telah didapat, maka
19
Bobot MgO = (4) – (1)
= 65.88 gr – 65.760 gr
= 0.112 gr
= 65.88 gr – 65.788 gr
= 0.092 gr
Bobot atom oksida yang didapat dari table berkala sebesar: 16,0
Setelah data yang diperlukan diketahui, kami menghitung jumlah mol atom
Mol Mg = 0.000823
0.000823 = 0.00575
1 : 7
Re : (MgO7)11
1.Senyawa Tembaga
kami menimbang bobot cawan penguap. Hasil penimbangan yang diperoleh yaitu
sebesar 18.140 gr. Selanjutnya kami memasukkan tembaga kedalam cawan penguap
lalu ditimbang hingga diperoleh massanya 28.21 gr. Setelah itu, pada cawan yang berisi
tembaga kami campurkan dengan 10 ml asam nitrat dan ditutup dengangelas arloji.
Setelah semua logam tembaga larut, dipanaskan hingga terbentuk kristal hitam.
20
bila sudah dinginkan dan didapatlah massanya sebesar 32.182 gr selama pemanasan
Cu + 2HNO3 Cu(NO3)2 + H2
Dari data tersebut dapat diperoleh bobot oksida tembaga dengan rumus :
= 32.182 gr – 18.140 gr
= 14.042 gr
= 28.21 gr – 18.140 gr
= 10.07 gr
= 14.042 gr – 10.07 gr
= 3.972 gr
Setelah data yang diperlukan diketahui, maka kami dapat menghitung rumus empiris
O 0.155 : 0.24825 1 : 2
RE : CuO2
B. Air Hidrat
Dari percobaan ini kami memperoleh data massa cawan kosong + tutup sebesar 57-58
gr dan massa cawan kosong + tutup + contoh dipanaskan lalu ditimbang hingga
dihasilkan massa nya sebesar 57.5804 gr. Setelah massa tersebut diketahui, maka
= 57.804 gr – 57.58 gr
21
= 0.0004 gr
Massa air yang hilang dari contoh = massa contoh sebelum pemanasan –
% air yang hilang dari sampel % air = massa air yang hilang x 100 %
= x 100 %
= x 100 %
= 99.5 %
menentukan rumus senyawa empiris tersebut dan menentukan mol CuSO4 dan mol
0.00000250783 : 0.0005186
1 : 2000
CuSO4.2000H2O
C. Refleksi Bolak-Balik
dipanaskan berwarna biru muda, lalu CuSO4.5H2O setelah dipanaskan dan terdapat
air dalam kaca arloji dan warna nya berubah ketika dipanaskan air bunsen menjadi
pudar dan memutih. Selanjutnya kami menambahkan H2O akan membentuk hidrat
dan berkurang atau hilangnya H2O akan membentuk senyawa anhidrat. Persamaan
reaksi bolak-balik :
22
Rumus empiris senyawa Mg dan Cu serta air hidrat
Pada percobaan rumus empiris senyawa magnesium dan tembaga serta percobaan air
hidrat didapat hasil yang tidak akurat (tepat) dimana percobaan ini kami mendapatkan
adalah CuO2 dan percobaan air hidrat senyawa nya adalah CuSO4.2000H2O,
seharusnya rumus empiris senyawa magnesium yang dapat adalah MgO dan rumus
tembaga CuO karena secara teori kedua unsur nya sama-sama memiliki ion 2.
CuSO4..5H2O.
akurat. Kesalahan terjadi oleh kami dikarenakan lalai dan kurang paham pada
prosedur kerja
Pada percobaan reaksi bolak-balik hidrasi didapatkan hasil yang sesuai teori dimana
CuSO4.5H2O adalah berwarna biru muda warna masih merupakan senyawa hidrat yang
mengandung air. Saat pemanasan H2O dilepaskan terbukti dengan adanya air pada kaca
23
arloji sehingga warna contoh setelah pemanasan dan penambahan H2O warna
contohberubah menjadi biru muda dan reaksi ini dinamakan reaksi bolak-balik hidrasi
24
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dalam menentukan molekul senyawa adalah dengan cara menentukan % masa tiap
unsure hingga di dapat masa relatife unsure. Selanjunya masa unsure dibagi Mr sampai
Hidrat adalah senyawa kimia yang Kristalnya mengandung air atau dapat pula
dikatakan suatu larutan yang di uapkan hasil reaksi akan diisolasi membentuk
senyawa hidrat terjadi reaksi bolak balik. Dalam senyawa hidrat penambahan air akan
% air = x 100%
1. Membentuk Kristal
25
4. Dapat dipisahkan dengan cara pemanasan
Reaksi bolak-balik hidrasi adalah reaksi dimana senyawa anhidrat dan air
sebagai reaktan harganya sama besar dengan produk yang dihasilkan yaitu senyawa
5.2 Saran
Harus bias lebih mengerti Mencari rumus empiris dari suatu senyama
Dan dapat Mempelajari cara mendapat data percepatan dan cara memakai data
26
PEMISAHAN
KOMPONEN DARI
CAMPURAN
BAB 1
PENDAHULUAN
27
Apabila dua zat atau lebih dimasukkan kedalam suatu wadah, salah satu kemungkinan
yang terjadi yaitu zat tersebut akan bercampur. Suatu campuran terdiri atas larutan,
koloid, dan suspensi. Koloid merupakan campuran zat heterogen (dua fase) antara dua
zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid tersebar secara
merata di dalam zat lain. Campuran heterogen memiliki sifat tidak sama pada setiap
Campuran merupakan kumpulan berbagai molekul, zat, ion, elektron, dan partikel
lainnya yang ukurannya berbeda satu sama lain. Hal ini menyebabkan terjadinya
perbedaan fasa, sehingga partikel yang ukurannya lebih besar dapat memisahkan
diri (mengendap) dari partikel yang lebih halus jika dibiarkan lama atau dengan
pembuatan air klorin pada percobaan sebelumnya, caranya yaitu dengan jalan
memanaskan campuran MnO2 dan HCl, kemudian gas dialirkan kedalam air suling.
lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia. Metode
Hal inilah yang menjadi acuan dalam melakukan percobaan ini, mengamati proses
kromatografi, dan kristalisasi. Dalam percobaan ini, dapat dihitung kadar dari hasil
28
Adapun tujuan dari Praktikum ini adalah :
barium kromat.
