Nama : M. Ahmilurrizqi. D
Nim : F1B118033
Kelompok :15
PERCOBAAN 2
DESAIN DAN PENALAAN PID KONTROL
A. TUJUAN
1. Memahami pengaruh perubahan parameter PID pada proses tunning PID
kontrol.
2. Menggunakan berbagai metode empirik dalam proses penalaan PID.
3. Menggunakan bantuan software/program komputer dalam memodelkan dan
penalaan PID kontrol.
t
1 de (t )
(
u(t )=K p e(t )+ ∫ e (t )dt +T d
Ti 0 dt )
1
(
U ( s)=K p E( s )+
Ti s
E( s )+T d sE (s )
)
K
U ( s)=K p E (s )+ i E( s )+ K d sE (s )
s
D. PROSEDUR PERCOBAAN
D.1 OPEN LOOP
1. Membuat fungsi transfer sesuai dengan format yang diberikan
( a) ( b)
G ( s )=
( s +a ) ( s +b )
a = tanggal lahir ; b = bulan lahir
2. Membuat model diagram bloknya pada simulink
harusdigantidenganmenggunakantanggallahirsaudara, ayah,
ibuataukerabat yang lain.
4. Melakukan pengamatan dan perhitungan untuk mendapatkan parameter
nilai Kp, Ti dan Td dengan cara mengetik baris kode di bawa ini pada
comman line matlab dengan mengacu ke metode Ziegler Nichole 1.
plot(t,y)
title('Respon rangkaian dgn masukan step’)
ylabel('Respon (y)')
xlabel('Waktu (Detik)')
gridon
E. Data Hasil
N
Fungsi Transfer Tanpa controller Dengan controller PID metode ZN1 Autotunning
o
( 3 ) (2)
1 ( s+ 3 ) (s+2)
( 28 ) (10)
2
( s+ 28 ) (s+10)
( 20 ) (5)
3 ( s+ 20 ) (s+5)
( 25 ) (5)
4 ( s+ 25 ) (s+5)
( 14 ) (4)
5
( s+ 14 ) (s+ 4)
Table 1.2. Perbandingan spesifikasi performasi system dengan perhitungan, tanpa kontroler dan dengan kontroler
menggunakan metode ZN 1 berdasarkan percobaan open loop
Fungsi
No Tanpa controller Dengan controller PID metode ZN2 Autotunning
Transfer
1 ( 3)
(s2 +2)
(10)
2
(s2 +28)
( 20)
3
(s2 +5)
(5)
4 2
(s +25)
( 14 ) (4)
5
( s+ 14 ) (s+ 4)
F. Analisa
1. Open Loop
1.1 Analisa Perhitungan
Melakukan perhitungan untuk menentukan nilai n, tr, ts dan
%OS
Diketahui pada data 1 :
a = 3, dan b = 2
( a ) (b)
G(s) =
( S+ a ) (S+ b)
( 3 ) (2)
=
( S+ 3 ) (S+6)
6
= 2
(S +5 S +6)
C( s) ω2n
Karena =
R( s) s 2+ 2ς ωn s +ω2n
Maka 2 ς ω n = 5
6 ς= 2.5
2.5
ς= = 1.02
√6
Ditanya : n, tr, ts dan %OS
Jawab :
n = √ n2
= √6
= 2,4
d = n . √ 1−ς 2
= 2,4 √ 1−1.022
= 3.42
π −0
Tr =
d
π −0
=
3.42
= 0.91 detik
4
Ts =
S.n
4
=
3.2,4
= 0,55
π
%OS = e (
− s.
√ 1−s ) x 100
π
=
e
(
− 8.
√ 1−8 )×100
=
Hasil perhitungan untuk data selanjutnya dapat dilihat pada tabel 3.1
Table 3.1. Hasil perhitunganuntuknilai , Tr,Ts, dan % OS denganmenggunakanmetodeZN 1pada percobaanopen loop
Dari tabel diatas dapat dianalisa bahwa pada fungsi transfer pertama
( 3 ) (2) 30
2 nilai %OS terbesar terdapat pada saat fungsi
( s+ 3 ) (s+2) s + 13 s+30
tersebut di Autotuning yaitu sebesar 9.12%. Nilai rising time (tr) tertinggi
terdapat pada saat fungsi transfer dengan kontroler yaitu sebesar 0.54.
Sedangkan nilai settling time (ts) tertinggi terdapat pada saat fungsi transfer
dengan kontroler yaitu sebesar 1.91.
( 3 ) (2)
Dapat dilihat pula pada fungsi transfer kedua nilai %OS
( s+ 3 ) (s+2)
pada saat fungsi tersebut tanpa kontroler dengan kontroler maupun pada
saat autotuning sama yaitu sebesar 0%. Nilai rising time (tr) tertinggi
terdapat pada saat fungsi transfer dengan kontroler yaiu sebesar tak hingga.
Sedangkan nilai settling time (ts) tertinggi terdapat pada saat fungsi transfer
dengan kontroler yaitu sebesar 0,54.
( 3 ) (2)
Pada fungsi transfer ketiga nilai %OS pada saat fungsi
( s+ 3 ) (s+2)
tersebut tanpa kontroler dengan kontroler maupun pada saat autotuning
sama yaitu sebesar 0%. Nilai rising time (tr) tertinggi terdapat pada saat
fungsi transfer dengan kontroler yaitu sebesar 321,133. Sedangkan nilai
settling time (ts) tertinggi terdapat pada saat fungsi transfer dengan
kontroler yaitu sebesar 1,981.
