Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN TEMPERATUR

OLEH

NAMA

: AHMADI FACHRY

NIM

: 1224401024

KELAS

: 2C RP

JURUSAN TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA D-III
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
2014

LEMBAR TUGAS

Judul Praktikum

Instrumentasi dan Pengukuran Temperatur

Mata Kuliah

Instrumentasi dan Pengukuran

Nama

Ahmadi Fachry

NIM

1224401024

Kelas / Semester

2C RP / IV

Anggota Kelompok

1. Taufik Ismail

4. Tauf ik ismail

2.Mursina Hayati

5. Hafizh Maulana

3. Elly Safwati

6. Cut Iza Mirna

URAIAN TUGAS
1. Kalibrasi thermometer dan termokopel dengan es mencair dan air mendidih masisng
masisng 5 kali pengukuran.
2. Tentukan linieritas dari thermometer dan termokopel sampai air mendidh dengan
selang waktu 2 menit
3. Tentukan responsibilitas thermometer dan termokopel dengan cairan yang
temperaturnya 70C

Buketrata, 29 April 2014


Ka Laboratorium

Dosen Pembimbing

Ir. Syafruddin. MSi


NIP : 19650819 199802 1 001004

Selvie Diana ST.MT


NIP :19820728 201012

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum

Instrumentasi dan Pengukuran Temperatur

Mata Kuliah

Instrumentasi danpengendalian proses

Nama

Ahmadi Fachry

NIM

1224401049

Kelas / Semester

2C RP / IV

Nama Dosen Pembimbing

Selvie Diana, ST., MT

NIP

19820728 201012 2 004

Ka Laboratorium

Ir. Syafruddin. MSi

NIP

19650819 199802 1 001

Tanggal Pengesahan

Buketrata, 29 April 2014


Ka Laboratorium

Dosen Pembimbing

Ir. Syafruddin. MSi


NIP : 19650819 199802 1 001

Selvie Diana ST.MT


NIP :19820728 201012 2 004

BAB I
PENDAHULUAN

1 Tujuan percobaan :
Mengenal instrumentasi pengukuran temperatur
Mampu menggunakan instrumentasi pengukuran
Mampu mengkalibrasi alat ukur temperatur
Membuktikan rumus konversi suhu
Menentukan linieritas alat ukur suhu dan waktu
Menentukan responsibility
2 Alat dan bahan :
Seperangkat peralatan pengukuran temperatur
Termometer Celcius
Termokopel Celcius dan Fahrenheit
Stopwatch
Es batu / es mencair, P = 1 atm ( 0o C = 32o F = 273 k )
Air mendidih( 1000C = 212 0F = 373 K )
3 Prosedur percobaan :
A Prosedur Kalibrasi
1 Termometer
Pada es mencair
Masukkan es ke dalam termos
Ambil termometer dan celupkan ke dalam es selama waktu yang telah

ditentukan
Baca skala termometer dan dicatat
Ulangi langkah di atas beberapa kali
Hitung suhu rata-rata yang diperoleh

Pada air mendidih


Didihkan air dalam tangki sampai mencapai suhu didihnya dengan cara

setting temp pemanas pada 1000C


Ambil thermometer dan celupkan ke dalam air selama waktu yang

telah ditentukan
Baca skala termometer dan dicatat
Ulangi langkah di atas beberpa kali
Hitung suhu rata rata yang diperoleh
Termokopel
sama seperti prosedur kalibrasi pada thermometer

B Prosedur Linieritas
1 Termometer
Panaskan air di dalam suatu wadah dengan laju panas konstan
Ambil termometer, kemudian secara bersamaan celupkan termometer
ke dalam air yang sedang dipanaskan dan hidupkan stopwatch

Baca dan catat skala termometer tiap selang waktu yang ditentukan
Buat grafik linieritas antara waktu dengan temperatur sesuai data yang

diperoleh
Termokopel

sama seperti prosedur pada termometer

C Prosedur Responsibility
1 Termometer
Siapkan cairan dengan temperatur konstan dalam suatu wadah, mis : 70
0