29
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Campuran adalah kumpulan berbagai molekul, zat, ion, elektron, dan partikel
lainnya. Kita dapat mengukur tekanan, volume, suhu dan massa campuran. Kita juga
dapat mengukur komposisi campuran secara eksperimental sehingga fraksi mol dan
heterogen dan/ homogen. Campuran heterogen terdiri atas fasa-fasa tersendiri, dan
Suatu campuran homogen terdiri atas fasa tunggal yang mempunyai sifat-sifat yang
zat homogen yang merupakan campuran dari dua komponen atau lebih yang dapat
berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan gas dibuat dengan mencampurkan satu gas
dalam gas lainnya. Karena semua gas bercampur dalam semua perbandingan,
maka setiap campuran gas adalah homogen dan ia merupakan larutan (Sastrohamidjojo,
2005 : 227).
Jika dua zat yang berbeda dimasukkan dalam satu wadah ada 3 kemungkinan,
yaitu bercampur, bereaksi dan tidak bercampur. Jika zat bercampur, maka sifat zatnya
tidak berubah dan dapat dipisahkan kembali dengan cara fisika, seperti destilasi,
kristalisasi, kromatografi, dan lain-lain. Di bumi ini jarang ditemukan zat murni, pada
umumnya berupa campuran. Dua zat atau lebih disebut bercampur, bila partikelnya
tersebar dalam wadah yang sama sehingga bersentuhan satu sama lain. Dua zat dapat
bercampur apabila ada reaksi diantara partikelnya. Interaksi itu ditentukan oleh wujud
30
dan sifat zatnya. Oleh sebab itu, campuran dapat dibagi atas: campuran gas dengan gas,
gas dengan padat, cair dengan cair, cair dengan padat, dan padat dengan padat
(Syukri,1999:350-351).
kimia berarti pemisahan sampai ke partikel yang terkecil, sekecil atom dan
molekul atau ion). Pemisahan kimia secara nyata sulit untuk dilakukan. Pekerjaan ini
tidak mudah dilakukan, karena campuran alami adalah campuran sempurna. Dan upaya
homogen lebih sukar untuk dipisahkan karena komponen campuran mempunyai sifat
fisika dan sifat kimia mirip. Harus digunakan metode lain untuk memisahkan
komponen- komponen yang ada dalam suatu campuran dalam saru region tertentu
sebagai akibat dari berpindahnya komponen-komponen tadi dari satu daerah dalam
material ke daerah lainnya. Jika ditinjau dari bahan asal campuran, kita mengenal
(Wonorahardjo,2013:8-10).
31
Pemisahan melalui pertukaran bahan/material. Disini ada bagian dari bahan
yang berubah fase, baik melalui perubahan fisika dan perubahan kimia. Ada
dan penguapan.
dibutuhkan aplikasi muatan pula, baik berupa muatan listrik maupun muatan
yang tidak homogen ukurannya. Prinsip dari proses sederhana ini dapat
Berdasarkan sifat fisika dan sifat kimia ada pemisahan fisika yakni destilasi,
Berdasarkan tipe proses ada klasifikasi proses mekanis, proses fisika, dan proses
kimia.
32
Berdasarkan tipe fasenya, klasifikasi dilakukan jika ada fase awal yang
2013 : 11-12).
1. Ekstraksi
Ekstraksi yaitu proses pemisahan komponen zat dari suatu campuran yang prinsip
perbedaan koefisien distribusi zat terlarut dalam 2 larutan yang berbeda fasa dan
faktor, yaitu :
Rendah polusi
Ekstraksi ini tidak melibatkan perubahan fasa sehingga tidak membutuhkan energi
ekstraksi cair atau pelarut. Pada ekstraksi, melibatkan pertukaran kation, seperti
33
Pengambilan kembali solven dari tiap fasa yang terbentuk (Gozan, 2006 : 81-
84)
2. Distilasi
Distilasi adalah proses pemisahan yang paling sering digunakan. Distilasi untuk
memisahkan bahan-bahan alam yang berupa zat cair atau untuk memurnikan cairan
komponen campuran pada tekanan yang tetap. Proses ini melibatkan kesetimbangan
3. Sublimasi
Pada dasarnya dalah perubahan dari fase padat menjadi fase uap tanpa melalui
fase cair. Proses ini sering disebut distilasi padatan. Cara ini ditempuh untuk
menjaga keutuhan senyawa-senyawa yang tidak tahan panas. Cara lain yang
mempunyai prinsip ini adalah dengan cara mengalirkan gas inert yang tidak mudah
4. Kromatografi
Metode ini merupakan cara paling baik dalam proses pemisahan komponen
kimia yang bercampur dalam sampel. Metode ini sangat handal dalam memisahkan
senyawa yang mirip dengan mekanisme pemisahan yang melibatkan beberapa fase.
34
5. Filtrasi
Filtrasi merupakan metode pemisahan untuk memisahkan zat padat dari cairannya
dengan menggunakan alat berpori (penyaring). Dasar metode pemisahan ini adalah
Hasil penyaringan disebut filtrat dan sisanya disebut residu. Metode ini
6. Kristalisasi
Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut
dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu pelarut
dan perbedaan titik beku. Kristalisasi ada dua cara yaitu kristalisasi penguapan dan
kristalisasi pendinginan. Contohnya adalah pembuatan garam dapur dari air laut,
7. Adsorbsi
dengan cara penarikan bahan pengadsorbsi secara kuat sehingga menempel pada
permukaan bahan pengadsorbsi. Contohnya untuk memurnikan air dari kotoran dan
mikroorganisme dan memutihkan gula yang berwarna coklat karena terdapat kotoran
(Rahayu,2009).
