ABSTRACT
Perancangan PID Controller selama ini menggunakan metoda trial and error dengan perhitungan
yang memakan waktu lama. MatLab yang dilengkapi Control Toolbox, membantu perancang
untuk melihat respon berbagai kombinasi konstanta dengan variasi input yang berbeda.
Penggunaan MatLab ini sangat membantu perancang dalam menentukan kombinasi di antara P,
I, dan D Controller untuk menghasilkan sistem pengaturan yang baik dan sederhana
ABSTRAK
In PID Controller design, designers used trial and error method to obtain the optimum result.
However, this method needs more time and higher mathematics computation. MatLab with
Control Toolbox helps them to see response of the system, in many combination and input variety.
This softeare is very helpful to determine which controller should choose, to get the simplest and
best control system.
Kontroller PID adalah kontroler dengan 1. Memiliki rise time yang cepat.
memakai prosedur umpan balik yang 2. Overshoot sekecil mungkin.
kebanyakan dipakai pada sistem kontrol 3. Tidak memiliki steady error.
industri. Sebuah kontroler PID secara terus
menerus menghitung nilai problem atau nilai P Controller
kesalahan sebagai beda antara setpoint yang
diinginkan dan variabel proses terukur. Kp adalah Konstanta Proporsional. Kp
Kontroler juga berfungsi untuk memastikan berlaku sebagai Gain (penguat) saja tanpa
bahwa setiap proses produksi terjadi dengan memberikan efek dinamik kepada kinerja
baik.(PID) yaitu kontrol yang terdiri dari kontroler. Penggunaan kontrol P memiliki
konfigurasi standar Kp, Ki, dan Kd yang berbagai keterbatasan karena sifat kontrol
nilainya ditentukan / setting agar yang tidak dinamik ini. Walaupun demikian
mendapatkan hasil atau kecepatan yang dalam aplikasi-aplikasi dasar yang sederhana
diinginkan yaitu kecepatan dengan stabilitas kontrol P ini cukup mampu untuk
yang baik dengan tingkat error dan overshoot
(melampaui) yang kecil.
memperbaiki respon transien khususnya rise PID Controller
time dan settling time.
PID controller bekerja pada sistem dapat
PD Controller digunakan sebagai referensi untuk aplikasi
yang akan datang.
Kontrol D dapat dinyatakan sebagai G(s)
= s.Kd . sifat dari kontrol D ini dalam cara mensetting variabel kontrol, contohnya
konteks “kecepatan” atau rate dari error. pada posisi keran kontrol, damper, atau daya
Dengan sifat ini ia dapat digunakan untuk pada elemen pemanas, ke nilai baru yang
memperbaiki respon transien dengan dipastikan oleh penjumlahan:
memprediksi error yang akan terjadi. Kontrol
Derivative hanya berubah saat ada
perubahan error sehingga saat error statis
kontrol ini tidak akan bereaksi, hal ini pula
yang menyebabkan kontroler Derivative
tidak dapat dipakai sendiri. Penggunaan nilai
Kd mengurangi overshoot dan waktu turun
tetapi kesalahan keadaan tunak tidak Kp, Ki, dan Kd, jika semuanya bernilai
mengalami perubahan berarti. Untuk Kd positif (+), menandakan koefisien pada term
pengaruh pada sistem yaitu memberi efek proporsional, integral, dan derivatif, secara
redaman pada penambahan nilai Kp. berurutan (P, I, dan D). Pada desain seperti
ini:
PI Controller a. P berkewajiban sebagai nilai kesalahan
saat ini. Contohnya, jika nilai kesalahan besar
Kontrol I dapat memperbaiki sekaligus dan positif, sama dengan keluaran kontrol
menghilangkan respon steady-state, namun juga bernilai besar dan positif.
pemilihan Ki yang tidak tepat dapat
menyebabkan respon transien yang tinggi b. I berkewajiban sebagai nilai kesalahan
sehingga dapat menyebabkan sebelumnya. Contoh, jika output bernilai
ketidakstabilan sistem. Pemilihan Ki yang kurang besar, maka tingkat problem atau
sangat tinggi justru dapat menyebabkan tingkat kesalahan akan terakumulasi secara
output berosilasi karena menambah orde terus menerus, dan kontroler akan bereaksi
sistem. Kontrol integral memiliki (merespon) dengan output lebih tinggi.
karakteristik mengurangi waktu naik,
menambah overshoot dan waktu turun, serta c. D berkewajiban sebagai kemungkinan nilai
menghilangkan keadaan tunak. Kontrol P kesalahan yang akan datang, berdasarkan
dan I memiliki karakteristik yang sama pada nilai rate dalam perubahan setiap waktu.
dalam waktu naik dan overshoot.
