Anda di halaman 1dari 6

2

PENGUKURAN TEMPERATUR

Kompetensi:

 mampu menggunakan instrument ukur temperatur, seperti termometer dan


termokopel
 mampu menentukan kesalahan instrument ukur menggunakan metode yang
lazim digunakan

2.1. PENDAHULUAN

Umumnya didalam pengukuran dibutuhkan instrument sebagai suatu cara fisis


untuk menentukan suatu besaran (kualitas) atau variabel. Instrument tersebut
membantu peningkatan ketrampilan manusia dalam banyak hal. Memungkinkan
seseoraang untuk menentukan nilai dari suatu besaran yang tidak diketahui. Tanpa
bantuan instrument tersebut, manusia tidaak dapat menentukannya. Dengan
demikian, sebuah instrumen dapat didefinisikan sebuah alat yang digunakan untuk
menentukan nilai atau kebesaran dari suatu kuanatitas atau variabel. Pengukuran
merupakan suatu himpunan untuk menentukan nilai suatu besaran ukur (objek
yang diukur) dengan besaran standart.

2.2. DASAR TEORI


Temperatur adalah konsep yang menyatakan panas atau dinginnya keadaan suatu
bahan. Pengukuran keadaan panas dinginnya bahan tersebut dapat dilakukan
dengan berbagai macam alat, antara lain termometer, termokopel, termister dan
pyrometer.

Prinsip pengukuran temperatur dapat berdasarkan perubahan volume suatu bahan,


tekanan, tahanan dan gaya gerak listrik. Tekanan dan volume umumnya akan
berubah jika temperatur berubah, demikian juga dengan besarnya tahanan dan
gaya gerak listrik. Sebagai contoh, termometer raksa merupakan salah satu alat
ukur temperatur yang bekerja berdasarkan perubahan volume air raksa (Hg) akibat
adanya kenaikan ataupun penurunan temperatur, dan alat ini cukup luas
penggunaannya.

Selain termometer, alat yang sering digunakan untuk pengukuran temperatur


adalah termokopel. Alat ini terdiri dari dua tempat yang berbeda dengan kedua
ujung yang disambung. Jika kedua ujung termokopel masing-masing dimasukkan
ke dalam dua wadah yang berbeda temperaturnya maka akan timbul gaya gerak
listrik, GGL (electromotive force, EMF).

Gaya gerak listrik dipengaruhi oleh temperatur kedua ujungnya, umumnya salah
satu ujung digunakan sebagai temperatur rujukan, sedangkan ujung yang lain
digunakan sebagai temperatur yang diukur. Secara sederhana, skema rangkaian
termokopel dapat dilihat pada Gambar 1. Adanya perbedaan temperatur antara
kedua ujung akan menimbulkan tegangan di antara kedua ujung kedua kawat yang
berbeda. Perbedaan teganagn yang ditimbulkan dapat diukur dengan voltmeter
ataupun mili-voltmeter.2.

9
Alat Ukur Tegangan
Logam B
mV

Logam A

Junction 1 Junction 2

T1 T2
Gambar 1. Skema Rangkaian Termokopel

Sumber gaya listrik yang dibangkitkan pada termokopel adalah :


1. GGL Peltier pada sambungan-1, yaitu antara logam A dan logam B yang
disebabkan oleh temperatur T1.
2. GGL Peltier pada sambungan-2, yaitu antara logam A dan logam B yang
disebabkan oleh temperatur T2.
3. Efek Thomson sepanjang logam A yang disebabkan oleh perubahan
temperatur T1-T2.
4. Efek Thomson sepanjang logam B yang disebabkan oleh perubahan
temperatur T1-T2.

Pengukuran temperatur akan sangat menarik jika sinyal yang diberikan alat ukur
mudah dideteksi dan dapat diperkuat. Hal ini akan berguna untuk tujuan
pengendalian (control). Walaupun demikian, penggunaan alat ukur tersebut harus
cukup akurat, dan ini dapat dilakukan dengan cara kalibrasi. Secara sederhana,
untuk skala temperatur celcius (0C), pada titik beku air yang berada pada tekanan
standar, adalah nol. Sedangkan pada titik didihnya, air murni pada keadaan standar
adalah seratus. Perbedaan besaran antara dua titik tersebut jika dibagi menjadi
seratus bagian yag sama besarnya menjadi satu derajat (10C)

10
2.3. PERCOBAAN

2.3.1. Tujuan
Setelah melaksanakan praktikum ini, mahasiswa dapat :
1. Menggunakan beberapa alat ukur temperatur.
2. Menentukan karakteristik temperatur atau tegangan yang dihasilkan oleh
perbedaan temperatur.

2.3.2. Bahan
1. Air
2. Es

2.3.3. Alat
1. Termokopel dan Display Digital
2. Termometer Cairan
3. Voltmeter

Termokopel Voltmeter
Termometer
Cairan
DISPLAY

DISPLAY

Air atau Es

Gambar 2. Skema Peralatan Praktikum Pengukuran Temperatur

2.3.4. Prosedur
Langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah :
1. Wadah diisi dengan es (sebagai bahan yang akan diukur temperaturnya),
sementara itu rangkailah termometer digital dan voltmeter.

11
2. Probe termokopel (bagian dari termokopel digital) dan termometer cairan
dimasukkan dalam wadah yang telah berisi bahan yang akan diukur
temperaturnya.
3. Nyalakan catu daya termometer digital, dan amati kedua alat ukur, baik
termokopel maupun termometer cairan, catat angka yang diperlihatkan
display dan angka pada termometer cairan. (Pencatatan sebaiknya
dilakukan ketika bacaan pada termometer cairan sudah tetap), sementara
itu, catat juga angka pada display voltmeter.
4. Biarkan es mencair, karena pengaruh udara luar, dan aturlah pencatatan
angka pada kedua alat ukur temperatur dan voltmeter (seperti langkah 3),
sampai es mencair seluruhnya.
5. Ganti es yang telah mencair dengan air dan wadah yang berisi air tersebut
diletekkan diatas pemanas.
6. Lakukan kembali langkah 2 dan 3.
7. Nyalakan catu daya pemanas, dan aturlah pemanasan yang tidak terlalu
cepat.
8. Catat angka display pada termometer digital dan termometer cairan,
beserta angka pada voltmeter.
9. Lakukan kembali langkah 4, tetapi dengan pemanasan air sampai
mendidih.
10. Bila data yang diambil dianggap cukup, matikan pemanas dan catu daya
termometer digital.
11. Lepaskan kembali rangkaian alat praktikum dan bersihkan alat-alat yang
digunakan serta rapikan kembali tempat kerja yang digunakan.

2.3.5. Perhitungan/Analisis
Data hasil pengukuran termometer dan termokopel berupa beda tegangan maupun
keluaran display ditabulasikan. Bandingkan hasil pengukuran termometer dengan
termokopel.

12
DAFTAR PUSTAKA
Bela G. Liptak, 2003, Process Measurement and Analysis, Vol. 1, CRC Press,
New York.
Walt Boyer, 2002, Instrumentation Reference Book, 3rd Edition, Butterworth-
Henemann, Singapore.

13

Anda mungkin juga menyukai