35
BAB III
METODEIOLOGI PERCOBAAN
3.1.1 Waktu
Adapun waktu yang dilakukan pada praktikum ini adalah pada hari Sabtu 15 Januari
3.1.2 Tempat
3.2.1 Alat
Cawan penguap
Neraca
Bunsen
Gelas ukur
Kaca arloji
Bejana kromatografi
Gelas piala
Gunting
Kertas saring
36
Penotol (pipa kapiler)
Pengaduk
Pipet tetes
Kaki tiga
Kasa
3.2.2 Bahan
1 gram BaCl2
25 ml K2CrO4
Ditimbang Cawan Penguap + NH4C1, NaC1, SiO2 Ditimbang sekitar 0,1 gram.
Dipanaskan sampai asap putih betul-betul habis 25 ml air suling didinginkan dan
ditimbang
37
Didekantasi Dicuci dengan air sampai padatan bebas NaCl. Cawan penguap + NaCl
Dipanaskan dan ditutup dengan kaca arloji Sampai terbentuk kristal NaCl
kering dan ditimbang.Cawan + SiO2 + kaca arloji dikeringkan jika SiO2 kering
Dimasukkan kebejana kromatografi dan ditutup dengan kaca arloji kertas saring
Dibuat noda dengan tinta hitam dan merah Digantung dalam bejana
Dibiarkan sampai diperoleh pemisahan yang baik Pemisahan warna dan serapan
Hasil percobaan :
Gelas piala 250 ml ditimbang dan ditambahkan 1gram BaCl2 ditambahkan 25 ml air
diamati endapan yang terbentuk Dipanaskan Disaring dengan kertas saring Wathman
38
BAB IV
4.1. Hasil
Adapun hasil dalam praktikum Pemisahan komponen dari campuran ini adalah :
Persentase NaCl : 60 % 3
39
4) Bobot sampel : 0,3 gram
8,2cm/8,2cm 1 Hitam
40
Bobot kertas saring : 0,9 gram
4.2. Pembahasan
campuran (zat terlarut) dengan zat terlarutnya (dapat berupa zat cair, padat dan
kristalisasi dan kromatografi. Kami tidak melakukan percobaan ini, dikarenakan listrik
padam sehingga kami tidak dapat menggunakan timbangan untuk menimbang zat.
Jadi, kami menggunakan data dari percobaan orang lain yaitu percobaan Akbar Sani
pendidikan Biologi Unja 2012. Pada percobaan ini seharusnya digunakan cara
pemanasan dan dekantasi. Dekantasi adalah proses pemisahan cairan dari padatannya
NH4Cl, NaCl, SiO2 yang massa masing-masingnya adalah 0,1 gram. Jadi massa
totalnya adalah 0,3 gram. Senyawa tersebut diletakkan didalam cawan penguap
kemudian dipanaskan sampai asap putih benar-benar habis. Asap putih itu
menandakan bahwa NH4Cl telah menyublim dan zat yang masih tersisa adalah NaCl
dan SiO2. Dan setelah ditimbang lagi massanya berkurang menjadi 68,02927 gram.
41
Massa NH4Cl didapatkan dari massa cawan penguap dan contoh dikurang dengan
massa cawan setelah NH4Cl menyublim yaitu 0,1249 gram. Persentase NH4Cl
dapat dicari yaitu 0,1249/0,3 x 100% = 41,63 %. Kemudian cawan penguap yang
telah dingin ditambahkan 25 ml air suling dan diaduk. Campuran pada cawan
perlahan-lahan. Cairan itu adalah NaCl dan padatannya adalah SiO2. Setelah itu
masing-masing cawan berisi NaCl dan SiO2 dipanaskan hingga mendapat kristal
NaCl 0,18 gram dan endapan SiO2 0,022 gram. Dari data ini, didapat persentase NaCl
dan SiO2 yaitu 60% dan 7,33 %. Dari data tersebut, bobot sampel setelah diuraikan
7,33% = 108,93 %. Secara teori, persentase hasil pemisahan adalah 100% dan
dengan bobot awalnya, yaitu 0,1 gram. Namun, pada percobaan ini dihasilkan
108,93% dan bobotnya sedikit berbeda dengan bobot awalnya. Hal ini terjadi
Bahan yang digunakan adalah campuran butanol, asam asetat dan air dengan
komponen sampel berdasarkan perbedaan kepolaran atau sampel dengan pelarut yang
digunakan. Pada percobaan ini, digunakan kertas saring ukuran 3x10 cm yang
didalamnya diberi garis pinggir ukuran 3x8 cm dan telah diberi noda dari spidol
42
berwarna merah dan hitam. Setelah kertas tadi dicelupkan dalam larutan eluen atau
campuran tadi, warna yang terurai adalah warna merah menghasilkan warna putih,
orange, dan kuning. Noda warna hitam menghasilkan pemisahan warna yaitu warna
putih, ungu, coklat, dan biru. Warna noda-noda itu dibiarkan bergerak dan
pelarutnya juga bergerak keatas, karena kertas saring merupakan kertas yang
menyerap air. Dan ketika warna noda dan pelarut telah berhenti, artinya pemisahan
telah selesai dan terjadi dengan sempurna. Noda warna hitam berhenti pada 8,2 cm.
Dan noda merah berhenti pada 7 cm. Sedangkan pelarutnya berhenti pada 8,2 cm.