Berdasarkan hasil perhitungan yang ditunjukkan pada tabel 1.2
seluruh transfer fungsinya memiliki rasio redaman sebesar 1, artinya bahwa
sinyal teredam secara sempurna sehingga tidak terdapat overshoot.
Pada gambar diatas dapat dianalisa bahwa respon pada sistem tersebut yaitu respon
sistem dengan redaman lebih(overdamped) dimana respon transiennya tidak
berosilasi dan tanpa overshoot sehingga untuk mencapai kestabilan membutuhkan
waktu yang cukup singkat. Hal ini dikarenakan oleh redaman yang berlebihan
dengan faktor redaman lebih dari 1 (δ> 1).
Pada gambar diatas pula, dari ketiga respon yaitu tanpa kontroler PID, dengan
kontroler PID dan autotuning.Respon yang paling cepat mencapai keadaan steady
state yaitu autotuning. Hal ini dikarenakan adanya proses tuning pada respon
sedangkan menggunakan kontroler PID nilai Kp, Ti, Td, manual dimasukkandengan
metode ZN 1 sehingga mencapai keadaan steady state dan jika menggunakn tanpa
kontrol PID lebih lama mencapai steady state dikarenakan tidak adanya kontrol.
2. close Loop
2.1 Analisa Perhitungan
Melakukan perhitungan n, tr, ts dan %OS
3
= 2
s +2
ωn2 =
ωn =√ 2
Maka,2 ς ω n = 0
√ 2 ς= 0
0
ς= =0
√2
Ditanya : n, tr, ts dan %OS =……?
Jawab :
n = √ n2 = √ 2 = 1,41
d = n . √ 1−ς 2
= 1,41√ 1−0 2
= 1,41
π −0
Tr=
n
π −0
=
1,41
= 2,22 detik
4
Ts =
ς xn
4
= 0 x 1.41
=∞
π
%OS =
e
(
− ς.
√ 1−ς )x 100
0 x 3,14
%OS = −( √ 1−0 )
e x 100
%OS =
( 3) 4
2 2 nilai %OS terbesar terdapat pada saat fungsi transfer dengan
(s +2) (s +18)
controler yaitu sebesar 0%. Nilai resing time (tr) tertinggi terdapat pada saat
fungsi transfer dengan kontroler yaitu sebesar 243,7. Sedangkan nilai settling
time (ts) tertinggi terdapat pada saat fungsi transfer tanpa kontroler yaitu
(3)
sebesar 368,2. Pada fungsi transfer ketiga nilai %OS terbesar terdapat
( s2 +2)
pada saat fungsi transfer tanpa controler yaitu sebesar 2583.5%. Nilai rising time
(tr) tertinggi terdapat pada saat fungsi transfer dengan kontroler yaitu sebesar
0.006. Sedangkan nilai settling time (ts) tertinggi terdapat pada saat fungsi
transfer tanpa kontroler yaitu sebesar 9.73. Berdasarkan hasil perhitungan yang
ditunjukkan pada tabel 2.2 seluruh transfer fungsinya tidak memiliki rasio
redaman, artinya bahwa sinyal tidak teredam sehingga terdapat overshoot.
Dari gambar diatas dapat dianalisa bahwa respon yang tanpa menggunakan kontroler
dapat dikategorikan sebagai respon tanpa redaman ( δ = 0) dikarenakan respon
transiennya berosilasi secara terus menerus dan tidak mengalami keadaan stabil
(Steady state). Sedangkan respon menggunakan kontrol dan autotuning memiliki
factor redaman yang kurang (0 <δ< 1) dimana respon transiennya berosilasi
terlebih dahulu sebelum sistem tersebut dalam keadaan stabil (Steady state) .
Pada ketiga respon tersebut, respon pada autotuning hanya sedikit terjadi
osilasi karena responnya secara otomatis.Sedangkan yang menggunakan kontrol,
osilasi yang dialami cukup lama karena prosesnya dilakukan secara manual. Dan
tanpa menggunakan kontroler osilasinya terus menerus sehingga tidak dapat
mengalami keadaan steady state.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN TUGAS
ArtikeltentangFaktorPeredaman (ς)
(2.1)
Blok diagram sistemsebagaiberikut,
Perilaku dinamika system orde dua dapat digambarkan dalam suku dua parameter
dan n. Jika 0<<1, maka loop tertutup merupakan konjugat kompleks dan
berada pada setengah sebelah kiri bidang s. Dalamhalini system dikatakan dalam
keadaan teredam. Dan tanggapan transien berolisasi.Jika = 1, maka system
dikatakan dalam keadaan teredam kritis. Sedangkan>1 sistem atas redaman
(overdamped).
KeadaanTeredamkurang (0<<1):
(2.2)
(2.3)
KeadaanTeredamKritis ( = 1) :
(2.4)
Persamaannya ;
(2.5)
Pada keadaantunak (Steady State) t=, tidakterdapatkesalahanantaramasukan dan
keluaran dan tidakterjadiosilasi.
Keadaan Atas Redaman (overdamped) (> 1) :
(2.6)
Persamaannya ;
(2.7)
Dimana ;
(2.8)
Jadi tanggapan c(t) meliputi dua suku eksponensial. Dari persamaan (2.7)
tanggapan sistem akibat pengaruh –s1 jauh lebih kecil daripada –s2, hal ini
disebabkan suku yang mengandung s1, meluruh jauh lebih cepat dari yang
lainnya. Perhatikan gambar berikut, tanggapan sistem c(t)
sebagaifungsintuntukbeberapahargarasioredaman.