Anda di halaman 1dari 8

DESAIN KONTROLER PID DENGGAN MATLAB

Muhammad Rifaldi, Asyrofi Malik , Methamel Duri RimaDhila

Muhammad Rifaldi (201811055)


Asyrofi Malik (201811059)
Methamel Duri RimaDhila (201811072)
E-mail : Muhammadrifaldi404@gmail.com
Asyrofimalik@gmail.com
methamelrimadhila@gmail.com

ABSTRACT
Perancangan PID Controller selama ini menggunakan metoda trial and error dengan perhitungan
yang memakan waktu lama. MatLab yang dilengkapi Control Toolbox, membantu perancang
untuk melihat respon berbagai kombinasi konstanta dengan variasi input yang berbeda.
Penggunaan MatLab ini sangat membantu perancang dalam menentukan kombinasi di antara P,
I, dan D Controller untuk menghasilkan sistem pengaturan yang baik dan sederhana

Kata kunci : PID controller , Matlab

ABSTRAK
In PID Controller design, designers used trial and error method to obtain the optimum result.
However, this method needs more time and higher mathematics computation. MatLab with
Control Toolbox helps them to see response of the system, in many combination and input variety.
This softeare is very helpful to determine which controller should choose, to get the simplest and
best control system.

Keywords : PID controller , Matlab


PENDAHULUAN TEORI

Kontrol otomatis saat ini memberikan Sistem kontrol PID ( Proportional-Integral-


peran yang sangat besar dalam kehidupan Derivater controller ) merupakan controller
manusia, terutama dalam bidang ilmu untuk menentukan presisi suatu sistem
pengetahuan dan industri. Beberapa di instrumentasi dengan karakteristik adanya
antaranya adalah robot, pengaturan suhu umpan balik pada sistem tersebut. Sistem
sebuah tangki, pengaturan kelembaban udara kontrol PID terdiri dari tiga buah cara
dalam sebuah ruangan, tekanan udara dalam pengaturan yaitu kontrol P ( Proportional ), D
suatu pipa tertutup yang dijaga tetap, dll. ( Derivative ), I (Integral) dengan masing -
Penguasaan sistem kontrol baik dalam hal masing cara dapat bekerja sendiri maupun
teori maupun praktek akan menghasilkan gabungan di antaranya. Dalam perancangan
suatu sistem dengan respon yang sesuai sistem kontrol PID yang perlu dilakukan
dengan kebutuhan. Sebuah sistem kontrol adalah mengatur parameter P, I atau D agar
yang dirancang, perlu dianalisa terlebih tanggapan sinyal keluaran sistem terhadap
dahulu untuk mendapatkan gambaran respon masukan tertentu sebagaimana yang di
sistemnya. Gambaran tersebut meliputi inginkan.
respon sistem terhadap berbagai macam input
(step function, ramp function, dan impulse PID berasal dari singkatan bahasa inggris
function, dll), termasuk jika adanya (Proportional Integral Derivative controller).
gangguan dari luar, kestabilan sistem Kontroller PID adalah kontroler dengan
(metode : root locus, frekuensi respon, state memakai prosedur umpan balik yang
space), respon sistem terhadap berbagai kebanyakan dipakai pada sistem kontrol
macam jenis kontroler (P, I, D, dan/atau industri. Sebuah kontroler PID secara terus
kombinasinya). Namun demikian, ada paling menerus menghitung nilai problem atau nilai
tidak 2 kendala dalam menganalisa sistem kesalahan sebagai beda antara setpoint yang
yang akan dibuat, yaitu bagaimana diinginkan dan variabel proses terukur.
mendapatkan transfer function dari sistem
tersebut kemudian menganalisanya secara Adapun kriteria dalam perancangan
cepat dan mudah. controller sebagai berikut:

Kontroller PID adalah kontroler dengan 1. Memiliki rise time yang cepat.
memakai prosedur umpan balik yang 2. Overshoot sekecil mungkin.
kebanyakan dipakai pada sistem kontrol 3. Tidak memiliki steady error.
industri. Sebuah kontroler PID secara terus
menerus menghitung nilai problem atau nilai P Controller
kesalahan sebagai beda antara setpoint yang
diinginkan dan variabel proses terukur. Kp adalah Konstanta Proporsional. Kp
Kontroler juga berfungsi untuk memastikan berlaku sebagai Gain (penguat) saja tanpa
bahwa setiap proses produksi terjadi dengan memberikan efek dinamik kepada kinerja
baik.(PID) yaitu kontrol yang terdiri dari kontroler. Penggunaan kontrol P memiliki
konfigurasi standar Kp, Ki, dan Kd yang berbagai keterbatasan karena sifat kontrol
nilainya ditentukan / setting agar yang tidak dinamik ini. Walaupun demikian
mendapatkan hasil atau kecepatan yang dalam aplikasi-aplikasi dasar yang sederhana
diinginkan yaitu kecepatan dengan stabilitas kontrol P ini cukup mampu untuk
yang baik dengan tingkat error dan overshoot
(melampaui) yang kecil.
memperbaiki respon transien khususnya rise PID Controller
time dan settling time.
PID controller bekerja pada sistem dapat
PD Controller digunakan sebagai referensi untuk aplikasi
yang akan datang.
Kontrol D dapat dinyatakan sebagai G(s)
= s.Kd . sifat dari kontrol D ini dalam cara mensetting variabel kontrol, contohnya
konteks “kecepatan” atau rate dari error. pada posisi keran kontrol, damper, atau daya
Dengan sifat ini ia dapat digunakan untuk pada elemen pemanas, ke nilai baru yang
memperbaiki respon transien dengan dipastikan oleh penjumlahan:
memprediksi error yang akan terjadi. Kontrol
Derivative hanya berubah saat ada
perubahan error sehingga saat error statis
kontrol ini tidak akan bereaksi, hal ini pula
yang menyebabkan kontroler Derivative
tidak dapat dipakai sendiri. Penggunaan nilai
Kd mengurangi overshoot dan waktu turun
tetapi kesalahan keadaan tunak tidak Kp, Ki, dan Kd, jika semuanya bernilai
mengalami perubahan berarti. Untuk Kd positif (+), menandakan koefisien pada term
pengaruh pada sistem yaitu memberi efek proporsional, integral, dan derivatif, secara
redaman pada penambahan nilai Kp. berurutan (P, I, dan D). Pada desain seperti
ini:
PI Controller a. P berkewajiban sebagai nilai kesalahan
saat ini. Contohnya, jika nilai kesalahan besar
Kontrol I dapat memperbaiki sekaligus dan positif, sama dengan keluaran kontrol
menghilangkan respon steady-state, namun juga bernilai besar dan positif.
pemilihan Ki yang tidak tepat dapat
menyebabkan respon transien yang tinggi b. I berkewajiban sebagai nilai kesalahan
sehingga dapat menyebabkan sebelumnya. Contoh, jika output bernilai
ketidakstabilan sistem. Pemilihan Ki yang kurang besar, maka tingkat problem atau
sangat tinggi justru dapat menyebabkan tingkat kesalahan akan terakumulasi secara
output berosilasi karena menambah orde terus menerus, dan kontroler akan bereaksi
sistem. Kontrol integral memiliki (merespon) dengan output lebih tinggi.
karakteristik mengurangi waktu naik,
menambah overshoot dan waktu turun, serta c. D berkewajiban sebagai kemungkinan nilai
menghilangkan keadaan tunak. Kontrol P kesalahan yang akan datang, berdasarkan
dan I memiliki karakteristik yang sama pada nilai rate dalam perubahan setiap waktu.
dalam waktu naik dan overshoot.
Dari penjelasan keterangan rumus di atas.
P dan I Controller memiliki karakteristik Dapat disimpulkan pada gambar diagram alir
yang sama dalam hal rise time dan overshoot. (diagram blog) dibawah ini:
Oleh karena itu, nilai Kp harus dikurangi
untuk menghindari overshoot yang Karena kontroler PID hanya
berlebihan. Nilai Ki diambil lebih besar dari mengandalkan variabel proses terukur, bukan
Kp, karena diinginkan untuk meniadakan pengetahuan mengenai prosesnya, maka
steady state error. Jika Kp > Ki, maka steady dapat secara luas digunakan. Dengan
state errornya tidak dapat dihilangkan. aklimitasi (tuning) ketiga parameter model,
kontroler PID bisa mencukupi kebutuhan 3.2.1 Kontroller Proporsional
proses. Respon kontroler bisa diterangkan
1. Buat blok simulink sebagai
dengan bagaimana responnya terhadap
problem, besarnya overshoot dari setpoint, berikut:
dan derajat osilasi sistem.