Dari data ini, dapat dihitung Rf yaitu perbandingan jarak yang ditempuh zat dengan
jarak yang ditempuh pelarut. Rf noda hitam adalah 1. Dan Rf noda merah adalah
menunjukkan karakteristik zat sama. Bila harga Rf tidak sama, dapat dikatakan bahwa
zat tersebut berbeda. Campuran butanol dan asam asetat dan air digunakan untuk
memisahkan warna-warna campuran pada noda merah dan hitam dari tinta spidol. Jika
Suatu campuran terdiri atas larutan, koloid, dan suspensi. Dengan adanya koloid dan
dengan K2CrO4. Data pada percobaan ini diperoleh dari data percobaan pada laporan
Siti Rahmah pendidikan fisika pgmipau 2014. Hal ini dikarenakan kami tidak dapat
43
melakukan percobaan yang disebabkan listrik mati sehingga kami tidak dapat
melakukan penimbangan zat dan alat. Prosedur yang seharusnya dilakukan adalah
menimbang gelas piala. Kemudian menimbang gelas piala yang berisi BaCl2, yaitu
92,7 gram. Massa BaCl2 adalah 0,7 gram. 25 ml air suling ditambahkan dan diaduk
larutan jernih sehingga bagian bawah dapat berupa endapan dan bagian atas dapat
berupa larutan jernih. Apabila endapan BaCrO4 masih terbentuk, ditambahkan lagi
mendidih dan disaring dengan kertas saring Whatman. Endapan dikeringkan dan
ditimbang yaitu 4,74 gram. Dari data tersebut dapat dihitung persentase BaCrO4
yaitu 467%. Pada percobaan ini mungkin terjadi sedikit kesalahan karena persen
hasilnya melebihi 100%. Secara teori, jika barium kromat mengendap sempurna maka
persentasenya adalah 100%. Perbedaan hasil ini dapat terjadi dimungkinkan karena
endapan di bagian bawah dan larutan dibagian atas. Percobaan ini bertujuan untuk
mencari persentase barium klorida dalam campuran. Data yang kami peroleh, berasal
dari data percobaan orang lain,yaitu Akbar Sani pendidikan Biologi unja 2012.
Langkah kerja dari percobaan ini sama dengan percobaan A, namun disini akan
dihitung persentase barium klorida dalam campuran. Bobot gelas piala dan campuran
44
yang telah ditimbang yaitu 146,47 gram. Bobot campuran yang didapat yaitu 33,47
Endapan yang terbentuk diambil dengan kertas saring, dikeringkan dan ditimbang.
9,31 gram dan persentase BaCl2 adalah 66,67%. Jadi dapat disimpulkan dalam
campuran tersebut mengandung BaCl2 sebesar 66,67% dan sisanya adalah zat lain.
BAB V
5.1. Kesimpulan
merupakan larutan indikator pengendapan yang mudah larut dalam air dan
semula x 100%.
45
Barium klorida dapat dipisahkan dari campuran dengan cara pengendapan.
bobot zat secara teori menggunakan stoikiometri yaitu dalam mencari mol,
5.2 Saran
Adapun saran dari praktikum ini adalah dapat melakukan percobaan praktikum ini
lebih teliti menentukan suhu dan pemanasan dalam sublimasi dan evaporasi yang
sublime dan titik didih setiap komponen dalam pencampuran. Dan juga harus lebih
teliti dalam melakukan penimbangan agar lebih akurat dan memunimalisir dari
kegagalan
46
47
REAKSI-REAKSI
KIMIA
47
BAB I
PENDAHULUAN
untuk praktikum-praktikum selanjutnya. Serta kita dapat mempelajari jenis reaksi kimia
reaksi penggantian rangkap dan reaksi netralisasi. Pada percobaan kali ini, kita
dapat mengamati terjadi nya reaksi ari senyawa dengan cara mereksikan dua buah zat
atau lebih yang dibuktikan dengan adanya perubahan baik perubahan warna, bau, suhu,
timbulnya gas dan endapan. Dan dapat menuliskan persamaan reaksi dengan cara
mereaksikannya.
Reaksi kimia merupakan perwujudan dari reaksi yang terjadi antara satu unsur
dengan unsur yang lain. Reaksi kimia dapat dikatakan sebagai langkah perubahan
stuktur molekul. Reaksi kimia selalu melibatkan terbentuknya atau terputusnya ikatan
kimia. Suatu materi diketahui memiliki sifat kimia yang sewaktu-waktu dapat
mengalami perubahan kimia. Hidrogen dalam keadaan bebas berwujud gas. Namun
Reaksi kimia yang berlangsung dapat dipengaruhi oleh kondisi dan mudah untuk
terkontaminasi. Reaksi kimia dapat saja gagal atau tidak bereaksi sama sekali. Ada
beberapa indikator yang paling umum dan sering terjadi dalam reaksi kimia, yaitu
terbentuk endapan pada dasar tabung reaksi, terjadi perubahan warna larutan produk,
48
terjadi perubahan suhu cenderung panas atau dingin serta terkadang terdapat
gelembung-gelembung gas dan timbul bau. Karena adanya indikator yang paling
menonjol yang langsung membedakan reaksi kimia dengan reaksi yang lain, maka
49
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Reaksi kimia adalah perubahan kimia dimana zat-zat yang bereaksi (reaktan)
berubah menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Reaktan dan produk adalah zat yang
berbeda. Reaksi kimia dituliskan dalam persamaan reaksi kimia, dimana reaktan
diletakkan disebelah kiri anak panah dan produk disebelah kanan anak panah. Jika
terdapat satu atau lebih zat pada sisi yang sama (kiri atau kanan), maka zat-zat tersebut
dipisahkan dengan tanda (+). Dalam persamaan reaksi, zat-zat yang bereaksi dan hasil
reaksi ditulis dalam bentuk rumus kimiadan biasanya disertakan pula wujud/keadaan
zat dalam reaksi tersebut, yaitu (s) = solid (padat), (l) = liquid (cair), (g) = gas, dan (aq)
susunan, dan energi dalam berlainan. Dalam beberapa hal ini perubahan itu begitu
dramatis sehingga tidak diragukan lagi bahwa telah terjadi suatu reaksi atau perubahan
kimia. Perubahan lain adalah reaksi yang terjadi dengan air atau dalam larutan air.