Dari penjelasan keterangan rumus di atas.
P dan I Controller memiliki karakteristik Dapat disimpulkan pada gambar diagram alir
yang sama dalam hal rise time dan overshoot. (diagram blog) dibawah ini:
Oleh karena itu, nilai Kp harus dikurangi
untuk menghindari overshoot yang Karena kontroler PID hanya
berlebihan. Nilai Ki diambil lebih besar dari mengandalkan variabel proses terukur, bukan
Kp, karena diinginkan untuk meniadakan pengetahuan mengenai prosesnya, maka
steady state error. Jika Kp > Ki, maka steady dapat secara luas digunakan. Dengan
state errornya tidak dapat dihilangkan. aklimitasi (tuning) ketiga parameter model,
kontroler PID bisa mencukupi kebutuhan 3.2.1 Kontroller Proporsional
proses. Respon kontroler bisa diterangkan
1. Buat blok simulink sebagai
dengan bagaimana responnya terhadap
problem, besarnya overshoot dari setpoint, berikut:
dan derajat osilasi sistem.
METODE/PERANCANGAN
PENELITIAN Keterangan:
- blok ‘Step’ dapat diperoleh dari
ALAT & BAHAN library pada bagian Simulink
PC yang sudah terinstal software Sources. Drop and drag blok
Matlab tersebut pada simulink. Kemudian
double clik untuk masuk pada
block parameter: Step, untuk
I. PERCOBAAN mengganti parameter blok.
Diketahui fungsi alih untuk sudut Parameter yang diubah adalah step
motor DC adalah: time=0 dan final value. Blok step
ini berfungsi sebagai setpoint,
𝑌 (𝑠 ) 6 dengan nilai final value=nilai set
𝐺 (𝑠 ) = = 2
𝑈 (𝑠) 𝑠 + 16𝑠 + 12 point (dalam derajat).
Dirancang suatu kontroller PID untuk - blok ‘Transfer Fcn’ dapat
mengatur sudut motor DC. Diagram diperoleh dari library pada bagian
blok sistem adalah: Simulink Continuous. Drop and
drag blok tersebut pada simulink.
Kemudian double clik untuk
masuk pada block parameter
sesuai dengan numerator dan
denumerator.
- blok ‘Scope’ dapat diperoleh dari
library pada bagian Simulink
Sinks. Drop and drag blok tersebut
pada simulink. Cara menambah
port input scope adalah klik kanan 3.2.2 Kontroller PI
scope signals & ports 1. Blok simulink sama seperti
number of input ports. Scope yang subbab 4.1.
dipakai ada 2, scope pertama untuk 2. Pada block parameter PID, ubah
mengamati output dan input. parameter D=0, N=0 dan ubah
Sedangkan scope kedua untuk nilai parameter P dan I menjadi
mengamati sinyal kontrol. nilai-nilai berikut, jalankan blok
- Block ‘PID Controller’ dapat program, dan lakukan analisis
diperoleh pada library di bagian terhadap respon, sinyal kontrol,
Simulink Continuous. Drop and dan input. Sertakan gambar plot
drag blok tersebut pada simulink. respon (ouput) pada laporan
Kemudian double clik untuk anda
masuk pada block parameter. Atur Setpoint P I Analisis
parameter P, I, dan D sesuai yang 120 10 5
diinginkan.
2. Pada block parameter PID, ubah
parameter I=0, D=0, N=0 dan ubah 120 10 20
nilai parameter P menjadi nilai-nilai
berikut, jalankan blok program, dan
lakukan analisis terhadap respon,
sinyal kontrol, dan input. Sertakan 3.2.3 Kontroller PID
gambar plot respon (ouput) pada 1. Blok simulink sama seperti
laporan anda subbab 4.1.
Setpoint P Analisis 2. Pada block parameter PID, ubah
90 1 parameter N=1 dan ubah nilai
parameter P, dan D menjadi
nilai-nilai berikut, jalankan blok
90 10 program, dan lakukan analisis
terhadap respon, sinyal kontrol,
dan input. Sertakan gambar plot Grafik dengan nilai gain sebesar 1 dan set
respon (ouput) pada laporan point sebesar 90^
anda
Setpoint P I D Analisis
120 10 20 10