C
Ambil termometer, kemudian secara bersamaan celupkan termometer

ke dalam cairan dan hidupkan stopwatch


Matikan stopwatch ketika termometer menunjukkan skala 70 0C
Lihat dan catat waktu yang tertera pada stopwatch
Ulangi beberapa kali langkah 2 4 untuk memperoleh hasil yang lebih

akurat
Hitung waktu rata ratanya
Termokopel
sama seperti prosedur pada termometer

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Temperatur atau suhu merupakan derajat aktivitas termal partikel dalam suatu
material. Apabila dua benda yang berbeda suhunya dikontakkan, maka panas akan ditransfer
dari benda yang panas ke benda yang lebih dingin, sehingga dapat dicapai keseimbangan
termal yaitu pada saat temperatur kedua benda tersebut sama.
Metode pengukuran temperatur :
1

Secara mekanik menggunakan sensor yang merespon temperatur dengan perubahan

sifat mekanis. Seperti diafragma dan elemen bourdon.


Secara elektrik menggunakan sensor yang merespon temperatur dengan menghasilkan
perubahan tahanan maupun tegangan listrik.
No
1
2
3

Metode
Filled system
Termokopel
Resistance
RTD
Termistor
Pirometer

Rentang pengukuran
-195 760OC
-200 1700OC
-250 650OC
-195 450OC
-40 3000OC

Termometer
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu atau perubahan suhu.

Istilah termometer berasal dari bahasa latin yaitu thermo yang berarti panas dan meter
yang berarti mengukur.
1 Termometer Air Raksa
Alat ini terdiri dari pipa kapiler yang menggunakan material kaca dengan kandungan
merkuri di bagian ujung bawah.Untuk tujuan pengukuran, pipa ini dibuat hampa udara. Jika
temperatur naik maka merkuri akan memuai dan menunjukkan skala dan suhu tersebut.

Gambar 2.1. Termometer Air Raksa


2 Filled System Termometer
Pengukuran temperatur dengan filled system termasuk cara mekanik. Instrument
pengukuran dengan sistem ini terdiri atas :
a
b
c

Bulb
Pipa kapiler
Diafragma

:
:
:

sebagai sensor.
sebagai elemen penghubung.
sebagai elemen yang berubah dengan adanya perubahan

temperatur.
Lembaga Scientific Apparatus Manufactures Association ( SAMA ) membagi Filled
System menjadi 4 kelas yaitu :
A Kelas I Liquid filled volume change ( tidak termasuk merkuri ).
A Full Compensation.
B Case Compensation.

B Kelas II Vapor filled pressure change.


A Dirancang untuk temperatur di atas suhu lingkungan.
B Dirancang untuk temperatur di bawah suhu lingkungan.
C Dirancang untuk suhu di atas dan di bawah suhu lingkungan.
D Dirancang untuk seluruh temperature.
C Kelas III Gas filled pressure change.
A Full Compensation.
B Case Compensation.
D Kelas IV Mercury filled volume change.
A Full Compensation.
B Case Compensation.
Filled System Termometer mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :
Kelebihan :
a Konstruksinya sederhana dan kuat.
b Harga relatif murah.
c Tidak menimbulkan bahaya listrik.
Kekurangan :
a Respon relatif lambat.
b Daerah kerja temperatur di bawah 1500 0F.
c Kerusakan tabung sensor memerlukan penggantian seluruh sistem termal.
d Jarak transmisinya terbatas.

Gambar 2.2Filled System Termometer


2

Termokopel
Termokopel merupakan instrument ukur temperatur yang bekerja secara elektrik.

Termokopel berupa pasangan konduktor yang terdiri atas dua jenis logam paduan yang
ujungnya disatukan dengan lilitan atau pengelasan maupun dengan cara ditekan pada tekanan
tertentu. Titik persatuan antara material disebut titik hubung.