Dalam semua hal, kecuali satu, suatu perubahan warna atau pembentukan zat padat
Hubungan antara zat yang terlibat dalam reaksi kimia dapat diperlibatkan
dengan persamaan reaksi. Persamaan reaksi kimia tidak sama dengan persamaan
reaksi matematik. Karena itu, ruas kiri dan ruas kanan persamaan reaksi kimia
biasanya dihubungkan dengan tanda panah tunggal atau ganda. Cara penulisannya
50
persamaan reaksi-reaksi kimia atas kekebalan massa zat sebelum dan sesudah reaksi
adalah sama. Dengan demikian jumlah atom-atom yang bereaksi harus sama dengan
Hubungan kuantitaf antara pereaksi dan hasil reaksi dalam suatu persamaan
mengharuskan penggunaan bobot atom unsur dan bobot molekul senyawa. Banyak
suatu hasil reaksi tertentu yang menurun perhitungan akan diperoleh dalam suatu reaksi
kimia rendemen teoritis untuk suatu reaksi kimia. Penting untuk mengetahui mana
yang merupakan pereaksi pembatas yakni pereaksi yang secara teoritis dapat bereaksi
Reaksi kimia adalah suatu perubahan dari suatu senyawa atau molekul
menjadi senyawa lain. Reaksi yang terjadi pada senyawa anorganik biasanya
merupakan reaksi antara ion, sedangkan reaksi pada senyawa organic biasanya dalam
bentuk molekul.Struktur organic ditandai dengan adanya ikatan kovalen antara atom-
atom molekulnya. Oleh karena itu, reaksi kimia pada senyawa organic ditandai
yang baru. Pada proses pemutusan ikatan kovalen dan pembentukan ikatan
yang baru membutuhkan waktu yang sangat tergantung pada kondisi saat
berlangsungnya suatu reaksi. Proses ini mungkin terjadi secara berpisah, seperti
pada reaksi yang berlangsung secara bertahap dimana pemutusan ikatan mungkin
reaksi menjelaskan secara kualitatif peristiwa yang terjadi jika dua pereaksi atau
51
lebih bergbung dan secara kuantitatif menyatakan jumlah zat yng bereaksi serta jumlah
produk reaksi.
Ag+ (1) + NO3-(1) Na+(1) Cl-(1) AgCl(S) + Na+ (1) + NO3- (1)
Reaksi yang disertai perpindahn elektron dari satu atom ke atom lain dikenal sebagai
reaksi oksidasi reduksi (redoks), contoh : Na + Cl = NaCl Sebuah atom netral natrium
+
memberikan satu electron ke atom netral kalor hingga terbentuk muatan positif Na
-
dan muatan negatif Cl .
disebut reaktan, menjadi kelompok zat baru yang dinamakan produk. Dengan kata
lain, reasi kimia adalah reaksi yang menghasilkan perubahan kimia. Memang dalam
banyak kasus, tidak ada yang terjadi ketika sejumlah zat dicampur masing-masing
mempertahankan komposisi dan zat aslinya. Kita memerlukan bukti sebelum kita
dapat mengatakan bahwa suatu reaksi telah terjadi. Beberapa jenis bukti fisis yang
Perubahan warna
Evolusi gas
52
Meskipun pengmatan seperti ini biasanya menanadakan bahwa reaksi telah terjadi,
bukti kuat masih memerlukan analisis kimia terperinci dari campuran reaksi untuk
Reaksi penggabungan
Yaitu reaksi di mana dua buah zat bergabung memebentuk zat ketiga.
Kasus paling sederhana adalah jika dua unsur bereaksi memebentuk senyawa.
Reaksi Penguraian
Yaitu suatu reaksi senyawa tunggal membentuk dua atau lebih zat baru.
Biasanya reaksi ini berlangsung dalam suhu tinggi. Beberapa senyawa yang
dipanaska akan terurai menjadi KCl dan gas oksigen. Persamaan kimianya
Yaitu suatu reaksi di mana suatu unsur bereaksi dengan suatu senyawa
menggantikan unsur yang terdapat dalam senyawa itu. Misalnya, jika logam
besi dicelupkan ke dalam larutan tembaga (II) nitrat, akan mengendapka logam
53
Reaksi metalesis (pembentukan ganda)
Reaksi yang melibatkan petukaran bagian dari pereaksi. Jika pereaksi adalah
senyawa ionik dalam bentuk larutan, bagian yang bertukaran adalah kation dan
anion dari senyawa. Misalnya larutan kalium iodida yang tidak berwarna. Ion-
Reaksi pembakaran
Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatkan bilangan satu elektron atau
lebih dari dalam zat (atom, ion dan molekul). Bila suhu unsur dioksidas, keadaan
oksidasinya berubah ke harga yang lebih positif suatu zat pengoksidasi adalah
suatu zat yang memeperoleh elektron dan dalam proses tertentu zat tersebut direduksi.
Reduksi adalah suatu proses yang mengakibatkan hilangnya satu elektron atau lebih
dari alam zat (atom, ion dan molekul). Bila suhu unsur direduksi, keadaan oksidasi
berubah menjadi lebih negatif. Jadi suatu zat pereduksi adalah zat yang
54
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
3.1.1 Waktu
Adapun waktu yang dilakukan pada praktikum ini adalah pada hari Sabtu 15 Januari
3.1.2 Tempat
3.2.1 Alat :
Sudip
Krus
Pembakar Bunsen
Tabung raksi
Pipet tetes
Lemari asam
3.2.2 Bahan :
0,1 serbuk Mg
CuSO4.5H2O
1 ml AgNO3 0,01 M
0,1 g serbuk Cu
1 ml HCl 0,01 M
55
3.3 Prosedur Kerja
A. Reaksi Penggabungan
Serbuk Mg Dimasukkan kedalam krus seujung sudip lalu Bakar pada nyalakan busen
B. Reaksi penguraian
Tabung Reaksi dimasukkan CuSO4 dan 5H2O Dan panaskan dengan busen dan amati
Tabung reaksi 1
Isi dengan 1 ml larutan AgNO3 0,01 M dan masukkan kira-kira 0,1g serbuk dan kocok
hingga homogeny
Tabung reaksi 2
isi dengan 1 ml larutan HC1 0,1 M dan 0,1 g serbuk Mg lalu kocok hingga homogen
3 Tabung reaksi 2
Tambahkan masing-masing 1ml larutan Na3Po4 0,1M dan masukkan 1ml AgNo3
pada tabung V dan larutan Al(NO3)2 0,1M dan pada tabung VI masukkan 1ml AgNO3
0,01M pada tabung I, larutan Hg(NO3)2 0,1M pada tabung II dan larutan Al(NO3)2
3 Tabung reaksi 1
Catatan: khusus untuk tabung reaksi V jangan goyangkan tabung setelah penambahan
56
Na3PO4
3 tabung reaksi
E. Reaksi Netralisasi
57
BAB IV
4.1 Hasil
Al(NO3) + Kl kuning
HNO3 + NaOH NaNO3 + H2O lalu mulai kembali bening pada tetesan NaOH
tidak tersedia
58
4.2Pembahasan
Reaksi Penggabungan
Pada percobaan ini langkah awal yang kami lakukan adalah mengambil
pada nyala bunsen selama dua menit. Bukti terjadinya reaksiyaitu adanya
perubahan warna hitam menjdi abu-abu dan terdapat uap. Rumus reaksi,
yaitu: Mg + O2 MgO2
Reaksi Penguraian
Pada percobaan ini terlebih dahulu kami menyiapkan tabung reaksi yang telah
terjadi perubahan warna menjadi putih dan terbentuk up air pda dinding
Percobaan pertama :
59
Percobaan kedua :
Pada percobaan kedua ini kami memasukkan 1ml larutan HCl 0,1M
Langkah pertama
Langkah kedua
Untuk langkah yang kedua sama dengan langkah yag pertama, yaitu
60
dengan larutan Na3PO4. Pada tabung yang berisi AgNO3 + Na3PO4,
Reaksi Netralisasi
HNO3 dan H3PO4 yang tidak tersedia, maka kami hanya melakukan 1
indikator PP, lalu tetesi dengan larutan NaOH. Hasil reaksi yang terjadi yaitu
anya perubahan warna pada tetesan ke dua kemudian warna kembali kewujud
Hal di atas menunjukkan bahwa terjadi reaksi pada setiap larutan dengan
61
BAB V
5.1 Kesimpulan
Reaksi penggabungan : sintesis satu jenis senyawa dari 2 zat atau lebih
A+Z AZ
AZ A+Z
unsur yang digantikan adlah yang letaknya lebih bawah dalam deret volta.
