Pada sistem pemanas tangki diperlukan sebuah pengaturan sistem kontrol, oleh itu perlu
dilakukan analisis sistem kendali dari sebuah sistem elektronik yang telah dibuat agar sistem
tersebut dapat bekerja secara optimal. Untuk memudahkan analisis sistem pemanas tangki
digunakan perangkat lunak MatLab.
TEORI
Di dalam teknik kendali, untuk mendapatkan unjuk kerja yang baik diperlukan sebuah
rangkaian atau perangkat kendali, adapun fungsinya mengubah sinyal kesalahan menjadi
sinyal kendali. Sinyal kesalahan berasal dari selisih antara setting point (demand) dengan
sinyal umpan balik, secara diagram blok dapat digambarkan sebagai berikut :
Blok kendali berisikan rangkaian kendali, dapat diujudkan sebagai perangkat keras maupun
perangkat lunak. Untuk perangkat keras berwujud rangkaian elektronik, sedangkan perangkat
lunak berujud algoritma kendali. Adapun menurut jenisnya, sistem kendali dapat dibagi
menjadi dua kelompok yaitu kendali konvensional dan kendali pintar (‘smart kendali’).
1
Kendali konvensional perancangannya berdasarkan analisis sistem proses, sedangkan kendali
pintar perancangannya berdasarkan analisis sistem proses dengan melibatkan gerbang2
logika, dan pengalaman operator. Sebagai contoh kendali konvensional antara lain kendali
PID, kendali adaptif, sedang kendali pintar antara lain kendali fuzzy, kendali jaringan syaraf
tiruan, dan kendali ‘neurofuzzy’. Dalam percobaan blok kendali akan digunakan kendali
konvensional PID, yang tersusun dari 3 buah komponen yaitu kendali P (‘Proporsional’),
kendali I (‘integrator’), dan kendali D (‘derivatif’). Dalam implementasinya masing-masing
dapat bekerja sendiri maupun gabungan dari ketiga komponen tersebut.
2
Gambar 2. Diagram blok kendali PID.
KI KDs2 + KPs + KI
KP + + KDs =
s s
• K P = Proportional Gain
• K I = Integral Gain
• K D = Derivatif Gain
Pada perancangan sistem kendali PID diperlukan pengaturan nilai parameter P, I, D, agar
mendapatkan siyal keluaran yg optimal dari sistem proses atau plant. Ketiga komponen
tersebut memiliki tanggapan (‘respon’) sinyal keluaran proses, yang berbeda satu dengan
lainnya. Adapun tanggapan sistem proses terhadap perubahan parameter kendali dapat dilihat
pada tabel 1.
3
Pemograman Simulasi Kendali PID dengan MATLAB.
Untuk melakukan simulasi dengan paket program matlab, diperlukan pengenalan beberapa
perintah Matlab (sub rutin) yg harus diketahui terlebih dahulu, antara lain :
LANGKAH KERJA
1. Menentukan model matematika dari Kelompok 1
2. Menentukan transfer fungsi dari model matematika
3. Membuat rangkaian elektronik menggunakan software Proteus 7 Professional
4. Membuat pemrograman mikrokontroler yang menggunakan Basic Compiler pada
Software Bascom dari Kelompok 8
5. Membuat analisis program matematika menggunakan software Matlab
HASIL SIMULASI
1. Model matematika dari tangki
𝑑𝑑𝑇𝑇𝑞𝑞
𝐸𝐸 = (𝑚𝑚1 𝑐𝑐1 + 𝑚𝑚2 𝑐𝑐2 ) + ℎ𝐴𝐴𝑇𝑇𝑞𝑞
𝑡𝑡
4
3. Rangkaian elektronik dari sistem kontrol heater
5
4. Program yang digunakan menggunakan software Bascom
$crystal = 16000000
$regfile = "m32def.dat"
'konfigurasi LCD
Config Lcdpin = Pin , Db4 = Portb.4 , Db5 = Portb.5 , Db6 = Portb.6 , Db7
= Portb.7 , E = Portb.2 , Rs = Portb.0
'Config Lcdbus = 4
Config Lcd = 16 * 2
Cursor Off
'Konfigurasi input
Config Portc = Input
Portc = &HFF
Config Debounce = 30
'Konfigurasi ADC
Config Adc = Single , Prescaler = Auto , Reference = Avcc
Start Adc
'konfigurasi pwm