Gambar 2.3a.Termokopel
S
u

Gambar 2.3a. Termokopel

Teori kerja termokopel


Pada rangkaian terdapat efek seeback, yaitu terjadinya difusi elektron melintasi
bidang batas antara dua material. Potensial listrik penerima elektron akan bertegangan negatif
sehingga terjadi beda tekanan antara dua titik. Untuk keperluan industri, antisipasi perubahan
temperatur pada titik umum referensi dengan menebalkan suatu rangkaian kompensasi
elektronik sebab suatu metode kompensasi adalah dengan cara melewatkan arus dalam sensor
temperatur yang dilewatkan pada titik hubung referensi. Variasi temperatur pada titik
referensi akan menyebabkan variasi tegangan yang melintas sensor sehingga membangkitkan
tegangan kompensasi yang diperlukan.

Tipe tipe termokopel


ISA ( Instrument Society of America ) membagi termokopel dalam 7 tipe brdasarkan material
yang digunakan.
Tabel Tujuh tipe termokopel menurut standar ISA

Tipe
B

Material
Platina, 6% rodium (+) dan
platina 3% rodium (-)
Platina (+) dan platina 30
% rodium (-)
Platina (+) dan platina 10
% rodium (-)

Rentang Temperatur (C )

GGL (Volt)

0 s/d 1820

0 s/d 13.814

-50 s/d 1768

-0.266 s/d 21.106

-50 s/d 1768

-0.246 s/d 18668

Besi (+) konstanta (-)

-210 s/d 760

-8.096 s/d 42922

Khromel (+) dan alumen (-)

-270 s/d 1372

-6.4575

-270 s/d 400

-6.258 s/d 20869

Tembaga (+) dan konstanta


(-)

Khromel (+) dan konstanta

-270 s/d 100

-9.835 s/d 76.358

Nikel (+) chrom (-)

-300 s/d 2000

-7.73 s/d 64271

Penjelasan mengenai masing-masing tipe termokopel dan kelemahan di sajikan dalam


bentuk table.
Tabel kelemahan dan kelebihan tipe-tipe termokopel.

Sumber :http//industrialheating.com

TIPE

PENJELASAN
KELEBIHAN
Stabil dan kuat.
Tidak memerlukan titik hubung referensi.
Sesuai untuk pemakaian di lingkungan oksidator atau atmosfer inert hingga

temperature 1700 C.
Dalam waktu singkat dapat digunakan dalam kondisi vakum.
KELEMAHAN
Tegangan output rendah.
Tidak sesuai dengan lingkungan atmosfer yang mengandung Reduktor (H,CO dan

lain-lain).
Tidak sesuai jika terdapat uap metal (timbal zink) atau nominal (arsen dan lain-

lain).
LAIN-LAIN
Tidak pernah dilengkapi pipa pelindung metal atau termokopel.
KELEBIHAN
Sesuai untuk pemakaian di lingkungan oksidator dan atmosfer hingga temperature

1480 C.
Tegangan output lebih besar.
KELEMAHAN
Kestabilan lebih rendah dibandingkan tipe B bila digunakan dalam kondisi vakum.
Tidak sesuai dengan lingkungan atmosfer yang mengandung reduktor (H,CO, dan

lain-lain).
Tidak sesuai jika terdapat uap metal (timbale zink) atau non metal (arsen,fosfor

dan belerang).
Tdak tahan dalam lingkungan reaksi redoks kecuali diberi pelindung secukupunya.
LAIN-LAIN
Tidak pernah dilengkapi pipa pelindung metal atau termowell.

KELEBIHAN
Sesuai untuk pemakaian di lingkungan oksidator dan atmosfer hingga temperature
1480 C.
Tegangan output lebih besar.
KELEMAHAN
Kestabilan lebih rendah dibandingkan tipe B bila digunakan dalam kondisi vakum.
Tidak sesuai dengan lingkungan atmosfer yang mengandung reduktor (H,CO, dan
S

lain-lain).
Tidak sesuai jika terdapat uap metal (timbale zink) atau non metal (arsen,fosfor

dan belerang).
Tdak tahan dalam lingkungan reaksi redoks kecuali diberi pelindung secukupnya.
LAIN-LAIN
Merupakan tipe asli termokopel platina/rhodium yang digunakan sebaga standar
internasional.

KELEBIHAN
Sesuai untuk pemakaian di lingkungan oksidator, atmosfer inert dan dalam vakum
J

hingga hingga temperature 760 C.