A + BZ AZ + B
AX + BZ AZ + BX
Reaksi netralisasi : asam dan basa bereaksi memebentuk garam dan air
HX + BOH BX + HOH
Timbulnya gas
Adanya endapan
5.2 Saran
62
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah : Dalam Praktikum harus berhati-hati
dalam meneliti dan menggunakan sarung tangan dan masker, serta harus didampingi
oleh dosen ataupun asdos. Dan harus lebih cekatan dan tepat waktu dalam melakukan
perconaan
63
ASAM BASA
64
BAB I
PENDAHULUAN
Asam basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa latin
acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa arab yang
berarti abu. Asam dan basa secara tidak sadar merupakan bagian dari kehidupan kita.
Kita senantiasa berinteraksi dengan asam dan basa setiap hari. Makanan yang kita
konsumsi sebagian besar bersifat asam,sedangkan pembersih yang kita gunakan (sabun,
deterjen, dll) adalah basa.enzim-enzim dan protein dalam tubuh kita juga merupakan
asam.
Selain itu, asam dan basa sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan.
Keasaman tanah akan berpengaruh terhadap kondisi tumbuhan yang ada diatasnya.
Kualitas air juga dapat ditentukan dengan mengukur tingkat keasamannya. Suatu daerah
yang dilanda hujan asam akan mengalami kerusakan lingkungan yang cukup buruk.
Kebanyakan asam dan basa (yang belum bercampur dengan senyawa lain) di alam
berupa liquid (larutan). Karena bentuk inilah yang mudah untuk direaksikan dengan
senyawa lainnya. Meskipun asam dan basa yang kita konsumsi sehari-hari berupa
padatan dan sabun, namun pada akhirnya tetap butuh diencerkan juga (direaksikan atau
dicampur dengan air) agar lebih mudah diserap atau digunakan. Berdasarkan pengertian
dalam air karena adanya ion H+. adapun suatu senyawa bersifat basa dalam air karena
adanya ion OH-. Untuk mengetahui apakah suatu senyawa mengandung ion H+ atau
ion H- dapat diuji dengan kertas lakmus. Ada dua jenis kertas lakmus, yakni lakmus
65
merah dan lakmus biru. Adanya ion H+ dalam larutan dapat memerahkan kertas lakmus
(lakmus biru berubah menjadi merah dan lakmus merah tetap berwarna merah). Adapun
adanya ion OH- dalam larutan yaitu dapat membirukan kertas lakmus (lakmus merah
berubah warna menjadi biru dan lakmus biru tetap berwarna biru). Pada tahun 1923 ahli
kimia bernama J.N Broansted dan ahli kimia inggris bernama T.N Lowry
mengemukakan teori asam basa Broansted-lowry, yang berbunyi suatu zat pemberi
proton (proton donor) disebut asam dan suatu zat penerima proton (proton
aseptor) disebut basa. Dari defenisi tersebut maka suatu asam setelah melepas proton
akan membentuk basa konjugasi dari asam tersebut. Demikian pula dengan basa,setelah
menerima proton akan membentukasam konjugasi dri basa tersebut.Pada tahun 1932
G.N Lewis menyatakan teori yang berbunyi basa adalah zat yang memilikisatu atau
lebih satu pasangan elektron babas yang dapat diberikan kepada zat lain sehingga
terbentuk ikatan kovalen koordinasi, sedangkan asam adalah zat yng dapat menerima
menggunakan indikator alami yaitu ekstra bunga sepatu dan bunga mawar,
dan Mengamati perubahan warna indikator pada larutan asam dan basa.
Mengetahui sifat asam basa suatu zat dengan menggunakan indikator alami.
66
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Indikator adalah suatu zat penunjuk yang dapat membedakan larutan, asam atau
larutan. Disamping itu juga digunakan untuk mengetahui titik akhir kosentrasi pada
beberapasenyawa organik dan senyawa anorganik. Keasaman atau kebasaan suatu zat
tergantung pada banyak ada tidaknya ion H (untuk asam) dan ion OH (untuk basa)
dalam zat tersebut serta derajat ionisasi zat tersebut. Asam merupakan zat yang
memiliki sifat-sifat yang spesifik, misalnya memiliki rasa asam, dapat merusak
permukaan logam juga lantai marmer atau biasa disebut korosif. Kata asam berasal dari
kata latin yakni acetum yang berarti cuka. Terdapat banyak zat-zat bersifat asama
sperti asam klorida dalam geteh pencernaan dilambung, asam asetat sebagai asam
penyusun dalam cuka, asam karbonat yang memberikan rasa segar dalam minuman
berkarbonat, dan asam sitrat yang dikandung dalam berbagai jeruk. Kata basa (alkali)
berasal dari bahasa arab alqali yang berarti abu karena memiliki sifat yang sama
dengan abu. Basa merupakan zat yang memiliki sifat – sifat yang spesifik,
seperti lilin. Banyak orang mengenali bau rangsang yang kuat (dari) basa amonia,
lazim digunakan dalam bentuk larutan air dan berbagai cairan pembersih sebagai
pemati hama.