Config Timer1 = Pwm , Pwm = 10 , Prescale = 1 , Compare A Pwm =
Clear Up , Compare B Pwm = Clear Up
Enable Interrupts
Enable Oc1a
6
'Deklarasi variabel '---------------Program utama---------
Dim Kp As Integer ------
Dim Ts As Integer Do
Dim Sp_sensor As Integer Gosub Sensor
Gosub Setting_p
Dim Error As Integer Pwm1a = P
Dim Last_error As Integer T = Fusing(datasuhu , "#.##")
Dim Pv As Integer
Dim P As Integer Debounce Pinc.0 , 0 , P_plus , Sub
'Dim Pwm As Integer Debounce Pinc.1 , 0 , P_min , Sub
'setpoint sensor
Sp_sensor = 100
'Nilai P
Kp = 5
Ts = 10
Portc = &HFF
7
'---------------Setting Sensor------------- P_plus:
- Incr Kp
Sensor: If Kp > 1000 Then
Start Adc Kp = 0
Dataadc = Getadc(0) End If
Datasuhu = Dataadc / 1023 Return
Datasuhu = Datasuhu * 500
Pv = Datasuhu P_min:
Return Decr Kp
If Kp < 0 Then
Setting_p: Kp = 1000
End If
'nilai error Return
Error = Sp_sensor - Pv Return
'proportional control
P = Kp * Error
'error lampau
Last_error = Error
8
5. Membuat analisis program matematika menggunakan software Matlab
t=0:0.01:10;
kp=500;
num = [kp];
m1=1000;
m2=500;
c1=1,01;
c2=0,902;
z=m1*c1;
b=m2*c2;
c=z+b;
h=0,9;
a= 44;
d=h*a;
den = [c d];
y = step(num,den,t)
sys = tf(num,den)
y1 = feedback(sys,1)
y2 = step (y1,t)
figure (1)
plot (t,y)
grid on;
figure (2)
plot (t,y2)
grid on;
9
PEMBAHASAN
Untuk memahami lebih lanjut mengenai mata kuliah mikrokontroler maka di
lakukanlah pembuatan special project mengenai kenaikan temperatur pada heater didalam
tangki. Dari project ini diharapkan mahasiswa memahami bagaimana langkah-langkah dalam
membuat sebuah sistem elektronika dan pengaruhnya terhadap kendali PID.
Tangki Air
LM 35
Mikrokontroler
Rangkaian
Pemanas
Heater
Dari diagram blok diatas dapat di jelaskan cara kerja sistem pemanas tangki yaitu,
unutk melakukan pemanasan pada tangki nilai suhu yang diinginkan diatur pada
mikrokontroler. Kemudian rangkaian mikrokontroler mengirim perintah kepada rangkaian
heater untuk menyalakan pemanas. IC LM35 mendeteksi perubahan suhu dalam tangki,
perubahan ini dikirim ke mikrokontroler sebagai kendali umpan balik. Kecepatan perubahan
suhu ini ditentukan oleh sistem kendali yang telah dibuat. Pada kelompok V menganalisa
perubahan kecepatan perubahan suhu dengan kendali proporsional secara perhitungan
matematik.
𝑑𝑑𝑇𝑇𝑞𝑞
𝐸𝐸 = (𝑚𝑚1 𝑐𝑐1 + 𝑚𝑚2 𝑐𝑐2 ) + ℎ𝐴𝐴𝑇𝑇𝑞𝑞
𝑡𝑡
Setelah didapatkan model matematikanya dirubah menjadi transfer fungsi dan ditambahkan
kendali proporsional sebagai berikut:
𝑇𝑇𝑞𝑞 (𝑠𝑠) 1
= 𝐾𝐾𝐾𝐾 + (𝑚𝑚 .
𝐸𝐸(𝑠𝑠) 1 𝑐𝑐1 +𝑚𝑚 2 𝑐𝑐2 )𝑠𝑠+ℎ𝐴𝐴
Transfer fungsi ini dimasukan ke dalam program Matlab untuk dianalisa. Hasil analisa
di dalam program matlab ditampilkan pada gambar 6 dan gambar 7.
10
Gambar 6. Grafik Transfer Fungsi Sistem Tanpa Kendali Proporsional
11
Dari hasil analisa menggunakan MatLab di dapatkan bahawa jika sistem tidak
menggunakan kendali proporsional maka kenaikan suhu pemanas akan menjadi sangat lama
untuk mencapai kondisi yang diinginkan (Gambar 6). Sedangkan bila di tambahkan dengan
kendali proporsional maka kenaikan suhu pemanas akan menjadi lebih cepat menuju kondisi
yang diinginkan (Gambar 7).
KESIMPULAN
Dari hasil analisa yang telah dilakukan oleh kelompok V di simpulkan bahwa
kenaikan suhu pemanas tangki akan menjadi lebih cepat dengan adanya kendali proporsional.
Semakin besar pengaturan kendali Proporsional maka kenaikan suhu pada tangki akan
menjadi lebih cepat juga.
12