Anda di halaman 1dari 3

Analisis data TM2

Tujuan dilakukannya praktikum kali ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari perubahan
derajat celcius ke satuan tegangan dan kesatuan arus. Pada praktikum alat yang digunakan adalah
temperature measurement dengan berbagai jenis alat ukur yaitu termokopel,transmitter dan pt100.
Kemudian digunakan 3 media penguji yaitu dengan pemanas air, isoterm dan pemanas uap yang pada
prinsipnya sama dengan percobaan tm1, yang membedakan percobaan kali ini adalah Alat pengukur
suhu tersebut mengukur perubahan suhu dengan memanfaatkan efek listrik. Efek listrik yang
disebutkan terjadi berdasarkan perubahan resistansi dan munculnya gaya elektromotif yang
disebabkan oleh gradien suhu. Saat mengkonversi suhu menjadi efek listrik, pengukuran perbedaan
potensial dan arus listrik dilakukan pada setiap soket yang terhubung dengan alat pengukur suhu.
Hasilnya bervariasi dan menunjukkan perbedaan yang signifikan .
Dari data yang didapat tentang percobaan pertama yaitu dengan menggunakan media
pemanas air, dapat diamati bahwasanya suhu meningkat setiap menit menuju titik didih air di
berbagai pembacaan suhu dari ketiga termometer yang menunjukkan respon ketiga alat pengukuran
suhu cepat dan linier. Sesuai tujuan dari praktikum kali ini yang akan diamati adalah pengkonversian
suhu ke beda potensial(mA) dan ke arus(mA) oleh transduser, pada termistor terlihat semakin naik
suhu yang terbaca maka tegangan berfluktuasi dan tidak linier contoh nya pada menit ke dua saat
suhu terbaca 28,7 derajat celcius maka dikonversi menjadi 219 volt tetapi pada saat menit ke 2 suhu
yang terbaca 210 maka dikonversi menjadi 210 volt. sedangkan untuk mengkonversi menjadi satuan
arus(ampere) dari data yang didapat menunjukkan bahwa konversi suhu ke satuan arus tidak
menunjukkan sensitivitas setiap menit data kenaikkan suhu terus naik secara signifikan tetapi arus
yang terbaca tidak merespon dan konstan yang terbaca yaitu 0,001 ampere. Kemudian untuk
termokopel dan pt 10 menunjukkan bahwasanya suhu yang terbaca linier dengan pengkonversian ke
tegangan yaitu semakin besar suhu yang terbaca maka semakin tinggi tegangan yang dihasilkan
sedangkan untuk mengkonversikan ke satuan arus di kedua alat menunjukkan respon yang sama
dengan termistor yaitu pembacaan arus tidak menunjukkan sensitifitas terhadap respon suhu yang
berubah ubah.
Percobaan kedua dengan media isoterm, yang mana sesuai definisi dari isoterm bahwasanya
suhu material akan terisolasi di sistem. Dari data yang didapat sesuai definisinya suhu-suhu yang
terbaca konstan dan seiring berjalannya waktu suhu hanya naik kurang dari 1 derajat celcius yang
menunjukkan suhu mampu dijaga di dalam sistem. Kemudian pada thermistor pengkonversian suhu
ke satuan tegangan(mV) menunjukkan sensitivitas yang besar, dimana setiap menitnya tegangan terus
berubah.Dalam praktikum ini, Data menunjukkan bahwa saat suhu naik dari 22,3 hingga 22,5 derajat
Celcius, tegangan pada thermistor juga berubah dari 0,072 mV menjadi 0,141 mV. Ini menunjukkan
bahwa termistor memberikan respons yang cepat terhadap perubahan suhu. Ketika suhu naik,
resistansi termistor turun, menyebabkan peningkatan tegangan keluaran. Sebaliknya, ketika suhu
turun, resistansi naik, menyebabkan tegangan keluaran turun. Sensitivitas tinggi pada termistor
membuat kita bisa mendeteksi perubahan suhu yang sangat kecil dengan melihat fluktuasi tegangan
yang signifikan.
pada termokopel Pada menit ke-0, suhu yang terbaca adalah 23 derajat Celcius dengan