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air
akan menghasilkan larutan denga pH lebih kecil dari 7. asam adalah suatu zat yang
dapat memberi proton(ion H+) kepada zat lain (yang disebutbasa), atau dapat menerima
67
pasangan electron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa
dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat
2) asam terasa menyengat bila disentuh, dan dapat merusak kulit, teruma bila
3) asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam.
1) Rasa bervariasi
5) [H+] = [OH-]
Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara kimia, asam dan basa
saling berlawanan. Basa yang larut dalam air disebut alkali. Jika zat asam
menghasilkan ion hidrogen (H+) yang bermuatan positif, maka dalam hal ini basa
mempunyai arti sebagai berikut. maka ketika suatu senyawa basa di larutkan ke dalam
air, maka akan terbentuk ion hidroksida (OH-) dan ion positif menurut reaksi sebagai
berikut. Ion hidroksida (OH-) terbentuk karena senyawa hidroksida (OH) mengikat satu
68
2.2 Teori asam-basa
Pada tahun 1884 Svante Arrhenius mengemukakan teori tentang asam dan basa yaitu
teori asam basa arrhenius. Menurutnya, asam adalah suatu zat yang apabila dilarutkan
dalam air akan menghasilkan ion H+ dimana ion tersebut merupakan satu-satunya ion
yang ada dalam larutan. Basa merupakan zat yang apabila di larutkan dalam air akan
terionisasi menghasilkan ion OH-, dan ion tersebut merupakan ion satu-satunya yang
Pada tahun 1923 ahli kima Denmark bernama J.N Bronsted dan ahli kimia
inggris bernama T.N Lowry mengemukakan teori yang bernama teori asam basa
broansted- lowry, yang berbunyi suatu zat pemberi proton (proton donor) disebutasam
dan suatu zat penerima proton (proton aseptor) di sebut basa. Dari definisi tersebut
maka suatu asam setelah melepas proton akan membentuk basa konjugasi dari asam
tersebut. Demikian pula dengan basa, setelah menerima proton akan membentuk
Pada tahun 1932 G.N Lewis menyatakan teori yang berbunyi basa adalah zat
yang memiliki satu atau lebih pasangan elektron bebas yang dapat di berikan kepada
zat lain sehingga terbentuk ikatan kovalen koordinasi, sedangkan asam adalah zat
Pengertian asam basa mula-mula dikemukakan oleh Arrhenius pada tahun 1887.
Menurut Arrhenius, asam didefinisikan sebagai suatu zat yang bila dilarutkan ke
dalam air akan mengalami ionisasi dengan membentuk ion hidrogen (H+ ) sebagai
satu-satunya ion positif. Basa didefinisikan zat yang bila dilarutkan dalam air akan
69
mengalami ionisasi dengan membentuk ion-ion hidroksil (OH- ) sebagai satu-satunya
ion negatif.
Contoh
HCl (aq) –> H + (aq) + CL– (aq) NaOH (aq) –> Na+ (aq) + OH– (aq)
Teori asam basa yang dikemukakan Arrhenius ternyata memiliki keterbatasan, yakni
asam dan basa tidak hanya terdapat dalam pelarut air, tetapi juga terdapat dalam pelarut
bukan air. Fakta-fakta tersebut mendorong J.N Bronsted dari Denmark dan T. Lowry
dari Inggris membuat pengertian baru mengenai asam dan basa. Bronsted dan
Lowry mendefinisikan asam sebagai zat yang dapat memberikan proton (proton
Teori asam basa yang lebih umum dikemukakan oleh GN Lewis pada tahun 1923, teori
ini timbuk dari kenyataan bahwa teori Bronsted dan Lowry masih kurang luas
jangkauannya. Menurut konsep yang diajukan oleh Lewis, asam didefinisikan sebagai
spesi apa saja yang dapat menerima pasangan elektron. Sedangkan basa
70
Dari contoh ini H+ bertindak sebagai asam Lewis sedangkan NH3 bertindak
sebagai basa Lewis. Dimana NH3 adalah suatu basa karena memberi pasangan
elektron, sedangkan ion H+ adalah suatu asam karena menerima pasangan elektron.
asam-basa Lewis.
Senyawa asam dapat dibedakan dari senyawa basa, salah satunya dengan mencicipi
rasanya. Namun, tidak semua zat dapat di identifikasi dengan cara itu. Senyawa-
Indikator merupakan zat warna yang warnanya berbeda jika berada dalam kondisi asam
dan basa. Indikator yang dapat digunakan adalah kertas lakmus, indikator asam-basa
dan indikator alami. Indikator asam basa adalah suatu senyawa organik yang dapat
berubah warna dengan berubahnya pH, biasa digunakan untuk membedakan suatu
larutan bersifat asam atau basa dengan cara memberikan perubahan warna yang
berbeda pada larutan asam dan basa (Fessenden & Fessenden, 1999). Indikator alami
dapat dibuat dari berbagai tumbuhan berwarna yang ada di sekitar kita. Akan tetapi,
tidak semua tumbuhan berwarna dapat memberikan perubahan warna yang jelas pada
kondisi asam maupun basa, oleh karena itu hanya beberapa saja yang dapat
dipakai, misalnya; bunga sepatu yang memberikan perubahan warna merah pada
suasana asam dan hijau pada suasana basa (Nuryanti, dkk., 2010).