Murah.
KELEMAHAN
Tidak sesuai dengan lingkungan atmosfer yang mengandung uap belerang.
LAIN-LAIN
Di atas 540C besi mengalami oksidasi secara cepat.
Konstanta dalam tipe ini merupakan nama generic.
KELEBIHAN
Sesuai untuk pemakaian di lingkungan oksidator, atmosfer inert dan dlam vakum

hingga temperature 1260 C.


Kemampuan mengukur tinggi sehingga tipe ini adalah tipe yang paling banyak

dipakai untuk suhu tinggi.


KELEMAHAN
Tidak sesuai dengan lingkungan reduktor, uap belerang dalam vakum.
LAIN-LAIN
Khromel merupakan campuran 8.4% Ni, 14.2% Cr, 1.4% Si.
Alumel merupakan campuran 95% Ni, 2% Mn, 2% Al, 1% Si.
KELEBIHAN
Sesuai untuk pemakaian terus menerus dalam lingkungan oksidator, atmosfer inert
dan dlam vakum.
KELEMAHAN

Batas temperature rendah (370C).


KELEBIHAN
Output GGL paling besar.
Sesuai untuk pemakaian di lingkungan oksidator, atmosfer inert dan lembab.
Tahan terhadap korosi.
LAIN-LAIN
Dianjurkan untuk pengukuran temperature pada rentang -200C hingga 980C.

KELEBIHAN
Stabil dan tahanan tinggi terhadap oksidasi.
Dapat mengukur suhu di atas 2000C

RTD (Resistance Temperature Detector)


RTD bekerja berdasarkan prinsip perubahan hambatan bila temperature berubah.Jika

temperature.Jika temperature naik, nilai hambatan listrik juga naik. RTD terbuat dari metal
konduktor (platinum) yang memiliki koefisien hambatan positif. RTD juga dikenal sebagai
PT-100 atau PTC (Positive Temperature Coefficient).

Gambar 2.4.RTD (Resistance Temperature Detector)


Beberapa bahan yang digunakan untuk RTD adalah :

Platinum (harga tinggi, sangat linier, umum digunakan).


Tungsten (sangat linier).
Copper (untuk range temperature yang rendah).
Nikel (temperature rendah, murah, nonlinier).
Nike Alloy (Temperature rendah, murah).

Adapun kelebihan-kelebihan RTD ialah :

Nilai hambatan rendah (umumnya 100 - 1000 .


Range yang tinggi (-200C-850C).
Sensivitas yang tinggi (Dibandingkan termokopel).
Akurasi tinggi (0,0006C 0,1C).
Stabilitas dan repeatabilitas tinggi.

Sistem pemasangan RTD ada 3 yaitu :

2 wire untuk pemasangan standar.


3 wire untuk akurasi lebih baik.
4 wire, 1 pasang kabel untuk supply arus dan 1 pasang kabel untuk pengukuran
tegangan.

Kelemahan dari RTD ialah :


Respon time yang lambat.
Sensitive terhadap getaran.
Harus memperhatikan pemanasan sendiri (self heating), jika arus supply terlalu besar
akan menimbulkan pemanasan
4

Termometer Inframerah
Termometer inframerah adalah suatu alat ukur temperature yang menggunakan optic
(selama objek diamati, radiasi energy sinar inframerah di ukur dan di sajikan sebagai
suhu).Termometer sinar ini dapat menentukan suhu dengan cepat dan akurat dengan objek
dari kejauhan dan tanpa disentuh.Situasi ideal diamana objek bergerak sangat cepat, letaknya
yang jauh, sangat panas, berada di lingkunganberbahaya atau adanya kebutuhan menghindari
kontaminasi objek.