tegangan 0,116 mV. Selanjutnya, pada menit ke-1, suhu naik sedikit menjadi 23,1 derajat Celcius
dengan peningkatan yang signifikan dalam tegangan, yaitu 0,236 mV. Namun, pada menit ke-2,
meskipun suhu naik lagi menjadi 23,3 derajat Celcius, tegangan malah mengalami penurunan
menjadi 0,138 mV. Pada menit ke-3, meskipun suhu tetap 23
derajat Celcius, tegangan kembali menurun menjadi 0,119 mV. Prinsip kerja termokopel melibatkan
efek Seebeck, dimana perbedaan suhu antara dua ujung termokopel menciptakan perbedaan potensial
listrik atau tegangan. Dalam hal ini, peningkatan suhu yang signifikan pada menit ke-1 seharusnya
menyebabkan peningkatan tegangan yang konsisten, namun hasilnya menunjukkan fluktuasi yang
tidak diharapkan. Penurunan tegangan pada menit ke-2 dan ke-3 meskipun suhu tetap atau naik
sedikit mungkin disebabkan oleh faktor lain, seperti kondisi lingkungan atau mungkin kesalahan pada
termokopel. kemudian pada pt 100 dapat dianalisis sebagai berikut Data yang diberikan mencakup
pembacaan suhu, arus, dan voltase pada termometer PT 100 pada beberapa waktu pengukuran. Pada
suhu 23,8 derajat Celcius dan arus 0,001 mA, voltase yang diukur adalah 0,23 mV. Meskipun suhu
tetap, voltase berubah pada setiap waktu pengukuran berikutnya (0,254 mV, 0,235 mV, dan 0,248
mV). Prinsip kerja termometer PT100 didasarkan pada perubahan resistansi yang proporsional
terhadap perubahan suhu.
Pada medium pemanas udara,Data pengukuran suhu pada pemanas uap, yang dikaitkan
dengan tegangan dan arus, menggambarkan respons tiga jenis sensor suhu yang berbeda. Pada
termistor dengan suhu 25,4 derajat Celcius, tercatat tegangan sebesar 0,152 mV dan arus 0,001 mA.
Termokopel pada suhu 28,5 derajat Celcius menunjukkan tegangan 0,053 mV dan arus 0,001 mA.
Sementara PT100 pada suhu 31,5 derajat Celcius mencatat tegangan 0,186 mV dan arus 0,001 mA.
Analisis data menunjukkan bahwa perubahan suhu mempengaruhi karakteristik resistansi atau efek
termoelektrik sensor, menciptakan variasi dalam tegangan dan arus yang diukur. Keberagaman
respons antar sensor mencerminkan perbedaan prinsip kerja masing-masing dan penyesuaian terhadap
variasi suhu yang berbeda.
Untuk respon konversi multitester terhadap arus hasil pembacaan suhu di setiap percobaan
yang dilakukan menunjukkan kurangnya sensitivitas, yang mana arus yang terbaca 0,001 ma . hasil
ini diasumsikan dipengaruhi faktor dari error instrument pada praktikum kali ini.

Kesimpulan
1. Media Penguji:
- Pemanas air menunjukkan respons linier terhadap suhu dengan ketiga alat pengukur.
- Media isoterm mempertahankan suhu konstan, menghasilkan respons yang sensitif pada termistor.

2. Termistor:
- Respons fluktuatif dan tidak linier dalam mengkonversi suhu ke tegangan (mV).

3. Termokopel:
- Menunjukkan respons linier terhadap suhu dalam konversi ke tegangan (mV).
- Tegangan dapat fluktuatif meskipun suhu tetap, Disebabkan terkait dengan faktor
lingkungan.

4. PT100:
- Respons linier terhadap suhu dalam konversi ke tegangan (mV).
5. Arus yang terbaca tidak menunjukkan sensitivitas yang signifikan terhadap perubahan Suhu.

Daftar pustaka
Jobsheet.2023."pengukuran arus dan tegangan pada temperature measurement(TM2)"penuntun
praktikum instrumentasi dan kontrol.politeknik negeri sriwijaya.

Rahayu atika.,azhar,.A,.F.dkk.2018."pengukuran arus dan tegangan pada temperature


measurement(TM2)".laporan tetap pratikum instrumentasi dan kontrol.politeknik negeri
srwijaya.

Anda mungkin juga menyukai