Dalam laboratorium kimia, indikator asam-basa yang biasa di gunakan adalah indikator
buatan dan indikator alami, Berikut ini penjelasan tentang indikator asam-basabuatan
71
Indikator Buatan
Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau
pabrik alat-alat kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang terdiri dari
lakmus merah dan lakmus biru, kertas lakmus kertas yang diberi senyawa kimia
sehingga akan menunjukkan warna yang berbeda setelah dimasukkan pada larutan
asan maupun basa. Warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan larutannya.
Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh kertas lakmus sebenarnya disebabkan
karena adanya orchein (ekstrak lichenes) yang berwarna biru di dalam kertas lakmus.
Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ektrak lamus yang berwarna biru ke dalam
lakmus biru pada larutan yang bersifat basa akan tetap biru , karena orchein
Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas
lakmus biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar warnanya
menjadi merah. Sehingga mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan kembali
terjadi. Apabila kertas lakmus merah dimasukkan kedalam larutan yang bersifat asam,
warnanya akan tetap merah karena lakmus merah memang merupakan orchein dalam
suasana asam. Sedangkan, apabila kertas lakmus merah ditambahkan larutan yang
bersifat basa, maka orchein yang berwarna biru akan kembali terbentuk.
Indikator Alam
Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam
larutan asam, basa, dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan dalam
72
pengujian asam basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga-
bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya kembang sepatu merah di dalam
larutan asam akan berwarna merah dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau, kol
ungu di dalam larutan asam akan berwarna merah keunguan dan di dalam larutan basa
73
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
3.1.1 Waktu
Adapun waktu yang dilakukan pada praktikum ini adalah pada hari Sabtu 15 Januari
3.1.2 Tempat
3.2.1 Alat
1) kertas lakmus
2) gelas plastic
3) gunting
5) sendok pengaduk
3.2.2 Bahan
2) Air sabun
3) Air garam
4) Air kapur
5) Larutan cuka
74
3.3 PROSEDUR KERJA
Diantaranya kami menyiapkan gelas plastik yang akan di isi dengan larutan.
3) Setelah itu, Lalu kemudian Kami menggunting kertas lakmus yang akan
5) Setelah itu, Kami mengamati perubahan yang terjadi pada kertas lakmus
tersebut.
75
BAB IV
4.1 Hasil
Indikator Ket
Kembang
4.2 PEMBAHASAN
1. Larutan Cuka
Pada saat larutan Cuka ditambahkan kertas lakmus merah, maka tetap
berwarna merah, dan pada saat ditambahkan kertas lakmus biru maka
menghasilkan kertas lakmus merah yang berubah warna menjadi biru.Pada saat
menghasilkan warna merah, dan pada saat ditambahkan beberapa tetes ekstrak
76
2. Air Jeruk Nipis
Pada saat air jeruk nipis ditambahkan kertas lakmus merah, maka tetap
berwarna merah, dan pada saat ditambahkan kertas lakmus biru maka menghasilkan
kertas lakmus merah yang berubah warna menjadi biru. Pada saat air jeruk nipis
merah, dan pada saat ditambahkan beberapa tetes ekstrak kunyit menghasilkan
warna hijau.Dari kedua pernyataan di atas maka dapat disimpulakan bahwa Air
3. Larutan garam
Pada saat larutan garam ditambahkan kertas lakmus merah, maka tetap
berwarna merah, dan pada saat ditambahkan kertas lakmus biru maka tetap berwarna
biru. Pada saat Larutan garam ditambahkan beberapa tetes ekstrak bunga kembang
sepatu menghasilkan warna Ungu bening , dan pada saat ditambahkan beberapa tetes
ekstrak kunyit menghasilkan warna kuning. Dari kedua pernyataan di atas maka
4. Air Kapur
Pada saat air kapur ditambahkan kertas lakmus merah, maka menghasilkan
kertas lakmus merah yang menjadi warna biru, dan pada saat ditambahkan kertas
lakmus biru tetap berwarna biru.Pada saat air kapur ditambahkan beberapa tetes
ekstrak bunga kembang sepatu menghasilkan warna hijau, dan pada saat
pernyataan di atas maka dapat disimpulakan bahwa Air kapur termasuk larutan
Basa.
77
5. Air Sabun
Pada saat air sabun ditambahkan kertas lakmus merah, maka menghasilkan
kertas lakmus merah yang menjadi warna biru, dan pada saat ditambahkan kertas
lakmus biru tetap berwarna biru.Pada saat air sabun ditambahkan beberapa tetes
ekstrak bunga kembang sepatu menghasilkan warna hijau, dan pada saat
pernyataan di atas maka dapat disimpulakan bahwa Air sabun termasuk larutan
Basa.
78
BAB V
5.1 KESIMPULAN
beda. Ada yang bersifat asam, basa maupun netral. Hal ini ditentukan oleh
ada tidaknya ion H (untuk asam) dan ion OH (untuk basa) dalam zat
Jika kertas lakmus merah yang dicelupkan kedalam larutan dan berubah
menjadi warna biru, maka itu menandakan bahwa larutan tersebut bersifat basa.
Jika kertas lakmus biru yang dicelupkan kedalam larutan dan berubah
menjadi warna merah, maka itu menandakan bahwa larutan tersebut bersifat
asam Kertas lakmus tidak berubah warna maka larutan tersebut bersifat netral.
5.2 SARAN
79
DAFTAR PUSTAKA
Epinur, dkk. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Jambi: Universitas Jambi Hiskia,
Ahmad. 1986. Buku materi pokok kimia I. Jakarta: Depdikbud Petrucci, Raip. 1992.
Epinur, dkk. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Jambi: Universitas Jambi Hiskia,
Ahmad. 1986. Buku materi pokok kimia I. Jakarta: Depdikbud Petrucci, Raip. 1992.
Suwandi. 1995. Rumus Kimia. Jakarta: Erlangga Achmad, Hiskia. 1999. KIMIA
80
Raymond, Chang.2002. KIMIA DASAR. Jakarta: Erlangga Raymond, Chang . 2004 .
Jakarta: Yudhistira
Yayan, Sunarya . 2010 . Kimia Dasar 1 . Bandung ; Yrama Widya Fessenden, R.J &
81