Gambar 2.5. Termometer Infra Merah

BAB III
DATA PEBGAMATAN

3.1 Data Pengamatan


Table 3.1.1 Data kalibrasi
Es Mencair
No
1
2
3
4
5
rata-rata

Termometer
( C)
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1

Termokopel
( C)
0,3
0,8
0.4
0,2
0,2
0,36

Air mendidih
No
1
2
3
4
5
rata-rata

Termometer
( C)
101
100
96
94
95
97,2

Termokopel
( C)
99,9
97,5
93,9
92,3
91,3
95

Table 3.1.2 Penentuan Linieritas


No
1
2
3
4
5
6
7

Waktu
(menit)
0
2
4
6
8
10
12

Termometer
( C)
27,5
45
62
74
82
93
100

Termokopel
( C)
27,5
45,7
61,5
73
82
92,5
99,9

Table 3.1.3 perbandingan responsibility antara termokopel dan thermometer pada


temperature 70 oC
Temperatu
re
( C)
70

waktu yang diperlukan


(detik)
Termometer
termokopel
60
43

BAB IV
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

4.1 Pembahasan
Pada praktikum ini di lakukan percobaan instrumentasi dan pengukuran temperatur,
yang mana alat di gunakan yaitu thermometer dan termokopel. Prktikum ini bertujuan untuk
mengkalibrasi instrument (alat ukur) temperatur yaitu thermometer dan termokopel, danjuga
di lakukan penentuan linieritas dan responsibility alat ukur pada suhu air 70 C.
Kalibrasi di lakukan untuk mengetahui standar keakuratan dari masing masing
instrument. Linearitas di lakukan untuk mengukur suhu air panas dengan thermometer dan
termokopel setiap selang waktu 2 menit sampai air mendidih atau mencapai suhu 100 C.
sedangkan responsibility di lakukan untuk mengetahui manakah yang lebih cepat menanggapi
atau merespon pada suhu 70 C. berikut grafik hasil percobaan berdasarkan data pengamata:

Kalibrasi

termometer Vs termokopel
2.5
2
1.5
termokopel

f(x) = 10.1x
R = 0.97

termokopel
Linear (termokopel)

1
0.5
0
0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
termometer

Grafik 4.1 kalibrasi termometer Vs termokopel


Dari grafik di atas menunjukkan bahwa yang hampir akurat dari pengukuran suhu
pada es yang mencair adalah termometer. Karena pada termokopel suhu yang terukur
mempunyai range antara sutu dengan yang lainnya. Karena mungkin termokopel merupakan
instrumentasi temperatur yang bekerja secara elektrik.

Linearitas

waktu Vs suhu
(skala termomoter)
150
100
suhu

f(x) = 5.96x + 33.34


R = 0.97

50

termometer
Linear (termometer)

0
0

10 12 14

waktu

Grafik 4.2 linieritas termometer Vs waktu


Pada grafik di atas menunjukkan bahwa semakin lama waktu maka semakin tinggi
pengukuran suhu pada termometer, merajuk pada pengertian linieritas yaitu perbandingan
kenaikan suhu seiring bertambahnya waktu.

waktu Vs suhu
(skala termokopel)
150
100
suhu

f(x) = 5.92x + 33.38


R = 0.98

50

termokopel
Linear (termokopel)

0
0

10 12 14

waktu

Grafik 4.3 linieritas termokopel Vs waktu

Pada grafik di atas juga menunjukkan sama seperti termometer, bahwa semakin tinggi
waktu yang ditentukan maka semakin tinggi pula suhu termokopel.

Responsibility
Berdasarkan data pengamatan, termokopel lebih cepat merespon kenaikan suhu di

bandingkan dengan termokopel. Hal ini di kerenakan termokopel yang bekerja secara elektrik
yang dapat dengan cepat membaca kenaikan suhu.

4.2 kesimpulan
1. Metode pengukura temperatur
Secara mekanik menggunakan sensor yang merespon temperatur dengan

perubahan sifat mekanis


Secara elektrik menggunakan sensor yang merespon temperatur dengan

menghasilkan perubahan tahanan listrik maupun tegangan listrik


2. Yang cepat merespon suhu dari lingkungan adalah termokopel
3. Linieritas diperoleh dengan mendapatkan perbandingan suhu dengan waktu yang di
ukur dengan kedua alat baik termometer maupun termokopel

DAFTAR PUSTAKA

Bimbingan Belajar Sarjana Teknik (BPST) Direktorat Pengolahan, 2007, Dasar


Instrumentasi dan Proses Kontrol, Balongan

Anda mungkin juga menyukai