METODE/PERANCANGAN
PENELITIAN Keterangan:
- blok ‘Step’ dapat diperoleh dari
ALAT & BAHAN library pada bagian Simulink 
PC yang sudah terinstal software Sources. Drop and drag blok
Matlab tersebut pada simulink. Kemudian
double clik untuk masuk pada
block parameter: Step, untuk
I. PERCOBAAN mengganti parameter blok.
Diketahui fungsi alih untuk sudut Parameter yang diubah adalah step
motor DC adalah: time=0 dan final value. Blok step
ini berfungsi sebagai setpoint,
𝑌 (𝑠 ) 6 dengan nilai final value=nilai set
𝐺 (𝑠 ) = = 2
𝑈 (𝑠) 𝑠 + 16𝑠 + 12 point (dalam derajat).
Dirancang suatu kontroller PID untuk - blok ‘Transfer Fcn’ dapat
mengatur sudut motor DC. Diagram diperoleh dari library pada bagian
blok sistem adalah: Simulink  Continuous. Drop and
drag blok tersebut pada simulink.
Kemudian double clik untuk
masuk pada block parameter
sesuai dengan numerator dan
denumerator.
- blok ‘Scope’ dapat diperoleh dari
library pada bagian Simulink 
Sinks. Drop and drag blok tersebut
pada simulink. Cara menambah
port input scope adalah klik kanan 3.2.2 Kontroller PI
scope  signals & ports  1. Blok simulink sama seperti
number of input ports. Scope yang subbab 4.1.
dipakai ada 2, scope pertama untuk 2. Pada block parameter PID, ubah
mengamati output dan input. parameter D=0, N=0 dan ubah
Sedangkan scope kedua untuk nilai parameter P dan I menjadi
mengamati sinyal kontrol. nilai-nilai berikut, jalankan blok
- Block ‘PID Controller’ dapat program, dan lakukan analisis
diperoleh pada library di bagian terhadap respon, sinyal kontrol,
Simulink  Continuous. Drop and dan input. Sertakan gambar plot
drag blok tersebut pada simulink. respon (ouput) pada laporan
Kemudian double clik untuk anda
masuk pada block parameter. Atur Setpoint P I Analisis
parameter P, I, dan D sesuai yang 120 10 5
diinginkan.
2. Pada block parameter PID, ubah
parameter I=0, D=0, N=0 dan ubah 120 10 20
nilai parameter P menjadi nilai-nilai
berikut, jalankan blok program, dan
lakukan analisis terhadap respon,
sinyal kontrol, dan input. Sertakan 3.2.3 Kontroller PID
gambar plot respon (ouput) pada 1. Blok simulink sama seperti
laporan anda subbab 4.1.
Setpoint P Analisis 2. Pada block parameter PID, ubah
90 1 parameter N=1 dan ubah nilai
parameter P, dan D menjadi
nilai-nilai berikut, jalankan blok
90 10 program, dan lakukan analisis
terhadap respon, sinyal kontrol,
dan input. Sertakan gambar plot Grafik dengan nilai gain sebesar 1 dan set
respon (ouput) pada laporan point sebesar 90^

anda
Setpoint P I D Analisis
120 10 20 10

120 10 7 0.01 Gambar 3.2 Grafik Subbab 4.1 Dengan


Nilai P = 10

Analisa Gambar 3.2


Pada grafik 3.2 ini kita dapat
melihat, grafik yang terdapat di
HASIL DAN PEMBAHASAN
sebelah kiri adalah grafik sinyal
Grafik dan Program
masukan dari transfer fuction yang
dikeluarkan oleh kontrol p sedangkang
grafik sebelah kanan adalah grafik
keluaran dari sistem. Grafik ini
merupakan grafik atau gambaran untuk
kontroler proposional dengan
Gambar 3.1 Grafik Subbab 4.1 Dengan
parameter p. Grafik dengan nilai gain
Nilai P = 1
sebesar 10 dan set point sebesar 90^
Analisa Gambar 3.1

Pada grafik 3.1 ini kita dapat melihat,


grafik yang terdapat di sebelah kiri adalah
grafik sinyal masukan dari transfer fuction
yang dikeluarkan oleh kontrol p
sedangkang grafik sebelah kanan adalah
grafik keluaran dari sistem. Grafik ini
merupakan grafik atau gambaran untuk
kontroler proposional dengan parameter p.
Gambar 3.3 Grafik Subbab 4.2 Dengan memiliki kesalahan keadaan mantap
Nilai I = 5 nol. Masi sama dengan grafik sebelum
nya untuk grafik sebelah kanan
Analisa Gambar 3.3 merupakan grafik hasil keluaran. Pada
Pada gambar grafik 3.3 ini kita grafik ini menggunakan parameter p
dapat melihat, grafik yang terdapat di sebagai gain dan parameter i sebagai
sebelah kiri adalah grafik sinyal pemberi respon sistem yang memiliki
masukan dari transfer fuction yang error steady-state yang 0. Besarnya
dikeluarkan oleh kontrol p sedangkang nilai parameter yang diberikan adalah
grafik sebelah kanan adalah grafik sebesar P = 10, I = 20 dan setpoint yang
keluaran dari sistem. Grafik ini diberikan sebesar 1200 .
merupakan grafik atau gambaran untuk
kontroler proposional dengan
parameter p. Grafik dengan nilai gain
sebesar 10 dan set point sebesar 120^.
Besar nya nilai parameter belum
mencapai nilai set point

Gambar 3.5 Grafik Subbab 4.3 Dengan


Nilai I = 20 Dan D = 10

Analisa Gambar 3.5


Pada grafik 3.5 merupakan
Gambar 3.4 Grafik Subbab 4.2 Dengan grafik sinyal masukan pada transfer
Nilai I = 20 fuction yang dikeluarkan oleh kontroler
PID. Kontroler
Analisa Gambar 3.4 PID adalah kontroler yang sampai
Pada grafik 3.4 merupakan sekarang masih banyak digunakan di
grafik sinyal masukan pada transfer dunia industri. Hal yang krusial pada
fuction yang dikeluarkan oleh kontroler desain kontroler PID ini ialah
PI. Kontroller integral berfungsi menentukan parameter. Masi sama
menghasilkan respon sistem yang dengan grafik sebelum nya untuk
grafik sebelah kanan merupakan grafik KESIMPULAN DAN SARAN
hasil keluaran dari sistem yang ada. Pada modul ini dapat disimpulkan bahwa
Pada grafik ini menggunakan matlab adalah singkatan dari MATrix
LABoratory, merupakan bahasa
parameter p sebagai gain dan parameter pemrograman yang dikembangkan oleh The
i sebagai pemberi respon sistem yang Mathwork Inc dan pada sistem kontrol PID (
Proportional-Integral-Derivater controller )
memiliki error steady-state yang 0.
merupakan controller untuk menentukan
presisi suatu sistem instrumentasi dengan
karakteristik adanya umpan balik pada sistem
tersebut. Sistem kontrol PID terdiri dari tiga
buah cara pengaturan yaitu kontrol P (
Proportional ), D ( Derivative ), I (Integral)
dengan masing - masing cara dapat bekerja
sendiri maupun gabungan di antaranya.
Gambar 3.6 Grafik Subbab 4.3 Dengan
Nilai I = 7 Dan D 0,01 UCAPAN TERIMAKASIH
Kami mengucapkan terimaksih kepada
Analisa Gambar 3.6 Laboratorium Sistem Kontrol karena telah
memberikan praktek sistem kontrol ini. Dan
Pada grafik 3.6 merupakan grafik
juga kepada bang Dolly Presly karena telah
sinyal masukan pada transfer fuction memberikan tambahan pengetahuan dengan
yang dikeluarkan oleh kontroler PID. sangat baik , sehingga kami dapat melakukan
praktikum dengan baik dan lancar.
Kontroler PID adalah kontroler yang
sampai sekarang masih banyak
DAFTAR PUSTAKA
digunakan . kontroler Proportional-
Integral-Derivative (PID) yang http://faculty.petra.ac.id/hanyf/doc/simulasi.
pdf
menggunakan parameter P sebagai gain
https://sitrotis.blogspot.com/2018/12/ringkas
yang akan diberikan pada sistem,
an-dasar-dasar-pid-proportional.html
parameter I sebagai pemberi respon
http://download.garuda.ristekdikti.go.id
sistem yang memiliki error steady-state
yang 0, dan parameter D berfungsi
sebagai pendeteksi error yang akan
terjadi pada sistem.

Anda mungkin juga menyukai